Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PARADIGMA MENGENAI ADMINISTRASI PUBLIK


LAMA

Dosen Pengampu: Beni Akhmad, S.Ap., M.Ap.

Disusun oleh:
Nama: Letisia Ayuni Dwi .O
NPM: 2001020375

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN


FAKULTAS STUDI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD
ARSYAD AL-BANJARI
BANJARMASIN
2021

1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya haturkan kepada Allah Swt karena limpahan
rahmat dan serta anugerah-Nya saya mampu untuk menyelesaikan makalah
yang berjudul “Paradigma mengenai Administrasi Publik Lama”.
Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Banjarmasin, 21 Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………...........……………………..

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 3

I.1. LATAR BELAKANG MASALAH .............................................. 5

I.2. RUMUSAN MASALAH ................................................................ 5

I.3. TUJUAN MAKALAH .................................................................. 5

BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................. 6

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................. 13

BAB IV PENUTUP… ..................................................................................... 17

KESIMPULAN ................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA… ................................................................................... 18

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan di manapun, Administrasi
Publik akan memainkan sejumlah peran penting diantaranya dalam
menyelenggarakan pelayanan publik guna mewujudkan salah satu tujuan utama
dibentuknya Negara yakni kesejahteraan bagi masyarakatnya. Dalam konteks
Indonesia misalnya, tujuan dari dibentuknya pemerintahan sebagaimana
termaksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 diantaranya
adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Perjalanan penyelenggaraan peran Administrasi Publik yang demikian,
telah mengalami berbagai macam perkembangan dimulai pada masa sebelum
lahirnya konsep Negara Bangsa hingga lahirnya ilmu modern dari Administrasi
Publik yang hingga saat ini telah mengalami beberapa kali pergeseran
paradigma, mulai dari model klasik yang berkembang dalam kurun waktu
1855/1887 hingga akhir 1980an.
Konsep yang pertama berkembang saat itu adalah konsep The Old Public
Administration. Konsep ini pertama kali dikemukan oleh seorang Presiden AS
dan juga merupakan Guru Besar Ilmu politik, Woodrow Wilson. Beliau
menyatakan bidang administrasi itu sama dengan bidang bisnis. Maka dari itu
munculah konsep ini, konsep Old Public Administration ini memiliki tujuan
melaksanakan kebijaka dan memberikan pelayanan, dimana dalam
pelaksanaannya ini dilakukan dengan netral, profesional, dan lurus mengarah
kepada tujuan yang telah ditetapkan. Ada dua kunci dalam memahami OPA
ini, pertama, adanya perbedaan yang jelas antara politik (policy) dengan
administrasi. Kedua, perhatian untuk membuat struktur dan startegi
pengelolaannya hak organisasi publik diberikan kepada manajernya
(pemimpin), agar tugas-tugas dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Seiring dengan berkembangnya keadaan sosial yang ada di masyarakat dan
perkembangan proses pembangunan bagaimana membangun suatu institusi
yang lebih baik, konsep Old Public Administration (OPA) dianggap tidak lagi
relevan dengan keadaan saat itu. OPA lebih dianggap lebih tanggap terhadap

4
kekuasaan kelompok yang dominan dalam masyarakat, namun tidak tanggap
terhadap kekuasaan diluar struktur kekuasaan yang ada di setiap jenjang
pemerintahan. kemudian muncul suatu konsep baru yaitu New Public
Administration.
Administrasi negara baru muncul mulai pada penghujung tahun-tahun
1960- an dan permulaan tahun1970-an sebagai suatu tanggapan atas beberapa
rangsangan yang berlanjut menjadi keresahan rasial, berlangsungnya
ketidakpuasan atas basis intelektual administrasi negara, dan perubahan umum
dalam disiplin ilmu sosial. Aneka macam nilai dihubungkan dengan
administrasi negara baru, dan nilai tersebut tidak selalu bersesuaian. Karena itu
penulis betul- betul menolak pemahaman bahwa pasti ada administrasi negara
baru yang tunggal, yang disepakati, disertai model yang sama sekali
mengingkari teori-teori dan norma- norma lampau dalam lapangannya. Apa
yang baru dalam administrasi negara baru langsung mengalir dari nilai-nilai
yang telah menuntut administrasi negara tradisional sehingga administrasi
negara baru dapat berjalan logis dari kumpulan pengetahuan baru dalam ilmu-
ilmu sosial dan pengarahan ilmu-ilmu itu pada masalah-masalah publik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan konsep Old Public Administration ?

