Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN

MYASTHENIA GRAVIS

Dosen Pembimbing : Achmad Kusyairi.,S.Kep.,M.Kep

Disusun oleh :
Muhammad Dandi (14201.10.18024)
Hasbullah Fathu R (14201.10.18016)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN PROBOLINGGO
TAHUN 202I
Ny. F berusia 37 tahun dengan diagnosa MG. Pasien datang ke Rumah Sakit karena di
rumah pasien mengalami sesak nafas akibat kelemahan pada otototot pernafasan yang
mengakibatkan frekuensi nafas 30 x/mnt dengan saturasi oksigen 81% dan kelemahan pada
ekstrimitas sehingga pasien sulit bergerak serta N 85x/menit, TD 130/80. Sebelum masuk ruang
perawatan Azalea, pasien dirawat di Neurology Intensive Care selama 2 hari untuk dilakukan
observasi ketat. Saat dilakukan observasi untuk studi kasus, pasien memasuki hari rawat ke 14.

Pasien terdiagnosa MG ± 3 bulan sebelum masuk Rumah Sakit, namun tanda dan gejala
MG seperti mudah lelah setelah beraktivitas, kelemahan otot – otot ekstrimitas, dan ptosis
(kelemahan kelopak mata atas) sudah pasien rasakan sejak tahun 2016.

Saat dilakukan observasi, pasien telah sampai ke level IIb klasifikasi klinis MG menurut
Osserman yaitu Moderately severe generalized myasthenia dimana gejala-gejala okular semakin
berat disertai terserangnya otot-otot rangka dan bulbar. Kelemahan otot-otot pernafasan pada
pasien ini tidak terlalu terlihat karena pasien menggunakan terapi oksigen tambahan sewaktu-
waktu bila diperlukan. Terapi obat yang pasien gunakan yaitu prostigmin: SA 4 ml: 2 ml dalam
24 jam

A. Pengkajian
1. Identitas Klien

Nama : Ny. F

Umur : 37 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

2. Keluhan utama : sesak nafas


3. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke Rumah Sakit karena di rumah pasien
mengalami sesak nafas akibat kelemahan pada otototot pernafasan dan kelemahan pada
ekstrimitas sehingga pasien sulit bergerak
4. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien terdiagnosa MG ± 3 bulan sebelum masuk Rumah Sakit,
namun tanda dan gejala MG seperti mudah lelah setelah beraktivitas, kelemahan otot – otot
ekstrimitas, dan ptosis (kelemahan kelopak mata atas) sudah pasien rasakan sejak tahun
2016.
5. Riwayat Penyakit Keluarga : -

B. Pemeriksaan Fisik

B1 (breathing) :
Pasien mengalami sesak nafas akibat kelemahan pada otototot pernafasan yang mengakibatkan
frekuensi nafas 30 x/mnt dengan saturasi oksigen 81%.

B2 (blood) :
N 85x/menit, TD 130/80

B3(brain) :
Pasien telah sampai ke level IIb klasifikasi klinis MG menurut Osserman yaitu Moderately
severe generalized myasthenia dimana gejala-gejala okular semakin berat disertai terserangnya
otot-otot rangka dan bulbar.

B4 (bladder) :

B5 (bowel) :

B6 (bone) :
Kelemahan pada ekstrimitas sehingga pasien sulit bergerak
C. Analisa Data

No Data Interpretasi Diagnosa


. Keperawatan
1. Ds : Infeksi saluran pernafasan Pola nafas tidak efektif
Pasien mengatakan datang ke
Rumah Sakit karena di rumah Proses demielinisasi
pasien mengalami sesak nafas.

Konduksi saltory tidak terjadi


Do :
dan dan tidak terjadi impuls
Frekuensi nafas 30 x/mnt saraf
dengan saturasi oksigen 81%, N
85x/menit, TD 130/80, Gejala-
Gangguan fungsi saraf
gejala okular semakin berat
perifer dan neuro moskular
disertai terserangnya otot-otot
rangka dan bulbar
Insufisiensi pernafasan

Kelemahan otot pernafasan

Pola nafas tidak efektif

D. Rencana Keperawatan
E. Implementasi
F. Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai