Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING

KONSELING KELOMPOK
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Teknik Bimbingan dan Konseling
dengan dosen pengampu ibu Rima Irmayanti, M.Pd

Disusun Oleh :

Annisa Nabilah Rahmah (20010175)

Dri Zanwar (20010075)

Ester Kezia Priskila Manurung ( 20010278 )

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 2021

Jl. Terusan Jend. Sudirman, Baros, Kec. Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat
Kata Pengantar
Alhamdulillahi rabbil- ‘aalamiin. Segala puja dan puji hanya kepada Allah SWT. Atas segala
nikmat yang selalu dilimpahkan kepada hamba-Nya, baik nikmat yang tanpa diminta maupun yang
dengan sengaja diminta dari-Nya, sehingga pada akhirnya penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah
ini.Sholawat serta salam semoga senantiasa dianugerahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, para
keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa berjalan diatas ajaran Allah dan sunnah Nabi hingga
hari akhir.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibuRima Irmayanti,
M.Pd dengan mata kuliah Teknik Bimbingan dan Konseling . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang konseling kelompok bagi pembaca, khususnya bagi penyusun.Penulis
mengucapkan terima kasih kepada ibu Rima Irmayanti, M.Pd selaku dosenTeknik Bimbingan dan
Konseling yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Penyusun menyadari, makalah yang disusun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, November 2021

Penyusun,
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………….……………………………………. i


KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………..……………………… ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………………………….……………….. 1
● A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………….…………………….. 1
● B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………………………..….……………… 1
● C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………………………………….………..…………….. 2
● D. Manfaat Penulisan ……………………………………………………………………………………….…….………………… 2

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………………………………………………………. 3
● A. Pengertian ……………………………………………………………………………………………….…………………………… 3
● B. Tujuan Konseling Kelompok …………………………………………………………………………..…………………….. 3
● C. Unsur Konseling Kelompok ……………………………………………………………………………..……………………. 3
● D. Tahapan Konseling Kelompok ………………………………………………………………………...……………………. 4
● E. Pendekatan Konseling Kelompok ………………………………………………………………………..……………..…. 6
● F. Teknik dan keterampilan dalam proses kelompok …………………………………………………………….... 10
● G. Kelebihan dan Kekurangan Konseling kelompok …………………………………………….....………………. 11

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………………………………….……………………..……… 12


● A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………………………….……….. 12
● B. penutup …………………………………………………………………………………………………..………………..….…… 13
● C. Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………………………………..….………. 13
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada individu dalam rangka
memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya dan juga bersifat
pencegahan. Konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan masalah atau topik yang
dibahas dalam konseling kelompok bersifat pribadi, yaitu masalah yang di bahas merupakan
masalah pribadi yang secara langsung dialami atau lebih tepat lagi merupakan masalah atau
kebutuhan yang sedang dialami oeh para anggota kelompok yang menyampaikan topik atau
masalah. Layanan konseling kelompok merupakan suatu proses antar pribadi yang dinamis yang
terpusat pada pemikiran dan prilaku yang sadar dan melibatkan fungsi-fungsi terapi seperti sifat
permisif, berorientasi pada kenyataan, katarsis, saling mempercayai, saling pengertian, saling
menerima, dan saling mendukung. Dalam layanan konseling kelompok ada beberapa asas yang
harus di terapkan, antara lain asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian,
kenormatifan. Konseling kelompok dapat berjalan dengan baik apabila komponen-komponen
dalam kelompok itu terbentuk, misalnya di tetapkannya Pemimpin kelompok (PK), Anggota
kelompok (AK).
Pengembangan kemanusiaan seutuhnya hendaknya mencapai pribadi-pribadi yang
kediriannya matang, tangguh, dengan kemampuan social yang menyejukkan, kesusilaan yang
tinggi dan luhur serta berkeimanan dan ketakwaan yang kokoh dan dalam. Namun kenyataan
yang sering kita jumpai dalam kehidupan masyarakat akhir-akhir ini, banyak pribadi yang kurang
berkembang dan rapuh, kurangnya rasa kebersamaan sebagai anggota kelompok masyarakat,
kehidupan social yang panas, kesusilaan yang rendah dan keimanan dan ketakwaan yang labil dan
dangkal.
Sehubungan dengan masalah-masalah tersebut, maka dalam pengembangan pendidikan
harus memperhatikan hal-hal tersebut agar setiap orang dapat berkembang secara optimal
sehingga potensi-potensi yang dimlikinya mendapats entuhan yang mendorongnya untuk
berkembang sesuai dengan tahapan-tahapan perkembangannya baik sebagai makhluk beragama,
makhluk susila, makhluk individu, maupun sebagai makhluk sosial.
1.2. Rumusan Masalah
1. Pengertian dari konseling kelompok ?
2. Tujuan dari konseling kelompok ?
3. Unsur – unsur konseling kelompok ?
4. Proses tahapan konseling kelompok ?
5. Bagaimana pendekatan konseling kelompok ?
6. Teknikdan keterampilandalam proses kelompok ?
7. Kelebihan dan Kekeurangan Konseling Kelompok ?