2. Bagaimana perbandingan konsep antara OPA?

3. Bagaimana implementasi konsep-konsep Old Public Administration ?

1.3 Ruang Lingkup

1. Pengertian Paradigma Tradisional/Klasik

2. Karakteristik Paradigma Klasik

3. Pemahaman Paradigma Klasik di masyarakat

1.4 Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Paradigma Old Public

5
Administration.
2. Memahami fenomena yang terjadi dalam masyarakat dalam penerapan
konsep Paradigma Old Public Administration.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Paradigma

Secara etimologis, kata “paradigm” berasal dari bahasa Yunani


“paradeigma” yang berarti pola ( pattern) atau contoh (example). Istilah
paradigma pertama kali diperkenalkan dan dipopulerkan oleh Thomas Khun
(1962), dan Kuhn berpendapat bahwa paradigma adalah cara pandang untuk
mengetahui realitas sosial tertentu secara spesifik. Definisi tersebut dipertegas
oleh Robert friedrichs (1970). Sebagai suatu pandangan yang mendasar dari
suatu disiplin ilmu tentang apa yangmenjadi pokok persoalan yang semestinya
dipelajari . Pengertian lain dikemukakan oleh George Ritzer (1980) , dengan
menyatakan paradigma sebagai pandangan yang mendasar dari suatu disiplin
ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari
dalam salah satu cabang disiplin ilmu pengetahuan.

Paradigma sangat diperlukan oleh peneliti dan ilmuwan bukan untuk


sekedar mencari model pemecahan masalah tetapi juga digunakan dalam
menanggapi keilmuan . paradigma bukanlah teori , melainkan cara berpikir
atau cara memandang, seperti yang dikemukakan oleh Gege (1986) bahwa
paradigma adalah cara berpikir atau jalan untuk mengembangkan pemikiran.

Dari pemikiran diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa “paradigma


adalah pandangan atau kerangka pemikiran sebagai dasar dalam menelaah dan
atau mengkaji sesuatu permasalahan”.

Dasarnya paradigma dapat dibagi tiga elemen yaitu epistemologi, ontologi,


dan metodelogi. Epistiemologi mempertanyakan bagaimana cara kita
mengetahui sesuatu, apa hubungan antara peniliti dengan pengetahuan.
Ontologi berkaitan dengan pertanyaan dasar tentang hakikat realitas,

6
metedologi memfokuskan bagaimana cara kita memperoleh pengetahuan. Dari
definisi dan muatan paradigma, maka paradigma sebagai alat bantu untuk
merumuskan hal yang berkaitan dengan 1. Apa yang harus dipelajari, 2.
Persoalan apa yang harus dijawab, 3. Bagaimana metode untuk menjawabkan,
4. Aturan apa yang harus diikuti dalam menginterprestasikan informasi yang
diperoleh

Secara umum paradigma diartikan sebagai :


• Cara kita memandang sesuatu (point of view), sudut pandang, atau
keyakinan (believe).
• Cara kita memahami dan menafsirkan suatu realitas.
• Paradigma seperti ‘peta’ atau ‘kompas’ di kepala. Kita
melihat atau memahami segala sesuatu sebagaimana yang
seharusnya.
American Heritage Dictionary merumuskan paradigma sebagai :
• Serangkaian asumsi, konsep, nilai-nilai, dan praktek-praktek yang
diyakini oleh suatu komunitas dan menjadi cara pandang suatu
realitas ( A set of
assumptions, concepts, and values, and practices that constitutes a
way of viewing reality for the community that shares them)

2.2 Old Publik Administration

Paradigma Administrasi Negara Lama dikenal juga dengan sebutan


Administrasi Negara Tradisional atau Klasik. Paradigma ini merupakan
paradigma yang berkembang pada awal kelahiran ilmu administrasi negara.
Tokoh paradigma ini adalah antara lain adalah pelopor berdirinya ilmu
administrasi negara Woodrow Wilson dengan karyanya “The Study of
Administration”(1887) serta F.W. Taylor dengan bukunya “Principles of
Scientific Management”

