SKRIPSI
Oleh:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
ABSTRAK
i
DAFTAR ISI
Abstrak .................................................................................................................... i
Bab I : PENDAHULUAN
D. Keaslian Penelitian............................................................................. 11
3. Sumber Data................................................................................ 14
A. Kewenangan ....................................................................................... 16
v
B. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) ...................................... 20
A. Kesimpulan ........................................................................................ 71
B. Saran................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hukum yang berlaku yang berkeadilan yang tersusun dalam suatu konstitusi,
dimana semua orang dalam negara tersebut baik yang diperintah maupun yang
memerintah harus tunduk pada hukum yang sama, sehingga setiap orang yang
sama diberlakukan sama dan setiap orang yang berbeda diperlakukan berbeda
dengan dasar pembedaan yang rasional, tanpa memandang warna kulit, ras,
Montesquieu pada tahun 1748 menawarkan alternatif yang agak berbeda dari yang
1
M. Mahfud M.D. 2012. Dasar Dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta, halaman 73.
1
2
menciptakan hubungan antara pemerintah pusat dan daerah. Hubungan ini dicapai
tingkat Desa, Kampung, Nagari, atau dengan istilah lainnya sampai pada tingkat
Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah
2
Josef Mario Monteiro. 2016. Hukum Pemerintahan Daerah. Yogyakarta: Pustaka
Yustisia, halaman 30
3
Victor M. Situmorang dan Cormentyna Sitanggang. 2014. Hukum Administrasi
Pemerintahan di Daerah. Jakarta: Sinar Grafika, halaman 23.
3
Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jo. Pasal 77
Daerah Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, disebutkan lebih lanjut bahwa
Pasal 77 huruf a, yang di maksud dengan fungsi legislasi adalah legislasi daerah
adalah fungsi DPRD bersama dengan pemerintah daerah untuk menyusun dan
fungsi, tugas dan wewenang DPRD. Huruf c, fungsi pengawasan adalah fungsi
Daerah:
4
Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah bahwa lembaga perwakilan rakyat dan
aspirasi rakyat.
ke arah desentralistik nyata ditandai dengan pemberian otonomi luas dan nyata
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 khususnya Pasal 18, Pasal 18A dan Pasal
18B, telah terjadi perubahan yang sangat mendasar dalam tatanan kenegaraan
4
M. Mahfud M.D. 2000. Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta,
halaman 12.
5
Oleh karena itu, dari berbagai ukuran penilaian keberhasilan suatu daerah
tugas kenegaraan jika tidak didukung oleh kondisi keuangan yang baik pula.
Sebagai salah satu pilar demokrasi, DPRD mempunyai fungsi antara lain
membuat peraturan, peraturan (legislasi) dalam hal ini peraturan daerah (Perda),
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dalam pembuatan APBD ini DPRD
harus melibatkan unsur masyarakat, transparansi dan akuntabel, sebab uang yang
digunakan itu berasal dari rakyat dan untuk kepentingan rakyat. Dalam
milikinya, seperti hak bertanya, hak interpelasi, hak angket dan menyatakan
pendapat.
wewenang yang akan diberikan kepada daerah akan ditentukan oleh pemerintah
pusat.5 Melihat bahwa DPRD memiliki fungsi sebagai lembaga pengontrol atau
5
Lili Romli. 2015. Potret Otonomi Daerah Dan Wakil Rakyat Di Tingkat Lokal.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, halaman 16.