1.3. Tujuan Makalah


Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui pengertian konseling kelompok
2. Mengetahui tujuan dari konseling kelompok
3. Mengetahui unsur – unsur konseling kelompok
4. Mengetahui tahapan konseling kelompok
5. Mengetahui bagaimana pendekatan konseling kelompok
6. Mengetahui teknik – teknik dan keterampilan konseling kelompok
7. Mengetahui kelebihaan dan kekurangan konseling kelompok

1.4. Manfaat Makalah

Sebagai sarana mahasiswa untuk menjadikan media mencari dan mengedukasi dari
sebagian beberapa topik yang akan di bahas dan dapat memberikan pengetahuan mengenai
beberapa point penting konseling kelompok.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Layanan konseling kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang
dialaminya melalui dinamika kelompok. Dinamika kelompok yaitu suasana yang hidup, yang
berdenyut, yang bergerak, yang berkembang, yang ditandai adanya interaksi antara sesame
kelompok. layanan konseling kelompok merupakan layanan konseling yang diselenggarakan
suasana kelompok.
Gazda, Shertzer& stone (EdiWibowo, 2005) mengemukakan pengertian konseling
kelompok yaitu: konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang terpusat pada
pemikiran dan prilaku yang disadari. Prose situ mengandung ciri-ciri terapeutik sepertip
engungkapan pikiran dan perasaan secara leluasa, orientasi pada kenyataan, pembukaan diri
mengenai perasaan-perasaan mendalam yang dialami, saling percaya, saling perhatian, saling
pengertian dan saling mendukung.

2.2 Tujuan konseling kelompok


Konseling kelompok bertujuan untuk pengembangan pribadi konseli dan lingkungan
sosial, yang ditempuh melalui proses pembahaan dan pemecahan masalah yang dilakukan melalui
setting kelompok. Lebih jauh, Sukardi (2002, hal. 49) menyebutkan bahwa terdapat 4 tujuan
dalam konseling kelompok diantaranya sebagai berikut:
a) Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak
b) Melatih anggota kelompok dapat bertetangga rasa terhadap teman sebaya
c) Dapatmengembangkanbakat dan minat masing-masing anggota kelompok
d) Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok

Menurut Prayitno (2004) tujuan umum konseling kelompok adalah mengembangkan


kepribadian peserta didik untuk mengembangkan kemampuan sosial, komunikasi, kepercayaan
diri, dan mampu memecahkan masalah yang berlandaskan ilmu dan agama, sedangkan tujuan
khusus konseling kelompok yaitu:

a) Membaha topic yang mengandung masalah actual, hangat, dan menarik perhatian anggota
kelompok
b) Terkembangnya persaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap terarah terhadap tingkah laku
dalam bersosialisasi/komunikasi
c) Terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan diperoleh nyaimbasan pemecahan
masalah bagi individu peserta konseling kelompok yang lain.
d) Individu dapat mengatasi masalahnya dengan cepat dan tidak menimbulkan emosi
2.3 Unsur konseling kelompok
Dalam kegiatan konseling kelompok terdapat beberapa unsur sehingga kegiatan tersebut
disebut konseling kelompok. Adapun unsur-unsur yang ada dalam konseling kelompok yaitu :
1. Anggota kelompok adalah individu normal yang mempunyai masalah dalam rentang
penyesuaian yang masih dapat diatasi oleh pemimpin kelompok atau anggota kelompok
lainya.
2. Pemimpin kelompok adalah seorang ahli yang memimpin jalannya kegiatan konseling
kelompok. Konseling kelompok dipimpin oleh seorang konselor atau psikolog yang
propesiaonal dengan latihan khusus bekerja dengan kelompok.