Dalam bukunya ”The Study of Administration”, Wilson berpendapat bahwa


problem utama yang dihadapi pemerintah eksekutif adalah rendahnya kapasitas

7
administrasi. Untuk mengembangkan birokrasi pemerintah yang efektif dan
efisien, diperlukan pembaharuan administrasi pemerintahan dengan jalan
meningkatkan profesionalisme manajemen administrasi negara. Untuk itu,
diperlukan ilmu yang diarahkan untuk melakukan reformasi birokrasi dengan
mencetak aparatur publik yang profesional dan non-partisan. Karena itu, tema
dominan dari pemikiran Wilson adalah aparat atau birokrasi yang netral dari
politik. Administrasi negara harus didasarkan pada prinsip- prinsip manajemen
ilmiah dan terpisah dari hiruk pikuk kepentingan politik. Inilah yang dikenal
sebagai konsep dikotomi politik dan administrasi. Administrasi negara
merupakan pelaksanaan hukum publik secara detail dan terperinci, karena itu
menjadi bidangnya birokrat tehnis. Sedang politik menjadi bidangnya politisi.
Ide-ide yang berkembang pada tahun 1900-an memperkuat paradigma
dikotomi politik dan administrasi, seperti karya Frank Goodnow ”Politic and
Administration”. Karya fenomenal lainnya adalah tulisan Frederick W.Taylor
”Principles of Scientific Management (1911). Taylor adalah pakar manajemen
ilmiah yang mengembangkan pendekatan baru dalam manajemen pabrik di
sector swasta – Time and Motion Study. Metode ini menyebutkan ada cara
terbaik untuk melaksanakan tugas tertentu. Manajemen ilmiah dimaksudkan
untuk meningkatkan output dengan menemukan metode produksi yang paling
cepat, efisien, dan paling tidak melelahkan.Jika ada cara terbaik untuk
meningkatkan produktivitas di sector industri, tentunya ada juga cara sama
untuk organisasi public.Wilson berpendapat pada hakekatnya bidang
administrasi adalah bidang bisnis, sehingga metode yang berhasil di dunia
bisnis dapat juga diterapkan untuk manajemen sektor publik.

Teori penting lain yang berkembang adalah analisis birokrasi dari Max
Weber. Weber mengemukakan ciri-ciri struktur birokrasi yang meliputi hirarki
kewenangan, seleksi dan promosi berdasarkan merit system, aturan dan
regulasi yang merumuskan prosedur dan tanggungjawab kantor, dan
sebagainya. Karakteristik ini disebut sebagai bentuk kewenangan yang legal
rasional yang menjadi dasar birokrasi modern.

8
Ide atau prinsip dasar dari Administrasi Negara Lama (Dernhart dan
Dernhart, 2003) adalah :
Fokus pemerintah pada pelayanan publik secara langsung
melalui

badan-badan pemerintah.

Kebijakan publik dan administrasi menyangkut perumusan dan

implementasi kebijakan dengan penentuan tujuan yang


dirumuskan secara politis dan tunggal.
Administrasi publik mempunyai peranan yang terbatas dalam

pembuatan kebijakan dan kepemerintahan, administrasi


publik lebih banyak dibebani dengan fungsi implementasi
kebijakan public

9
Pemberian pelayanan publik harus dilaksanakan oleh
administrator

yang bertanggungjawab kepada ”elected official”


(pejabat/birokrat politik) dan memiliki diskresi yang terbatas
dalam menjalankan tugasnya.
Administrasi negara bertanggungjawab secara demokratis
kepada

pejabat politik

Program publik dilaksanakan melalui organisasi


hirarkis, dengan manajer yang menjalankan kontrol dari
puncak organisasi.
Nilai utama organisasi publik adalah efisiensi dan rasionalitas
Organisasi publik beroperasi sebagai sistem tertutup,
sehingga partisipasi warga negara terbatas
Peranan administrator publik dirumuskan sebagai fungsi
POSDCORB

Lima paradigma yang muncul dan berkembang pada saat


itu. Kelima paradigma itu antara lain :
Paradigma I : Dikotomi Politik-Administrasi (1900-1926)

Frank J Goodnow dan Leonard D White dalam bukunya


Politics and Administration menyatakan dua fungsi pokok
dari pemerintah yang berbeda:

1. fungsi politik yang melahirkan kebijaksanaan atau keinginan


negara

2. fungsi Administrasi yang berhubungan dengan


pelaksanaan kebijakan negara.

