Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIKUM 9

BIOINDIKATOR PERAIRAN

A. Dasar Teori

Sungai merupakan suatu bentuk ekositem aquatik yang mempunyai peran penting
dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air bagi daerah
disekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh karakteristik yang
dimiliki oleh lingkungan disekitarnya. Sebagai suatu ekosistem, perairan sungai
mempunyai berbagai komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi membentuk
suatu jalinan fungsional yang saling mempengaruhi. Komponen pada ekosistem sungai
akan terintegrasi satu sama lainnya membentuk suatu aliran energi yang akan
mendukung stabilitas ekosisten tersebut.
Tipe-tipe binatang di sungai dengan tingkat kebutuhan oksigen yang berbeda, dapat
dijadikan petunjuk berbagai tingkat pencemaran. Salah satu cara untuk mengukur
pencemaran adalah dengan memberi angka (skor) ‘pencemaran’ pada binatang tersebut.
Misalnya, binatang yang membutuhkan banyak oksigen terlarut dan tidak tahan terhadap
pencemaran diberi skor tertinggi (10 di dalam tabel); sedangkan yang dapat hidup di
tempat yang sangat tercemar diberi skor paling rendah (1-2 di dalam tabel).
Salah satu fauna perairan tawar adalah kelompok fauna invertebrata yang hidup di
dasar perairan yang disebut kelompok zoobenthos (Zaleha et al., 2009). Diantara
kelompok zoobenthos yang relatif mudah diidentifikasi dan peka terhadap perubahan
lingkungan perairan adalah spesies yang termasuk dalam kelompok invertebrata makro,
kelompok tersebut lebih dikenal dengan makrozoobenthos (Rosenberg dan Resh, 1993).
Hewan bentos hidup relatif menetap sehingga baik digunakan sebagai petunjuk kualitas
lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya. Kelompok
tersebut lebih mencerminkan adanya perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu ke
waktu karena bentos terus menerus terdedah oleh air yang kualitasnya berubah-ubah.
Kelompok bentos yang relatif mudah diidentifikasi dan peka terhadap perubahan
lingkungan perairan adalah invertebrata makro atau lebih dikenal dengan bentos. Bentos
mempunyai peranan yang sangat penting dalam siklus nutrient di dasar perairan. Karena
bentos berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi
dan siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi. Makrozoobenthos
adalah organisme yang hidup pada dasar perairan, dan merupakan bagian dari rantai
makanan yang keberadaannya bergantung pada populasi organisme yang tingkatnya
lebih rendah sebagai sumber pakan misalnya ganggang (Noortiningsih et al., 2008).

B. Tujuan :
1. Untuk mengetahui kualitas perairan yang ditinjau dari faktor biologi.
2. Untuk mengidentifikasi makrozoobentos perairan.

C. Alat dan Bahan


Alat :

1. Jaring Akuarium, lebar celah ≤ 0.05 mm dengan panjang gagang minimal 20


cm.
2. Nampan Plastik
3. Pinset
4. Poster bentos dan table skorsing
5. Alas berwarna putih
6. Lup
7. Penggaris
8. Alat tulis

Bahan:

1. kantong plastik
2. Karet gelang
3. kertas Label

G. Prosedur Kerja
Cara kerja pada praktikum Bioindikator meliputi tahap pengambilan sampel dan tahap
pengamatan. Penjelasan rinci prosedur sebagai berikut.

Tahap Pengambilan sampel:

1. Pratikan menentukan lokasi dan titik pengambilan sampel (sungai, danau, atau
kolam).

2. Pastikan lokasi pengambilan sampel aman dan tidak berbahaya.

3. Catatlah koordinat lokasi pengambilan sampel.

4. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 titik pengambilan sampel pada


bagian tepi kiri, tengah, dan tepi kanan. Masuklah ke dalam aliran sungai untuk
melakukan pengambilan sampel jika kedalaman sungai kurang dari 50 cm.
Untuk sungai yang dalam, pengambilan sampel cukup dilakukan di tepi sungai
sebanyak 3 titik yang berbeda dengan jarak minimal 5 meter antar titik.

5. Ceritakan kondisi awal titik pengambilan sampel


Tempat pengambilan sampel :

Lokasi Kondisi lokasi

Titik 1

Titik 2

Titik 3

6. Praktikan meletakkan jaring surber (pada praktikum ini menggunakan jaring


akuarium) hingga menyentuh dasar sungai menghadap berlawanan dengan arah
arus air.
7. Dasar sungai yang ada di depan jaring digesek menggunakan kaki sambil geser
jaring melawan arus air (Teknik kicking) untuk dasar sungai berbatu kecil dan
berpasir.
8. Untuk dasar sungai yang ditumbuhi tanaman air, batu besar atau penuh dengan
benda-benda tajam, tangkap benthos dengan cara meletakkan jaring di depan
lalu gerakkan jaring dengan cepat maju mundur di bawah tanaman atau
cekungan tepi sungai sampai menyentuh dasar sungai atau tebing sungai,
lakukan secara berulang-ulang (Teknik Jabbing).
9. Jaring diangkat kemudian dituangkan semua isinya kedalam nampan plastik.
10. Sampel dibersihkan dari kotoran dan batu kemudian diberi air secukupnya
selanjutnya masukkan sampel ke dalam gelas/plastik.
11. Pastikan setiap gelas/plastik yang berisi spesimen telah diberi label. Jangan lupa
tutup/ikat rapat gelas/plastik berisi sampel tersebut.

Pengamatan

1. Nampan diletakkan diatas meja, buka ikatan karet kemudian tuangkan semua
sampel kedalam nampan plastik
2. Diamati sampel yang ditemukan menggunakan lup
3. Apabila ingin mengambil gambarnya menggunakan foto pindahkan spesimen ke
cawan petri isi dengan air bersih sedikit tunggu sampai air tenang kemudian
foto.
4. dicocokkan hasil pengamatan dengan gambar yang ada diposter sehingga
diketahui jenisnya.
5. Dimasukkan hasil identifikasi (setiap jenis) kedalam table kemudian berikan
sekor.
6. Tingkat pencemaran perairan ditentukan.
H. ANALISIS

Lokasi :
Tanggal :
Jam :

Tabulasi Data
Ulangan Kualitas
No Taksa Ki Te Ka SKOR RERATA air
1
2

Anda mungkin juga menyukai