Anda di halaman 1dari 289

KEPUTUSAN

KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA BUNDA


PERSADA BATAM
Nomor : /K/ STIKes-MBP/XII/2016

Tentang
Pedoman Penjaminan Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam
Menimbang :
a) Bahwa STIKes Mitra Bunda Persada perlu
menetapkan kinerja akademik sebagai bagian dari
cita - cita STIKes Mitra Bunda Persad sesuaai
peraturan yang berlaku.
b) Bahwa STIKes Mitra Bunda Persada perlu merevisi
kinerja akademik tersebut untuk mendapatkan
jaminan diperolehnya hasil pendidikan STIKes
Mitra Bunda Persada yang terukur dan memenuhi
syarat standar profesi.
c) Bahwa untuk kegiatan peningkatan kualitas
akademik di perlukan peningkatan standar muu
secara terus menerus.
d) Bahwa dalam mencapai tujuan tersebut diatas
badan penjamin mutu akademik STIKes Mitra
Bunda Persada telah menyiapkan pedoman

1
penjamin mutu akademik STIKes Mitra Bunda
Persada.
e) Bahwa pedoman penjamin mutu akademik STIKes
Mitra Bunda Persada dapat dijadikan acuan
peningkatan standar mutu di STIKes Mitra Bunda
Persada.
f) Bahwa pedoman penjaminan mutu akademik
STIKes Mitra Bunda Persada tersebut ditetapkan
dengan keputusan Ketua STIKes Mitra Bunda
Persada.
g) Bahwa penyelenggaraan pendidikan tinggi harus
menjunjung tinggi nilai nilai mutu dan tuntutan
akuntabilitas sehingga menjadikan penjamin mutu
akademik yang tersistem merupakan kebutuhan
pokok
Mengingat :
a) Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional
b) Undang - Undang RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru
Dan Dosen
c) Undang-undang No 12 tahun 2012 tentang Pendidikan
tinggi

2
d) Peraturan pemerintah No 37 tahun 2009 tentang Dosen
e) Peraturan pemerintah No 44 tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi
f) Peraturan pemerintah No 4 tahun 2014 tentang
penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan
perguruan tinggi
g) Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 124/D/O/2006 tentang Ijin
Operasional STIKes Mitra Bunda Persada Batam.
h) Keputusan Ketua Yayasan No...................Tentang
Pengangkatan Ketua STIKes Mitra Bunda Persada
i) Statuta Pendirian STIKes Mitra Bunda Persada
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Surat Keputusan Ketua STIKes Mitra Bunda Persada
Tentang Standar Mutu Perguruan Tinggi Mitra Bunda
Persada.
PERTAMA - Menetapkan Pedoman Penjamin Mutu Akademik
STIKes Mitra Bunda Persada Sebagai Acuan Untuk
Penyelenggaraaan Penjamin Mutu Di STIKes Mitra
Bunda Persada

3
- Memberlakukan Dokumen Standar Akademik Yang
Merupakan Bagian Tak Terpisahkan Dari Keputusan
Ini Di Lingkungan STIKes Mitra Bunda Persada
KEDUA - Penjabaran Standar - Standar Mutu Secara
Operasional Serta Upaya Peningkatan Standar Mutu
Secara Terus Menerus Dilakukan Di Tingkat Program
Studi.
KETIGA - Dengan berlakunya surat keputusan ini, maka surat
keputusan STIKes No 05/ K/ STIKes-MBP/II/2015
tidak berlaku lagi
KETIGA - Surat Keputusan Ini Berlaku Sejak Tanggal Di
Tetapkan Dengan Ketentuan Apabila Di Kemudian
Hari Terdapat Kekeliruan Dalam Keputusan Ini Akan
Di Adakan Perbaikan Sebagai Mana Mestinya.
Ditetapkan Di Batam
November 2016
STIKes Mitra Bunda Persada
Ketua

(dr.H.MAWARDI BADAR, MM)

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Era globalisasi yang penuh tantangan telah menimbulkan


persaingan antar bangsa semakin tajam terutama dalam bidang
ekonomi dan bidang ilmu pengetahuan serta teknologi. Dalam
rangka menghadapi persaingan yang semakin sulit dan agar dapat
berperan serta dalam pembangunan bangsa dan negara maka
perguruan tinggi melalui Direktorat Jenderal, Dikti Depdiknas
mencanangkan Higher Education Long Term Strategy (HELTS
2003 - 2010) dalam tiga kebijakan dan program pendidikan tinggi,
yaitu : (1). pemerataan dan perluasan akses; (2) peningkatan mutu,
relevansi dan daya saing; (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas,
dan pencitraan publik. Berdasarkan pada kebijakan dan program
tersebut, proses pembelajaran merupakan esensi dari
penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi. Peningkatan
kualitas, efektifitas, efisiensi, produktifitas merupakan aspek-aspek
mutlak yang harus dipenuhi demi mewujudkan suatu visi suatu
perguruan tinggi.

5
Paradigma baru manajemen pendidikan tinggi menekankan
pentingnya otonomi institusi yang berlandaskan pada akuntabilitas,
evaluasi, dan akreditasi dan bermuara pada tujuan akhir
peningkatan kualitas secara berkelanjutan. Di pihak lain,
kecenderungan globalisasi, kebutuhan masyarakat dan tuntutan
persaingan yang semakin ketat menuntut komitmen yang tinggi
pada penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
Penyusunan penjamin mutu STIKes Mitra Bunda Persada
mengacu kepada UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional yang menyatakan bahwa pemerintah menentukan
kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk
menjamin mutu pendidikan nasional. Dan permenristekdikti No
44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi

1.2 Tujuan Dan Fungsi


Buku pedman ini bertujuan untuk memberikan tuntunan bagi
program studi dalam melaksanakan manajemen mutu akademik di
lingkungn masing - masing. Selain itu buku ini dimaksudkan untuk
mempermudah pengelola dalam menyelenggarakan kegiatan
akademik sesuai dengan standar yang telah di tetapkan oleh
STIKes Mitra Bunda Persada.

6
1.3 Sasaran
Sasaran buku pedoman ini adalah penyelenggara kegiatan
akademik pada masing - masing program studi.

7
BAB II
KETENTUAN UMUM

2.1 Definisi Sistem Penjaminan Mutu Internal


Sistem Penjaminan Mutu Internal adalah Kegiatan sistemik
penjaminan mutu pendidikan tinggi di perguruan tinggi oleh
perguruan tinggi (internally driven), untuk mengawasi
penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi secara
berkelanjutan (continuous improvement). Dalam arti bahwa SPMI-
STIKes Mitra Bunda Persada Batam dilaksanakan dan diawasi
secara mandiri oleh semua unit/komponen kerja yang ada di
STIKes Mitra Bunda Persada Batam melalui Badan Penjaminan
Mutu (Quality Assurance).

2.2 Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKes Mitra


Bunda Persada Batam
Bagian unit kerja didalam institusi STIKes Mitra Bunda
Persada Batam yang bertanggung jawab langsung kepada Ketua
STIKes.

8
2.3. Landasan hukum Badan Penjaminan Mutu (Quality
Assurance) STIKES Mitra Bunda Persada Batam
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas
b. Permenristekdikti No 44 tahun 2015 Tentang Standar Nasional
Perguruan Tinggi
c. Permen No 50 tahun 2014 tentang Sisiem Penjamin Mutu
Pendidikan Tinggi
d. Surat Keputusan yang Ketua STIKES Mitra Bunda Persada
Batam /K/ STIKes-MBP/XI/206 tentang Standar Mutu
Pendidikan Tinggi STIKES Mitra Bunda Persada Batam.

2.4. Visi Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKES


Mitra Bunda Persada Batam
Terbangunnya Sistem Penjaminan Mutu yang mampu
membawa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Bunda Persada
menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang unggul dan terdepan
dalam penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi Bidang
Kesehatan.
Menjadikan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Bunda
Persada sebagai lembaga pendidikan yang selalu mengutamakan
dan mengembangkan budaya mutu dalam setiap aktifitasnya.

9
2.5. Misi Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKes
Mitra Bunda Persada Batam.
1. Menetapkan harkat mutu program studi di STIKes Mitra
Bunda Persada secara berkala.
2. Memberikan saran perbaikan terhadap proses Pendidikan,
Penelitian, Pelayanan dan Pengabdian pada Masyarakat
(P2M), serta program pengembangan akademik di STIKes
Mitra Bunda Persada;
3. Memberikan saran terhadap perbaikan dan peningkatan mutu
akademik secara bertahap dan berkelanjutan
4. Mendampingi persiapan program studi untuk akreditasi
5. Memberikan masukan terhadap masalah-masalah tertentu
yang dihadapi oleh pengelola STIKes Mitra Bunda Persada
berkaitan dengan penjaminan mutu
6. Mempersiapkan personil Badan Penjamin Mutu Akademik
yang kompeten dalam penjaminan mutu akademik.

2.6. Tugas Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKES


Mitra Bunda Persada Batam sebagai berikut :
1. Menyiapkan data dari semua unit kerja yang ada di STIKes
Mitra Bunda Persada Batam

10
2. Merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan SPM-
STIKes Mitra Bunda Persada Batam
3. Menyusun dokumen-dokumen mutu dan perangkat yang
diperlukan dalam rangka pelaksanaan SPM-STIKes Mitra
Bunda Persada Batam
4. Melakukan koordinasi pelaksanaan SPM-STIKes Mitra
Bunda Persada Batam
5. Memantau, menilai, mengaudit dan mengevaluasi
pelaksanaan SPM-STIKES Mitra Bunda Persada Batam
Mitra Bunda Persada Batam
6. Melakukan kajian - kajian terhadap pelaksanaan penjaminan
mutu pada unit kerja dan menyampaikan hasil kajiannya
kepada ketua STIKES, dengan tembusan sebagai masukan
untuk Senat STIKES Mitra Bunda Persada Batam
7. Menyiapkan sumberdaya manusia yang kompeten
melaksanakan penjaminan mutu, maupun penjaminan mutu
(auditor internal) di STIKES Mitra Bunda Persada Batam

11
2.7. Fungsi Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) STIKES
Mitra Bunda Persada Batam sebagai berikut :
1. Memberikan informasi dan konsultasi terkait kegiatan pada
unit kerja keempat prodi di STIKes Mitra Bunda Persada
Batam Mitra Bunda Persada Batam
2. Badan Penjaminan Mutu bertanggungjawab
menyelenggarakan sistem penjaminan mutu secara
keseluruhan di STIKes Mitra Bunda Persada Batam dan
mencapai indikator - indikator kinerja sesuai target yang telah
ditetapkan.
3. Mengembangkan sistem penjaminan mutu yang berkelanjutan
(Continuous Quality Improvement) di STIKes Mitra Bunda
Persada Batam
4. Memberikan layanan konsultasi, pendampingan dan
kerjasama dalam bidang penjaminan mutu perguruan tinggi.
5. Mengembangkan sistem informasi penjaminan mutu yang
adaptif dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi.

12
2.8. Organisasi Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance)
STIKes Mitra Bunda Persada Batam
Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) adalah Suatu
lembaga didalam institusi STIKes Mitra Bunda Persada Batam,
yang bertanggung jawab langsung kepada Ketua STIKes. Yang
bertugas menyelenggarakan sistem penjaminan mutu di STIKes
Mitra Bunda Persada Batam guna mencapai indikator kinerja
yang telah ditetapkan untuk kurun waktu tertentu. Sistem
penjaminan mutu dilaksanakan secara berjenjang mulai dari
tingkat STIKes, Prodi dan Unit Penunjang (perpustakaan,
laboratorium).
Badan Penjaminan Mutu/Quality Assurance STIKes Mitra
Bunda Persada Batam dilengkapi dengan unit – unit penunjang
antara lain :
1. Unit pelaksana pangkalan data
2. Unit pelaksana penjaminan mutu akademik
3. Unit pengembangan SDM
4. Unit pengelola sistem informasi dan soft skill akademik
5. Unit pengelola alumni
6. Unit sarana dan prasarana
Pada tingkat STIKES dipimpin oleh seorang Kepala Badan
dengan dibantu oleh seorang Sekretaris, serta Unit Tugas Badan

13
Penjaminan Mutu yaitu suatu tim yang dibentuk oleh Kepala
Badan untuk suatu penugasan tertentu. Kepala Badan Penjaminan
Mutu bertanggung jawab langsung kepada Ketua, serta
berkoordinasi dengan para Pembantu Ketua dan pimpinan unit-
unit kerja dalam pelaksanaan penjaminan mutu STIKES Mitra
Bunda Persada Batam .
Badan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) diangkat dan
diberhentikan oleh Ketua STIKes untuk masa jabatan tiga tahun
dan dapat diangkat kembali untuk maksimal 2 (dua) kali masa
jabatan berikutnya.. Mekanisme serupa berlaku pula untuk Unit
Pelaksana Teknis (UPT) di STIKES Mitra Bunda Persada Batam,
dengan diketuai oleh Kepala unit kerja yang bersangkutan.

2.9. Mekanisme Sistem Penjaminan Mutu Internal STIKes Mitra


Bunda Persada
2.9.1. Sistem Penjaminan Mutu Berkelanjutan STIKes Mitra
Bunda Persada
Upaya peningkatan mutu secara terus menerus yang
dilakukan di STIKes Mitra Bunda Persada Batam
diharapkan akan menumbuhkan budaya mutu sehingga akan
tercapai peningkatan standar yang berkelanjutan (continous
quality improvement). Salah satu model manajemen kendali

14
mutu yang dapat digunakan adalah model PDCA (Plan, Do,
Check, Action), yang menghasilkan pengembangan yang
berkelanjutan (continuous improvement) atau kaizen mutu
perguruan tinggi. Model manajemen kendali mutu berbasis
PDCA, dapat digambarkan sebagai berikut :

Continous
Improvement/K
aizen
SDC
P A
D
C
SDC A
P
D A
C
SDC A
P A S= P = Plan
Standard D = Do
D
D = Do C=
C
C= Check
SDC A
Check A=
A A= Action
Action
Gambar 2.2 Manajemen Kendali Mutu Berbasis PDCA

15
Beberapa prinsip yang harus melandasi pola pikir dan pola
tindak semua pelaku manajemen kendali mutu berbasis
PDCA adalah :
a. Quality first yaitu Semua pikiran dan tindakan
pengelola perguruan tinggi harus memrioritaskan mutu
.
b. Stakeholder-in yaitu Semua pikiran dan tindakan
pengelola perguruan tinggi harus ditujukan pada
kepuasan para pemangku kepentingan (internal dan
eksternal).
c. The next process is our stakeholders yakni Setiap
orang yang menjalankan tugasnya dalam proses
pendidikan pada PT harus menganggap orang lain yang
menggunakan hasil pelaksanaan tugasnya tersebut
sebagai pemangku kepentingan yang harus dipuaskan.
d. Speak with data yaitu Setiap pengambilan keputusan/
kebijakan dalam proses pendidikan pada PT
seyogianya didasarkan pada analisis data, bukan
berdasarkan pada asumsi atau rekayasa
e. Upstream management yaitu Setiap pengambilan
keputusan / kebijakan dalam proses pendidikan pada

16
PT seyogianya dilakukan secara partisipatif dan
kolegial, bukan otoritatif .
Sedangkan untuk proses peningkatan mutu secara skematis
dapat digambarkan sebagai berikut :

KEBIJAKAN & STANDAR PELAKSANAAN KERJA MONITORING

STANDAR
BARU

EVALUASI DIRI OLEH


PENINGKATAN
RUMUSAN AUDIT OLEH UNIT KERJA
MUTU AMI
KOREKSI

Gambar 2.3. Skema Peningkatan Mutu Sekolah Tinggi


Ilmu Kesehatan Mitra Bunda Persada.

17
2.9.2. Menajemen Kendali Mutu dalam SPMI STIKes Mitra Bunda
Persada Batam

PENENTUAN
. STANDAR MUTU

AUDIT BUTIR MUTU

KESENJANGAN YA IDENTIFIKASI ACTION


STANDAR MUTU UNTUK MEMENUHI
DAN STANDAR MUTU
HASIL AUDIT

MELAKSANAKAN ACTION

TIDAK
GABUNGAN PADA
PROSES PDCA BERIKUTNYA

EVALUASI PENINGKATAN
STANDAR
MUTU

Gambar 2.4. Manajemen Kendali Mutu

18
2.9.3 Menuju Pemenuhan Penjaminan Mutu STIKES Mitra
Bunda Persada Batam
SPM-STIKES Mitra Bunda Persada Batam dilakukan
atas dasar Penjaminan Mutu Internal (PMI), Penjaminan
Mutu Eksternal (PME), dan Evaluasi Program Studi
Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) yang dikaitkan dengan
perijinan penyelenggaraan program studi.
PMI- STIKES Mitra Bunda Persada Batam adalah
penjaminan mutu yang dilakukan oleh STIKES Mitra Bunda
Persada Batam (internally driven). Sistem beserta parameter
dan metoda yang dilakukan untuk mengukur hasil ditetapkan
oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam dengan mengacu
pada visi dan misi STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan
berdasarkan pada pemenuhan Standar Nasional Pendidikan.
PME-STIKES Mitra Bunda Persada Batam adalah
penjaminan mutu yang dilakukan oleh badan akreditasi
seperti BAN-PT atau lembaga lain dengan cara yang
ditetapkan oleh lembaga akreditasi yang melakukan.
Lembaga akreditasi mewakili masyarakat sehingga sifatnya
mandiri. Penjaminan mutu eksternal ini yang menghasilkan
akreditasi wajib dilakukan oleh program studi seperti yang
diatur dalam Undang-Undang Sisdiknas. EPSBED adalah

19
bentuk pengawasan penyelenggaraan pendidikan tinggi yang
dilakukan oleh pemerintah, sesuai dengan amanah Undang-
Undang Sisdiknas, dan dikaitkan dengan izin
penyelenggaraan program studi.
Dokumen ini terutama menuju pada Pemenuhan
Penjaminan Mutu Internal, STIKES Mitra Bunda Persada
Batam yang sejak dari awal berdirinya komit pada mutu,
melekatkan tugas ini pada tugas struktural. Sejalan dengan
perkembangannya dan sesuai dengan harapan dari
pemerintah, maka di samping Senat Akademik dalam badan
penjaminan mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam
terdapat Senat Akademik dan Unit Jaminan Mutu.

2.9.4. Sasaran Penjaminan Mutu Internal STIKES Mitra


Bunda Persada Batam
Sasaran Penjaminan Mutu Internal STIKES Mitra Bunda
Persada Batam, Berdasarkan Permenristekdikti Nomor 44
Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
meliputi::
1. Standar Nasional Pendidikan
a. Standar kompetensi lulusan
b. Standar isi pembelajaran

20
c. Standar proses pembelajaran
d. Standar penilaian pembelajaran
e. Standar dosen dan tenaga kependidikan
f. Standar sarana dan prasarana pembelajaran
g. Standar pengelolaan pembelajaran
h. Standar pembiayaan pembelajaran
2. Standar Nasional Penelitian
a. Standar hasil penelitian
b. Standar isi penelitian
c. Standar proses penelitian
d. Standar penilaian penelitian
e. Standar peneliti
f. Standar sarana dan prasarana penelitian
g. Standar pengelolaan penelitian
h. Standar pendanaan dan pembiayaan penelitian
3. Standar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat
a. Standar hasil pengabdian kepada masyarakat
b. Standar isi pengabdian kepada masyarakat
c. Standar proses pengabdian kepada masyarakat
d. Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat
e. Standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat
f. Standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat

21
g. Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat
h. Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada
masyarakat

STIKES Mitra Bunda Persada Batam menambahkan


sejumlah standar selain selain yang terdapat pada SNPT,
misalnya :
1. Standar identitas
2. Standar kerjasama
3. Standar kemahasiswaan
4. Standar pengelolaan
5. Standar suasana akademik
6. Standar Sarana dan prasarana
7. Standar lahan praktik

2.9.5. Perangkat Sistem Penjaminan Mutu STIKES Mitra


Bunda Persada Batam
a. Visi, misi, dan tujuan
b. Kebijakan
c. Renstra
d. Renop dan Anggaran
e. Peraturan dan Prosedur ( SOP)

22
f. Laporan
g. Audit

2.9.6. Proses Penjaminan Mutu STIKES Mitra Bunda Persada


Batam
Untuk menjamin bahwa pelaksanaan kegiatan
akademik dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan
oleh organisasi, STIKES Mitra Bunda Persada Batam
mengatur melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap pertama, berdasarkan visi, misi dan tujuan yang
telah ditetapkan STIKES Mitra Bunda Persada Batam
tersebut diatas, senat menetapkan kebijakan dan standar.
2. Tahap kedua, berdasarkan kebijakan dan standar yang
telah ditetapkan, pimpinan STIKES Mitra Bunda
Persada Batam menyusun renstra yang berisi rencana
kerja untuk kurun waktu 3 tahun. Penyusunan renstra
dilakukan melalui pembahasan pimpinan STIKES Mitra
Bunda Persada Batam dengan pimpinan Program Studi,
Unit Pelayanan Teknis (UPT) terkait. Pengesahan
renstra dilakukan oleh Senat STIKES Mitra Bunda
Persada Batam dan Pengurus Yayasan.

23
3. Tahap ketiga, berdasarkan renstra yang telah disahkan
oleh Senat STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan
Pengurus Yayasan, Ketua STIKES Mitra Bunda
Persada Batam bersama Kepala Program Studi, UPT
terkait menyusun renop dan anggaran yang berisi
rencana kerja secara lebih rinci untuk kurun waktu 1
tahun. Pengesahan renop dan anggaran bidang akademik
dilakukan oleh Senat pimpinan Program Studi, UPT
terkait dan Pengurus Yayasan.
4. Tahap keempat, berdasarkan renop yang telah disahkan
oleh Senat STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan
Pengurus Yayasan, STIKES Mitra Bunda Persada Batam
dengan pimpinan Program Studi, UPT terkait menyusun
standar operasional kegiatan akademik. Pengesahan
standar akademik ini dilakukan oleh Ketua STIKES
Mitra Bunda Persada Batam.
5. Tahap kelima, berdasarkan renop dan standar operasional
yang telah disahkan, pimpinan Program Studi, UPT
terkait, menyusun ketentuan dan peraturan akademik
serta Standard Operating Procedure (SOP) agar dapat
menjadi pedoman pelaksanaan di Program Studi, UPT
terkait.

24
6. Tahap keenam, secara periodik ( minimal setiap semester
) Pimpinan Program Studi, UPT terkait. membuat
laporan pelaksanaan kegiatan akademik beserta realisasi
anggarannya.
7. Tahap ketujuh, berdasarkan laporan pelaksanaan kegiatan
yang telah dilakukan oleh pimpinan Program Studi, UPT
terkait, Ketua STIKES melakukan evaluasi dengan
meminta UPT Penjaminan Mutu (UPT-JM) melakukan
audit. Laporan hasil audit oleh UPT-JM akan diserahkan
ke Ketua STIKES dengan tembusan pimpinan Program
Studi, UPT terkait. Laporan hasil audit dan rekomendasi
UPT-JM akan dijadikan dasar oleh Ketua STIKES
dengan tembusan pimpinan Program Studi, UPT terkait
melakukan tindak lanjut penyelesaian atau untuk
menjadi bahan pertimbangan dalam penyempurnaan
kebijakan, standar, dan peraturan/SOP dimasa
mendatang.

25
BAB III
STANDAR MUTU

3.1 Pengertian Standar Mutu STIKES Mitra Bunda Persada


Batam
Standar Mutu adalah :
 Pernyataan berisi kriteria untuk menetapkan dan/atau
mengevaluasi mutu dari suatu hal (mis: mutu program studi,
mutu dosen, mutu lulusan).
 Pernyataan berisi jabaran/rincian karakteristik dari suatu hal
(mis: kompetensi lulusan dan kualifikasi dosen).
 Pernyataan berisi perintah untuk melakukan sesuatu.
 Pernyataan tentang sesuatu yang harus terjadi atau cita-cita atau
ide
Standar Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam Batam
adalah Pernyataan berisi kriteria untuk menetapkan dan/atau
mengevaluasi mutu dari suatu hal (mis: mutu program studi,
mutu dosen, mutu lulusan) di STIKES Mitra Bunda Persada
Batam Batam.
Contoh :
Paling lambat pada tahun 2015 tercapai rasio dosen dan
mahasiswa sebesar 1:20
26
Setiap dosen pada perguruan tinggi X paling
lambat pada tahun 2015 harus telah memiliki :
 Setiap dosen gelar minimal magister
 Setiap dosen jabatan akademik minimal asisten
ahli
 Setiap dosen memiliki sertifikat dosen

3.2 Jumlah Standar Mutu STIKES Mitra Bunda Persada Batam


Batam
Tidak ada jumlah ideal standar mutu dalam SPMI, SPMI-
STIKes Mitra Bunda Persada Batam Batam, berlandaskan pada
Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang Standar
Nasional Perguruan Tinggi menetapkan 3 standar mutu yang
wajib , yaitu :
1. Standar Nasional Pendidikan
2. Standar Nasional Penelitian
3. Standar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

STIKES Mitra Bunda Persada Batam Batam menambah jumlah


standar minimum dengan cara :
Menambah jumlah standar secara horizontal Misal standar
penelitian ilmiah, kesejahteraan, kerjasama, sistem informasi

27
Menambah jumlah standar secara vertikal yaitu di atas
dielaborasi lebih rinci menjadi beberapa standar turunan.
Misal standar sarana dan prasarana dijabarkan menjadi standar
kebersihan dan standar pemeliharaan ,Sedangkan melampaui
secara kuantitatif berarti Stikes Mitra Bunda Persada Batam
menambahkan sejumlah standar yang dijabarkan pada visi
perguruan tinggi, misalnya :

1. Standar identitas
2. Standar kerjasama
3. Standar pengelolaan
4. Standar suasana akademik
5. Standar Sarana dan prasarana
6. Standar pembiayaan

3.3 Penetapan Standar STIKES Mitra Bunda Persada Batam


Batam
Terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam
penetapan standar, yaitu: Standar adalah penjabaran visi, misi, dan
tujuan perguruan tinggi Kepatuhan pada peraturan perundang-
undangan yang relevan dengan bidang pendidikan tinggi

28
Kesesuaian standar dengan kebutuhan, tuntutan atau
harapan pemangku kepentingan. Untuk mengetahui hal tersebut
perlu dilakukan studi pelacakan (tracer study)
3.3.1. Teknik Perumusan Standar
Perumusan standar menggunakan kata kerja yang
dapat diukur, contoh: menetapkan, membuat,
menyusun, merancang, dan hindari kata kerja yang
tidak dapat diukur, contoh memahami, merasakan
Rumusan standar harus memenuhi unsur :
1. AUDIENCE
2. BEHAVIOR
3. COMPETENCE
4. DEGREE
 Contoh Perumusan Standar
Standar
Pimpinan perguruan tinggi, fakultas, dan jurusan
sesuai kewenangan masing-masing harus
melakukan rekrutasi, pembinaan, dan
pengembangan dosen tetap agar paling lambat
pada tahun 2015 tercapai rasio dosen dan
mahasiswa sebesar 1:25.

29
 Contoh Perumusan Standar
Anatomi Standar
Audience (subjek yang harus melakukan
sesuatu): Pimpinan perguruan tinggi, fakultas,
dan jurusan sesuai dengan kewenangan masing
masing
Behavior (apa yang harus dilakukan/dicapai):
harus melakukan rekrutasi, pembinaan dan
pengambangan dosen tetap
Competence (kriteria, target, cita-cita): tercapai
rasio dosen mahasiswa sebesar 1:20
Degree (tingkat/level/periode/frekuensi dari
behavior ): paling lambat tahun 2015

3.3.2. Tahap Penetapan Standar


1. Tim dibentuk sesuai dengan jenis standar yang akan
disusun beranggota antara lain unsur pimpinan,
unsur dosen, tenaga kependidikan, dan eksternal
stakeholders , yang disetujui oleh perguruan tinggi
2. Analisis kebutuhan standar dilakukan oleh Tim.
Analisis bermanfaat untuk menentukan ruang
lingkup, jenis dan jumlah standar yang

30
dibutuhkan. Untuk perguruan tinggi yang telah
memiliki standar, analisis kebutuhan dilakukan
sebagai bagian dari tindak lanjut atas hasil evaluasi
penerapan standar.
3. Standar dirumuskan berdasarkan peraturan
perudang-undangan terkait, hasil evaluasi diri
tentang kinerja yang sedang berjalan, masukan
dari stakeholders , dan hasil studi pelacakan
(kalau diperlukan).
4. Alternatif standar dianalisis dengan
mempertimbangkan kondisi dan kemampuan
perguruan tinggi dibandingkan dengan standar
yang telah ada, ataupun benchmarking . Standar
ditetapkan dengan meramu visi dengan
kebutuhan stakeholders .
5. Sebelum disahkan, konsep standar disosialisasikan
kepada seluruh sivitas akademika, umpan balik
(apabila ada) dan perumusan ulang oleh tim
6. Standar perlu disahkan oleh pimpinan
perguruan tinggi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di masing masing perguruan tinggi.

31
3.3.3. Formulir
1. Dokumen/formulir (sebagai dokumen yang
dibutuhkan dalam rangka penerapan, SPMI),
dirancang bersamaan dengan perumusan standar
mutu.
2. Dokumen/formulir dapat berupa berbagai bentuk
dan jenis formulir, buku laporan, petunjuk
operasional (SOP), catatan tertulis dari pengguna
standar maupun pengelola SPMI (auditor)

32
BAB IV
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

4.1 Definisi
Tujuan utama dari penyelenggaraan program studi
(selanjutnya disebut prodi) yang terdapat pada STIKes Mitra
Bunda Persada Batam adalah menghasilkan lulusan sesuai
dengan criteria yang ditetapkan oleh Stikes sebagai pengelola
prodi itu. Kriteria kelulusan mahasiswa dari suatu prodi
lazimnya dirumuskan dalam bentuk standar Kompetensi
Lulusan. untuk jenjang pendidikan tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, maupun
vokasi, keberadaan standar ini menjadi sangat mutlak dan
strategis sifatnya.
Pasal 5 butir 1 Permen no 49 tahun 2014 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi , menyebulkan bahwa "Standar
Kompetensi Lulusan merupakan k tentang kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dinyatakan dalam capaian pembelajaran
lulusan". Pasal 5 butir 2 sampai dengan 3 dari peraturan yang
sama disebutkan bahwa :
1. Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan

33
capaian pembelajaran lulusan sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (1) digunakan sebagai acuan utama pengembangan
standar isi pembelajaran, standar dosen tenaga pendidikan dan
standar sarana prasarana pembelajaran, standar pengelolaan
pembelajaran dan standar pembiayaan pembelajaran
2. Rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib mengacu capaian pembelajaran
lulusan KKNI, memiliki kesetaraan dan jenjang kualifikasi
pada KKNI.

Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi


bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan,
keterampilan,kemandirian, dan sikap untuk menemukan,
mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni,
yang bermanfaat bagi kemanusiaan'. Terakhir, Pasal 27 ayat (2)
menegaskan bahwa "Standar Kompetensi lulusan pendidikan tinggi
ditetapkan oleh Stikes Mitra Bunda Persada Batam". Pada bagian
penjelasannya diketahui bahwa "Standar kompetensi lulusan
pendidikan tinggi dikembangkan oleh STIKes Mitra Bunda
Persada Batam sesuai dengan karakteristik progmm studi
akademik, vokasi, dan profesi".

34
Sementara itu Pasal 1 Keputusan Mendiknas No.
045/U12002 tentang Kurikulum lnti Pendidikan Tinggi,
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi adalah
"seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung – jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh
masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan
tertentu". Kemudian, Pasal 2 ayat (1) menyebut bahwa
"Kompetensi hasildidik suatu program studilerdiri atas: (a).
kompetensi utama (b). kompetensi pendukung, (C) kompetensi
lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama”.
Kompetensi utama adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh
lulusan suatu prodi yang membedakan dengan lulusan prodi
lainnya. Ayat 2 pada pasal yang sama hanya menyebutkan bahwa
elemen kompetensi terdiri atas :(a) landasan kepribadian, (b)
penguasaan ilmu dan keterampilan, (c) kemampuan berkarya,
(d) sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat kehalian
berdasaarkan ilmu dan keterampilan dikuasai, (e) pemahaman
kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan
keahlian dalam berkarya.

35
4.2 Mekanisme Penetapan Standar Kompetensi Lulusan
Berdasarkan keputisan Mendiknas tahun 2002 tentang
Kurikulum inti pendidikan Tinggi, sebagaimana dikutip diatas,
dapatlah dikatakan bahwa setiap perguruan tinggi perlu
mengidentifikasi terlebih dahulu jenis atau ragam kopetensi
lulusannya sesuai dengan tiga kategori kopetensi yang disebut
dalam Keputusan Mendiknas tersebut sebelum menyusun atau
merumuskan isi dari standar Kompetensi kelulsan. Oleh karena
peraturan perundang-undangan tersebut tidak menyebutkan criteria
tentang masing-masing kategori kopetensi ( kecuali kompetensi
utama yang disebut sebagai kompetensi yang membedakan lulusan
dari setiap prodi ), maka setiap perguruan tinggi memiliki
kebebasan untuk membuat criteria tersebut yang tentunya harus
sesuai atau sejalan dengan:
a. Visi misi dan tujuan dari perguruan tinggi ; dan
b. Visi, misi dan tujuan dari setiap fakultas / jurusan / program
studi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi tersebut
Oleh karena itu, kompetensi utama lulusan dari ilmu
kebidanan pasti berbeda dengan kompetensi utama lulusan dari
prodi keprawatan , prodi DIII keperawatan berbeda dengan prodi
S! keperawatan , dstnya walaupun semuannya adalah lulusan dari
Stikes Mitra Bunda Persada. Lebih lanjut terbuka juga

36
kemungkinan bahwa stikes mitra bunda persada menetapkan pula
kompetensi lulusan yang sifatnya lebih umum yang harus dimiliki
oleh para lulusan terlepas dari apapun prodinya. Dengan demikian
lulusan dari stikes mitra bunda persada tersebut harus memiliki
kompetensi yang khas atau sesuai dengan prodinya, dan
kompetensinya yang lebih umum sifatnya yang juga dimiliki oleh
rekanya lulusan dari prodi lain.
Sebagai contoh kompetensi lulusan yang sifatnya umum adalah
sebagai berikut :” setiap lulusan program Statra ! di Stikes mitra
bunda persada harus memiliki kecakapan berbahasa inggris yang
ditentukan berdasarkan nlai minimum TOEFEL 550”. Contoh lain
misalnya kompetensi yang menyangkut sikap atau perilaku yang
terbuka ( inklusif, demikratis, dan toleran ). Tentunya dapat
dipahami mengapa kompetensi berupa kecakapan berbahasa
inggris menjadi kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap lulusan
Stikes Mitra Bunda Persada apapun asal prodinya. Demikian juga
kompetensi berupa sikap dan perilaku yang peduli pada mereka
yang tersisih tidak cukup hanya disyaratkan bagi lulusan prodi
tertentu melainkan untuk lulusan semua prodi dari STIKES Mitra
Bunda Persada Batam tersebut. Kompetensi yang sifanya lebih
umum ini dapat diturunkan atau diolah dari nilai-nilai dasar ( basic
values ) yang menjiwai penyelenggaraan suatu STIKES Mitra

37
Bunda Persada batam. Sedangkan contoh kompetensi lulusan yang
sifatnya khusus / khas prodi ( atau kompetensi utama menurut
keputusan mentri diatas ) adalah sebagai berikut “ setiap lulusan
program studi ilmu kebidanan STIKES Mitra bunda persada batam
harus :
a. Memiliki kemahiran untuk pelayanan antenatal care
b. Memiliki kemahiran untuk membantu persalinan normal
c. Memiliki kemahiran untuk pelayanan setelah melahirkan
d. Memiliki kemahiran untuk merawat bayi baru lahir
e. memiliki pengalaman sebagai mahasiswa magang pada
pusat pelayanan ibu dan anak selama 3 bulan,dst

Sampai pada contoh ini memang dapat muncul


pertanyaan: bila mengacu pada Keputusan Mendiknas No.
045/U/2002, maka ke dalam kategori kompetensi apa rumusan
kompetensi umum di atas (misal kemampuan berbahasa
asing, bersikap toleran dan terbuka, dsbnya) Layak
dikategorikan? apakah masuk ke dalam kategori kompetensi
pendukung atau kompetensi lain yang bersifat khusus dan
gayut dengan kompetensi ulama? Jawabannya : terserah pada
masing-masing prodi dari setiap STIKES Mitra Bunda Persada
Batam untuk menatanya sendiri dengan memperhatikan

38
masukan dari masyarakat profesi dan dunia kerja sebagai
pengguna lulusan.
penataan atau penjabaran jenis kompetensi kedalam
beberapa kategori/ kelompok inidapat dilakukan bersamaan
misalnya dengan penataan kurikulum prodi termaksud. Perlu
diingat bahwa walaupun terdapat berbagai kategori
kompetensilulusan. namun semuanya tidak boleh saling
bertentangan atau tumpang tindih. Kompetensi lulusan tentunya
juga menyesuaikan dengan visi, misi, nilai dasar STIKes Mitra
Bunda Persada Batam. Sehingga bisa dirumuskan beberapa
pertanyaan sebelum menetapkan standar kompetensi lulusan :
apa yang menjadi visi dan misi STIKES Mitra Bunda Persada
Batam anda?
a) apa yang menjadi visi dan misi fakultas / jurusan / program
studi anda?
b) apa nilai-nilai dasar yang diyakini oleh STIKES Mitra
Bunda Persada Batam / fakultas / jurusan/
c) prodi anda? sudahkah fakultas / jurusan / program studi
anda mengidentifikasi kategori
d) kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusannya? sudahkah
fakultas / jurusan I program studi anda memperhatikan
keselarasan antara

39
e) visidan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam,
fakultas/ jurusan / prodidengan kategori kompetensiyang
harus dimiliki oleh lulusan? apakah STIKES Mitra Bunda
Persada Batam anda juga mensyaratkan kompetensi yang
sifatnya umum
f) yang tidak hanya harus dimiliki oleh lulusan dari prodi
anda? bagaimana seluruh kompetensi lulusan tersebut
mendapat tempat di dalam isi
g) kurikulum fakultas / jurusan / prodi anda? sudahkah
kurikulum fakultas / jurusan / prodi anda diramu
sedemikian rupa
h) sehingga mendukung proses pembelajaran agar lulusannya
dapat menguasai seluruh kompetensi lersebut? siapa saja
yang bertanggungjawab untuk memenuhi
isistandarersebut (audiences),
i) apakah dosen, dekan, ketua jurusan, ketua prodi, atau
lainnya? siapa pemangku kepentingan (stakeholders)
yang harus dilibatkan dalam upaya
j) menetapkan kompetensi lulusan, dan bagaimana caranya?

40
4.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Kompetensi Lulusan
Agar memudahkan pelaksanaan atau pemenuhan isi
Standar Kompetensi Lulusan, maka sebaiknya dalam
merumuskan isi standar perlu diperhatikan bahwa:
1) Standar berupa pemyataan yang menggambarkan sesuatu
hal (dapat berupa kondisi,keadaan, atau lainnya) yang
diharapkan akan terjadi atau yang seharusnya terjadi
(what should be)
2) Agar standar tersebut dapat dilaksanakan atau diupayakan
pemenuhannya, maka rumusan standar sebaiknya
mengikuti rumus atau prinsip Audience, Behaviour,
Competence, dan Degree (ABCD).
Artinya, isi sebuah standar idealnya :
a. Menyebutkan siapa pengelolanya atau siapa yang ditugasi
untuk menjalankan atau menjamin terpenuhinya isi standar
(Audience). Bila dibandingkan dengan struktursebuah kalimat
lengkap, maka audience ini menunjuk pada subyek kalimat
b. Memuat kondisi/keadaan yang bersifat 'should be' yang selalu
harus dapat diukur. Hal yang dapat diukur ini lazimnya akan
berupa perilaku (Behaviour). Dalam struktur kalimat
lengkap,bagian ini dapat disamakan dengan predikat.
c. Memuat target I sasaran / tugas /materi / obyek , seperti

41
obyek dalam struktur sebuah kalimat lengkap. Bagian ini
disebut Competence
d. Memuat tingkatan / satuan waktu / periode yang disebut Degree.
Bagian ini mirip dengan kata keterangan dalam struktur
sebuah kalimat. Berikut ini beberapa contoh rumusan isi
Standar Kompetensi Lulusan yang memenuhi unsure ABCD
tersebut :
1)"Ketua program studi menetapkan kualifikasi kompetensi
rumusan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan
sikap.', Dalam rumusan ini Audience nya adalah ketua
prodi, Behaviournya adalah menetapkan, competence nya
adarah kualifikasi kompetensi rurusan, dan Degree nya
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
2) "Ketua menetapkan kompetensi utama yang harus dimiriki oleh
lulusan dari prodi ilmu Teknik Sipil dengan syarat sebagai
berikut:
a) harus meliputi kompetensi daram ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
b) perbandingan bobot masing-masing kelompok
kompetensi pada butir “a” harus proporsional udiencenya
adalah Dekan Fakultas, Behaviournya menetapkan
kompetensi utama rumusan, competencenya kedua

42
syarat tersebut
3) "Untuk menentukan kompetensi utama lulusan dari prodi
ilmu keperawatan, Ketua program Studi berkonsultasi
dengan organisasi profesi". Audiencenya adalah Ketua
program Studi, Behaviournya berkonsultasi, competencenya
untuk menentukan
4) kompetensi utama lulusan.
5) "Setiap dosen pada setiap awal semester harus membuat
satuan Acara Perkuliahan untuk mata kuliah yang diasuhnya
dengan memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) mengidentifikasi jenis kompetensi yang diharapkan
dapat dikuasai mahasiswa melalui mata kuliah tersebut.
b) menyebut metode pembelajarannya.
c) Dsbnya
6)".Setiap dosen adalah Audience, harus membuat SAP adalah
Behaviour, seperangkat kriteria sebuah SAP adalah
competence, dan setiap awal semester adalah Degree.

4.4 Mekanisme Pengendalian Standar Kompetensi Lulusan


Mekanisme pengendalian Standar Kompetensi Lulusan
mensyaratkan agar setiap unit didalam lingkungan STIKes
Mitra Bunda Persada Batam harus mampu mengontrol dan

43
memantau penerapan standar secara konsisten di lapangan
atau pada kondisi faktual. Kemudian, bilamana perlu
pimpinan unit tersebut segera mengambil tindaka korektif
apa bila ditemukan adanya penyimpangan atau kesalahan.
Dengan kata lain, pesan utama dalam mekanisme ini
adalah agar unit yang bersangkutan selalu melakukan
pengecekan untuk memastikan bahwa standar telah terpenuhi
atau telah ditaati. Sebagai pedoman, mekanisme pengendalian
standar ini harus mengacu pada aturan normatif (bila ada),
visi dan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam dan/atau
fakultas/jurusan/prodi, serta keterkaitannya dengan isi standar
lain yang relevan di dalam SPMI- STIKes Mitra Bunda
Persada Batam. Untuk kepentinga pengembangan isi standar
pada siklus penjaminan mutu berikutnya (misalnya bila SPMI-
STIKes Mitra Bunda Persada Batam tersebut dievaluasi
berkala setiap 5 tahun), maka sebaiknya pengelola Standar
Kompetensi Lulusan membuat catatan tertulis yang memuat
semua data dan informasi tentang pencapaian substansi standar,
penyebab terjadinya ketidaksesuaia antara tingkat pencapaian
dengan substansi standar, dan tindakan korektif yang diambil.
Sebagai contoh konkrit, isi Standar Kompetensi Lulusan yang
mewajibkan penguasaan kemampuan berbahasa lnggris setiap

44
mahasiswa ekuivalen dengan nilai TOEFL minimal 500,
dalam penerapannya temyata menghadapi kendala atau bahkan
gagal dicapai sebab terbukti misalnya hanya 40% dari jumlah
lulusan keseluruhan setiap tahun yang mampu meraih nilai
tersebut.
Apabila hal ini lerjadi maka Dekan Fakultas dan/atau
Kepata Prodi serta Pimpinan Universitas harus mampu
mencari penyebab kegagalan pencapaian isi standar mutu
tersebut dan kemudian mengambil tindakan korektif dengan
tepat sambil mencatat semua penemuan itu untuk kepentingan
penyempumaan standar mutu pada siklus berikutnya. Mungkin
saja, pejabat atau para pengelola standar mutu Kompetensi
Lulusan tersebut menemukan bahwa penyebab kegagalan
adalah (a). jumlah kelas terstruktur untuk matakuliah Bahasa
lnggris terlalu sedikit dibandingkan dengan jumlah mahasiswa
yang harus mengambil matakuliah tersebut, atau (b). metode
penyelenggaraan kursus Bahasa lnggris ternyata tidak tepat /
tidak sesuai dengan pola test TOEFL, atau (c). kualifikasi
pengajar Bahasa inggris temyata belum memenuhi standar
(unqualified), atau mungkin juga (d). mutu mahasiswanya yang
temyata jauh di bawah standar karena sistem rekruitasi calon
mahasiswa sejak awal yang tidak baik, dsbnya.