2.4 Tahapan konseling kelompok


Proses konseling kelompok paling tidak melalui tahapan-tahapan berupa : tahapan awal
dalam kelompok, tahap transisi, tahap pelaksanaan dan tahap akhir dari proses kelompok. Tahap
awal dalam kelompok memperhatikan karakteristik anggota yang tidak sama, hal ini akan
berpengaruh pada mekanisme pelaksanaan pada proses kelompok pada tiap-tiap tahap.
karakteristik yang Nampak pada tahap awal adalah mempunyai perhatian yang terlalu dini,
memiliki kepentingan yang tersembunya, beresiko sebagai awal konflik, ada konflik antara diri
dengan orang lain, konflik antara kepentingan saat ini dengan masa yang akan datang, ada
perasaan percaya tetapi juga muncul kecurigaan.
Salah satu strategi dalam membangun kepercayaan adalah keteladanan dan sikap serta
tindakan untuk percaya. Pemimpin kelompok pada tahap awal diharapkan mampu
mengidentifikasi dan menjelaskan tujuan umum pada anggota, disamping itu membantu anggota
mendefinisikan tujuan pribadi. Perhatian utama pada tahap ini adalah pembagian tanggung
jawab, kesepkatan bersama, membuka dan menutup sesi kelompok. Tahap transisi dalam proses
kelompok, pemimpin kelompok bertanggung jawab untuk membantu anggota kelompok keluar
dari situasi dan kondisi krisis yang dialami.
Situasi krisistergambar dalam karakteristik anggota yang menampakan :
1. Munculnya kecemasan : perasaan cemas anggota kelompok baik yang berasal dari factor
internal maupun eksternal berpengaruh pada efektifitas anggota kelompok. Kecemasan
dapat diakibatkan karena merasa tidak mampu untuk berinteraksi dan berpendapat dalam
kelompok.
2. Kepercayaan diri anggota kelompok memiliki tingkat kepercayaan diri yang berbeda sehingga
bagi anggota kelompok yang kurang percaya diri maka tugas utama pada awal konseling
kelompok adalah membangun kepercayaan diri anggota kelompok.
3. Prilaku yang defensive dan resisten: kesulitan awal seorang konselor adalah mendapatkan
partisipasi dari anggota. Amggota kelompok dapat menunjukan prilaku defensive dan
cenderung melawan terhadap topic diskusi, terhadap anggota kelompok maupun kepada
pemimpin kelompok. Gejala prilaku defensive dan resisten dapat terlihat melalui pola
hubungan emosional dengan anggota kelompok, gaya bicara yang singkat dan langsung, tidak
berpendapat, dan memperlihatkan ekspresi terhadap perasaan yang dialaminya.
4. Ketakutan yang biasanya dialami anggota kelompok; anggota kelopmpok yang sering diliputi
oleh perasaan takut diantaranya takut kelihatan bodoh, takut ditolak, takut dianggap tidak
bisa, takut kurang control, takut dianggap menutup diri karena mereka merasa diminta
terbuka sebelum mereka secara mental siap untuk berpendapat.
5. Berusaha untuk mengontrol diri sehingga partisipasi dalam kelompok menjadi kurang karena
anggota kelompok yang pasif.
6. Konflik: konflik pribadi yang berkaitan dengan jenis kelamin, umur, bahasa, status social
ekonomi, rasial dan latar belakang pendidikan. Konflik disebabkan karena kurangnya
attending yang dilakukanoleh konselor.
7. Konfrontasi : selama proses kelompok akan terjadi pertentangan diantara anggota kelompok,
pemimpin harus bertanggung jawab untuk menjadikan konfrontasi sebagai upaya konstruktif
untuk membangun proses kelompok.
8. Pergantian pimpinan kelompok : dalam proses konseling kelompok seorang leader diganti
disebabkan oleh factor kepribadian dan professionalitas, karena pemimpin kelompok tidak
memiliki kompetensi dan keterampilan yang memadai. dalam proses kelompok sering
ditemukan beberapa prilaku dan kesulitan yang dialami oleh anggota kelompok. Pemimpin
kelompok bertanggung jawab untuk meminimalisir prilaku problematic secara rasional
sehingga akan menjadikan kepemimpinan yang efektif.

Pemimpin yang efektif ditunjukan melalui sebagian prilaku berupa : tidak menyalahkan konseli,
mendidik konseli bagaimana berinteraksi dalam kelompok, tidak merespon sarkasme dengan
sarkasme.

Beberapa prilaku anggota kelompok yang terlihat dalam proses kelompok adalah sebagai berikut :

