Anda di halaman 1dari 4

Praktikum TSBA – Pertemuan ke-3

Ekstraksi:
Bahan serbuk 50 gram, pelarut etanol 96%.
Jumlah pelarut maserasi menggunakan 250 mL sampai dengan 500 mL
Cara: maserasi, perkolasi, refluk, soxhletasi.

Maserasi:
50gram serbuk + etanol 96% dalam bejana maserasi, aduk dengan batang pengaduk, tutup
bejana dan biarkan selama waktu tertentu 3-4 hari (untuk praktikum simulasi cukup
dimaserasi 30 menit), kemudian disaring dan dilakukan pemekatan ekstrak dengan rotary
evaporator/ water bath. Hitung rendemen ekstrak.

Perkolasi:
lakukan maserasi pendahuluan, yaitu 50gram serbuk + 100mL etanol 96% didiamkan selama
2 jam (untuk praktikum simulasi dilakukan cukup 15 menit). Setelah itu serbuk dimasukkan
ke dalam perkolator, kran perkolator dicoba apakah dapat menetes dengan baik. Perkolator
didiamkan selama 24 jam (untuk praktikum simulasi dilakukan cukup 15 menit), kemudian
pelarut dialirkan dari corong pisah, dan kran perkolator dibuka. Ekstrak ditampung dan
dilakukan pemekatan ekstrak dengan rotary evaporator/ water bath. Hitung rendemen ekstrak.

Refluks:
Pasang alat refluks, siapkan selang pendingin dan water bath. 50gram serbuk + etanol 96%
dalam labu alas bulat, tambahkan batu didih. Panaskan pada suhu sesuai pelarut selama
waktu tertentu (untuk praktikum simulasi dilakukan cukup 30 menit). Kemudian disaring, dan
ekstrak dipekatkan dengan rotary evaporator/ water bath. Hitung rendemen ekstrak.

Soxhletasi:
Pasang alat Soxhlet, siapkan selang pendingin dan water bath. 20-50gram serbuk dimasukkan
dalam kantong Soxhlet (sudah disiapkan) + etanol 96% minimal 2 kali volume sirkulasi.
Panaskan pada suhu sesuai pelarut selama waktu tertentu (untuk praktikum simulasi
dilakukan cukup 30 menit). Kemudian disaring, dan ekstrak dipekatkan dengan rotary
evaporator/ water bath. Hitung rendemen ekstrak.

Uji skrinning fitokimia: (uji menggunakan ekstrak yang telah disiapkan)


1. Flavonoid
Sejumlah ekstrak dilarutkan dengan aquadest kemudian dipanaskan. Kemudian didinginkan
dan disaring menggunakan kertas saring. Filtrat ditambahkan serbuk magnesium dan HCl 2
N, kemudian ditambahkan amyl alkohol, kocok dan dibiarkan hingga memisah. Terbentuknya
warna dalam senyawa amyl alkohol menunjukkan adanya flavonoid.

2. Fenolik/ tannin
Sejumlah ekstrak ditambahkan 10 mL aquadest kemudian dididihkan selama 15 menit dan
disaring. Filtrat dibagi dalam 3 tabung reaksi.
Filtrat (1) ditambahkan larutan FeCl3 1% sebanyak 2-3 tetes ke dalam tabung reaksi.
Terbentuknya warna biru tua atau hijau kehitaman menunjukkan adanya senyawa golongan
Fenol.
Filtrat (2) ditambahkan larutan NaCl dan larutan gelatin. Terbentuk endapan putih
menunjukkan adanya senyawa tannin
Filtrat (3) ditambahkan pereaksi Stiasny (formaldehid 30% : HCl = 2:1). Terbentuknya
endapan warna merah muda menunjukkan adanya tannin katekuat. Selanjutnya endapan disaring,
filtrat dijenuhkan dengan natrium asetat, ditambahkan beberapa FeCl3 1%. Terbentuknya warna
biru tinta menunjukkan adanya tannin galat.

3. Alkaloid
Sejumlah ekstrak etanol ditambahkan dengan HCl 2N dan aquadest panas lalu dipanaskan
dan disaring. Filtrat dibagi dalam 3 tabung reaksi, kemudian masing-masing ditambahkan
dengan pereaksi Mayer, Dragendorff dan Bauchardat sebanyak 4-5 tetes. Terbentuknya
endapan menunjukkan adanya alkaloid.