45
Pada akhirnya, mekanisme pengendalian Standar
Kompetensi Lulusan kemudian akan diikuti dengan
mekanisme pengembangan Standar Kompetensi Lulusan setelah
terlewatinya jangka waktu tertentu, misalnya 5 atau 7 tahun.
Tujuan dari mekanisme pengembangan standar ini adalah untuk
mengevaluasi sejauh-mana pencapaian isi standar oleh para
pengelola standar, dan menjajagi kemungkinan untuk
meningkatkan isi standar agar terjadi peningkatan mutu secara
bertahap dan berkelanjutan. Tahap inilah yang disebut sebagai
langkah akhir dari satu siklus penjaminan mutu secara utuh,
dan sekaligus menjadi langkah awal dari siklus berikutnya
Sebagai penutup, dapatditambahkan bahwa setiap STIKes
Mitra Bunda Persada Batam dapat memperluas isi dari Standar
Kompetensi Lulusan dengan misalnya memasukkan unsur-unsur
lain yang tetap berkaitan erat dengan kompetensi lulusan.
Sebagai contoh, misalnya dapat ditetapkan standar mutu
tentang peningkatan kemampuan para lulusan seperti
penyediaan informasi bagi para lulusan baru (fresh graduates)
untuk meniti karir, dan penyediaan kursus/pelatihan/pendidikan
berkela njutan dalam upaya meningkatkan kompetensi
lulusan. Dengan kata lain, isi standar mutu Kompetensi Lulusan
tidak hanya berhenti pada upaya peningkatan mulu para calon

46
lulusan saja, melainkan juga ditujukan untuk para alumni
STIKES Mitra Bunda Persada Batam yang bersangkutan

47
BAB V
STANDAR ISI PEMBELAJARAN

5.1 Definisi
Buku tentang Standar isi ini dimaksudkan untuk
memberi inspirasi STIKES Mitra Bunda Persada Batam dalam
melaksanakan SPMI, khususnya dalam hal menetapkan,
melaksanakan, dan mengendalikan Standar Isi. Tentunya,
pelaksanaan pemenuhan berbagai standar dalam SPMI- STIKes
Mitra Bunda Persada Batam, termasuk Standar Isi, perlu
bertahap sesuai dengan kesiapan STIKes Mitra Bunda
Persada Batam, namun sebaiknya perlu disusun kerangka
waktu yang jelas untuk pelaksanaannya atau perlu disusun Blue
Print.
Berdasarkan Buku Panduan Pelaksanaan Sistem
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (2006) ada beberapa
formulasi SPMI, tetapi apabila dicermati lebih dalam, maka
dapat dicatat beberapa kata kunci yang sama terkandung dalam
kegiatan tersebut, yaitu :
1. Penetapan standar
2. Pelaksanaan
3. Monitoring dan Evaluasi

48
4. Audit mutu Internal (AMI)
5. Peningkatan kualitas dan benchmarking
Pada prinsipnya, STIKES Mitra Bunda Persada Batam
apabila akan merumuskan dan menetapkan substansi dari
berbagai standar mutu dalam SPMI nya, dan khusus dalam hal
ini tentang Standar Isi, seyogjanya terlebih dahulu memahami
peraturan perundang-undangan yang mengatur, atau yang
relevan dengan, Standar Isi. Dalam konteks ini, peraturan
tersebut adalah (a). Permen No. 44 tahun 2015 tentang SNPT).
Keputusan Mendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian
Hasil Belajar Mahasiswa, dan (c). Keputusan Mendiknas
No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi.
5.2 Mekanisme Penetapan Standar Isi
Standar Isi Stikes Mitra Bunda Persada Batam adalah ruang
lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam
kriteria tentang kompetensi lulusan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata kuliah, dan silabus pembelajaran yang
harus dipenuhi oleh mahasiswa pada Stikes Mitra Bunda
Persada Batam. Hal ini berarti bahwa substansi Standar Isi
tidak lain adalah tentang kurikulum, dan standar ini akan
berkaitan dengan standar mutu lain di dalam SPMI - Stikes

49
Mitra Bunda Persada Batam yaitu Standar Proses
Pembelajaran, Standar Penilaian pendidikan, dan Standar
Kompetensi Lulusan. Untuk memperjelas posisi Standar Isi
dalam kurikulum suatu program studi dan kaitannya dengan
Standar Proses dan Standar Penilaian Pendidikan dapat
dilihat skema kurikulum pada

Tabel 5.1
Kandungan dalam Kurikulum STIKES Mitra Bunda
Persada Batam

KURIKULUM
DOKUMEN KEGIATAN NYATA
(CURRICULUM PLAN) (ACTUAL CURRICULUM)

 Serangkaian Mata Kuliah  Proses Pembelajaran


 Silabus  Proses Evaluasi
 Program Kegiatan (Assessment)
Pembelajaran (RPS)  Penciptaan Suasana
Pembelajaran

Berdasarkan Tabel. dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud


dengan Standar Isi dalam SNP adalah dokumen kurikulum
50
(curriculum plan) suatu program studi. Kegiatan nyata
kurikulum (actual curriculum) yaitu proses pembelajaran
dan penciptaan suasana pembelajaran sama dengan standar
proses dalam SNP dan proses evaluasi (assessment) sama
dengan standar penilaian pendidikan dalam SNP.
Adapun kualifikasi kemampuan lulusan pendidikan tinggi
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
tercakup dalam kurikulum tersebut dinyatakan dalam standar
kompetensi lulusan dalam SNP. Berdasarkan informasi ini
dapat dinyatakan bahwa kurikulum merupakan hal yang
sangat penting dalam suatu program studi karena menyangkut 4
butir standar dalam SNP. Untuk itu peningkatan mutu kurikulum
merupakan keniscayaan bagi suatu perguruan tinggi.
Karena Standar Isi merupakan bagian yang tidak dapat
terpisahkan dengan kurikulum maka untuk memperjelas maksud
Standar Isi dalam bab ini dituliskan definisi kurikulum.
Kurikulum adalah seperangkat rencana clan pengaturan
mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara
penyampaiannya dan penilaiannya yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajarmengajar
diperguruan tinggi (SK Mendiknas No. 232/U/2000 Psl. 1
butir 6). Kurikulum dipahami sebagai dokumen dan sebagai

51
kegiatan nyata pendidikan tinggi yang menjadi dasar
penyelenggaraan program studi. Kurikulum tersusun atas dua
hal yaitu :
1. Kurikulum Inti yang mencirikan kompetensi utama.
2. Kurikulum Institusional yang merupakan bagian dari
kurikulum STIKes Mitra Bunda Persada Batam,
komplementer dengan Kurikulum Inti, disusun dengan
memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan
serta ciri khas STIKes Mitra Bunda Persada Batam
yang bersangkutan (SK Mendiknas No. 145/D/O/2009).
Kurikulum disusun berdasarkan atas elemen – elemen
kompentensi yang dapat menghantarkan peserta didik untuk
mencapai kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan
kompetensi lain. Proses penetapan Standar Isi perlu
dilakukan secara berjenjang dimulai di tingkat STIKes Mitra
Bunda Persada Batam dan tingkat program studi. Penetapan
standar mutu di tingkat yang lebih rendah perlu mengacu
kebijakan standar mutu ditingkat yang lebih tinggi dan
menyempurnakannya, sehingga standar mutu tersebut
menjadi sesuai untuk masing-masing unit kerja . Standar Isi
STIKes Mitra Bunda Persada Batam secara deduktif
merupakan penjabaran visi STIKes Mitra Bunda Persada

52
Batam dan secara induktif merupakan pemenuhan kebutuhan
stakeholders dari STIKES Mitra Bunda Persada Batam tersebut.
Proses penetapan Standar lsi perlu dilakukan secara
berjenjang dimulai ditingkat Stikes, kemudian dan tingkat
program studi. Penetapan standar mutu ditingkat yang lebih
rendah perlu mengacu kebijakan standar mutu ditingkat
yang lebih tinggi dan menyempumakannya, sehingga standar
mutu tersebut menjadi sesuai untuk masing-masing institusi.
Standar lsi perguruan tinggi secara deduKif merupakan
penjabaran visi perguruan tinggidan secara induktif merupakan
pemenuhan kebutuhan stakehalders dari perguruan tinggi
tersebut.
Apa substansi (atau kriteria) dari Standar lsi yang perlu
dirumuskan dan ditetapkan oleh STIKES Mitra Bunda Persada
Batam agar dapat dikatakan memenuhi kriteria dari SNP?
Jawabannya adalah dengan mempelajari isi dari Pasal 5, 9,15,
17 ayat (4), dan 18 dari Permenristekdikti No. 44 tahun 2015
sebagaimana telah dikutip di atas, dan berikut ini diulang
kembali dalam bentuk Tabel 4.l. Dalam Tabel l terlihat ada
substansi dari Standar lsi yang telah ditetapkan oleh PP. No.
19/2005 dan oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas), tetapi ada juga yang perlu ditetapkan oleh

53
STIKES Mitra Bunda Persada Batam. Jumlah substansi standar
yang perlu ditetapkan oleh STIKES Mitra Bunda Persada
Batam relatif lebih banyak dari pada yang telah ditetapkan
oleh Permenristekdikti No. 44/2015 dan Permendiknas. Hal
ini dapat disikapi dengan suatu pemikiran yang positif bahwa
pemerintah memberi keleluasaan terhadap STIKES Mitra
Bunda Persada Batam untuk berkembang sesuai dengan
kondisi, kemampuan, dan budaya masing-masing. Suatu
perguruan tinggiwajib menetapkan dan melaksanakan secara
konsisten'dan bekelanjutan kandungan Standar lsitersebut. Hal
ini dimaksudkan agar perguruan tinggi dapat memenuhi SNP
bahkan selanjutnya dapal melampaui SNP baik dalam
jumlah maupun level dari substansi (kriteria) standar tersebut.
Dalam proses penetapan Standar lsi, tim atau satuan
tugas SPMl- STIKes Mitra Bunda Persada Batam perlu
memetakan dan merum uskan secaia lebih detil substansi dari
Standar lsi, baik yang secara minimal telah diatur oleh
Pemerintah melalui SNP seperti disebut di atas, ataupun
substansi Standar lsi yang melebihi standar minimal menurut
SNP itu. Berikut ini contoh dari pemetaan tersebut.

54
I. Substansi Standar Isi minimum berdasarkan SNP :
a. Substansi Standar Isi yang telah ditetapkan oleh PP. No.
19/2005:
1. Kurikulum tingkat pendidikan tinggi wajib
memuat mata kuliah Pendidikan Agama,
Pendidikan Kewarganegaraan , Bahasa Indonesia,
dan Bahasa Inggris, pada program sarjana dan
diploma.
2. Kurikulum tingkat pendidikan tinggi program
sarjana dan diploma wajib memuat mata kuliah
yang bermuatan kepribadian, kebudayaan serta
mata kuliah Statistika, dan/atau Matematika
b. Substansi Standar isi yang telah ditetapkan oleh Per
mendiknas:
1. Beban sks minimal dan maksimal program
pendidikan pada pendidikan tinggi dirumuskan
oleh BSNP dan ditetapkan dengan Permen (perlu
mengacu permen yang akan ada).
2. Kalender akademik untuk perguruan tinggi diatur
lebih lanjut dengan Permen (perlu mengacu
permen yang akan ada).
c. Substansi Standar Isi yang perlu ditetapkan oleh STIKES

55
Mitra Bunda Persada Batam :
1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum STIKes
Mitra Bunda Persada Batam dikembangkan oleh
STIKES Mitra Bunda Persada Batam untuk setiap
program studi.
2. Dalam mengembangkan kerangka dasar dan
struktur kurikulum, STIKes Mitra Bunda Persada
Batam perlu melibatkan asosiasi profesi, instansi
pemerintah terkait, dan kelompok ahli yang
relevan.
3. Kurikulum tingkat STIKES Mitra Bunda Persada
Batam dan kedalaman muatannya diatur oleh Stikes
Mitra Bunda Persada Batam.
4. Beban sks efektif diatur oleh STIKES Mitra Bunda
Persada Batam.
5. Kurikulum tingkat pendidikan untuk setiap
program studi di Stikes Mitra Bunda Persada
Batam dikembangkan dan ditetapkan oleh STIKES
Mitra Bunda Persada Batam dengan mengacu

56
Tabel 4.2
Anatomi Standar Isi Menurut PP No.19 TAhun 2005
Tentang SNP

Diatur Oleh
PP.No.19 / 2005 Permen Diknas Perguruan
Tinggi
 Kurikulum  Beban sks  Kerangka
tingkat minimal dan dasar dan
pendidikan maksimal struktur
tinggi wajib program kurikulum
memuat mata pendidikan pendidikan
kuliah pada tinggi
pendidikan pendidikan dikembangkan
agama, tinggi oleh PT ybs.
pendidikan dirumuskan Untuk setiap
kewarganegara oleh BNSP program studi.
an, Bahasa dan  Dalam
Indonesia, dan ditetapkan mengembangk
Bahasa Inggris, dengan an kerangka
pada program Permen. dasar dan
sarjaa dan  Kalender struktur
diploma. akademik kurikulum,

57
 Kurikulum untuk perguruan
tingkat perguruan tinggi
pendidikan tinggi diatur melibatkan
tinggi program lebih lanjut asosiasi
sarjana dan dengan profesi,
diploma wajib Permen. instansi
memuat mata pemerintah
kuliah yang terkait, dan
bermuatan kelompok ahli
kepribadian, yang relevan.
kebudayaan  Kurikulum
serta mata Tingkat
kuliah pendidikan
Statistika, tinggi dan
dan/atau kedalaman
Matematika. muatannya
diatur oleh
perguruan
tinggi masing-
masing.
 Beban SKS
efektif

58
program
pendidikan
tinggi diatur
oleh masing-
masing
perguruan
tinggi.
 Kurikulum
tingkat
pendidikan
untuk setiap
program studi
di perguruan
tinggi
dikembangkan
dan ditetapkan
oleh masing-
masing
perguruan
tinggi dengan
mengacu pada
SNPO.

59
II. Substansi Standar Isi yang melampaui SNP
Salah satu cara sederhana dan praktis dalam
perumusan substansi Standar Isi yang melampaui SNP
dapat dilakukan dengan Cara memperhatikan dua
aspek tersebut dan merujuk pada Standar Penjaminan
Mutu Eksternal (akreditasi atau sertifikasi) yang dicita -
citakan. Tim yang ditunjuk melakukan pencermatan
substansi yang sesuai dengan visi dan kebutuhan
stakeholders dan yang ada dalam Standar yang diacu
tersebut tetapi belum ada dalam SNP. Penetapan Standar
Isi seyogyanya secara bertahap sesuai dengan kemampuan
STIKES Mitra Bunda Persada Batam tersebut tetapi
terprogram dengan baik.
Tabel 4.3
Standar isi yang ditetapkan oleh per guruan tinggi
sesuai dengan SNP dan melampaui SNP

Standar Isi Suatu Standar Isi Suatu Prodi


Prodi sesuai dengan diluar
SNP
No Sub Kriteria No Sub Kriteria
1 Struktur 1 Kesesuaian

60
Kurikulum Kurikulum dengan
visi dan misi program
studi.
2 Cakupan 2 Ketersediaan Peta
Kurikulum Kurikulum
3 Relevansi 3 Urutan (sequence)
Kurikulum mata kuliah di dalam
peta kurikulum
4 Beban Kredit 4 Urutan (sequence)
Kurikulum pelaksanaan mata
kuliah di dalam
kurikulum
dibandingkan peta
kurikulum
5 Integrasi 5 Kesesuaian keahlian
Kurikulum dosen dengan mata
kuliah yang diajarkan
6 Fleksibilitas 6 Relevansi peninjauan
Kurikulum kurikulum
7 Fleksibilitas mata
kuliah pilihan
8 Kesesuaian keahlian
61
dosen dengan
matakuliah yang
diajarkan
9 Kesesuaian Praktikum
10 Kecukupan modul
praktikum

5.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Isi


Mekanisme Pehan Standar Isi oleh STIKes Mitra Bunda
Persada Batam dapat dikatakan sebagai serangkaian kegiatan
untuk mendapatkan standar isi sebagai mana yang diharapkan
oleh STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Pemenuhan standar
isi dapat dinyatakan dalam tahapan kegiatan mulai dari
penyusunan, penyempurnaan atau peninjauan kurikulum oleh
STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang menghasilkan
dokumen kurikulum.

62
Gambar 4.1. Diagram Alir Kegiatan Peninjauan Kurikulum

5.4 Mekanisme Pengendalian Standar Isi


Manejemen pengendalian standar isi mengandung dua
makna yaitu : evaluasi dan usaha peningkatan standar. Oleh
karena itu dalam tahap ini dilaksanakan kegiatan evaluasi
terhadap implementasi Standar Isi (Proses pembelajaran, Proses
evaluasi dan menciptakan suasana pembelajaran) yang selanjutnya
berdasarkan hasil evaluasi tersebut dilakukan usaha peningkatan
yang berkelanjutan (Continous Quality Improvement/CQI).
63
Secara umum kegiatan evaluasi pemenuhan standar isi
bertujuan mengetahui kesesuaian dan ketercapaian pelaksanaan
standar isi dibandingkan dengan standar isi yang telah
ditetapkan. Untuk itu, kegiatan evaluasi harus didasarkan atas
: (1) implementasi dokumen kurikulum, (2) kalender akademik
(proses pembelajaran, proses evaluasi dan penciptaan suasana
pembelajaran) (3) evaluasi penyempurnaan kurikulum yang
dilaksanakan secara terus menerus setiap akhir semester dan
(4). Evaluasi peninjauan kurikulum dilaksanakan setiap 4 – 5
tahun sekali.

64
Tabel 4.4.
Mekanisme manajemen pengendalian standar isi
Kegiatan Penanggung
jawab
Perumusan Standar Mutu Prodi : Ket.Jurusan/Ka.Pro
Misi dan Visi Prodi dan Spesifikasi di dan disyahkan
Prodi dan Kompetensi Lulusan, rapat jurusan . Bila
Kurikulum diperlukan
dibentuk tim
perumus

Pemenuhan standar Ket.Jurusan/Ka.Pro


Kegiatan Akademik dan penunjang di/Sek.Jurusan/Sek.
Prodi
Kegiatan Perkuliahan, Kerja Praktek, Sek.Jurusan/Sek.Pr
Penelitian Mahasiswa dan Tugas Akhir odi/Pembantu
Pengurus Jurusan 1
(PPJ 1)
Kegiatan kerjasama, penelitian dan Pembantu
pengabdian masyarakat Pengurus Jurusan 2
Kegiatan co-kurikuler :
Success skill training, personal Pembantu
development programs, career Pengurus Jurusan 3
workshop, dll

Pengendalian standar Sek.Jurusan/Sek.Pr


Evaluasi Penyempurnaan Kurikulum odi/PPJ

65
1/Dosen/Mahasisw
a

Pengendalian Standar Badan Penasehat,


Evaluasi Peninjauan Kurikulum Penguji dari luar,
Alumni, Pengguna,
Mahasiswa

66
BAB VI
STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

6.1 Definisi
Di dalam Pasal 1 Butir 10 Peraturan Mentri Pendidkan dan
Kebudayaan RI.No.44/2015 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Tinggi, dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Dilingkungan pendidikan tinggi, interaksi
tersebut terjadi antara mahasiswa dengan dosen. Dalam
interaksi yang berpusat pada mahasiswa (student Centered
Learning ) tersebut terjadi proses perubahan yang dialami
mahasiswa dalam empat ranah, yang disebut ranah
kognitif , yaitu kemampuan yang berkenaan dengan
pengetahuan, penalaran atau pikiran, ranah afektif yaitu
kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi
- reaksi yang berbeda berdasarkan penalaran, misalnya
penerimaan, partisipasi, penentuan sikap ranah psikomotorik
yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani,
misalnya persepsi, kreativitas, ranah kooperatif, yaitu
kemampuan untuk bekerjasama.
Agar proses pembelajaran dapat rnenghasilkan perubahan

67
pada mahasiswa dalam empat ranah seperti dikemukakan di atas
dan bermutu (memenuhi standar kompetensi lulusan),
diperlukan standar mutu proses pemberajaran yang disusun
berdasarkan peraturan perundangan, visi dan misi perguruan
tinggi serta dengan memperhatikan kompetensi lulusan yang
dibutuhkan stakeholders. Pelaksanaan proses harus
memperhatikan jumlah maksimal peserta didik perkelas dan
beban mengajar maksimal per pendidik, rasio maksimal
buku teks pelajaran setiap peserta didik, dan rasio maksimal
jumlah peserta didik setiap pendidik. Dalam suatu proses
pembelajaran, terdapat berbagai komponen yang satu sama
lain saling berinteraksi dan berinterrelasi. Komponen –
komponen tersebut adalah dosen, mahasiswa, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode atau strategi
pembelajaran.
Komponen-komponen yang mempengaruhi kebesaran
proses pembejaran seperti dikemukakan di atas, (yang
ditetapkan, dilaksanakan dikendalikan oleh perguruan Tinggi,
perlu dikelola dengan baik agar menghasilkan mutu
pembelajaran yang baik pula. Untuk itulah diperlukan standar
mutu untuk berbagai komponen tersebut.

68
6.2 Mekanisme Penetapan Standar Proses Pembelajaran
Standar Penilaian Pembelajaran
Standar Proses Pembelajaran STIKes Mitra Bunda Persada
Batam adalah keseluruhan tolok ukur pencapaian Minimal pada
suatu siklus penjaminan mutu tentang seluruh proses kegiatan
pembelajaran pada setiap program studi yang diselenggarakan
oleh STIKES Mitra Bunda Persada Batam, serta
pengembangannya secara berkelanjutan.
Tujuan standar ini adalah menjamin pemenuhan mutu
seluruh proses pembelajaran di dalam lingkungan belajar yang
kondusif, inspiratif, kreatif yang mampu memotivasi dan
meningkatkan kemampuan aspek kognitif, afektif,
psikomotorik, dan kooperatif, secara utuh, menyeluruh, dan
berkelanjutan di STIKES Mitra Bunda Persada Batam. Untuk
menetapkan Standar Proses Pembelajaran di STIKes Mitra Bunda
Persada Batam, dapat dilakukan melalui langkah – langkah
sebagai berikut :
1. Melakukan studi pendahuluan penelusuran terhadap
ketentuan normatif yaitu peraturan perundangan yang
mengatur tentang proses pembelajaran. Selain ketentuan
normatif, harus pula diperhatikan visi dan misi STIKes
Mitra Bunda Persada Batam sebagai landasan sekaligus

69
tujuan dalam menentukan isi standar proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelusuran tersebut, tentukan standar
yang rnenggambarkan sesuatu (dapat berupa keadaan,
proses ) yang diharapkan akan terjadi atau yang seharusnya
terjadi.
2. Melakukan evaluasi diri dengan menerapkan SWOT analysis.
3. Melakukan studi lapangan untuk mengetahui kebutuhan
stakeholders tentang kompetensi lulusan.
4. Rumuskan standar dengan menggunakan rumus atau
prinsip Audience, Behaviour, Competence, dan Degree
(ABCD), dengan memperhatikan acuan normatif yaitu
perundang – undangan yang relevan, nilai – nilai dasar, visi,
misi, tujuan dan sasaran STIKES Mitra Bunda Persada
Batam, serla keterkaitan antar standar.
Penjelasan :

1. Studi Pendahuluan Penelusuran Terhadap Ketentuan Normatif


a. Pasal 1 Butir 10 Peraturan Mentri Pendidkan dan
Kebudayaan RI.No.49/2014 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Tinggi, dinyatakan bahwa pembelajaran adalah
proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.

70
b. Pasal 35 ayat (1) UU No. 20/2O03 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yang intinya bahwa standar
proses harus ditingkatkan secara berencana dan
berkara. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan
keunggulan lokal, kepentingan nasional, keadilan, dan
kompetisi antar bangsa dalam peradaban dunia.
c. Pasal 60 huruf b UU No. 14/2005 tentang Guru dan
Dosen, bahwa tugas keprofesionalan dosen adalah
merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran,
serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
d. Pasal 19 PP No- 19/2005 tentang standar Nasional
pendidikan, yang intinya:
1). Proses pembelajaran diserenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
2). Pendidik memberikan keteladanan.
3). Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan
proses pembelajaran, pelaksanaan proses

71
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien,
e. Pasal 12 PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional
pendidikan : Perencanaan proses pembelajaran meliputi
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,
materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar,dan
penilaian hasil belajar.
f. Pasal 21 PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional
pendidikan : Pelaksanaan proses pembelajaran harus
memperhatikan jumlah maksimal peserta didik
perkelas dan beban mengajar maksimal perpendidik,
rasio maksimal buku teks pelajaran setiap peserta
didik, dan rasio maksimal jumlah peserta didik setiap
pendidik.
g. Pasal 23 PP No. 19/2005 tentang standar Nasional
pendidikan : Pengawasan proses pembelajaran meliputi
pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan
pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan

72
Mekanisme penetapan standar proses pembelajaran adalah
tentang tindakan apa saja yang harus dilakukan dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan proses
pembelajaran oleh Prodi di STIKes Mitra Bunda Persada
Batam. Seluruh proses pembelajaran tersebut perlu
ditetapkan standar mutunya, yaitu:
a. Standar Perencanaan Proses Pembelajaran oleh STIKES
Mitra Bunda Persada Batam
b. Standar Pelaksanaan Proses Pembelajaran oleh STIKES
Mitra Bunda Persada Batam.
c. Standar Pengawasan Proses Pembelajaran oleh STIKES
Mitra Bunda Persada Batam
2. Evaluasi Diri Dengan Menerapkan SWOT Analysis
Setelah perumus standar mutu dalam SPMl- STIKES
Mitra Bunda Persada Batam menetapkan komponen atau
unsur – unsur apa saja yang sebaiknya ditetapkan di dalam
standar mutu tentang perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan proses pembelajaran sesuai peraturan
perundangan sebagaimana dipaparkan di atas, maka
langkah berikutnya adalah melakukan analisis swot (
strengths, weaknesses, apportunities, and Threats )
dengan dukungan studi pelacakan.

73
Untuk aspek Strengths, yang harus menjadi fokus
analisis adalah berbagai hal yang menjadi kekuatan/
keunggulan dari STIKes Mitra Bunda Persada Batam,
sedangkan untuk aspek weaknesses, yang harus dianalisis
adalah berbagai hal yang menjadi kelemahan/ kekurangan
STIKes Mitra Bunda Persada Batam tersebut. Jadi, analisis
terhadap kedua aspek ini lebih berupa analisis terhadap
faktor intemal STIKes Mitra Bunda Persada Batam, seperti
misalnya jumlah dosen, kualifikasi dosen, ketersediaan
ruangan dll. Sedangkan untuk aspek Opportunities dan
Threaths yang harus menjadi fokus analisis adalah
berbagai hal yang merupakan peluang dan ancaman bagi
STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang bersangkutan.
Dengan demikian, analisis terhadap kedua aspek terakhir
harus diarahkan pada faktor eksternal STIKes Mitra Bunda
Persada Batam, misalnya perkembangan teknologi informasi,
peraturan Perundangan dll.
Dengan demikian, untuk merumuskan substansi
standar Perencanaan Proses Pembelajaran, Pelaksanaan
Proses Pembelajaran, dan Pengawasan Proses Pembelajaran,
harus mengetahui lebih dahulu kekuatan, kelemahan,
kesempatan, dan ancaman yang dihadapi STIKES Mitra

74
Bunda Persada Batam melalui analisis SWOT. Jika dilakukan
secara cermat, terarah sesuai cita-cita bersama, dan
melibatkan segenap potensi yang ada, maka analisis SWOT
dapat mengidentifikasi arah pengembangan STIKes Mitra
Bunda Persada Batam yang minimal dengan tingkat
akurasi yang sangat baik Hasil analisis SWOT yang
didukung dengan hasil kajian normative peraturan
perundangan yang relevan, kemudian diramu dengan visi
dan misi STIKES Mitra Bunda Persada Batam sehingga
menghasilkan rumusan substansi standar proses dari Stikes
Mitra Bunda Persada Batam.
3. Merumuskan standar dengan rumus ABCD
Penjabaran rumus ABCD ke dalam perumusan, bahasa,
standar mutu adalah sebagai berikut :
a. Siapa yang bertugas untuk menjalankan atau
menjamin terpenuhinya isi standar (Audience).
b. Kondisi atau keadaan atau proses yang diharapkan
terjadi. Kondisi tersebut sifatnya harus terukur.
(Behaviour).
c. Apa sasaran/ target tugas yang harus dicap ai
(Competence).
d. Tentukan periode atau satuan waktu, yang disebut

75
(Degree).

Contoh perumusan standar dengan rumus tersebut:


1). Setiap awal semester Dekan menentukan dan
mempersiapkan jadwal perkuliahan, jadwal ujian,
ruang kuliah, dan dosen pengampu matakuliah.
2). Setiap dosen wajib menyusun bahan ajar yang
dibagikan kepada mahasiswa pada awal perkuliahan.
3). Setiap awal tahun akademik, Dekan masing-masing
fakultas menyelenggarakan rapat dosen lengkap
untuk menentukan matakuliah yang akan
diselenggarakan dan dosen pengajamya.
4. Uji publik untuk mengetahui kebutuhan stakeholders
Setelah isi standar proses telah berhasil dirumuskan, maka
sebelum standar ter sebut resmi ditetapkan, lebih dahulu
disosialisasikan kepada publik, khususnya ke pada perwakilan
dari unsur pemangku hepentingan STIKes Mitra Bunda Persada
Batam. Tujuannya antara lain untuk memperkenalkan dan/atau
menguji sejauh mana tingkat akses STIKES Mitra Bunda Persada
Batam, abilitas dan akurasi dari isi standar tsb menurut penilaian
mereka, dan untuk memperoleh usulan – usulan yang konstruktif.

76
Dari hasil uji coba ini, bila perlu isi standar dapat
disempurnakan.
6.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Proses Pembelajaran
1. Standar Perencanaan Proses Pembelajaran oleh Prodi di
STIKES Mitra Bunda Persada Batam Standar mutu tentang
perencanaan proses pembelajaran yang sekurang-kurangnya
mengatur berbagai hal berikut ini:
a. Penetapan matakuliah yang dilaksanakan pada semester
tersebut
b. Penunjukan PJMK
c. Jadwal perwalian akademik
d. Jadwal pendaftaran matakuliah (Kartu Rencana Studi)
oleh mahasiswa.
e. Penetapan kalender perkuliahan
f. Jadwal dan tempat perkuliahan
g. Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi
ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian
hasil belajar. Dan ditambahkan Kode matakuliah,
jumlah SKS dalam distribusi (Ceramah-
Diskusi,Praktika/Lab,Klinik), PJMK, Diskripsi
matakuliah, Waktu dan Tatap muka perkuliahan.

77
Demikian pula halnya dengan dosen, harus
merencanakan proses pembelajaran sesuai dengan
perencanaan proses pembelajaran yang telah ditetapkan oleh
STIKES Mitra Bunda Persada Batam (cq. program studi).
Untuk menetapkan standar mutu perencanaan proses
pembelajaran STIKES Mitra Bunda Persada Batam,
beberapa hal berikut ini perlu diperhatikan :
a. Standar silabus, standar perwalian akademik, standar
Kartu Rencana Studi, standar pembelajaran, standar
penilaian harus mengacu pada visi - misi program
studi yang diturunkan dari v isi – misi STIKES Mitra
Bunda Persada Batam
b. Menetapkan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan
stakeholders
c. Substansi matakuliah, yang sesuai dengan visi dan
misi program studi, kebutuhan stakeholders, dan
keunggulan lokal.
d. Strategi pemberajaran yang sesuai, agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Dengan demikian, penyusunan langkah – langkah
pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan

78
sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya
pencapaian tujuan. Oleh karena itu, sebelum menentukan
strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas dan dapat
diukur keberhasilannya.
e. Metode pengajaran, yaitu untuk merealisasikan
strategi pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam
satu strategi pembelajaran dapat digunakan beberapa
metode, karena itu dosen harus dapat menerapkan
metode pengajaran yang efektif dan efisien.
2. Standar pelaksanaan proses pembelajaran STIKES Mitra Bunda
Persada Batam.
Pelaksanaan proses pembelajaran yang sekurang – kurangnya
mengatur perihal :
a. Jumlah ± 40 mahasiswa/kelas
b. Beban megajar seorang dosen 8 SKS / equivalen 112
Jam / Semester, yang lain menyesuaikan kebijakan
institusi
c. Rasio jumlah mahasiswa untuk setiap dosen tetap : 1 : 20
d. Prasarana dan sarana perkuliahan : Kursi mahasiswa,
Meja-Kursi dosen-pengajar, White board-Spidolnya,
LCD projector, AC, Sound System.
Pelaksanaan perkuliahan :

79
a. Penguasaan Materi Kuliah oleh dosen/ pengajar
b. Kemampuan Menjelaskan Materi Kuliah
c. Sistematika menjelaskan kuliah
d. Kemampuan Membangkitkan minat belajar bagi
mahasiswa
e. Kemampuan memberi jawaban atas pertanyaan yang
diajukan
f. kedisiplinan (Kehadiran dan ketepatan waktu)
g. Kesediaan membantu mahasiswa diluar jam kuliah
h. Kepatuhan terhadap silabus
i. Kejelasan kompetensi yang akan diperoleh setelah
mengikuti kuliah
j. Kejelasan rangkaian mata kuliah ini dengan matakuliah
lainnya
k. Tugas yang diber ikan sesuai dengan beban kuliah
l. Manfaat kuliah bagi mahasiswa
m. Pemanfaatan sarana/fasilitas pendukung perkuliahan

3. Standar pengawasan proses pembelajaran STIKES Mitra


Bunda Persada Batam
Agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan
baik, terutama oleh dosen, maka perlu ada mekanisme

80
untuk mengawasinya dan mekanisme pengawasan ini perlu
dibuatkan standar mutunya. Standar mutu pengawasan proses
pembelajaran, meliputi :
a. Pemantauan
Adanya suatu kegiatan pengawasan secara terus
menerus oleh PJMK, Sekprodi, Kaprodi dan Ketua
dalam pelaksanaan proses pembelajaran
b. Supervisi
Adanya suatu kegiatan pengawasan secara berkala
oleh Sekprodi, Kaprodi dan Ketua dalam pelaksanaan
proses pembelajaran
c. Evaluasi
Kegiatan untuk mengetahui pencapaian tujuan
pembelajaran dalam ranah kognitif, afektif dan
psikomotor. Evaluasi meliputi kegiatan mengukur dan
menilai.
d. Standar kegiatan mengukur : Ujian (UTS dan UAS, Ujian
Perbaikan), Tugas Presensi.
e. Standar pelaksanaan dan soal ujian :
1). Ujian boleh dilaksanakan bila jumlah tatap muka
perkuliahan mencapai 75 % dari rencana.
2). Menetapkan jadual ujian satu minggu sebelum ujian

81
dilaksanakan
3). Menetapkan pengawas dan tempat ujian satu
minggu sebelum ujian dilaksanakan.
4). Adanya tempat pengamanan soal ujian.
5). Melengkapi berita acara dan daftar hadir mahaiswa
dalam ujian.
6). PJMK diperkenankan memberikan kisi – kisi soal.
7). PJMK diharuskan menyerahkan soal maksimal
satu minggu sebelum ujian dilaksanakan.
8). Pembuatan soal disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran
f. Menilai (menentukan katagori kemampuan mahasiswa)
1). Penilaian PAP atau PAN
2). Nilai diserahkan maksimal dua minggu setelah ujian
dilaksanakan
6.4 Mekanisme Pengendalian Standar Proses Pembelajaran
Pemenuhan standar pada prinsipnya menuntut setiap
program studi danatau dosen sesuai dengan tugas dan
kewenangan masing – masing berdasarkan struktur organisasi
STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang bersangkutan
secara konsisten memenuhi atau melaksanakan Standar Proses
Pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian

82
pejabat atau pimpinan unit atau dosen harus menjadikan
standar ini sebagai tolok ukur dalam menjalankan tugas dan
fungsinya masing – masing. Dalam tahap ini, pimpinan unit
perlu melakukan sosialisasi isi Standar Proses Pembelajaran
kepada para pemangku kepentingan internal, khususnya
dosen dan tenaga kependidikan. Setelah upaya ini dilakukan,
pimpinan unit mulai bekerja untuk memenuhi atau
melaksanakan isi standar tersebut.
Pada tahap ini, pimpinan juga harus rnemperhatikan
semua ketentuan normatif yang relevan (bila ada), agar
upaya pemenuhan isi standar tidak melanggar peraturan
perundangan. sebagai bagian dari mekanisme pemenuhan
standar Proses Pembelajaran, pengelola standar harus pula
menyiapkan perangkat dokumen tertulis seperti formulir
borang, bagan checklist, tabel atau instrumen lain yang
relevan dengan isi standar ini.Untuk memudahkan
administrasi pelaksanaannya, maka semua instrument
Tertulis tersebut harus diberi nama dan kode numerasi tertentu.
Beberapa contoh dikemukakan di bawah ini.
Pemenuhan standar perencanaan proses pembelajaran,
termasuk juga administrasi kegiatan pendukung proses
pembelajaran dilakukan secara transparan dan akuntabel.

83
Program studi sesuai dengan kewenangan masing – masing
mempersiapkan administrasi kegiatan pendukung proses
pembelajaran, yang dapat dilakukan melalui :
Penyelenggaraan rapat dosen lengkap dengan acara :
1). Memahami kembali visi dan misi program studi
Penetapan standar administrasi kegiatan pendukung proses
pembelajaran, antara lain:
a). Jumlah tatap muka rata-rata persemester, Jika
semester sebelumnya mencapai 75 %, maka pada
semester berjalan ditargetkan meningkat menjadi 80
%'
b). Jumlah penugasan kepada mahasiwa rata - rata
persemester, jika semester sebelumnya mencapai 50
% dari tugas yang seharusnya diberikan, maka
pada semester berjalan ditargetkan 60 %.
c). Jumlah kelulusan dalam suatu mata kuliah, jika
semester sebelumnya mencapai rata - rata 90 %,
maka pada semester berjalan ditargetkan 95 %
dengan parameter yang sama dengan semester
sebelumnya.
d). Kualitas kelulusan mahasiswa dari suatu mata
kuliah, jika pada semester sebelumnya rata-rata

84
dominan pada nilai akhir c, maka pada semester
berjalan ditargetkan dorninasi nilai akhir B dengan
parameter yang sama dengan semester sebelumnya.
2). Koordinasi materi perkuliahan, termasuk evaluasi RPS
3). Pengembangan metode pengajaran (bila ada)
4). Manajemen kelas
Koordinasi metode evaluasi proses pembelajaran. dll
6.5 Pemenuhan Standar Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Penyelenggraan proses pebelajaran terdiri dari kegiatan
tatap muka yang diselenggarakan selama 16 minggu termasuk
UTS dan UAS atau kegiatan lain yang setara dan bahkan lebih
baik dan alat bantu berupa :
a. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang dibagikan
kepada seluruh mahasiswa peserta suatu mata kuliah, untuk
memantau kelengkapan pemberian dan pentahapan materi
pembelajaran.
b. Berita acara tatap muka perkuliahan yang berisi data dan
informasi tentang materi pembelajaran, tugas yang telah
diberikan kepada mahasiswa, penggunaan alat bantu
pembelajaran.
c. presensi (daftar kehadiran) mahasiswa dan dosen untuk
memantau standar minimal kehadiran mahasiswa dan dosen,

85
misalnya sebanyak 90 % dari 14 minggu tatap muka dalam satu
semester.
d. Pemberian tugas kepada mahasisrva untuk menunjang
keberhasilan kegiatan tatap muka, yang dapat terdiri atas
penyusunan makalah, praktek di laboratorium, kuliah kerja,
penelitian, workshop, dan lain – lain sesuai dengan
kebutuhan mata kuliah terkait.
Pemberian test formatif (test penyerapan) kepada mahasiswa,
untuk memantau tingkat penyerapan materi kuliah oleh
mahasiswa. Hasil test formatif digunakan oleh dosen untuk
menguatkan materi pembelajaran yang telah berhasil diserap
oleh mahasiswa, dan/atau memperbaiki pemberian materi
pembelajaran yang belum kurang/tidak dapat diserap oleh
mahasiswa hingga Tujuan lnstruksional Khusus (TlK) yang
dicantumkan dalam SAP dapat dicapai.
6.6 Pemenuhan Standar Pengawasan Proses Pembelajaran
a. Prodi menyiapkan berita acara tatap muka/ perkuliahan
yang berisi data dan informasi tentang materi
pembelajaran, tugas yang telah diberikan kepada
mahasiswa.
b. Prodi menyiapkan presensi (daftar kehadiran)
mahasiswa dan dosen untuk memantau standar

86
minimal kehadiran mahasiswa dan dosen.
6.7 Mekanisme Pengendalian Standar Pengawasan Proses
Pembelajaran
Pengendalian Standar Proses Pembelajaran (tentang
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan proses
pembelajaran) harus dilakukan oleh STIKES Mitra Bunda
Persada Batam yang dalam hal ini dilakukan oleh pejabat
yang berwenang (misalnya, Ketua dan Program Studi).
Tujuannya adalah untuk nemantau penerapan standar secara
konsisten pada kondisi Prodi. Bilamana perlu pejabat
tersebut segera mengambil tindakan korektif apabila
ditemukan adanya penyimpangan atau kesalahan. Jadi setiap
unit akademik (Prodi) yang bersangkutan selalu melakukan
pengecekan untuk memastikan bahwa standar telah terpenuhi
atau telah ditaati.
Pengendalian Standar Perencanaan Proses Pembelajaran
yang dilakukan terhadap dosen:
a. Prodi mengecek pada dosen koordinator mata kuliah
sebelum suatu semester dimulai, apakah sudah
menyerahkan RPS mata kuliah yang dibinanya agar
dapat dibagikan kepada mahasiswa sebelum kuliah pada
awal semester dimulai.

87
b. Prodi mengecek pada Dosen apakah sudah mempersiapkan
diktat perkuliahan atau power point sebagai bahan ajar.
Pengendalian standar Pelaksanaan Proses pembelajaran
yang dilakukan terhadap dosen :
Pengendalian oleh ketua/program studi dilakukan dengan
pengisian daftar hadir dosen dan mahasiswa, pengisian
Berita Acara Perkuliahan, penyiapan bahan ajar dan
teknologi informasi , peralatan Up to date yang siap
digunakan.
Pengendalian oleh dosen:
a. Dosen memperhatikan mutu pembelajaran dengan
mengikut sertakan secara aktif mahasiswa (student
centered). Konsep pembelajaran berfungsi untuk
memfasiliiasi pembelajaran berdasarkan standar yang
telah ditetakan.
b. Dosen menciptakan lingkungan yang mendorong
pembelajaran kolaboratif (colaborative learning).
c. Dosen memenuhi standar kualitas pembelajaran, dengan:
mendorong mahasiswa belajar mandiri dan dapat
memilih sendiri pengembangan lebih lanjut model belajar
untuknya mendorong pengembangan kualitas pribadinya
memberi kemungkinan proses pemt-.elajaran

88
berlangsung dengan tujuan life long learning menjamin
bahwa mahasiswa aktif selama proses pernbelajaran,
yang dicerminkan dalam penguasaan teori,
pengalaman dan pengenalan problem nyata, dan
memiliki wawasan yang luas.