1. Diam dan kurang berpatisipasi : konseli cenderung berdiam diri dan tidak pertisipasif. prilaku
yang tampak adalah menunjukan sikap menunggu, merasa tidak mempunyai bahan untuk
dikatakan, merasa tidak penting membicarakan sesuatu, takut ditolak, kurang percaya
dengan kelompok, dan takut tentang kerahasiaannya.
2. Prilaku monopoli : pemimpin kelompok harus peka terhadap anggota yang memonopoli
dalam aktivitas kelompok.
3. Bercerita dan menutup diri : merupakan prilaku yang menunjukan ketidaktahuan anggota
kelompok. Pemimpin kelompok dapat memulai diskusi dengan menceritakan hal-hal yang
mendorong anggota kelompok untuk dapat terbuka dan mau berpendapat.
4. Bertanya : pertanyaan yang diajukan antar anggota kelompok harus di kontrol agar tidak
terjebak pada model interogasi. diusahakan untuk tidak bertanya tetapi dengan membuat
pernyataan yang kemudian dapat direspon oleh anggota kelompok yang lain.
5. Memberi nasehat : problem prilaku yang berhubungan dengan bertanya adalah memberi
nasehat. Kecenderungan dari anggota kelompok adalah memberikan nasehat kepada
anggota lain yang menyampaikan pendapat atau permasalahan.
6. Dependesi : berprilaku bebas tidak selalu menjadikan masalah apalagi jika dilihat dalam
perspektif cultural.
7. Dukungan yang palsu : Hal ini berkaitandenganpemberiannasehat yang dilakukanoleh
anggota kelompok yang lain karena dimungkinkannasehat dan support yang
diberikanbelumsepenuhnyasesuaidengan kata hati.
8. Prilakumemusuhisesama anggota kelompok : dapatmunculprilaku yang memusuhi anggota
kelompok lain, gejala ini dapatdisebabkanolehbanyak factor.
9. Berprilaku superior : ada anggota kelompok yang memiliki superior sehinggaberinteraksi
akan menunjukansuperioritasnya dan bahkanmengundang untuk bermusuhan.
10. Sosialisasi : Kemampuanbersosialisasidapatmenjadikankendalabagi anggota kelompok karena
jika tidak terbangunkohesifitasdapatmembentukklikdiantara anggota kelompok.
11. Intelektualitas : dalam proses konseling seorangpemimpinkelompokdituntutpeka untuk
memperhatikanaktivitas anggota kelompok karena
mekanismepertahanandiridapatdilakukanmelaluirasionalisasi dan kemmapuanintelektualnya.
12. Menjadikan anggota sebagaiassintence leaders : anggota yang memiliki interpersonal
bagusdapatberperansebagaiasistenbagipemimpinkelompok. konselor tahappelaksanaan
konseling kelompokdapat melakukan intervensi.