Tokoh – tokoh yang berpengaruh paradigma dikotomi


administrasi dan politik pada waktu itu adalah Frank J.

10
Goodnow, Leonard D. White. Mereka mengungkapkan bahwa
politik harus memusatkan perhatiannya pada kebijakan atau
ekspresi dari kehendak rakyat, sedangkan administrasi
.Implikasi paradigma
iniadalah administrasi harus dilihat sebagai sesuatu yang bebas
nilai serta diarahkan atau berfokus untuk mencapai nilai
efisiensi dan ekonomi dari government bureaucracy.
Sedangkan Focusnya yaitu metode atau kakian apa yang akan
dibahas dalam Administrasi Publik kurang dibahas secara jelas.
Administrasi negara memperoleh legitimasi

11
akademiknya lewat lahirnya Introduction To the study of Public
Administration oleh Leoanrd D White yang menyatakan
dengan tegas bahwa politik seharusnya tidak ikut mencampuri
administrasi, dan administrasi negara harus bersifat studi
ilimiah yang bersifat bebas nilai.

Paradigma II: Prinsip-Prinsip Administrasi Negara (1927-


1937)

Di awali dengan terbitnya Principles of Public Adminisration


karya W F Willoughby. Pada fase ini Administrasi diwarnai
oleh berbagai macam kontribusi dari bidang-bidang lain seperti
industri dan manajemen, berbagai bidang inilah yang
membawa dampak yang besar pada timbulnya prinsip-prinsip
administrasi. Prinsip-prinsip tersebut yang menjadi Focus
kajian Administrasi Publik, sedangkan Locus dari paradigma
ini kurang ditekankan karena esensi prinsip-prinsip tersebut,
dimana dalam kenyataan bahwa bahwa prinsip itu bisa terjadi
pada semua tatanan, lingkungan, misi atau kerangka institusi,
ataupun kebudayaan, dengan demikian administrasi bisa hidup
dimanapun asalkan Prinsip-prinsip tersebut dipatuhi.

Pada paradigma kedua ini pengaruh manajemen Kalsik sangat


besar Tokoh-tokohnya adalah : F.W Taylor yang menuangkan 4
prinsip dasar yaitu ; perlu mengembangkan ilmu Manajemen
sejati untuyk memperoleh kinerka terbaik ; perlu dilakukukan
proses seleksi pegawai ilmiah agar mereka bisa tanggung jawan
dengan kerjanya ; perlu ada pendidikan dan pengembangan
pada pegawai secara ilmiah ; perlu kerjasama yang intim (
prinsip management ilmiah Taylor ) antara

pegawai dan atasan Kemudian disempurnakan oleh Fayol


(POCCC ) dan Gullick dan Urwick ( Posdcorb)

12
Paradigma III: Administrasi Negara Sebagai Ilmu Politik
(1950- 1970)
Prinsip Managemen Menurut HERBERT SIMON ( The
Poverb Administration ) ilmiah POSDCORB tidak
menjelaskan makna “

Public” dari “public Administration “ menurut Simon bahwa

13
POSDCORB tidak menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan
oleh administrator publik terutama dalam decision making.
Kritik Simon ini kemudian menghidupkan kembali perdebatan
Dikotomi administrasi dan Politik Kemudian muncullah
pendapat Morstein-Mark ( element Of Public Administration
yang kemudian kembali Mempertanyakan pemisahan politik
san ekonomi sebagai suatu hal yang tidak realistik dan tidak
mungkin.