89
BAB VII
STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN

7.1 Pendahuluan
Paradigm baru dalam system pendidikan tinggi yang di
tuangkan dalam HELTS 2003-2010 dan kemudian di jabarkan
dalam beberapa peraturan dan undang undang system
pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 ( Sisdiknas ) dan
peraturan pemerintah No. 19/2005 tentang standar Nasioanl
Pendidikan ( SNP ) telah memberikan wacana berkelanjutan.
Dalam PP tentang SNP, proses penilaian pendidikan pada
jenjang pendidikan tinggi terdiri atas:
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik ( dosen )
2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi.
Penilaian hasil hasil belajar oleh pendidik ( dosen )
dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses,
kemajuan dan untuk mematau proses, kemajuan dan perbaikan
hasil dalam berbentuk tugas /test/ujian. Bahwa system penilaian
dan Sedangkan hasil penilaian pencapaian hasil belajar oleh
satuan pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian standar
kompetensi lulusan untuk semua kuliah.lebih lanjut, PP tersebut
juga menetapkan penjaminna standar mutunya di tetapkan oleh

90
masing – masing PT dengan tetap mengacu pada peraturan
perundang – undangan yang berlaku.

7.2 Mekanisme Penetapan Standar Penilaian Pendidikan


Sebagaimana disebutkan di atas, standar penilaian
pendidikan pada intinya terdiri dari 2 ( dua ) standar turunan,
yaitu
a. Standar penilaian pendidikan oleh dosen
b. Standar penilaian pendidikan oleh PT
Kedua standar turunan di dalam kelompok standar penilaian
pendidikan ini betujuan untuk menetapkan tolok ukur minimum
penilaian atas hasil dari proses pembelajaran terhadap
mahasiswa.
1. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan ketika
hendak menetapkan standar penilaian pendidikan
pertama hendaknya di pahami terlebih dahulu seluruh
peraturan perundang – undangan yang mengatur tentang
system penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan
tinggi. Peraturan perundang – undang tersebut dapat
berupa undang – undang, peraturan pemerintah, ataupun
keputusan menteri bpendidikan nasional. Tujuannya

91
agar substansi atau isi standar tersebut tidak
bertentangan dengan peraturan normative yang berlaku
secara nasional itu.
Kedua, PT juga harus memastikan bahwa
substansibstandar benar – benar selaras dengan visi, misi
dan tujuan dari PT yang bersangkutan.
Ketiga, PT juga seyogianya mencari dan
memperhatiakan masukan/ konstribusi pemikiran dari
para stakeholders termasuk alumni, dan/ atau dari asosi.
Keempat, dalam proses penetapan standar penilaian
pendidikan terhadap empat aspek yang perlu
mendapatkan perhatian, yaitu:
1. validitas isi dan konsep penilaian pendidikan yang
sesuai dengan tujuan penilaian.
2. Reabilitas informasi dan konsistenssi penilaian
3. Kepraktisan prosedur dalam melakukan penalian
4. Memberikan efek terhadap system pendidikan secara
keseluruhan, khusunya pada improving quality of
education system.
2. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan ketika hendak
menetapkan standar turunan yaitu standar penilaian
pendidikan oleh dosen

92
Sejalan dengan paradigm dalam system pembelajaran di
PT yang mengacu pada pengembangan dan penerapan
kurikulum berbasis kompetensi ( KBK ), ada pergeseran pada
aspek “ method of delivery “ atau dari “teacher – centered
learning “ menuju student – centered learning “membawa
konsekuensi pada perlunya perbaikan sistem penilaian
pendidikan yang dapat mencerminkan mutu kompetensi
lulusan sesuai dengan tuntutan pengguna ( market demand ).
If we wish to discover the truth about an educational system,
we must look into its assessment procedures, pertanyataan
tersebut memiliki arti yang cukup mendalam terkait dengan
arti pentinggnya dan peran suatu proses penilaian dalam
sistem pendidikan. Dilain pihak, masih banyak pertanyaan
yang muncul dalam prosess pendidikan, antara lain:
a. apakah yang di maksud dengan penilaian adalah
pemberian angka pada hasil belajar mahasiswa?
b. Ranah kemampuan apa yang akan di nilai dari
mahasiswa, kognitif psikomotorik dan efektif?
c. Apakah teknik penilaian paper / karangan, syair,
matematika, maket patung, ujian tulis, apakah
menggunakan cara yang sama?

93
d. Apakah tes dan ujian tulis merupakan satu – satunya cara
yang tepat untuk melihat kemampuan mahasiswa?
Untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan di atas,
perlu rasanya kitasamakan persepsi tentang apa yang di
maksud dengan penilaian dan lingkup batasannya pada
pendidikan.
Berikut kita mencoba melihat lebih dalam lagi terkait
tujuan kita melakukan penilaian hasil belajar mahasiswa,
yaitu antara lain:
a. Mengetahui tingkat kemajuan yang telah di capai oleh
mahasiswa dalam suatu kurun waktu proses belajar
tertentu
b. Mengetahui posisi atau kedudukan seorang
mahasiswa dalam kelompok.
c. Mengetahui tingkat usaha yang di lakukan oleh
mahasiswa dalam belajar.
d. Mengatahui hingga sejauh mana mahasiswa telah
mendaya gunakan dosen dalam proses pembelajaran.
Sedangkan kegunaa lebih lanjut dari hasil penilaian
nantinya dapat mendudkung dalam proses pengambilan
keputusan – keputusan yang berhubungan dengan (i)
proses dan hasil pembelajaran, (ii )diagnosis dan usaha –

94
usaha perbaikan yang berkelanjutan, (iii)placement test
dan seleksi, (iv) bimingan dan konseling, (v) kurikulum
dan ( vi ) penilaian kelembagaan.
Ada beberapa model atau metode penilaian hasil pembelajaran
yang telah di kembangkan oleh para ajli pendidikan. Pada
umumnya yang dijadikan dasar pengembangan moel penilaian
adalah tujuan yang gendak dicapai dalam melakuka proses tersebut,
apa yang akan kita nilai? Metode penilaian yang lazim dilakukan
adalah seperti terlihat paga Gambar 1,

95
BAB VIII
STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

8.1 Definisi

Mengawali uraian tentang praktik baik yang telah dilakukan


oleh perguruan Tinggi (Stikes Mitra Bunda Persada Batam)
dalam menetapkan, melaksanakan (memenuhi), dan
mengendalikan standar pendidik dan Tenaga Kependidikan
sebagai bagian dari sistem penjaminan Mutu Internal , akan
dijelaskan terlebih dahulu pengertian darisebutan pendidik
dan tenaga kependidikan dalam bab ini.
Ketentuan umum dalam Undang – Undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan
Nasional (UU sisdiknas) menyebutkan bahwa Tenaga
Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dan diangkat untuk menunjang penyerenggaraan
pendidikan; sedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan
yang berkualifikasi seperti guru, dosen, konselor, pamong
penbelajaran, widya iswara, tutor, instruktur, fasilitator, serta
sebutan lainnya yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyerenggarakan pendidikan.

96
Namun kemudian, dalam pasal 39 disebutkan bahwa
Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan
teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan- Sedangkan pendidik merupakan tenaga
professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, merakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi, Jadi, tampak ada sedikit inkonsistensi : di
satu sisi Tenaga Kependidikan seolah mempunyai arti yang
luas sebab mencakup Pendidik, namun di sisi lain Tenaga
Kependidikan diartikan hanyalah sebagai pelaksana
administratif dan teknis untuk menunjang proses pendidikan,
sehingga Pendidik terkesan 'dikeluarkan' dari pengertian itu.
Sementara itu, dalam PP No. 19 tentang Standar Nasional
Pendidikan (PP SNP) walaupun ditemukan definisi dari
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, yaitu
pendidikan prajabaian dan kelayakan fisik maupun mental,
serta pendidikan dalam jabatan, tetapi tidak ditemukan
definisi dari sebutan Pendidik dan Tenaga Kependidikan itu
sendiri.

97
Lebih lanjut, UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen dengan tegas menggunakan istilah Dosen untuk
merujuk pada pengertian Pendidik pada jenjang pendidikan
tinggi, yaitu pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas
utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat
(Pasal 1). Oleh sebab itu, dalam bab ini digunakan istilah
Dosen dan Tenaga Kependidikan, dengan catatan bahwa yang
terakhir ini meliputi pula laboran, pustakawan, teknisi,
pegawai adminisirasi, sopir, hingga pekarya.
Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan dapat pula
disebut Standar Sumberdaya Manusia sebagaimana
disebutkan di dalam lnstrumen Akreditasi lnstitusi Badan
Akreditasi Nasional perguruan Tinggi (BAN-PT). merupakan
salah satu standar dari delapan standar yang terdapat di
dalarn PP tentanq SNP. Di dalam bab ini diuraikan praktik
baik yang berlaku pada STIKes Mitra Bunda Persada Batam
tentang bagaimana menetapkan, melaksanakan, dan
mengendalikan standar Dosen dan Tenaga Kependidikan
sebagai bagian dalam SPMl-STIKES Mitra Bunda Persada

98
Batam. Perlu diingat bahwa standar yang diberlakukan di suatu
STIKES Mitra Bunda Persada Batam belum tentu cocok apabila
diterapkan pada STIKES Mitra Bunda Persada Batam lain
karena, bagaimanapun, visi dan misi adalah hal dasar yang
perlu diperhatikan didalam penetapan sebuah standar.

8.2 Mekanisme Penetapan Standar Pendidik Dan Tenaga


Kependidikan
Seperti penetapan seluruh standar di dalam SPMl-
STIKes Mitra Bunda Persada Batam, maka untuk nenetapkan
standar Dosen dan Tenaga Kependidikan ini sebaiknya
ditempuh langkah – langkah sebagai berikut:
1. Melakukan studi terlebih dahulu terhadap seluruh
ketentuan normative berupa peraturan perundang-
undangan yang mengatur lentang dosen dan nondosen.
2. Melakukan evaluasi diri dengan menerapkan SWOT
analysis.
3. Melakukan uji publik, apabila perlu, terhadap
rancangan isi standar dengan mengundang penvakilan
dari unsur-unsur para pemangku ke pentingan
(stakeholders) STIKES Mitra Bunda Persada Batam.

99
A. Uraian rinci setiap langkah tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Studi Pendahuluan Terhadap Ketentuan Normatif
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui
apakah pemerintah melalui perundang-undangan telah
menetapkan standar minimum nasional tentang Dosen
dan Tenaga Kependidikan. Apabila standar minimum
nasional itu temyata telah ada, maka setiap Stikes Mitra
Bunda Persada Batam harus terlebih dahulu memenuhi
standar nasional tersebut. Dengan demikian setiap
STIKES Mitra Bunda Persada Batam akan taat asas dan
patuh pada aturan nonnatif yang berlaku. Berikut ini uraian
detil tentang perundangundangan tersebut :
a) Hak – Hak normatif Dosen dan Tenaga Kependidikan
Setiap STIKes Mitra Bunda Persada Batam
dalam menetapkan standar mutu Dosen dan Tenaga
Kependidikan harus menjamin terpenuhinya semua
hak mereka sebagaimana diatur dalam Pasal 40 UU
Sisdiknas, yaitu:
1). Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang
pantas dan memadai
2). Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja

100
3). Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan
pengembangan kualitas
4). Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
dan hak atas hasil kekayaan intelektual
5). kesempatan untuk menggunakan sarana,
prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
Khusus Dosen, Pasal 51 UU Guru dan Dosen
menambahkan bahwa dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan, dosen berhak :
1). Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan
kompetensi, akses sumber belajar, informasi, sarana
dan prasarana pembelajaran, serta penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
2). Memiliki kebebasan akademik, mimbar akademik, dan
otonomi keilmuan;
3). Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian
dan menentukan kelulusan peserta didik; dan
4). Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam
organisasi profesi/organisasi profesi keilmuan.
b) Kewajiban normatif Dosen dan Tenaga Kependidikan
Setiap STIKes Mitra Bunda Persada Batam dalam

101
menetapkan standar mutu bagi Dosen dan Tenaga
Kependidikan harus pula memperhatikan kewajiban
normatif mereka sebagaimana secara minimum diatur
oleh pasar 40 UU Sisdiknas, sebagai berikut :
1). Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis;
2). Mempunyai komitmen secara profesional untuk
meningkatkan mutu pendidikan
3). Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga,
profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan
yang diberikan kepadanya.
Lebih jauh, UU Guru dan Dosen menambahkan
bahwa Dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan,
wajib untuk :
1). Melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat
2). Merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran,
serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran
3). Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi
akademik dan kompetensi secara berkeranjutan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni

102
4). Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas
dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras,
kondisi fisik tertentu, atau latar belakang sosio-
ekonomi peserta didik dalam pembelajaran
5). Menjunjung tinggi peraturan perundang_undangan,
hukum, dan kode etik, serta nilai-nilai agama dan
etika; dan memelihara dan memupuk persatuan dan
kesatuan bangsa.
Dapat saja Stikes Mitra Bunda Persada Batam
menambahkan kewajiban bagi Dosen dan Tenaga
Kependidikan untuk, misalnya, memberi perhatian
lebih pada masyarakat tersisih, apabila hal ini
memang sesuaidengan visi dan misi STIKES Mitra
Bunda Persada Batam tersebut.

c) Kualifikasi Akademik Dosen


Pasal 26 permen tentang SNPT menyatakan bahwa
pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
Dalam hal ini, yang dimaksud dengan kualifikasi

103
akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang
harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang
dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian
yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan
yarg belaku. Kualifikasi pendidikan minimum menurut
Permen tersebut adalah :
1). Dosen proram diploma tiga dan diploma empat
harus berkualifikasi akademik paling rendah
magister atau magister terapan yang relevan
dengan program
2). Dosen proram sarjana harus berkualifikasi
akademik paling rendah magister atau magister
terapan yang relevan dengan program studi.
3). Dosen program profesi harus berkualifikasi
akademik paling rendah magister atau magister
terapan yang relevan dengan program studi.
4). Dosen yang bertugas di Program Vokasi atau
Program Profesi selain mempunyai ijazah, juga
harus mempunyai sertifikat kompetensi yang
sesuai dengan tingkat dan bidang keahlian yang
diajarkan atau dihasilkan oleh STIKes Mitra
Bunda Persada Batam. Pasal 45 dan 46 UU

104
tentang Guru dan Dosen, menetapkan ketentuan
yang agak lebih tinggi yaitu dosen wajib memiliki
kualifikasi akademik kompetensi,bersertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan
memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan
satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Kualifikasi akademik dosen
tersebut diperoleh melalui pendidikan tinggi
program pascasarjana yang terakreditasi sesuai
dengan bidang keahlian Standar rninimum
kualifikasi akademik dosen menurut UU ini adalah
1). lulusan program rnagister untuk program
diploma atau program sarjana
2). lulusan program doktor untuk program
pascasarjana.

Dengan demikian, jumlah dan kualifikasi dosen


tetap untuk setiap program studi jenjang sarjana di
STIKES Mitra Bunda Persada Batam sekarang minimal
adalah 6 dosen tetap bergelar magister (bukan lagi 2
magister dan 4 sarjana seperti diatur dalam Keputusan

105
Mendiknas Nomor 234 N1206 Tentang Pedoman
Pendirian Stikes Mitra Bunda Persada Batam). Perlu
diingat pula bahwa gelar sarjana, magisler dan doktor
yang dimiliki oleh dosen harus sama/sesuai dengan
program studi/ jurusan yang menjadi tempat bertugas
dosen tersebut (Pasal 8 Keputusan tersebut). STIKES
Mitra Bunda Persada Batam yang menyelenggarakan
program studi jenjang pascasarjana tentu harus
mempunyai dosen tetap bergelar doktor lebih banyak.
Kondisi ideal, yaitu lebih dari 80% dosen tetap
bergelar minimal magister dan lebih dari 35% dosen
tetap bergelar doktor, sebagaimana tercantum di
daram lnstrumen Akreditasi institusi BAN-PT,
merupakan contoh praktik baik di perguruan tinggi
yang mempunyai program pascasarjana.
d) Sertifikasi Dosen
Pasal 3 UU tentang Guru dan Dosen
menyatakan bahwa Dosen mempunyai kedudukan
sebagai tenaga profesionar pada jenjang pendidikan
tinggi yang diangkat sesuai dengan peraturan
perundangan. pengakuan kedudukan dosen sebagai
tenaga profesional tersebut dibuktikan dengan

106
sertifikat pendidik. Perlu dicatat bahwa sertifikat
pendidik yang dimaksud disini bukanlah sertifikat
kompetensi yang harus dimiliki oleh dosen yang
bertugas di program vokasi atau program profesi,
melainkan sertifikasi yang diperoleh melalui
program sertifikasi dosen yang diselenggarakan oleh
PT yang penyelenggara sertifikasi Dosen.
e) Kompetensi Dosen
Kompetensi, menurut pasal 1 UU tentang
Guru dan Dosen, adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oreh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan. Uraian lebih
rinci tentang kompetensi, khususnya untuk guru,
justru terdapat di dalam pasal 28 PP tentang SNP,
yaitu kompetensi sebagai agen pembelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini meliputi: kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional, dan kompetensi sosial. Keempat ranah
kompetensi ini dapat saja diterapkan pada dosen,
namun dengan penyesuaian: kompetensi pedagogik

107
yang perlu diubah rnenjadi kompelensi andragogik
karena yang mengalami proses pembelajaran adalah
manusia dewasa (mahasiswa), bukan anak –anak
(siswa).
f) Jabatan Akademik Dosen
Tentang jabatan akademik dosen diatur dalam
pasal 48 Ayat 2 UU tentang Guru dan Dosen yang
menyebutkan bahwa jeniang jabatan akademik
dosen tetap terdiri atas asisten ahli, lektor, lektor
kepala, dan profesor. Kemudian ayat 4
menyebutkan bahwa STIKES MITRA BUNDA
PERSADA BATAM dapat mengatur kewenangan
jenjang jabatan akademik dan dosen tidak – tetap
sesuai dengan peraturan perUUan. Kewenangan
untuk masing-masing jenjang jabatan akademik yang
masih berlaku dapat dilihat di dalam :
1). Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang
Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomon
3B/Kep/Mk.Waspan/8/1999 Tentang Jabatan
Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya dan
2). Keputusan Menteri Pendidikan NasionaI

108
Nomor: 36/D/O/2001 Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Penilaian Angka Kredit Jabatan
Dosen Perlu diperhatikan bahwa sesuai
penjelasan Pasal48, yang dimaksud dengan
dosen tetap adalah dosen yang bekerja penuh
waktu yang berstatus sebagai tenaga pendidik
tetap pada satuan pendidikan tinggi tertentu.
Jabatan akademik tertinggi, yaitu profesor, hanya
dapat dicapai oleh dosen dengan gelar akademik
doktor, sebagaimana dinyatakan di dalam Pasal
48 UU tentang Guru dan Dosen. Bergantung
pada visi dan misinya, STIKes Mitra Bunda
Persada Batam dapat saja menerapkan standar
lebih tinggi dari itu, misalnya untuk mencapai
jabatan akademik lektor kepala, seorang dosen
harus mempunyai gelar akademik doktor.
Sebagai pedoman, persentase ideal yang terdapat
didalam Instrumen Akreditasi Institusi BAN-
STIKES Mitra Bunda Persada Batam dapat
digunakan, yaitu dosen tetap berjabatan
akademik profesor lebih dari 20% (untuk
universitas, institut, atau sekolah tinggi) dan

109
dosen tetap berjabatan akademik lektor kepala
lebih dari 50 % (untuk politeknik dan akademi).

Sebagaimana ditetapkan di dalam Pasal 71 UU


tentang Guru dan Dosen, kualifikasi akademik dan
kompetensi dosen perlu dibina dan dikembangkan
oleh : Pemerintah (untuk STIKES PT/BHMN), dan
Perguruan Tinggi (STIKes Mitra Bunda Persada
Batam). Agar pembinaan dan pengembangan dosen
dapat dilakukan dengan baik, peta distribusi dosen di
STIKES MITRA BUNDA PERSADA BATAM
maupun di tingkat program studi, perlu ada.
g) Beban Tugas Dosen
Sesuai ketentuan pasal 72 UU tentang Guru
dan Dosen, beban kerja dosen mencakup kegiatan
pokok yaitu merencanakan pembelajaran,
rnelaksanakan proses pembelajaran, melakukan
evaluasi pembelajaran, membimbjng dan melatih,
melakukan penelitian, melakukan tugas tambahan,
serta melakukan pengabdian kepada masyarakat.
Keseruruhan kegiatan dosen tersebut dapat
dirangkum menjadi kegiatan Tridharma Stikes Mitra

110
Bunda Persada Batam dan kegiatan penunjangnya.
Beban kerja tersebut sekurang – kurangnya
sepadan dengan 12 (dua beras) satuan kredit
semester dan sebanyak-banyaknya 16 (enam belas;
satuan kredit semester, yang besarnya diatur oleh
setiap satuan pendidikan tinggi sesuai dengan
peraturan perundang – undangan. Komposisi
penugasan dosen didalam masing – masing kegiatan
sebaiknya diatur sesuai visi dan misi STIKES Mitra
Bunda Persada Batam. Stikes Mitra Bunda Persada
Batam dapat saja mengatur penugasan dosen
dengan titik berat pada dharma penelitian, apabila
visi dan misinya memang kearah tersebut. Sejumlah
Stikes Mitra Bunda Persada Batam yang melengkapi
formulir penugasan dosen (yang diisi disetiap awal
semester) dengan formulir kinerja dosen (yang diisi di
setiap akhir semester) merupakan contoh praktik baik
penjaminan mutu dosen.

h) Rasio Dosen Tetap : Mahasiswa


Agar seluruh proses pelaksanaan Tridharma
STIKES Mitra Bunda Persada Batam dapat terlaksana

111
dengan baik, bukan hanya kualifikasi dosen yang
harus memadai jumlah dosen, terutama dosen tetap,
harus memadai.
Rasio jumlah dosen ietap dan jumlah mahasiswa
yang ideal menurut lnstrumen Akreditasi lnstitusi
BAN-PT sebesar 1 : 15, dapat saja digunakan
sebagai standar mutu Stikes Mitra Bunda Persada
Batam, sejauh hal ini sesuai dengan kebutuhan
Stakeholders dan sesuai visi dan misi Stikes Mitra
Bunda Persada Batam tersebut. Perlu diperhatikan
bahwa didalam menetapkan rasio ini, STIKes Mitra
Bunda Persada Batam perlu memerhatikan pola
pembelajaran yang dilaksanakannya. Sebagai contoh,
dengan pola pembelajaran jarak jauh (e-learning)
mungkin saja rasio dosen tetap dibanding mahasiswa
1 : 100, atau lebih dari itu.
i) Rekrutasi Dosen
UU tentang Guru dan Dosen, Pasal 50
mengamanatkan bahwa STIKES Mitra Bunda Persada
Batam. harus melakukan proses rekrutasi dosen
dengan prinsip tanpa diskriminasi. Artinya, suku,
agama, ras, jenis kelamin, dan golongan tidak

112
dapat digunakan sebagai dasar di dalam rekrutasi
dosen. Stikes Mitra Persada Batam harus
menggunakan kualifikasi akademik, kompetensi, dan
pengalaman sebagai dasar rekrutasi dosen. Stikes
Mitra Bunda Persada Batam yang telah sangat maju
dengan misi research university dapat saja
mensyaratkan kualifikasi akademik berupa gelar
akademik doktor di dalam proses rekrutasinya.
j) Tenaga Kependidikan
PP tentang SNP dalam Pasal 36 menetapkan
bahwa tenaga kependidikan pada pendidikan tinggi
harus memiliki kualifikasi, kompetensi, dan
sertifikasi sesuai dengan bidang tugasnya.
Kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi tersebut
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) dan ditetapkan dengan Peraturan
Menteri. Sementara Peraturan Menteri dimaksud
belum ada, ketentuan yang ada di dalam Keputusan
Mendiknas tentang Pedoman Pendirian STIKES
Mitra Bunda Persada Batam sebagaimana ditunjukkan
didalam Tabel 4 dapat digunakan sebagai standar
minimum. Untuk peningkatan kompetensi tenaga

113
kependidikan, Stikes Mitra Bunda Persada Batam
perlu melakukan pembinaan dan pengembangan tenaga
kependidikan, pustakawan, misalnya, harus mengikuti
pelatihan kepustakaan, terutama apabila gelar sarjana
yang diperolehnya bukan sarjana perpustakaan.
Bahkan, bidang tugas tenaga kependidikan tertentu
mungkin membutuhkan lulusan minimal magister,
misalnya pengembang sistem informasi perguruan
tinggi. Sertifikasi yang sesuai dengan bidang tugas
tenaga kependidikan merupakan amanat PP tentang
SNP. Kondisi ideal, sebagaimana disebutkan didalam
lnstrumen Akreditasi lnstitusi BAN-PT, adalah lebih
dari 70 % tenaga kependidikan (khususnya laboran,
teknisi, pustakawan, seperti pada standar Dosen,
rekrutasi yang tidak diskriminatif juga harus ada di
dalam standar Tenaga Kependidikan. Rekrutasi ini
harus memerhatikan kualifikasi, kompetensi,
sertifikasi, dan pengalaman tenaga kependidikan.
Dengan demikian, dari studi terhadap ketentuan
perundang – undangan sebagaimana diuraikan di atas
menunjukkan bahwa Pemerintah telah menetapkan
berbagai tolak ukur minimum yang harus dipenuhi

114
terlebih dahulu oleh Stikes Mitra Bunda Persada
Batam dalam menjalankan SPMI khususnya ketika
Stikes Mitra Bunda Persada Batam tersebut
menetapkan Standar Dosen dan Tenaga
Kependidikan. Apabila Stikes Mitra Bunda Persada
Batam menghendaki substansi standar yang lebih
tinggi dari ketentuan minimum tersebut tentu saja
hal itu akan lebih baik. Semakin tinggi
kriteria/ukuran/tolok ukur sebuah standar maka
tentunya mutunya akan lebih tinggi. Kecuali itu,
Stikes Mitra Bunda Persada Batam juga dapat
menambah jumlah standar mutu yang tergabung
dalam kelompok Dosen dan Tenaga Kependidikan
ini, misalnya, menetapkan standar mutu tentang
kinerja dosen dan tenaga kependidikan,
kesejahteraan dosen dan tenaga kependidikan,
pembinaan karir dosen dan tenaga kependidikan,
perjalanan dinas dosen, dan sebagainya.

k) Evaluasi Diri Menqgunakan SWOT Analysis


Setelah perumus standar mutu di dalam SPMI-STIKES
Mitra Bunda Persada Batam menetapkan substansi atau butir-

115
butir standar mutu apa saja yang masuk ke dalam lingkup
Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan sesuai dengan
peraturan perundang undangan (seperti Kualifikasi, Kompetensi,
Rekrutasi, dan sebagainya, seperti dijelaskan di atas), maka
mulailah melakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, and Threats) dengan dukungan data. Untuk
merumuskan isi Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan
dengan menggunakan analisis SWOT dibutuhkan adanya
kerjasama antara Stikes Mitra Bunda Persada Batam dengan
para pemangku kepentingan (stakehoLders) internal rnaupun
eksternal. Sebagaimana diketahui, untuk aspek Strengths dan
Weaknesses suatu Stikes Mitra Bunda Persada Batam, yang
harus dianalisis adalah berbagai hal yang menjadi kekuatan dan
kelemahan institusi tersebut, yang berarti analisis ini
berfokus pada factor internal institusi, seperti misalnya
ketersediaan dana, sarana, serta prasarana, faktor fungsional
dari unit-unit dalam institusi, dan sebagainya Untuk aspek
opportunities dan Threats Stikes Mitra Bunda Persada Batam,
yang harus dianalisis adalah berbagai hal yang menjadi
peluang dan ancaman institusi tersebut, yang berarti analisis
ini berfokus pada faktor ekstemal institusi tersebut, misalnya
keadaan perkembangan Stikes Mitra Bunda Persada Batam

116
lain, perkembangan teknologi informasi, perubahan peraturan
perundang-undangan, dan sebagainya.
Setelah melakukan analisis SWOT, barulah substansi
standar Dosen dan Tenaga Kependidikan dapat disusun.
Dengan cara demikian, suatu Stikes Mitra Bunda Persada Batam
tidak akan menetapkan suatu standar yang secara nyata tidak
dapat dipenuhinya. sebagai ilustrasi, tidak mungkin sebuah
Stikes Mitra Bunda Persada BAtam dapat mempunyai standar
80 % dosen-tetap bergelar doktor'', tanpa melakukan analisis
terlebih dahulu pada ketersediaan dana di Stikes Mitra Bunda
Persada Batam tersebut, tersedianya peluang mendapatkan
beasiswa studi lanjut doktor, pemetaan gelar akademik dosen
tetap, dan sebagainya.

B. Uji Publik Dengan Para pemangku Kepentingan


Apabila substansi/isi standar Dosen dan Tenaga
Kependidikan telah dirumuskan, maka sebelum standar itu
resmi dilaksanakan sebaiknya disosialisasikan terlebih dahulu
kepada publik, khususnya dari unsure pemangku kepentingan
Stikes Mitra Bunda Persada Batam. Tujuannya antara lain
adalah untuk memperkenalkan dan/atau menguji sejauhmana
tingkat aksesabilitas dan akurasi dari isi standar tersebut

117
menurut penilaian mereka, dan untuk memperoleh usulan –
usulan yang konstruktif. Dari hasil uji publik ini bila perlu isi
standar dapat lebih disempurnakan. Dengan demikian
diharapkan pada akhimya seluruh isi standar didalam SPMl-
Stikes Mitra Bunda Persada Batam dapat diterima sebagai
standar oleh seluruh unsur pemangku kepentingan STIKES
Mitra Bunda Persada Batam tersebut sebagai ilustrasi, apabila
standar tentang tenaga kependidikan pustakawan
mensyaratkan pendidikan minimal Magister di bidang
perpustakaan, maka pustakawan yang belum mencapai
standar ini harus siap untuk studi lanjut di bidang
Perpustakaan, atau siap untuk dipindahkan ke bidang tugas
lain yang sesuai, atau kemungkinan terburuk berupa pemutusan
hubungan kerja pensiun dini. Apabila sosialisasi telah dijalankan
dengan baik, maka apapun kemungkinan yang terjadi
diharapkan tidak akan menimbulkan gejolak di semua unsur
pemangku kepentingan.

8.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Pendidik Dan Tenaga


Kependidikan
Dosen pada umumnya bekerja diunit akademik (urusan,
fakultas) sedangkan tenaga kependidikan ada yang bekerja di

118
unit akademik dan ada pula yang bekerja di unit penunjang
(biro, unit pelaksana teknis). Keseluruhan unit tersebut,
sesuai dengan tugas dan fungsinya masing – masing didalam
struktur organisasi STIKES Mitra Bunda Persada Batam
tersebut, harus melakukan langkah – langkah untuk
pemenuhan Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan,
misalnya, persiapan administrative dan keuangan, sosialisasi
substansi standar, serta upaya pencapaian pemenuhan standar
secara konsisten. sebagaicontoh praktik baik, pada Tabel 5
ditunjukkan formulir/dokumen yang diperlukan untuk
mengukur pemenuhan Standar Dosen yang tentu saja dapat
diubah atau ditambah sesuai dengan kebutuhan suatu STIKES
Mitra Bunda Persada Batam. Sebagai ilustrasi, formulir
penugasan dosen, dalam hal ini dosen tetap, persemester dapat
dilihat di dalam Lampiran 1 Bab ini.

Tabel 8.1
Pemenuhan standar dosen dan tenaga kependidikan
STIKES Mitra Persada Batam

Standar Contoh Formulir / Dokumen Yang


dibutuhkan

119
Kualifikasi akademik Ijazah, Transkip akademik setiap
dosen dosen
Kompetensi dosen Formulir rekam jejak kompetensi
dosen
Sertifikasi dosen Daftar dosen yang sudah dan belum
mempunyai sertifikat dosen
Jabatan Akademik Dosen Foemulir pengusulan jabatan
akademik dosen, keputusan pihak
berwenang tentang jabatan
akademik setiap dosen.
Beban kerja dosen Formulir penugasan dosen
Rasio dosen tetap : Peta komposisi dosen berdasarkan
Mahasiswa gelar akademik dan jabatan
akademik ditingkat program studi
dan di tingkat perguruan tinggi.
Peta komposisi mahasiswa disetiap
program studi dan perguruan
tinggi,.
Rekrutasi Dosen Formulir penilaian wawancara
dosen, soal seleksi dosen, misalnya
tes potensi akademik dan bahasa
inggris.
120
Kualifikasi akademik dosen Ijazah, transkrip akademik setiap
dosen Kompetensi dosen Formulir rekam jejak kompetensi dosen
Sertifikasi dosen Daftar dosen yang sudah dan belum mempunyai
sertifikat dosen Jabatan akademik dosen Formulir pengusulan jabatan
akademik dosen, keputusan pihak berwenang tentang jabatan akademik
setiap dosen Beban kerja dosen Formulir penugasan dosen Rasio dosen
tetap : Peta komposisi dosen berdasarkan gelar akademik dan jabatan
akademik di tingkat program dan di tingkat perguruan tinggi. Peta
komposisi mahasiswa di setiap program studi dan di perguruan tinggi .
Rekruitasi Dosen Formulir penilaian wawancara dosen, soal seleksi
dosen, misalnya test potensi akademik dan bahasa inggris

8.4 Mekanisme Pengendalian Standar Pendidik Dan Tenaga


Kependidikan
Maksud dari pengendalian standar, dalam hal ini
standar Dosen dan Tenaga kependidikan, adalah setiap unit
di STIKes Mitra Bunda Persada Batam harus mampu
memonitor dan mengevaluasi pemenuhan standar secara
konsisten dan pada kondisi faktual, untuk selanjutnya
mengambil tindakan korektif apabila ditemukan adanya
penyimpangan atau kesalahan. Hal terpenting adalah setiap unit,
sesuai dengan tugas dan fungsinya masing – masing dalam

121
sruktur organisasidi perguruan tinggi, harus selalu melakukan
pengecekan untuk memastikan bahwa standar telah
terpenuhi atau telah ditaati. Bila sebuah standar belum
terpenuhi, perlu dicari apa penyebabnya dan dapat segera
diketahui upaya untuk memenuhi standar tersebut.
Sebagai contoh, misalkan standar Kualifi kasi Akademik
Dosen menetapkan bahwa Dosen yang mengajar disuatu
program sarjana sebuah Stikes Mitra Bunda Persada Batam
minimal bergelar akademik magister. Apabila setelah
dilakukan pemantauan di Stikes Mitra Bunda Persada Batam
tersebut, ternyata di salah satu program sarjana ternyata ada
dosen tidak tetap yang belum bergelar magister, maka perlu
dicari penyebabnya. Apabila peyebabnya adalah idak ada
dosen tetap yang mempunyai bidang keahlian sama dengan
dosen tidak tetap ersebut (sebut saja bidang keahlian A),
maka beberapa alternatif upaya pemenuhan standar tersebut
adalah: (a) nencari dosen tidak tetap lain yang mepunyai
bidang keahlian A. namun bergelar magister, (b) melakukan
pengembangan, misalnya rekrutasi dosen tetap baru bergelar
minimal magister dengan yang mempunyai bidang keahlian A,
atau (e) memagangkan dosen tetap yang telah bergelar
magister kedosen tidak tetap dengan bidang keahlian A

122
tersebut. Altematif mana yang dipilih, bergantung pada tingkat
urgensi pemenuhan standarersebut. apabila setelah dievaIuasi
temyata seluruh program sarjana di Stikes Mitra Bunda
Persada Batam tersebut telah memenuhi standar Kualifikasi
Dosen sebagaimana disebutkan di atas, maka Stikes Mitra
Bunda Persada Batam dapat meningkatkan standarnya
menjadi, misalnya, 30% dosen yang mengajar di program
sarjana minimal bergelar akademik doktor dan sisanya
bergelar akademik magisler. Peningkatan standar secara
berkelanjutan seperti ini dikenal dengan continuous
improvement atau kaizen. Hal inilah yang diharapkan terjadi
didalam sistem penjaminan mutu STIKES Mitra Bunda Persada
Batam.
Pencatatan / pendokumentasian adalah bagian penting
didalam pengendalian standar. Stikes Mitra Bunda Persada
Batam dapat merancang dua formulir, masing-masing untuk
pemenuhan Standar dan pengendalian standar. Cara lain adalah
dengan menggunakan formulir yang sekaligus dapat dipakai
untuk kedua langkah tersebut. Sebagai contoh, di dalam
formulir penugasan dosen di suatu semester dapat dilengkapi
dengan kolom atau bagian yang menunjukkan proses
monitor dan evaluasi atas pelaksanaan tugas dosen tersebut.

123
UntukTenaga Kependidikan, yang mencakup administrasi,
teknisi, laboran, dan pustakawan, formulir/dokumen yang
dibutuhkan untuk pemenuhan standar dan pengendalian
standar dapat berbeda-beda untuk masing-masing bidang
tugas tersebut. Untuk administrasi, misalnya, sertifikat
kemampuan menggunakan pengolah kata, dan pengolahan
basis data, mungkin dibutuhkan di suatu STIKES Mitra Bunda
Persada Batam. Untuk laboran, misalnya, sertifikat penggunaan
suatu alat uji serta pemeliharaannya, diperlukan di suatu
laboratorium. Untuk memastikan apakah penggunaan dan
pemeliharaan alat tersebut sesuai dengan standar yang ada,
dibutuhkan formulir pengendalian standar, yang tentu saja
tidak sama dengan formulir pengendalian yang digunakan pada
tenaga administrasi.

8.5 Monitoring, Evaluasi dan Kinerja Tenaga Pendidik


1. Monitoring Tenaga Pendidik
Pemantauan program merupakan upaya supervisi dan
review kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis oleh
pengelola program, untuk melihat apakah pelaksanaan
program sudah sesuai dengan yang direncanakan.

124
Monitoring atau pemantauan sering kali disebut ”evaluasi
proses”.
Monitoring (pemantauan) dilingkungan STIKes Mitra
Bunda Persada dilakukan pada kegiatan proses belajar
mengajar pada, dan kegiatan pengabdian masyarakat.
Monitoring dilakukan untuk dosen dan untuk mahasiswa.
Format Monitoring Terlampir.
2. Evaluasi Tenaga Pendidik
Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau
besarnya kesuksesan dalam mencapai tujuan yang sudah di
tetapkan sebelumnya. Evaluasi bukanlah tujuan, melainkan
alat dalam mencapai tujuan.
Evaluasi merupakan suatu proses yang memungkinkan
administrator mengetahui hasil programnya, dan
berdasarkan itu mengadakan penyesuaian-penyesuaian
untuk mencapai tujuan secara efektif. Evaluasi dilakukan
dalam setiap kegiatan dan diperbaiki di setiap tahap proses
evaluasi. Evaluasi tenaga pendidik dilakukan berjenjang
sbb :
a. Evaluasi oleh mahasiswa
b. Evaluasi Tri Dharma Perguruan Tinggi
c. Penilaian Kinerja Dosen

125
Masing-masing Format Evaluasi terlampir.
3. Kinerja Tenaga Pendidik
Penilaian Kinerja Dosen yang mendukung Tri Dharma
Perguruan Tinggi di tuangkan dalam suatu daftar yang di
sebut Daftar Penilaian Kinerja Dosen (DPKD). Unsur -
unsur yang dinilai dan bobot dalam Daftar Penilaian
Kinerja Dosen (DPKD) terdiri dari :
a. Proses Belajar Mengajar
1. Memenuhi Jumlah Tatap muka sesuai dengan yang di
jadwalkan, termasuk hadir dan selesai tepat waktu
dengan bobot 10%
2. Membuat soal ujian, jawaban dan mengoreksi tepat
waktu dengan bobot 10%
3. Mengawas Ujian sesuai dengan penjadwalan dengan
bobot 5%
4. Menguji magang kerja dan skripsi sesuai penjadwalan
dengan bobot 5%
5. Hasil feed back/penilaian dari mahasiswa tentang
proses belajar mengajar dengan bobot 10%.
b. Bimbingan dan Konsultasi
1. Memberikan bimbingan magang kerja / KKN &
Skripsi dengan bobot 10%

126
2. Menjadi Penasehat akademik (Dosen Wali) dengan
bobot 10%
c. Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
1. Membuat karya ilmiah : penelitian, makalah, buku,
diktat, artikel di jurnal / majalah / koran dsb dengan
bobot 10%
2. Melakukan pengabdian masyarakat : Bakti sosial,
memberikan penyuluhan/pelatihan, termasuk
membina mahasiswa dengan bobot 10%
d. Tugas lain lain di luar tugas utama :
1. Bertugas sebagai panitia dengan bobot 5%
2. Menghadiri Kegiatan yang diselenggarakan STIKes
Mitra Bunda Persada Batam berupa seminar,
pelatihan, simposium, rapat kerja, upacara dsb. dengan
bobot 5%
e. Disiplin dan Kesehatan
1. Pemenuhan Jam Kerja dengan bobot 5%
2. Absensi (skit, ijin, alpha) dengan bobot 5%
f. Faktor Pengurang
1. Surat Teguran 1 dengan bobot -2%
2. Surat Teguran 2 dengan bobot -4%
3. Surat Teguran 3 dengan bobot -5%

127
4. Surat Peringatan 1 dengan bobot -10%
5. Surat Peringatan 2 dengan bobot -15%
6. Surat Peringatan 3 dengan bobot -20%
Tujuan utama penilaian kinerja adalah untuk menentukan
kenaikan gaji. Tujuan jangka menengah dan panjangnya
adalah untuk menyusun program pelatihan, promosi dan
pengembangan karier, mutasi, demosi dan PHK (Pemutusan
Hubungan Kerja).
Tujuan penilaian kinerja dalam kaitannya dengan
penentuan kenaikan gaji misalnya pada tahun 2003
manajemen/yayasan perguruan tinggi menetapkan kenaikan
maksimal adalah 20%. Agar tujuan ini dapat memotivasi
dosen, maka dapat dilakukan kenaikan secara proporsional
berdasarkan kinerja seorang dosen dibandingkan dengan
kenaikan yang telah ditetapkan perguruan tinggi. Pada hasil
penilaian kinerja di atas, kenaikan gaji dosen yang
bersangkutan ialah :

128
Tahapan terakhir dalam kaitannya dengan penilaian
kinerja ialah melakukan evaluasi terhadap penilaian kinerja
yang telah dilakukan. Evaluasi perlu dilakukan secara berkala
untuk terus menerus mendapatkan masukan mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan kinerja, termasuk alat ukur yang
dipakai, penilai, kesesuaian komponen yang dinilai dengan
kondisi pekerjaan dan perguruan tinggi. Evaluasi dapat
dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi maupun tim dosen
yang dibentuk. Tujuan diadakannya evaluasi adalah untuk
memperoleh masukan mengenai pedoman penilaian kinerja
yang telah diterapkan.
Evaluasi penilaian kinerja yang efektif harus melibatkan
pihak yang dinilai dan penilai (Bernadin & Russell, 1993 :
399). Ada lima kriteria yang digunakan dalam mengevaluasi
penilaian kinerja (Dessler, 1997 : 17) yaitu :
a. Faktor kejelasan : waktu pelaksanaan, tujuan, siapa yang
menilai, kriteria yang dinilai dan prosesdur penilaian.
b. Faktor motivasi : dampak terhadap promosi, kompensasi,
penghargaan dan keterlibatan penilai dan yang dinilai.
c. Faktor keadilan : objektif penilai, penilai adalah orang yang
tepat.

129
d. Faktor feed back : laporan/salinan hasil penilaian, hasil
penilaian dibicarakan dengan karyawan.
e. Faktor tindak lanjut : pembinaan terhadap dosen yang
kinerjanya kurang, evaluasi terhadap pedoman dan
pelaksanaan penilaian.
Untuk memudahkan evaluasi, faktor-faktor tersebut di
atas dapat dituangkan dalam bentuk pertanyaan atau kuesioner
yang diisi oleh dosen dan penilai. Berdasarkan hasil kuesioner
tersebut, manajemen dapat mengambil keputusan untuk
memperbaiki keseluruhan penilaian, mulai dari alat ukur,
proses penilaian sampai ke evaluasinya.
4. Kinerja Tenaga Kependidikan (Staff)
Penilaian pelaksanaan pekerjaan karyawan di tuangkan
dalam suatu daftar yang disebut Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3). Unsur – Unsur yang dinilai
dalam penilaian pelaksanaan pekerjaan adalah :
a. Kesetiaan.
Kesetiaan adalah ketaatan dan pengabdian kepada Pancasila,
UUD 1945, Negara, dan Pemerintah.
b. Prestasi Kerja.

