Jurusan : Keperawatan
A.PENGERTIAN
B.ETIOLOGI
c. Asfiksia neonatorum
d. Riwayat ibu-ibu yang memiliki resiko tinggi (tenaga kerja, wanita
dengan latar belakang sukar melahirkan, pengguna obat-obatan, diabetes
atau hipertensi)
C.PATHOFISIOLGI
Patfisiologi epilepsi berupa proses iktogenesis atau proses
terjadinya serangan epileptik. Proses ini berawal dari eksitabilitas satu
atau sekelompok neuron akibat perubahan pada membran sel neuron.
Perubahan pada kelompok neuron tersebut menyebabkan
hipereksitabilitas. Proses timbulnya eksitabilitas berbeda pada tiap fokus
epilepsi. Asal timbulnya eksitabilitas dapat berasal dari:
Neuron individual, yaitu neuron epileptik memiliki konduktansi
Ca2+ yang lebih tinggi yang disebabkan oleh perubahan struktur dan
fungsi pada reseptor membran post sinaptik
Lingkungan mikro neuronal, perubahan kadar kation dan anion
ekstraselular berupa peningkatan kadar K+ menyebabkan depolarisasi
neuron dan pengeluaran yang berlebihan
Populasi sel epileptik, perubahan fisiologis neuronal secara
kolektif menyebabkan produksi eksitabilitas yang progresif.
Peran Neurotransmiter
D.PENCEGAHAN
Cara Pencegahannya
E.PENATALAKSANAAN
Tindakan Bedah
Tindakan bedah diindikasikan untuk pasien yang resisten dengan obat
antiepilepsi. Tindakan bedah dapat bersifat paliatif maupun kuratif.
Tindakan bedah yang sering pada pasien epilepsi adalah lesionektomi
dan lobektomi, yang bertujuan untuk membuang fokus epileptik.
Tindakan bedah lain namun tidak secara luas tersedia adalah
hemisferektomi dan implantasi neurostimulasi responsif.
Terapi bedah untuk epilepsi telah dilakukan di Indonesia sejak tiga
dekade lalu dan semakin sering dilakukan dengan hasil yang secara
signifikan lebih baik pada pasien muda.
Rujukan
F.MANIFESTASI KLINIS