Anda di halaman 1dari 8

IMBALAN DAN TANTANGAN BERWIRAUSAHA

tiap orang tertarik pada kewirausahaan karena adanya berbagai imbalan yang kuat
(lihat gambar 1). Beberapa orang tertarik khususnya pada salah satu imbalan dan yang
lainnya tertarik pada berbagai kepuasan yang mungkin didaptkannya. Imbalanini dapat
dikelompokkan dalam tiga kategori dasar: laba, kebebasan, dan kepuasan dalam menjalani
hidup.

Imbalan kewirausahan

Laba Kebebasan Kepuasan menjalani hidup


Bebas dari batasan gaji Bebas dari pengawasan dan Bebas dari rutinitas, kebosanan dan
standar untuk pekerjaan aturan birokrasi organisasi pekerjaan yang tidak menantang.
distandarisasikan

a. Imbalan berupa laba


Hasil financial dari bisnis apapun harus dapat mengganti kerugian waktu (equivalent
dengan upah) dan dana (equivalent dengan tingkat bunga atau dividen) sebelum laba yang
sebenarnya belum dapat direalisasikan. Wirausaha mengharap hasil yang tidak hanya
mengganti kerugian waktu dan uang yang mereka investasikan, tapi juga memberikan
imbalan yang pantas bagi resiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis
mereka sendiri.
Tidaklah mengejutkan, imbalan berupa laba adalah mitivasi yang lebih kuat bagi
wirausaha tertentu. Bob Minchak, pendiri majalah J.B Dollar Stretcher, diterbitkan sebelah
timur laut kota Ohio, mengungkapkan motivasinya dalam terminology yang sederhana
“Rumus yang berlaku bagi saya adalah ambil semua uang yang ada”. Mengingat bahwa ia
dan istrinya sebagai pemegang saham utama, dia menambahkan“ Misi kami adalah
memaksimalkan keuntungan pribadi kami”. Gaya hidup Minchak mengkonfirmasikan orientasi
labanya”. saya mempunyai semua kebutuhan kapal, kolam renang, air terjun, dan pengurus
rumah.
Bob Minchak adalah contoh seorang wirausaha yang memiliki ketertarikan yang sangat
besar pada imbalan berupa uang. Walaupun begitu, bagi orang lain, laba adalah salah satu
cara untuk mempertahankan nilai perusahaan. Beberapa wirausaha mungkin mengambil laba
bagi dirinya sendiri atau membagi-bagikan laba tersebut, tapi kebanyakan wirausaha puas
dengan laba yang pantas. Memang, laba diperlukan bagi kelansungan hidup perusahaan.

b. Imbalan Berupa Kebebasan


Kebebasan untuk menjalankan secara bebas perusahaannya merupakan imbalan lain bagi
seorang wirausaha. Survai yang dilakukan pada bisnis berskala kecil di tahun 1991
menunjukkan bahwa 38% dari orang-orang yang meninggalkan pekerjaannya di perusahaan
lain karena mereka ingin menjadi bos atas perusahaannya ini, banyak dari kita mempunyai
keinginan yang kuat untuk membuat keputusan kita sendiri, mengambil resiko dan memungut
yang ada. Menjadi satu-satunya bos di perusahaan mereka adalah ide yang menarik.
Beberapa wiarausaha menggunakan kebebasannya untuk menyusun kehidupan dan
perilaku kerja priadinya secara fleksibel. Sebagai contoh adalah seorang pribadi bernama John
Nicholson, pemilik café terkenal di New York, Café Nicholson yang mengatur jadwal cafenya
sesuai dengan keinginan dirinya.
Selama tujuh tahun, Tn Nicholson akan menutup restoran ketika iklim dikotanya tidak
menyenangkan. “ Saya benci musim dingin di New York, dan musim panas sangat
mengerikan“ ungkap pemilik restoran berusia 75 tahun itu. “Jadi saya pergi meninggalkan
kota”. Dia juga menutup restorannya yang berkapasitas 10 minggu itu selama beberapa hari
ketika pemilik restoran lainnya mendapat pesanan seperti pada hari Thanksgiving.
Nicholson tidak memperdulikan jadwal penutupan restorannya dimasa mendatang,
karena mengetahui orang-orang tidak mengharapkan café yang selalu buka setiap saat.
Sebuah majalah menyebut restoran yang masih menguntungkan tersebut, “Kafe yang tidak
pernah buka”.
Kenyataannya, bahwa wirausaha tidak menggunakan fleksibilitas disatu sisi saja. Akan
tetapi, wirausaha pada umumnya menghargai kebebasan yang ada dalam karier
kewirausahaan. Mereka dapat mengerjakan urusan mereka dengan caranya sendiri,
memungut labanya sendiri dan mengatur jadwalnya sendri.
Tentu saja, kebebasan tidak menjamin kehidupan yang mudah. Banyak wirausahawan
bekerja keras berjam-jam lamanya. Tetapi mereka mendapatkan kepuasan dari keputusan
yang mereka buat sendiri berdasarkan faktor ekonomi dan lingkungan lainnya.

