Anda di halaman 1dari 5

Naskah Khutbah Jum’at:

“BELAJAR DARI SERANGGA”


Oleh: Sapari ‘Abdul Mu’in, S.H. I., M.S.I.
(Disampaikan di Masjid Jami’ Al- Karomah Desa Kanci, Kec. Astanajapura Kab.
Cirebon. Jum’at, Nopember 2020 M)
Khutbah Pertama

ِ ‫ أَحم ُدهُ سبحانَهُ وأَ ْش ُكرهُ وأَُتوب إِلَي ِه وأ‬،‫ب الْعال َِمين‬ ِِ
ُ‫ َوأَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ اهلل‬.ُ‫َسَت ْغف ُره‬ ْ َ ْ ُ ْ َ ُ َ َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ ِّ ‫ْح ْم ُد للَّه َر‬ َ ‫اَل‬
،‫اش ُد ْو َن‬ ِ ‫الر‬َّ ‫اب لِ َد ْع َوتِ ِه‬ َ ‫اس تَ َج‬
ٍ ِ ‫اهلل َعلَى ب‬
ْ َ‫ص ْي َرة ف‬ َ
ِ ‫ َد َعا إِلَى‬،ُ‫َن مح َّم ًدا َع ْب ُدهُ ورس ولُه‬
ْ ُ ََ َ ُ َّ ‫َش َه ُد أ‬
ْ ‫َوأ‬
.‫ان إِلَى َي ْوِم الدِّيْ ِن‬ٍ ‫اهلل وسالَمهُ َعلَْي ِه و َعلَى من تَبِعهُ بِِإ ْحس‬
َ َ َْ َ ُ َ َ ‫ات‬
ِ ُ ‫فَصلَو‬
ََ
‫ يَا أَيُّهاَ الَّ ِذيْ َن َء َامنُوا َّات ُقوا اهللَ َح َّق ُت َقاتِِه َوالَ تَ ُم ْوتُ َّن إِالَّ َوأَنتُ ْم ُّم ْسلِ ُم ْو َن‬:‫ال َت َعالَى‬
َ َ‫ق‬.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Khatib mengajak diri sendiri dan para jamaah sekalian untuk senantiasa
meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada Allah SWT., mempertajam kesadaran
ilahiah, mempertebal sikap berserah diri kepada-Nya. Sholawat serta salam semoga
selalu tercurah-limpahkan kepada Junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, dan
semoga kita semua diakui sebagai ummatnya dan mendapatkan Syafa’at di yaumil
Akhir..., Aamiin ya rabbal ‘alamin.
Jama’ah Jum’ah  rahimakumullah,
Ada 3 (tiga) macam serangga atau binatang kecil yang namanya disebut dan
diabadikan sebagai nama surat di dalam al-Qur’an, yaitu: semut (an-Naml), laba-
laba (al-'Ankabut), dan tawon atau lebah (an-Nahl). Bila kita amati secara seksama,
masing-masing binatang tersebut memiliki sifat dasar dan karakter yang bisa
menjelaskan berbagai prilaku manusia.
Binatang kecil yang pertama adalah semut (an-naml). Semut memiliki prilaku
dan kebiasaan yang khas, yaitu gemar mengumpulkan makanan tanpa henti sepanjang
waktu. Binatang kecil ini bahkan dapat mengumpulkan makanan untuk bekal hidup
bertahun-tahun, padahal rata-rata usianya tidak lebih dari satu tahun. Ketamakan
semut yang begitu besar mendorongnya untuk selalu memikul beban apa saja yang

1
bahkan lebih besar dari ukuran tubuhnya, meskipun sesuatu itu tidak bermanfaat
baginya.
Kemudian, binatang kecil lain yang disebut oleh al-Quran adalah laba-laba
(al-‘Ankabut). Laba-laba memiliki prilaku hidup yang unik. Ia hidup dengan
membuat jaring-jaring sebagai sarang atau rumahnya, dan sarang laba-laba itu
merupakan tempat yang paling rapuh di dunia. Sebagaimana hal ini diungkapkan oleh
Allah SWT:

ِ ‫و‬//ُ‫ا ۖ َوإِ َّن أَوْ هَنَ ْالبُي‬//ً‫ت بَ ْيت‬


‫ت‬ ِ ‫ون هَّللا ِ أَوْ لِيَا َء َك َمثَ ِل ْال َع ْن َكبُو‬
ْ ‫ َذ‬/‫ت اتَّ َخ‬ ِ ‫َمثَ ُل الَّ ِذينَ اتَّ َخ ُذوا ِم ْن ُد‬
ِ ‫ْت ْال َع ْن َكبُو‬
َ‫ت لَوْ َكانُوا يَ ْعلَ ُمون‬ ُ ‫لَبَي‬
“Perumpamaan orang-orang yang mencari pelindung selain Allah itu ibarat seekor
laba-laba yang membuat rumah (sarang). Dan sesungguhnya rumah yang paling
rapuh adalah rumah (sarang) laba-laba...”(QS. Al-‘Ankabut: 41)

Rumah laba-laba bukanlah tempat yang aman, karena apapun yang berlindung
atau terjebak di dalamnya akan disergap dan binasa. Sejak awal kehidupannya pun,
telur laba-laba menetas saling berhimpitan dan berdesakan satu sama lain sehingga
antar sesama mereka dapat saling menjatuhkan dan memusnahkan.
Sidang Jum’ah yang dirahmati Allah,
Lantas bagaimana dengan binatang kecil lain bernama tawon atau lebah (an-
nahl)?. Di dalam al-Qur’an digambarkan bahwa lebah memiliki insting yang sangat
tajam, yang digerakkan oleh bisikan “ilham” dari Allah sehinga membuatnya mampu
memilih gunung-gunung dan pepohonan sebagai tempat tinggal. Sebagaimana hal ini
dijelaskan dalam firman Allah SWT:
َ‫ون‬/////‫ْر ُش‬ َّ َ‫ا َو ِمن‬/////ً‫ال بُيُوت‬/////
ِ ‫ َج ِر َو ِم َّما يَع‬/////‫الش‬ ِ َ‫ ِذي ِمنَ ْال ِجب‬/////‫ ِل أَ ِن اتَّ ِخ‬/////ْ‫ك إِلَى النَّح‬
َ ُّ‫َوأَوْ َح ٰى َرب‬
“Dan Tuhanmu telah memberi ilham kepada lebah: ‘Buatlah rumahmu di bukit-
bukit, di pepohonan, dan di tempat-tempat yang dibuat oleh manusia’." (QS. An
Nahl: 68)
Jika direnungkan, sarang lebah memiliki bentuk segi enam, bukan segi lima
atau segi empat. Hal ini memiliki faidah tersendiri, yaitu agar tidak terjadi
pemborosan ruangan atau tempat. Yang dimakan oleh lebah hanyalah sari-sari pati

2
bunga dan segala sesuatu yang baik. Berbeda dengan semut yang hanya menumpuk-
numpuk makanannya meski makanan itu tidak memberi manfaat baginya. Lebah
mampu mengolah makanannya, dan hasil olahannya itu di antaranya berupa lilin dan
madu yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Lilin bisa dimanfaatkan untuk
penerangan, dan madu dapat menjadi obat yang menyembuhkan. Lebah adalah
serangga yang sangat disiplin, mengenal pembagian atau tata kerja, dan segala yang
tidak bermanfaat akan disingkirkan dari sarangnya. Lebah tidak mengganggu kecuali
yang mengganggunya, bahkan sengatannya pun dapat menjadi obat.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Jika kita renungkan, sikap hidup manusia sering kali tergambar dalam prilaku
ketiga binatang kecil di tersebut. Ada manusia yang berprilaku seperti semut, yang
suka menghimpun dan menumpuk-numpuk sesuatu tanpa memikirkan aspek faidah
atau manfaatnya. Ia lebih mementingkan syahwat dan segala keinginannya, meski
sebenarnya tidak benar-benar ia butuhkan. Orientasi hidup semut adalah terus-
menerus "menimbun sesuatu" yang didorong oleh sikap "aji mumpung". Prilaku
seperti ini pada akhirnya akan berdampak pada sikap israf dan tabdzir, yakni
perbuatan berlebihan dan sia-sia. Sikap semacam ini tentu merupakan sesuatu yang
dilarang oleh Allah SWT, sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya:
‫ إنّه ال يحبّ المسرفين‬/‫وكلوا واشربوا وال تسرفوا‬
Makan dan minumlah kalian, dan janganlah kalian berlebih-lebihan, sesungguhnya “
Allah tidak mencintai orang-orang yang berlebihan”. (QS. Al-A’raf: 31)

Dalam firman-Nya yang lain, Allah SWT juga menyatakan:


ّ
 ‫المبذرين كانوا إخوان ال ّشياطين وكان ال ّشيطان لربّه كفورا‬ ّ ‫وال‬
ّ  ,‫تبذر تبذيرا‬
‫إن‬
“Dan janganlah kamu berbuat tabdzir, sesungguhnya orang-orang yang berbuat
mubadzir itu adalah saudara-saudaranya syaithan, dan syaithan itu amat ingkar
terhadap Tuhannya”. (QS. Al-Isra’: 26-27)

3
Hadirin hadaniyallahu wa iyyaakum,
Demikian pula prilaku laba-laba, ia sering kali menjangkiti kehidupan
manusia. Prilaku saling menjatuhkan, menjerumuskan dan memangsa satu sama lain,
adalah contoh prilaku laba-laba yang terjadi dalam prilaku manusia.
Laba-laba selalu menganggap hewan lain adalah musuh sekaligus mangsa
baginya. Setiap kali ada hewan lain yang mendekati sarangnya dia akan terlihat
pontang-panting dan panik bergerak ke segala arah. Begitu pula orang yang selalu
menganggap orang lain sebagai musuh atau pesaing, dia akan selalu berada dalam
posisi khawatir dan serba curiga. Situasi orang yang semacam ini dalam bahasa kita
sering disebut dengan istilah “kalangkabut”, yang terambil dari bahasa Arab kal
‘ankabut, yang berarti “seperti laba-laba”.
Rasulullah SAW, dalam hal ini lebih mengibaratkan seorang Mukmin yang
sejati sebagai seekor lebah, seekor serangga yang tidak pernah merusak; tidak makan
kecuali dari makanan yang baik; dan tidak menghasilkan apapun kecuali yang
bermanfaat. Lebah memiliki beberapa keistimewaan yang dapat
menjadi tamtsil (perumpamaan) tentang karakter ideal manusia. Pertama, lebah tak
pernah merusak atau mematahkan ranting yang ia hinggapi, sekecil apapun ranting
pohon tersebut. Hal ini memberi pelajaran bagi manusia agar ia menghindari prilaku-
prilaku yang dapat menimbulkan mudharat atau kerugian bagi orang lain. Meskipun
lebah datang untuk mencari makanan, tapi ia tak pernah merusak demi memenuhi
kepentingan pribadinya. Bahkan lebah sering kali justru berjasa dalam proses
penyerbukan bunga-bunga yang ia hinggapi.
Kedua, lebah tidak makan kecuali dari sumber-sumber makanan yang baik,
sehingga yang dikeluarkannya pun semuanya baik, yaitu madu yang sangat
bermanfaat bagi kehidupan. Hal ini memberikan pesan kepada manusia, agar dalam
kehidupan dan segala usahanya selalu mencari sesuatu yang halal dengan cara-cara
yang juga halal. Karena rezeki yang halal tentunya akan membuahkan prilaku-prilaku
yang baik dan positif, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya maupun
masyarakatnya.

