Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
“PENGARUH PERUBAHAN SUHU PADA SISTEM
KESETIMBANGAN”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kimia Dasar

Disusun Oleh:
Nama : Sigit Riyandi
NIM : 4442180067
Kelas :1B
Kelompok : 6 (Enam)

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
berkah, karunia dan rahmat yang selalu dilimpahkan-Nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum kimia dasar dengan judul “Pengaruh Perubahan
Suhu Pada Sistem Kesetimbangan” dengan tepat waktu.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kelancaran pembuatan laporan praktikum ini, yaitu kepada kedua
orang tua, keluarga, teman-teman dan juga para kaka tingkat yang senantiasa
memberi pengarahan guna kelancaran pembuatan laporan praktikum ini. Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah kimia dasar dan para
asisten laboratorium yang telah membimbing jalannya praktikum ini.
Penulis menyadari laporan praktikum ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca. Akhir kata penulis mengharapkan agar laporan praktikum ini dapat
bermanfaat bagi diri penulis pribadi maupun para pembaca, Terimakasih.

Serang, November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1................................................................................................Latar Belakang
......................................................................................................................1
1.2............................................................................................................ Tujuan
......................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1. Pengertian Kesetimbangan..........................................................................3
2.2. Tetapan dan Pengaruh Suhu Terhadap Kesetimbangan..............................7
BAB II METODE PRAKTIKUM........................................................................9
3.1. Waktu dan Tempat......................................................................................9
3.2. Alat dan Bahan............................................................................................9
3.3. Cara Kerja....................................................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................10
4.1. Hasil Pengamatan......................................................................................10
4.2. Pembahasan...............................................................................................10
BAB V PENUTUP................................................................................................13
5.1. Simpulan....................................................................................................13
5.2. Saran..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pengamatan......................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam reaksi kimia, banyak reaksi-reaksi kimia yang tidak berjalan sempurna
artinya reaksi-reaksi tersebut berjalan sampai pada suatu titik dan akhirnya
berhenti dengan meninggalkan zat-zat yang tidak bereaksi. Pada temperatur,
tekanan dan konsentrasi tertentu, titik pada saat reaksi tersebut berhenti sama.
Hubungan antara konsentrasi preaksi dan reaksi tetap. Pada saat ini reaksi dalam
keadaan setimbang. Pada saat setimbang, kecepatan reaksi ke kanan sama dengan
kecepatan reaksi ke kiri. Kesetimbangan disini merupakan kesetimbangan
dinamis, bukan kesetimbangan statis. Jadi sebenarnya reaksi masih ada tetapi
karena kecepatannya sama, seakan-akan reaksi berhenti pada kesetimbangan.
Untuk reaksi sempurna, reaksi sangat berat disebelah kanan. Kebanyakan reaksi
kimia berlangsung reversible (dua arah). Ketika reaksi itu baru dimulai, proses
reversible hanya berlangsung kearah pembentukan produk, namun ketika molekul
produk telah terbentuk maka proses sebaiknya yaitu pembentukan molekul
reaktan dari molekul produk mulai berjalan. Kesetimbangan kimia tercapai bila
kecepatan reaksi ke kanan telah sama dengan kecepatan reaksi ke kiri dan
konsentrasi reaktan maupun konsentrasi produk tidak berubah lagi (konstan). Jadi,
kesetimbangan kimia merupakan proses yang dinamis (Mahmuda, 2017).
Kesetimbangan adalah reaksi dimana zat-zat yang ada diruas kanan dapat
bereaksi atau terurai kembali membentuk zat-zat diruas kiri. Bunyi hukum
kesetimbangan adalah “bila suatu reaksi dalam keadaan setimbang maka hasil
konsentrasi zat-zat pereaksi dipangkatkan koefisiennya dibagi dengan hasil kali
konsentrasi zat-zat, pereaksi dipangkatkan koefisiennya akan mempunyai harga
yang tetap”. Setiap konsentrasi akan mempunyai harga tetapan kesetimbangan
yang melibatkan turunnnya sutu zat menjadi zat yang lebih sederhana. Derajat
disosiasi adalah jumlah zat yang terurai dibagi dengan jumlah zat mula-mula.
Kesetimbangan dapat bergeser ke kanan dan ke kiri bergantung pada jumlah
perekasi dan produk. Kesetimbangan dikatakan bergeser ke kanan, jika produk
bertambah atau pereaksi berkurang. Sedangkan kesetimbangan dikatakan bergeser