c. Imbalan Berupa Kepuasan Menjalani Hidup


Wirausaha sering kali menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam
menjalankan bisnisnya sendiri. Kadang beberapa orang mengatakan bahwa pekerjaan yang
mereka lakukan merupakan suatu kecerian. Kenikmatan yang mereka dapatkan mungkin
berasal dari kebebasan mereka, tetapi dalam kenikmatan tersebut merefleksikan pemenuhan
kerja pribadi pemilik pada barang dan jasa perusahaan. Contohnya, kesenangan yang didapat
oleh karyawan toko peralatan ski yang mendapat kesenangan dengan membicarakan ha-hal
dan peralatan ski. Seorang wirausaha mungkin juga menikmati menjadi seorang bos,
menghadiri Rotary Club, dan dilayani seperti seorang tokoh masyarakat. Banyak perusahaan
yang dikelola oleh wirausaha tumbuh menjadi besar, tetapi ada perusahaan yang relative
tetap berskala kecil, sering disebut dengan lifestyle businesses. (Sebuah bisnis yang
memenuhi gaya hidup dan memberikan, ketertarikan dan pola hidup tertentu bagi
pemiliknya).
Bryan McCarthy adalah seorang pengrajin yang mengambil alih sebuah perusahaan
kecil pembuat kerajinan tanah liat di Asheville, North Carolina. Perusahaan ini, yang dikenal
sebagai Highwater Clays, sekarang mempunyai 20 karyawan dan melayani seniman dan
sekolah keramik di negara bagian tersebut. Fasilitas yang disediakan tidak hanya mesin
pencampur berukuran besar dan peralatannya, tetapi juga sebuah pusat pendidikan (The
Odyssey Centre for the Ceramic Arts) dan sebuah gallery yang memajang hasil kerja seniman
keramik (The Odyssey Gallery). Imbalan yang dicari Tn McCathy terdapat pada saat memulai
bisnis tersebut yang berhubungan erat dengan lingkungan bisnis itu.

“ Saya tidak sepenuhnya tertarik terhadap segala sesuatu yang berbau uang. Hal itu tidak
penting bagi saya. Terlibat dalam suatu hal yang dapat membuat saya terlibat seutuhnya
merupakan hal yang saya inginkan…sesuatu yang dapat saya kerjakan secara fisik baik secara
mental, dan itulah mengapa saya menyukai tanah liat”.
Highwater Clays secara nyata telah menghasilkan uang untuk bertahan dan
mengembangkan usahanya, meskipun motivasi utama bukanlah motivasi financial.

4. TANTANGAN BERWIRAUSAHA
Meskipun imbalam dalam kewirausahaan menggiurkan tapi ada juga biaya yang
berhubungan dengan kepemilikan binis tersebut. Memulai dan mengoperasikan bisnisnya
sendiri biasanya memerlukan kerja keras, menyita banyak waktu dan membutuhkan kekuatan
emosi. Wirausaha mengalami tekanan pribadi yang tidak menyenangkan seperti kebutuhan
untuk menginvestasikan lebih banyak waktu dan tenaganya. Banyak wirausaha
menggambarkan kariernya menyenangkan, tetapi sangat menyita segalanya.
Kemungkinan gagal dalam bisnis adalah ancaman yang selalu ada bagi wirausaha.
Tidak ada jaminan kesuksesan. Sebagaimana yang akan kita diskusikan pada bab ini,
wirausaha harus menerima berbagai resiko yang berhubungan dengan kegagalan bisnis. Tak
seorang pun yang ingin gagal, tetapi selalu ada kemungkinan bagi orang yang memulai suatu
bisnis.
Dalam memutuskan karier menjadi seorang wirausaha, anda seharusnya melihat
aspek positif dan negatifnya. Tantangan yang berupa kerja keras, tekanan emosional dan
resiko meminta tingkat komitmen dan pengorbanan kita jika anda mengharapkan untu
mengambil imbalan.
wirausaha

