KONSELING KELOMPOK
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Teknik Bimbingan dan Konseling
dengan dosen pengampu ibu Rima Irmayanti, M.Pd
Disusun Oleh :
Jl. Terusan Jend. Sudirman, Baros, Kec. Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat
Kata Pengantar
Alhamdulillahi rabbil- ‘aalamiin. Segala puja dan puji hanya kepada Allah SWT. Atas segala
nikmat yang selalu dilimpahkan kepada hamba-Nya, baik nikmat yang tanpa diminta maupun yang
dengan sengaja diminta dari-Nya, sehingga pada akhirnya penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah
ini.Sholawat serta salam semoga senantiasa dianugerahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, para
keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa berjalan diatas ajaran Allah dan sunnah Nabi hingga
hari akhir.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibuRima Irmayanti,
M.Pd dengan mata kuliah Teknik Bimbingan dan Konseling . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang konseling kelompok bagi pembaca, khususnya bagi penyusun.Penulis
mengucapkan terima kasih kepada ibu Rima Irmayanti, M.Pd selaku dosenTeknik Bimbingan dan
Konseling yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Penyusun menyadari, makalah yang disusun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun,
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………………………….……………….. 1
● A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………….…………………….. 1
● B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………………………..….……………… 1
● C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………………………………….………..…………….. 2
● D. Manfaat Penulisan ……………………………………………………………………………………….…….………………… 2
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………………………………………………………. 3
● A. Pengertian ……………………………………………………………………………………………….…………………………… 3
● B. Tujuan Konseling Kelompok …………………………………………………………………………..…………………….. 3
● C. Unsur Konseling Kelompok ……………………………………………………………………………..……………………. 3
● D. Tahapan Konseling Kelompok ………………………………………………………………………...……………………. 4
● E. Pendekatan Konseling Kelompok ………………………………………………………………………..……………..…. 6
● F. Teknik dan keterampilan dalam proses kelompok …………………………………………………………….... 10
● G. Kelebihan dan Kekurangan Konseling kelompok …………………………………………….....………………. 11
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada individu dalam rangka
memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya dan juga bersifat
pencegahan. Konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan masalah atau topik yang
dibahas dalam konseling kelompok bersifat pribadi, yaitu masalah yang di bahas merupakan
masalah pribadi yang secara langsung dialami atau lebih tepat lagi merupakan masalah atau
kebutuhan yang sedang dialami oeh para anggota kelompok yang menyampaikan topik atau
masalah. Layanan konseling kelompok merupakan suatu proses antar pribadi yang dinamis yang
terpusat pada pemikiran dan prilaku yang sadar dan melibatkan fungsi-fungsi terapi seperti sifat
permisif, berorientasi pada kenyataan, katarsis, saling mempercayai, saling pengertian, saling
menerima, dan saling mendukung. Dalam layanan konseling kelompok ada beberapa asas yang
harus di terapkan, antara lain asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian,
kenormatifan. Konseling kelompok dapat berjalan dengan baik apabila komponen-komponen
dalam kelompok itu terbentuk, misalnya di tetapkannya Pemimpin kelompok (PK), Anggota
kelompok (AK).
Pengembangan kemanusiaan seutuhnya hendaknya mencapai pribadi-pribadi yang
kediriannya matang, tangguh, dengan kemampuan social yang menyejukkan, kesusilaan yang
tinggi dan luhur serta berkeimanan dan ketakwaan yang kokoh dan dalam. Namun kenyataan
yang sering kita jumpai dalam kehidupan masyarakat akhir-akhir ini, banyak pribadi yang kurang
berkembang dan rapuh, kurangnya rasa kebersamaan sebagai anggota kelompok masyarakat,
kehidupan social yang panas, kesusilaan yang rendah dan keimanan dan ketakwaan yang labil dan
dangkal.
Sehubungan dengan masalah-masalah tersebut, maka dalam pengembangan pendidikan
harus memperhatikan hal-hal tersebut agar setiap orang dapat berkembang secara optimal
sehingga potensi-potensi yang dimlikinya mendapats entuhan yang mendorongnya untuk
berkembang sesuai dengan tahapan-tahapan perkembangannya baik sebagai makhluk beragama,
makhluk susila, makhluk individu, maupun sebagai makhluk sosial.
