Anda di halaman 1dari 30

SKRIPSI

“ BIMBINGAN KONSELING INDIVIDU PADA SANTRI PUTRI


YANG MELANGGAR ATURAN
(STUDI KASUS DI PONDOK PESANTREN ASY SYAKIROH
BUNTET PESANTREN DESA MERTPADA KULON, CIREBON”

Disusun oleh:
Lili Latifah
(1718020006)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
 Pentingnya bimbingan konseling individu dilakukan dipondok pesantren
untuk mencegah, membantu dan mengatasi para santri yang melanggar aturan,
dan membantu para santri dalam mengembangkan potensi yang ada pada
dirinya serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi.
 Kesadaran santri yang rendah tentang peraturan pondok pesantren.
 Banyaknya santri yang belum bisa menyesuaikan diri dengan aturan yang ada
di dalam pondok pesantren.
 Banyaknya santri yang tidak mau menceritakan masalah ataupun urusan
pribadinya pada orang lain termasuk pengurus pondok.
 Meningkatkan rasa kepedulian dan kerjasama untuk para pengurus kepada
para santri yang melanggar aturan.
 Menumbuhkan rasa tanggung jawab kepada santri yang melanggar aturan.
B. Pertanyaan penelitian C. Tujuan penelitian

1. Apasajakah penyebab santri 1. Untuk menegtahui penyebab


putri yang melanggar aturan di santri putri melanggar aturan di
pondok pesantren Asy-syakiroh? pondok pesantren Asy-syakiroh.
2. Bagaimana bentuk konseling
individu yang dilaksanakan di 2. Untuk mengetahui bentuk
pondok pesantren Asy-syakiroh? konseling individu yang
3. Apasajakah faktor pendukung dilaksanakan di pondok pesantren
dan penghambat bimbingan Asy-syakiroh.
konseling individu di pondok 3. Untuk mengetahui faktor
pesantren Asy-syakiroh pendukung dan penghambat
bimbingan konseling individu di
pondok pesantren Asy Syakiroh.
D. Manfaat penelitian

 Manfaat teoritis
Secara teoritis peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat
kepada para pembaca, para santrii, dan peneliti sendiri mengenai layanan konseling
individu untuk membantu santri yang melanggar aturan di pondok pesantren Asy-
syakiroh.
 Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan :


a). Bagi penulis/ Pengasuh pondok
untuk menyadari pentingnya peran guru bimbingan konseling di pondok pesantren
untuk membantu para santri dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya dalam
rangka meningkatkan hasil belajar dan mencapai tujuan pendidikan. Dan untuk
membantu menyelesaikan maslah yang terjadi pada santri.
b). Bagi para santri
Bagi para santri diharapkan dengan adanya peneilitian ini dapat memberikan
kesadaran bahwa pentinggnya menaati peraturan yang ada dipondok pesantren.
E. Penelitian Terdahulu
Menurut peneliti yang di tulis oleh Tho’iin Rina (2019) dengan judul “ Upay Penegakan
Disiplin Santri Pondok Pesantren Assalam Bangilan Tuban”. Peneliti menjelaskan
tentang Penegakan disiplin santri Pondok Pesantren Assalam Bangilan Tuban santri
tidak disiplin dalam mentaati peraturan yang sudah ditetapkan oleh Pondok Pesantren
dengan memberi hukuman keras, sedang dan ringan. Memberikan bimbingan kepada
santri agar tidak terjerumus kedalam masalah yang sama. Upaya yang sudah dilakukan
oleh pondok pesantren adalah memisahkan , antara pondok pesantren putri dan putra
dibeda tempat, agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Bentuk pelanggaran
yang sering dilakukan santri adalah berpacaran sesama santri, tidak disiplin dalam jam
pelajaran, keluar pondok pesantren tanpa izin, terlambat balik kepondok pesantren.
Penyebabnya karena terlalu bermalas-malasan dan kurang ada rasa disiplin dalam
dirinya.
Upaya penegakkan disiplin santri Pondok Pesantren Assalam Bangilan Tuban prespektif
bimbingan konseling islam. Yaitu dengan upaya memberi bimbingan dan konseling
islam kepada santri, tujuannya yaitu membantu santri agar dapat terhindar dari masalah
dan mengarahkan santri agar mendekatkan diri setulus-tulusnya dengan beribadah.
F. Kerangka Pemikiran