1
ke kiri, jika produk berkurang atau pereaksi bertambah (Sugiyarto dan Heru,
2013).
Berdasarkan fase zat-zat yang terlibat dalam reaksi, kesetimbangan kimia
dapat dikelompokan menjadi kesetimbangan homogen dan kesetimbangan
heterogen. Mengenai tentang arah reaksi , ada reaksi yang cenderung kearah
kanan, adapula reaksi yang berlangsung ke kiri. Perubahan konsentrasi juga
mempengaruhi kesetimbangan. Jika zat ditambah maka kesetimbangan akan
bergeser dari arah zat yang ditambah, jika konsentrasi diperkecil atau diturunkan
maka kesetimbangan akan bergeser kea rah zat yang dikurangi (Stephen, 2002).

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh perubahan suhu terhadap sistem kesetimbangan.
2. Untuk mengetahui perbedaan antara reaksi endoterm dan eksoterm.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kesetimbangan


Banyak reaksi-reaksi kimia yang berjalan tidak sempurna artinya reaksi-
reaksi tersebut berjalan sampai pada suatu titik dan akhirnya berhenti dengan
meninggalkan zat-zat yang tidak bereaksi. Pada temperatur, tekanan dan
konsentrasi tertentu, titik pada saat reaksi tersebut berhenti sama. Hubungan
antara konsentrasi peraksi dan hasil reaksi tetap. Pada saat ini reaksi dalam
keadaan setimbang. Pada saat setimbang, kecepatan reaksi ke kanan sama dengan
kecepatan reaksi ke kiri. Kesetimbangan disini merupakan kesetimbangan
dinamis, bukan kesetimbangan statis. Jadi sebenarnya reaksi masih ada tetapi
karena kecepatannya sama, seakan-akan reaksi berhenti. Atas dasar ini dapat
dianggap hampir semua reaksi berhenti pada kesetimbangan. Untuk reaksi
sempurna, kesetimbangan sangat berat disebelah kanan. Untuk reaksi yang sangat
berat di sebelah kanan (Sukardjo, 1997).
Umumnya reaksi-reaksi kimia tersebut berlangsung dalam arah bolak-balik
(reversible), dan hanya sebagian kecil saja yang berlangsung satu arah. . Pada
awal proses bolak-balik, reaksi berlangsung ke arah pembentukan produk, segera
setelah terbentuk molekul produk maka terjadi reaksi sebaliknya, yaitu
pembentukan  molekul reaktan dari molekul produk. . Ketika laju reaksi ke kanan
dan ke kiri sama dan konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah maka
kesetimbangan reaksi tercapai. Ketika suatu reaksi kimia berlangsung, laju reaksi
dan konsentrasi pereaksipun berkurang. Beberapa waktu kemudian reaksi dapat
berkesudahan, artinya semua pereaksi habis bereaksi. Namun banyak
reaksi tidak berkesudahan dan pada seperangkat kondisi tertentu, konsentrasi
pereaksi dan produk reaksi menjadi tetap. Reaksi yang demikian disebut reaksi
reversibel dan mencapai kesetimbangan. Pada reaksi semacam ini produk reaksi
yang terjadi akan bereaksi membentuk kembali pereaksi. ketika reaksi
berlangsung laju reaksi ke depan (ke kanan), sedangkan laju reaksi sebaliknya
kebelakang (ke kiri) bertambah, sebab konsentrasi pereaksi berkurang dan
konsentrasi produk reaksi semakin bertambah (Stephen, 2002).