Seseorang yang melakukan sesuatu, dia


dapat berpikir untuk menjaga pekerjaan
yang telah diperolehnya

kamus wiley

a. Kebutuhan akan keberhasilan


Psikologi mengakui bahwa tiap orang berbeda dalam tingkat kebutuhan akan
keberhasilannya. Orang yang memiliki tingkat kebutuhan keberhasilan ynag rendah, terlihat
puas dengan status yang dimilikinya. Pada sisi yang lain, orang dengan tingkat kebutuhan
keberhasilan yang tinggi senang bersaing dengan standar keunggulan dan memilih untuk
bertanggung jawab secara pribadi atas tugas yang dibebankan kepadanya.
Seorang pemimpin penelitian motivasi suatu keberhasilan adalah David C. McClelland,
psikolog dari Harvard. Dia menemukan korelasi positif antara kebutuhan akan keberhasilan
dan aktifitas wirausaha. Menurut McClelland orang yang telah menjadi wirausaha rata-rata
mempunyai tingkat kebutuhan keberhasilan yang lebih tinggi bila dibandingkan orang lain
pada umumnya. Ketika penelitian tersebut berlanjut untuk menemukan bahwa wirausaha
adalah peraih keberhasilan tingkat tinggi, karakteristik yang sama juga ditemukan pada
eksekutif perusahaan yang terbilang sukses.
Dorongan untuk keberhasilan tersebut tampak dalam pribadi yang ambisius yang
memulai perusahaan barunya dan kemudian mengembangkan perusahaan tersebut padda
orang-orang tertentu. Dorongan menjadi wirausaha terlihat pada usia yang masih sangat
muda. Contohnya, seorang anak mungkin mengambil rute pengiriman majalah, dan
menyerahkan kontraknya (ikatan kerjanya) pada saudara perempuan atau saudara lelakinya.
Dia lalu mencoba berkerja pada perusahaan lain. Hal ini sama dengan seorang mahasiswa
mengambil alih atau memulai kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan mahasiswa,
sehingga dia dapat beroperasi sambil menjalankan program akademisnya.

b. Percaya Diri
Orang yang memiliki keyakinan pada dirinya sendiri merasa dapat menjawab
tantangan yang ada didepan mereka. Mereka mempunyai pemahaman atas segala jenis
masalah yang mungkin muncul. Penelitian menunjukkan bahwa banyak wirausaha yang
sukses adalah orang yang percaya pada dirinya sendiri, yang mengakui adanya masalah
didalam peluncuran perusahaan baru, tapi mempercayai kemampuan dirinya untuk mengatasi
masalah tersebut.
Beberapa penelitian yang dilakukan pada wirausaha telah mengukur besarnya
keyakinan terhadap kemampuan yang mereka miliki. Menurut J.B. Rotter, seorang psikolog,
wirausaha yang mempercayai bahwa kesuksesannya tergantung pada usaha mereka sendiri
mempunyai pengendalian yang disebut internal locus of control (kepercayaan bahwa
kesuksesan seseorang tergantung pada usahanya sendiri) sebaliknya wirausaha yang merasa
bahwa hidupnya dikendalikan oleh besarnya keuntungan atau nasib mempunyai pengendalian
yang disebut external control locus of control (kepecayaan bahwa kehidupan seseorang lebih
dikendalikan oleh keberuntungan atau nasib dari pada usaha sendiri). Peneltian
mengindikasikan bahwa wirausaha memiliki pengendalian kedalam yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan masyarakat pada umumnya, meskipun mereka tak berbeda secara
signifikan dari manajer lain pada karakteristik ini.