130
Prestasi Kerja adalah hasil kerja yang di capai oleh seorang
karyawan dalam melaksanakan tugas yang di bebankan
kepadanya.
c. Tanggung Jawab
Tanggung Jawab adalah kesanggupan seorang karyawan
menyelesaikan pekerjaan yang di serahkan kepadanya dengan
sebaik baiknya dan tepat waktu serta berani memikul resiko
atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang
dilakukannya.
d. Ketaatan
Ketaatan adalah kesanggupan seorang karyawan untuk
mentaati segala peraturan perundang – undangan dan
peraturan kedinasan yang berlaku, mentaati perintah
kedinasan yang di berikan atasan yang berwenang, serta
kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang di
tentukan.
e. Kejujuran
Kejujuran adalah ketulusan hati seorang karyawan dalam
melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalah
gunakan wewenang yang di berikan kepadanya.
f. Kerjasama

131
Kerjasama adalah kemampuan seseorang karyawan untuk
bekerja bersama sama dengan orang lain dalam
menyelesaikan tugas yang di tentukan sehingga mencapai
daya guna dan hasil guna yang sebesar – besarnya.
g. Prakarsa
Prakarsa adalah kemampuan seorang karyawan untuk
mengambil keputusan, langkah – langkah atau melaksanakan
sesuatu tindakan yang di perlukan dalam melaksanakan tugas
pokok tanpa menunggu perintah dari atasan.
h. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seorang karyawan untuk
meyakinkan orang lain sehingga dapat di kerahkan secara
maksimal untuk melaksanakan tugas pokok. Penilaian unsur
kepemimpinan di kenakan kepada karyawan yang memangku
jabatan struktural.
Pejabat Penilai adalah atasan langsung karyawan yang
dinilai, dengan ketentuan serendah rendahnya kepala/ketua
Program Studi.

132
Skala ukur hasil evaluasi pembelajaran mahasiswa
dinyatakan sebagai berikut:

NO Nilai absolut Rentang Lambang


1 79-100 3,51-4,00 A
2 68-78 2,75 – 3,3 B
3 56 -67 2,00-2,74 C
4 41- 55 1,00-1,99 D
5 0-40 0,00-0,99 E

133
BAB IX
STANDAR SARANA DAN PRASARANA

9.1 Definisi
Penjaminan mutu pendidikan tinggi sangat penting agar
lulusan pendidikan tinggi dapat menyelesaikan permasalahan
individu dan bangsa. Untuk menyelenggarakan pendidikan
tinggi diperlukan (1) tujuan yang jelas, (2) rencana mutu
keluaran dan perkiraan out comes, (3) proses pendidikan,
(4) input, (5) sumberdaya, (6) prasarana dan sarana.
Prasarana dan sarana adalah salah satu bagian input (
sedangkan input merupakan salah satu subsistem dari sistem
penjaminan mutu internal PT. Dengan demikian, didalam
SPMI-PT perlu dibuat standar mutu prasarana dan sarana
sesuai dengan kemampuan setiap PT sepanjang standar
minimum yang berlaku secara nasional dipenuhi oreh PT
yang bersangkutan. Khusus tentang sarana dan prasarana ini,
peraturan pemerintah (PP) No. 19 tahun 2005 tentang Slandar
Nasionar pendidikan (SNP) menyatakan perlu adanya
standar mutu sebagai tolok ukur minimal untuk menilai
tingkat mutu penyediaan, pemanfaatan, pemeriharaan, dan
pengembangan sarana dan prasarana yang tersedia pada

134
setiap perguruan Tinggi. Memang, didalam PP tersebut
disebutkan bahwa standar nasional untuk sarana dan
prasarana masih harus ditetapkanpemerintah (menteri) namun
demikian peraturan yang rama hingga saat ini masih berlaku
yaitu Keputusan Mendiknas No.234/U/2000 tentang Pedoman
Pendirian Perguruan Tinggi (PT). Didalam peraturan ini
misalnya (pada bagian Lampiran), ditetapkan persyaratan
minimal sarana dan prasarana yang harus tersedia pada setiap
PT di lndonesia.
Sesuai dengan prinsip di dalam Sistem Penjaminan Mutu
lnternal Perguruan Tinggi (SPMl-PT) yaitu bahwa setiap PT
di lndonesia hendaknya memiliki seperangkat standar mutu
yang sangat esensial dan diperlukan dalam penyelenggaraan
pendidikan tinggi, maka sangatlah wajar apabila salah satu
standar mutu tersebut adalah tentang Sarana dan prasarana.
Substansi atau isi dari standar mutu tersebut minimal sama
dengan standar minimal yang berlaku secara nasional, namun
di sisi lain PT memiliki otonomi yang luas untuk
meningkatkan / meninggikan / memperluas substansi standar
itu. Semakin tinggi tolok ukur yang dipakai untuk menilai
tingkat mutu, maka berarti semakin tinggi pula mutu institusi
itu. Standar mutu ini harus ditingkatkan secara berkelanjutan

135
agar tercapai peningkatan mutu berkelanjutan.
Bab ini menguraikan praktik baik yang berlaku di banyak
PT dalam melakukan penjaminan mutu khusus di bidang
sarana dan prasarana, baik yang berkaitan dengan proses
pembelajaran maupun yang berkaitan dengan kegiatan
penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan kegiatan lain
yang menunjang seluruh tridharma PT. Uraian ini
dimaksudkan untuk memberikan inspirasi kepada
penyelenggara PT, bahwa kebijakan di bidang prasarana dan
sarana merupakan open ended solution. Artinya prasarana
dan sarana yang diperlukan tergantung situasi dan kondisi
terlentu, tetapi penyelenggara PTwajib melakukan yang
terbaik dalam keterbatasan yang ada. Agar terjadi
persamaan persepsi, maka dalam bab ini definisi tenlang Standar
Sarana dan Prasarana yang dipakai adalah definisi di dalam
PP tentang SNP, yaitu standar pendidikan yang berkaitan
dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolah
raga, tempat beribadah, perpuslakaan, laboratorium, bengkel
kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta
sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran termasuk penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi.

136
9.2 Mekanisme Penetapan Standar Prasarana Dan Sarana
Dalam menetapkan Standar Sarana dan Prasarana perlu
diperhatikan beberapa hal penting berikut ini, yaitu :
a. Substansi atau isi dari Standar Sarana dan Prasarana harus
sesuai atau tidak melanggar peraturan perundang-undangan
yang relevan dengan bidang sarana dan prasarana untuk
PT. Konkritnya, substansi standar tersebut minimaI
harus memenuhi terlebih dahulu ketentuan yang telah
diatur dalam perundang - undangan, setelah itu apabila PT
yang bersangkutan memang benar-benar sangat mampu
maka dapatlah dibuat standar dengan substansi yang
melebihi standar minimal nasional.
b. Substansl standar tersebut juga harus selaras dengan visi,
misi, dan tujuan dari PT yang bersangkutan dan bila perlu
juga harus selaras dengan visi, misi, dan tujuan dari unit –
unit di dalarn lingkungan PT seperti Prodi, jurusan, dan
program studi
c. Substansi standar tersebut juga harus sedapal mungkin
selaras dengan keinginan, masukan atau saran dari para
stakeholders PT Agar substansi Standar Sarana dan
Prasarana yang akan ditetapkan olehPT didalam SPMI nya

137
tidak bertentangan dengan ketentuan normatif yang
berlaku secara nasional, maka perlu dipahami terlebih
dahulu aturan tersebut yang antara lain terdapat dalam
PP tentang SNP dan Keputusan Mendiknas tentang
Pedoman Pendirian PT. sebagaimana disebut pada
bagian Pendahuluan. Pasal 42 hinqga 47 PP No. 19 lahun
2005 tentang SNP menegaskan bahwa setiap satuan
pendidikan, dalam konteks pendidikan tinggi adalah PT,
wajib mempunyai standar Mutu Sarana dan Prasarana, yang
mengalur tenlang :
a. Sarana dan prasarana apa saja yang minimal harus
dipunyai oleh setiap Perguruan Tinggi (PT).
b. Jenis dan jumlah peralatan minimal laboratorium yang
harus tersedia yang dinyatakan dalam rasio minimal
jumlah peralatan permahasiswa.
c. Jenis dan jumlah buku perpustakaan khususnya buku
teks yang dinyatakan dalam rasio rninimal jumlah buku
teks pelajaran untuk setiap mata kuliah permahasiswa
d. Jenis dan jumlah sumber belajar lainnya yang dinyatakan
dalam rasio jumlah minimal sumber belajar tersebui
permahasiswa.
e. Lahan untuk bangunan PT, lahan praktik, lahan untuk

138
prasarana penunjang, dan lahan pertamanan. yang
dinyatakan dalam rasio luas lahan permahasiswa.
f. Letak lahan bangunan PT juga harus memperhatikan,
antara lain, pertimbangan keamanan, kenyamanan,
kesehatan lingkungan, dan jarak tempuh maksimal
yang harus dilalui mahasiswa untuk menjangkau
bangunan tersebut.
g. Rasio luas ruang kuliah per mahasiswa.
h. Kualitas bangunan minimal yaitu kelas A dan/atau
bangunan tersebut harus tahan gempa khususnya
apabila terletak didaerah yang rawan gempa.
i. Fasilitas khusus untuk mahasiswa, dosen, dan tenaga
non-dosen yang memerlukan layanan khusus karena
keterbatasan fisik mereka (kaum difabel). Pemeliharaan
sarana dan prasarana secara berkala dan
berkesinambungan.

Dari kutipan PP di atas tampak bahwa substansi Standar


Sarana dan Prasarana yang harus dimiliki oleh setiap PT
sekurang – kurangnya harus : mengatur atau menetapkan
berbagai hal sebagaimana tercantum dalam butir “a” hingga ”
j” di alas Jadi, misalnya saja harusdapat ditetapkan standar

139
mutu yang menetapkan lolok ukur minimum yang berlaku
pada suatu PT tentang : (1). jenis sarana dan prasarana
apa saja yang harus disediakan oleh penyelenggara PT
yang bersangkutan (2). perlengkapan minimum yang harus
tersedia pada setiap laboratorium di dalam lingkungan PT yang
bersangkutan (3). rasio luas ruang kuliah untuk tiap
mahasiswa (4). Rasio buku teks untuk setiap matakuliah
untuk setiap mahasiswa yang harus tersedia di
perpustakaan PT dan seterusnya, hingga standar tentang
bagairnana PT tersebut harus memelihara seluruh sarana
dan prasarana yang tersedia secara berkala dan berkelanjutan.
Sebagai contoh berikut ini akan diuraikan secara
singkat beberapa standar mutu yang terdapat di dalam
kelompok Standar Sarana dan Prasarana berdasarkan
praktek baik pada beberapa PT :
1. Standar Prasarana dan Sarana bangunan, kesehatan serta
ketenangan lingkungan
2. Standar Prasarana dan Sarana sumber belajar (leaming
resources)
3. Standar pengadaan, pengoperasian, perawatan dan perbaikan
alat
4. Standar prasarana umum berupa air, listrik' dan telefon

140
Ad 1. Standar Prasarana dan Sarana (PS) bangunan,
kesehatan dan ketenangan lingkungan substansi standar ini
mencakup infrastruktur perguruan tinggi, harus memenuhi
persyaratan teknis dan peraturan bangunan, Serta kesehatan
lingkungan yang berlaku untuk daerah tersebut, dan
dengan memperhatikan pertumbuhan akademik. standar PS
fasilitas pembelajaran mencakup ruang kelas lengkap dengan
sarana dan cukup untuk melaksanakan kurikulum. Standar PS
laboratorium mencakup peralatan laboratorium, sesuai
dengan jenis laboratorium masing – masing program studi.
Dalam praktek baik, jumlah butir standar dalam setiap jenis
standar ditetapkan olehprogram studi, sesuai dengan visi,
kebutuhan stakeholders, serta urgensi dan kemampuan
program studi yang bersangkutan standar PS sumber belaiar
(leaming resources) antara lain terdiri atas peralatan,
bahan, dan teknologi informasi.
Ad 2. Standar Prasarana dan Sarana (PS) Sumber belajar
utama Substansi standar ini terdiri atas buku – buku teks
(perpustakaan/lainnya), laboratorium, jumal, majalah, lembar
informasi, intemet dan intranet, CDROM' dan citra satelit.
Sumber belajar harus diseleksi, dipilah, dan disinkronkan
dengan tujuan Pembelajaran.

141
Ad 3. Standar pengadaan, pengoperasian, perawatan, dan
perbaikan alat Standar mutu ini sangat diperlukan agar
peralatan dapat dioperasikan dengan baik dan sesuai
fungsinya. Untuk itu diperlukan pemeriksaan dan perawatan
dan apa bila terjadi kerusakan dapat diperbaiki dengan cepat
sehingga mengurangi waktu mati (down time) atau out of
work dari peralatan tertentu tersebut.
Ad 4. Standar Prasarana dan Sarana (PS) umum Standar
mutu tentang penyediaan dan ketersediaan air, listrik, dan
telefon merupakan bagian penting dalam kegiatan
perguruan tinggi, karena itu perlu dikelola dengan baik.
Untuk itu diperlukan tata kelola yang jelas dan pasti
sehingga penyediaan prasaran-sarana umum terselenggara
secara baik dengan keandalan tinggi.
Proses penyusunan standar PS tidak berdiri sendiri,
tetapi dilaksanakan bersama - sama dengan penyusunan
standar akademik secara keseluruhan dan lengkap. Hanya
saja tiap PT dapat menentukart butir mutu yang akan
diprioritaskan untuk dilaksanakan. Penyusunan Standar
dilakukan oleh suatu tim ad hoc yang diangkat oleh
pimpinan PT. Tim terdiri atas wakil-wakil tingkat perguruan
tinggi dan Prodi. Tim seperti ini terkadang dirasa terlalu

142
besar, sehingga dapat menurunkan efisiensi kerja dan
penyebabkan perlu waktu lama untuk menghasilkan standar.
Untuk menghindari tim yang terlalu besar, maka anggota tim
tidak diambil dari semua Prodi, tetapi diambil Dari wakil
cluster atau kelompok bidang ilmu.
Dalam pembuatan standar PS perlu dlpertimbangkan
standar PS untuk gedung. Standar PS gedung harus
memenuhi persyaralan teknis dan peraturan bangunan, serta
kesehatan lingkungan yang ditentukan oleh perguruan tinggi
dan departemen teknis terkait.Perlu juga diperhatikan
keamanan dan kenyamanan mahasiswa di dalam ruang
kuliah, diperpustakaan, dan di laboratorium.
Dalam penyusunan standar, panitia meminta masukan
dari Prodi, lembaga laboratorium, dan unit akademik lain
dilingkungan Stikes Mitra Bunda. Perlu dikemukakan
bahwa penyusunan standar tidak sama dengan penyusunan
daftar pengadaan barang. Penyusunan standar tidak
menghasilkan daftar yang sangat rinci, tetapi berupa patokan.
Yang harus diperhatikan dalam penyusunan standar PS
adalah agar PS dapat digunakan secara optimal dan harus
dirawat dengan baik, sehingga PS dapat dipakai secara
efektif dengan selalu memperhatikan keamanan

143
penggunanya Draf standar PS yang telah disusun oleh
panitia ad hoc STIKES Mitra Bunda Persada Batam dapat
dikirim ke Prodi untuk dikaji ulang, dikoreksi, dan
disempurnakan. Hasil kaji ulang ini dipakai oleh panitia
untuk menyusun draff akhir standar. Draff akhir dikirim ke
eksekutif yang akan mempelajari dan menyempurnakannya
lagi, sebelum dikirim untuk dibahas di Senat Akademik untuk
diolah dan disahkan menjadi standar mutu Sarana dan
Prasarana STIKES Mitra Bunda Persada Batam.

9.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Prasarana Dan Sarana


Untuk melaksanakan manajemen kelembagaan tersebut diatas
diperlukan beberapa langkah utama sebagai berikut :
1. Pemenuhan Visi, Misi, Strategi, dan program
Untuk mencapai manajemen kelembagaan yang baik,
pada tahap awal diperlukan kejelasan visi dan misi
dengan memperhatikan aspirasi seluruh stakeholders
Stikes Mitra Bunda Persada. visi dan misi lersebut
menjadi tujuan dan sasaran pengembangan ke depan dan
memberikan gambaran atas bagaimana bentuk ideal
Stikes Mitra Bunda Persada dimasa yang akan datang.

144
2. Pemenuhan Mekanisme Kepemimpinan
Peran kepemimpinan menjadi sangat penting dalam
menerjemahkan visi dan misi tersebut dalam bentuk
suatu program kerja yang konkret, realistis, dan mampu
dicapai oleh perangkat kelembagaan yang ada. Seorang
pemimpin juga diharapkan mampu mernbangun motivasi
kerja dan lingkungan kerja yang dinamis agar pelaksanaan
program kerja dapat berjalan dengan suasana kerja yang
kondusif.
3. Penguatan Kelembagaan
Setelah suatu lembaga dibentuk sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi (tupoksi) dan visi/misi Stikes Mitra
Bunda Persada Batam, maka perangkat kelembagaan
tersebut perlu dilengkapi dengan beberapa instrumen
organisasi seperti :
a. Penetapan dasar hukum/aturan dan perundangan yang
ditetapkan pemerintah dandokumen-dokumen acuan
kerja yang sah, seperti Statuta, Renstra, Renop,
b. Penetapan deskripsi jabatan dan spesifikasi/
kuatifikasi jabatan yang dapat pelaksanakan tupoksi
tersebur. penetapan ini dapat dirangkum dalam
ketentuan Organisasidan Tata Kerja (OTK).

145
c. Penetapan standar operasi dan prosedur (SOP) baik
internal kelembagaan maupun antar lembaga dengan
sasaran utama memberikan layanan yang efisien dan
efeklif.
d. Pembakuan mekanisme kerja kelembagaan dan
mengupayakan suatu proses seitifikasi ekstemal yang
dapat memberikan pengakuan bahwa lembaga tersebut
telah mampu bekerja dan berkinerja yang optimal.
4. Pelatihan dan Sosialisasi
Untuk membangun suatu manajemen kelembagaan yang
kuat maka program pelatihan dan sosialisasi yang
dilaksanakaan Secara terus menerus mutlak diperlukan.
Sasaran program ini antara lain untuk membangun
kesadaran stakeholders internal untuk mencapai visi dan
misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam, membangun
kesadaran untuk mengikuti sistem dan mekanisme yang
telahditetapkan, membangunkesadaran atas peran masing –
masing jabatan daIam organisasi, serta membangun
kesadaran atas perlunya team-work dan komitmen bersama
untuk mencapai visi dan misi tersebut. Program pelatihan
dan sosialisasi tersebut dapat dilakukan Secara
berjenjang, sebagai berikut.:

146
1. Tahap rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan
baru, yang merupakan tahap pengenalan organisasi
dan pendekatan terhadap Suasana kerja baru dan
sistem/mekanis medalam organisasi.
2. Tahap sebelum menduduki jabatan baru, yang
merupakan tahap pembekalan pada setiap pejabat yang
akan mulai bertugas terkait dengan tupoksi masing –
masing jabatan dan bagaimana harapan dari pimpinan
Stikes Mitra Bunda Persada Batam terhadap kinerja
masing - masing jabatan tersebut.
3. Tahap pembentukan dan penguatan lembaga baru
merupakan tahap pembekalan kepada pejabat lama/
baru terhadap perubahan / perluasan / penguatan
tupoksi suatu jabatan tertentu terkait dengan
perkembangan ke butuhan dan tuntutan masyarakat
5. Penguatan Suasana Kerja
Pada tahap implementasi suatu pelaksanaan manajemen
kelembagaan yang baik dapat menghasilkan suasana kerja
yang kondusif yang melibatkan seluruh stake holders yang
terkait dengan pelaksanaan tugas kelembagaan serta
secara dinamis mengikuti perkembangan dan tuntutan
masyarakat sebagai pengguna layanan. Keterlibatan setiap

147
anggota organisasi dalam proses perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program dapat
menghasilkan rasa ikut memiliki dan bertanggung jawab
atas keberhasilan pelaksanaan program kerja. Peguruan
tinggi memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat
secara luas dan pemerintah. Membangun kepatuhan
tehadap peraturan dan perundangan yang menjadi dasar
hukum dalam proses pendidikan tinggi merupakan suatu
keharusan. Manajemen kelembagaan yang baik tetap
mempunyai tanggung jawab terhadap peraturan
perundangan yang berlaku dengan mendorong perilaku
kepatuhan dan ketaatan dalam bentuk kesadaran internal
yang mengakar pada setiap individu dan organisasi.

9.4 Mekanisme Pengendalian Standar Prasarana Dan Sarana


Manajemen pengendalian standar pada dasarnya
diarahkan untuk mengoptimalkan berlangsungnya proses
peningkatan kualitas secara berkelanjutan. Dalam hal ini
perlu diatur satu siklusSPMB-PS, dengan keyakinan
terjadinya peningkatan pada setiap tahun (rentang waktu
tertentu) dapat dijamin. Betapapun kecilnya peningkatan apa
bila selalu ada pada setiap tahun (rentang waktu tertentu),

148
SPMB-PS akan berlangsung baik. Suatu siklus SPMB-PS wajib
dirancang terintegrasi dengan SPMB keseluruhan. Sebagai satu
ilustrasi, untuk proses pembelajaran dapat dikembangkan
peraturan, pengaturan, dan kesepakatan menyangkut kata – kata
kunci berikut ini :
1. Pada tingkat perguruan tinggil/Prodi jurusan, standar PS
dinyatakan dalam daftar prasarana dan sarana, serta
tersedia organisasidan tata kerja (OTS) dalam
pemakaiannya.
2. Pada tingkat program studi, standar PS dinyatakan
dalam spesifikasi prasarana dan sarana yang lebih
spesifik, terkait dengan implementasi Rencana Program
Evaluasi dilakukan lerhadap utility factor dan unjuk hasil
kinerja pemakaian prasarana dan sarana. Berdasar hasil
evaluasi dengan siklus tahunan, setiap tahun Cilakukan
perbaikan standar dan penjaminan dalam SPMB-PS sebagai
bagian SPMB keseluruhan

149
BAB X
STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

10.1 Pendahuluan
1. Proses Utama Pendidikan Tinggi
STIKes Mitra Bunda Persada Batam merupakan
lembaga yang memiliki fungsi dan kompetensi dalam
menjalankan dan mengembangkan proses pendidikan
tinggi, mengkaji dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi (iptek), serta menerapkan keunggulan iptek
tersebut untuk kemanfaatan bagi masyarakat dan
kelestarian lingkungan. Disamping melaksanakan fungsi
tersebut di atas, STIKes Mitra Bunda Persada Batam
juga menjadi salah satu pilar dalam upaya menegakkan
demokrasi, menjaga nilai-nilai moral dan kemanusiaan,
serta menjunjung tinggi rasa keadilan bagi masyarakat.
Peran STIKES Mitra Bunda Persada Batam yang
demikian penting tersebut harus didukung dengan upaya-
upaya untuk selalu meningkatkan mutu, relevansi, daya
saing, tata kelola baik, akuntabilitas, pencitraan publik,
serta menjaga pemerataan dan perluasan akses atas
layanan pendidikan tinggi bagi masyarakat. Layanan

150
akademik lembaga pendidikan tinggi dicakup dalam istilah
tridarma STIKes Mitra Bunda Persada Batam yaitu
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Dengan memperhatikan karakter pendidikan
tinggi dan tuntutan masyarakat atas peran strategis
STIKes Mitra Bunda Persada Batam, maka proses utama
pendidikan tinggi dapat ditunjukkan dengan diagram
sebagai berikut :
Untuk melaksanakan tridarma STIKes Mitra Bunda
Persada Batam diperlukan serangkaian input yang
mencakup kurikulum, mahasiswa, tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan, fasilitas fisik, informasi, dan
keuangan. Output kegiatan tridarma adalah lulusan, karya
penelitian, dan karya pengabdian kepada masyarakat.
Penggunaan outp ut kegiatan tridarma adalah kalangan
pemerintah maupun swasta.
Untuk mengelola keseluruhan proses dan berbagai
faktor input dan ouput diperlukan suatu manajemen
kelembagaan yang tepat. Ada suatu keyakinan bahwa
semakin baik output suatu STIKes Mitra Bunda Persada
Batam, maka penghargaan masyarakat terhadap STIKes
Mitra Bunda Persada Batam tersebut akan semakin baik

151
dan berdampak pada input yang semakin baik pula.
2. Manajemen Kelembagaan
Manajemen merupakan langkah dinamis dan
sistematis menuju pencapaian tujuan dengan
menggunakan dukungan sumber daya yang tersedia
sumberdaya manusia, bahan, peralatan, metode kerja,
modal, dan potensi besar). Kegiatan manajemen
mencakup perencanaan, pengorganisasian, pemantauan,
dan evaluasi. Tujuan dalam manajemen pendidikan
tinggi memiliki target yang bergerak (moving target) yang
ditetapkan dengan melihat tuntutan kebutuhan internal
dan eksternal serta kesiapan sumber raya yang
dimiliki. Sehubungan dengan hal itu, pengembangan
manajemen perlu disertai dengan upaya penguatan terus-
menerus sumberdaya yang dimiliki sehingga dapat
mendukung pencapaian tujuan secara berkelanjutan.

152
GOAL

SCOOPE OF MANAGEMENT

PLANNING DIRECTING CONTROLLING EVALUATING

RESOURCES
MAN MATERIAL MACHINERY METHOD MONEY MARKET

Gambar10.2 Prinsip Dasar Manajemen

Manajemen kelembagaan diharapkan dapat


menghasilkan layanan tridarma STIKes Mitra Bunda
Persada Batam yang terwadahi oleh organisasi formal
yang memiliki kekuatan hukum. Dengan cara demikian
diharapkan masyarakat dapat memperoleh layanan
pendidikan tinggi secara berkelanjutan dengan rasa
aman dan kepercayaan tinggi. Selanjutnya dalam

153
kerangka hukum formal berbagai bentuk kesepakatan
antar pihak perlu dituangkan dalam perjanjian yang
bersifat tertulis sehingga mempunyai kekuatan hukum
formal.

3. Dasar Hukum dan Kebijakan Tentang Manajemen


Kelembagaan
Prinsip manajemen kelembagaan pendidikan tinggi
diatur dalam UU No.20/Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional (sisdiknas) :
Pasal 51 ayat 2 :
“Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan
berdasarkan atas prinsip otonomi, akuntabilitas,
jaminan mutu dan evaluasi yang transparan ".

Sesuai prinsip otonomi dan akuntabilitas tersebut


setiap STIKES Mitra Bunda Persada Batam diharapkan
dapat merumuskan visi dan misi yang diemban, proses
utama pendidikan yang diselenggarakan, dan wadah
kelembagaannya.
- Rencana Strategis pendidikan Nasional 2007 - 2025
Pilar pertama : pemerataan dan perluasan Akses

154
Pilar kedua : peningkatan mutu. Relevansi, dan
Daya Saing
PilarKetiga : penguatan Tata Kerola, Akuntabilitas,
dan pencitraan publik

- Higher Education LongTerm Strategy (HELTS) 2003 -


2010
Pokok Pikiran pertama : Nation Competitiveness
Pokok Pikiran Kedua : University Autonomy
Pokok Pikiran Ketiga : Organizational Health

Pokok pikiran ketiga dalam HELTS 2003 - 2010


tersebut menetapkan organization Health dengan beberapa
point penting antara lain : University Governance,
capacity Building, Hurnan Resources, Financial
performance, dan Quality Assurance sebagai pikiran
dasar tentang manajemen kelembagaan di STIKES Mitra
Bunda Persada Batam.

10.2 Mekanisme Penetapan Standar Pengelolaan


Standar disusun dengan rnemperhatikan proses utama
pendidikan tinggi, prinsip – prinsip manajemen kelembagaan

155
dan peraturan-peraturan yang berlaku serta kebijakan
manajemen STIKES Mitra Bunda Persada Batam.

1. Penetapan Visi, Misi, Strategi dan Program Yang Jelas


Dalam mendirikan STIKes Mitra Bunda Persada
Batam para pendiri yang dapat berasal dari pemerintah
maupun masyarakat tentu memiliki alasan dan maksud yang
kuat. Perumusan alasan dan maksud tersebut perlu
dituangkan ke dalam visi, misi, nilai – nilai dan
strategi pengembangan STIKes Mitra Bunda Persada
Batam. Dokumen-dokumen yang memuat pokok
pemikiran dasar manajemen kelembagaan adalah
STATUTA bagi Stikes Mitra Bunda Persada Batam serta
Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran.Rumah Tangga (ART)
bagi STIKES Mitra Bunda Persada Batam Konsep dasar
pendirian STIKes Mitra Bunda Persada Batam
selanjutnya perlu dijabarkan kedalam dokumen Rencana
Strategis (Renstra) dan dijabarkan lebih lanjut pada
tataran operasional ke dalam dokumen Rencana
Operasional (Renop) yang memuat sasaran-sasaran baik
yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Kedua
dokumen itu menjadi dasar pelaksanaan program kerja

156
oleh para pimpinan dan seluruh stakeholder Stikes
Mitra Bunda Persada Batam.

2. Penetapan Mekanisme Kepemimpinan Yang Efektif


STIKes Mitra Bunda Persada Batam harus memiliki
mekanisme kepemimpinan untuk melaksanakan ketentuan
– ketentuan yang ditetapkan dalam dokumen statuta,
renstra, dan renop tersebut. Pemimpin STIKES Mitra
Bunda Persada Batam dipilih melalui suatu mekanisme
yang ditetapkan oleh peraturan perundangan yang berlaku.
Mekanisme kepemimpinan harus diselenggarakan
secara transparan dengan melibatkan sivitas akademika
STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Penetapan pimpinan
STIKes Mitra Bunda Persada Batam akan diikuti oleh
penetapan pimpinan lembaga/unit lain di lingkungan
STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Mekanisme
penetapan kepemimpinan tersebut menjadi dasar
legitimasi seorang pemimpin dalam mengarahkan dan
mengkoordinasikan seluruh sumber daya yang dimiliki
STIKES Mitra Bunda Persada Batam dalam menjalankan
strategi dan program untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan
sasaran.

157
3. Pembentukan Kelembagaan Yang Efektif dan Efisien
Untuk melaksanakan statuta, renstra dan renop
diperlukan lembaga – lembaga atau unit – unit dengan
tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang saling mendukung
dan melengkapi. Besar atau kecilnya lembaga/unit
disesuaikan dengan tupoksi dan pertimbangan efisiensi serta
efektifitas kinerja lembaga/unit tersebut. Bentuk
lembaga/unit tersebut harus mempertimbangkan
hubungan kerja vertikal ke atas dan ke bawah dan
hubungan horisontal dengan lembaga di sampingnya
untuk menjaga fungsi koordinasi dan komunikasi antar
lembaga di dalam maupun di luar organisasi.
Pembentukan kelembagaan harus didasarkan pada
suatu bentuk keputusan yang berkekuatan hukum formal
dengan mengacu pada ketentuan peraturan perundangan
yang berada di atasnya, misal: Undang – Undang,
Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan
Menteri, Keputusan Dirjen, dll. Gambaran umum
tentang peran masing-masing tupoksi dan kelembagaan
dalam menunjang proses utama pendidikan tinggi dapat
dilihat pada gambar di bawah ini

158
SUMBER DAYA TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

MANAJEMEN AKADEMIK VISI/ MEKANISME STRATEGI/P LEMBAGA


MISI KEPEMIMPINAN ROGRAM PELAKSANA

MANAJEMEN KOORDINASI/MO PENJAMINAN INTERNAL


KEMAHASISWAAN NITORING MUTU AUDIT

MANAJEMEN
FASILITAS/INFRASTRUKT
UR
SUMBER DAYA

MANAJEMEN SUMBER
PROSES PENDIDIKAN
DAYA MANUSIA

TRI DHARMA
PERGURUAN
PROSES PENELITIAN TINGGI
MANAJEMEN KEUANGAN

PROSES PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT
MANAJEMEN SISTEM
INFORMASI

Gambar.10.3 Manejemen Kelembagaan Pendidikan Tinggi

a. Manajemen Akademik
Unsur utama manajemen akademik yaitu perencanaan
proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,

159
layanan sarana penunjang proses pembelajaran, dan
penjaminan mutu proses pembelajaran. Proses utama
manajemen akademik meriputi : seleksi calon mahasiswa
baru, pendaftaran, pembayaran SPP dan pengisian KRS,
pembelajaran di kelas dan di luar kelas (laboratorium,
workshop, studio dan perpustakaan) serta berbagai
kegiatan penunjang kemahasiswaan seperti : kegiatan
minat dan bakat, penalaran dan kesejahteraan mahasiwa.
Keseluruhan proses ini disusun dan dievaluasi dalam
kerangka acuan sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi.
Pengembangan manajemen akademik tersebut akan
semakin kompleks dengan banyaknya jumlah mahasiswa
yang tercatat dalam STIKES Mitra Bunda Persada Batam,
sehingga sistem administrasi perlu dilaksanakan dengan
rapih dan didukung dengan sistem informasi yang
memadai. Kebijakan manajemen akademik ditetapkan
oleh pimpinan STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan
operasionarisasinya dilaksanakan oleh beberapa
lembaga/unit yang relevan seperti : Biro Administrasi
Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK), Kepala Bagian
Akademik, Pusat Penjaminan mutu (PPM), pusat
pengkajian dan Pengembangan Akitifitas Instruksional

160
(P3AT), dan berbagai Unit Pelaksana Teknis (UPT)
untuk penunjang kegiatan akademik (seperti: UPT Multi
Media, UPT Perpustakaan, UPT Pusat Komputer, UPT
penerbita, dil).

b. Manajemen Kemahasiswaan
STIKes Mitra Bunda Persada Batam perlu
mengembangkan berbagai layanan yang melengkapi
kegiatan mahasiswa selain proses – proses pembelajaran
di kelas dan laboratorium. Kegiatan kemahasiswaan antara
lain terdiri atas : pengembangan minat dan bakat,
pengembangan kegiatan penalaran dan pengembangan
fasilitas kesejahteraan untuk mahasiswa.
Kegiatan – kegiatan tersebut perlu didukung dengan
berbagai fasilitas penunjang dan organisasi yang
mengelolanya. Fasilitas tersebut dapat berupa: asrama
mahasiswa, fasilitas olahraga, kantin, berbagai toko yang
menyediakan kebutuhan mahasiswa, sarana kesehatan dll.
organisasi pengelola fasilitas tersebut perlu dibentuk
khusus dan dalam melaksanakan tugasnya harus
berupaya untuk dapat menampung berbagai aspirasi
mahasisara yang sangat beragam.

161
Manajemen kemahasiswaan tersebut secara kebijakan
di bawah pimpinan universitas dan secara operasional
dilaksanakan oleh beberapa lembaga yang relevan seperti
: Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan
(BAAK), Kepala Bagian Kemahasiswaan, dan berbagai Unit
pelaksana Teknis (UPT) untuk penunjang kegiatan
kemahasiswaan (seperti: UPT Asrama, UPT Fasilitas Olah
raga, UPT Medical Centre, UPT SAC dit).

c. Manajemen Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat


Salah satu keluaran STIKES Mitra Bunda Persada
Batam adalah karya penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Karya tersebut merupakan hasil dari proses
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang
dilaksanakan oleh tenaga pendidik dan kependidikan
beserta mahasiswa, sebagai respon atas kebutuhan yang
berkembang dimasyarakat dan tuntutan untuk SelaIu
mengembangkan iptek, Kegiatan tersebut memerlukan
dukungan sumber daya STIKES Mitra Bunda Persada
Batam yang harus dikelola secara profesional. Manajemen
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat tersebut
Secara kebijakan di bawah pimpinan STIKES Mitra Bunda

162
Persada Batam dan secara operasional dilaksanakan oleh
beberapa lembaga yang relevan seperti : Lembaga
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dan
berbagai unit untuk penunjang kegiatan penelitian
danpengabdian kepada masyarakat (seperti ; UPT
Laboratorium Terpadu, Laboratorium ditingkat jurusan, dll).

d. Manajemen Fasilitas dan Infrastruktur


Untuk menunjang proses utama pendidikan tinggi maka
diperlukan sejumlah fasilitas dan infrastruktur pendidikan
yang meliputi : ruang kelas, laboratorium, studio,
workshop, perpustakaan, ruang dosen dan administrasi
dan berbagai penunjang lainnya, seperti : asrama,
fasilitas olah rag, kantin, dll. Fasilitas dan infra struktur
tersebut perlu dikelola dengan baik, dengan beberapa
tahap pelaksanaan seperti : proses pengadaan,
inventarisasi operasi dan pemeliharaan, perbaikan,
penghapusan (bila telah rusak berat) serta administrasi
pembukuan yang rapih agar dapat diketahui nilai aset
yang dimiliki Pada setiap saat. Manajemen fasilitas dan
infrastruktur secara kebijakan di bawah pimpinan
universitas dan secara operasional dikelola oleh Biro

163
Administrasi umurn dan Kepegawaian, dan ditingkat
fakultas dibawah Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas dan
di tingkat unit dibantu oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Pemeliharaan, UPT. Asrama, UPT Fasum dll'

e. Manajemen Sumber Daya Manusia


Untuk menunjang proses utama pendidikan tinggi,
maka sumber daya manusia yang meliputi tenaga
pendidik dan kependidikan merupakan faktor yang penting.
Manajemen sumber daya manusia meliputi tahapan :
rekrutmen tenaga pendidik dan tenaga kependidikan baru,
penempatanpada tugas dan jabatan yang sesuai, penyusunan
jenjang karir, pelatihan dan penguatan kapasitas diri,
penegakan disiplin dan pemberian penghargaan serta
persiapan pensiun. Pengembangan sumber daya manusia
tersebut perlu didukung oleh sistem administrasi yang
rapi yang memungkinkan semua pihak untuk
memperoleh akses informasi yang terkait dengan rencana
pengembangan karir masing-masing. Manajemen Sumber
Daya Manusia tersebut secara kebijakan di bawah
pimpinan perguruan tinggi dan secara operasional
dilaksanakan oleh beberapa lembaga yang relevan

164
seperti: Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian,
Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas, serta berbagai Unit
Pelaksana Teknis (UPT) untuk penunjang kegiatan
sumberdaya manusia (seperti:UPT Medical Centre,
Koperasi Pegawai, dll).

f. Manajemen Keuangan
Untuk menunjang proses utama pendidikan tinggi,
maka pembiayaan menjadi faktor kunci yang sangat
menentukan keberhasilan program dan layanan kepada
masyarakat. Kemampuan untuk merencanakan potensi
penerimaan dan rencana pengeluaran yang berimbang
dapat mendorong dinamika lembaga dan pertumbuhan
menuju pencapaian visi dan misi STIKes Mitra Bunda
Persada Batam. Manajemen keuangan lersebut perlu
didukung oleh kerapihan administrasi khususnya terkait
dengan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan
perundangan yang berlaku serta akuntabililas publik yang
dituntut masyarakat.
Manajemen keuangan tersebut secara kebijakan di
bawah tanggung jawab pimpinan STIKes Mitra Bunda

165
Persada Batam dan secara operasional dikelola oleh Biro
Administrasi Umum dan Kepegawalan, Kepala Bagian
Tata Usaha Fakultas dan unsur pelaksana di tingkat
jurusan.

g. Manajemen Sinstem Informasi


Sebagai konsekuensi dari suatu lembaga pendidikan
tinggi yang memberikan layanan kepada ribuan
mahasiwa, jumlah tenaga pendidik dan kependidikan
yang tidak sedikit, banyaknya fasilitas dan infrastruktur
serta jumlah uang yang beredar cukup besar, maka
manajemen sistem informasi menjadi suatu keharusan,
Manajemen sistem informasi ini meliputi : penyediaan
sarana dan prasarana sistem informasi dan backbone
jaringan telekomunikasi yang memungkinkan informasi
proses Utama pendidikan tinggi tersebut dapat diakses
dengan cepat, akurat dan terpercaya. Model sistem
informasi tersebut luga harus memberikan jaminan
bahwa layanan informasi kepada masyarakat tidak
terhenti karena kerusakan jaringan telekomunikasi
ataupun kesalahan dalam perangkat lunak sistem informasi
Manajemen sistem informasi secara kebijakan di bawah

166
pimpinan STIKes Mitra Bunda Persada Batam dan secara
operasional dilaksanakan oleh UPT Pusat Komputer tiap
unit pelaksatra akademik seyogyanya menriliki unsur
pelaksana sistem informasi.

h. Penempatan Personel Yang Tepat


Dengan terbentuknya suatu lembaga yang mampu
menjabarkan visi' misi' strategi dalam tataran rencana
strategis dan operasional' maka tahap selanjutnya adalah
perlunya untuk mencari personel dengan kualifikasi yang
tepat pada setiap posisi jabatan untuk menjalankan roda
organisasi. Pemilihan personel tersebutd apat dilakukan
melalui serangkaian tahap seleksi yang terdiri atas:
(1)seleksi administrasi berupa rekam jejak kualifikasi
pendidikan dan pengalaman' (2) seleksi kompetensi dan
kesesuaian teknis dengan jabatan yang ditawarkan, dan
(3) seleksi sikap dan attitude dalam bentuk model wawan
cara dan psikotes untuk kepatutan dan kePantasan.

10.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Pengelolaan


Untuk melaksanakan manajemen kelembagaan tersebut
diatas diperlukan beberapa langkah utama sebagai berikut :

167
1. Pemenuhan Visi, Misi, Strategi dan Program
Untuk mencapai manajemen kelembagaan yang
baik, pada tahap awal diperlukan kejelasan visi dan misi
dengan memperhatikan aspirasi seluruh stakeholders
STIKes Mitra Bunda Persada Batam. visi dan misi
lersebut menjadi tujuan dan sasaran pengembangan ke
depan dan memberikan gambaran atas bagaimana bentuk
ideal STIKes Mitra Bunda Persada Batam dimasa yang
akan datang.
2. Pemenuhan Mekanisme Kepemimpinan
Peran kepemimpinan menjadi sangat penting dalam
menerjemahkan visi dan misi tersebut dalam bentuk
suatu program kerja yang konkret, realistis, dan mampu
dicapai oleh perangkat kelembagaan yang ada. Seorang
pemimpin juga diharapkan mampu mernbangun motivasi
kerja dan lingkungan kerja yang dinamis agar pelaksanaan
program kerja dapat berjalan dengan suasana kerja yang
kondusif.
3. Penguatan Kelembagaan
Setelah suatu lembaga dibentuk sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi (tupoksi) dan visi/misi STIKes Mitra
Bunda Persada Batam, maka perangkat kelembagaan

168
tersebut perlu dilengkapi dengan beberapa instrumen
organisasi seperti :
a. Penetapan dasar hukum/aturan dan perundangan yang
ditetapkan pemerintah dan dokumen-dokumen acuan
kerja yang sah, seperti Statuta, Renstra, Renop,
b. Penetapan deskripsi jabatan dan spesifikasi/
kuatifikasi jabatan yang dapat pelaksanakan tupoksi
tersebur. penetapan ini dapat dirangkum dalam
ketentuan Organisasidan Tata Kerja (OTK).
c. Penetapan standar operasi dan prosedur (SOP) baik
internal kelembagaan maupun antar lembaga dengan
sasaran utama memberikan layanan yang efisien dan
efeklif.
d. Pembakuan mekanisme kerja kelembagaan dan
mengupayakan suatu proses seitifikasi ekstemal yang
dapat memberikan pengakuan bahwa lembaga tersebut
telah mampu bekerja dan berkinerja yang optimal.
4. Pelatihan dan Sosialisasi
Untuk membangun suatu manajemen kelembagaan
yang kuat maka program pelatihan dan sosialisasi yang
dilaksanakaan Secara terus menerus mutlak diperlukan.
Sasaran program ini antara lain untuk membangun

169
kesadaran stakeholders internal untuk mencapai visi dan
misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam, membangun
kesadaran untuk mengikuti sistem dan mekanisme yang
telahditetapkan, membangunkesadaran atas peran masing –
masing jabatan daIam organisasi, serta membangun
kesadaran atas perlunya team-work dan komitmen bersama
untuk mencapai visi dan misi tersebut.
Program pelatihan dan sosialisasi tersebut dapat
dilakukan Secara berjenjang, sebagai berikut.:
a. Tahap rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan
baru, yang merupakan tahap pengenalan organisasi
dan pendekatan terhadap Suasana kerja baru dan
sistem/mekanis medalam organisasi.
b. Tahap sebelum menduduki jabatan baru, yang
merupakan tahap pembekalan pada setiap pejabat yang
akan mulai bertugas terkait dengan tupoksi masing –
masing jabatan dan bagaimana harapan dari pimpinan
Stikes Mitra Bunda Persada Batam terhadap kinerja
masing - masing jabatan tersebut.
c. Tahap pembentukan dan penguatan lembaga baru
merupakan tahap pembekalan kepada pejabat lama /
baru terhadap perubahan / perluasan / penguatan

170
tupoksi suatu jabatan tertentu terkait dengan
perkembangan ke butuhan dan tuntutan masyarakat
5. Penguatan Suasana Kerja
Pada tahap implementasi suatu pelaksanaan
manajemen kelembagaan yang baik dapat menghasilkan
suasana kerja yang kondusif yang melibatkan selu ru h
stake holders yang terkait dengan pelaksanaan tugas
kelembagaan serta secara dinamis mengikuti
perkembangan dan tuntutan masyarakat sebagai
pengguna layanan. Keterlibatan setiap anggota organisasi
dalam proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi program dapat menghasilkan rasa ikut memiliki
dan bertanggung jawab atas keberhasilan pelaksanaan
program kerja.
Peguruan tinggi memiliki tanggung jawab terhadap
masyarakat secara luas dan pemerintah. Membangun
kepatuhan tehadap peraturan dan perundangan yang
menjadi dasar hukum dalam proses pendidikan tinggi
merupakan suatu keharusan. Manajemen kelembagaan
yang baik tetap mempunyai tanggung jawab terhadap
peraturan perundangan yang berlaku dengan mendorong
perilaku kepatuhan dan ketaatan dalam bentuk kesadaran

171
internal yang mengakar pada setiap individu dan organisasi.