3
Umumnya suatu reaksi kimia yang berlangsung spontan akan terus
berlangsung sampai dicapai keadaan kesetimbangan dinamis. Berbagai hasil
percobaan menunjukkan bahwa dalam suatu reaksi kimia, perubahan reaktan
menjadi produk pada umumnya tidak sempurna, meskipun reaksi dilakukan dalam
waktu yang relatif lama. Umumnya pada permulaan reaksi berlangsung, reaktan
mempunyai laju reaksi tertentu. Kemudian setelah reaksi berlangsung konsentrasi
akan semakin berkurang sampai akhirnya menjadi konstan. Keadaan
kesetimbangan dinamis akan dicapai apabila dua proses yang berlawanan arah
berlangsung dengan laju reaksi yang sama dan konsentrasi tidak lagi mengalami
perubahan atau tidak ada gangguan dari luar. Untuk reaksi yang tidak berjalan,
kesetimbangan sangat berat disebelah kiri. Kesetimbangan dibagi menjadi
homogen dan heterogen. Homogen bila kesetimbangan terdapat pada satu fase
(gas, cairan tunggal, fase padat tunggal). Heterogen bila kesetimbangan terdapat
dalam lebih dari satu fase (gas, padat, gas cairan, padat cairan atau padat-padat)
(Sukardjo, 1997).
Kesetimbangan kimia dalah proses dinamis ketika reaksi kedepan dan reaksi
balik terjadi pada laju yang sama tetapi pada arah yang berlawanan. Konsentrasi
pada setiap zat tinggal tetap pada suhu konstan. Banyak reaksi kimia tidak sampai
berakhir, dan mencapai satu titik ketika konsentrasi zat-zat bereaksi dan produk
tidak lagi berubah dengan  berubahnya waktu. Molekul-molekul tetap berubah
dari pereaksi menjadi produk dan dari produk menjadi preaksi, tetapi tanpa
perubahan netto konsentrasinya (Stephen, 2002).
Kebanyakan reaksi kimia berlangsung secara reversible (dua arah). Ketika
reaksi itu baru mulai, proses reversible hanya berlangsung kearah pembentukan
produk, namun ketika molekul produk telah terbentuk maka proses sebaiknya
yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul produk mulai berjalan.
Kesetimbangan kimia tercapai bila kecepatan reaksi tekanan (molekul produk)
telah sama dengan kecepatan reaksi ke kiri (pembentukan molekul reaktan) dan
konsentrasi reaktan maupun konsentrasi produk tidak berubah-rubah lagi
(konstan). Jadi, kesetimbangan kimia merupakan proses yang dinamis (Purwoko,
2006).