2.5 Pendekatan konseling kelompok


Konseling atauterapi dalam kelompok. bentuk ini adalahpendekatan individual yang
dilakukandidalamkelompok. Selama proses konseling atauterapi, anggota lain hanya jadi
pengamat dan dapat pula mengemukakanpendapat.
konseling dalam terapidengankelompok : biasanyaditemui dalam
kelompoktamuataupunkelompok – T. aktivitas di dalam kelompokditentukanoleh anggota.
konselor hanyabertindaksebagai expert participant. Berikutmerupakanpendekatan-pendekatan
dalam konseling kelompok.
1) Konseling kelompokdenganpendekatanpsikoanalitik
Fungsiutama konselor kelompok dalam konseling kelompok yang
berorientasipsikoanalisisadalahmembantu konseli secaraberangsur-
angsurmenemikanfactor-faktorpenentu yang tidak disadaridariprilakupada masa kini. dalam
hal ini adalahbagaimanaseorang konselor bisamenatainteraksi yang terjadiantara id, ego,
supar ego. Dalam psikoanalisis, proses terapiberpusatpadamenciptakankembali,
menganalisis, mendiskusikan dan menafsirkanpengalaman masa lampau dan menangani
(working through) mempertahankandiri dan penolakan yang
berkembangpadatahapketaksadaran.
Berikutbeberapateknik konseling kelompokpadapendekatanpsikoanalitik, menurut M.
EdiKurnanto (2013, hlm. 40-46) :
a. Penafsiran (Interpretation)
Penafsiranmerupakanteknikterapeutik yang digunakan untuk menganalisis asosiasi
bebas, mimpi, penolakan, pengalihanperasaan. dalam prakteknya konselor
melakukan berbagaitindakananalisis yang menyatakan, menerangkan,
bahkanmengajari konseli untuk memaknaitingkahlaku yang
dimanisfestasikanmelaluimimpi-mimpi, asosiasi bebas, resistensi-resistensi dan
olehhubunganterapeutikitusendiri.
b. Analisisresistensi
Resistensidimaknaisebagaipenolakanatauhambatan yang melawankelangsungan
proses konseling, konseli berusahamenunjukanprilakuketidaksediaan untuk masuk
dalam pemikiran,perasaan-perasaan dan pengalaman-
pengalamantertentusebagaibentukpertahanandiridari rasa cemas.
c. Analisistransferensi
Transferensiadalahmengalihkanberupaperasaan dan harapan masa lalu. dalam hal
ini konseli diupayakan untuk menghidupkankembalipengalaman dan konflik masa
laluterkaitdengancinta, seksual, kebencian, kecemasanoleh konseli dibawakemasa
sekarang dan dilemparkanke konselor. bentuknyatatransferensi dalam proses
konseling kelompokadalah phenomena dimana konseli
mencobamenghadirkanpengalaman masa lampaumereka, yang
merekaanggapsebagaiurusan yang belumselesai.
Konselor mengusahakan agar konseli mengembangkantransferensinya agar
terungkapneurosisnyateraumapada usia lima tahunpertamapadahidupnya. konselor
menggunakansifat-sifatnetral, objek, anonym dan pasif agar
terungkaptransferensitersebut.
d. Wawasan dan penanganan (Insight and working trouh)
Dalam model psikoanalitik, wawasan juga berartikesadaranintelektual dan
emosionaltentanghubunganantarapengalaman-pengalaman masa lampaudengan
masalah masa kini. sedang proses
penanganantuntasmerupakantahapakhirdarikelompokanalitik yang
hasilnyaberupabertambahnyakesadaran dan integrasidiri.
2) Konseling kelompok dalam pendekatanrasionalemotif
Pendekatan ini dikenaldengan rational emotive therapy (RET). RET
didasariaumsibahwamanusiadilahirkandenganpotensirasional (berfikirlangsung) dan juga
irasional (berfikirliku-liku). Keyakinanirasionalitu yang menyebabkangangguanemosional.
RET tidak memandanghubunganpribadiantara konseli dan konselor sebagaisesuatu yang
sangatpentingdalamprosesterapeutik. yang pentingbagipendekatan ini adalahketerampilan
dan ketersesdiaan konselor untuk menantang, mengkonfrontasikan dan meyakinkan konseli
mempraktikankegiatan (baik di dalam maupun di luar konseling) yang akan
mengarahpadaperubahan yang kontruktif dalam pemikiran dan perbuatan konseli.
Terapirasionalemotifmenggunakanberbagaiteknik yang bersifatkognitif, afektif, dan
behavioral yang disesuaikandengankondisi konseli. berikutbeberapatekniknya :
1. Teknik-teknikemotif (efektif)
⮚ Teknik assertive taining, yaituteknik yang digunakan untuk melatih, mendorong
dan membiasakan konseli untuk
secaraterusmenerusmenyesuaikandirinyadenganprilakutertentu yang
diinginkan
⮚ Tekniksosiodrama, yang digunakan untuk
mengekpresikanberbagaijenisperasaan yang enekanmelaluisuatu suasana yang
di dramatisasikansedemikianrupasehingga konseli dapatsecaralisan,
tulisanmelaluigerakan-gerakandramatis.
⮚ Teknik self modeling yakni teknik yang digunakan untuk menerima konseli agar
“berjanji” ataumengadakankomitmendengan konselor untuk
menghilangkanperasaanatauprilakutertentu.
⮚ Teknikimitasiyaitudigunakandimana konseli diminta untuk
menirusecaraterusmenerussuatu model
prilakutertentudenganmaksudmenghadapi dan menghilangkanprilakunyasendiri
yang negative.
2. Teknik-teknikbehavioristik
⮚ Teknik reinforcement (penguatan) yaituteknik yang digunakan untuk
mendorong konseli kea rah prilaku yang lebih rasional dan logisdengan untuk
jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun punishment (hukuman).
⮚ Teknik social modeling yakni teknik yang digunakan untuk memberikan prilaku-
prilaku baru pada konseli
⮚ Teknik live model (model darikehidupannyata) yang digunakan untuk
menggambarkanprilaku-prilakutertentukhususnyasituasi-situasi interpersonal
yang komplek dalam bentukpercakapansosial, interaksidenganmemecahkan
masalah-masalah.
3. Teknik-teknikkognitif
⮚ Pemberiantugasrumah. Dalam teknik ini konseli diberikantugas-tugasrumah
untuk melatih, membiasakandiri dan menginternalisasikansistemnilaitertentu
yang menurut pole prilaku yang diharapkan.
⮚ Teknik ini digunakan untuk melatihkeberanian konseli dalam
mengekpresikanprilaku-prilakutertentu yang diharapkanmelalui role playing
ataubermainperan, latihan, dan sosial modeling ataumenirukan model-model
sosial.
3) Kelompok dalam pendekatananalisistransaksional
Adalahpsikoterapitransaksional yang dapatdigunakan dalam konseling individual, tetapi
lebih cocokdigunakan dalam konseling kelompok. AT menekankanaspek-
aspekkognitifrasional behavior dan berorientasipadapeningkatankesadaran, sehingga
konseli akan mampumenbuatkeputusan-kepusan baru dan mengubah cara hidupnya.
Teknik yang terdapat dalam pendekatananalisistransaksional yang harusdikuasaioleh
konselor adalah :
a) Permission (pemberiankesepakatan) adalah konselor memberikan keepakatanpada
konseli melakukan apa yang semuladilarangoleh orang tua untuk dilakukandengan cara
permainanataumemainkanperan.
b) Protection adalahteknik konselor meyakinkan konseli bahwalingkungan konseli
merupakanlingkungan yang aman untuk melakukan hal-hal yang
biasadilarangolehindividutersebut.
c) Potensiadalahkemampuanataukeahlian konselor
menggunakansemuaketerampilannyapadawaktu yang terbaiksehinggamenjadiefektif
dan optimal.
4) Konseling kelompokdenganpendekatanrealitas
Tokohdarirealitasadalah William Glasser. teori ini menekankanbahwasemuaprilaku yang
muncul dalam diriseseorangbertujuanuntkmemenuhisatuatau lebih
kebutuhandasaradridirinya. realitasmerupakanjangkapendek yang berfokuspada masa
sekarang. Tujuanumumterapirealitasadalahmembantuseseoranguntkmecapaiotonomi.
otonomiadalahkematangan yang diperlukan bagikemampuanseseorang untuk mengganti
yang diperlukan bagikemampuanseseorang untuk
menggantidukunganlingkungandengandukungan internal.
5) Konseling kelompok dalam pendekatan behavioral
● Desensitisasisistem
Teknik spesifik yang digunakan untuk
menghilangkankecemasandengankondisirilekssaatberhadapandengansituasi yang
menimbulkankecemasan yang bertambahsecarabertahap.
● Teknikrelaksasi
Teknik yang digunakan untuk membantu konseli mengurangiketeganganfisik dan mental
denganlatihanpelemasanototdanpembayangansituasi yang
menyenangkansaatpelemasanototnyasehinggatercapaikondisirileks, baik
fisikmaupunmentalnya.
● Teknik flooding
Teknik yang digunakan konselor untuk membantu konseli mengatasikecemasan dan
ketakutanterhadapsesuatuhaldengan cara menghadapi konseli tersebutdengansituasi
yang menimbulkankecemasantersebutsecaraberulang-
ulangsehinggakurangkecemasannyaterhadapsituasitersebut.
⮚ Reinforcement Technique
Teknik yang digunakan konselor untuk membantumeningkatkanperilaku yang
dikehendakidengan cara memberikan penguatanterhadapperilakutersebut.
⮚ Modelling
Teknik untuk memfasilitasiperubahantingkahlaku konseli denganmenggunakan
model.
⮚ Cognitive Restructuring
Teknik yang menekankanpengubahanpolapikiran, penalaran, sikap konseli yang
tidak rasionalmenjadirasional dan logis.
⮚ Assertive Training
Teknikmembantu konseli mengekspresikanperasaan dan pikiran yang
ditekanterhadap orang lain secaralugastanpaagresif.