10.4 Mekanisme Pengendalian Standar Pengelolaan


Proses pengawasan dalam pelaksanaan program kerja di
suatu kelembagaan pendidikan tinggi terbagi menjadi 3 (tiga)
proses utama, yaitu: pengawasan secara internal, pengawasan
secara eksternal, dan akuntabilitas publik.
1. Pengawasan Internal
Pengawasan internal dilaksanakan oleh suatu unit
independen di bawah pimpinan STIKes Mitra Bunda
Persada Batam yang di beberapa STIKes Mitra Bunda
Persada Batam sering disebut sebagai lnternal Audit (lA)
atau Satuan Audit lnternal (SAl) atau Satuan Pengawas
lnternal (SPl). Fungsi utama unit ini adalah untuk
mendampingi semua unit di lingkungan STIKes Mitra
Bunda Persada Batam dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sesuai dengan visi dan misi STIKes
Mitra Bunda Persada Batam serta ketentuan yang berlaku.
Ruang lingkup tugas unit audit internal ini dimulai
pada saat penyusunan rencana kegiatan tahunan,
pelaksanaan pekerjaan, dan pelaporan hasil capaian
program dalam satu kurun waktu terteniu dengan butir-butir

172
pengawasan sebagai berikut :
a. Hasil capaian kinerja suatu unit relatif terhadap
perencanaan yang telah disusun.
b. Kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang
berlaku.
c. Kerapian manajemen dalam proses pengadaan barang
dan jasa.
d. Kerapian manajemen dalam pengelolaan keuangan
Keempat kerangka acuan tersebut dituangkan dalam
suatu borang pemeriksaan yang berisi keseluruhan
informasi yang terkait dengan dokumen perencanaan,
proses pelaksanaan dan hasil capaian pada kurun waktu
tertentu. Dokumen tersebut dikirimkan secara rutin kepada
setiap untuk diisi dan menjadi dasar dalam pemeriksaan
lapangan.
Hasil pemeriksaan audit intemal tersebut dapat
menjadi dasar pertimbangan pimpinan universitas dalam
menentukan kebijakan perbaikan dan pengembangan
program pada kurun waktu berikutnya.
2. Pengawasan Eksternal
Pengawasan eksternal dilakukan oleh lnspektorat
Jenderal, BPKP dan BPK yang merupakan suatu

173
instansi pengawasan baik ditingkat departemen
pemerintah maupun lembaga tinggi negara Program
pemeriksaan yang dilakukan oleh lembaga tersebut
merupakan suatu bentuk pengawasan, kinerja organisasi,
kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan
perundangan serta sebagai upaya pencegahan terhadap
setiap penyimpangan baik yang dilakukan instansi secara
prosedural maupun perseorangan yang berindikasi pada
tindak pidana korupsi Mekanisme kerja satuan
pengawasan eksternal ditetapkan oleh masing – masing
instansi tersebut berdasar peraturan perundangan yang
terkait dengan mekanisme audit instansi Pemerintah
3. Akuntabilitas Publik
Pada prinsip tata kelola dan akuntabilitas publik, maka
pengguna layanan diletakkan pada tempat tertinggi dalam
mernahami apa kebutuhan atas layanan pendidikan
tinggi yang baik. Tingkat kepuasan pelanggan (Customer
Satisfaction lndex') menjadi faktor utama dalam
menentukan keberhasilan sebuah program

174
BAB XI
STANDAR PEMBIAYAAN

11.1 Pendahuluan
Dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan tinggi, unsur
pembiayaan merupakan salah satu unsur utama demi kelancaran
dan keberhasilan penyelenggaraan seluruh kegiatan yang
dilakukan oleh satuan pendidikan tinggi tersebut. Pembiayaan
penyelenggaraan pendidikan tinggi pada setiap satuan
pendidikan tinggi yakni Stikes Mitra Bunda Persada
Batammembutuhkan tolak ukur minimum atau standar agar
pembiayaan penyelenggaraan kegiatan tersebut dapat berjalan
sesuai dengan hukum yang berlaku, sesuai dengan visi, misi,
dan tujuan STIKES Mitra Bunda Persada Batam transparan,
akuntabel dan bermutu. Hal inilah yang menjelaskan mengapa
masalah pengelolaan pembiayaan dalam Stikes Mitra Bunda
Persada Batammasuk menjadi salah satu komponen dari Sistem
Penjaminan Mutu lnternal Stikes Mitra Bunda Persada
Batam(SPMI- STIKES Mitra Bunda Persada Batam).
Pembiayaan pada Stikes Mitra Bunda Persada Batam tidak
hanya diperuntukkan bagi kegiatan pembelajaran saja
melainkan juga untuk kegiatan penelitian dan pengabdian

175
kepada masyarakat Tridharma STIKes Mitra Bunda Persada
Batam, serta untuk kesejahteraan Dosen, Tenaga
Kependidikan, dan Mahasiswa juga. oleh karena itu, standar
mutu pembiayaan sebagai salah satu komponen dalam SPMI-
PT, bertujuan untuk meningkatkan mutu pembiayaan, dan
meningkatkan relevansi kegiatan Tridharma STIKes Mitra
Bunda Persada Batam dengan rencana pembiayaan yang telah
ditetapkan. Pembiayaan yang berhasil baik dan bermutu pada
STIKes Mitra Bunda Persada Batam itulah yang menjadi
sasaran atau tujuan dari SPMI- STIKes Mitra Bunda Persada
Batam.
Untuk mengukur keberhasilan dan bermutu atau tidaknya
pembiayaan STIKes Mitra Bunda Persada Batam diperlukan
adanya standar mutu yang selanjutnya akan diberi nama
Standar Pembiayaan. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 butir 10,
menyebutkan bahwa Standar Pembiayaan adalah standar yang
mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan
pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Standar ini harus
ditingkatkan secara terus menerus dari waktu ke waktu,
sehingga dapat berkembang dan berkelanjutan. Semakin
tinggi standar yang digunakan dalam pembiayaan STIKes

176
Mitra Bunda Persada Batam, diharapkan akan semakin
bermutu pula hasil kegiatan yang dibiayai. Tentang kata mutu ini,
kiranya dapat diartikan sebagai (a) sesuai dengan standar (b)
sesuai dengan harapan pelanggan (c) sesuai dengan harapan
'pihak – pihak terkait (stakeholders) (d) sesuai dengan yang
'dijanjikan, dan (e) semua karakterislik produk dan layanan
yang memenuhi persyaratan dan harapan. Bila kelima arti
tersebut diaplikasikan untuk pembiayaan STIKes Mitra Bunda
Persada Batam maka hasilnya adalah sebagai berikut.
Pembiayaan pada STIKes Mitra Bunda Persada Batam
disebut bermutu jika pembiayaan itu, khususnya tentang aspek
pengelolaannya, sesuai dengan standar keuangan yang berlaku,
misalnya saja standar akuntansi. Pengertian mutu sesuai
dengan harapan pelanggan adalah jika apa yang dihasilkan
sudah sesuai dengan harapan pelanggan pada saat
melakukan'transaksi' dengan penyelenggara/pengelola. Didalam
pembiayaan STIKes Mitra Bunda Persada Batam, pelanggan
dapat diberi batasan sebagai sumber dana, baik berasal dari
Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupun masyarakat. Bermutu
dalam pengertian sesuai dengan harapan pihak-pihak terkait mirip
dengan pelanggan, tetapi mencakup pihak-pihak yang lebih
luas termasuk mahasiswa, pegawai, dan pimpinan unit kerja.

177
Selanjutnya pengertian mutu sesuai dengan yang dijanjikan
adalah pengertian umum untuk menunjukkan, bahwa setiap
program harus didahului dengan suatu perencanaan, dan
perencanaan itu hakikatnya berisi Janji yang harus dipenuhi
dalam implementasinya. Didalam pembiayaan STIKes Mitra
Bunda Persada Batam, yang dimaksud dengan Janji adalah
perencanaan anggaran, yang dalam terminologi lain sering
disebut dengan Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan
(RKAT). RKAT inilah yang menjadi salah satu indicator
keberhasilan pembiayaan pada STIKes Mitra Bunda Persada
Batam. Selain indicator lain yaitu hasil pelaksanaan kegiatan dan
penggunaan anggaran, serta outcome atau dampak yang
ditimbulkan dari kegiatan dan anggaran yang dikeluarkan
/dilaksanakan.

11.2 Mekanisme Penetapan Standar Pembiayaan Stikes Mitra


Bunda Persada Batam
Langkah pertama yang sebaiknya dilakukan oleh
STIKes Mitra Bunda Persada Batam apabila hendak
menetapkan substansi atau isi dari Standar Pembiayaan adalah :
a. Meneliti terlebih dahulu peraturan perundang-undangan
yang mengatur tentang persoalan pembiayaan pada STIKES

178
Mitra Bunda Persada Batam
b. Merumuskan substansi atau isi standar mutu sedemikian
rupa agar tetap konsisten atau selaras dengan visi, misi
dan tujuan STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang
bersangkutan.
Ketika merumuskan substansi standar ini pun terbuka
kemungkinan bagi STIKes Mitra Bunda Persada Batam untuk
mencari dan menerima masukan / kontribusi pemikiran dari
para stakeholders dan/atau pihak-pihak lain di luar lingkungan
STIKES Mitra Bunda Persada Batam apabila memang
dipandang perlu.
Apabila melihat pada Pasal 62 PP No 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP), diketahui bahwa
substansi Standar Pembiayaan pada setiap STIKes Mitra
Bunda Persada Batam setidaknya mengatur atau menetapkan
butir-butir mutu tentang :
1. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi,
biaya operasi, dan biaya Personal.
2. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya penyediaan
sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya
manusia, dan modal kerja tetap

179
3. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh
peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran
secara teratur dan berkelanjutan.
4. Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi :
a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala
tunjangan yang melekat Pada gaji
b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya,
air, telekomuniKasi, pemeliharaan sarana dan
prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak,
asuransi, dan lain sebagainya.

Jadi, Standar Pembiayaan pada STIKes Mitra Bunda Persada


Batam diharapkan berisi tentang tolok ukur atau kriteria
minimum tentang biaya inv estasi, biaya operasi, dan biaya
personal. Luas lingkup ketiga jenis biaya yang masuk sebagai
susbtansi atau isi dari Standar Pembiayaan dapat dilihat dari
definisi dalam Pasal 62 PP tentang SNP di atas. Tentang luas
lingkup dari biaya investasi dan biaya operasi, misalnya,
lazimnya dalam praktik penyelenggaraan PT disebut sebagai

180
pengelolaan keuangan PT, yang umumnya terdlri atas
komponen – komponen sbb :
1. Proposal Rencana Kegiatan danAnggaran Tahunan
(RKAT),
2. Pembahasan RKAT;
3. Pengajuan Persekot Kerja (PQ;
4. Realisasi Dana;
5. Surat Pertanggungjawaban (SPJ) dan Laporan
Keuangan;
6. Evaluasi terhadap kesesuaian antara RKAT, Persekot
Kerja, dan SPJ
7. Auditing atau Penilaian.
Dengan demikian, contoh penetapan Standar Pembiayaan
pada STIKES Mitra Bunda Persada Batam dapat dimulai dengan
membuat beberapa standar turunannya, yaitu misalnya :
a. Standar arah kebijakan pengelolaan keuangan;
b. Standar proses pengelolaan keuangan; dan
c. Standar pertanggungjawaban pengelolaan keuangan
Standar mutu kegiatan pengelolaan keuangan disusun
berdasarkan RKAT, dengan mengacu kepada sasaran yang
ingin dicapai oleh setiap kegiatan itu. Standar ditetapkan
dengan mengacu pada visi dan misi STIKes Mitra Bunda

181
Persada Batam dan kebutuhan stakeholders dalam setiap
satuan kegiatan dalam Tridharma STIKes Mitra Bunda
Persada Batam. STIKes Mitra Bunda Persada Batam dapat
merumuskan substansi standar sesuai dengan situasi
lingkungan internal dan eksternal, yang secara singkat dapat
digambarkan melalui analisis lingkungan strategis (Renstra &
Renop) sebagai bahan untuk penyusunan RKAT setiap
kegiatan Tridhanna STIKES Mitra Bunda Persada Batam.

1. Standar Arah Kebijakan Pengelolaan Keuangan


Pengelolaan keuangan rnerupakan salah satu komponen
yang sangat penting dalam mewujudkan good governance
dalam sebuah institusi tak terkecuali institusi STIKes Mitra
Bunda Persada Batam. Good governance ini mernpunyai
karakteristik antara lain partisipatif taat hukum, transparan,
responsif, orientasi pada konsensus, keselaraan, efisien dan
efektif, akuntabel, dan bervisi strategis.
Dalam hal pengelolaan keuangan, dari semua
karakteristrk di atas yang paling utama adalah partisipatif,
taat hukum, transparan, efisien dan efektif, dan akuntabel.
Penetapan standar arah kebijakan pengelolaan keuangan
harus mengacu pada unsur-unsur utama tersebut partisipatif

182
artinya bahwa seluruh stake hotders bertanggung jawab
terhadap mutu pendidikan dengan turut serta memikirkan
partisipasi masing-masing, khususnya dalam hal penggalian
dana untuk menunjang kegiatan pendidikan untuk mencapai
standar mutu yang telah ditetapkan Taat hukum artinya seluruh
aktivitas yang berkenaan dengan pengelolaan keuangan
dilakukan dengan mematuhi semua aturan yang disepakati dan
peraturan perundang – undangan yang berlaku. Aktivilas yang
bersifat strategis sebagai sumber pendapatan (evenue) di
STIKes Mitra Bunda Persada Batam akan dan dijalankan
mengikuti rambu-rambu hukum maupun peraturan intemal.
Penggunaan dana diarahkan pada pembiayaan kegiatan dalam
rangka pencapaian mutu kademik yang dicita – citakan.
Penggunaan dana harus melalui suatu perencanaan
dengan mematuhi tahapan dan aturan yang telah ditetapkan
oleh institusi. seluruh penggunaan dana dipertanggung
jawabkan melalui standar pelaporan pertanggung jawaban yang
telah ditetapkan institusi. Transparansi artinya dibangun atas
dasar kebebasan arus informasi semua informasi tentang
pengelolaan keuangan harus secara langsung dapat diterima
oleh siapapun yang memerlukan. lnformasi harus dapat
dipahami dan dipantau. Efisien dan efektif adinya penggunaan

183
dana atau penganggaran yang efisien dapat dilakukan
melalui tahapan perencanaan yang baik. Perencanaan harus
dikoordinasikan dengan seluruh unit di STIKES Mitra Bunda
Persada Batam agar duplikasi kegiatan maupun anggaran tidak
terjadi. Efektivitas penggunaan dana dicapai dengan
perencanaan yang didasarkan atas rencana stratejik dan
rencana operasional yang disusun dalam rangka mencapai visi
yang ditetapkan. Akuntabilitas artinya pembuat keputusan yang
berhubungan dengan masalah keuangan tidak hanya
bertanggung jawab secara internal, melainkan juga
bertanggung jawab kepada publik maupun seluruh stakeholders.

2. Standar Proses Pengelolaan Keuangan


Setelah RKAT disusun, diperoleh jumlah anggaran yang
diperlukan untuk membiayai seluruh kegiatan yang
direncanakan tersebut. Sejauh mana ketersediaan dana yang
dapat dianggarkan untuk melaksanakan RKAT. Untuk
menjawab pertanyaan tersebut perlu dilakukan inventarisasi
sumber – sumber pemasukan keuangan beserta besaran dananya.
Sumber – sumber pemasukan keuangan tersebut antara lain
dapat berupa donatur, SPP mahasiswa, SPMA mahasiswa
baru, kontrak penelitian, kegiatan usaha, dana rutin

184
pemerintah, pinjaman bank dan lain-lain.
Rencana penerimaan keuangan ini sangat penting karena
menentukan keberhasilan implementasi RKAT. Perlu
ditetapkan tentang apa yang sebaiknya dilakukan jika estimasi
pemasukan keuangan dari sumber – sumber pendapatan
yang sudah pasti, temyata jumlahnya lebih kecil dari
anggaran untuk melaksanakan RKAT. Terdapat dua
kemungkinan yang dapat dilakukan yaitu merevisi RKAT,
atau STIKes Mitra Bunda Persada Batam akan sumber
pemasukan baru. Merevisi RKAT dengan menyesuaikan
kegiatan terhadap dana yang tersedia sebaiknya menjadi pilihan
terakhir, karena pilihan ini akan berdampak pada penurunan
capaian sasamn dan tujuan yang telah digariskan dalam
rencana str ategis. STIKes Mitra Bunda Persada Batam akan
sumber pemasukan baru tidak terbatas pada mencari kontrak
penelitian, kegiatan usaha, pinjaman bank yang baru tetapi dapat
juga melalui kebijakan – kebijakan baru seperti melakukan
investasi dengan return yang cepat dengan resiko kecil,
menerapkan manajemen energi untuk menghemat
pengeluaran pembiayaan, menerapkan manajemen aset untuk
menurunkan pemborosan atau meningkatkan efisiensi.

185
3. Standar Pertanggung jawaban Pengelolaan Keuangan
Pertanggung jawaban pengelolaan keuangan ditetapkan
berdasarkan standar atau sistem akuntansi yang berlaku. Hal
ini perlu dilakukan karena selain dapat memperlancar audit atau
penilaian, baik secara internal maupun eksternal, dapat pula
menjamin ketercapaian mutu dalam pengelolaan keuangan.
Audit internal dilaksanakan dalam rangka penyesuaian
perencanaan anggaran dan pelaksanaannya, sehingga dengan
cepat dapat diketahui kesesuaian danperubahannya,
Kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan dapat
menjamin mutu ketercapaian program kegiatan. Sedangkan
ketidak sesuaian atau perubahan diperlukan penjelasan agar
dapat diketahui kendala pelaksanaan sebagai dalam
penyusunan perencanaan keuangan periode berikutnya
Standar akuntasi yang dimaksud antara lain meliputi
penyusunan neraca danpenjelasannya, penulisan satuan alokasi
anggaran, modifikasi dan pelaporan

186
11.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Keuangan Stikes Mitra
Bunda Persada Batam
1. Standar Arah Kebijakan Pengelolaan Keuangan
Sebagai upaya untuk menjamin arah pengelolaan
keuangan agar berjalan sesuai dengan yang direncanakan,
maka STIKes Mitra Bunda Persada Batam harus
membentuk badan pengawas internal, misalnya satuan
Pengawas lnternal (SPl) atau satuan Audit lntemal (SAl)
atau nama-nama lain di STIKes Mitra Bunda Persada
Batam yang mencakup ranah keuangan. Komitmen
terhadap perencanaan anggaran keuangan juga harus
dipegang teguh oleh penentu kebijakan STIKes Mitra
Bunda Persada Batam, dalam mengalokasikan dana
untuk setiap kegiatan Tridharma STIKES Mitra Bunda
Persada Batam.

2. Standar Proses Pengelolaan Keuangan


Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan pada
hakikatnya adalah panduan bagi semua pihak dalam
setiap pelaksanaan kegiatan Tridharma STIKes Mitra
Bunda Persada Batam, Dengan RKAT diharapkan setiap
kegiatan dapat diikuti dan dilacak kesesuaiannya dengan

187
perencanaan. Dengan perkataan lain, setiap kegiatan
yang didasarkan atas RKAT dapat dijamin
akuntabilitasnya setiap kegiatan sebagai pelaksanaan
Tridharma STIKes Mitra Bunda Persada Batam dalam
jenjang dan unit manapun harus dilaksanakan berdasarkan
RKAT Dengan demikian, setiap kegiatan dapat
dipertanggung jawabkan sejak dari perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya .
Tahapan penyusunan RKAT dapat diuraikan sebagai
berikut. Berdasar visi dan misi STIKes Mitra Bunda
Persada Batam, disusunlah rencana strategik berupa
tindakan, langkah atau cara untuk mencapainya.
Rencana strategik tersebut dinyatakan dalam kebijakan –
kebijakan yang meliputi bidang pendidikan, penelitian,
kerjasama, dan pengabdian kepada masyarakat serta
bidang kemahasiswaan, dan bidang – bidang lain sesuai
dengan kebutuhan Stikes Mitra Bunda Persada Batam yang
bersangkutan. Masing-masing tindakan, langkah atau Cara
tersebut mempunyai satu atau lebih tujuan yang
dijadwalkan akan dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Tujuan yang bersifat umum dituangkan lagi ke dalam
bentuk sasaran yang diprediksikan akan dapat dicapai

188
dalam kurun waktu satu tahun sasaran – sasaran
tersebut akan dicapai melalui program – program
kegiatan.
Sebagai langkah pengendali, setelah disusun RKAT
lebih baik disertai dengan Rencana Kinerja Tahunan (RKT),
sehingga dapat diketahui secara terukur target sasaran
dalam setiap kegiatan. HaI ini sesuai dengan tata alur
yang diberlakukan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja
lnstan Pemerintah (LAKIP), yang dikeluarkan oleh
Lembaga Administrasi Negara (LAN). Beberapa STIKes
Mitra Bunda Persada Batam di lndonesia telah
menciptakan sendiri tata alir dalam pengelolaan

189
kegiatan

RENCANA
STRATEGIK PERUMUSAN PENJABARAN
PROGRAM PROGRAM
KERJA KERJA

SUB
PENAJAMAN PROGRAM
RENCANA STRATEGIK KERJA
 Arah dan Kebijakan
Umum STIKes.
 Strategi dan Prioritas RENCANA RENCANA
 Kondisi Ekonomi dan KEGIATAN
KINERJA KEUANGAN
Keuangan

RKT / RKAT

Gambar 11.1 Diagram hubungan antara Renstra


dan RKAT

Tridharma STIKes Mitra Bunda Persada Batam,


terutama mengenai pertanggungjawaban keuangan.
Secara ringkas unsurnya terdiri atas Rencana
Strategik (Renstra), Rencana Operasional (Renop),
Rencana Kegiatan Angaran Tahunan (RKAT), Rencana
Kinerja Tahunan (RKT), dan diakhiri dengan Laporan
Pertanggung jawaban dalam bentuk Laporan Kinerja.

190
lndikator kinerja mempunyai karakteristik antara
lain
1. Terkait pada tujuan dan program, serta
menggamabarkan pencapaian hasil
2. Dibatasi pada hal-hal yang vital dan penting bagi
pengamblian keputusan
3. Diutamakan pada hal – hal yang perlu mendapatkan
priioritas
4. Terkait dengan sistern pertanggung jawaban yang
memperihatkan hasil dari kegiatan.
Indikator kineria mempunyai fungsi :
1. Apa, berapa dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan
2. Menciptakan konsesus untuk menghindari kesalahan
intepretasi
3. Sebagai dasar pengukuran, analisis, dan evaluasi
kinerja
Sebuah program tidak harus mengacu pada satu
tujuan ajau sasaran tertentu saja.sangat dimungkinkan
sebuah program yang diiaksanakan dapat sekaligus
mencapai lebih dari satu tujuan atau sasaran yang telah
ditentukan.

191
3. Realisasi Kegiatan dan Anggaran Tahunan
Salah satu aktivitas paling krusial dalam setiap
pelaksanaan kegiatan Tridharma STIKes Mitra Bunda
Persada Batam adalah sistem dan mekanisme realisasi
anggaran. Oleh karena itu agar kegiatan tidak terhambat
oleh penetapan sistem yang berlaku, diperlukan
panduan pelaksanaan pencairan dana atau realisasi
anggaian dalam bentuk bagan alir yang sederhana,
mudah dipahamidiketahui Semua pihak, dan diiaati oleh
semua yang terlibat didalamnya. Hal ini dapat dikemas
dalam bentuk buku Manual Prosedur yang berisi tahapan –
tahapan yang harus dilalui berikut institusi personel
penangung jawab tiap tahapannya.

192
STIKes
ARAH &
KEBIJAKAN
UMUM UNIT KERJA
 Tujuan Umum RKAT UK :
 Sasaran Umum  Tupoksi
 Tujuan UK
FORMULIR
STRATEGI  Sasaran UK USULAN
PRIORITAS  Prioritas Program
INDIKASI Kegiatan RK
OUTCOME REKAP
PROGRAM KEGIATAN :
KEGIATAN  Target Keluaran  Nama Kegiatan
 Indikasi Outcome  Masukan
RINGKASAN  Keluaran
RKAT

SAB / RKAT
 Belanja Pegawai
DASAR PENILAIAN OLEH  B. Barang & Jasa
TIM ANGGARAN
EKSEKUTIF  B. Perjalanan

Gambar 4.9. Contoh tata alur praktek baik dalam pengelolaan


keuangan perguruantinggi

193
11.4 Mekanisme Pengendalian Standar Pembiayaan Stikes Mitra
Bunda Persada Batam
1. Evaluasi Kegiatan dan Anggaran Tahunan
Tahap akhir dalam pelaksanaan kegiatan Tridharma
STIKES Mitra Bunda Persada Batam berdasarkan RKAT
adalah evaluasi kegiatan" Evaluasi dilakukan sebagai
pengendalian atas pelaksaaan kegiatan yang telah
didasarkan atas RKAT, dan melibatkan alokasi anggaran
dalam satuan anggaran tertentu sesuai dengan tujuan dan
sasaran kegiatan. Evaluasi dilakukanterhadap kesesuaian
antara perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dan
anggaran yang mendukung kegiatan itu. Perubahan jenis
kegiatan dimungkinkan sesuai dengan kondisi setempat,
tanpa mempengaruhi jumlah nominal anggaran yang
ditetapkan dalam RKAT. Perubahan seperti ini diperlukan
penjelasan yang rasional tentang jenis kegiatan yang
berubah dalam pelaksanaannya, agar dapat dipertanggung
jawabkan prosedur pengelolaan keuangan mengharuskan
adanya keterlibatan Asistensi Pengendalian Mutu
Jurnal(pendampingan pengelola keuangan), yang secara
terus menerus membina kualitas publikasi dan
pengelolaan jumal menggunakan pedoman tersebut diatas.

194
Praktik baik penerapan anggaran tahunan dalam
kegiatan pengembangan pendidikan antara lain dapat
berujud :
1. Peningkatan kuatitas metode pembelajaran di
STIKES Mitra Bunda Persada Batam, misalnya
dariTCL ke SCL;
2. Penerapan pendidikan didukung oleh kebijakan
peninjauan silabi matakuliah yang disesuaikan
dengan kebutuhan.

2. Standar Pelaporan Keuangan


Pada tingkat STIKes Mitra Bunda Persada Batam
/program studi, standar dinyatakan dalam kebijakan
pengelolaan keuangan dan standar keuangan.
Pengendalian standar dilakukan melalui evaluasi yang
dilakukan sesuai dengan siklus penjaminan.mutu di masing
– masing STIKes Mitra Bunda Persada Batam (dapat
semesteran atau tahunan). Perlu dijadwalkan monitorirtg
dan evaluasi untuk mengetahui apakah standar yang
ditetapkan telah dipenuhi dan perlu ditingkatkan lagi.
Beberapa aspek penting dalam pengelolaan keuangan
termasuk indicator kinerja seperti yang tercantum dalam

195
Lampiran 1 dievaluasi sebagai berikut :
1. Laporan pertanggungjawaban keuangan tentang
evaluasi pelaksanaan kegiatan dan laporan
akuntabilitasnya ;
2. Evaluasi pelaksanaan anggaran biaya dalam
setiap kegiatan sesuaidengan rencana yang telah
ditetapkan dalam RKAT.

Penqendalian standar melalui auditing keuangan


1. Evaluasi kualitas kinerja keuangan oleh tim
pendamping keuangan
2. Jumlah dan kualitas pencapaian anggaran sesuai
dengan RKAT berdasarkan indikator yang telah
ciitetapkan.

3. Evaluasi atas Akuntabilitas Keuangan dan Ketaatan


pada Hukum
1) Evaluasi atas Akuntabilitas Keuangan
Evaluasi akuntabilitas keuangan dilakukan pada
tahapan-tahapan yang dimulai dari perumusan
perencanaan keuangan, pelaksanaan kegiatan evaluasi
atas kinerja keuangan dan pelaksanaan pelaporannya

196
2) Evaluasi atas proses penganggaran
Evaluasi yang dilakukan berdasarkan pada prinsip
bahwa :
1. Anggaran yang dibuat oleh perguruan ringgi
harus didasarkan pada rencana strategik
organisasi;
2. Anggaran harus dibuat realistik dengan
memperhatikan tingkat capaian kinerja yang
diinginkan pada tahun yang bersangkutan;
3. Anggaran menyediakan informasi mengenai
standar kinerja keuangan
Berdasarkan pada prinsip-prinsip tersebut, maka
langkah – langkah yang dilakukan dalam melakukan
evaluasi adalah:
1. Meneliti kesesuaian angaran yang dibuat
dengan prinsip – prinsip di atas;
2. Meneriti apakah semua kegiatan yang
direncanakan telahdiakomodasi pembiayaannya
dalam anggaran keuangan yang diajukan.
3. Meneliti kelengkapan anggaran yang
diajukan mencakup sumber pembiayaan dan
jenisnya, penerimaan dari Negara, rencana

197
investasi, rencana pinjaman, dan lain-lain.
4. Peneliti apakah dari jumlah anggaran yang
disetujui telah dilakukan penyesuaian yang
diperlukan dalam tingkatan kinerja yang
diinginkan.
5. Meneliti kewajaran standar kinerja
keuangan yang dibuat apakah telah
mencantumkan rasio kehematan efisiensi,
efektivitas pelaksanaan kegiatan
3) Evaluasi atas pelaksanaan pembiayaan kegiatan
Dalam pelaksanaan kegiatan perlu difahami
peraturan yang mengatur tentang pelaksanan penerimaan'
penyimpangan' penyetoran' dan pengeluaran uang
untuk pembiayaan kegiatan' Langkah-langka'r evaluasi
yang dilakukan adalah :
1. Meneliti apakah terdapat hambatan dalam
pelaksanaan Pembiayaan kegiatan;
2. Meneliti sebab terjadi hambatan tersebut;
3. Meneliti hal – hal seperti masalah ekonomi
makro atau masalah ekonomi pada umumnya
yang menimbulkan masalah dalam pencapaian
tingkat kinerja keuangan

198
4. Melakukan analisis atas hasil evaluasi di atas'
4) Evaluasi atas kinerja keuangan
Dalam melakukan evaluasi atas capaian kinerja
keuangan perlu dilakukan langkah –langkah berikut:
1. Meneliti kewajaran perhitungan capaian kinerja
keuangan termasuk tingkat akurasi data yang
dihasilkan data pembanding dan data lain yang
berkaitan
2. Meneliti kemungkinan terdapat data lain yang dapat
digunakan untuk menilai tingkat capaian yang belum
dimanfaatkan;
3. Melakukan analisis apakah ev aluasi pencapai
dan kinerja yang dilakukan, menggunakan
standard yang telah ditetapkan tedebih dahulu atau
standar lain yang mungkin dapat digunakan
4. Meneliti hasil evaluasi atas capaian kinerja, apakah
telah mencakup seluruh masalah yang berkaitan dan
memiliki alasan yang dapat diterima kewajarannya.
5) Evaluasi atas pelaporan keuangan.
Pelaporan keuangan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari akuntabilitas keuangan. Oleh
sebab itu, perlu dilakukan evaluasi mengenai

199
pelaksanan pelaporan keuangan yang mencangkup
langkah sebagai berikut:
1. Meneliti mengenai pelaksanaan pelaporan
keuangan apakah telah di laksanakan semestinya
dan tidak ditemukan hambatan dalam
pelaksanaannya
2. Meneliti apakah telah dilakukan evaluasi atas
pelaksanaan pelaporan yang dilakukan
3. Melakukan analisis yang mencakup kewajaran
frekuensi pelaporan, kebenaran isi laporan, dan
lain-lain.
6) Evaluasiatas ketaatan pada hukum
Pelaksanaan eval uasi atas ketaatan pada peraturan
perundang-undang mencangkup langkah sebagai
berikut :
a. Meneliti peraturan perundang – undangan
yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
STIKes Mitra Bunda Persada Batam, termasuk
ketentuan mengenai pengelolaan keuangan dan
sumberdaya lainnya
b. Meneliti apakah laporan akuntabilitas yang ada
telah mengungkapkan dengan jelas dan cukup,

200
semua hal yang menyangkut ketaatan dan
ketidaktaatan terhadap peraturan perundang-
undangan yang ada
c. Melakukan analisis mengenai sebab dan alasan
yang dikemukakan apabila terdapat
pengungkapan ketidaktaatan terhadap peraturan
perundang – undangan tertentu.

201
Gambar 4.9.Tahapan dalam pengelolaan perguruan tinggi untuk
memenuhi akuntabilitas kinerja institusi

202
203
BAB XII pada saat yang sama menghasilkan sumber daya manusia yang berilmu
STANDAR NASIONAL PENELITIAN pengetahuan dan pada saat yang pada giliranya berkontribusi pada
kesejahteraan masyarakat. Perguruan tinggi harus memandu, mengelola
12.1 Pendahulaun dan memfasilitasi agar dharma pendidikan dan penelitian dapat
Penelitian ilmiah selanjutnya disebut sebagai penelitian adalah dilaksanakan oleh setiap dosen dengan seimbang, baik secara individu
kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara maupun kelompok
sistematis untuk memperoleh informasi, data dan keterangan yang Selain karena kewajiban oleh UU Nomor 14 Tahuan 2005 tentang
berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidak Guru dan Dosen, setidaknya ada tiga alasan mengapa dosen pada
benaran suatau asumsi dan / atau hipotesis dibidang ilmu pengetahuan perguruan tinggi harus melakukan penelitian. Dalam melaksanakan
dan teknologi serta menari kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan perkuliahan dosen dapat mengajarkan materi yamg mereka kembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi ( UU Nomor 18 tahuan 2002 tentang sendiri dan kuasai dengan baik, sehingga perkuliahan yang mereka
sistem nasional penelitian, pengembangan dan penarapan ilmu mampu menjadi lebih menarik dan bermakna, dosen juga dapat melatih
pengetahuan dan tegnlogi ) mahasiswa kemampuan pemecahan masalah dan learning how to learn
Dalam pendidikan tinggi, penelitian merupakan salah satu dharma dengan fasih, karena mereka telah dan senantiasa mengalaminya. Selain
perguruan tinggi ( PT ) yang tak kalah pentingnya dari dharma itu, dosen dapat menumbuhkan keinginkan dan apresiasi mahasiswa
pendidikan. Sebagaimana ditegaskan dalam UU Nomor 18 Tahun 2002, terhadap ilmu pengetahuan, karena mereka tahu betul berapa indah dan
perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga yang berfungsi menarinya ilmu pengetahuan tersebut. Di perguruan tinggi pendidkan
membentuk sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan tegnologi, serta pene;itian bagaikan dua sisi mata uang koin yang walaupun dapat
bertanggung jawab menngkatkan kemampuan pendidikan dan dibedakan namun tak dapat dipisahkan
pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengambdian pada
masyarakat sesui dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 12.2 Mekanisme penetapan standar penelitian
Secara universal, misi utama STIKES Mitra Bunda Persada adalah Penetapan standar penelitian biasanya dilakukan setelah perguruan
menghasilkan , melestarikan dan menyebarkan ilmu pengetahuan dan tinggi menetapkan visi, misi dan rencana induk pengembanganya. Dalam

204
bidang akademik perguruan tinggi yang mengemban misi tri dharma Ketaatan penelitian terhadap kode etik penelitian sngat penting oleh
harus mempunyai agenda yang mencakup penelitian. Untuk karena hal ini menjadi wujud dari integritas ilmiah penelitian dan
melaksanakan dharma penelitian perguruan tinggi harus memiliki institusi tempat melakukan penelita yang mendukung. Agar setiap
lembaga atau unit yang mengelola, mengkoordinasi, memfasilitasi dan penelitian terjamin validasinya maka setiap institusi harus membuat
memantau kegiatan penelitian yang dilakukan oleh para dosenya dan standar mutu yang berisi tentang kode etik penelitian dan keharusan
perguruan tinggi harus memiliki prasaqrana yang memadai untuk bagi setiap penelitian untuk menggunakan metode penelitian yang
mendukung penelitian. sesuai dengan bidang ilmu yang diteliti
Dengan demikian standar penelitian yang perlu ditetapkan setidanya
meliputi : d. Pendanaan penelitian
a. Agenda penelitian Pendanaan perlu diperhatiakan bahwa standar yang bersangkutan
Agenda pemnelitian berisi antara lain area penelitian yang akan harus berisi pula aturan dan atau prosedur pengajuan dana atau
digarap, tujuan sasaran dan dapat pula disertai dengan roadmap dan anggaran penelitian, pancarian dana , penggunaan serta pelaporan
atau target capaianya yang menjadi pemandu bagi unit-unit akademik penggunaan dana penelitian.
yang melaksanakan penelitian serta para dosen di perguruan tinggi e. Sarana dan prasarana pendukung penelitian
yang bersangkutan. Pelaksanaan penelitian perlu didkung oleh sarana dan prasarana yang
b. Pelaksanaan dan manajemen penelitian memadai seperti perpustakaan, laboratorium, computer dan lainnya
Penelitian secara umum dilaksanakan oleh dosen. Namun bagai mana f. Output dan outcome penelitian Output penelitian dapat berupa
caranya perguruan tinggi mewujudkan agenda penelitianya serta publikasi, karya, paten dan sedangkan outcome dapat berupa sitasi,
bagaimana caranya perguruan tinggi mengelola, mengkoordinasi, produk baru, penghargaan atau implikasi kebijakan
memfasilitasi memantau dan mengevaluasi kegiatan penelitian yang
dilakukan oleh para dosenya, merupakan standar yang perlu 12.3 Mekanisme pemenuhan standar penelitian
diperhatiakan Pemenuhan dan standar penelitian berarti standar atau kerangka acuan
c. Kode etik dan metode penelitian kerja yang telah ditetapkan atau disepakati dalam bentuk agenda

205
penelitian dijadikan acuan. Pemenuhan standar merupakan implementasi Pengendalian merupakan tindakan manajemen agar standar yang
nyata agar penjamnan mutu penelitian dapat terpenuhi dari tingkat telah ditetapkan dapat dicapai, langka selanjutnya meningkat standar
institusi hingga dosen. menjadi standar baru yang lebih tinggi. Dengan demikian mutu penelitian
a. Tingkat institusi pemenuhan standar penelitian diawali oleh dari waktu ke waktu akan menjadi lebih baik. Beberapa hal yang perlu
perguruan tingggi dengan menyusun agenda penelitian, yang dilakukan antara lain :
menetapkan area penelitian gerapan untuk beberapa tahuan a. Serangkaian kegiatan yang menilai secara objektif pelaksanaan
kedepan. penelitian
b. Untuk melaksanakan penelitian, selain unit0unit akademik yang b. Kegiatan membandingkan hal yang telah dilakukan dalam penelitian
ada yaitu fakultas dan jurusan, pusat-pusat penelitian mukin perlu dengan hal yang belum dilakukan
didrikan sebagai rumah kedua bagi dosen c. Kegiatan mencari kesesuain antara tujuan dan hasil penelitian yang
c. Penelitian yang baik bukan semata untuk memperoleh hasil yang dicapai
baik nemun juga memperhatiakan kode etikoleh karena itu Hasil monitoringdan evaluasi serta audit internal tentu perlu
STIKES Mitra bunda persada membuat kode etik penelitian didokumentasikan. Rekaman perjalanan pelaksanaan penelitian kelak
sebgai rambu-rambu bagi penelitian dalam melaksanakan menjadi bahan berharga bak dalam rangka memenuhi dan meningkatkan
penelitiannya mutu penelitian maupun melakukan pengembangan agenda dan tujuan
d. Pelaksanaan penelitian yang bermutu memerlukan pendanaan yang penelitian.
memadai 1. Standar hasil penelitian
e. Mutu sarana dan prasarana pendukung penelitian tentunya harus Mencakup kriteria minimal tentang: a) mutu hasilpenelitian; b)
diperhatikan diarahkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
f. Mutu output dan outcome penelitian perlu ditetapkan dan dipantau serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa;
pencapaianya c) semua luaran yang dihasilkan melalui kegiatan yang memenuhi
12.4 Mekanisme pengendalian standar penelitian kaidah dan metode ilmiah secara sistematis sesuai otonomi keilmuan
dan budaya akademik; d) terpenuhinya capaian pembelajaran lulusan

206
serta memenuhi ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi; e) tidak rangka melaksanakan tugas akhir, skripsi, tesis, atau disertasi, selain
bersifat rahasia, tidak mengganggu dan/atau tidak membahayakan harus memenuhi ketentuan dan juga harus mengarah pada
kepentingan umum atau nasional wajib disebarluaskan dengan cara terpenuhinya capaian pembelajaran lulusan serta memenuhi
diseminarkan, dipublikasikan, dipatenkan, dan/atau cara lain yang ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi.
dapat digunakan untuk menyampaikan hasil penelitian kepada 4. Standar penilaian penelitian
masyarakat. Merupakan kriteria minimal penilaian yang meliputi: a) proses
2. Standar isi penelitian, dan hasil penelitian yang dilakukan secara terintegrasi dengan prinsip
Merupakan kriteria minimal yang meliputi: a) kedalaman dan penilaian paling sedikit edukatif, objektif, akuntabel, dan transparan
keluasan materi penelitian dasar dan penelitian terapan; b) yang merupakan penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya
berorientasi pada luaran penelitian yang berupa penjelasan atau dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan; b) harus
penemuan untuk mengantisipasi suatu gejala, berupa inovasi serta memperhatikan kesesuaian dengan standar hasil, standar isi, dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat standar proses penelitian; c) penggunaan metode dan instrumen yang
bagi masyarakat, dunia usaha, dan/atau industri; d) mencakup materi relevan, akuntabel, dan dapat mewakili ukuran ketercapaian kinerja
kajian khusus untuk kepentingan nasional; dan d) memuat prinsip- proses dan pencapaian kinerja hasil penelitian dengan mengacu
prinsip kemanfaatan, kemutahiran, dan mengantisipasi kebutuhan ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi. Standar peneliti,
masa mendatang. merupakan kriteria minimal peneliti yang meliputi: a) kemampuan
3. Standar proses penelitian peneliti untuk melaksanakan penelitian; b) kemampuan tingkat
Meliputi: a) kegiatan penelitian yang terdiri atas perencanaan, penguasaan metodologi penelitian yang sesuai dengan bidang
pelaksanaan, dan pelaporan; b) memenuhi kaidah dan metode ilmiah keilmuan, objek penelitian, serta tingkat kerumitan dan tingkat
secara sistematis sesuai dengan otonomi keilmuan dan budaya kedalaman penelitian yang ditentukan berdasarkan kualifikasi
akademik; c) mempertimbangkan standar mutu, keselamatan kerja, akademik dan hasil penelitian; c) menentukan kewenangan
kesehatan, kenyamanan, serta keamanan peneliti, masyarakat, dan melaksanakan penelitian diatur dalampedoman rinci yang
lingkungan; d) penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dalam dikeluarkan oleh Direktur Jenderal.