1. Pelaksanaan bentuk konseling individu


2. Aturan-aturan yang dilanggar
3. Faktor penyebab aturanyang dilanggar
4. Penanganan santri yang melanggar aturan
G. Metodologi Penelitian
 Teknik pengambilan data
1. Teknik observasi
2. Teknik wawancara
3. Teknik dokumentasi
 Analisis data
1. Reduksi data
2. Penyajian data
3. Menarik Kesimpulan
H. Sistematika Penelitian

 BAB I : Pendahuluan
 BAB II : Kajian Pustaka
 BAB III : Metode Penelitian
 BAB IV : Deskripsi data
 BAB V : Penutup
BAB II
PEMBAHASAN TEORI
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
1. Pegertian Bimbing
Menurut Prayitno dan Erman Amti, (2015) bimbingan ialah proses
bantuan. Bantuan disini bukan diartikan sebagai bantuan materiil (seperti
uang, hadiah, sumbangan dan lain-lain), melainkan bantuan yang bersifat
menunjang bagi pengembangan pribadi bagi individu yang dibimbing.
Bantuan tersebut diberikan kepada individu, baik perorangan maupun
kelompok. Sasaran pelayanan bimbingan ialah orang yang diberi
bantuan, baik secara individual maupun kelompok. Pemecahan masalah
dalam bimbingan dilakukan oleh dan atas dasar kekuatan kline itu sendiri.
jadi bimbingan ialah bantuan yang diberika kepada individu, baik
perorangan ataupun kelompok untuk memecahkan masalah berdasarkan
potensi klien itu sendiri.
2. Pengertian Konseling
Menurut Prayitno dan Erman Amti, (2015) pengertian
konseling secara etimologi, berasal dari bahasa latin yaitu
consilium (dengan atau bersama), yang dirangkai menerima
atau memahami. Dalam bahasa Anglo Saxon, istilah
konseling berasal dari sellan yang berarti menyerahkan atau
menyampaikan. Konseling merupakan pemberian bantuan
yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang
ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalaimi
suatu masalah (klein) yang bermuara pada teraatasinya
masalah yang dihadapi klein.
B. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Konseling
Menurut Prayitno dan Erman Amti, (2015) bimbingan konseling memiliki tujuan dan fungsi
sebagai berikut:
1. Tujuan
a. Tujuan umum bimbingan konseling
Untuk membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap
perkembangan dan seperti kemampuan dasar dan bakat yang dimilikinya, dan berbagai latar
belakang yang ada seperti latar belakang ekonomi, pendidikan, keluarga dan lain-lain serta
tuntutan positif lingkungannya.
b. tujuan khusus bimbingan konseling
ialah penjabaran dari tujuan umum yang berkaitan secara langsung dengan permasalahan
yang dialami oleh individu yang bersangkutan, sesuai dengan kesulitan permasalahannya
itu. Individu memiliki bermacam-macam jenis masalah, masing-masing bersifat unik.
Tujuan bimbingan konseling untuk seorang individu berbeda dari tujuan bimbingan
konseling untuk individu lainnya.
2. Fungsi bimbingan konseling
a. fungsi pemahaman
b. fungsi pencegahan
c. fungsi pngentasan
d. fungsi pemeliharaan dan pengembangan
C. Pengertian konseling individu
Menurut Salahudin Anas, (2016 : 17) konseling
individu biasanya masalah yang dipecahkan dalam
teknik ini berupa masalah-masalah pribadi. Konseling
individu merupakan salah satu cara pemberian bantuan
secara perorangan dan secara langsung. Pemberian
bantuan dilakukan secara face to face relationship
(hubungan langsung muka ke muka, atau hubungan
empat mata), antara konselor dan klien.
D. Tujuan konseling individu
Prayitno, (2018) menyatakan baha tujuan umum layanan
konseling individu ialah pengentasan masalah klein dan hal ini
termasuk kedalam fungsi pengentasan. Fungsi pengentasan
sangat dominan dalam layanan ini. Dengan terentaskannya
masalah klein, dia akan lebih mandiri dan mampu mengendalikan
diri, sehingga terbebas dari masalah yang membebani dirinya,
dan lebih terbuka dalam berprilaku positif kearah kondisi yang
lebih baik. Priyatno juga mengemukakan tujuan khusus konseling
ke dalam 5 hal yaitu fungsi pemahaman, pengentasan,
pemeliharaan/pengembangan, pencegahan dan fungsi advokasi.
E. Komponen konseling individu
1. Konselor
Konselor merupakan seorang ahli dalam bidang konseling, yang memiliki
kewenangan dan madat secara profesional untuk melaksanakan kegiatan
pelayanan konseling.
2. Klein
Klein merupakan seorang individu yang sedang mengalami masalah, atau
setidak-tidaknya sedang mengalami sesuatu yang ingin di sampaikan kepada
orang lain.
3. Materi layanan
Materi layanan konseling individu berorientasi pada kondisi tertentu yang
dikemukakan klein sejak awal berinteraksi dengan konselor.
F. Pondok pesantren
Menurut Zulhimma, (2013) Pondok pesantren berasal dari dua
kata, yaitu pondok dan pesantren. Pondok berasal dari bahasa
arab yaitu “funduq” yang artinya tempat menginap, atau asrama.
Sedangkan pesantren berasal dari bahasa Tamil, dari kata santri
diimbuhi awala pe akhiran an yang berarti para penuntut ilmu.
Menurut istilah pesantren merupakan lembaga pendidikan
tradisional islam untuk mempelajari, memahami, mendalami,
menghayati dan mengamalkan ajaran islam dengan menekankan
pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman prilaku sehari-
hari.
BAB III
Metodologi penelitian