1.2. Rumusan Masalah
1. Pengertian dari konseling kelompok ?
2. Tujuan dari konseling kelompok ?
3. Unsur – unsur konseling kelompok ?
4. Proses tahapan konseling kelompok ?
5. Bagaimana pendekatan konseling kelompok ?
6. Teknikdan keterampilandalam proses kelompok ?
7. Kelebihan dan Kekeurangan Konseling Kelompok ?
Sebagai sarana mahasiswa untuk menjadikan media mencari dan mengedukasi dari
sebagian beberapa topik yang akan di bahas dan dapat memberikan pengetahuan mengenai
beberapa point penting konseling kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Layanan konseling kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang
dialaminya melalui dinamika kelompok. Dinamika kelompok yaitu suasana yang hidup, yang
berdenyut, yang bergerak, yang berkembang, yang ditandai adanya interaksi antara sesame
kelompok. layanan konseling kelompok merupakan layanan konseling yang diselenggarakan
suasana kelompok.
Gazda, Shertzer& stone (EdiWibowo, 2005) mengemukakan pengertian konseling
kelompok yaitu: konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang terpusat pada
pemikiran dan prilaku yang disadari. Prose situ mengandung ciri-ciri terapeutik sepertip
engungkapan pikiran dan perasaan secara leluasa, orientasi pada kenyataan, pembukaan diri
mengenai perasaan-perasaan mendalam yang dialami, saling percaya, saling perhatian, saling
pengertian dan saling mendukung.
a) Membaha topic yang mengandung masalah actual, hangat, dan menarik perhatian anggota
kelompok
b) Terkembangnya persaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap terarah terhadap tingkah laku
dalam bersosialisasi/komunikasi
c) Terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan diperoleh nyaimbasan pemecahan
masalah bagi individu peserta konseling kelompok yang lain.
d) Individu dapat mengatasi masalahnya dengan cepat dan tidak menimbulkan emosi
2.3 Unsur konseling kelompok
Dalam kegiatan konseling kelompok terdapat beberapa unsur sehingga kegiatan tersebut
disebut konseling kelompok. Adapun unsur-unsur yang ada dalam konseling kelompok yaitu :
1. Anggota kelompok adalah individu normal yang mempunyai masalah dalam rentang
penyesuaian yang masih dapat diatasi oleh pemimpin kelompok atau anggota kelompok
lainya.
2. Pemimpin kelompok adalah seorang ahli yang memimpin jalannya kegiatan konseling
kelompok. Konseling kelompok dipimpin oleh seorang konselor atau psikolog yang
propesiaonal dengan latihan khusus bekerja dengan kelompok.
Pemimpin yang efektif ditunjukan melalui sebagian prilaku berupa : tidak menyalahkan konseli,
mendidik konseli bagaimana berinteraksi dalam kelompok, tidak merespon sarkasme dengan
sarkasme.
Beberapa prilaku anggota kelompok yang terlihat dalam proses kelompok adalah sebagai berikut :
1. Diam dan kurang berpatisipasi : konseli cenderung berdiam diri dan tidak pertisipasif. prilaku
yang tampak adalah menunjukan sikap menunggu, merasa tidak mempunyai bahan untuk
dikatakan, merasa tidak penting membicarakan sesuatu, takut ditolak, kurang percaya
dengan kelompok, dan takut tentang kerahasiaannya.
2. Prilaku monopoli : pemimpin kelompok harus peka terhadap anggota yang memonopoli
dalam aktivitas kelompok.
3. Bercerita dan menutup diri : merupakan prilaku yang menunjukan ketidaktahuan anggota
kelompok. Pemimpin kelompok dapat memulai diskusi dengan menceritakan hal-hal yang
mendorong anggota kelompok untuk dapat terbuka dan mau berpendapat.
4. Bertanya : pertanyaan yang diajukan antar anggota kelompok harus di kontrol agar tidak
terjebak pada model interogasi. diusahakan untuk tidak bertanya tetapi dengan membuat
pernyataan yang kemudian dapat direspon oleh anggota kelompok yang lain.
5. Memberi nasehat : problem prilaku yang berhubungan dengan bertanya adalah memberi
nasehat. Kecenderungan dari anggota kelompok adalah memberikan nasehat kepada
anggota lain yang menyampaikan pendapat atau permasalahan.
6. Dependesi : berprilaku bebas tidak selalu menjadikan masalah apalagi jika dilihat dalam
perspektif cultural.
7. Dukungan yang palsu : Hal ini berkaitandenganpemberiannasehat yang dilakukanoleh
anggota kelompok yang lain karena dimungkinkannasehat dan support yang
diberikanbelumsepenuhnyasesuaidengan kata hati.
8. Prilakumemusuhisesama anggota kelompok : dapatmunculprilaku yang memusuhi anggota
kelompok lain, gejala ini dapatdisebabkanolehbanyak factor.
