Anda di halaman 1dari 4

NAMA : AHMAD HADI

NPM : 2003010285
KELAS : MANAJEMEN REG C PAGI BJM
MATKUL : PENDIDIKAN AL-QUR’AN (UTS)

1. - Makkiyah adalah ayat- ayat yang turun sebelum Nabi hijrah dan Makkiyah adalah
ayat-ayat yang turunnya di Makkah dan sekitarnya meskipun setelah hijrahnya Nabi,
memiliki ciri-ciri sbb ;
a. Setiap surat yang di dalamnya terdapat lafadz ّ‫( كال‬kalla)
b. Setiap surat yang di dalamnya terdapat ayat Sajadah
c. Setiap surat yang dimulai dengan huruf tahajji kecuali surat Ali Imran dan surat
al-
Baqarah.
d. Setiap surat yang di dalamnya terdapat kisah Nabi-nabi dan umat yang telah
lalu, kecuali al-Baqarah dan surat Ali Imran.
e. Setiap surat yang di dalamnya terdapat kisah Adam dan Iblis kecuali surat al-
Baqarah.
f. Setiap surat yang di dalamnya terdapat ُ‫( يَاأَيُّهَا النَّاس‬yaa ayyuhan Naas) kecuali
ayat 21 dan 168 surat al-Baqarah dan ayat 1, 133, 170 dan 174 an-Nisa serta
ayat 13 al-Hujurat
g. Mengandung seruan keimanan, mengajak manusia berperangai mulia serta
menggambarkan keadaan surga dan neraka.
h. Banyak terdapat lafazd sumpah.
- Sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat yang turun setelah hijrah dan Madaniyah
adalah ayat-ayat yang turun di Madinah, memiliki ciri-ciri sbb ;
a. Setiap surat yang di dalamnya terdapat penjelasan hukum-hukum pidana,
faraidh, perdata, kemasyarakatan, kenegaraan dan perkawinan.
b. Setiap surat yang di dalamnya terdapat penjelasan hal-hal yang berhubungan
dengan peperangan dan penjelasan tentang hukum-hukumnya.
c. Setiap surat di dalamnya terdapat hal-hal orang munafiq kecuali surat al-
Ankabut.
d. Biasa dimulai dengan ‫( يَاأَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ اَ َمنُوْ ا‬yaa Ayuuhal Ladziina Aamanuu) kecuali
dalam surat al-Hajj ayat 77.
e. Pada umumnya surat-suratnya panjang dan ayat-ayatnya kebanyakan panjang-
panjang serta lebih rinci bila dibandingkan dengan surat-surat Makiyah
f. Menjelaskan dalil-dalil dan bukti-bukti kebenaran agama
2. Menurut Mahmud Syaltut, kandungan al-Qur’an itu ada enam macam, yaitu:
1. Aqidah yang wajib dipercayai oleh seseorang, aqidah tersebut ialah Iman kepada
Allah, Malaikat, Kitab-kitab, Rasul, Hari Akhir dan sebagainya. Hal ini menjadi
pemisah antara mu’min dan kafir.
2. Akhlak yang dapat mendidik jiwa serta memperbaiki masyarakat ataupun person dan
meniadakan tindakan-tindakan yang dapat membawa bencana kepada manusia.
3. Memberi dorongan dan bimbingan dalam mengamati alam semesta untuk
mengetahui hikmat-hikmat Allah di alam ini yang akhirnya dapat meyakini akan
kebesarannya berdasarkan pemikirannya sendiri, bukan sekedar ikut-ikutan atau
taklid semata.
4. Kisah-kisah orang terdahulu, baik kisah perseorangan maupun bangsa-bangsa.
Perihal isah ini dimuat dalam al-Qur’an dengan tujuan agar menjadi pelajaran bagi
umat yang akan datang.
5. Janji dan ancaman dalam hal ini terbagi menjadi dua :
a. Yang bersifat duniawi
Al-Qur’an menjanjikan kekuasaan dan kemuliaan di bumi ini jika mematuhi
perintah Tuhan. Dan diancam dengan hilangnya kekuasaan dan kekuasaan itu
beralih kepada orang-orang zhalim jika ia ingkar terhadap perintah Allah.
b. Yang bersifat ukhrawi
Al-Qur’an menjanjikan bagi siapa yang mengikuti Allah dan Rasul-Nya dengan
kenikmatan abadi yang berupa surga. Sedang bagi siapa saja yang kafir akan
disiksa dengan api yang sangat panas di Neraka.
6. Hukum-hukum praktis
Hukum-hukum praktis dalam al-Qur’an disebutkan pokok-pokoknya saja dan kita
diwajibkan untuk mengikutinya, dalam hal aturan hubungan kita dengan Allah dan
hubungan dengan sesama manusia. Inilah yang disebut dengan fiqh al-Qur’an.
Hukum-hukum amaliah in melengkapi dua persoalan yaitu:
a. Ibadah yaitu segala hukum yang disyariatkan untuk mengatur hubungan hamba
dengan Tuhannya. Ibadah ini terbagi kepada:
- Ibadah badaniah seperti sholat dan puasa.
- Ibadah Maaliyah, ijtima’iyah yaitu zakat dan sedekah.
- Ibadah ruhiyah, badaniyah yaitu Haji, Jihad dan melaksanakan nadzar.
b. Muamalat yaitu segala hukum yang disyariatkan untuk menyusun dan mengatur
hubungan manusia satu sama lainnya. Muamalat ini dibagi kepada:
- Hukum Ahwal Syakhsiah yaitu: hukum-hukum yang berhubungan dengan
kehidupan manusia mulai dari lahir hingga matinya yaitu kawin, cerai, iddah,
hubungan kekeluargaan, wasiat dan lain-lain
- Hukum-hukum muamalat Madaniyah yaitu hukum-hukum jual beli dan sewa
menyewa.
- Hukum-hukum Jinayah (pidana) yaitu hukum-hukum yang disyariatkan untuk
memelihara hidup manusia, harta dan kehormatan. Hukum-hukum ini
diterangkan secara terperinci dalam al-Qur’an seperti mencuri, merampok,
zina, pembunuhan dengan sengaja, pembunuhan dengan tidak disengaja dan
sebagainya.
- Hukum-hukum Internasional, masuk didalamnya hukum-hukum yang
disyariatkan untuk jihad, aturan-aturan perang, hukum tawanan, rampasan
perang, hubungan umat Islam dengan umat lain dan lain-lain.
- Hukum-hukum Dustur yaitu hukum-hukum yang diatur untuk mengatur
hubungan rakyat dengan Negara.

Ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang sejarah atau kisah umat terdahulu antara lain:
َ ‫) َوعَادًا َوثَ ُمو َد َوأَصْ َح‬37( ‫اس آيَةً َوأَ ْعتَ ْدنَا لِلظَّالِ ِمينَ َع َذابًا أَلِي ًما‬
‫اب‬ ِ َّ‫وح لَ َّما َك َّذبُوا الرُّ ُس َل أَ ْغ َر ْقنَاهُ ْم َو َج َع ْلنَاهُ ْم لِلن‬
ٍ ُ‫َوقَوْ َم ن‬
)39( ‫ض َر ْبنَا لَهُ األ ْمثَا َل َو ُكال تَبَّرْ نَا تَ ْتبِيرًا‬
َ ‫) َو ُكال‬38( ‫ك َكثِيرًا‬ َ ِ‫الرَّسِّ َوقُرُونًا بَ ْينَ َذل‬
“Dan (telah Kami binasakan) kaum Nuh ketika mereka mendustakan para rasul. Kami
tenggelamkam mereka dan Kami jadikan (cerita) mereka itu pelajaran bagi manusia. Dan
Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih; Dan (telah Kami binasakan)
kaum ‘Ad dan Samud dan penduduk Rass serta banyak (lagi) generasi di antara (kaum-
kaum) itu. Dan masing-masing telah Kami jadikan perumpamaan dan masing-masing
telah Kami hancurkan sehancur-hancurnya.” (QS. al-Furqan [25]: 37-39)