4
Dalam suatu sistem kesetimbangan, suatu katalis menaikkan kecepatan reaksi
maju dan reaksi balik dengan sama kuatnya. Suatu katalis tidak mengubah
kuantitas relatif yang ada dalam kesetimbangan nilai tetapan kesetimbangan
tidaklah berubah. Katalis memang mengubah waktu yang diperlukan untuk
mencapai kesetimbangan. Reaksi yang memerlukan waktu berhari-hari atau
berminggu-minggu untuk mencapai kesetimbangan, dapat mencapainya dalam
beberapa menit dengan hadirnya katalis. Lagi pula, reaksi yang berlangsung
dengan laju yang sesuai hanya pada temperatur yang sangat tinggi, dapat berjalan
dengan cepat pada temperatur yang jauh lebih rendah bila digunakan katalis. Ini
terutama penting jika temperatur tinggi mengurangi rendeman dari produk-produk
yang diinginkan (Keenan,1984).
Reaksi kimia berdasarkan arahnya dibedakan menjadi reaksi berkesudahan
(satu arah) dan reaksi dapat balik (dua arah). Pada reaksi berkesudahan zat-zat
hasil tidak dapat saling bereaksi kembali menjadi zat pereaksi.  Reaksi dapat balik
dapat berlangsung dalam dua arah, artinya zat-zat hasil reaksi dapat saling
bereaksi untuk membentuk zat pereaksi kembali. Meskipun hampir semua reaksi
merupakan reaksi dapat balik, tetapi tidak semua reaksi dapat balik dapat menjadi
reaksi setimbang. Agar tercipta suatu reaksi setimbang diperlukan kondisi tertentu
antara lain reaksinya bolak-balik, sistemnya tertutup, dan bersifat dinamis (Adi,
2017).
Hukum kesetimbangan yaitu: bila suatu reaksi dalam keadaan setimbang,
maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dipangkatkan koefisiennya dibagi
dengan hasil kali konsentrasi zat-zat pereaksi dipangkatkan koefisiennya akan
mempunyai harga yang tetap. Tetapan kesetimbangan bagi suatu reaksi adalah
khas untuk suatu reaksi dan harganya tetap pada suhu tertentu. Artinya setiap
reaksi akan mempunyai harga tetapan kesetimbangan yang cenderung tidak sama
dengan reaksi lain meskipun suhunya sama, dan untuk suatu reaksi yang sama
harga K akan berubah jika suhunya berubah (unggul, 2006).
Asas Le Chatelier yaitu jika dalam suatu sistem kesetimbangan diberikan
aksi, maka sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu
sekecil mungkin. Unggul (2006), membagi beberapa aksi yang dapat
menimbulkan perubahan pada sistem kesetimbangan antara lain perubahan

5
konsentrasi, perubahan volume, perubahan tekanan, dan perubahan suhu. Berikut
adalah faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sistem kesetimbangan menurut
unggul (2006).
1.      Perubahan konsentrasi
Bila ke dalam suatu sistem kesetimbangan, konsentrasi salah satu
komponennya ditambah maka kesetimbangan akan bergeser dari arah
penambahan itu, dan bila salah satu komponen dikurangi maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah pengurangan itu.
2.      Perubahan volume
Penambahan air menyebabkan volume larutan menjadi (misalnya
dua kali) lebih besar, sehingga konsentrasi masing-masing komponen
akan mengalami perubahan. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya
perubahan volume tidak menyebabkan pergeseran kesetimbangan untuk
suatu reaksi.
3.      Perubahan suhu
Perubahan suhu pada suatu reaksi setimbang akan menyebabkan
terjadinya perubahan harga tetapan kesetimbangan (k). Pergeseran
reaksi kesetimbangan akibat perubahan suhu ditentukan oleh jenis
reaksinya, endoterm atau eksoterm. Menurut azaz Le Chatelier, jika
sistem dalam kesetimbangan ke arah reaksi yang menyerap kalor (H
positif).
4.      Perubahan tekanan
Perubahan tekanan akan berpengaruh pada konsentrasi gas-gas
yang ada pada kesetimbangan . oleh karena itu, pada sistem reaksi
setimbang yang tidak melibatkan gas, perubahan tekanan tidak
menggeser letak kesetimbangan.
            PV = nRT        →        P = (n/V) RT
Dari persamaan itu dapat diketahui bahwa perubahan tekanan akan
berakibat yang sebaliknya dengan perubahan volume. Artinya, bila
tekanan diperbesar akan sama pengaruhnya dengan bila volume
diperkecil, dan sebaliknya bila tekanan diperkecil akan berakibat yang
sama dengan bila volume diperbesar.

6
5.      Penambahan katalis pada reaksi setimbang
Adanya katalis dalam reaksi kesetimbangan tidak mengakibatkan
terjadinya pergeseran letak kesetimbangan, tetapi hanya mempercepat
tercapainya keadaaan setimbang.