207
5. Standar sarana dan prasarana penelitian dalam maupun di luar negeri, atau dana dari masyarakat; b)
Merupakan kriteria minimal: a) sarana dan prasarana yang digunakan untuk membiayai perencanaan penelitian, pelaksanaan
diperlukan untuk menunjang kebutuhan isi dan proses penelitian penelitian, pengendalian penelitian, pemantauan dan evaluasi
dalam rangka memenuhi hasil penelitian; b) fasilitas perguruan tinggi penelitian, pelaporan hasil penelitian, dan diseminasi hasil penelitian;
yang digunakan untuk memfasilitasi penelitian paling sedikit terkait c) dana pengelolaan penelitian digunakan untuk membiayai
dengan bidang ilmu program studi serta dapat dimanfaatkan juga manajemen penelitian (seleksi proposal, pemantauan dan evaluasi,
untuk proses pembelajaran dan kegiatan pengabdian kepada pelaporan penelitian, dan diseminasi hasil penelitian), peningkatan
masyarakat; c) memenuhi standar mutu, keselamatan kerja, kapasitas peneliti, dan insentif publikasi ilmiah atau insentif hak
kesehatan, kenyamanan, dan keamanan peneliti, masyarakat, dan kekayaan intelektual (HKI).
lingkungan.
6. Standar pengelolaan penelitian
Merupakan kriteria minimal tentang: a) perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan
kegiatan penelitian; b) pengelolaan penelitian sebagaimana dimaksud
dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk kelembagaan yang
bertugas untuk mengelola penelitian seperti lembaga penelitian,
lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, atau bentuk
lainnya yang sejenis sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan
perguruan tinggi.
7. Standar pendanaan dan pembiayaan penelitian
Yaitu: a) kriteria minimal sumber dan mekanisme pendanaan
dan pembiayaan penelitian yang berasal dana penelitian internal
pergruan tinggi, pemerintah, kerja sama dengan lembaga lain baik di

208
BAB XIII tingkat perkembangan dan kemampuan PT.
STANDAR NASIONAL PENGABDIAN MASYARAKAT
13.2 Mekanisme Penetapan Standar Pengabdian Kepada Masyarakat
13.1 Pendahuluan Dalam menetapkan substansi standar pengabdian kepada
Kehidupan dan perkembangan akademik di Perguruan Tinggi masyarakat memperlihatkan bahwa STIKes Mitra Bunda Persada
(PT) tidak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memperhatikan beberapa prinsip dasar dalam pelaksanaan kegiatan
(IPTEK), serta tuntutan masyarakat, seirama dengan meningkatnya pengabdian kepada masyarakat. Prinsip dasar ini relevan sebab dapat
kualitas hidup mereka. Didalam Pasal 24 Butir 2 UU No.20 Tahun menjadi arah bagi para perencana dan pelaksana dari kegiatan tersebut.
2003, tentang system pendidikan nasional telah dinyatakan bahwa PT Berikut ini uraian tentang prinsip tersebut.
memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat Prinsip Dasar Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat
penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian 1. Keterpaduan Aspek Tri Dharma Perguruan Tinggi
masyarakat. Strategi-Jangka Panjang Pendidikan Tinggi 2003-2010 Aspek Tri Dharma Perguruan Tinggi PT yaitu pendidikan,
(HELTS) juga menyebutkan bahwa daya saing bangsa seyogyanya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Ketiga aspek
ditumbuhkan melalui pengembangan dan layanan masyarakat sebagai tersebut dilaksanakan dengan proporsi yang seimbang, harmonis
bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan. dan terpadu.
Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu bagian dari
jasa PT, dilaksanakan dengan menganut asas kelembagaan, asas ilmu-
amaliah dan amal-ilmiah, asas kerjasama, asas kesinambungan serta
Pendidi
asas edukatif dan pengembangan. Dalam pelaksanaannya di lapangan kan

yang dapat menjadi stakeholders : (a) perorangan, (b) kelompok, (c)


komunitas, dan (d) lembaga. Cakupannya meliputi masyarakat
perkotaan atau pedesaan, misalnya industry atau agraris, dan pemerintah
maupun swasta. Pemilihan stakeholders sasaran, disesuaikan dengan
Pengabd
ian
Penelitia Kepada
209 n Masyara
kat
2. Empati-Partisipatif partisipatif, interdisipliner, realistis-pragmatis, dan environmental
Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan untuk development dilaksanakan secara terpadu. Agar kegiatan tersebut
menggerakan masyarakat dalam pembangunan melalui berbagai berjalan baik maka pelaksanaan perlu memperhatikan sebagai berikut :
kegiatan yang dapat melibatkan, mengikutsertakan, dan
menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap 1. Co-creation
pembangunan. pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan berdasarkan pada
suatu tema dan program yang merupakan gagasan bersama
3. Interdisipliner antara PT dengan pihak pemerintah daerah, mitra kerja, dan
Pengabdian kepada masyarakat di laksanakan oleh masyarakat setempat.
dosen/mahasiswa yang berasal dari berbagai disiplin ilmu dan 2. Co-financing
pelaksanaanya dikoordinasikan oleh lembaga pengabdian pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan dengan pendanaan
kepada masyarakat. bersama antara PT, pemerintah daerah, mitra kerja, dan
4. Realistis-Pragmatis masyarakat setempat disesuaikan dengan tema dan program
Program-program kegiatan yang direncanakan pada dasarnya yang telah di sepakati.
bertumpu pada permasalahan dan kebutuhan nyata di lapangan 3. Flexibility
5. Environmental Development pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan berdasarkan pada
Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan untuk melestarikan suatu tema dan program yang sesuai dengan situasi dan
dan mengembangkan lingkungan fisik dan social untuk kebutuhan pemerintahan daerah, mitra kerja dan masyarakat
kepentingan bersama. setempat dalam proses pembangunan daerah.
4. Sustainability
13.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Pengabdian Kepada Masyarakat pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan secara
Mekanisme pemenuhan standar pengabdian kepada masyarakat berkelanjutan berdasarkan suatu tema dan program yang sesuai
yang memiliki prinsip keterpaduan aspek tri dharma PT, empati- dengan tempat dan target tertentu.

210
Untuk pelaksanaan tersebut perlu disusun tahapan-tahapan kerja Survei Awal  Pengumpulan
sebagai berikut ke Lapangan / data dari aparat
Analisis dan masyarakat
Tahap Rincian Kegiatan Situasi menyangkut
Kegiatan kondisi dan
Persiapan  Penetapan Judul potensi wilayah.
Kegiatan  Pengumpulan
 Pengabdian data dari
Penerepan kelompok
Ipteks yang sasaran
akan dilakukan menyangkut
 Penetapan Tim kebutuhan
dan Tugas khalayak sasaran
Pokok serta potret,
 Penetapan profil dan
Kelompok kondisinya.
Sasaran Analisa Data  Identifikasi
 Review perumusan
Kepustakaan masalah
Terkait Ipteks  Perumusan
yang akan Tujuan dan
diabdikan Manfaat

211
 Kegiatan perbaikan
 Penetapan Implementasi  Prosedur
kerangka Implementasi
pemecahan  Evaluasi
 Masalah
 Penetapan waktu
dan metode 13.4 Mekanisme Pengendalian Standar Pengabdian Kepada Masyarakat
kegiatan Hasil evaluasi harus dapat dijadikan dasar untuk peningkatan
 Penetapan mutu selanjutnya. Dalam hal mutu PT, terdapat dua tujuan evaluasi
rancangan yaitu (1) untuk pengendalian mutu dan (2) untuk peningkatan mutu.
evaluasi 1. Pengendalian standar tahap proposal
 Penyusunan Perbaika langsung dilakukan jika terjadi kesalahan,
Rencana Biaya sehingga mutu terjamin. Dengan demikian, semua proses
Penetapan  Penyusunan terkendali dengan baik. Tahapan seleksi proposal yang

Proposal berjenjang, dapat sampai tiga tahap utama : tahap seleksi I (pra

 Diskusi proposal), tahap seleksi II (Proposal Lengkap), tahap seleksi III

perbaikan (Site Visit).

proses
 Pengabdian 2. Pengendalian Standar Melalui Tahap Pelaksanaan

dalam proposal (Monitoring) Pengabdian Kepada Masyarakat.

 Penyusunan Evaluasi kegiatan pengabdian masyarakat pada dasranya

tindakan tidak berdiri sendiri tetapi membutuhkan kegiatan lain, yaitu


monitoring. Monitoring dan evaluasi merupakan dua kegiatan

212
yang saing melengkapi. Dengan monitoring dan evaluasi dapat masyarakat dengan memanfaatkan keahlian sivitas akademik yang
diketahui berbagai al yang menyangkut perencanaan, proses relevan, pemanfaatan teknologi tepat guna, bahan pengembangan ilmu
pelaksanaan, dan hasil yang dicapai. pengetahuan dan teknologi atau bahan ajar atau modul pelatihan untuk
3. Pengendalian Standar melalui hasil akhir pengabdian pengayaan sumber belajar.
Untuk peningkatan mutu, evalusi pelaksanaan pengabdian
kepada masyarakat oleh PT dilakukan secara menyeluruh B. Standar isi pengabdian kepada masyarakat
terhadap proses, penyajian, dan hasil pengabdian masyarakat. Merupakan kriteria minimal tentang: a) kedalaman dan keluasan
4. Pengendalian Standar Keberlanjutan materi pengabdian kepada masyarakat mengacu pada standar hasil
Sebagai suatu program bagian dari Tri Dharma Perguruan pengabdian kepada masyarakat yaitu bersumber dari hasil penelitian
Tinggi, kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai
melibatkan secara sinergis unsur perguruna tinggi dengan kebutuhan masyarakat, b) hasil penelitian atau pengembangan
(dosen/mahasiswa), masyarakat dan kelembagaan diharapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat diterapkan langsung dan
dapat menimbulkan dampak positif. Fungsi dari evaluasi ini dibutuhkan oleh masyarakat pengguna, memberdayakan masyarakat,
adalah untuk menjaga agar dampak positif dari pelaksanaan teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan dalam rangka
pengabdian kepada masyarakat dapat terus di kembangkan dan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, model
dilestarikan serta meminimalkan dampak negatif. pemecahan masalah, rekayasa sosial, dan/atau rekomedasi kebijakan
yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha,
A. Standar hasil pengabdian kepada masyarakat industri, dan/atau Pemerintah, serta hak kekayaan intelektual (HKI)
Merupakan kriteria yang meliputi: a) minimal hasil pengabdian kepada yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha,
masyarakat dalam menerapkan, mengamalkan, dan membudayakan dan/atau industri.
ilmu pengetahuan dan teknologi guna memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa; b) hasil pengabdian kepada C. Standar proses pengabdian kepada masyarakat, merupakan kriteria
masyarakat dapat berupa penyelesaian masalah yang dihadapi minimal tentang: a) kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang

213
terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kegiatan; b) ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat secara berkelanjutan,
kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat berupa pelayanan terciptanya pengayaan sumber belajar dan/atau pembelajaran serta
kepada masyarakat, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai pematangan sivitas akademika sebagai hasil pengembangan ilmu
dengan bidang keahliannya, peningkatan kapasitas masyarakat; atau pengetahuan dan teknologi, serta teratasinya masalah sosial dan
pemberdayaan masyaraka; c) pengabdian kepada masyarakat yang rekomendasi kebijakan yang dapat dimanfaatkan oleh pemangku
wajib mempertimbangkan standar mutu, menjamin keselamatan kerja, kepentingan; e) dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan
kesehatan, kenyamanan, serta keamanan pelaksana, masyarakat, dan instrument yang relevan, akuntabel, dan dapat mewakili ukuran
lingkungan; d) kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang ketercapaian kinerja proses dan pencapaian kinerja hasil pengabdian
dilakukan oleh mahasiswa sebagai salah satu dari bentuk pembelajaran kepada masyarakat.
harus mengarah pada terpenuhinya capaian pembelajaran lulusan serta
memenuhi ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi; e) kegiatan E. Standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat, merupakan
pengabdian kepada masyarakat yng harus diselenggarakan secara kriteria minimal yang meliputi: a) kemampuan pelaksana untuk
terarah, terukur, dan terprogram. melaksanakan pengabdian kepada masyarakat; b) wajib memiliki
penguasaan metodologi penerapan keilmuan yang sesuai dengan
D. Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat, merupakan bidang keahlian, jenis kegiatan, serta tingkat kerumitan dan kedalaman
kriteria minimal penilaian terhadap: a) proses dan hasil pengabdian sasaran kegiatan yang ditentukan berdasarkan kualifikasi akademik
kepada masyarakat; b)penilaian proses dan hasil pengabdian kepada dan hasil pengabdian kepada masyarakat; c) kemampuan pelaksana
masyarakat dilakukan secara terintegrasi dengan prinsip penilaian pengabdian kepada masyarakat untuk menentukan kewenangan
paling sedikit dari sisi edukatif, objektif, akuntabel, dan transparan; c) melaksanakan pengabdian kepada masyarakat yang diatur dalam
kesesuaian dengan standar hasil, standar isi, dan standar proses pedoman rinci yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal.
pengabdian kepada masyarakat; d) tingkat kepuasan masyarakat,
terjadinya perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada F. Standar sarana dan prasarana pengabdian Merupakan criteria
masyarakat sesuai dengan sasaran program, dapat dimanfaatkannya minimal tentang: a) sarana dan prasarana yang diperlukan untuk

214
menunjang proses pengabdian kepada masyarakat dalam rangka pengabdian kepada masyarakat yang meliputi pelaksanaan
memenuhi hasil pengabdian kepada masyarakat yang ada di perguruan pemantauan, evaluasi pelaksanaan, diseminasi hasil pengabdian
tinggi untuk memfasilitasi pengabdian kepada masyarakat yang terkait kepada masyarakat; d) kelembagaan yang dapat memfasilitasi kegiatan
dengan penerapan bidang ilmu dari program studi yang dikelola peningkatan kemampuan pelaksana pengabdian kepada masyarakat,
perguruan tinggi dan area sasaran kegiatan; b) sarana dan prasarana memberikan penghargaan kepada pelaksana pengabdian kepada
pengabdian kepada masyarakat merupakan fasilitas perguruan tinggi masyarakat yang berprestasi, mendayagunakan sarana dan prasarana
yang dimanfaatkan juga untuk proses pembelajaran dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada lembaga lain melalui kerja sama;
penelitian serta harus memenuhi standar mutu, keselamatan kerja, e) kemampuan lembaga untuk dapat melakukan analisis kebutuhan
kesehatan, kenyamanan, dan keamanan. yang menyangkut jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana dan prasarana
G. Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat pengabdian kepada masyarakat, serta menyusun dan menyampaikan
Merupakan kriteria minimal tentang: a) perencanaan, pelaksanaan, laporan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dikelolanya ke
pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan pangkalan data pendidikan tinggi.
pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh unit kerja H. Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian Merupakan
dalam bentuk kelembagaan yang bertugas untuk mengelola kriteria minimal: a) sumber dan mekanisme pendanaan dan
pengabdian kepada masyarakat dengan bentuk lembaga penelitian dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat melalui dana internal
pengabdian kepada masyarakat, atau bentuk lainnya yang sejenis perguruan tinggi, pendanaan pemerintah, kerja sama dengan lembaga
sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi; b) lain, baik di dalam maupun di luar negeri, atau dana dari masyarakat;
kelembagaan yang wajib untuk menyusun dan mengembangkan b) pengelolaan pendanaan pengabdian kepada masyarakat bagi dosen
rencana program pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan atau instruktur yang digunakan untuk membiayai perencanaan,
rencana strategis pengabdian kepada masyarakat perguruan tinggi, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, pelaporan, serta
serta menyusun dan mengembangkan peraturan, panduan, dan sistem diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat; c) mekanisme
penjaminan mutu internal kegiatan pengabdian kepada masyarakat; c) pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat yang harus
kelembagaan yang dapat memfasilitasi pelaksanaan kegiatan diatur berdasarkan ketentuan di perguruan tinggi; d) perguruan tinggi

215
wajib menyediakan dana pengelolaan termasuk peningkatan kapasitas BAB XIV
pelaksana pengabdian kepada masyarakat. STANDAR IDENTITAS
Selain mengembangkan berbagai program penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat langsung ke perguruan tinggi, STIKes 14.1 Definisi
Mitra Bunda Persada Batam juga senantiasa membangun kerjasama Identitas atau identity secara sederhana dapat diartikan sebagai jati
dengan berbagai lembaga mitra, baik di tingkat nasional maupun diri atau sekumpulan unsur yang secara bersamaan mampu
internasional. Di tingkat nasional, kerjasama dilakukan dengan mencitrakan tentang siapa dan atau apa Stikes Mitra Bunda Persada
lembaga pemerintah, seperti kementerian/non-kementerian, Batam. Identitas atau identity sebagai sebuah kata benda yang diambil
pemerintah daerah, dan lembaga kemasyarakatan. dari kamus adalah identitas : ingin jadi siapa atau seperti apa ;
Kegiatan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat di kondisi dimana ingin menjadi sama dengan sesuatu gambaran atau
STIKes Mitra Bunda Persada dipercayakan pengelolaannya kepada memiliki karakter yang diinginkan. Singkatnya, identitas menunjuk
LPPM STIKes Mitra Bunda Persada yang bertugas untuk pada tampilan (look) dari Stikes Mitra Bunda Persada Batam.
mengarahkan, mengkoordinasikan, melaksanakan, dan Sehingga identitas Stikes Mitra Bunda Persada Batam dapat dilihat dari
mengadministrasikan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada nama, logo, alamat, visi, misi, dst.
masyarakat sehingga diharapkan kedua dharma tersebut dapat Untuk STIKES Mitra Bunda Persada Batam, identitas tidak lain
dilaksanakan oleh setiap dosen dengan seimbang, baik secara adalah karakteristik esensial dan khas yang melekat pada STIKes Mitra
individual maupun kelompok. Bunda Persada Batam sehingga mampu mencitrakan dan
membedakannya dengan institusi serupa yang lain. Karakteristik
identitas yang harus dipenuhi adalah (a) bersifat administrative :
nama, logo/lambang, alamat (b) bersifat substansial : nilai – nilai dasar,
visi, misi, tujuan, bidang kajian dari STIKES Mitra Bunda Persada
Batam. Berbeda dengan standar mutu lainnya, standar identitas dari
Stikes Mitra Bunda Persada Batam sebenarnya dapat menjadi payung

216
bagi beragam mutu lainnya yaitu menjadi dasar dan arah bagi seluruh sebuah Perguruan Tinggi agar dapat disebut sebagai sebuah institusi
unit kerja didalam lingkungan dari Stikes Mitra Bunda Persada perguruan tinggi yang memiliki identitas :
Batam untuk meningkatkan mutunya secara utuh, menyeluruh dan 1. Memiliki tujuan
berkelanjutan. 2. Memiliki statuta
3. Memiliki anggaran dasar
14.2 Mekanisme Penetapan Standar Identitas 4. Memiliki rencana induk pengembangan
Untuk menetapkan isi dari standar identitas Stikes Mitra 5. Memiliki kode etik civitas akademika
Bunda Persada Batam ditempuh langkah-langkah utama sebagai Elemen lain yang tidak tersebut dalam aturan normative, yang bersifat
berikut : esensial dan perlu ditambahkan adalah :
1. Melakukan studi terlebih dahulu terhadap seluruh ketentuan 1. Memiliki visi
normative berupa peraturan perundang-undangan yang mengatur 2. Memiliki misi
tentang identitas perguruan tinggi. 3.Memiliki keterangan : Nama, lambang /logo, motto, kartu nama (Id
2. Melakukan evaluasi diri dengan menerapkan analisis SWOT dan Card), emblem, cap stempel, dsb
atau studi pelacakan untuk merumuskan isi standar, khusus bila 4. Bila perlu sampai pada tataran indikator keberhasilan.
akan merumuskan pernyataan visi, misi institusi. Catatan :
3. Melakukan uji public, apa bila perlu terhadap rancangan isi 1) Pernyataan visi, misi dan tujuan menjadi acuan utama bagi
standar dengan mengandung perwakilan dari unsure – unsure seluruh standar mutu didalam SPM- STIKES Mitra Bunda Persada
pemangku kepentingan (stake holders) perguruan tinggi. Batam. logikanya adalah jika semua standar mutu di dalam SPM-
STIKes Mitra Bunda Persada Batam dengan mengacu visi,misi dan
14.3 Standar Identitas Minimum STIKes Mitra Bunda Persada tujuan, maka ketika seluruh standar tersebut dapat diupayakan
Berdasarkan PP No. 60 Tahun 1999, Pasal 2 dan Kepmendiknas pemenuhannya hal ini berarti visi, misi dan tujuan STIKES Mitra
No. 234/U/2000, Pasal 5, 118. Dapat disimpulkan bahwa pemerintah Bunda Persada Batam tersebut telah tercapai.
telah menetapkan standar minimum yang harus dipenuhi oleh 2) Kesesuaian visi, misi, tujuan dalam tingkatan Stikes, Prodi dan UPT

217
yang ada. Bunda Persada Batam senantiasa mengontrol/memantau bagi
3) Pernyataan visi, misi rumusanya jelas dan ringkas tidak lebih dari satu terlaksananya standar identitas secara konsisten di lapangan atau pada
paragraf, pilihan kata dan struktur kalimatnya lugas, jelas dan kondisi faktual. Dengan kata lain pimpinan unit kerja selalu melihat
komunikatif. kondisi faktual, bila mana perlu pimpinan unit kerja segera
4) Rumusan visi, misi dan tujuan prodi harus bersifat strategis dan mengambil langkah koreksi bila didapatkan penyimpangan atau
mampu menunjukan kekhasan prodi yang sesuai dengan lokalitas, kesalahan.
potensi sumber daya, serta gairah dan atau yang dapat memotivasi Kemudian untuk kepentingan pengembangan standar pada siklus
semua unsur didalam program studi. penjaminan mutu Stikes Mitra Bunda Persada Batam berikutnya
dievaluasi secara berkala yaitu 5 tahunan. Untuk itu sebaiknya
14.4 Mekanisme Pemenuhan Standar Identitas pengelola standar identitas membuat catatan tertulis yang memuat
Pada prinsipnya pada tahap ini setiap unit kerja pada STIKES semua data dan informasi tentang pencapaian substansi standar,
Mitra Bunda Persada Batam haruslah secara konsisten melalui penyebab terjadinya ketidaksesuaian antara pencapaian dengan
kebijakan – kebijakan tersetruktur berupaya memenuhi untuk substansi standar, dan tindakan korektif yang diambil.
memenuhi atau mencapai isi dari standar identitas yang telah Mekanisme Proses Pengendalian
ditetapkan. Hal ini berarti pimpinan dari unit tersebut harus secara a. Pimpinan unit kerja harus memeriksa apakah fakta dilapangan
sadar menjadikan standar ini sebagai tolak ukur bagi unit masing – Standar benar-benar telah sesuai dengan apa yang dituliskan di
masing dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Pada tahap ini standar identitas
perlunya bagi pimpinan unit kerja melakukan sosialisasi standar b. Pimpinan unit segera mengambil langkah koreksi apabila ditemukan
isi kepada seluruh pemangku kepentingan: dosen, mahasiswa, bila ada suatu kesalahan / ketidaksesuaiann antara apa yang terjadi
perlu orang tua/wali dan alumni. dilapangan dengan isi standar.
c. Pimpinan unit kerja mencatat semua temua dilapangan yang
14.5 Mekanisme Pengendalian Standar Identitas tidak sesuai dengan isi standar, atau hal – hal lain yang berkaiitan
Pada tahap ini setiap unit kerja di dalam lingkungan STIKES Mitra dengan upaya pengendalian isi standar pada formulir yang telah

218
disediakan
Pemenuhan a. Semua pimpinan unit kerja Stikes
Ilustrasi Mekanisme Penetapan Hingga Pengendalian Standar Standar Mitra Bunda Persada Batam membuat
Identitas Standar pernyataan visi, misi dan tujuan
sesuai dengan isi standar identitas
Tabel 14.1. Stikes, dengan cara menggunakan
Tabel Mekanisme Penetapan Hingga Pengendalian Standar analisi SWOT, studi pelacakan, dan
Identitas STIKes Mitra Bunda Persada Batam Batam studi terhadap peraturan perundang –
Mekanisme Proses Pengendalian undangan yang relevan.
Penetapan Pimpinan unit kerja dengan melibatkan b. Pimpinan unit kerja harus mengisi
Standar pemangku kepentingan prodi harus borang /formulir checklist pernyataan
menetapkan visi, misi dan tujuan unit visi yang telah disediakan dan juga
kerja, yang rumusannya harus memenuhi menuliskan pernyataan visi tersebut
kreteria antara lain : pada formulir visi
a. Mencerminkan nilai – nilai dasar c. Pimpinan unit kerja bertanggung jawab
STIKES Mitra Bunda Persada Batam untuk melakukan berbagai upaya agar
b. Tidak bertentangan dengan visi bernar – benar terpenuhi.
visi,misi,dan tujuan STIKES Mitra Caranya tentu saja dapat diwujudkan
Bunda Persada Batam melalui proses pembelajaran,
c. Singkat jelas dan komunikatif penyusunan kurikulum dan kompetensi
Borang/formulir yang butuhkan adalah : lulusan, pembinaan dosen, penelitian,
a. Checklist pernyataan visi dan misi perencanaan anggaran, penyediaan
b. Formulir yang berisi visi dan misi sarana dan prasarana, unit penunjang

219
teknis, dst. BAB XV
d. Pimpinan unit membuat catatan atas STANDAR KERJASAMA
semua upayanya untuk memenuhi isi
standar tersebut. Catatanbisa berupa 15.1 Pendahuluan
apa saja yang telah dilakukan dan Kerjasama dulakukan untuk mendukung tercapainya peningkatan
belum dilakukan, hambatan-hambatan, kualitas tau mutu suatu institusi, dengan demikian maka kerjasama
strategi mengatasi, dst. suatu institusi termasuk institusi pendidikan sebaiknya diarahkan untuk
Pengendalian a. Semua Pimpinan Unit kerja harus mendukung tercapainya visi dan misi institusi tersebut.Kerjasama yang
Standar memeriksa apakah fakta di lapangan dilakukan oleh stikes mitra bunda persada batam merupakan langkah
benar-benar telah sesuai dengan apa nyata perwujudan pendidikan dalam mencapai solusi terhadap
yang di tuliskan dalam standar. permasalahan, kesenjangan atau langkah nyata dalam upaya
b. Semua Pimpinan Unit kerja segera peningkatan mutu suatu pendidikan.
mengambil langkah koreksi apabila Agar kerjasama terlaksana dengan baik perlu adanya standar mutu
ditemukan ada suatu kesalahan / ketidak tentang tentang kerjasama dengan institusi lain, agar tidak adanya
sesuaian antara apa yang terjadi di pelanggaran peraturan-peraturan yang telah ada. Standar mutu ini
lapangan dengan isi standar. manjadi tolak ukur atas keberhasilan yang telah tercapai , dan selalu ada
c. Semua Pimpinan Unit kerja mencatat peningkatan dari waktu kewaktu berkembang secara berkelanjutan.
temuan di lapangan yang tidak sesuai Kerjasama dalam dan luar negeri dilakukan dengan maksud agar
dengan isi standar, atau hal lain yang mahasiswa Stikes mitra bunda persada batam mendapat ilmu yang lebih
berkaitan dengan upaya pengendalian isi luas dan pengalaman kerja yang lebih baik.
standar pada formulir yang telah
disediakan.

220
15.2 Mekanisme penetapan standar kerjasama terjadi sehingga dapat saling mengisi kekosongan dan saling
Penetapan standar kerjasama merupkan langkah awal untuk memperkaya serta mamperkuat institusi untuk berkembang
tercapainya penjaminan mutu kerjasama. Dalam penetapan standar lebih optimal
kerjasama harus mempelajari peraturan perundang-undangan yang telah c. azas manfaat atau saling menguntungkan
ada yaitu pada peraturan mendiknas. penjelasan tentang peraturan kerjasama yang dilakukan hars saling menguntungkan
perundang-undangan yang harus diperhatikan dalam peraturan antara kedua belah pihak yang telah melakukan perjanjian,
mendiknas no 26 tahun 2007 apabila tidak saling menguntungkan maka kerjasama telah
Prinsip dasar penyelenggaraan kerjasama melenceng dari perjanjian perundang-undangan yang telah
kerjasama sebaiknya dilakukan berdasarkan pemahaman ditetapkan dan bukanlah kerjasama yang baik diantara
dan kesadaran bersama yang telah disepakati untuk mencapai institusi tersebut
tujuan bersama. Kerjasama hanya dlakukan secara d. bidang kerjasama
kelembagaan, berdasarkan prinsip kesetaraan, saling pasal 6-8 peraturan mendiknas menyebutkan bahwa
menghormati dan saling menguntungkan, memperhatikan kerjasama meliputi kegiatan pengelolaan pergutuan tinggi,
hukum-hukum internasional dan nasional dan tidak pendidikan dan penelitian atau pengabdian masyarakat yang
mengganggu kebijakkan pembangunan bangsa dan negara dapat berbentuk :
pertahanan dan keamanan nasional ( pasal 4 ) 1). kerjasama manajemen, dengan pendirian program
a. azas kesetaraan secara bersama dan wajib mengikuti peraturan dari
dengan kesetaraan diharapkan kedua belah pihak program tersebut
melaksanakan kewajiban dan hak masing-masing untuk 2). program kembaran, terutama perguruan tinggi luar
mengembangkan kerjasama yang telah dirintis tanpa ada negri agar diakui dima saja
paksaan dari pihak lain dan tercapai prestasi yang baik 3). program gelar ganda, yng dilakukan oleh luar dan
b. azas penghormatan identitas dalam negeri
setiap institusi harus saling menghormati perbedaan yang 4). program credit transfer system, pengakuan bersama

221
kredit mata kuliah tertentu antara perguruan tinggi yang terjadi akan mudah terselesaikan dan dapat dengan mudah
telah melakukan kerhjasama dievaluasi
5). kerjasama penelitian, j. rentang waktu kerjasama harus pasti
6). kerjasama tukar menukar staff pengajar k. pemilihan mitra kerjasama harus dipertimbangan dengan baik
7). kerjasama pemanfaatan sumberdaya dalam kegiatan bagi perguruan tinggi yang mendapat kesempatan untuk melakukan
akademik kerjasama harus mengkuti prakualifikasi sebelum kerjasama
8). kerjasama penerbitan karya ilmiah disepakati, dan perguruan tinggi harus menyiapkan surat penawaran
9). kerjasama dalam pemberian beasiswa dan pemberian yang berisi
kesempatan magang a. doumen administarasi
e. tujuan kerjasama harus jelas butir-butir ; surat penawaran, syrat kesanggupan melaksanakan
perumusan kerjasama langkah awal yang sangat pekerjaan, surat kuasa yang ditanda tangani, kartu NPWP, dst
menentukan perjalanan kejasama selanjutnya b. dokumen usulan teknis
f. kemampuan kerjasama mita bervariasi butir-butir : latar belakang kerjasama dilakukan, penetapan
kemampuan yang berbeda dan saling melengkapi baik tujuan dan sasaran, skema dan alur pemikiran yang logis dalam
dalam keterampilan,penetahuan, teknologi dan sumberdaya penyelesaian masalah, rencana kerja serta tahap, daftar tenaga
akan menguntungkan kerjasama kerja yang terlibat, riwayat hidup personal yang terlibat, daftar
g. penggunaan dana harus efektif peralatan dan fasilitas yag digunakan
penggunaan dana kerjasama harus efektif, adil dan c. dokumen usulan biaya
seimbang sesui dengan tujuan kerjasama butir-butir : beban biaya personal dan upah dasar, biaya
h. kompetensi pihak yang bekerjasama harus dipaparkan dengan pemakaian alat dan bahan habis pakai, analisa harga satuan
jelas apabila persyaratan telah dilengkapi dan penandatangan
i. kerangka masalah dalam kerjasama harus jelas, denga adanya perjanjian kerjasama akan dilakukan maka dalam pembuatan
kejelasan kerangka dalam perjanjian maka masalah yang naskah kesepahaman ( MOU ) beberapa hal merupak kisi-kisi yang

222
diperhatiakan a. serangkaian kegiatan yang menilai secara objektif pelaksanaan
a. judul naskah kerja sama
b. nomor naskah b. kegiatan membandingkan kerjasama yang telah dilakukan dan
c. nama lembaga yang belum dilakukan
d. pernyataan kesepahaman c. kegiatan mencari kesesuaian tujuan dan rancangan serta
e. masa berlaku standar kerjasama dan pelaksanaan kerjasama yang telah
f. keterangan tentang jumlah naskah dilakukan
g. waktu dan tempat pelaksanaan penandatanganan naskah dalam pengendalian standar kerjasama, setelah diadakan penilaian
h. penutup baik tidaknya kinerja kerjasama atau sesuai tidaknya dengan standar
mutu yang telah ditetapkan maka dapat diketaui dengan jelas kendala
15.3 Mekanisme pemenuhan standar kerjasama yang terjadi atau mungkin penyimpangan pelaksanaan kerjasama
pemenuhan standar mutu kerjasama berarti standar atau kerangka semuanya perlu didokumentasikan.
acuan kerja telah ditetapkan dan disepakati yang dijadikan acuan. Dengan prinsip perbaikan terus menerus maka pelaksanaan
Dalam pelaksanaany, langkah-langkah implementasi kerjasama perlu kerjasama dapat diperbaiki sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
dibut secara rinci dan diperlukan tindakan tambahan sekiranya ada atau jika kendala besar perlu dlakukan peninjauan kembali kontrak
beberapa hal yang yang harus dilakukan koreksi. kerjasama yang dilakukan untuk dilakukan perbaikan bahkan
pemberhentian kerjasama apabial memeng tidak bisa dilanjutkan lagi
15.4 Mekanisme pengendalian standar kerjasama dengan sebaiknya.
pengendalian merupaka tindakan manajemen agar standar yang
telah ditetapkan dapat tercapai. Langkah berikutnya meningkatkan
standar baru yang lebih tinggi dan baik.dengan demikian kualitas
kerjasama dari waktu ke waktu akan lebih baik. Beberapa hal yang
harus diperhatikan

223
BAB XVI Persada Batam yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian
PENGOLOLAAN kepada masyarakat. Dengan
memperhatikan karakter pendidikan tinggi dan tuntutan
16.1 Pendahuluan masyarakat atas peran strategis STIKes Mitra Bunda Persada
16.1.1 Proses Utama Pendidikan Tinggi Batam, maka proses utama pendidikan tinggi dapat
STIKes Mitra Bunda Persada Batam merupakan lembaga ditunjukkan dengan diagram sebagai berikut :
yang memiliki fungsi dan kompetensi dalam menjalankan
dan mengembangkan proses pendidikan tinggi, mengkaji dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta
menerapkan keunggulan iptek tersebut untuk kemanfaatan
bagi masyarakat dan kelestarian lingkungan. Disamping
melaksanakan fungsi tersebut di atas, STIKes Mitra Bunda
Persada Batam juga menjadi salah satu pilar dalam upaya
menegakkan demokrasi, menjaga nilai-nilai moral dan
kemanusiaan, serta menjunjung tinggi rasa keadilan bagi
masyarakat.
Peran STIKES Mitra Bunda Persada Batam yang demikian
penting tersebut harus didukung dengan upaya-upaya untuk Gambar 8.1. Proses Utama Pendidikan Tinggi
selalu meningkatkan mutu, relevansi, daya saing, tata kelola Untuk melaksanakan tridarma STIKes Mitra Bunda
baik, akuntabilitas, pencitraan publik, serta menjaga Persada Batam diperlukan serangkaian input yang mencakup
pemerataan dan perluasan akses atas layanan pendidikan kurikulum, mahasiswa, tenaga pendidik dan tenaga
tinggi bagi masyarakat. Layanan akademik lembaga pendidikan kependidikan, fasilitas fisik, informasi, dan keuangan. Output
tinggi dicakup dalam istilah tridarma STIKes Mitra Bunda kegiatan tridarma adalah lulusan, karya penelitian, dan karya

224
pengabdian kepada masyarakat. Penggunaan outp ut kegiatan berkelanjutan.
tridarma adalah kalangan pemerintah maupun swasta.
Untuk mengelola keseluruhan proses dan berbagai faktor
GOAL
input dan ouput diperlukan suatu manajemen kelembagaan
yang tepat. Ada suatu keyakinan bahwa semakin baik output
suatu STIKes Mitra Bunda Persada Batam, maka penghargaan
SCOOPE OF MANAGEMENT
masyarakat terhadap STIKes Mitra Bunda Persada Batam
tersebut akan semakin baik dan berdampak pada input yang
PLANNING DIRECTING CONTROLLING EVALUATING
semakin baik pula.

16.1.2 Manajemen Kelembagaan


Manajemen merupakan langkah dinamis dan sistematis RESOURCES
menuju pencapaian tujuan dengan menggunakan dukungan MAN MATERIAL MACHINERY METHOD MONEY MARKET

sumber daya yang tersedia sumberdaya manusia, bahan,


peralatan, metode kerja, modal, dan potensi besar). Kegiatan
manajemen mencakup perencanaan, pengorganisasian, Gambar 8.2. Prinsip Dasar Manajemen
pemantauan, dan evaluasi. Tujuan dalam manajemen Manajemen kelembagaan diharapkan dapat menghasilkan
pendidikan tinggi memiliki target yang bergerak (moving target) layanan tridarma STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang
yang ditetapkan dengan melihat tuntutan kebutuhan internal terwadahi oleh organisasi formal yang memiliki kekuatan
dan eksternal serta kesiapan sumber raya yang dimiliki. hukum. Dengan cara demikian diharapkan masyarakat dapat
Sehubungan dengan hal itu, pengembangan manajemen perlu memperoleh layanan pendidikan tinggi secara berkelanjutan
disertai dengan upaya penguatan terus-menerus sumberdaya yang dengan rasa aman dan kepercayaan tinggi. Selanjutnya
dimiliki sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan secara dalam kerangka hukum formal berbagai bentuk kesepakatan

225
antar pihak perlu dituangkan dalam perjanjian yang bersifat - Higher Education LongTerm Strategy (HELTS) 2003 - 2010
tertulis sehingga mempunyai kekuatan hukum formal. Pokok Pikiran pertama : Nation Competitiveness
Pokok Pikiran Kedua : University Autonomy
16.1.3 Dasar Hukum dan Kebijakan Tentang Manajemen Pokok Pikiran Ketiga : Organizational Health
Kelembagaan
Prinsip manajemen kelembagaan pendidikan tinggi diatur Pokok pikiran ketiga dalam HELTS 2003 - 2010 tersebut
dalam UU No.20/Tahun 2003 tentang sistem pendidikan menetapkan organization Health dengan beberapa point penting
Nasional (sisdiknas) : antara lain : University Governance, capacity Building,
Pasal 51 ayat 2 : Hurnan Resources, Financial performance, dan Quality
“Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan Assurance sebagai pikiran dasar tentang manajemen
berdasarkan atas prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu kelembagaan di STIKES Mitra Bunda Persada Batam.
dan evaluasi yang transparan ". 16.2 Mekanisme Penetapan Standar Pengelolaan
Sesuai prinsip otonomi dan akuntabilitas tersebut setiap Standar disusun dengan rnemperhatikan proses utama pendidikan
STIKES Mitra Bunda Persada Batam diharapkan dapat tinggi, prinsip – prinsip manajemen kelembagaan dan peraturan-
merumuskan visi dan misi yang diemban, proses utama peraturan yang berlaku serta kebijakan manajemen STIKES Mitra
pendidikan yang diselenggarakan, dan wadah Bunda Persada Batam.
kelembagaannya.
- Rencana Strategis pendidikan Nasional 2007 - 2025 16.2.1 Penetapan Visi, Misi, Strategi dan Program Yang Jelas
Pilar pertama : pemerataan dan perluasan Akses Dalam mendirikan STIKes Mitra Bunda Persada Batam para
Pilar kedua : peningkatan mutu. Relevansi, dan Daya Saing pendiri yang dapat berasal dari pemerintah maupun masyarakat tentu
PilarKetiga : penguatan Tata Kerola, Akuntabilitas, dan memiliki alasan dan maksud yang kuat. Perumusan alasan dan maksud
pencitraan publik tersebut perlu dituangkan ke dalam visi, misi, nilai – nilai dan
strategi pengembangan STIKes Mitra Bunda Persada Batam.