9. Berprilaku superior : ada anggota kelompok yang memiliki superior sehinggaberinteraksi
akan menunjukansuperioritasnya dan bahkanmengundang untuk bermusuhan.
10. Sosialisasi : Kemampuanbersosialisasidapatmenjadikankendalabagi anggota kelompok karena
jika tidak terbangunkohesifitasdapatmembentukklikdiantara anggota kelompok.
11. Intelektualitas : dalam proses konseling seorangpemimpinkelompokdituntutpeka untuk
memperhatikanaktivitas anggota kelompok karena
mekanismepertahanandiridapatdilakukanmelaluirasionalisasi dan kemmapuanintelektualnya.
12. Menjadikan anggota sebagaiassintence leaders : anggota yang memiliki interpersonal
bagusdapatberperansebagaiasistenbagipemimpinkelompok. konselor tahappelaksanaan
konseling kelompokdapat melakukan intervensi.
⮚ Self Management
Teknik yang dirancang untuk membantu konseli mengendalikan dan
mengubahperilakusendirimelaluipantaudiri (swapantauatauswa monitoring),
kendalidiri (self control), dan ganjardiri (self reinforcement).
⮚ Behavioral rehearsal
Teknikpenggunaanpengulanganataulatihandengantujuan agar konseli
belajarketerampilanantarpribadi yang efektifatauperilaku yang layak.
⮚ Behavior contract (kontrakperubahantingkahlaku)
Suatukesepakatantertulisataulisanantara konselor dan konseli sebagaiteknik
untuk memfasilitasipencapaiantujuan konseling. Teknik ini memberikan batasan,
motivasi, insentifbagipelaksanaankontrak, dan tugas-tugas yang ditetapkanbagi
konseli dilaksanakanantarpertemuan konseli.
⮚ Homework assignment (PekerjaanRumah)
Teknik yang digunakandengan cara memberikan tugas/aktivitas yang dirancang
agar dilakukan konseli antarapertemuan konseling sepertimencobaperilaku baru,
meniruperilakutertentu, ataumembacabahanbacaan yang relevandenganmaslah
yang dihadapinya.
⮚ Role Playing (Bermainperan)
Teknik yang digunakan konselor untuk membantu konseli mencapaitujuan yang
diharapkandenganpermainanperan. Konseli
memerankanperilakutertentusecaraberulang-
ulangsehinggaberkurangkecemasannyaterhadapsituasitersebut.
6) Konseling Kelompok dalam Pendekatan Client Centered
Disebut juga denganistilahteoridiri (self theory), konseling non-directive dan
konseling Rogerian. Nama pencetusteori ini adalah Carl R. Rogers. Pendekatan ini
didasaribahwamanusiacenderungbergerakkearahkeseluruhan dan kearahperwujudandiri
dan bahwa anggota kelompoksebagaiindividu dan juga
kelompoksebagaikeseluruhanitudapatmenemukanarahsendiridenganbantuan yang
minimum dari konselor. Berikut ini merupakanteknik-teknik yang harusdikuasaioleh
konselor dalam Pendekatan Client Centered, yaitu:
a. Acceptance (penerimaan)
b. Respect (rasa hormat)
c. Understanding (mengerti, memahami)
d. Reassurance (menentramkanhati, meyakinkan)
e. Encouragement (dorongan)
f. Limited Questioning (pertanyaanterbatas)
g. Reflection (memantulkanpernyataan dan perasaan)
2.6 Teknik Dan Keterampilan Dalam Proses Kelompok
Peran dan fungsi seorang pemimpin kelompok merupakan salah satu kunci
keberhasilan. Pihak yang paling berkepentingan untuk menyiapkandiri agar proses
kelompokberjalanefektif dan efisienadalah konselor, sehinggasikap dan keterampilan yang
dimiliki harus sesuai dengan tuntutan anggota kelompok, Sebagai bahan kajian mengenai sikap
dan teknik yang harus di kuasai oleh konselor adalahsebagaiberikut:
a. Sikap seorang pimpinan kelompok; memiliki kepercayaan diri yang memadai, mempunyai
tanggung jawab terhadap proses kelompok dan anggota kelompok secara professional,
mampu melakukan attending dan mendengarkan anggota kelompok, bersikapobyektif, jujur,
empatik, hangat dan care, menaruh rasa hormatkepada anggota kelompok, bersikapfleksibel,
kreatif dan spontan, memiliki antusiasme dan optimis, berselera humor, memiliki pola berpikir
kritis dan mampu menginternalisasi keterampilan tersebut di dalam dirinya.
b. Teknik yang harus di kuasai oleh pimpinan kelompok adalah restatement, kemampuan
merefleksi, membuat kesimpulan mmengklarifikasi, mendorong, mampu memberikan
umpanbalik, kemampuan konfrontasi, mampu menganalisis dan menginterpretasi, dan
mampu membuat kesimpulan untuk kelompok.