2.2. Tetapan dan Pengaruh Suhu Terhadap Kesetimbangan

Tetapan kesetimbangan Kp dan tetapan kesetimbangan Kc diberi harga dalam


konsentrasi-konsentrasi yang dinyatakan dalam mol per liter. Untuk suatu sistem
kesetimbangan yang melibatkan gas, pengukuran biasanya dilakukan terhadap
tekanan bukan konsentrasi. Dalam hal ini tetapan kesetimbangan dapat dihitung
dari tekanan parsial gas-gas. Tetapan yang dihitung dengan cara ini disebut Kp
(Adi, 2017).
 Apabila dalam sistem kesetimbangan homolog, konsentrasi salah satu zat di
perbesar, maka kesetimbangan akan bergeser kearah yang berlawanan dari zat
tersebut. sebaliknya, jika konsentasi salah satu zat diperkecil, maka
kesetimbangan akan bergeser ke pihak tersebut. jika zat diencerkan dengan
penambahan air pada sistem, maka kesetimbangan bergeser pada jumlah molekul
terbanyak (Stephen, 2002).
Untuk mempercepat proses kesetimbangan kimia sering dipergunakan zat
tambahan lain yaitu katalisator. Dalam sistem kesetimbnagan, katalisator tidak
mempengaruhi letak kesetimbangan. Katalisator hanya berperan mempercepat
reaksi yang berlangsung, mempercepat terjadinya keadaan setimbang, pada akhir
reaksi katalistator akan berbentuk kembai. Katalis tidak dapat menggeser
kesetimbangan kimia (Chang, 2003).
Secara kualitatif pengaruh suhu dalam kesetimbangan kimia terkait langsung
dengan jenis reaksi eksoterm atau reaksi endoterm. Reaksi eksoterm adalah reaksi
bersipat spontan, tidak memerlukan energi melainkan justru menghsilkan energi
(reaksi negatif), sedangkan reaksi endoterm adalah reaksi yang membutuhkan
energi / kalor untuk bisa bereaksi (reaksi positif). Sistem kesetimbangan yang
bersifat eksoterm kearah kanan dan endoterm kearah kiri. Jika suhu dianaikan
maka reaksi akan bergeser ke kiri yaitu reaksi yang bersifat enoterm. Sebaliknya
bila suhu reaksi diturunkan maka reaksi akan bergeser ke kanan yaitu eksoterm.

7
Menaikan suhu, sama artinya kita meningkatkan kalor atau menambah energi
kedalam sistem, kondisi ini memaksa kalor yang diterima sistem akan
dipergunakan, oleh sebab itu reaksi semkain bergerak menuju arah reaksi
enoterm. Begitu juga sebliknya (Keenan, 1984).

8
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum “Pengaruh Perubahan Suhu Pada Sistem Kesetimbangan” ini
dilaksanakan pada hari Kamis, 08 November 2018, pukul 13.00-15.00 WIB.
Bertempat di Laboratorium Bioteknologi, Agroekoteknologi Lantai 1, Fakultas
Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah gelas kimia, tabung reaksi,
rak tabung reaksi, pipet tetes serta penyumbat karet. Sedangkan bahan yang
digunakan adalah larutan HNO3, air es, air panas serta lempeng tembaga.

3.3. Cara Kerja


1. Kedalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan 10 tetes HNO 3 pekat
dan satu buah lempeng tembaga lalu segera ditutup menggunakan
penyumbat karet.
2. Pada masing-masing tabung dilakukan hal-hal sebagai berikut:
Tabung 1 dimasukan dalam air es,
Tabung 2 dimasukan dalam air panas,
Tabung dibiarkan sebagai pembanding.
3. Warna dan gas yanterbentuk didalam tabung dibandingkan satu sama lain.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