⮚ Self Management
Teknik yang dirancang untuk membantu konseli mengendalikan dan
mengubahperilakusendirimelaluipantaudiri (swapantauatauswa monitoring),
kendalidiri (self control), dan ganjardiri (self reinforcement).
⮚ Behavioral rehearsal
Teknikpenggunaanpengulanganataulatihandengantujuan agar konseli
belajarketerampilanantarpribadi yang efektifatauperilaku yang layak.
⮚ Behavior contract (kontrakperubahantingkahlaku)
Suatukesepakatantertulisataulisanantara konselor dan konseli sebagaiteknik
untuk memfasilitasipencapaiantujuan konseling. Teknik ini memberikan batasan,
motivasi, insentifbagipelaksanaankontrak, dan tugas-tugas yang ditetapkanbagi
konseli dilaksanakanantarpertemuan konseli.
⮚ Homework assignment (PekerjaanRumah)
Teknik yang digunakandengan cara memberikan tugas/aktivitas yang dirancang
agar dilakukan konseli antarapertemuan konseling sepertimencobaperilaku baru,
meniruperilakutertentu, ataumembacabahanbacaan yang relevandenganmaslah
yang dihadapinya.
⮚ Role Playing (Bermainperan)
Teknik yang digunakan konselor untuk membantu konseli mencapaitujuan yang
diharapkandenganpermainanperan. Konseli
memerankanperilakutertentusecaraberulang-
ulangsehinggaberkurangkecemasannyaterhadapsituasitersebut.
6) Konseling Kelompok dalam Pendekatan Client Centered
Disebut juga denganistilahteoridiri (self theory), konseling non-directive dan
konseling Rogerian. Nama pencetusteori ini adalah Carl R. Rogers. Pendekatan ini
didasaribahwamanusiacenderungbergerakkearahkeseluruhan dan kearahperwujudandiri
dan bahwa anggota kelompoksebagaiindividu dan juga
kelompoksebagaikeseluruhanitudapatmenemukanarahsendiridenganbantuan yang
minimum dari konselor. Berikut ini merupakanteknik-teknik yang harusdikuasaioleh
konselor dalam Pendekatan Client Centered, yaitu:
a. Acceptance (penerimaan)
b. Respect (rasa hormat)
c. Understanding (mengerti, memahami)
d. Reassurance (menentramkanhati, meyakinkan)
e. Encouragement (dorongan)
f. Limited Questioning (pertanyaanterbatas)
g. Reflection (memantulkanpernyataan dan perasaan)
2.6 Teknik Dan Keterampilan Dalam Proses Kelompok
Peran dan fungsi seorang pemimpin kelompok merupakan salah satu kunci
keberhasilan. Pihak yang paling berkepentingan untuk menyiapkandiri agar proses
kelompokberjalanefektif dan efisienadalah konselor, sehinggasikap dan keterampilan yang
dimiliki harus sesuai dengan tuntutan anggota kelompok, Sebagai bahan kajian mengenai sikap
dan teknik yang harus di kuasai oleh konselor adalahsebagaiberikut:
a. Sikap seorang pimpinan kelompok; memiliki kepercayaan diri yang memadai, mempunyai
tanggung jawab terhadap proses kelompok dan anggota kelompok secara professional,
mampu melakukan attending dan mendengarkan anggota kelompok, bersikapobyektif, jujur,
empatik, hangat dan care, menaruh rasa hormatkepada anggota kelompok, bersikapfleksibel,
kreatif dan spontan, memiliki antusiasme dan optimis, berselera humor, memiliki pola berpikir
kritis dan mampu menginternalisasi keterampilan tersebut di dalam dirinya.
b. Teknik yang harus di kuasai oleh pimpinan kelompok adalah restatement, kemampuan
merefleksi, membuat kesimpulan mmengklarifikasi, mendorong, mampu memberikan
umpanbalik, kemampuan konfrontasi, mampu menganalisis dan menginterpretasi, dan
mampu membuat kesimpulan untuk kelompok.
Penguasaan teknik dan keterampilan konseling merupakan jaminan bahwa Proses
kelompok dapat berjalan lancar. Faktorpengetahuan dan keterampilan dengan didukung oleh
integritas kepribadian seorang konselor akan mampu memberikan layanan bantuan kepada
konseli.