7
merupakan jangka waktu mulai dari anggaran disusun sampai dengan saat
berikut:
Fungsi pengawasan yang dilakukan oleh DPRD memang unik, hal ini
berbeda dengan dua fungsi lainya yaitu fungsi legislasi dan anggaran. Kedua
fungsi ini telah memiliki pedoman dan prosedur baku yang diatur dengan undang-
13 Tahun 2005 yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
59 Tahun 2007 tentang pengelolaan keuangan daerah, dan bahkan Menteri Dalam
fungsi pengawasan diatur dalam Tata Tertib DPRD, meskipun terdapat Peraturan
6
W. Riawan Tjandra. 2006. Hukum Keuangan Negara. Jakarta: PT. Grasindo, halaman 9.
8
Pemerintah Daerah namun Peraturan Pemerintah ini juga tidak memberi pedoman
yang jelas, bahkan dalam Peraturan Pemerintah ini hanya di sebutkan dalam pasal
perundang-undangan”.
alokasi dana. Dalam upaya mewujudkan hal tersebut perlu adanya penguatan
1. Rumusan Masalah
2. Faedah Penelitian
lain:
jurusan hukum tata negara dan yang paling penting berguna bagi penulis
B. Tujuan Penelitian
7
Ishaq. 2017. Metode Penelitian Hukum. Bandung: Alfabeta, halaman 25.
10
C. Definisi Operasional
akan diteliti.8 Sesuai dengan judul penelitian yang diajukan yaitu “Implementasi
penelitian, yaitu:
orang lain.
8
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. 2018. Pedoman
Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa Fakultas Hukum UMSU. Medan: Pustaka Prima, halaman 17.
9
Franklin Asido Rossevelt, Tjahjanulin Domai, dan Suwondo. “Pengawasan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Dalam Pelaksanan Apbd Di Kota Malang”. dalam Jurnal Administrasi
Publik (JAP), Vol. 2 , No. 3.
11
Pemerintahan Daerah.
5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menurut Pasal 1 ayat (8)
D. Keaslian Penelitian
Anggaran Daerah Di Bidang Pendidikan Di Kota Medan, bukanlah hal yang baru.
perguruan tinggi lainnya, penulis tidak menemukan penelitian yang sama dengan
tema dan pokok bahasan yang penulis teliti terkait “Implementasi Kewenangan
Kota Medan”
sebelumnya, ada dua judul yang hampir mendekati sama dengan penelitian dalam
tersebut di atas berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada saat
ini. Dalam kajian topik bahasan yang di angkat ke dalam bentuk Skripsi ini
E. Metode Penelitian
diperiksa dan ditelaah secara kritis, akan berkembang terus atas dasar penelitian-
10
penelitian yang dilakukan oleh pengasuh-pengasuhnya. Penelitian pada
dengan teliti terhadap suatu obyek yang mudah terpegang di tangan. 11 Agar
dengan pendekatan yuridis sosiologis (empiris) yang diambil dari dari data primer
10
Soerjono Soekanto. 2014. Pengantar Penelitian Hukum Cetakan Ketiga. Jakarta:
Universitas Indonesia, halaman 3.
11
Bambang Sunggono. 2014. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Rajawali Pers, halaman
27.
14
dengan melakukan wawancara dan data sekunder dengan mengolah data dari
bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.
2. Sifat Penelitian
peristiwa tersebut.
3. Sumber Data
a. Data yang bersumber dari hukum Islam, yaitu Al-Quran dan Hadist.
b. Data Primer adalah sumber data atau keterangan yang merupakan data
c. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh melalui bahan pustaka.
Data primer yang dalam penelitian melakukan bedah buku, data sekunder
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
berupa hasil wawancara yang berkaitan dengan pihak DPRD Kota Medan.
5. Analisis Data
Data yang terkumpul melalui data primer dan data sekunder, kemudian di
analisis dengan analisis kualitatif. Analisis kualitatif ini adalah pada dasarnya
berupa pemaparan tentang berbagai hal teori dan data yang diperoleh melalui studi
dan telaah kepustakaan, sehingga berdasarkan hal yang di dapatkan untuk menjadi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kewenangan
hukum tata Negara dan hukum administrasi. Sebegitu pentingnya kewenangan ini
Dari pernyataan ini dapat ditarik suatu pengertian bahwa wewenang merupakan
act; the right and power of publik officers to require obedience to their orders
adalah kekuasaan hukum, hak untuk memerintah atau bertindak; hak atau
12
Nur Basuki Winanrno. 2014. Penyalahgunaan Wewenang dan Tindak Pidana Korupsi.