Penguasaan teknik dan keterampilan konseling merupakan jaminan bahwa Proses
kelompok dapat berjalan lancar. Faktorpengetahuan dan keterampilan dengan didukung oleh
integritas kepribadian seorang konselor akan mampu memberikan layanan bantuan kepada
konseli.
1. Pengembangankemanusiaanseutuhnyahendaknyamencapaipribadi-pribadi yang
kediriannyamatang, tangguh, dengankemampuan social yang menyejukkan, kesusilaan yang
tinggi dan luhur dan berkeimanan dan ketakwaan yang kokoh dan dalam, makabimbingan
dan konseling sangatdiharapkan untuk membantutercapainyacita-citatersebut.
2. Konseling adalahsuatu proses bantuan yang diberikankepadaindividu yang mangalami
masalah (klien), dilakukanolehseorangahli (konselor) secaralangsung dan menyenangkan,
denganmemperoleh informasi dariklienataupunpihak lain
sehinggaindividutersebutdapatmemahamidirinya dan permasalahannya, agar
iadapatberinteraksisecaraefektif dalam lingkungannya dan masyarakatpadaumumnya.
3. Konseling kelompokmerupakansalahsatulayanan konseling yang di selenggarakan dalam
suasana kelompok yang memanfaatkandinamikakelompok, sertaterdapathubungan
konseling yang hangat, terbuka, permisif dan penuhkeakraban.
4. Tujuan Konseling
kelompokadalahmemungkinkansiswamemperolehkesempatanbagipembahasan dan
pengentasan masalah yang dialamimelaluidinamikakelompok.
5. Hasil yang diharapkanpadakelompokyaitudengan konseling kelompok, anggota
memperolehpemahaman baru darikegiatanbimbingan dan konseling kelompok. Bimbingan
dan konseling kelompok juga dapatmembantumengentaskan masalah anggota kelompok
dalam kegiatankoselingkelompok
3.2. Penutup
Demikianlahmakalah ini kami sajikan, jikaterdapathal-hal yang tidak
berkenanatauterdapatkekuranganpadasistematikapenulisanataupenggunaanformulasi bahasa
yang kurangtepat, maka kami sangatmengharapkankritik dan saran dalam
rangkaperbaikanmakalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Asman, J.M. (2010). Panduan Efekif Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Jogjakarta: Diva Press
Bandung: Refika Aditama
Denim, S. (2007). Visi Baru Manajemen Sekolah, dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik
Jakarta: Bumi Aksara
Jacob, E. (1994). IMPACT therapy. USA: PAR inc.
Joyce, N., Weil, M., Calhoun, E. (2009). Models of Model-model pembelajaran (Edisi Teaching:
delapan). Alih bahasa: Fawaid, A. dan Mirza, A. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kemdikbud. (2016). Panduan Operasional Penyelengaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah
Dasar, Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Me Leod, J. (2008). Pengantar Konseling: Teori dan Studi Kasus. Alih bahasa : Anwar, A K..
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Mulianya, E.(2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Rosda
Natawidjaja, R.(1987). Pendekatan-pendekatan Dalam Penyuluhan Kelompok I. Bandung.
Diponegoro
Nurihsan, A. J. (2007). Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan.
Nurihsan, A.J. (2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling Bandung: Revika Aditama.
Prayitno, et al. (2004). Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Depdiknas
Prayitno. (2008). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Rusmana, N. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah (Metode, Teknik dan
Aplikasi)...Bandung: RIZQI Press.
Suherman, U. dan Suherman. (2008). Konsep dan Aplikasi Bimbingan dan Konseling:
Karakteristik siswa sekolah dasar. Bandung: PPB UPI
Widada. (2013). Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Aktualisasi Bimbingan dan
Konseling pada Pendidikan Dasar Menuju Peserta Didik yang Berkarakter. 333-342
Yustiana, Y.R. dan Suherman. (2008). Konsep dan Aplikasi Bimbingan dan Konseling: Aktivitas
Bermain sebagai strategi pengembangan pengalaman belajar yang bermakna di sekolah
dasar. Bandung: PPB UPI
Yusuf, S. (2016). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja Bandung: Rosdakarya.
https://books.google.co.id/books?
hl=en&lr=&id=8KRPDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=konseling+kelompok&ots=_bVNS0Z-
0h&sig=DDDrQtTiJxQ8Bvjv7EjI0SNZR20&redir_esc=y#v=twopage&q&f=false