Tabel 1. Hasil Pengamatan
No. Perlakuan yang Warna dibandingkan dengan tabung
Tabung diberikan ketiga
1. Air Es Lebih Muda
2. Air Panas Lebih Gelap/Tua/Pekat

4.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini diperoleh beberapa hasil percobaan diantaranya
adalah sebagai berikut. Pada kesetimbangan kimia ini sangat peka dengan faktor
lingkungan sehingga dapat mempengaruhi sistem kesetimbangan. Oleh karena itu
praktikum kali ini mengenai pengaruh perubahan suhu pada sistem kesetimbangan
untuk mengetahui pengaruh suhu pada pergesaran kesetimbangan. Percobaan
dilakukan pada larutan HNO3 dan juga lempeng tembaga. Untuk mendapatkan
larutan yang dibutuhkan, dibuat campuran terlebih dahulu antara larutan HNO3
dan lempeng tembaga yaitu dengan cara memasukan 10 tetes HNO 3 pada tabung
reaksi dan kemudian dimasukan sebuah lempeng tembaga, setelah lempeng
tembaga dimasukan tutup kuat-kuat tabungreaksi menggunakan penyumbat karet,
mengapa harus ditutup kuat-kuat dengan penyumbat karet karena campuran HNO3
dan lempeng tembaga menghasilkan gas yang berbau sangat menyengat dan
menimbulkan tekanan didalam tabung reaksi sehingga harus di tutup kuat-kuat.
Dalam praktikum kali ini kita melakukan percobaan pada 3 tabung. Tabung 1,
2 dan 3 diisi dengan larutan yang sama yaitu campuran HNO 3 dan lempeng
tembaga. Pada tabung 1 diberikan perlakuan yaitu dengan merendamnya kedalam
air es, pada tabung 2 diberikan perlakuan dengan merendamnya pada air panas,
sedangkan pada tabung 3 dibiarka pada suhu ruangan dan digunakan sebagai
pembanding. Terdapat perbedaan antara tiap-tiap tabung yaitu pada tabung 1
warnanya terlihat lebih muda atau lebih pudar dibandingkan dengan tabung 3,
sedangkan pada tabung 2 warnanya terlihat lebih pekat jika dibandingkan dengan
tabung 3 sebagai pembanding.

10
Hal ini berarti kesetimbangan tabung 1 dan tabung 2 yang diberikan perlakuan
khusus bergeser. Pada tabung 1 yang diberi perlakuan dengan di rendam pada air
es kesetimbangannya bergeser kearah kanan menuju produk dan terjadilah reaksi
eksoterm. Sedangkan pada tabung 2 yang diberi perlakuan dengan di rendam pada
air panas kesetimbangannya bergeser ke kanan menuju reaktan. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Keenan (1984), yaitu. Sistem kesetimbangan yang bersifat
eksotermis kesetimbangan bergeser ke arah kanan dan endotermis bergeser ke
arah kiri. Jika suhu dinaikan, maka reaksi akan bergeser ke kiri yaitu reaksi yang
bersifat endotermis. Sebaliknya bila suhu reaksi diturunkan maka reaksi akan
bergeser ke kanan yaitu reaksi yang bersifat eksotermis. Menaikan suhu, sama
artinya kita meningkatkan kalor atau menambah energi kedalam sistem akan
dipergunakan, oleh sebab itu reaksi semakin bergerak menuju arah reaksi
endodermis. Begitu juga sebaliknya.
Setelah dilakukan percobaan, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor
yang mempengaruhi kesetimbangan kimia, yaitu pengaruh konsentrasi, volume,
tekanan, suhu dan katalisator. Pengaruh suhu, . Menaikan suhu, sama artinya kita
meningkatkan kalor atau menambah energi kedalam sistem akan dipergunakan,
oleh sebab itu reaksi semakin bergerak menuju arah reaksi endodermis. Begitu
juga sebaliknya. Jika salah satu reaktan diperkecil maka kesetimbangan akan
bergeser kekiri atau reaktan dan apabila produk diperkecil maka akan bergeser ke
kanan atau produk.
Hasil pengamatan kali ini sejalan dengan teori bahwa. Kesetimbangan adalah
keadaan stabil antara reaktan dan produk. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Mahmuda (2017), dalam bukunya yang mengatakan bahwa kesetimbangan kimia
tercapai bila kecepatan reaksi ke kanan telah sama dengan kecepatan reaksi ke kiri
dan konsentrasi reaktan maupun konsentrasi produk tidak berubah-rubah lagi
(konstan). Dalam pernyataan lain namun serupa juga disampaikan Stephen
(2002), yang mengatakan bahwa kesetimbangan kimia merupakan proses dinamis
ketika reaksi kedepan maupun reaksi balik pada laju yang tetap dan arah
berlawanan. Asisten labolatorium juga menjelaskan bahwa pada saat konsentrasi
ditambah reaktan akan bergerak kearah produk dan pada saat konsentrasi