Yogyakarta: Laksbang Mediatama, halaman 65.
13
Ibid.
14
Ibid.
16
17
2. Komponen dasar hukum bahwa wewenang itu selalu dapat ditunjukkan dasar
hukumnya.
standar umum (semua jenis wewenang) dan standar khusus (untuk jenis
wewenang tertentu).
Sejalan dengan pilar utama Negara hukum yaitu asas legalitas (legaliteits
beginselen atau wetmatigheid van bestuur), atas dasar prinsip tersebut bahwa
bertumpu pada kewenangan yang sah. Tanpa adanya kewenangan yang sah,
seorang pejabat atau badan tata usaha negara tidak dapat melaksanakan suatu
pejabat atau bagi setiap badan. Kewenangan yang sah bila ditinjau dari sumber
darimana kewenangan itu lahir atau diperoleh, maka terdapat tiga kategori
berikut:16
1. Kewenangan Atribut
15
Ibid., halaman 70.
16
Ibid.
18
2. Kewenangan Delegatif
gugat beralih kepada yang diberi wewenang tersebut dan beralih pada
delegataris.
3. Kewenangan Mandat
proses atau prosedur pelimpahan dari pejabat atau badan yang lebih tinggi
kepada pejabat atau badan yang lebih rendah. Kewenangan mandat terdapat
dalam hubungan rutin atasan dan bawahan, kecuali bila dilarang secara tegas.
17
Ibid.
19
that is not derived from a previously non sexistent powers and assigns them
to an authority.
administrative authority to another, so that the delegate (the body that has
3. With mandate, there is no transfer, but the mandate giver (mandans) assigns
power to the other body mandataris) to make decisions or take action in its
name.
badan administrasi oleh suatu badan legislatif yang independen. Kewenangan ini
asli, yang tidak diambil dari kewenangan yang ada sebelumnya. Badan legislatif
kewenangan atribusi dari suatu badan administrasi yang satu kepada yang lainnya,
menguji kewenangan tersebut atas namanya. Pada mandat tidak terdapat suatu
kepada badan lain (mandataris) untuk membuat suatu keputusan atau mengambil
Ada perbedaan yang mendasar yang lain antara kewenangan atribusi dan
delagasi. Pada atribusi, kewenangan yang siap ditransfer, tidak demikian dengan
dimana asas ini merupakan salah satu prinsip utama yang dijadikan sebagai bahan
hukum terutama bagi Negara-negara hukum yang menganut system hukum eropa
van de wet). Asas ini dikenal juga didalam hukum pidana (nullum delictum sine
previa lege peonale) yang berarti tidak ada hukuman tanpa undang-undang).18 Di
dalam hukum administrasi Negara asas legalitas ini mempunyai makna dat het
perwakilan daerah, karena di daerah pun pemerintahan akan bersendi atas dasar
18
Ibid.
21
Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pasal 364 menegaskan bahwa DPRD
pengaturannya pada Pasal 149 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah dan Pasal 365 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014
19
Siswanto Sunarno. 2018. Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia. Jakarta: Sinar
Grafika, halaman 65.
22
20
Budiyono. “Pelaksanaan Fungsi Pengawasan DPRD Terhadap Pemerintah Daerah
Dalam Rangka Mewujudkan Good Governance”. dalam Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume
7 No. 1 Januari-April 2013.
23
1. Fungsi Perwakilan Rakyat, fungsi ini berhubungan dengan posisi para aktivis
DPRD diuji. Mereka harus mamapu merancang dan menentukan arah serta
kembali semua produk politik yang secara umum dirasakan mengusik rasa
pelaksanaan keputusan politik yang telah diambil tidak menyimpang dari arah
dan tujuan yang telah ditetapkan. Idealnya anggota DPRD tidak sekedar
6. Fungsi Pengaturan Politik, melalui fungsi ini anggota DPRD dituntut untuk:
25
masyarakat dan
kebijakan yang dipakai, sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan umum dan
Belanja Daerah (APBD) adalah suatu rencana keuangan tahunan Daerah yang
21
Ani Sri Rahayu. 2018. Pengantar Pemerintahan Daerah. Jakarta: Sinar Grafika,
halaman 150.
26
biaya terkait aktivitas tersebut, dan adanya biaya yang merupakan batas
(Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 adalah terdiri atas tiga bagian, yaitu
Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan. APBN apabila dilihat dari segi hukum,
tujuan tertentu dan dalam batas jumlah yang ditetapkan dalam suatu tahun
anggaran.
(PAD), dana Perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Belanja
belanja bagi hasil dan bantuan keuangan, dan belanja tak tersangka. Belanja
daerah adalah sisa lebih anggaran tahun lalu, penerimaan pinjaman dan obligasi,
hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan dan transfer dari dana cadangan.
pokok yang telah jatuh tempo, penyertaan modal, transfer ke dana cadangan, dan
anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai
c. Lain-lain pendapatan yang sah seperti dana hibah atau dana darurat.
pemerintahan di daerah.
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
dilaksanakan.
bersangkutan.
pemerintah daerah.
perekonomian daerah.
6. Fungsi stabilitasi memliki makna bahwa anggaran daerah menjadi alat untuk
daerah.
(subnasional):
(Marginal Cost) bagi masyarakat. Ada tiga jenis retribusi, antara lain:
selalu rasional.
dan subsidi, di mana itu merupakan cara yang paling efisien dari
pencapaian tujuan kebijakan publik, dan akan lebih baik lagi jika pajak
dari pembayar pajak yang kontras seperti pajak bahan bakar minyak
pajak bahan bakar, dan pajak otomotif. Pajak bahan bakar juga
fitur umur dan ukuran mesin kendaraan (mobil lebih tua, dan lebih
pada basis pajak yang sama sebagai pajak pendapatan nasional dan
3. Tahunan, azas ini membatasi masa berlakunya anggaran untuk suatu tahun
tertentu.
22
Wikipedia, “APBD” melalui, https://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_
Pendapatan_dan_ Belanja_Daerah, diakses pada tanggal 18 Agustus 2019 pkl 23.25 WIB.
32
6. Kas, azas ini menghendaki anggaran suatu tahun anggaran dibebani pada saat
1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. Pekerjaan Umum
4. Perumahan Rakyat
5. Penataan Ruang
6. Perencanaan Pembangunan
7. Perhubungan
8. Lingkungan Hidup
12. Sosial
23
Grlind, “APBD” melalui, http://grlind.blogspot.co.id/2013/12/makalah-apbd.html,
diakses 23 Juni 2019 pkl 9.27 WIB.
33
16. Kebudayaan
20. Kepegawaian
22. Statistik
1. Pertanian
2. Kehutanan
4. Pariwisata
6. Perdagangan
yang menjadi tanggung jawab pemerintah (Pasal 1 butir 40 UU No.4 Tahun 2012
24
Anggaran Pendidikan Dalam APBN.
35
Informatika.25
nasional terdiri dari dana abadi pendidikan dan dana cadangan pendidikan.
Tujuan:26
25
Anggaran Pendidikan Dalam APBN.
26
Anggaran Pendidikan Dalam APBN.
36
BAB III
sangat besar dari para founding fathers terhadap bentuk dan susunan pemerintahan
36
37
yang secara tegas menganut prinsip demokrasi yang diberi nama “kedaulatan
pembangunan daerah.