Kesimpulannya Secara singkat dapat dipahami bahwa fase


Paradigma ini menerapkan suatu usaha untuk menetapkan
kembali hubungan konseptual antara administrasi saat Itu, karena
hal itulah administrasi pulang kembali menemui induk ilmunya
yaitu Ilmu Politik, akibatnya terjadilah perubahan dan
pembaruan Locusnya yakni birokrasi pemerintahan akan tetapi
konsekuensi dari usaha ini adalah keharusan untuk merumuskan
bidang ini dalam hubungannya dengan focus keahliannya yang
esensial. Terdapat perkembangan baru yang dicatat pada fase ini
yaitu timbulnya studi perbandingan dan pembangunan
administrasi sebagi bagian dari Administrasi negara.

Paradigma IV: Administrasi Negara Sebagai


Administrasi (1956- 1970)

Istilah Administrative Science digunakan dalam paradigma IV


ini untuk menunjukkan isi dan focus pembicaraan, sebagai
suatu paradigma pada fase ini Ilmu Administrasi hanya
menekankan pada focus tetapi tidak pada locusnya, ia
menawarkan teknik-teknik yang memerlukan keahlian dan
spesialisasi, pengembangan paradigma ke-4 ini bukannya tanpa
hambatan, banyak persoalan yang harus dijawab seperti misal
adalah apakah jika fokus tunggal telah dipilih oleh administrasi

14
negara yakni ilmu administrasi, apakah ia berhak bicara
tentang public (negara) dalam administrasi tersebut dan banyak
persoalan lainnya.

Paradigma V: Administrasi Negara sebagai Administrasi


Negara (1970)

15
Pemikiran Herbert Simon tentang perlunya dua aspek yang
perlu dikembangkan dalam disiplin Administrasi Negara:

1. Ahli Administrasi Negara meminati pengembangan


suatu ilmu Administrasi Negara yang murni.
2. Satu kelompok yang lebih besar meminati persoalan-
persolan mengenai Kebijaksanaan publik.

Administrasi publik mulai merambah pada teori organisasi,


ilmu kebijakan (policy science) dan ekonomi politik. Pada
periode ini, public affair. mulai bermunculan (Pasolong,
2010 : 30). Focus dari administrasi pada paradigma ini
adalah teori organisasi, sedangkan locusnya masalah
kepentingan publik (T. Keban, 2008:33). Pada paradigma
ini dapat diinterpretasikan bahwa publicness dalam
administrasi publik mulai diperhatikan. Dalam paradigma
ini ilmu, admnistarasi publik (negara) mula menemukan jati
dirinya. Adanya teori bahwa admnistrasi negara merupakan
ilmu kebijakan menjadikan ilmu admnistrasi publik
(negara) menjadi lebih dinamis. Admnistrasi negara tidak
lagi hanya berbicara tatanan birokrasi, tetapi lebih kepada
pelayanan publik melalui kebijakan. Serta mulai melibatkan
teori ekonomi untuk mewujudkan kebijakan publik (policy
science).

16
BAB III
PERMASALAHAN DAN
PEMBAHASAN
Otonomi daerah adalah wujud dari pemerintahan yang demokrasi. Ketika
kewenangan yang dulu dipegang oleh pemerintah pusat, kini dilimpahkan
kepada pemerintahan daerah yang dianggap sebagai pemerintah yang paling
dekat aksesnya dengan rakyat dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Namun ketika otonomi ini sudah dijalankan, kemudian banyak pula terjadi
penyimpangan oleh pemerintah daerah itu sendiri. Seolah jika dahulu hanya
pusat saja yang bisa korupsi, tapi sekarang pejabat di tingkat daerah juga bisa
ambil bagian. Inilah ironinya. Dan banyak fakta yang telah membuktikan,
seperti salah satu contoh ialah di daerah saya di Kabupaten Brebes. Bupati
yang memperoleh amanah dari rakyat untuk menjalankan dua kali masa
jabatan ini terdakwa menjadi pelaku korupsi atas pengadaan tanah untuk
pembangunan Pasar Brebes dengan kerugian Negara Rp 7,8 miliar , kini
sudah nonaktif dari jabatannya dan divonis 2 tahun.

Pokok masalah yang masih mengakar adalah karakter


pemerintahan sentralistik para birokrat yang menjalankan roda
pemerintahan, atau disebut Old
Public Administration (OPA). Jika pola pikir yang terbentuk masih dalam
paradigma tersebut, maka sampai kapan pun sistem yang ada tak akan
memberi kemajuan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Ibaratnya seperti
mobil bekas yang dipoles sedemikian rupa tampilannya sehingga terlihat baru,
namun pada hakikatnya berkarat dan keropos dimana-mana. Mobil itu bisa
berjalan, tapi selalu mogok dan mengalami perbaikan karena kerusakan yang
diderita.