11
dikurangi maka produk akan bergerak kearah reaktan. Hal tersebut menjelaskan
bahwa kesetimbangan kimia merupakan reaksi bolak balik.

BAB V

12
PENUTUP

5.1. Simpulan
 Kesetimbangan kimia dalah proses dinamis ketika reaksi kedepan dan reaksi
balik terjadi pada laju yang sama tetapi pada arah yang berlawanan. Sedangkan
Reakis kesetimbangan adalah bersifat khusus dan mempunyai tetapan
kesetimbangan yang berbeda-beda. Pengaruh suhu dalam kesetimbangan kimia
terkait langsung dengan jenis reaksi eksoterm atau reaksi endoterm. Reaksi
eksoterm adalah reaksi bersipat spontan, tidak memerlukan energi melainkan
justru menghsilkan energi (reaksi negatif), sedangkan reaksi endoterm adalah
reaksi yang membutuhkan energi / kalor untuk bisa bereaksi (reaksi positif).
Sistem kesetimbangan yang bersifat eksoterm kearah kanan dan endoterm kearah
kiri. Jika suhu dianaikan maka reaksi akan bergeser ke kiri yaitu reaksi yang
bersifat enoterm. Sebaliknya bila suhu reaksi diturunkan maka reaksi akan
bergeser ke kanan yaitu eksoterm..

5.2. Saran
Diharapkan agar kedepannya praktikum mengenai pengaruh suhu terhadap
sistem kesetimbangan dapat dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang ada agar
hasil yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan. Dalam pengunaan alat-alat juga
harus teleti agar tidak mempengaruhi konsentrasi larutan yang dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

13
Adi, Nugroho. 2017. Jurnal Kimia Analitik. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pergeseran Pada Sistem Kesetimbangan Kimia Vol 1 (2). Hal 23-27.
Chang, R. 2004. Kimia Dasar, Edisi Ketiga, Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Keenan, Charles W. 1984. Kimia Untuk Universitas, Edisi Keenam. Terjemahan
dari General College Chemistry, oleh aloysisus Hadyani Pudjaatmaka.
Jakarta: Erlangga.
Mahmuda, Utami Rinda. 2017. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Kesetimbangan
Kimia. Bali : FMIPA, Undiksha.
Purwoko, Agus A. 2006. Kimia Dasar 1. Mataram: Mataram University Press.
Stephen, B. 2002. Istilah Kimia Umum. Erlangga, Jakarta.

Sugiyarto, dkk. 2013. Miskonsepsi atas Konsep Asam-Basa, Kesetimbangan


Kimia, dan Redoks dalam Berbagai Buku Ajar Kimia. Jurnal Kimia.
Vol. 1(1) Hal 50.
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: ITB.
Unggul, Sudarmo. 2006. Kimia. Jakarta: PT Phibeta Aneka Gama.

14
1
1

Anda mungkin juga menyukai