Sesuai dengan APBD Kota Medan yang disahkan untuk tahun 2018, yaitu
Rupiah) dan menurut Pasal 31 ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945 yang
38
pendidikan minimal dua puluh persen dari pendapatan belanja negara, serta dari
Legislatif Daerah) dengan Kepala Daerah (Badan Eksekutif Daerah) dalam sistem
39
kewenangan”.
berasal dari atau yang diberikan oleh undang-undang, yaitu kekuasaan legislatif
dan kekuasaan eksekutif atau administratif. Bila digali dan ditelusuri ketentuan
1. Hubungan pemilihan
2. Hubungan perundang-undangan
3. Hubungan anggaran
4. Hubungan pengawasan
5. Hubungan pertanggungjawaban
6. Hubungan Administrasi
27
Juanda. 2008. Hukum Pemerintahan Daerah. Bandung: P.T. alumni, halaman 273.
40
DPRD
/kota yang terdiri atas anggota partai politik yang dipilih melalui pemilihan
umum sesuai dengan Pasal 341 dan 342 Undang-Undang Nomor 27 Tahun
tugas dan wewenang serta hak dan kewajiban DPRD, dalam Pasal 344 ayat
berikut:
perundang-undangan.
peraturan perundang-undangan.
legislasi dan fungsi anggaran DPRD, sehingga produk DPRD dalam fungsi
28
Hasil wawancara dengan Agam S. Ginting, Tim Ahli Komisi II DPRD Kota Medan,
tanggal 20 Agustus 2019 di Kantor DPRD Kota Medan.
42
meksanakan haknya yaitu hak interplasi, hak angket dan hak menyatakan
pendapat yang lebih lanjut pengaturannya diatur dalam tata tertib DPRD.
APBD provinsi;
d. memilih gubernur;
pemberhentian;
provinsi; dan
peraturan perundang-undangan
b. anggaran
c. pengawasan
cara:
berdasarkan RKPD
44
kabupaten/kota
kabupaten/kota; dan
menyebutkan:
kabupaten/kota;
Pemerintahan Daerah
APBD provinsi;
d. dihapus;
46
dan/atau pemberhentian;
provinsi; dan
peraturan perundang-undangan.
Dinas sosial dan tenaga kerja, Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan hidup, Pemuda
a. Ketua : HT Bahrumsyah
b. Wakil : HM Yusuf
a. Tiap empat bulan sekali diadakan evaluasi dengan berbagai dinas terkait
menyaksikan secara langsung apakah ujian nasional berjalan dengan baik atau
tidak,
29
Hasil wawancara dengan Agam S. Ginting, Tim Ahli Komisi II DPRD Kota Medan,
tanggal 20 Agustus 2019 di Kantor DPRD Kota Medan.
30
Hasil wawancara dengan Agam S. Ginting, Tim Ahli Komisi II DPRD Kota Medan,
tanggal 20 Agustus 2019 di Kantor DPRD Kota Medan.
31
Hasil wawancara dengan Agam S. Ginting, Tim Ahli Komisi II DPRD Kota Medan,
tanggal 20 Agustus 2019 di Kantor DPRD Kota Medan.
48
c. Dalam setahun sekali ataupun dua kali, Komisi II melakukan sidak dadakan
Pendidikan.
Legislatif Daerah) dengan Kepala Daerah (Badan Eksekutif Daerah) dalam sistem
yang berasal dari atau yang diberikan oleh undang-undang, yaitu kekuasaan
a. Hubungan pemilihan
b. Hubungan perundang-undangan
32
Juanda. Op. Cit., halaman 273.
49
c. Hubungan anggaran
d. Hubungan pengawasan
e. Hubungan pertanggungjawaban
f. Hubungan Administrasi
Daerah Jo. Pasal 343 ayat (1) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang
a. Legislasi
b. Anggaran
c. Pengawasan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jo.
wewenang.
pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat”.
Desember.33 APBD adalah rencana keuangan tahunan daerah yang disetujui oleh
dari APBD, seluruh penerimaan dan pengeluaran daerah baik dalam bentuk uang,
barang dan jasa harus dianggarkan dalam APBD. Dalam penyusunan APBD
33
Siswanto Sunarno. Op. Cit., halaman 87.
51
setiap Tahun, disepakati bersama dengan DPRD dan menghasilkan suatu nota
c. Neraca daerah
Keuangan Negara, disebutkan bahwa laporan yang wajib dibuat antara lain
adalah:
34
Hasil wawancara dengan Agam S. Ginting, Tim Ahli Komisi II DPRD Kota Medan,
tanggal 20 Agustus 2019 di Kantor DPRD Kota Medan.
52
a. Neraca.
Bahwa dalam rangka check and balance system, maka DPRD mempunyai
ditetapkannya APBD.
35
Hasil wawancara dengan Agam S. Ginting, Tim Ahli Komisi II DPRD Kota Medan,
tanggal 20 Agustus 2019 di Kantor DPRD Kota Medan.
53
b. Adanya suatu rencana yang mantap sebagai alat penguji terhadap pelaksanaan
sedang berjalan maupun terhadap hasil yang dicapai dari kegiatan tersebut.
36
W. Riawan Tjandra. Op. Cit., halaman 131.
37
Ibid., halaman 132.
54
dibedakan, yaitu:38
budgeting)
budget implementation)
performances)
keuangan daerah dapat dimulai dari sini. DPRD melakukan pengawasan terhadap
38
Jimly Asshiddiqie. 2014. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, halaman 302.
55
akan tetapi pengawasan yang lebih mengarah untuk menjamin tercapainya sasaran
Lebih lanjut disebutkan pada Pasal 311 ayat (1) dan (2) Peraturan Menteri
tentang APBD.
bersama DPRD. Pasal 42 e ini merupakan tugas DPRD yang keluar berdasarkan
Tahun 2008. Dari penjelasan tersebut jelas bahwa DPRD dalam penetapan APBD
memiliki kedudukan yang sama dengan Pemerintah kota. DPRD dan Pemerintah
39
Hasil wawancara dengan Agam S. Ginting, Tim Ahli Komisi II DPRD Kota Medan,
tanggal 20 Agustus 2019 di Kantor DPRD Kota Medan.
56
Kota duduk bersama dalam menetapkan dan menentukan berapa besar dan untuk
Sesuai dengan aturan dan tata tertib DPRD Kota Medan maka fungsi
c. Fungsi Legislasi
Kota Medan.41
yang harus dikerjakan agar apa yang diselenggarakan sejalan dengan rencana.
Artinya pengawasan itu terdiri atas berbagai aktivitas agar segala sesuatu
40
Hasil wawancara dengan Agam S. Ginting, Tim Ahli Komisi II DPRD Kota Medan,
tanggal 20 Agustus 2019 di Kantor DPRD Kota Medan.
41
Hasil wawancara dengan Agam S. Ginting, Tim Ahli Komisi II DPRD Kota Medan,
tanggal 20 Agustus 2019 di Kantor DPRD Kota Medan.
42
Hasil wawancara dengan Agam S. Ginting, Tim Ahli Komisi II DPRD Kota Medan,
tanggal 20 Agustus 2019 di Kantor DPRD Kota Medan.
57
secara rinci, sehingga tidak ada kejelasan secara sistematis kegiatan apa-
dilakukan oleh DPRD untuk melihat sejauh mana proses atau hasil yang
Pekerjaan
itu perlu diperbaiki atau tidak. Melalui prosedur ini akan ditemukan
ini merupakan kegiatan yang paling lemah dilakukan oleh DPRD. DPRD
pengawasan agar kesalahan yang telah terjadi dapat dicari solusi dan
tidak terjadi lagi atau tidak berulang lagi sehingga tujuan yang telah
pengawasan.
dan berhasil guna, terutama dari aspek pendidikan. Adapun program dan
(BOS/BOS BUKU)
di Kota Medan.
beban orang tua siswa yang kurang mampu sehingga terhindar dari
untuk pengadaan 247 set mabeleur. Tiap set berupa kursi siswa 40
unit, meja siswa 20 unit, kursi guru 1 unit, meja guru 1 unit, lemari 1
1C yang berbunyi:
dan pembentukan panitia kerja yang dibentuk sesuai dengan peraturan tata
merendahkan martabat DPRD. Hal ini diatur dan dijelaskan pada Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2003 Pasal 66 ayat (1), (2) dan (3) bahwa:
peraturan perundang-undangan.