Untuk memperoleh tatanan birokrasi yang sesuai dengan


kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman ialah dengan menerapkan
paradigma New Publik Service (NPS) atau Layanan Publik Baru . Paradigma
ini berdasarkan citizen/ warga Negara, demokrasi, dan pelayanan kepentingan
umum sebagai alternative

17
model yang kini dominan yang didasarkan pada teori ekonomi dan
kepentingan pribadi. Teori-teori, nilai, dan keyakinan adalah apa yang
memfasilitasi atau menghambat jenis tindakan tertentu. Paradigm ini cair,
tidak hanya tentang bagaimana kita melihat warga yang dilayani tapi juga
perubahan dalam cara birokrat melihat dirinya sendiri dan tanggung jawab
mereka, bagaimana mereka memperlakaukan satu sama lain, bagaimana
mereka mendefinisikan tujuan dan

18
sasaran, bagaimana pemerintah mengevaluasi diri sendiri dan yang lain,
bagaimana pemerintah membuat keputusan, bagaimana mereka memandang
kesuksesan dan kegagalan, bagaimana mereka berpikir tentang legitimasi
tindakan mereka. Ini adalah perhatian pemerintah pada cita-cita demokrasi dan
kepentingan publik, kewarganegaraan dan martabat manusia, pelayanan dan
komitmen sebagai dasar dari segala yang pemerintah atau birokrat lakukan.

Jadi, birokrasi pascareformasi ini harus mengikuti perkembangan


yang ada. Ketika masyarakat semakin maju dengan pemikiran dan
peradabannya, maka akan semakin besar tuntutan mereka untuk dapat
mengakses pelayanan birokrasi yang
memuaskan, efektif dan efisien.

❖ Old Public Administration

Dalam paradigma OPA, gerakan untuk melakukan perubahan


yang lebih baik telah diprakarsai oleh Woodrow Wilson. Ia
menyarankan agar administrasi publik harus dipisahkan dari dunia
politik (dikotomi politik- administrasi). Berdasarkan pengalaman
Wilson, negara terlalu memberi peluang bagi para administrator untuk
mempratekan sistem nepotisme dan spoil. Karenanya ia mengeluarkan
doktrin untuk melakukan pemisahan antara dunia legislatif (politik)
dengan dunia eksekutif, dimana para legislator hanya merumuskan
kebijakan dan para administrator hanya mengeksekusi atau
mengimplementasikan kebijakan. Sosok birokrasi yang ditawarkan
Wilson ini sejalan dengan jiwa atau semangat bisnis. Wilson menuntut
agar para administrator publik selalu mengutamakan nilai efisiensi dan
ekonomis sehingga mereka harus diangkat berdasarkan kecocokan dan
kecakapan dalam bekerja ketimbang keanggotaan atau kedudukan
dalam suatu partai politik. Ajakan Wilson untuk meniru dunia bisnis ini
membawa suatu implikasi penting dalam pemerintahan yaitu bahwa

19
prinsip-prinsip dalam dunia bisnis yang diparkasai oleh Taylor pantas
untuk diperhatikan. Metode keilmuan, menurut Taylor, harus
menggeser metode rule of thumb. Tenaga kerja harus diseleksi, dilatih
dan dikembangkan secara ilmiah, dan didorong untuk bekerja sama
dalam menyelesaikan berbagai tugas pekerjaan sesuai prinsip-prinsip