2.7 Kelebihan dan Kekeurangan Konseling Kelompok


Segala sesuatu yang ada di dunia ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan,
begitupun dengan konseling kelompok ini, berikut merupakan kelebihan dan kekurangan
konseling kelompok.
1) Kelebihan Konseling Kelompok
a) Anggota belajarberlatihperilakunya yang baru
b) Kelompok dapat dipakai untuk belajar mengekspresikan perasaan, perhatian dan
pengalaman
c) Anggota belajar ketrampilan sosial, belajar berhubungan pribadi lebih mendalam
d) Kesempatan dan menerima di dalam kelompok
e) Efisiensi dan ekonomisbagi konselor, karena dalam satuwaktutertentudapat
memberikan konseling bagi lebih dariseorangpesertadidik.
f) Kebanyakan masalah berkaitan dengan hubungan antar pribadi dalam lingkungan sosial.
Konseling kelompok memberikan lingkungan sosial yang dapat dipakai sebagai sarana
memecahkan masalah ini.
g) Kebersamaan dalam kelompok lebih memberikan kesempatan untuk
mempraktekkanprilaku baru daripadakeberduaanpada konseling individual. Dalam
kelompok, kosneli-konselimendapatkandukungan dan umpanbalik yang
jujurmengenaiperilaku yang dicobanyadariteman-temansebayanyabukandari konselor.
h) Konseling kelompokmemungkinkan konseli konseli
memaparkanmasalahnyakepadapesertadidik-pesertadidik dan
penyelesaiannyadenganbantuanmenjajakiperasaan, perhatiaan dan
pengalamanpesertadidik-pesertadidik lain.
i) Dalam memecahkan masalah pribadimaupunatarapribadi dalam konsleingkelompok,
konseli tidak hanyameningkatkankemampuanmemecahkan masalah bersama, tetapi
juga belajarketerampilansosial dalam pemecahan ini.
j) Dalam konseling kelompok konseli-konseli tidak hanyamemecahkan masalah masing-
masingtetapi juga masalah orang lain. Memberikan tanggapanterhadap masalah orang
lain, dapatmengalihkan pusat perhatiandarimasalahnyasendiri.
k) Di dalam kelompok, anggota akan salingmenolong, menerima, berempatidengan tulus.
Keadaan ini, membutuhkan suasana yang positifantara anggota, sehinggamereka akan
merasaditerima, dimengerti, dan menambah rasa positif dalam dirimereka.
Semuaitudapatterwujudapabiladinamikakelompoktumbuhdengan baik, karena
dinamikakelompokmencerminkan suasana kehidupannyata yang terjadi dan di jumpai
dan merupakankekuatan yang mendorongkehidupankelompok.