Ginting, selaku Tim Ahli Komisi II DPRD Kota Medan, mengenai bagaimana
65
mutu pendidikan.
2) Relatif masih tingginya Angka Putus Sekolah pada tingkat SMP dan
Sekolah Menengah.
43
Hasil wawancara dengan Agam S. Ginting, Tim Ahli Komisi II DPRD Kota Medan,
tanggal 20 Agustus 2019 di Kantor DPRDKota Medan.
66
internasional,
pengawasan DPRD Kota Medan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Kendala Internal:44
44
Hasil wawancara dengan Agam S. Ginting, Tim Ahli Komisi II DPRD Kota Medan,
tanggal 20 Agustus 2019 di Kantor DPRDKota Medan.
67
daerah yang anggotanya berasal dari latar belakang politik yang berbeda-
tertentu yakni dengan menuruti kebijakan dari Fraksi Partai Politik itu
pengawasan
Konflik yang sering terjadi antara Kepala daerah dan DPRD Kota
2. Kendala Eksternal:45
proyek
45
Hasil wawancara dengan Agam S. Ginting, Tim Ahli Komisi II DPRD Kota Medan,
tanggal 20 Agustus 2019 di Kantor DPRDKota Medan.
69
bidang pendidikan pada Tahun 2018 tersebut. Maka dalam bidang pendidikan
terdapat tiga poin penting yang diutamakan oleh DPRD Kota Medan guna
murid dan daya tampung ruang kelas. Untuk itu diminta kepada Dinas
yang dibutuhkan.
tertentu.
masyarakat mengetahuinya.
46
Hasil wawancara dengan Agam S. Ginting, Tim Ahli Komisi II DPRD Kota Medan,
tanggal 20 Agustus 2019 di Kantor DPRD Kota Medan.
70
bidang pendidikan.
pendalaman tugas.
sesuai.
47
Hasil wawancara dengan Agam S. Ginting, Tim Ahli Komisi II DPRD Kota Medan,
tanggal 20 Agustus 2019 di Kantor DPRD Kota Medan.
48
Hasil wawancara dengan Agam S. Ginting, Tim Ahli Komisi II DPRD Kota Medan,
tanggal 20 Agustus 2019 di Kantor DPRD Kota Medan.
49
Hasil wawancara dengan Agam S. Ginting, Tim Ahli Komisi II DPRD Kota Medan,
tanggal 20 Agustus 2019 di Kantor DPRD Kota Medan.
71
BAB IV
A. Kesimpulan
yang terkait. dan Dinas Pendidikan dalam setahun sekali ataupun dua
71
72
dinas-dinas terkait.
Medan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kendala internal terdiri
antara Dinas Pendidikan dan Kepala Daerah serta DPRD dalam Laporan
B. Saran
ini.
mengingat fungsi pengawasan adalah salah satu tugas utama yang harus
A. Buku
Ani Sri Rahayu. 2018. Pengantar Pemerintahan Daerah. Jakarta: Sinar Grafika
Jimly Asshiddiqie. 2014. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada
Lili Romli. 2015. Potret Otonomi Daerah Dan Wakil Rakyat Di Tingkat Lokal.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
C. Jurnal
Budiyono. “Pelaksanaan Fungsi Pengawasan DPRD Terhadap Pemerintah Daerah
Dalam Rangka Mewujudkan Good Governance”. dalam Fiat Justitia
Jurnal Ilmu Hukum Volume 7 No. 1 Januari-April 2013
Franklin Asido Rossevelt, Tjahjanulin Domai, dan Suwondo. “Pengawasan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Dalam Pelaksanan Apbd Di Kota
Malang”. dalam Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2 , No. 3
D. Internet