4
‫‪Hadirin yang dirahmati Allah,‬‬
‫‪Demikian khutbah ini kami sampaikan. Semoga kita semua dapat mengambil‬‬
‫] [ ‪hikmah dan pelajaran berharga dari ketiga binatang kecil tersebut diatas.‬‬
‫‪Khutbah antara‬‬
‫ْح ِك ْي ِم‪،‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫بَ َار َك اهللُ ل ْي َولَ ُك ْم في الْ ُق ْرآن ال َْعظ ْي ِم‪َ ،‬و َن َف َعن ْي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما ف ْي ه م َن اْآليَ ات َوال ِّذ ْك ِر ال َ‬
‫ِّي َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ‪ ،‬إِنَّهُ ُه َو َّ‬
‫الس ِم ْي ُع ال َْعلِ ْي ُم‪.‬‬ ‫ِ‬
‫َوَت َقبَّ َل اهللُ من ْ‬
‫‪Khutbah kedua:‬‬
‫ات أَ ْع َمالِنَا‪َ ،‬م ْن‬ ‫اهلل ِمن ُشرو ِر أَْن ُف ِسنَا و ِمن سيِّئَ ِ‬ ‫إِ َّن الْحم َد لِلَّ ِه نَ ْحم ُدهُ ونَستَ ِع ْينُهُ ونَسَت ْغ ِفر ْه و َنعوذُ بِ ِ‬
‫َ ْ َ‬ ‫ْ ُْ‬ ‫َ ْ ُ َ ُ‬ ‫َ َ ْ‬ ‫َْ‬
‫َش َه ُد أَ ْن الَ إِلَ هَ إِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬ ‫ِ‬ ‫ض َّل لَ ه ومن ي ْ ِ‬ ‫ي ْه ِد ِه اهلل فَالَ م ِ‬
‫ك لَ هُ‬ ‫ي لَ هُ‪َ .‬وأ ْ‬ ‫ض ل ْل فَالَ َه اد َ‬ ‫ُ ََ ْ ُ‬ ‫ُ ُ‬ ‫َ‬
‫ص ْحبِ ِه‪ .‬أ ََّما َب ْع ُد؛‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬ ‫َوأَ ْش َه ُد أ َّ‬
‫السالَ ُم َعلَى ُم َح َّمد َو َعلَى آله َو َ‬ ‫الصالَةُ َو َّ‬ ‫َن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ‪َ .‬و َّ‬
‫ص لُّ ْوا َعلَْي ِه َو َس لِّ ُم ْوا تَ ْس لِ ْي ًما‪ .‬اَللَّ ُه َّم‬ ‫ِ‬
‫ص لُّ ْو َن َعلَى النَّبِ ِّي‪ ،‬يَا أَيُّه اَ الَّذيْ َن َء َامُن ْوا َ‬
‫ِ‬
‫إِ َّن اهللَ َو َمالَئ َكتَ هُ يُ َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد‬ ‫آل إِ ْب َر ِاه ْي َم‪ ،‬إِنَّ َ‬‫ت َعلَى إِ ْب ر ِاه ْيم و َعلَى ِ‬
‫َ ََ‬ ‫ص لَّْي َ‬ ‫ٍ‬
‫آل ُم َح َّمد َك َما َ‬ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد و َعلَى ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫آل إِ ْب َر ِاه ْي َم‪،‬‬ ‫ت َعلَى إِ ْب ر ِاه ْيم و َعلَى ِ‬
‫َ ََ‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َار ْك َ‬ ‫َم ِج ْي ٌد‪ .‬وبَ ا ِر ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد و َعلَى ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫َحيَ ِاء ِم ْن ُه ْم‬ ‫ات اْأل ْ‬ ‫ات والْم ْؤ ِمنِْين والْم ْؤ ِمنَ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ْم ْس لم ْي َن َوال ُْم ْس ل َم َ ُ َ َ ُ‬
‫ك ح ِم ْي ٌد م ِج ْي ٌد‪ .‬اَللَّ ُه َّم اغفر لِل ِ ِ‬
‫ُ‬ ‫إِنَّ َ َ َ‬
‫ُك ِمن الْ َخي ِر ُكلِّ ِه ما َعلِمنَا ِم ْن ه وما لَم َنعلَم‪ .‬اَللَّهم أ ِ‬ ‫واْأل َْم و ِ‬
‫ال‬ ‫َح َو َ‬ ‫َص ل ْح أ ْ‬ ‫ُ ََ ْ ْ ْ ُ َ ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫ات‪ .‬اَللَّ ُه َّم إِنَّا نَ ْس أَل َ َ ْ‬ ‫َ َ‬
‫اآلخ َر ِة‬ ‫آم ْنهم فِي أَوطَ انِ ِهم‪ .‬ر َّبنا آتِنا فِي ال ُّد ْنيا حس نةً وفِي ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َ ََ َ‬ ‫ْ ََ َ‬ ‫َس َع َار ُه ْم َو ُ ْ ْ ْ‬ ‫صأْ‬ ‫ال ُْم ْس ل ِم ْي َن َوأ َْرخ ْ‬
‫اب النَّا ِر‪.‬‬ ‫ِ‬
‫َح َسنَةً َوقنَا َع َذ َ‬
‫ان وإِيتآ ِئ ِذي الْ ُق ربى وي ْنهى ع ِن الْ َفح َش ِ‬
‫آء َوال ُْمن َك ِر‬ ‫ْ‬ ‫َْ ََ َ َ‬ ‫اهلل‪ ،‬إِ َّن اهللَ يَأ ُْم ُر ُك ْم بِال َْع ْد ِل َواْ ِإل ْح َس ِ َ َ‬
‫اد ِ‬ ‫ِعبَ َ‬
‫ض لِ ِه ُي ْع ِط ُك ْم‬ ‫اس أَل ُْوهُ ِم ْن فَ ْ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َوالَْبغْ ِي يَعظُ ُك ْم ل ََعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْو َن‪ .‬فَ اذْ ُك ُروا اهللَ ال َْعظ ْي َم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َو ْ‬
‫َذ ْكر ِ‬
‫اهلل أَ ْكَب ُر‪.‬‬ ‫ِ‬
‫َول ُ‬

‫‪5‬‬

Anda mungkin juga menyukai