20
keilmuan. Dunia telah mengakui kebesaran Taylor dalam membangun
prinsip manajemen yang profesional.
Max Weber, ahli hukum dan sosiologi terkenal, sekaligus filsuf
ilmu sosial yang terkenal , melahirkan adanya suatu konsep birokrasi
ideal untuk dijalankan dalam suatu negara . konsep itu adalah Weber
mengemukakan karakteristik-karakteristik teori birokrasi miliknya, :
• Adanya pembagian tugas/tanggung jawab yg jelas dan formal,

sehingga batas-batas otoritas atau peran dari setiap unit


organisasi dapat diketahui dengan jelas dan tegas
• Adanya hierarki tanggung jawab dan wewenang, dimana unit
bawahan

dikontrol oleh unit atasan. Mata rantai komando disusun secara


resmi, prosedural, jelas dan tegas
• Pengelolaan kegiatan dan interaksi antara unit-unit organisasi

dilakukan berdasarkan dokumen-dokumen resmi

• Hubungan bersifat impersonal


• Pembagian tugas dan penunjukan jabatan resmi
dilakukan berdasarkan pertimbangan kompetensi
teknis
• Para individu dalam birokrasi dituntut bekerja sepenuh waktu
(full time)

dan umumnya dalam jangka waktu yang panjang (bahkan


umumnya sampai pensiun)
• Para birokrat atau pengelola birokrasi bertindak atau berperan
dengan
harus mengikuti peraturan-peraturan tertentu èpara birokrat
dilindungi secara hukum, bebas dari tekanan pihak manapun
Birokrasi tidak memihak atau secara politik adalah netral è
harus bertindak secara profesional juga mengajak untuk
melaksanakan prinsip-

prinsip Taylor. Menurut Weber, ketika masyarakat berkembang

21
semakin kompleks maka dibutuhkan atau diperlukan suatu institusi
yang rasional yaitu “birokrasi”. Dalam birokrasi ini diatur perilaku
yang tidak saja produktif tetapi juga loyal terhadap pimpinan dan
organisasi. Perilaku yang “impersonal” dan “saklek” harus diterapkan.
Hubungan kekeluargaan, kelompok sosial dan sebagainya tidak
mendapat tempat untuk dipertimbangkan dalam birokrasi.
Karenanya, para anggota organisasi harus ditempatkan berdasarkan
kemampuan yang dimiliki, dikembangkan dan dituntun dengan
peraturan yang jelas dalam menjalankan tugasnya.

22
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dari dinamika paradigma administrasi yang telah dipaparkan, dapat ditarik
konklusi bahwa perkembangan paradigma akan terus berlanjut karena kebutuhan
dan aspek lebih representatif dan relevan terhadap perkembangan zaman. Setiap
kegagalan dalam implementasi konsep paradigma akan ditindaklanjuti dengan
evaluasi dan kritik untuk memperbaiki paradigma.
Selain itu, paradigma juga disesuaikan dengan ekologi masyarakat untuk
dapat mewujudkan administrasi publik yang ideal dalam memberikan
kontribusi pelayanan pada publik.
Paradigma Administrasi Negara Lama dikenal juga dengan sebutan
Administrasi Negara Tradisional atau Klasik. Paradigma ini merupakan
paradigma yang berkembang pada awal kelahiran ilmu administrasi negara.
Tokoh paradigma ini adalah antara lain adalah pelopor berdirinya ilmu
administrasi negara Woodrow Wilson dengan karyanya “The Study of
Administration”(1887) serta F.W. Taylor dengan bukunya “Principles of
Scientific Management”

23
DAFTAR PUSTAKA
1. Indah mindarti, Leli.2007.Revolusi Adinistrasi Publik,Malang : Bayu Media
Publishing.
2. http://birokrazy08.wordpress.com/2010/12/21/administrasi-publik/ (Tanggal
19, 17:15)
3. http://ikamullahakmal.blogspot.com/2013/03/teori-dalam-administrasi-
publik-klasik.html (tgl 20, 16:45)
4. https://agungblacklist.wordpress.com/2011/11/11/pradigma-administrasi-
negara/ (tgl 20, 17:05)
5. http://ilmuitukece.blogspot.com/2016/10/pengaruh-old-public-
administration.html (tgl 19, 19:15)
6. Pasolong, Dr. Harbani. 2012. Metode Penelitian Administrasi Publik.
Bandung: ALFABETA, cv.
7. http://jabirical.blogspot.com/2011/04/perbandingan-opa-npm-dan-nps.html (tgl
20 , 19:10)
8. http://id.scribd.com/doc/121751739/Paradigma-Old-Public-Administration (tgl
20 , 20:15)

24

Anda mungkin juga menyukai