226
Dokumen-dokumen yang memuat pokok pemikiran dasar lingkungan STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Mekanisme
manajemen kelembagaan adalah STATUTA bagi Stikes Mitra Bunda penetapan kepemimpinan tersebut menjadi dasar legitimasi seorang
Persada Batam serta Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran.Rumah pemimpin dalam mengarahkan dan mengkoordinasikan seluruh
Tangga (ART) bagi STIKES Mitra Bunda Persada Batam Konsep sumber daya yang dimiliki STIKES Mitra Bunda Persada Batam
dasar pendirian STIKes Mitra Bunda Persada Batam selanjutnya dalam menjalankan strategi dan program untuk mencapai visi, misi,
perlu dijabarkan kedalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) tujuan, dan sasaran.
dan dijabarkan lebih lanjut pada tataran operasional ke dalam
dokumen Rencana Operasional (Renop) yang memuat sasaran- 16.2.3 Pembentukan Kelembagaan Yang Efektif dan Efisien
sasaran baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Kedua Untuk melaksanakan statuta, renstra dan renop diperlukan
dokumen itu menjadi dasar pelaksanaan program kerja oleh para lembaga – lembaga atau unit – unit dengan tugas pokok dan fungsi
pimpinan dan seluruh stakeholder Stikes Mitra Bunda Persada (tupoksi) yang saling mendukung dan melengkapi. Besar atau
Batam. kecilnya lembaga/unit disesuaikan dengan tupoksi dan pertimbangan
efisiensi serta efektifitas kinerja lembaga/unit tersebut. Bentuk
16.2.2 Penetapan Mekanisme Kepemimpinan Yang Efektif lembaga/unit tersebut harus mempertimbangkan hubungan kerja
STIKes Mitra Bunda Persada Batam harus memiliki mekanisme vertikal ke atas dan ke bawah dan hubungan horisontal dengan
kepemimpinan untuk melaksanakan ketentuan – ketentuan yang lembaga di sampingnya untuk menjaga fungsi koordinasi dan
ditetapkan dalam dokumen statuta, renstra, dan renop tersebut. komunikasi antar lembaga di dalam maupun di luar organisasi.
Pemimpin STIKES Mitra Bunda Persada Batam dipilih melalui suatu Pembentukan kelembagaan harus didasarkan pada suatu
mekanisme yang ditetapkan oleh peraturan perundangan yang berlaku. bentuk keputusan yang berkekuatan hukum formal dengan
Mekanisme kepemimpinan harus diselenggarakan secara mengacu pada ketentuan peraturan perundangan yang berada di
transparan dengan melibatkan sivitas akademika STIKes Mitra Bunda atasnya, misal: Undang – Undang, Peraturan Pemerintah,
Persada Batam. Penetapan pimpinan STIKes Mitra Bunda Persada Keputusan Presiden, Keputusan Menteri, Keputusan Dirjen, dll.
Batam akan diikuti oleh penetapan pimpinan lembaga/unit lain di Gambaran umum tentang peran masing-masing tupoksi dan

227
kelembagaan dalam menunjang proses utama pendidikan tinggi A) Manajemen Akademik
dapat dilihat pada gambar di bawah ini Unsur utama manajemen akademik yaitu perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, layanan sarana
SUMBER DAYA TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN penunjang proses pembelajaran, dan penjaminan mutu proses

MANAJEMEN AKADEMIK VISI/ MEKANISME STRATEGI/P LEMBAGA pembelajaran. Proses utama manajemen akademik meriputi :
MISI KEPEMIMPINAN ROGRAM PELAKSANA
seleksi calon mahasiswa baru, pendaftaran, pembayaran SPP dan

MANAJEMEN PENJAMINAN INTERNAL


pengisian KRS, pembelajaran di kelas dan di luar kelas
KOORDINASI/MO
KEMAHASISWAAN MUTU AUDIT
NITORING (laboratorium, workshop, studio dan perpustakaan) serta
berbagai kegiatan penunjang kemahasiswaan seperti : kegiatan
MANAJEMEN
FASILITAS/INFRASTRUKT minat dan bakat, penalaran dan kesejahteraan mahasiwa.
UR
SUMBER DAYA Keseluruhan proses ini disusun dan dievaluasi dalam kerangka
MANAJEMEN SUMBER acuan sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi. Pengembangan
PROSES PENDIDIKAN
DAYA MANUSIA
manajemen akademik tersebut akan semakin kompleks dengan
TRI DHARMA
PERGURUAN banyaknya jumlah mahasiswa yang tercatat dalam STIKES
PROSES PENELITIAN TINGGI
MANAJEMEN KEUANGAN Mitra Bunda Persada Batam, sehingga sistem administrasi perlu
PROSES PENGABDIAN dilaksanakan dengan rapih dan didukung dengan sistem
KEPADA MASYARAKAT
MANAJEMEN SISTEM informasi yang memadai. Kebijakan manajemen akademik
INFORMASI
ditetapkan oleh pimpinan STIKES Mitra Bunda Persada Batam
dan operasionarisasinya dilaksanakan oleh beberapa lembaga/unit
Gambar.8.3 Manejemen Kelembagaan Pendidikan Tinggi yang relevan seperti : Biro Administrasi Akademik dan
Kemahasiswaan (BAAK), Kepala Bagian Akademik, Pusat
Penjaminan mutu (PPM), pusat pengkajian dan Pengembangan
Akitifitas Instruksional (P3AT), dan berbagai Unit Pelaksana

228
Teknis (UPT) untuk penunjang kegiatan akademik (seperti: Bagian Kemahasiswaan, dan berbagai Unit pelaksana Teknis
UPT Multi Media, UPT Perpustakaan, UPT Pusat Komputer, (UPT) untuk penunjang kegiatan kemahasiswaan (seperti: UPT
UPT penerbita, dil). Asrama, UPT Fasilitas Olah raga, UPT Medical Centre, UPT SAC
dit).
B) Manajemen Kemahasiswaan
STIKes Mitra Bunda Persada Batam perlu mengembangkan C) Manajemen Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
berbagai layanan yang melengkapi kegiatan mahasiswa selain Salah satu keluaran STIKES Mitra Bunda Persada Batam
proses – proses pembelajaran di kelas dan laboratorium. adalah karya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan kemahasiswaan antara lain terdiri atas : pengembangan Karya tersebut merupakan hasil dari proses penelitian dan
minat dan bakat, pengembangan kegiatan penalaran dan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh tenaga
pengembangan fasilitas kesejahteraan untuk mahasiswa. pendidik dan kependidikan beserta mahasiswa, sebagai respon
Kegiatan – kegiatan tersebut perlu didukung dengan atas kebutuhan yang berkembang dimasyarakat dan tuntutan untuk
berbagai fasilitas penunjang dan organisasi yang mengelolanya. SelaIu mengembangkan iptek, Kegiatan tersebut memerlukan
Fasilitas tersebut dapat berupa: asrama mahasiswa, fasilitas dukungan sumber daya STIKES Mitra Bunda Persada Batam
olahraga, kantin, berbagai toko yang menyediakan kebutuhan yang harus dikelola secara profesional. Manajemen penelitian
mahasiswa, sarana kesehatan dll. organisasi pengelola fasilitas dan pengabdian kepada masyarakat tersebut Secara kebijakan
tersebut perlu dibentuk khusus dan dalam melaksanakan di bawah pimpinan STIKES Mitra Bunda Persada Batam dan
tugasnya harus berupaya untuk dapat menampung berbagai secara operasional dilaksanakan oleh beberapa lembaga yang
aspirasi mahasisara yang sangat beragam. relevan seperti : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
Manajemen kemahasiswaan tersebut secara kebijakan di Masyarakat dan berbagai unit untuk penunjang kegiatan
bawah pimpinan universitas dan secara operasional dilaksanakan penelitian danpengabdian kepada masyarakat (seperti ; UPT
oleh beberapa lembaga yang relevan seperti : Biro Laboratorium Terpadu, Laboratorium ditingkat jurusan, dll).
Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK), Kepala

229
D) Manajemen Fasilitas dan Infrastruktur dan tenaga kependidikan baru, penempatanpada tugas dan jabatan
Untuk menunjang proses utama pendidikan tinggi maka yang sesuai, penyusunan jenjang karir, pelatihan dan penguatan
diperlukan sejumlah fasilitas dan infrastruktur pendidikan yang kapasitas diri, penegakan disiplin dan pemberian penghargaan
meliputi : ruang kelas, laboratorium, studio, workshop, serta persiapan pensiun. Pengembangan sumber daya manusia
perpustakaan, ruang dosen dan administrasi dan berbagai tersebut perlu didukung oleh sistem administrasi yang rapi
penunjang lainnya, seperti : asrama, fasilitas olah rag, kantin, yang memungkinkan semua pihak untuk memperoleh akses
dll. Fasilitas dan infra struktur tersebut perlu dikelola dengan informasi yang terkait dengan rencana pengembangan karir
baik, dengan beberapa tahap pelaksanaan seperti : proses masing-masing. Manajemen Sumber Daya Manusia tersebut
pengadaan, inventarisasi operasi dan pemeliharaan, perbaikan, secara kebijakan di bawah pimpinan perguruan tinggi dan
penghapusan (bila telah rusak berat) serta administrasi secara operasional dilaksanakan oleh beberapa lembaga yang
pembukuan yang rapih agar dapat diketahui nilai aset yang relevan seperti: Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian,
dimiliki Pada setiap saat. Manajemen fasilitas dan infrastruktur Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas, serta berbagai Unit
secara kebijakan di bawah pimpinan universitas dan secara Pelaksana Teknis (UPT) untuk penunjang kegiatan
operasional dikelola oleh Biro Administrasi umurn dan sumberdaya manusia (seperti:UPT Medical Centre, Koperasi
Kepegawaian, dan ditingkat fakultas dibawah Kepala Bagian Tata Pegawai, dll).
Usaha Fakultas dan di tingkat unit dibantu oleh Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Pemeliharaan, UPT. Asrama, UPT Fasum dll' F) Manajemen Keuangan
Untuk menunjang proses utama pendidikan tinggi, maka
E) Manajemen Sumber Daya Manusia pembiayaan menjadi faktor kunci yang sangat menentukan
Untuk menunjang proses utama pendidikan tinggi, maka keberhasilan program dan layanan kepada masyarakat.
sumber daya manusia yang meliputi tenaga pendidik dan Kemampuan untuk merencanakan potensi penerimaan dan
kependidikan merupakan faktor yang penting. Manajemen sumber rencana pengeluaran yang berimbang dapat mendorong
daya manusia meliputi tahapan : rekrutmen tenaga pendidik dinamika lembaga dan pertumbuhan menuju pencapaian visi

230
dan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Manajemen informasi kepada masyarakat tidak terhenti karena kerusakan
keuangan lersebut perlu didukung oleh kerapihan administrasi jaringan telekomunikasi ataupun kesalahan dalam perangkat lunak
khususnya terkait dengan kepatuhan dan ketaatan terhadap sistem informasi Manajemen sistem informasi secara kebijakan di
peraturan perundangan yang berlaku serta akuntabililas publik bawah pimpinan STIKes Mitra Bunda Persada Batam dan
yang dituntut masyarakat. secara operasional dilaksanakan oleh UPT Pusat Komputer tiap
Manajemen keuangan tersebut secara kebijakan di bawah unit pelaksatra akademik seyogyanya menriliki unsur pelaksana
tanggung jawab pimpinan STIKes Mitra Bunda Persada Batam sistem informasi.
dan secara operasional dikelola oleh Biro Administrasi Umum
dan Kepegawalan, Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas dan H) Penempatan Personel Yang Tepat
unsur pelaksana di tingkat jurusan. Dengan terbentuknya suatu lembaga yang mampu
menjabarkan visi' misi' strategi dalam tataran rencana strategis dan
G) Manajemen Sinstem Informasi operasional' maka tahap selanjutnya adalah perlunya untuk
Sebagai konsekuensi dari suatu lembaga pendidikan tinggi mencari personel dengan kualifikasi yang tepat pada setiap
yang memberikan layanan kepada ribuan mahasiwa, jumlah posisi jabatan untuk menjalankan roda organisasi. Pemilihan
tenaga pendidik dan kependidikan yang tidak sedikit, personel tersebutd apat dilakukan melalui serangkaian tahap
banyaknya fasilitas dan infrastruktur serta jumlah uang yang seleksi yang terdiri atas: (1)seleksi administrasi berupa rekam
beredar cukup besar, maka manajemen sistem informasi menjadi jejak kualifikasi pendidikan dan pengalaman' (2) seleksi
suatu keharusan, Manajemen sistem informasi ini meliputi : kompetensi dan kesesuaian teknis dengan jabatan yang
penyediaan sarana dan prasarana sistem informasi dan ditawarkan, dan (3) seleksi sikap dan attitude dalam bentuk
backbone jaringan telekomunikasi yang memungkinkan model wawan cara dan psikotes untuk kepatutan dan kePantasan.
informasi proses Utama pendidikan tinggi tersebut dapat diakses
dengan cepat, akurat dan terpercaya. Model sistem informasi
tersebut luga harus memberikan jaminan bahwa layanan

231
16.3 Mekanisme Pemenuhan Standar Pengelolaan dilengkapi dengan beberapa instrumen organisasi seperti :
Untuk melaksanakan manajemen kelembagaan tersebut diatas b. Penetapan dasar hukum/aturan dan perundangan yang
diperlukan beberapa langkah utama sebagai berikut : ditetapkan pemerintah dan dokumen-dokumen acuan kerja
A. Pemenuhan Visi, Misi, Strategi dan Program yang sah, seperti Statuta, Renstra, Renop,
Untuk mencapai manajemen kelembagaan yang baik, pada d. Penetapan deskripsi jabatan dan spesifikasi/ kuatifikasi
tahap awal diperlukan kejelasan visi dan misi dengan jabatan yang dapat pelaksanakan tupoksi tersebur.
memperhatikan aspirasi seluruh stakeholders STIKes Mitra penetapan ini dapat dirangkum dalam ketentuan
Bunda Persada Batam. visi dan misi lersebut menjadi tujuan dan Organisasidan Tata Kerja (OTK).
sasaran pengembangan ke depan dan memberikan gambaran atas e. Penetapan standar operasi dan prosedur (SOP) baik
bagaimana bentuk ideal STIKes Mitra Bunda Persada Batam internal kelembagaan maupun antar lembaga dengan sasaran
dimasa yang akan datang. utama memberikan layanan yang efisien dan efeklif.
B. Pemenuhan Mekanisme Kepemimpinan f. Pembakuan mekanisme kerja kelembagaan dan
Peran kepemimpinan menjadi sangat penting dalam mengupayakan suatu proses seitifikasi ekstemal yang dapat
menerjemahkan visi dan misi tersebut dalam bentuk suatu memberikan pengakuan bahwa lembaga tersebut telah
program kerja yang konkret, realistis, dan mampu dicapai oleh mampu bekerja dan berkinerja yang optimal.
perangkat kelembagaan yang ada. Seorang pemimpin juga D. Pelatihan dan Sosialisasi
diharapkan mampu mernbangun motivasi kerja dan lingkungan Untuk membangun suatu manajemen kelembagaan yang kuat
kerja yang dinamis agar pelaksanaan program kerja dapat berjalan maka program pelatihan dan sosialisasi yang dilaksanakaan
dengan suasana kerja yang kondusif. Secara terus menerus mutlak diperlukan. Sasaran program ini
C. Penguatan Kelembagaan antara lain untuk membangun kesadaran stakeholders internal
Setelah suatu lembaga dibentuk sesuai dengan tugas untuk mencapai visi dan misi STIKes Mitra Bunda Persada
pokok dan fungsi (tupoksi) dan visi/misi STIKes Mitra Bunda Batam, membangun kesadaran untuk mengikuti sistem dan
Persada Batam, maka perangkat kelembagaan tersebut perlu mekanisme yang telahditetapkan, membangunkesadaran atas peran

232
masing – masing jabatan daIam organisasi, serta membangun kondusif yang melibatkan selu ru h stake holders yang terkait
kesadaran atas perlunya team-work dan komitmen bersama untuk dengan pelaksanaan tugas kelembagaan serta secara dinamis
mencapai visi dan misi tersebut. mengikuti perkembangan dan tuntutan masyarakat sebagai
Program pelatihan dan sosialisasi tersebut dapat dilakukan pengguna layanan. Keterlibatan setiap anggota organisasi dalam
Secara berjenjang, sebagai berikut.: proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
a. Tahap rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan baru, program dapat menghasilkan rasa ikut memiliki dan bertanggung
yang merupakan tahap pengenalan organisasi dan jawab atas keberhasilan pelaksanaan program kerja.
pendekatan terhadap Suasana kerja baru dan Peguruan tinggi memiliki tanggung jawab terhadap
sistem/mekanis medalam organisasi. masyarakat secara luas dan pemerintah. Membangun kepatuhan
b. Tahap sebelum menduduki jabatan baru, yang merupakan tehadap peraturan dan perundangan yang menjadi dasar hukum
tahap pembekalan pada setiap pejabat yang akan mulai dalam proses pendidikan tinggi merupakan suatu keharusan.
bertugas terkait dengan tupoksi masing – masing jabatan Manajemen kelembagaan yang baik tetap mempunyai tanggung
dan bagaimana harapan dari pimpinan Stikes Mitra Bunda jawab terhadap peraturan perundangan yang berlaku dengan
Persada Batam terhadap kinerja masing - masing jabatan mendorong perilaku kepatuhan dan ketaatan dalam bentuk
tersebut. kesadaran internal yang mengakar pada setiap individu dan
c. Tahap pembentukan dan penguatan lembaga baru organisasi.
merupakan tahap pembekalan kepada pejabat lama / baru
terhadap perubahan / perluasan / penguatan tupoksi suatu 16.4 Mekanisme Pengendalian Standar Pengelolaan
jabatan tertentu terkait dengan perkembangan ke butuhan Proses pengawasan dalam pelaksanaan program kerja di suatu
dan tuntutan masyarakat kelembagaan pendidikan tinggi terbagi menjadi 3 (tiga) proses utama,
E. Penguatan Suasana Kerja yaitu: pengawasan secara internal, pengawasan secara eksternal, dan
Pada tahap implementasi suatu pelaksanaan manajemen akuntabilitas publik.
kelembagaan yang baik dapat menghasilkan suasana kerja yang A. Pengawasan Internal

233
Pengawasan internal dilaksanakan oleh suatu unit pelaksanaan dan hasil capaian pada kurun waktu tertentu.
independen di bawah pimpinan STIKes Mitra Bunda Persada Dokumen tersebut dikirimkan secara rutin kepada setiap untuk
Batam yang di beberapa STIKes Mitra Bunda Persada Batam diisi dan menjadi dasar dalam pemeriksaan lapangan.
sering disebut sebagai lnternal Audit (lA) atau Satuan Audit Hasil pemeriksaan audit intemal tersebut dapat menjadi
lnternal (SAl) atau Satuan Pengawas lnternal (SPl). Fungsi dasar pertimbangan pimpinan universitas dalam menentukan
utama unit ini adalah untuk mendampingi semua unit di kebijakan perbaikan dan pengembangan program pada kurun
lingkungan STIKes Mitra Bunda Persada Batam dalam waktu berikutnya.
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan B. Pengawasan Eksternal
visi dan misi STIKes Mitra Bunda Persada Batam serta Pengawasaneksternal dilakukan oleh lnspektorat Jenderal,
ketentuan yang berlaku. BPKP dan BPK yang merupakan suatu instansi pengawasan
Ruang lingkup tugas unit audit internal ini dimulai pada baik ditingkat departemen pemerintah maupun lembaga tinggi
saat penyusunan rencana kegiatan tahunan, pelaksanaan negara Program pemeriksaan yang dilakukan oleh lembaga
pekerjaan, dan pelaporan hasil capaian program dalam satu kurun tersebut merupakan suatu bentuk pengawasan, kinerja
waktu terteniu dengan butir-butir pengawasan sebagai berikut : organisasi, kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan
a. Hasil capaian kinerja suatu unit relatif terhadap perencanaan perundangan serta sebagai upaya pencegahan terhadap setiap
yang telah disusun. penyimpangan baik yang dilakukan instansi secara prosedural
b. Kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku. maupun perseorangan yang berindikasi pada tindak pidana
c. Kerapian manajemen dalam proses pengadaan barang dan korupsi Mekanisme kerja satuan pengawasan eksternal
jasa. ditetapkan oleh masing – masing instansi tersebut berdasar
d. Kerapian manajemen dalam pengelolaan keuangan peraturan perundangan yang terkait dengan mekanisme audit
Keempat kerangka acuan tersebut dituangkan dalam instansi Pemerintah
suatu borang pemeriksaan yang berisi keseluruhan informasi
yang terkait dengan dokumen perencanaan, proses

234
C. Akuntabilitas Publik BAB XVII
Pada prinsip tata kelola dan akuntabilitas publik, maka KEMAHASISWAAN
pengguna layanan diletakkan pada tempat tertinggi dalam
mernahami apa kebutuhan atas layanan pendidikan tinggi 17.1 Pendahuluan
yang baik. Tingkat kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction Mahasiswa adalah seluruh peserta didik yang terdaftar dan
lndex') menjadi faktor utama dalam menentukan keberhasilan belajar pada perguruan tinggi tertentu. Peserta didik menurut Undang
sebuah program Undang No. 20 tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi
dir melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu. Undang undang tentang system pendidikan
nasional tersebut mengamanatkan :
“Pendidikan Nasioanl berfungsi mengemnbangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.
Pembimbingan mahsiswa pada dasarnya merupakan
pembimbingan pembelajaran, agar potensi yang dimiliki mahasiswa
dapat membentuk kompetensi yang bergunadalam kehidupannnya.
Acuan adalah pasal 1 butir 1 Undang Undang tentang siistem

235
pendidikan nasional, yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan jenis jenis kegiatan yang dapat diselenggarakan.
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan A. Penetapan jenis kegiataan kemahasiswaan
proses pembelajaran, agar peserta idik secara aktif mengembangkan Siswa Penetapan jenis kegiatan kemahasisiwaan mengacu
potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pada visi dan misi Perguruan Tinggi, yang kemudian
pengendalian diri, kepribadian, ahklak mulia serta keterampilan yang diturunkan menjadi visi dan misi dalam pembimbingan
diperlukan dirinya, masayarakat, bangsa dan Negara. kemahasisiwaan. Kegiatan kemahasiiswaan diharapkan
Yang dimaksud dengan kegiatan kemahasiswaan adalah kegiatan mampu meningkatkan kepekaan mahahasiswa terhadap
kemahasiswaan yang bersifat kurikuler dan ekstrakurikuler, dengan permasalhan kehidupan masyarakat, menganngkat nama PT,
tujuan mendorong perubahan sikap mahasiswa menjadi dwasa melestarikan kekayaan budaya bagsa, dsb.
khususnya dibidang keilmuan, tingkah laku dan manajemen Kegiatan kemahasiswaan dikelompokkan sesuai
hidup.Pembimbingan yang bersifat kurikuler dan ekstrakurikuler bidangnya sbb:
antara lain diarahkan pada pembimbingan kecakapan hidup yang a. Bidang penalaran
meliputi kecakapan intelektual, keolahragaan, kesenian, b. Bidang minat, bakat dan kegemaran
kepemimpinan, kewirausawan dsb. c. Bidang organisasi
d. Bidang kesejahteraan dan bakti social
17.2 Mekanisme Penetapan Standar B. Target target kegiatan
Semua kegiatan kemahsiswaan ini dilaksanakan sesuai dengan Keberhasilan target kegiatan yang akan dicapai antara lain
standar yang telah ditetapkan oleh setiap institusi dengan melakukan dipengaruhi oleh pembimbing kemahasiswaan dan fasilitas
benchmark.Untuk mengukur tingkat keberhasilan, setiap kegiatan yang tersedia.
kemahasiswaan harus dapat dukuantifikasi dan dievalusi secara C. Pembimbing Kemahasiswaan
prodik. Makin tinggi standar yang diguakan makin tinggi pula mutu Pembimbing kemahasiswaan adlah Dosen atau tenaga
kegiatan kemahasisswaan yang dilakukan . kependidikan di Perguruan Tinggi yang karena tugas atau
Sebelum mennetukan standar mutu terlebuh dahulu ditentukan jabatannya ditetapkan meangani bidang kemahasiswaan.

236
Pembimbing kemahasiswaan adalah orang orang yang a. Bidang Penalaran
memiliki kompetensi sesuai dengan bidang kegiatan yang yang Dilaksanakan satu kali setahun didalam maupun diluar
terdiri atas dosen pembimbing kegiatan kemahasiswaan, dosen kampus.
mata kuliah, dan pembimbing internal dari kalangan b. Bidang minat , bakat dan kegemaran
mahasiswa (Badan Ekskutif Mahasiswa/ Himpunan atau Seperti pramuka, resimen mahasiswa perkampus, pencinta
Keluarga Mahasiswa), yang dinilai memiliki kemapuan dan alam, korp sukarela palang merah, olahraga dan kesenian
kegiatan dalam suatu kegiatan teetentu. Ketua jurusan/ c. Bidang organisasi
Bagian/Departemen dan Dosen mata kuliah juga perlu Mengikuti kegiatan organisasi yang bersifat kepanitiaan,
memahami masalah kemahasiswaan, sehingga dapat maupun kelembagaan, intra maupun ekstrakampus.
membantu pembimbing kemahasiswaan. d. Bidang kesejahteraan dan bakti social
D. Fasilitas Kegiatan Kegiatan bakti social, didalam maupun diluar kampus.
Fasilitas kegiatan terdiri dari sarana dan prasarana yang
menunjang kegiatan kemahsiswaan untuk pengembangan 17.3 Mekanisme Pemenuhan Standar
minat, bakat dan kegemaran, organisasi kesejahteraan dan A. Standar cara Pembimbingan kemahasiswaan
bakti social. Untuk menyelenggarak proses bimbingan dosen
Penyediaan fasilitas untuk kemahasiswaan diarahkan pembimbing wajib mempunyai keterampilan yang diperoleh
sedemikian rupa untuk dapat menunjang perwujudan Susana melalui pelatihan khusus seperti pelatihan orientasi
akdemik yang kondusif. pengembangan pembimbing kemahasiswaan (OPPEK),
E. Standar mutu Kegiatan Pelatihan pelatih orientasi pengembangan pembimbing
Standar mutu kegiatan ditentukan dengan mengacu kepada kemahassiwaan(PROPPEK), training for trainers bidang
sasarn yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan. Sebagai contoh, penalaran, pelatihan pemandu latihan keterampilan,
praktek baik dibawah ini dapat dijadikan standar pada keempat manajemen mahasiwa (PPLKMM), diselenggarakan oleh
bidang kegiatan kemahasiswaan : Dirjen Dikti maupun oleh Pt tersebut.

237
B. Standar kegiatan dan proses Pembimbingan a. Prilaku mahasiswa
kemahasiswaan Semakin positif dan terus termotivasi untuk belajar melalui
Untuk melakukan kegiatan dibuatlah suatu peremncanaan, organisasi maupun bekerja dalam tim, memiliki jiwa
pemenuhan kegiatan dilaksanakan berdasarkan perencanaan, kepemimpinan, sportif, menghmati norma dan etika yang berlaku
atau bersifat incidental, serta dudukung sarana dan prasarana dimasayarakat yang secara keseluruhan mendorong mahasiswa
yang memadai. untuk selalu kreatif dan berprestasi.
Pembimbingan dapat berupa pelatihan jangka pendek b. IPK mahasiswa
dengan target kompetensi yang spesifik. Standar kegiatan Kegiatan kemahasiswaamn yang diikuti mahasiswa harus
ditetapkan secara realistis yang dapat memberikan informasi meningkatkan semangat belajar, sehingga positif mempengaruhi
tentang perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak prestasi akademis (IPK)
lanjuthasil evaluasi (PDCA). c. Pembimbing
C. Standar fasilitas kegiatan Para pembimbing harus selalu mencari peluang untuk
Standar fasilitas untuk mencapai standar kegiatan meningkatkan kegiatan kemahassiwaan baik secara kualitatif
kemahasiswaan yang baik dapat disesuaikan dengan maupun kuantitatif di tingkat local, nasional, regional, maupun
kondisidan potensi masing masing PT. Kelengkapan dan internasional.
kualitas fasilitas yang disediakan hendaknya selalu d. Institusi
ditingkatkan, sehingga jenis kegiatan yang diprogramkan dapat Tersedianya berbagai fasilitas untuk mendukung kegiatan
ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya. kemahasiswaan sperti saran olahraga, kesenian, kelompok belajar,
atau kegiatan lain, sejalan dengan skala prioritas yang tercantum
9.1 Manajemen Pengendalian Standar dalam visi dan misi PT.
Manajemen pengendalian standar merupakan tahap evaluasi Mekanisme pengendalian lazim dikenal dengan manajemen
dari penetapan dan pemenuhan standar. Keberhasilannya ditunjukkan mutu sebagai langkah PDCA(plan, Do, Check, Action). Contoh :
antara lain : a. Keikutsertaan mahaiwa dalam kegiatan kemahasiswaan

238
b. Kehadiran dosen dalam proses bimbingan BAB XVIII
c. Persentase dosen yang mengikuti pelatihan OPPK SUASANA AKADEMIK
d. Peningkatan jumlah atau jenis kegiatan ko-kurikuler dan
ekstrakurikuler. 18.1 Pendahuluan
Proses pendidikan adalah sebuah proses transformasi-produktif
yang intinya untuk menghasilkan lulusan yang kompeten, berkualitas
dan mampu memenuhi kepuasan dari mereka (user) yang akan
memanfaatkannyasebagai sumber daya produksi aktif di industri
ataupun lapangan kerja yang lain.
Suasana akademik, seperti halnya komponen-komponen masukan
dan proses lainnya, merupakan salah satu komponen yang akan
memberi pengaruh signifikan di dalam menghasilkan kualitas keluaran
(lulusan, dll). Suasana akademik merupakan komponen evaluasi diri
yang harus selalu di perbaiki dan ditingkatkan secara sistematis,
berkelanjutan serta dipergunakan sebagai salah satu komponen
penjamin mutu. Suasana Akademik (academic atmosphere) merupakan
kondisi yang harus diciptakan untuk membuat proses pembelajaran di
perguruan tinggi berjalan sesuai visi, misi, dan tujuannya. Dalam
lingkungan pendidikan tinggi, suasana akademik menciptakan iklim
yang kondusif bagi kegiatan akademik, seperti interaksi antara dosen
dan mahasiswa, interaksi antarmahasiswa, maupun interaksi antardosen,
untuk mengoptimalkan proses pembelajaran, sesuai dengan visi, misi,
dan tujuan Perguruan Tinggi. Suasana akademik bukan komponen fi sik

239
yang memiliki dimensi yang bisa diukur dengan suatu tolok ukur yang
jelas, namun suasana akademik yang berkualitas akan mampu dikenali Masukan Lingkungan
dan dirasakan. Suasana akademik yang kondusif akan menghasilkan Visi dan Misi Sasaran dan Tujuan

proses pembelajaran (transformasiproduktif) yang berkualitas. Untuk


memberikan gambaran tentang suasana akademik yang kondusif, maka
PROSES
langkah praktis yang bisa dilakukan adalah dengan melihat dan Tata Pamong (Governance)
melakukan evaluasi terhadap komponen-komponen pendukungnya. Pengelolaan Program
Masukan Proses Pembelajaran Keluaran
Metode pendekatan bisa terfokus pada berbagai hal seperti interaksi (Mahasiswa) SUASANA AKADEMIK (Lulusan,
dll)
akademik, kegiatan akademik, akses terhadap sumber belajar, Penelitian
Pengabdian/Pelayanan Kepada Masyarakat
kecukupan dan ketepatan sumber belajar, keikutsertaan mahasiswa
dalam aktivitas kurikuler (termasuk penelitian) maupun ko-kurikuler
dan ekstrakurikuler, dan lain-lain. Proses tersebut akan melibatkan
semua sumber daya pendidikan (dosen, fasilitas/sarana prasarana, Dosen dan Tenaga Pendukung
laboratorium, perpustakaan, organisasi manajemen dan kurikulum) yang Sarana dan Prasarana
Kurikulum, Biaya dan Sumber Daya
mampu memberikan kontribusi dukungan untuk kelancaran proses
Masukan Instrumental
pembelajaran

Sistem Informasi & Kendali


Mutu
Gambar 18.1 Proses Transformasi-Produktif di Perguruan Tingg

240
bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat
18.2 Landasan Hukum Standar Suasana Akademik minat dan perkembangan fi sik serta psikologi peserta didik
1. Undang-Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 b) Pasal 19 ayat (3)
Pasal 1 ayat 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan,
menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta pelaksanaan, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu proses pembelajaran untuk terlaksananya proses
lingkunganbelajar. pembelajaran yang efektif dan efisien.
2. Undang-Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
Pasal 60 butir b Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang 3. Statuta STIKes Mitra Bunda Persada Batam tentang mahasiswa dan
Guru dan Dosen: tugas keprofesionalan dosen adalah alumni.
merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai 4. Rencana strategis (Renstra) STIKes Mitra Bunda Persada Batam
dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Proses pembelajaran 5. Kebijakan Mutu STIKes Mitra Bunda Persada Batam
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, 18.3 Luas Lingkup Standar Suasana Akademik
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan Suasana akademik yang kondusif akan tercermin dari proses
kemandirian sesuai dengan bakat minat, dan perkembangan fisik pembelajaran yang berlangsung dalam sebuah suasana ”feeling at
serta psikologis peserta didik. home”. Proses tersebut akan melibatkan semua sumber daya pendidikan
3. Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 tahun 2005 tentang standar (dosen, fasilitas/ sarana prasarana, laboratorium, perpustakaan,
nasional pendidikan (SNP) menjelaskan: organisasi manajemen dan kurikulum) dan mahasiswa yang mampu
a) Pasal 19 ayat (1) memberikan kontribusi dukungan untuk kelancaran proses
Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, pembelajaran. Untuk mencapai hal itu maka perlu ditetapkan Standar
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik Suasana Akademik.
untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup

241
18.4 Mekanisme Penetapan Standar Susana Akademik Pengetahuan Sikap/Mental (Attitude)
(Knowledge)  Etika, Moral, Integritas,
Seberapa jauh suasana akademik sudah berhasil mencapai tingkat
 Specific Technical Tanggung Jawab
kualitas yang diidealkan, maka hal tersebut bias diukur dengan bias Issues  Liability dan
 Hukum & UU Accountability
diwujudkannya budaya akademik yang mengedepankan nilai-nilai dan  Lingkungan
 Sosial, Ekonomi dan
etika akademik dari seluruh sivitas akademik PT. milai –nilai standar Budaya
etika tersebut adalah sbb :
A. Standar Etika Akademik
Istilah etik dan moral metupakan istilah-istilah yang
memiliki konotasi yang sama yaitu sebuah pengertian tentang
salah dan benaratau buruk dan baik. Sementara itu banyak orang
Keterampilan (Skill)
menaruh harapan terhadap lembaga pendidikan agar tidak hanya  Keterampilan Teknis
memberi bekal pengetahuan (knowledge), ataupun keterampilan  Komunikasi
 Interpersonal Skill
(skill) saja kepada anak didik, melainkan juga pemahaman dan  Sadar Kualitas
 Organisasi, Bisnis, Manajemen, dan
pembentukan soft skill seperti watak, sikap dan perilaku Kepemimpinan.
(attitude) di dalam kehidupan sehari-hari.
Tiga aspek tersebut akhirnya akan menjadi dasar
pembentukan dan penilaian terhadap kompetensi seseorang
sebagai hasil dari sebuah proses pendidikan seperti yang di
tunjukan dalam gambar di bawah ini

242
Sebagai contoh mekanisme penetapan standar suasana b. Etika Mahasiswa
akademik dapat dikemukakan beberapa standar etika akademik, Seperti halnya dengan dosen, maka mahasiswa sebagai
direpresentasikan sebagai etika salah satu unsur sivitas akademika yang merupakan obyek
dosen dan etika mahasiswa, yang akan memberikan dan sekaligus subyek dalam proses pembelajaran juga
jaminan mutu proses interaksi dosen-mahasiswa dan suasana perlu memiliki, memahami dan mengindahkan, etika
akademik yang kondusif sbb : akademik khususnya pada saat mereka sedang berinteraksi
a. Etika Dosen dengan dosen maupun sesama mahasiswa yang lain pada
Dosen adalah sebuah pilihan profesi mulia dan saat mereka berada dalam lingkungan kampus. Mahasiswa
secara sadar diambil oleh seseorang yang ingin terlibat PT memiliki sejumlah hak, berbagai kewajiban dan
dalam proses mencerdaskan bangsa. Untuk itu dosen wajib beberapa larangan (plus sanksi manakala dilanggar) selama
untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan berada dilingkungan akademik.
kualitasnya dalam rangka melaksanakan Tri Dharma
Perguruan Tinggi secara berkelanjutan dan bertanggung B. Standar Budaya Akademik
jawab. Berkaitan dengan hal-hal tersebut seorang dosen Perguruan Tinggi adalah suatu lembaga yang sudah lama
harus mematuhi beberapa etika akademik yang berlaku dikenal orang, yang memiliki tradisi maupun budaya akademik
bagi dosen pada saat melaksanakan kewajiban serta yang khas, unik, spesifik sampai ke eksklusif. Budaya akademik
tanggung jawabnya. Kalau perlu etika akademik (dosen) adalah cara hidup dari masyarakat ilmiah yang beranekaragam,
ini dijabarka melalui peraturan atau kontrak kerja yang majemuk, multicultural yang bernaung dalam sebuah institusi
mengikat, serta diikut dengan sanksi akademik maupun yang mendasarkan diri pada nilai-nilai kebenaran ilmiah dan
kepegawaian bagi mereka yang melakukan pelanggaran. obyektifitas. Budaya tersebut dibangun berdasarkan prinsip
keebasan berpikir, berpendapat dan mimbar akademik dalam berbagai sumber daya pendidikan hanya factor pendukung, tetapi
suasana akademik yang dinamis, terbuka serta ilmiah. kesadaran akan tanggung jawab dari sivitas akademika yang lebih
Hal yang disebut terkhir merupakan suatu standar untuk signifikan dan menjadi roh terwujudnya suasana akademik yang
menggambarkan suasana akademik yang kondusif, terutama diharapkan.
berkaitan dengan model interaksi dosen-mahasiswa di dalam
proses pembelajaran maupun penelitian. Suasana akademik
yang dibangun dengan prinsip ini jelas akan menghapuskan
doktrin in-loco parentis yang seringkali dijumpai dalam sebuah A. Standar Sarana dan Prasarana Akademik
komunitas tradisional dan tertutup. Doktrin ini menempatkan STIkes Mitra Bunda Persada memiliki ruang kuliah dalam
dosen sebagai manusia superior yang tidak pernah salah, dan jumlah dan luas yang memadai. Dalam hal ini standar yang
memiliki otoritas kebenaran yang harus sepenuhnya di taati oleh digunakan sebagai acuan yaitu sekitar, 1,25 m2/mahasiswa.
mahasiswa. Untuk menciptakan kenyamanan dalam penyelenggaraan
18.5 Mekanisme Pemenuhan Standar Suasana Akademik pembelajaran di ruang kuliah telah dilengkapi fasilitas system
Suasana akademik harus mampu diwujudkan, dipelihara, dan pengatur udara (AC) di setiap ruangan kuliah. Dan telah
ditingkatkan secara persuasif, dinamis, serta berkelanjutan dengan memiliki ruangan Aula yang digunakan untuk kegiatan seminar
memperbaiki segala kekurangan yang ada. Beberapa parameter seperti ataupun kegiatan wisuda dengan kapasitan 200-350 orang
sarana/prasarana akademik, mutu dan kuantitas interaksi kegiatan, mahasiswa.
rancangan kegiatan, keterlibatan sivitas akademika dalam berbagai B. Standar Mutu dan Kuantitas Interaksi Kegiata Akademik
kegiatan, dan pengembangan kepribadian ilmiah akan dijadikan sebagai Pemenuhan standar kuantitatif antara lain dapat diukur
tolak ukur pemenuhan standar terwujudnya suasana akademik yang melalui frekuensi kehadiran yang harus dipenuhi per semester.
diharapkan. Interaksi kegiatan akademiktidak hanya mencakup perubahan
Dalam menciptakan suasana akademik yang kondusif, fasilitas dan ranah kognitif saja, melainkan juga meliputi perubahan ranah

244
afektif, psikomotorik dan kooperatif. Berbagai kegiatan akademik seperti diskusi, seminar,
Untuk menjamin mutu akademik diperlukan pemantauan symposium, konfrensi, workshop, pelatihan merupakan upaya
secara berkala terhadap pelaksanaan kegiatan pembeajaran, baik sivitas akademika untuk menunjukan kepada masyarakat
mengenai frekuensi kehadiran dosen/mahasiswa maupun maupun profesimengenai fungsi dan peran PT sebagai lembaga
keseluruhan substansi perkuliahan yang dibahas dengan Satuan pendidikan yang memberi perhatian pada pengembangan ilmu
acara Perkuliahan (SAP) atau Rencana Program Kegiatan dan teknologi, serta problematika yang dihadapi bangsa dan
Pembelajaran Semester (RPKPS). Negara.
Seluruh sivitas akademika juga memiliki tanggung awab
C. Standar Rancangan Pengembangan Suasana Akademik dan komitmen yang kuat untuk terlibat aktif dalam setiap upaya
Setiap materi kuliah memerlukan rancangan yang berbeda. untuk mencari serta menawarkan alternative solusi terbaik untuk
Demikian pula kematangan mahasiswa yang berbeda akan kemaslahatan bersama.
Pendidikan/Pengajaran
memerlukan scenario pembelajaran yang berbeda. Mahasiswa
 Wawasan/Knowledge
semester awal berbeda kematangannya dengan mahasiswa  Buku Ajar/Hand-Out
 Studi Kasus Nyata
semester akhir, karena itu memerlukan pendekatan maupun
Wawasan Baru
strategi pembelajaran yang berbeda pula. Tentu saja
Knowledge Jasa Studi kasus
Teori/
perancangan metode pembelajaran harus sesuai dengan Information Metodologi Konsultasi, nyata
Pelatihan dll
kebutuhan kurikulum, silabus RPS yang telah ditetapkan.
Problem solving
Penelitian (Aplikasi) Pengabdian/Pelayanan Pada
D. Standar Keterlibatan Sivitas Akademika Dalam Kegiatan  Publikasi Ilmiah Masyarakat
 Patent Permasalahan  Jasa Produk, Informasi
Akademik  Kompetensi Kepakaran  Nilai-Nilai Baru
Manus
Gambar 18.3 Mekanisme Standar Keterkaitan Tri Dharma Sarana ia
& (SDM)
Perguruan Tinggi Terintegrasi dengan Perwujudan Suasana Prasara
Fasilitas OR, Staff
Akademik Kondusif na
Refreshing, Dosen
Student Centre, Mahasis
E. Standar Pengembangan Kepribadian Ilmiah SP Belajar- wa
Asrama
Mengajar Pustakawan
Pengembangan kepribadian ilmiah dikalangan dosen , Laboran,
(OHP, LCD,
Staf Adm Kualitas
difokuskan dengan cara memotivasi dosen melakuakn kegiatan Multimedia, Suasana
dll) Akademik
Tri Dharma Perguruan Tinggi secara proporsional. Selain itu Peralatan Ruang Lab/ 1. At
Workshop/S
& ura
tudio
juga didorong untuk senantiasa aktif menjalankan dan Petunjuk n
Metod
3. Tupo a Tu
melestarikan budaya baca-tulis. Kemampuan dan kemauan Praktiku PP
ksi ju Akibat
m
dosen untuk melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Sebab an (Effect)
4. Tuju
Tinggi selain akan membentukkepribadian ilmiah, juga dapat (Cause) U
an
UK m
dijadikan panutan dan memberi teladan kepada mahasiswa atau
u
sejawat dosen lainnya yang lebih muda. a. Nam m
a
2. Sa
Kegi
sa
atan
18.6 Mekanisme Pengendalian Standar Suasana Akademik ra
b.Mas n
A. Pembinaan Suasana dan Budaya Akademik Secara sederhana, suasana akademik yang kondusif dapat disimpulkan
ukan U
Suasana akademik merupakan hasil interaksi dari berbagai dari derajat kepuasan dan derajat motivasi sivitas
m akademika dalam berprilaku
c. Kelu
macam komponen pendukung seperti digambarkan dalam bentuk untuk mencapai tujuan pribadi, sebagai ufungsi dari tujuan PT. Dalam
aran
m
diagram di bawah ini pengertian tersebut, kinerja pribadi anggota sivitas akademika (yang tidak
ku Teks,
terlepas dan dilandasi dengan
Jurnal, tujuan
CD pribadi) terkait menunjang kinerja
Akademi
Rom, dll
k

246
kelembagaan. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari
B. Pengukuran Knaerja Suasana Akademik pembangunan nasional, diarahkan untuk mencapai Visi Kementrian
Peningkatan suasana akademik seperti halnya dengan peningkatan kesehatan yaitu mewujudkan masyarakat yang mandiri dan
kinerja, tidak terjadi secara acak atau kebetulan, tetapi lebih merupakan berkeadilan melalui pelaksanaan misi. Meningkatkan derajat
akibat dari tindakan pengelolaan/pembinaan yang direncanakan, kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk
diorganisasikan dilaksanakan dan dikendalikan, komprehensif dan swasta dan madani. Melindungi kesehatan masyarajat dengan
terintegrasi. menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata,
bermutu dan berkeadilan.
Tujuan pembangunan kesehatan diwujudkan melalui
penyelenggaraan berbagai upaya keehatan yang harus didukung oleh
tenaga kesehatan yang memasai sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Tenaga kesehatan tersebut harus memiliki kompetensi
serta etika yang sesuai dengan apa yang diperlukan di pelayanan,
untuk mendapatkan tenaga kesehatan seperti itu dibutuhkan berbagai
upaya diantaranya melalui peningkatan mutu serta profesionalisme
tenaga kesehatan. Peningkatan mutu lulusan diperoleh melalui
BAB XIX pengaturan seleksi, proses pembelajaran, evalusi/ujian akhir, dan
STANDAR LAHAN PRAKTIK penataan ijazah sedangkan peningkatan mutu institusi melalui
pengaturan perizinan pendirian institusi, sarana dan prasarana, tenaga
19.1 Latar Belakang pendidik dan kependidikan, pengelola, akreditasi, dan Sistem Informasi
Pendidikan Tenaga Kesehatan. 19.3 Pengertian
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar 1. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung
Nasional Pendidikan pada pasal 91 menyebutkan bahwa setiap satuan jawab, yang dimiliki seseorang sebagai syarat kemampuan untuk
pendidikan wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan mutu mengerjakan tugas –tugas dibidang pekerjaan tertentu
pendidikan dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terencana. Dalam 2. Praktik Klinik adalah Pembelajaran yang dilaksanakan dilahan
implementasinya institusi diknakes harus menyusun berbagai standar yang praktik dalam jangka waktu tertentu
pengembangannya harus mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Salah 3. Standar Praktik adalahKriteria minimal yang harus dipenuhi
satu dari 8 standar tersebut adalah standar sarana dan prasarana yang dalam melaksanakan pembelajaran praktik untuk mencapai
diantaranya mengatur tentang lahan praktik bagi institusi pendidikan. kompetensi peserta didik
4. Lahan Praktik adalah Tempat yang memenuhi kriteria yang
19.2 Tujuan dipersyaratkan yang berada di luar institusi pendidikan untuk
Standar lahan praktik ini bertujuan untuk: menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah
1. Memberikan acuan bagi institusi pendidikan dan lahan praktik didapat mahasiswa di institusi dalam pencapaian kompetensi yang
dalam pengelolaan praktik di lahan/lapangan supaya sesuai diharapkan di dalam kurikulum Pendidikan
dengan kompetensi yang disyaratkan dalam kurikulum dan 5. Pembimbing adalah Dosen mata kuliah keahlian yang bekerja
kewenangan profesinya pada institusi pendidikan dan memiliki tugas dan tanggung jawab
2. Memberikan acuan bagi institusi pendidikan dalam memilih memfasilitasi dan membimbing peserta didik dalam melaksanakan
lahan praktikyang menunjang pencapaian kompetensi praktik klinik
3. Membantu institusi pendidikan dan pengelola lahan praktik 6. Laporan Praktik klinik adalah Merupakan laporan hasil kegiatan
dalam meningkatkan mutu pembelajaran praktik yang dilakukan setelah pembelajaran praktik untuk membahas hal-
. hal yang telah dilaksanakan, meliputi tingkat keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran Praktik klinik, kendala yang

248
dihadapi dan cara mengatasi masalah, membandingkan masalah 1. Rumah Sakit
dan bertukar pengalaman didalam kelompok. a) Memiliki fasilitas dan pelayanan keperawatan,
7. MoU adalah model kerjasama dan kemitraan antara institusi kebidanan dan farmasi
pendidikan dengan wahana praktik pendidikan, dimana instruktur b) Memiliki instruktur klinik sesuai kualifikasi dengan
klinik dari pendidikan dan instruktur klinik dari wahana praktik jumlah yang memadai (rasio maksimal 1:8)
bersama-sama melaksanakan proses pembelajaran praktik klinik c) Memiliki nota kesepahaman (MoU) institusi pendidikan
8. Pembekalan merupakan proses awal sebelum mahasiswa dengan Lahan Praktik
mengelola klien dimana pembimbing mengevaluasi kesiapan d) Tersedianya berbagai kasus dan jumlah kasus/pasien
mahasiswa dalam mengelola klien yang meliputi kesiapan yang memadai sesuai dengan kompetensi yang akan
instrumen dan tugas yang harus dikerjakan praktikan sebagai dicapai
bahan untuk mencapai kompetensi. e) Tersedianya tempat untuk pelaksanaan bimbingan,
termasuk ruangan yang dapat digunakan untuk kegiatan
19.4 Standar Lahan Praktik asessment, casting, fitting, dan evaluasi
Standar lahan praktik klinik adalah standar minimal yang harus 2. Puskesmas sebagai lahan untuk melaksanakan praktik CBR
dipenuhi dalam melaksanakan pembelajaran praktik klinik untuk (Community Based Rehabilitation)
mencapai kompetensi peserta didik. a) Memiliki Instruktur Klinik dengan kualifikasi sesuai
A. Lahan Praktik Klinik dengan bidang keilmuannya
Lahan praktik Klinik yang dipilih harus memenuhi kompetensi b) Memiliki nota kesepahaman (MoU) institusi pendidikan
yang akan dicapai oleh peserta didik. Adapun kriteria lahan dengan Lahan Praktik
praktik klinik sebagai berikut ini :
c) Tersedianya berbagai kasus dan jumlah kasus/pasien Fungsi utama dari pembimbing adalah melaksanakan
yang memadai sesuai dengan kompetensi yang akan bimbingan pada peserta didik sehingga dapat mencapai
dicapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum.
d) Tersedianya tempat untuk pelaksanaan bimbingan, 2. Kriteria pembimbing praktik klinik sebagai berikut :
termasuk ruangan yang dapat digunakan untuk kegiatan a. Dosen berkualifikasi minimal Diploma III atau Sarjana
asessment, casting, fitting, dan evaluasi dengan masa kerja minimal tiga tahun
b. Dosen memiliki kompetensi sesuai keahliannya
3. Bidan Praktik Mandiri c. Dosen tim mata ajar yang terlibat dalam proses belajar
a) Memiliki Instruktur Klinik dengan kualifikasi sesuai mengajar
dengan bidang keilmuannya d. Memiliki SK pengangkatan sebagai pembimbing.
b) Memiliki nota kesepahaman (MoU) institusi pendidikan
dengan Lahan Praktik C. Instruktur Klinik
c) Tersedianya berbagai kasus dan jumlah kasus/pasien 1. Fungsi
yang memadai sesuai dengan kompetensi yang akan Fungsi utama dari Instruktur Klinik adalah
dicapai memfasilitasi dan melaksanakan bimbingan praktik di lahan
d) Tersedianya tempat untuk pelaksanaan bimbingan, praktik sehingga peserta didikdapat mencapai kompetensi
termasuk ruangan yang dapat digunakan untuk kegiatan sesuai tuntutan kurikulum.
asessment, casting, fitting, dan evaluasi 2. Kriteria instruktur klinik sebagai berikut:
Mempunyai latar belakang pendidikan dengan
B. Pembimbing kualifikasi Diploma IIIatau setingkat lebih tinggi
1. Fungsi dengan pendidikan yang diselenggarakan
a. Mempunyai latar belakang di bidang Diploma III

250
Ortotik Prostetik sesuai dengan bidang keilmuannya
dengan pengalaman kerja minimal tiga tahun sebagai
tenaga di lahan praktik
b. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STRMemiliki BAB XX
sertifikat sebagai pembimbing praktik klinik STANDAR SARANA DAN PRASARANA
c. Memiliki SK pengangkatan sebagai instruktur Lahan
Praktik 20.1 Pendahuluan
d. Merencanakan, melaksanakan mengevaluasi proses Sarana dan prasarana pendidikan menjadi penting karena mutu
pembelajaran praktik klinik pendidikan dapat ditingkatkan melalui pengadaan sarana dan prasarana.
e. Instruktur Klinik khusus untuk lahan praktik Puskesmas Pemerintah melalui menteri pendidikan menerbitkan peraturan
tidak harus berasal dari pendidikan Ortotik Prostetik, pemerintah No. 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana.
melainkan berkualifikas Standar sarana dan prasarana berdasarkan PP No.19 tahun 2005 tentang
standar nasional pendidikan merupakan standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel
kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber
belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,
termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

20.2 Definisi
a. Standar sarana dan prasarana adalah criteria mengenai ruang
belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium,serta sumber bekajar lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran termasuk penggunaan sumber
informasi dan komunikasi

b. Sarana adalah segala informasi yang didapat sebagai alat/media Lampiran 1


c. Prasarana adalah perangkat penunjang suatu proses pendidikan agar
tujuan pendidikan tercapai Struktur Organisasi STIKes Mitra Bunda Persada

20.3 Prasarana KETUA YAYASAN


Prasarana akademik dapat dibagi menjadi dua kelompok:
1. Prasarana Bangunan
KETUA
Mencangkup lahan dan bangunan gedung baik untuk keperluan
Senat STIKes
STIKes MITRA BUNDA
ruang kuliah, ruang kantor, ruang dosen, ruang seminar, ruang PERSADA
rapat, ruang alboratorium, ruang perpustakaan, ruang komputer,
kegiatan mahasiswa, fasilitas umum, dan pelayanan mahasiswa Dewan Pertimbangan D
seperti kantin, tempat ibadah, sarana olahraga, dan transportasi
berupa mobil bus untuk kegiatan praktik mahasiswa ke lapangan PUKET I PUKET II

2. Prasarana umum berupa air, sanitasi, drainase, listruk, jaringan BIDANG AKADEMIK Bid. Adm. Umum dan Bag. Administrasi Um
Bag. Administrasi Kepegawaian
telekomunikasi dan gedung parker dan Kepegawaian
Akademik (BAA)
Bag. Administrasi
Bag. Sistem Informasi Keuangan
252 Manajemen
Bag. Koperasi

PRODI PRODI PRODI PRODI PRODI Ka.