2) Kelemahan Konseling Kemlompok


a) Tidak semua orang cocok dalam kelompok.
b) Perhatian konselor lebih menyebar
c) Sulit dibina kepercayaan.
d) Konseli mengharapkan terlalu banyak dari kelompok.
e) Kelompok bukan dijadikan sarana berlatih melakukan perubahan, tetapi sebagai tujuan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Dari pembahasanmakalah di atas, dapat kami simpulkanbeberapahalsebagaiberikut :

1. Pengembangankemanusiaanseutuhnyahendaknyamencapaipribadi-pribadi yang
kediriannyamatang, tangguh, dengankemampuan social yang menyejukkan, kesusilaan yang
tinggi dan luhur dan berkeimanan dan ketakwaan yang kokoh dan dalam, makabimbingan
dan konseling sangatdiharapkan untuk membantutercapainyacita-citatersebut.
2. Konseling adalahsuatu proses bantuan yang diberikankepadaindividu yang mangalami
masalah (klien), dilakukanolehseorangahli (konselor) secaralangsung dan menyenangkan,
denganmemperoleh informasi dariklienataupunpihak lain
sehinggaindividutersebutdapatmemahamidirinya dan permasalahannya, agar
iadapatberinteraksisecaraefektif dalam lingkungannya dan masyarakatpadaumumnya.
3. Konseling kelompokmerupakansalahsatulayanan konseling yang di selenggarakan dalam
suasana kelompok yang memanfaatkandinamikakelompok, sertaterdapathubungan
konseling yang hangat, terbuka, permisif dan penuhkeakraban.
4. Tujuan Konseling
kelompokadalahmemungkinkansiswamemperolehkesempatanbagipembahasan dan
pengentasan masalah yang dialamimelaluidinamikakelompok.
5. Hasil yang diharapkanpadakelompokyaitudengan konseling kelompok, anggota
memperolehpemahaman baru darikegiatanbimbingan dan konseling kelompok. Bimbingan
dan konseling kelompok juga dapatmembantumengentaskan masalah anggota kelompok
dalam kegiatankoselingkelompok

3.2. Penutup
Demikianlahmakalah ini kami sajikan, jikaterdapathal-hal yang tidak
berkenanatauterdapatkekuranganpadasistematikapenulisanataupenggunaanformulasi bahasa
yang kurangtepat, maka kami sangatmengharapkankritik dan saran dalam
rangkaperbaikanmakalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Asman, J.M. (2010). Panduan Efekif Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Jogjakarta: Diva Press
Bandung: Refika Aditama
Denim, S. (2007). Visi Baru Manajemen Sekolah, dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik
Jakarta: Bumi Aksara
Jacob, E. (1994). IMPACT therapy. USA: PAR inc.
Joyce, N., Weil, M., Calhoun, E. (2009). Models of Model-model pembelajaran (Edisi Teaching:
delapan). Alih bahasa: Fawaid, A. dan Mirza, A. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kemdikbud. (2016). Panduan Operasional Penyelengaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah
Dasar, Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Me Leod, J. (2008). Pengantar Konseling: Teori dan Studi Kasus. Alih bahasa : Anwar, A K..
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Mulianya, E.(2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Rosda
Natawidjaja, R.(1987). Pendekatan-pendekatan Dalam Penyuluhan Kelompok I. Bandung.
Diponegoro
Nurihsan, A. J. (2007). Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan.
Nurihsan, A.J. (2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling Bandung: Revika Aditama.
Prayitno, et al. (2004). Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Depdiknas
Prayitno. (2008). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Rusmana, N. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah (Metode, Teknik dan
Aplikasi)...Bandung: RIZQI Press.
Suherman, U. dan Suherman. (2008). Konsep dan Aplikasi Bimbingan dan Konseling:
Karakteristik siswa sekolah dasar. Bandung: PPB UPI
Widada. (2013). Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Aktualisasi Bimbingan dan
Konseling pada Pendidikan Dasar Menuju Peserta Didik yang Berkarakter. 333-342
Yustiana, Y.R. dan Suherman. (2008). Konsep dan Aplikasi Bimbingan dan Konseling: Aktivitas
Bermain sebagai strategi pengembangan pengalaman belajar yang bermakna di sekolah
dasar. Bandung: PPB UPI
Yusuf, S. (2016). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja Bandung: Rosdakarya.
https://books.google.co.id/books?
hl=en&lr=&id=8KRPDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=konseling+kelompok&ots=_bVNS0Z-
0h&sig=DDDrQtTiJxQ8Bvjv7EjI0SNZR20&redir_esc=y#v=twopage&q&f=false

Anda mungkin juga menyukai