4. Saponin
Sejumlah ekstrak ditambahkan dengan 10 mL air panas, kemudian didinginkan dan dikocok
vertical selama 10 detik hingga terbentuk buih. Dibiarkan selama 10 menit. Lalu ditambahkan
1 tetes HCl 2 N, buih tidak hilang.

5. Triterpenoid atau Steroid


Sejumlah ekstrak dicampur dengan eter, kemudian disaring dan diambil filtratnya. Filtrat
tersebut diuapkan dalam cawan penguap hingga diperoleh residu. Residu ditambah 2 tetes
asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat. Terbentuknya warna merah atau hijau
menunjukkan adanya senyawa golongan steroid/triterpenoid.

Uji parameter mutu ekstrak:


1. Identitas dan Organoleptis ekstrak

2. Susut pengeringan
1 gram esktrak 🡪 krus dioven 105°C selama 30 menit, didinginkan dalam decikator,
ditimbang sampai dapat bobot konstan. (untuk praktikum simulasi hanya dilakukan 1
kali penimbangan, selanjutnya data penimbangan akan diberikan)

3. Kadar abu dan kadar abu tidak larut asam


1 gram ekstrak 🡪 krus dimasukkan muffle, dipijar pada suhu 600°C, didinginkan dan
ditimbang (untuk praktikum simulasi hanya dilakukan muffle sampai 15 menit lalu
suhu muffle diturunkan, data abu akan diberikan). Krus dengan abu (untuk praktikum
simulasi sudah disiapkan dalam decikator) ditambahkan 25 mL H2SO4 encer. Bagian
yang tidak larut dalam asam disaring dengan kertas whatman, dicuci dan dipijarkan
sampai dengan bobot tetap. Ditimbang dan dihitung kadar abu yang tidak larut dalam
asam (selanjutnya data abu akan diberikan)

4. Identifikasi senyawa secara KLT


Ekstrak rimpang kunyit:
Fase diam = silica gel GF265 (ukuran 4 x 10)
Fase gerak = Kloroform: metanol (95:5), dibuat sebanyak 10 mL
Baku = kurkumin
Jarak pengembangan 8 cm
Penampak bercak: UV 254 nm, 366 nm.

Ekstrak daun jambu biji:


Fase diam = silica gel GF265 (ukuran 4 x 10)
Fase gerak = Kloroform: aseton: asam format (10: 2: 1), dibuat sebanyak 10 mL
Baku = kuersetin
Jarak pengembangan 8 cm
Penampak bercak: UV 254 nm, 366 nm, uap amoniak/ AlCl 3 5%

5. Kadar senyawa identitas secara KLT densitometri


Penyiapan larutan baku induk kurkumin/ kuersetin:
Timbang = 50,0 mg baku dilarutkan etanol p.a dalam labu takar 50,0 mL (1000 ppm)
Pembuatan seri larutan baku:
No Volume pipet Volume labu ukur Konsentrasi
(mL) (mL) (ppm)
1 1 10 100
2 1 5 200
3 3 10 300
4 2 5 400
5 5 10 500
6 3 5 600
7 7 10 700
8 4 5 800
9 9 10 900
10 Larutan baku 1000
induk

Ekstrak rimpang kunyit:


Siapkan sampel = 20,0 mg dilarutkan etanol p.a dalam labu takar 10,0 mL (2000 ppm)
Fase diam = silica gel GF265 (ukuran 20 x 10)
Fase gerak = Kloroform: metanol (95:5), dibuat sebanyak 50 mL
Baku = kurkumin
Scan pada λ = 254 nm

Ekstrak daun jambu biji:


Siapkan sampel = 50,0 mg dilarutkan etanol p.a dalam labu takar 10,0 mL (5000 ppm)
Fase diam = silica gel GF265 (ukuran 20 x 10)
Fase gerak = Kloroform: aseton: asam format (10: 2: 1), dibuat sebanyak 50 mL
Baku = kuersetin
Scan pada λ = 285 nm

Larutan uji baik sampel ataupun baku dipindahkan dalam vial dan diberi label.
Volume spray linomat: 1-2 µL

Anda mungkin juga menyukai