S-1 Kep Ners D-III Keperawatan S-1 Farmasi LPPM Laboratorium


Lampiran 2
Rincian Tugas Pokok dan Fungsi
Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi
(1) (2) (3) (4)
1 Pimpinan Ketua Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
STIKes Kesehatan Mitra Bunda
Persada sebagai penanggung
jawab utama untuk
melaksanakan dan
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
memberikan arahan serta lingkungan
kebijakan umum dan b. Membina dan
menetapkan peraturan, norma, melaksanakan
dan tolak ukur kerjasama dengan
penyelenggaraan pendidikan instansi, badan swasta
tinggi yang berada dibawah dan masyarakat untuk
dan bertanggung jawab memecahkan persoalan
langsung kepada Yayasan yang timbul, terutama
Harapan Bunda Batam. Ketua yang menyangkut
mempunyai tugas dan fungsi: bidang tanggung jawab
a. Memimpin yang menguntungkan
menyelenggarakan lembaga
pendidikan, penelitian c. Ketua bertanggung
dan pengabdian kepada jawab atas ketertiban
masyarakat, membina dan keamanan didalam
tenaga pendidik, kampus STIKes Mitra
mahasiswa, tenaga Bunda Persada Batam.
administrasi, serta d. Ketua membentuk
hubungannya dengan semua panitia dan
254
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
menghadiri semua rapat pengurusan yayasan
dilingkungan STIKes serta mengusulkan
Mitra Bunda Persada kepada pengurus
e. Ketua berkewajiban yayasan tentang
menilai laporan semua pengangkatan, kenaikan
bidang kegiatan semua pangkat, mutasi dan
rapat STIKes Mitra pemberhentian staf
Bunda Persada Batam personalia sesuai
Pembantu baik dari Pembantu dengan prosedur yang
Ketua I Ketua, Ketua program berlaku dengan
studi, Staf Pengajar, memberi laporan
Pegawai Administrasi berkala tentang keadaan
lainnya. dan perkembangan
f. Ketua sebagai anggota STIKes Mitra Bunda
ex-officio dari yayasan Persada Batam kepada
menghadiri semua rapat Yayasan
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
g. Ketua atas prakarsa Ketua III kurikulum, bahan pengajaran,
Pembantu sendiri maupun dan ujian, penelitian dan
Ketua II berdasarkan atas usulan pengembangan SDM
dari Pembantu Ketua akademik, kegiatan
merumuskan serta kepustakaan maupun sumber
mengolah rencana- belajar lainnya;
rencana untuk Dalam menjalankan tugasnya
melaksanakan Pembantu Ketua I mempunyai
pengembangan dan fungsi :
pembangunan STIKes a. Pelaksana kegiatan dalam
Mitra Bunda Persada rangka membantu Ketua
Batam sesuai dengan dalam memimpin
prosedur / pelaksanaan pendidikan,
kebijaksanaan kepada penelitian dan pengabdian
Menristekdikti kepada masyarakat.
b. Membantu Ketua dalam
Pembantu Ketua I Bidang pelaksanaan pembinaan
Akademik membantu Ketua STIKes Mitra Bunda
Pembantu dalam bidang pengembangan Persada Batam serta
256
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
mengkoordinasikan memberikan bimbingan
kegiatan perancanaan, dan petunjuk pelaksanaan
pelaksanaan dan tugas;
pengembangan pendidikan d. Pelaksana tugas-tugas
pengajaran, penelitian, dan kedinasan lain yang
pengabdian kepada diberikan oleh Ketua
masyarakat STIKes;
c. Membantu Ketua
menentukan Pembantu Ketua II Bidang
Kebijaksanaan dan Keuangan dan administrasi
bertanggung jawab untuk umum membantu Ketua
memimpin dan dalam bidang pengelolaan
mengkoordinasikan semua administrasi umum dan
unsur yang terkait pengembangan SDM non
dilingkungan pendidikan akademik;
sekolah tinggi serta Dalam menjalankan tugasnya,
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
Pembantu Ketua II Pembantu Ketua III Bidang
mempunyai fungsi: Kemahasiswaan membantu
a. Pelaksana kegiatan dalam Ketua dalam penerimaan
rangka membantu Ketua mahasiswa baru, pembinaan
dalam pelaksanaan mahasiswa dan alumni,
kegiatan di bidang kerjasama serta bantuan hukum
kepegawaian, keuangan untuk mahasiswa.
dan administrasi umum; Dalam menjalankan tugasnya,
b. Pelaksana kegiatan dalam Pembantu Ketua III
rangka membantu Ketua mempunyai fungsi :
dalam menentukan a. Pelaksana penerimaan
kebijaksanaan dibidang mahasiawa baru STIKes
keuangan, kepegawaian Mitra Bunda Persada
dan administrasi umum; b. Membantu Ketua dalam
c. Pelaksanaan tugas-tugas pengabdian masyarakat;
dinas lain yang diberikan
oleh Ketua STIKes Mitra c. Membantu Ketua dalam
Bunda Persada pembinaan mahasiswa
serta layanan
258
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
kesejahteraan mahasiswa; Akademik pertimbangan
d. Membantu Ketua dalam penyelenggaraan akademik,
pengurusan ijazah; kebijakan dan pengembangan
e. Membantu Ketua dalam akademik serta hubungan
pembinaan alumni; dengan lingkungannya. Dalam
f. Membantu Ketua dalam melaksanakan tugas
bantuan hukum untuk sebagaimana dimaksud ayat
mahasiswa; (1) Senat Akademik
g. Melaksanaan tugas-tugas mempunyai fungsi :
lain yang diberikan oleh 1. Perumusan kebijakan
Ketua STIKes Mitra akademik dan
Bunda Persada. pengembangan akademik;
2. Perumusan kebijakan
2 Senat Senat Senat Akademik mempunyai penilaian prestasi akademik
perguruan Akademik tugas merumuskan, menilai, dan kecakapan serta
tinggi/senat memberikan persetujuan dan kepribadian civitas
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
akademik; akademik dan otonomi
3. Perumusan norma dan keilmuan akademik
tolok ukur penyelenggaraan 7. Penegak norma-norma
pendidikan, sesuai yang berlaku bagi civitas
pedoman penyelenggaraan; akademik
4. Pemberian persetujuan atas 8. Bersama ketua menyiapkan
rencana anggaran program akademik seperti
pendapatan dan belanja Renstra, RIP dan Peraturan
akademik yang diajukan Akademik
oleh pimpinan akademik; 3 Dewan Dewan Melakukan monitoring dan
5. Penilaian Pengawas Pengawas evaluasi terhadap kegiatan
pertanggungjawaban civitas akademika
pimpinan akademik atas 4 Dewan Dewan Memberikan pertimbangan
pelaksanaan kebijakan Pertimbangan Pertimbangan kepada Ketua dalam membuat
yang telah ditetapkan; kebijakan-kebijakan untuk
6. Perumusan norma dan civitas akademik dan
peraturan pelaksanaan stakeholder
kebebasan akademik, 5 Dewan Kode Dewan Kode Menegakan terhadap
kebebasan mimbar Etik Etik implementasi kode etik bagi
260
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
civitas akademika b. Menyiapkan proses
6 Program Studi Ketua Ketua program studi pembelajaran pada program
Program Studi membantu Ketua STIKes studi masing-masing
Mitra Bunda Persada dalam c. Melaksanakan proses
proses pembelajaran, dalam pembelajaran pada program
program studi tersebut dan studi masing-masing
bertanggung jawab kepada d. Melaksanakan evaluasi
Ketua STIKes Mitra Bunda proses pembelajaran pada
Persada .Dalam menjalankan program studi masing-
tugasnya, Ketua program masing
studi mempunyai fungsi : e. Pelaksana tugas-tugas
a. Pelaksana kegiatan dalam kedinasan lain yang
rangka membantu Ketua diberikan oleh Ketua
dalam pelaksanaan STIKes
pendidikan di prodi masing- 7 Sekretaris Sekretaris program studi
masing; Program Studi mempunyai tugas
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
melaksanakan sebagian akademik pada program
urusan proses pembelajaran di studi;
masing-masing program studi. d. Pengkoordinasi tata tertib
Untuk melaksanakan tugas perkuliahan, jadwal
sebagaimana dimaksud ayat kegiatan dosen pengajar
(1) pasal ini sekretaris dan efektifitas kurikulum
program studi mempunyai lainnya pada program
fungsi : studi;
a. Pelaksana kegiatan proses e. Pengatur penyelenggaraan
pembelajaran; ujian akhir dan ujian tengah
b. Pelaksana urusan semester pada program
pengolahan data dan studi;
program kegiatan program f. Penyusun laporan dan
studi; evaluasi terhadap berbagai
c. Mengkoordinasikan tugas- kegiatan administrasi
tugas penilaian hasil akademik program studi;
pendidikan dan g. Menghimpun data dan
pengembangan dalam menyusun rencana kegiatan
rangka peningkatan mutu yang berhubungan dengan
262
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
kurikulum mahasiswa pada menghimpun bahan laporan
program studi; serta supervisi terhadap
h. Mengatur penyelenggaraan kegiatan yang menyangkut
jam perkuliahan serta administrasi akademik pada
pendidikan teori atau program studi;
praktek pada program k. Pelaksana tugas-tugas lain
studi; yang diberikan oleh Ketua /
Ketua Program Studi;
i. Mengatur pelaksanaan 8 Bagian Membuat perencanaan
program pemberian materi Perencanaan pengembangan tentang
pelajaran dan dosen dan kegiatan pengajaran,
pengajar ditempat pengembangan penelitian, pengabdian
perkuliahan maupun Tri Dharma masyarakat serta penunjang
ekstrakurikuler lainnya Perguruan Tri Dharma Perguruan Tinggi
pada program studi; Tinggi yang akan dikoordiansikan
j. Memantau dan dengan Pembantu Ketua I, Ka
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
Program Studi dan Ka LPPM pengembangan dalam
9 Pelaksana Bagian Bagian Administrasi rangka peningkatan
kegiatan Administrasi Akademik mempunyai tugas mutu akademik.
akademik Akademik dan dan fungsi : 4. Pengkoordinasian tata
Kemahasiswaan a. Bertugas melaksanakan tertib perkuliahan,
(BAAK) sebagian urusan koordinasi jadwal kegiatan dosen
dan kegiatan administrasi pengajar, dan
di bidang akademik efektifitas kurikulum.
b. Fungsi : 5. Penyelenggaraan ujian
1. Pelaksana pengolahan tengah dan akhir
data semester
dan program akademik, 6. Menyusun rencana
2. Penyusun laporan kegiatan yang
EPSBED dan evaluasi berhubungan dengan
kegiatan administrasi kurikulum.
akademik. 7. Mengatur
3. Mengkoordinasikan penyelenggaraan jam
penilaian hasil perkuliahan serta
pendidikan dan pendidikan teori dan
264
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
praktek. mahasiswa, serta alumni.
8. Pelaksana tugas-tugas b. Fungsi :
lain yang diberikan 1. Pelaksana pengolahan
oleh Pembantu Ketua I data dan program
kegiatan pembinaan
serta pelayanan
Bagian Administrasi kesejahteraan
Kemahasiswaan di kemahasiswaan.
lingkungan STIKES Mitra 2. Penyelenggaraan dan
Bunda Persada yang memiliki penerimaan mahasiswa
tugas dan fungsi : baru.
a. Bertugas melaksanakan 3. Penyusunan laporan dan
sebagian urusan, evaluasi kegiatan
koordinasi, dan kegiatan di administrasi kegiatan
bidang kemahasiswaan, kemahasiswaan.
penelitian dan pengabdian 4. Pengelola data
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
administrasi mahasiswa b. Melaksanakan kegiatan
serta dokumentasi. pencatatan dan pelaporan
5. Pelaksana kegiatan dalam bentuk neraca, buku
penelitian dan kas serta semua transaksi
pengabdian mahasiswa. harian dan memberikan
6. Pelaksana study nomor bukti transaksi.
pelacakan alumni dan c. Melakukan pembayaran
informasi lowongan transaksi pengadaan sarana
kerja. dan prasarana;
7. Pelaksana tugas-tugas d. Menyusun dan membuat
lain yang diberikan oleh Kepegawaian laporan buku kas dan buku
Pembantu Ketua III. bank,
10 Pelaksana Keuangan Unit Keuangan mempunyai e. Melakukan penyusunan
administrasi, tugas : data rekapitulasi
pelayanan dan a. Merencanakan dan pembayaran berdasarkan
pendukung membuat pengajuan kas usulan dan aturan yang
untuk menunjang kegiatan berlaku.
tri dharma perguruan tinggi
sesuai dengan tugasnya; f. Melaksanakan tugas-tugas
266
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
lain yang diberikan oleh d. Melaksanakan administrasi
Ketua STIKes Mitra Bunda Kepegawaian,
Persada ; melaksanakan pembinaan,
peningkatan disiplin dan
pengembangan karier serta
Unit Kepegawaian mempunyai upaya peningkatan
Umum dan tugas : kesejahteraan pegawai;
Perlengkapan a. Merencanakan dan
menganalisa kebutuhan e. Mengusulkan jabatan
SDM berdasarkan rasio. fungsional dosen.
b. Melaksanakan rekrutmen f. Melaksanakan mutasi pada
pegawai baru. semua pegawai.
c. Melaksanakan penempatan g. Melaksanakan tugas-tugas
pegawai baru sesuai lain yang diberikan oleh
dengan kualifikasi Ketua STIKes Mitra Bunda
pendidikan. Persada ;
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
melaksanakan keindahan,
kebersihan dan keamanan
Unit Umum dan Perlengkapan kantor;
mempunyai tugas : e. Menyusun rencana
a. Merencanakan kebutuhan kebutuhan barang,
sarana dan prasarana PBM mengatur dan mengelola
dan non PBM sesuai barang-barang inventaris
kebutuhan. kantor;
b. Menyiapkan data f. Menangani pengaduan
inventarisasi perlengkapan masyarakat terkait dengan
dan informasi guna pelaksanaaan tugas.
penyusunan kebijakan g. Melaksanakan tugas-tugas
teknis dan operasional; lain yang diberikan oleh
c. Melaksanakan urusan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
administrasi umum, rumah Kesehatan Mitra Bunda
tangga, perlengkapan, Persada
ketatalaksanaan (surat
menyurat) dan kearsipan; 11 Pelaksana Penjaminan Penjaminan mutu merupakan
d. Menyusun rencana dan Penjaminan Mutu kegiatan sistemik penjaminan
268
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
Mutu mutu pendidikan tinggi di sumber daya.
perguruan tinggi, oleh b. Fungsi :
perguruan tinggi (internally 1. Pelaksanaan,
driven), untuk mengawasi perencanaan,
penyelenggaraan pendidikan pengarahan
tinggi oleh perguruan tinggi pengembangan
secara berkelanjutan. pendidikan dan profesi
12 Lembaga Pendidikan, Pendidikan memiliki tugas dan untuk kemajuan ilmu
Penelitian dan Penelitian, dan fungsi : pengetahuan.
Pengabdian Pengabdian a. Bertugas melaksanakan,
Masyarakat Masyarakat mengkoordinasikan, 2. Pelaksanaan
memantau, dan menilai peningkatan mutu
pelaksanaan kegiatan pengembangan
pengembangan pendidikan pendidikan dan profesi
dan profesi, serta secara berkelanjutan
mengusahakan administrasi
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
Penelitian dan Pengabdian bidang Keperawatan
Masyarakat memiliki tugas dan Kebidanan.
dan fungsi : 3. Mengkoordinasikan
a. Bertugas melaksanakan, kegiatan penelitian
mengkoordinasikan, dengan instansi
memantau, dan menilai terkait/pihak ketiga.
pelaksanaan kegiatan 4. Melaksanakan
penelitian dan pengabdian pengabdian masyarakat
masyarakat sesuai dengan tugas,
b. Fungsi : kemampuan, dan
1. Melaksanakan kewenangan.
pengkajian penelitian 5. Melaksanakan tugas-
dan pengembangan di tugas lain yang
bidang keperawatan dan diberikan oleh Ketua
kebidanan. STIKes Mitra Bunda
2. Melaksanakan Persada.
pengembangan hasil 13 Dosen dan Dosen adalah tenaga pengajar
penelitian dalam rangka Tenaga di lingkungan STIKes Mitra
perumusan kebijakan Pendidik Bunda Persada yang berada di
270
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
bawah tanggung jawab Ketua c. Melaksanakan kegiatan
STIKes Mitra Bunda Persada ; pengabdian kepada
Kelompok Dosen mempunyai masyarakat dalam rangka
tugas: pendidikan dan pengajaran
a. Melaksanakan kegiatan atau dalam kegiatan lain
pendidikan dan pengajaran yang menunjang
sesuai dengan wewenang pelaksanaan tugas umum
jenjang jabatan pemerintah dan
akademiknya pembangunan sesuai
b. Melaksanakan kegiatan dengan wewenang jenjang
penelitian dalam rangka jabatan akademiknya
pendidikan dan pengajaran d. Menyusun silabus mata
atau dalam kegiatan ajaran berdasarkan tujuan
pengembangan ilmu sesuai pendidikan yang ingin
dengan wewenang jenjang dicapai dengan cara
jabatan akademiknya melaksanakan koordinasi
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
dengan pihak yang terkait dapat berjalan sesuai
e. Membuat satuan acara dengan apa yang
perkuliahan diharapkan
f. Memberikan bimbingan h. Menyusun serta
kepada peserta didik secara mengembangkan modul
khusus dalam atau paket pendidikan
melaksanakan penugasan/ sesuai dengan tuntutan
diskusi dalam kelas, agar perkembangan program
tujuan instruksional yang kesehatan serta situasi dan
telah ditentukan dapat kondisi yang dihadapi
tercapai dalam rangka
g. Memberikan bimbingan meningkatkan kualitas
kepada peserta didik dalam program pendidikan
penatalaksanaan praktek i. Membuat instrumen
lapangan yang menghadapi evaluasi bersama – sama
masalah dan memberi tim dari mata ajaran
pertimbangan penyelesaian tersebut disesuaikan
agar pelaksanaan praktek dengan mata ajaran yang
lapangan praktek lapangan sudah diberikan dalam
272
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
mata ajaran satuan kredit pada ketua program studi
semester (SKS) dalam agar dapat menentukan
rangka meningkatkan evaluasi dari peserta didik
kualitas pendidikan dalam rangka
j. Memeriksa hasil test dan penyelenggaraan
mengumumkan pada pendidikan
peserta didik sekaligus l. Melaksanakan evaluasi
menentukan waktu uji mata ajaran bersama –
perbaikan (yang sama dengan tim mata
sebelumnya telah ajaran tersebut untuk
dikonsultasikan pada ketua melihat ketercapaian
program studi) dalam kompetensi yang
rangka tercapainya tujuan diharapkan sekaligus
proses belajar dan membuat alternatif
mengajar. pemecahan masalah dalam
k. Memberikan nilai final rangka meningkatkan mutu
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
ajaran oleh ketua program studi.
m. Memberikan bimbingan
yang berhubungan dengan 14 Unit Penunjang Perpustakaan Unit Perpustakaan mempunyai
pengalaman dengan teknis Teknis fungsi :
pendidikan serta a. Menyediakan dan
penatalaksanaan tugas mengolah bahan pustaka
lainnya kepada dosen yang b. Memberi layanan dan
belum berpengalaman pendayagunaan bahan
dalam rangka menjalin pustaka.
kerjasama dan c. Memelihara bahan pustaka.
meningkatkan mutu dosen d. Melakukan layanan
n. Membuat laporan reverensi.
mengenai kegiatan e. Melakukan tata usaha
pendidikan, pengajaran dan perpustakaan
penelitian sebagai masukan f. Melaksanakan tugas-tugas
bagi pemimpin untuk lain yang diberikan oleh
mengambil kesimpulan Ketua STIKes Mitra Bunda
o. Melaksanakan tugas – Persada
tugas lain yang diberikan
274
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
15. Penanggung Tugas penanggungjawab laboratorium sesuai
Jawab laboratorium: dengan kurikulum.
Laboratorium a. Pemeliharaan prasarana Melaksanakan tugas-
laboratorium. tugas lain yang diberikan
b. Pelaksana bimbingan oleh Ketua / pimpinan
praktek untuk STIKes Mitra Bunda
memperdalam Ilmu Persada
Keperawatan dan
Kebidanan. 16 Komputer Unit Komputer mempunyai
c. Pelaksana pemantauan fungsi :
kegiatan praktek yang a. Menyusun program
dilakukan mahasiswa persiapan dalam rangka
dalam laboratorium. pengadaan laboratorium
d. Mengevaluasi dan komputer.
melaporkan semua b. Menyusun program
kegiatan praktek di pelatihan komputer civitas
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
akademika. a. Melaksanakan
c. Mengadakan sarana perencanaan, pengelolaan
jaringan internet dan dan pengawasan asrama.
membuat sharing dengan
beberapa komputer. b. Mempertanggungjawabkan
d. Mengumpulkan, atas keadaan/kondisi pada
mengelola, menyajikan, lingkungan asrama.
menyimpan data dan c. Mengawasi kebutuhan dan
informasi serta penghuni asrama.
memberikan layanan untuk d. Melaksanakan tugas lain
program pendidikan, yang diberikan oleh Ketua
penelitian dan pengabdian STIKes Mitra Bunda
kepada masyarakat. Persada .
e. Melaksanakan tugas-tugas 18 Koperasi Koperasi mempunyai tugas :
lain yang diberikan oleh a. Merencanakan pengadaan
Ketua STIKes Mitra Bunda barang kebutuhan sehari-
Persada . hari bagi civitas akademika
17 Asrama Unit Asrama mempunyai dan masyarakat sekitar
tugas : kampus.
276
Nama Unit di Nama Unit di
No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi No. Nama Generik Perguruan Tugas Pokok dan Fungsi
Unit Tinggi Unit Tinggi
b. Menyediakan kebutuhan STIKes Mitra Bunda
pokok kepada civitas Persada .
akademika maupun
masyarakat sekitar kampus.
Lampiran 3
c. Mengelola koperasi
INSTRUMEN EVALUASI KINERJA DOSEN DALAM TRI
menjadi kegiatan yang
DHARMA PERGURUAN TINGGI
berkembang dan mandiri.
d. Melaksanakan tertib
Nama Dosen :
administrasi serta keuangan
Program Studi :
koperasi.
Tahun Akademik :
e. Sebagai bentuk usaha
1. ASPEK PENGAJARAN
untuk kesejahteraan
pegawai STIKes Mitra No Komponen Penilaian Prestasi Skor Nilai

Bunda Persada. (P) (S) Dose

f. Melaksanakan tugas-tugas n (P

lain yang diberikan Ketua X S)


1. Ketaatan terhadapa 1. Sangat kurang 15 % hari
rencan perkuliahan 2. Kurang 5. Tepat waktu/
semester/ kalender 3. Cukup lebih awal
akademik 4. Baik 5 Ketepatan dalam 1. Terlambat >1 10 %
5. Sangat baik menyerahkan nilai ujian minggu
2 Persiapan bahan 1. Sangat kurang 15 % (1 minggu sesudah 2. Terlambat 1
perkuliahan: silabus, 2. Kurang pelaksanaan ujian) minggu
SAP, materi kuliah dan 3. Cukup 3. Terlambat 3-5
alat bantu 4. Baik hari
5. Sangat baik 4. Terlambat 1- 2
3. Kehadiran dalam 1. < 40% 15 % hari
memberi perkuliahan 2. 40 -50 % 5. Tepat waktu/
(sesuai pertemuan 3. 60 – 70 % lebih awal
seharusnya) 4. < 90 % 6 Hasil feed back / ( sesuai hasil 25 %
5. > 90 % penilaian dari penilaian dosen oleh
4. Ketepatan dalam 1. Terlambat >1 10 % mahasiswa tentang mahasiswa)
menyerahkan soal ujian minggu proses perkuliahan
sesuai waktu yang 2. Terlambat 1
ditentukan (1 minggu minggu 7 Hasil self-evaluation ( sesuai hasil 10 %
sebelum pelaksanaan 3. Terlambat 3-5 penilaian kinerja dosen penilaian self-
ujian) hari ovaluation oleh
4. Terlambat 1- 2 dosen)

278
b. Dana Dikti/ 1 4
NILAI TOTAL 100 % Pemerintah >1 5
Kota
4 Publikasi a. Tidak - 2
penelitian/ Dipublikasik
2. ASPEK PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH Karya ilmiah an
b. Jurnal/ 1 3
Makalah >1 4
Identitas dosen yang dinilai
ilmiah
Nama Dosen : nasional
NIDN : tidak
Program Studi : terakreditasi
c. Jurnal/ 1 4
Tahun Akademik :
Makalah >1 5
ilmiah
NO KRITERIA KUALIFIKASI JUMLAH SKOR NILAI nasional
DOSEN terakreditasi
1 Tidak - 0 1 d. Jurnal/ ≥1 5
melakukan Makalah
2 penelitian a. Tingkat Kota 1 2 internasional
>1 3 5 Penelitian Tingkat 1 2
b. Tingkat 1 3 karya ilmiah regional/ lokal >1 3
Provinsi >1 4 dipresentasikan Tingkat nasional 1 3
3 Dana a. Dana 1 3 dalam >1 4
Penelitian STIKes >1 4 pertemuan Tingkat ≥1 5
ilmiah internasional 3. ASPEK PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
TOTAL NILAI

Nama Dosen yang dinilai :


Nilai Kinerja Dosen Aspek Penelitian = Total Nilai/4
NIDN :
Program Studi :
Semester/Tahun Akademik :

NO KRITERIA JUMLAH SKOR NILAI


DOSEN
1 Tidak melakukan 0 1
kegiatan
2 Melakukan
kegiatan 1 2
pengabdian >1 3
masyarakat
tingkat Kota
3 Melakukan
kegiatan > 1 4
pengabdian
masyarakat
tingkat Provinsi
4 Melakukan
kegiatan > 1 5
pengabdian
masyarakat
tingkat Nasional
TOTAL
280
NILAI
RATA-RATA PENILAIAN KINERJA DOSEN STANDAR PENILAIAN KINERJA DOSEN
OLEH TIM AUDIT MUTU INTERNAL Rata-rata Skor Klasifikasi Kinerja
Nilai Kinerja Dosen Dosen
Nama Dosen yang dinilai : 4,51 - 5 Sangat Baik
NIDN : 3,51 - 4,50 Baik
Program Studi : 2,01 - 3,50 Cukup
Semester/Tahun Akademik : 1.01 – 2.00 Kurang
<1 Sangat Kurang
No ASPEK BOBOT NILAI BOBOT Batam, …………………..
DOSEN X NILAI
1 Pengajaran 60%

2 Penelitian 25%

3 Pengabdian 15%
Penilai,
Kepada
Masyarakat

TOTAL KINERJA
NILAI DOSEN
Lampiran 4 2 Dosen menyampaikan silabus
kepada mahasiswa dan meminta
INSTRUMEN PENILAIAN DOSEN OLEH MAHASISWA setiap mahasiswa memilikinya
Nama Dosen yang dinilai : 3 Dosen mengisi absensi peserta
NIDN : mata kuliah
Program Studi : 4 Kesesuaian pelaksanaan
Semester/Tahun Akademik : perkuliahan dengan jadwal
Petunjuk pengisian: perkuliahan
1. Saudara diminta memberikan penilaian terhadap kinerja dosen dalam 5 Dosen mengisi berita acara
melaksanakan tugas pembelajaran. perkuliahan
2. Penilaian dilakukan dengan membuat tanda check (v) pada skala 6 Dosen menetapkan atau
penilaian yang telah ditetapkan. menginformasikan tata tertib dan
3. Skala penilaian: 5=baik sekali, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, 1=kurang ketentuan akademis yang harus
sekali diikuti mahasiswa
7 Dosen menyampaikan program
No Aspek-Aspek yang Dievaluasi Skala perkuliahan kepada mahasiswa
Penilaian dan tujuan perkuliahan yang
1 2 3 4 5 ingin dicapai
A Persiapan

1 SAP, Silabus, materi perkuliahan B Pelaksanaan


dan alat bantu pembelajaran 8 Ketepatan waktu dosen dalam
yang dipersiapkan oleh dosen
282
mengawali dan mengakhiri perkuliahan
perkuliahan
15 Dose memberikan tugas
9 Pada saat kuliah pertama, dosen
tersktruktur dan tugas mandiri
melakukan sosialisasi tentang
pada mahasiswa sesuai dengan
pengelolaan agenda perkuliahan,
bobot SKS dan tujuan
kehadiran, tujuan mata kuliah,
perkuliahan
materi tugas, dan penilaian
16 Dosen memberikan pertemuan
10 Penggunaan media/ alat
tambahan jika jumlah pertemuan
pelajaran dalam setiap
belum mencapai 16 pertemuan
pertemuan
17 Kemampuan dosen dalam
11 Penguasaan materi kuliah oleh
menciptakan suasana kelas yang
dosen pada saat mengajar
kondusif
12 Penggunaan metode perkuliaha
18 Kemampuan dosen dalam
yang sesuai dengan materi kuliah
menciptakan lingkungan fisik
dan tujuan pembelajaran
atau penataan sarana
13 Dosen melakukan pembelajaran
pembelajaran di kelas
berpusat pada mahasiswa
19 Kemampuan dalam memotivasi
14 Kemampuan dosen dalam
mahasiswa agar aktif dalam
menegakkan peraturan dalam
proses belajar mengajar
20 Penampilan dosen, seperti
kerapihan, kebersihan, dan
keserasian dalam berpakaian
C Penilaian hasil belajar

21 Penggunaan bahasa dalam mahasiswa

pelaksanaan perkuliahan 25 Dosen melaksanakan UTS dan

(kejelasan, sopan dan santun UAS sesuai dengan waktu yang

berbahasa) telah ditetapkan/ kalender

22 Dosen menerima saran dan kritik akademik

dari mahasiswa tentang upaya-


upaya perbaikan kualitas 26 Dosen melayani mahasiswa

pembelajaran mengikuti UAS yang jumlah

23 Skap dosen dalam menerima kehadirannya dalam perkuliahan

pendapat mahasiswa yang terkait sekurang-kurangnya 75%dari

dengan materi perkuliahan jumlah tatap muka

24 Kemampuan dosen dalam 27 Obyektifitas dalam memberikan

menghindari penggunaan bahasa nilai kepada mahasiswa

yang bersifat menghina, 28 Transparasi dalam penetapan

melecehkan, mengejek dan nilai akhir mahasiswa dan

menyinggung perasaan orang pengumuman nilai akhir kepada

lain mahasiswa

284
29 Dalam pelaksanaan ujian dosen memperoleh nilai D dan E pada
hanya melayani mahasiswa yang semester yang baru berjalan
terdapat sebagai pesera mata
kuliah 33 Jika ada keberatan atas nilai
ujian, mahasiswa peserta ujian
30 Dosen memberikan ujian susulan dapat menyampaikan keberatan
bagi mahasiswa peserta ujian tersebut kepada dosen
yang tidak dapat hadir pada saat penanggung jawab
ujian dengan alasan yang kuat
34 Kesesuaian antara materi yang
31 Dosen penanggung jawab mata diujiankan dengan materi kuliah
kuliah menentukan waktu dan yang disampaikan
tempat penyelengggaraan ujian
susulan selambat-lambatnya satu 35 Kesesuaian materi yang
minggu setelah mahasiswa diujiankan dengan materi kuliah
meminta ujian susulan yang disampaikan

32 Dosen menyelenggarakan ujian 36 Kesesuaian materi ujian dengan


ulang bagi mahasiswa yang tujuan pembelajaran
37 Bentuk-bentuk soal ujian yang INSTRUMEN PENILAIAN DOSEN
diberikan oleh dosen (self evaluation)

JUMLAH
1. Identitas dosen
a. Nama dosen
b. Mata kuliah yang diampu
c. Jurusan/ prodi

Petunjuk pengisian:
1. Saudara diminta memberikan penilaian terhadap kinerja anda sendiri
dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
2. Penilaian dilakukan dengan membuat tanda check (v) pada skala
penilaian yang telah ditetapkan.
3. Skala penilaian: 5=baik sekali, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, 1=kurang
sekali
Skala
No Aspek-Aspek yang Dievaluasi Penilaian
1 2 3 4 5
A Persiapan

1 Penyiapan SAP, Silabus, materi perkuliahan dan alat bantu


pembelajaran

286
2 Dalam menyusun materi perkuliahan mempertimbangkan 11 Penyampaikan silabus kepada mahasiswa dan meminta setiap
perkembangan keilmuan, baik secara nasional maupun mahasiswa memilikinya
internasional 12 Menghindari penggunaan bahasa yang bersifat menghina,
3 Materi kuliah yang disusun dosen di-banchmark dengan melecehkan, mengejek, dan menyinggung perasaan
materi kuliah yang sama di PT lain dengan melihat silabus mahasiswa
mata kuliah di internet 13 Kegiatan dosen pada pertemuan pertama melakukan
4 Meninjau ulang materi yang disampaikan setiap semester sosialisasi tentang pengelolaan agenda perkuliahan, kehadiran,
berakhir dan merevisinya sesuai dengan perkembangan tujuan mata kuliahan, materi tugas, penilaian,tugas.
keilmuan 14 Kemampuan dosen dalam memberikan sanksi akademis dan
5 Membawa daftar hadir mahasiswa saat perkuliahan non akademis jika tata tertib dan ketentuan akademis tidak
B Pelaksanaan Perkuliahan dipenuhi mahasiswa
15 Kemampuan dalam menciptakan hubungan yang harmonis
6 Kesesuaian perkuliahan yang disampaikan dengan silabus dan
dengan mahasiswa atau suasana kelas yang kondusif
materi yang telah ditetapkan
16 Kemampuan dosen dalam menyampaikan tujuan yang akan
7 Bapak/Ibu memberi tugas terstruktur dan tugas mandiri pada
dicapai
mahasiswa
17 Dosen melakukan absensi kehadiran mahasiswa setiap
8 Ketepatan waktu dosen dalam melaksanakan
pertemuan
9 Pengisian berita acara perkuliahan oleh dosen dan
18 Keterbukaan dalam menerima pendapat mahasiswa, dengan
penandatanganan berita acara oleh dosen
memeperhatikan kaidah ilmiah dan kebenaran umum
10 Menyerahkan berita acara perkuliahan ke prodi
19 Bapak/Ibu dalam melakukan pembelajaran berpusat pada 29 Ketetapan waktu pelaksanaan UTS dan UAS (sesuai dengan
mahasiswa kelender akademik)
20 Dosen memberikan sanksi kepada mahasiswa yang terlambat 30 Kemampuan melakukan Administrasikan setiap komponen
lebih dari 30 menit penilaian (UTS,UAS,Tugas,dsb) menyampaikan secara
21 Kemampuan dosen dalam memberikan tugas kepada transparan kepada mahasiswa
mahasiswa 31 Pengolahan nilai yang merupakan akumulasi dari berbagai
22 Bapak/Ibu memberikan tugas terstruktur dan tugas mandiri kegiatan yang telah dilaksanakan (Tugas,UTS,UAS,dan
pada mahasiswa lainnya)
23 Menghindarkan diri dari sikap arogan terhadap pendapat 32 Ketepatan waktu dalam mengumumkan dan menyerahkan
mahasiswa nilai ke BAAK
24 Bapak/Ibu menggunakan metoda pengajar yang sesuai dengan 33 Kegiatan dosen dalam memberikan tes formatif atau kuis
tujuan kuliah untuk memantau tingkat penyerapan materi kuliah oleh
25 Dosen mengajar mata kuliah yang diampu sebanyak 16x mahasiswa
pertemuan.Jika kurang maka akan melenggkapi 34 Dosen memerikasa dan menilai tugas mahasiswa dan hasil
26 Kemampuan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan penilaian disampaikan kepada mahasiswa
benar dalam mengajar 35 Kesuaian soal UTS dan UAS sesuai dengan silabus dan materi
27 Kemampuan dalam menguasai materi kuliah pada mata kuliah yang telah disampaikan
yang diampu 36 Ketepatan waktu penyerahan soal ke koordinator evaluasi
28 Penggunaan alat bantu pembelajaran oleh dosen dalam setiap untuk digandakan
perkuliahan 37 Konsistensi dosen dalam melayani mahasiswa untuk
C Penilaian Hasil Belajar mengikuti ujian adalah yang terdaftar perserta mata kuliah

288
38 Konsistensi dosen dalam melayani mahasiswa untuk 43 Dosen penanggung jawab mata kuliah mengumumkan nilai
mengikuti UAS adalah yang jumlah kehadirannya dalam mahasiswa peserta ujian selambat-lambatnya 2 minggu setelah
perkuliahan sekurang-kurangnya 75% dari jumlah tatap muka pelaksanaan ujian melalui papan pengumuman dijurusan
39 Ketertiban dalam pengisian berita acara perkuliahaan, yaitu 44 Sikap dosen terhadap keberatan atas nilai ujian,mahasiswa
dosen sebagai pengawas membuat dan menandatangani berita peserta ujian dapat menyampaikan keberatan tersebut kepada
acara ujian sebanyak rangkat dua, satu untuk dosen pengampu dosen penanggung jawab
mata kuliah dan untuk jurusan setelah ujian selesai ujian 45 Dosen memberikan konsultasi kepada mahasiswa yang
40 Pelayanan dosen terhadap mahasiswa peserta ujian yang tidak mengalami masalah dalam perkuliahan
hadir pada saat ujian dengan alasan yang kuat, dapat meminta 46 Dosen menerima saran dan kritik dari mahasiswa tentang-
ujian susulan kepada dosen penanggung jawab selambat- tentang upaya-upaya perbaikan kualitas pembelajaran
lambat 1 minggu setelah ujian JUMLAH
41 Penetapan waktu ujian susulan oleh penanggung jawab mata
kuliah dalam menentukan waktu dan tempat penyelenggaraan
ujian susulan selambat-lambatnya satu minggu setelah
mahasiswa meminta ujian susulan
42 Penyelenggaraan ujian ulang bagi mahasiswa yang
memperoleh nilai D dan E pada semester yang baru berjalan
selambat-lambatnya 1 minggu setelah nilai akhir mata kuliah
diumumkan

Anda mungkin juga menyukai