3. Adapun hikmah diturunkan Alquran secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad


Saw. adalah sebagai berikut:
1. Meneguhkan hati Rasulullah dan para sahabat. Dakwah Rasulullah pada era Makkiyah
penuh dengan tribulasi berupa celaan, cemoohan, siksaan, bahkan upaya pembunuhan.
Wahyu yang turun secara bertahap dari waktu ke waktu ini menguatkan hati
Rasulullah dalam menapaki jalan yang sulit dan terjal itu. Di era Madaniyah, hikmah
ini juga terus berlangsung. Ketika hendak menghadapi perang atau kesulitan, Alquran
turun menguatkan Rasulullah dan kaum muslimin generasi pertama.
2. Sebagai tantangan dan mukjizat. Orang-orang musyrik yang berada dalam kesesatan
tidak henti-hentinya berupaya melemahkan kaum muslimin. Mereka sering
mengajukan pertanyaan yang aneh-aneh dengan maksud melemahkan kaum muslimin.
Pada saat itulah, kaum muslimin ditolong Allah dengan jawaban langsung dari-Nya
melalui wahyu yang turun. Selain itu, Alquran juga menantang langsung orang-orang
kafir untuk membuat sesuatu yang semisal dengan Alquran. Walaupun Alquran turun
berangsur-angsur, tidak seluruhnya, toh mereka tidak mampu menjawab tantangan itu.
Ini sekaligus menjadi bukti mukjizat Alquran yang tak tertandingi oleh siapapun.
3. Mempermudah dalam menghafal dan memahami. Dengan turunnya Alquran secara
berangsur-angsur, maka para kaum muslimin menjadi lebih mudah menghafalkan dan
memahaminya. Terlebih, ketika ayat itu turun dengan latar belakang peristiwa tertentu
atau yang diistilahkan dengan asbabun nuzul, maka semakin kuatlah pemahaman para
sahabat.
4. Relevan dengan penetapan hukum dan aplikasinya. Sayyid Quthb mengatakan bahwa
para sahabatnya adalah generasi yang selalu mengerjakan apa yang diperintahkan oleh
Alquran. Karena dijuluki dengan Jailul Qur’ani Farid (generasi qur’ani yang unik).
Di antara hal yang memudahkan bersegeranya para sahabat dalam menjalankan
perintah Alquran adalah karena Alquran turun secara bertahap. Perubahan terhadap
kebiasaan atau budaya yang mengakar di masyarakat Arab pun dilakukan melalui
tahapan hukum yang memungkinkan dilakukan karena turunnya Alquran secara
berangsur-angsur ini.
Misalnya khamr, Ia tidak langsung diharamkan secara mutlak, tetapi melalui
penahapan. Pertama, Alquran menyebut mudharatnya lebih besar dari manfaatnya
(QS. 2 : 219). Kedua, Alquran melarang orang yang mabuk karena khamr dari salat
(QS. 4 : 43). Dan yang ketiga baru diharamkan secara tegas (QS. 5 : 90-91)
5. Memperkuat keyakinan bahwa Alquran adalah benar dari Allah. Ketika Alquran turun
berangsur-angsur dalam kurun lebih dari 22 tahun, kemudian menjadi rangkaian yang
sangat cermat dan penuh makna, indah dan fasih gaya bahasanya, terjalin antara satu
ayat dengan ayat lainnya bagaikan untaian mutiara, serta ketiadaan pertentangan di
dalamnya, semakin menguatkan bahwa Alquran benar-benar kalam Ilahi, Zat yang
Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji

4. Ayat muhkamat ialah yang sudah jelas pengertiannya, mengandung satu arti dan mudah
diterima akal dan tidak menerima ta’wil. Sedang ayat mutasyabihat ialah ayat yang tidak
jelas pengertiannya yang dimaksudkan, kosong dari dari petunjuk yang kuat yang
menunjukkan kepada maknanya, menerima beberapa arti dan dita’wilkan dengan
mengembalikan kepada ayat muhkam.
Contoh ayat muhkamat: Surah Hud:1.
ْ َ ‫صل‬
ٍ ِ‫ت ِم ْن لَد ُْن َح ِك ٍيم َخب‬
‫ير‬ ْ ‫الر ۚ ِكتَابٌ أُحْ ِك َم‬
ِّ ُ‫ت آيَاتُهُ ثُ َّم ف‬
Artinya “Alif laam raa, (inilah) suatu Kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan kokoh
(uhkimat) serta dijelaskan secara terperinci (fushshilat), yang diturunkan dari sisi Allah
yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” [Hud:1]
Contoh ayat mutasyabihat: Surat al-An’am: 61, Surat Thaaha: 5, Surat ar- Rahman: 27.
ِ ْ‫الرَّحْ َمنُ َعلَى ْال َعر‬
‫ش ا ْستَ َوى‬
Artinya “Tuhan Yang Maha Pemurah yang mengendalikan alam tanpa merasa payah.”
[Thaaha:5]

Anda mungkin juga menyukai