JENIS WIRAUSAHA
Meskipun dapat terjadi tumpang tindih dalam ketiga kategori yang ada, wirausaha
dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu Founders (pendiri perusahaan, general
manajers,franchisee, wirausaha artisan dan oportunitas.
a. Founders (Pendiri Peusahaan)
Pada umumnya founders (pendiri perusahaan) dipertimbangkan sebagai wirausaha murni.
Pendiri perusahaan mungkin inverstor yang memulai bisnis berdasarkan barang atau jasa
yang b aru atau yang sudah diimvropisasi. Mereka mungkin juga artisan (pekerja tangan)
yang mengembangkan keahliannya dan kemudian memulai perusahaannya sendiri. Atau
mereka mungkin melakukan usahanya sendiri, seringkali dengan latar belakang pemasaran,
yang menrapkan ide orang lain dalam memuolai perusahaan barunya. Ketika bertindak
seorang diri atau bagian dari suatu group, pendiri perusahaan membawa perusahaan menjadi
nyata dengan melakukan survei dipasar, mencari dana, dan emberikan fasilitas yang
diperlukan.
b. General Managers
Pada point tertentu setelah pendirian suatu perusahaan baru, perusahaan mungkin diberli
atau diadana oleh anggota generasi kedua atau wirausaha lain yang bertindak sebagai
administrator bisnis. Jadi, kita mengakui adanya jenis wirausaha lain yang disebut general
manager, yang mengepalai operasi perusahaan didalam menjalankan bisnisnya.
c. Franchisee
Franchisee berbeda dari general manager pada tingkat kebebasannya. Karena adanya batasan
dan tuntunan yang diberikan dalam hubungan kontrak kerja dengan organisasi yang bergerak
dibidang franchisee, franchisee berfungsi sebagai wirausaha yang terbatas.
d. Wirausaha Artisan
Mungkin karena latar belakang yang beraneka ragam, wirausaha memperlihatkan berbagai
jenis gaya managemennya. Mereka menganalisis masalah dan menggunakan pendekatan
pembuatan keputusan yang berbeda sama sekali. Norman R.Smith menyarankan dua pola
dasar wirausaha yang dicontohkan oleh wirausaha artisan dan oportunistis.
Menurut Smith, pendidikan yang didapat oleh wirausaha artisan terbatas pada
pelatihan teknisnya. Beberapa wirausaha mempunyai pengalaman kerja secara teknis, tapi
secara tipikal kurang ahli dalam berkomunikasi. Pendekatan wirausaha artisan pada
pembuatan keputusan bisnisnya mempunyai karakteristik sebagai berikut :
• Mereka bersikap kekeluargaan, memimpin bisnisnya seolah-olah memimpin
keluarganya sendiri.
• Mereka enggan mendelegasikan wewenang.
• Mereka menggunakan sedikit (satu atau dua sumber, biasanya) sumber modal dalam
mendirikan perusahaannya.
• Mereka membatasi strategi pemasaran pada komponen harga secara tradisional,
kualitas, dan reputasi perusahaan.
• Usaha penjualannya dilakukan secara perorangan.
• Orientasi waktu mereka singkat, dengan sedikit perencanaan untuk pertumbuhan atau
perubahan dimasa mendatang.
Seorang mekanik yang memulai usahanya dengan menggunakan garasinya sendiri dan
seorang ahli kecantikan yang menjalankan toko kecantikan adalah contoh wirausaha
artisan.
e. Wirausaha Oportunistis
Definisi Smith bagi wirausaha oportunistis adalah seseorang yang mendapatkan pendidikan
teknis dengan mempelajari berbagai subjek non teknik, seperti ekonomi, hukum, atau bahasa
inggris. Wirausaha oportunistis menghindari sistim paternalistik, mendelagasikan wewenang
yang diperlukan bagi pertumbuhan perusahaan, menggunakan berbagai strategi pemasaran
dan berbagai tipe usaha penjualan, mendapatkan permodalannya lebih dari dua sumber, dan
merencanakan pertumbuhan perusahaan dimasa mendatang. Contoh wirausaha oportunistis
adalah seorang kontraktor dan pengembang gedung berukuran kecil yang menggunakan
pendekatan manajemen relatif rumit, termasuk penyimpanan catatan dan penganggaran,
penawaran yang tepat, dan penelitian pasar yang sistematis.
Model wirausaha Smith mengilustrasikan dua gaya yang ekstrem, disatu pihak seorang
artisan dalam posisi wirausaha dan sisi yang lain adalah kebingungan dengan produk aslinya.
Kepercayaan diri mereka mengatasi ketakutan yang mungkin mempengaruhi mereka sebagai
wirausaha muda. Perlu digaris bawahi bahwa banyak wirausaha muda tidak merasa takut. “
Tidak ada faktor ketakutan yang terlibat, “ dia mengatakan tentang awal mula perusahaannya
dengan kakaknya. “Apakah hal terburuk yang dapat terjadi? Jika kami gagal kami akan
meninggalkan bisnis tersebut dan mencari pekerjaan.” Seorang manager yang terdidik dan
berpengalaman. Yang pertama menjalankan perusahaan tanpa perlu bersusah payah dan
yang terakhir, menggunkan prosedur managemen yang sistimatis dan sesuatu yang
menyerupai pendekakatan menagemen secara ilmiah. Dalam prakteknya, pendistribusian
gaya wirausaha lebih sedikit dipolarisasikan dari pada yang disarankan oleh model wirausaha
menurut Smith’s, dengan wirausaha yang memiliki pengalaman managerial. Buku ini
bertujuan untuk membantu anda melangkah kearah sisi oportunistis dan menjauhi wirausaha
artisan pada sisi yang lain.

TUGAS
1. Diskusikan ketersediaan kesempatan bagi wirausaha dan berikanlah contoh bisnis
yang dimulai oleh seorang wirausaha dan mengalami sukses besar
2. Identifikasikan tiga imbalan dan tantangan pada karier wirausaha
3. uraikan tiga jenis wirasauha, gaya manageme wirausaha, dan bentuk perusahaan
wirausaha
4. Diskusikan berbagai faktor yang mengindikasikan kesiapan seseorang memasuki dunia
usaha

Anda mungkin juga menyukai