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskritif kualitatif.
Menurut Noor Juliansyah, (2011) metode pendekatan deskritif
kualitatif merupakan suatu proses penelitian dan pemahaman yang
berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki fenomena sosial dan
masalah manusia yang menekankan pada makna realita.
Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti Bimbingan Konseling
Individua pada Santri yang Melanggar aturan di Pondok Pesantren
Asy-syakiroh. Untuk mengumpulkan data dan informasi yang
dibutuhkan, peneliti menggunakan metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi yang telah lazim digunakan dalam pendekatan kualitatif.
b. Teknik pengambilan data
c. Analisi data

d. Lokasi dan subjek penelitian


Adapun lokasi penelitian ini ialah di Pondok Pesantren Asy-syakiroh
yang terletak di Jln. YLPI Blok Buntet Pesantren Ds. Mertapada Kulon kec.
Astanajapura Kab. Cirebon. Dekat dengan masjid jami Buntet Pesantren
Cirebon.
Adapun subjek penelitiannya ialah pengurus keamanan dan 6 santri yang
melakukan pelanggaran serta mendapatkan bimbingan konseling individu
E. Gambaran umum pondok pesantren Asy syakiroh

1. Profil Pondok pesantren Asy


syakiroh
2. Visi dan misi

Ma’had Asy syakiroh yang  Visi pondok pesantren Asy


dirintis pada tahun 1980 olen Ny Syakiroh berusaha mencetak
HJ Sri Afiyati yang akrab disapa santri berakhlak luhur sesuai
dengan sebutan Nyai Nci Binti tuntunan kanjeng Nabi
KH Abdul Jamil dan sekarang
Rasulullah SAW.
Ma’had Asy syakiroh 1&2 saat
ini diasuh oleh KH M
 Misi dengan cara sandaran Al-
Hasanuddin Kriyani dan NY HJ Qur’an dan sunnah melalui
Eni Khunaeniyahn Fathoni perpaduan metode salaf dan
Amin. modern.
3. Kurikulum 4. Struktur Organisasi
 Unit pendidikan non formal dikelola  Pengsuh : - KH. Hasanuddin
oleh internal Ma’had Asy syakiroh 1&2 : Kriyan & Ny. Hj. Eni
Khunaeniyah
 a. Lembaga Pendidikan Al Qur’an
 b. Dirosah Diniyyah Asy syakirih
 Pembina : Ust. M. Abdullah
meliputi kurikulum : Imla, tajwid, Syukri, usth. Hj. Hawa Syakiroh,
nahwu, sorof, fiqih, hadits, tafsir, tauhid, usth. Hikmah Sri Afiyati
akhlak, tashawwuf, tarikh dll, dengan  Ketua Pondok Putri: Hanis Miatin
menggunakan kitab-kitab salaf yang
disesuaikan dengan tingkat kemampuan  Wakil Ketua : Khaeriyyah
santri. Lathifah
 c. Batshul Masa’il dan Musyawarah
Santri
6. Kegiatan Pondok Pesantren Asy
syakiroh
7. Tata Tertib Santri

Peraturan umum seperti menjalankan


1. Kegiatan harian 1.

syariat islam yang tertuang dalam Al-


qur’an, hadits dan ijma para ulama.
2. Kegiatan Mingguan 2. Kewajiban santri seperti mengikuti
pengajian al qur’am, mengikuti kegiatan
3. Kegiatan dirosah diniyah.
Bulanan/tahunan 3. Perizinan seperti izin pulang kerumah
langsung kepada pengasuh
4. Peraturan tertulis khusus santri putri
ialah keluar tidak boleh memakai kaos
atau sweatter
5. Larangan seperti melanggar aturan
pondok pesantren asy syakiroh
5. Kegiatan Pondok pesantren Asy
syakiroh
6. Kegiatan
 1. Kegiatan Harian 1. kegiatan Mingguan
 Senin : Batsul masail/musyawarah
 Bangun tidur
 Kamis : Solawat berzanji, khitobahan, ta’ziran
 Solat subuh berjamaah dan dzikir pagi
 Jumat : Piket ro’an, solat dhuha berja’maah,
 Pengajian al- qur’an membaca surah Al- kahfi dan Al- mulk, latihan
 Kegiatan belajar mengajar di sekolah qir’o / kaligrafi
 Solat asar berjamaah dan ders juz amma 2. Kegiatan Bulanan/ tahunan
 Makan sore Perayaan akbar Maulid Nbi Muhamad SAW,
pengajian kitab qisrothul mi’roj dalam rangka isro
 Solat magrib berjamaah mi’roj, hari santri nasional, haul almarhumin
 Pengajian kitab bandongan sesepuh dan warga pondok buntet pesantren,
berbagai seminar dan pelatihan untuk santri
 Solat isya berjamaah
tasyakur khotmil qur’an, imtihan akbar YLPI
 Pengajian dirosah diniyah Pondok Buntet Pesantren, tasyakur akhirusanah,
 istirahat perlombaan antar santri.
8. Gambaran umum pelanggaran
7. Kegiatan spiritual aturan Santri Putri
 Solat jama’ah  Pelanggaran tingkat ringan
 Dzikir sesudah solat seperti tidak sengaja
melakukan kesalahan
 Membaca al qur’an
 Pelanggaran tigkat sedang
 Solat sunnah duha
aturan yang dilanggar masih
 Jiaroh kubur dalam tingkat wajar seperti
 Tahlil, membaca surah Yasin bolos mengaji
setiap malam jum’at  Pelanggaran tingkat tinggi
 Marhabanan setiap malam seperti mengambil barang
jumat yang bukan miliknya
9. Gambara Bentuk Bimbingan dan Konseling Individu di Pondok
Pesantren Asy syakiroh Buntete Pesantren
a. Bentuk bimbingan dan konseling individu
bimbingan konseling individu di pondok pesantren Asy sayakiroh
dilakukan tidak terjadwal namun menyesuaikan kebutuhan santri
tersebut. Bimbingan konseling individu biasanya dilakukan untuk
anak-anak yang menginginkannya sendiri, untuk anak-anak yang
terlihat membutuhkan imbingan, dan untuk anak-anak yang
melanggar aturan tingkat tinggi serta untuk anak-anak yang melanggar
aturan yang telah diberikan ta’ziran namun ada efek jera maka
prosesnya ialah keamanan memanggil anak tersebut untuk
dilakukanbimbingan konseling individu.
b. Konselor
pengurus keamanan dalam pondok pesantren bisa disebut juga dengan
konselor karena ia memiliki wewenang dan madat dalam melaksanakan
bimbingan dan konseling. Pengurus keamanan secara aktif mengembangkan
proses bimbingan konseling walaupun secara langsung pengurus keamanan
bukan seorang yang profesional dalam bidang tersebut.
c. Keadaan santri
Adapun santri didalam pondok pesantren Asy Syakiroh tahun ajaran
2021/2022 berjumlah 186, santri perempuan berjumlah 89 dan santri laki-
laki berjumlah 97. Dengan masuk menjadi santri Asy syakiroh berarti
mereka harus taat dan patuh dengan peraturan-peraturan yang telah
ditetapkan di pondok pesantren asy syakiroh.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASANA
1. Penyebab santri putri melanggar aturan di
pondok pesantren Asy syakiroh yaitu ada dua
faktor internal dan eksternal. Faktor internal
meliputi faktor fisik dan faktor bawaan kepribadian
dari diri sendiri. Sedangkan faktor eksternal
meliputi masalah keluarga, ekonomi, teman
lingkungan pondok, dan mondok karena bukan
keinginana sendiri.
2. Bentuk Bimbingan konseling individu di pondok pesaantren asy
syakiroh biasanya dilakukan oleh kemanana kepada anak-anak yang
sekiranya membutuhkan bimbingan konseling individu, bimbingan
konseling individupun dilakukan pada saat anak tersebut menghampiri
dan meminta sendiri untuk melakukan bimbingan, untuk anak-anak
yang melanggar aturan tingkat tinggi serta untuk anak-anak yang
melanggar aturan yang telah diberikan ta’ziran namun ada efek jera
maka prosesnya ialah keamanan memanggil anak tersebut untuk
dilakukanbimbingan konseling individu.
Adapun hasil wawancara dengan pengurus keamanan bentuk
bimbingan konseling individu yang diterapkan di pondok pesantren
Asy-syakiroh itu berupa 2 metode:
1. Metode secara langsung, merupakan metode yang dilakukan dengan cara
menggunakan dialog pribadi seperti pengurus melakukan percakapan secara
langsung dengan anak-anak (santri) agar lebih mengetahui karakter santri. Dialog
yang dilakukan pengurus seperti dialog yang dilakukan sehari-hari namun
penguruspun memberi arahan serta nasehat kepada anak-anak santri mengenai apa
yang menjadi masalah mereka dan juga memberi pemecahan masalah serta arahan
yang sesuai dengan masalah yang sedang dihadapinya.
2. Metode secara tidak langsung, merupakan bimbingannya berupa memberikan
keteladanan ataupun contoh yang baik pada santri dan juga mengajak santri
melakukan kegiatan yang dapat menumbuhkan sikap peduli sosial, seperti peduli
kepada teman dan lingkungan sekitar. Pengasuh memberikan tugas kepada
pengurus agar memberikan buku berupa tata cara solat dan tahlil, serta menyuruh
anak agar menghafal Juzam’ma untuk santri baru serta mengaji al qur’an setiap
ba’da subuh. Memberikan contoh langsung yang baik serta motivasi merupakan
salah satu kegiatan yang bisa membentuk karakter santri yang lebih baik.
Faktor Pendukung bimbingan Faktor Penghambat bimbingan
konseling individu konseling individu

 kerjasama yang baik antara pengurus


keamanan.  Kurangnya fasilitas
 Pengasuh, pebimbing, dan pengurus sangat  Tidak ada keterbukaan/ tidak jujurnya
peduli terhadap santri-santrinya dan selalu seorang santri kepada pengurus keamana.
memperhatikan serta mengontrol santri-
santrinya.
 Kurangnya kesadaran diri santri atas
 konseli (santri) bisa diajak untuk melakukan pentingnya bimbingan konseling individu
konseling individu dengan cara terbuka dan untuk dirinya.
jujur.  Santri yang berasal dari berbagai macam
 konseling menyesuaikan kebutuhan santri. daerah, dengan latar belakang yang
 Kerjasama yang baik antara yang bersangkutan berbeda-beda..
seperti santri, pengurus dan orang tua santri.  kurangnya kerjasama antara pengurus
 Kesadaran diri santri, dan pengurus atas
keamanan.
pentingnya bimbingan konseling individu
dalam menangai sebuah permasalahan ringan
 kurangnya keamampuan pengurus
maupun berat yang dihadapi santri. kemanan tentang bimbingan konseling
individu.
Sekian dan terimaksih.

Anda mungkin juga menyukai