Anda di halaman 1dari 16

ANOMALI GIGI

DI

OLEH:

KELOMPOK 2
ELPINA IKHTIARA
EVA MUZZALIFAH
FATHIA NABILA JULRI
FITRA AKBAR
HARMONISYA
INTAN MULYA
IZZAMUZAIANA
KARMILA
LIATURRAHMI
MUHAMMAD AL-HAFIDH

DOSEN PEBIMPING:Dr.drg.Cut Aja Nuraskin


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anomali adalah suatu penyimpangan dari normal, biasanya terkait dengan
perkembangan embrionik dari yang mungkin mengakibatkan absensi, kelebihan,
atau deformitas dari bagian-bagian tubuh. Anomali gigi adalah abnormalitas gigi
yang berkisar dari insisif lateral atas permanen berbentuk pasak, sampai yang
jarang terjadi yaitu anadonsia total. Anomali yang paling sering disebabkan oleh
faktor herediter atau gangguan perkembangan atau metabolik. Sementara anomali
gigi lebih banyak terjadi pada gigi permanen dibanding gigi sulung dan di maksila
melebihi mandibula, perlu diingat bahwa kejadiannya jarang.
Mengenali anomali gigi adalah penting untuk dokter gigi dan dental
hygienist. Pengenalan dan identifikasi yang benar dari anomali gigi sangatlah
penting ketika berkomunikasi dengan sejawat, khususnya dalam kasus rujukan ke
sejawat atau dari sejawat. Selain itu, komunikasi profesional dental dengan pasien
harus mencerminkan pengetahuan tentang kondisi oral abnormal. Kemudian, pasien
yang terinformasi dan mengerti mengapa tonjol tambahan di bagian bukal gigi
molar atas atau bawah lebih rentan terhadap karies daripada gigi normal, akan lebih
murah menerima instruksi pemeliharaan gigi yang spesifik untuk mulutnya dan
kebutuhannya. Akhirnya, pemahaman tentang etiologi anomali spesifik adalah
penting untuk menentukan rencana perawatan, apabila ada.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
- Apakah yang Dimaksud Anomali Gigi ?
- Bagaimanakah Abnormalitas pada Jumlah Gigi ?
- Bagaimanakah Abnormalitas pada Morfologi Gigi ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimanakah kelainan atau abnormalitas pada gigi
manusia dalam materi kuliah Anatomi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Baiturrahmah Padang.

1.3.2 Tujuan khusus


Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengidentifikasi Pengertian Anomali Gigi
2. Mengidentifikasi Abnormalitas pada Jumlah Gigi
3. Mengidentifikasi Abnormalitas pada Morfologi Gigi

1.4 Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah :
1. Makalah ini dibuat untuk mengetahui secara rinci abnormalitas yang
terjadi pada morfologi, jumlah, dan posisi gigi pada manusia
2. Agar dapat mengetahui penyebab abnormalitas pada akar gigi manusia
3. Dapat menambah ilmu pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran gigi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mengenal Anomali Gigi
Anomali gigi merupakan kelainan dari bentuk normal akibat gangguan
pada stadium pertumbuhan gigi yang sering disebut abnormalitas pada gigi.
Umumnya di pengaruhi oleh hereditas atau keturunan dan juga disebabkan oleh
perkembangan. Anomali gigi dapat di identifikasi pada morologi gigi secara rinci,
baik berdasarkan jumlah dan posisi gigi. Pada abnormalitas gigi juga terdapat
kelainan pada bagian akar gigi.

2.2 Abnormalitas Jumlah Gigi


Kelainan jumlah gigi terbagi atas dua bagian, pertama anodonsia merupakan
absennya gigi, kedua supernumerari merupakan gigi ekstra. Kedua abnormalitas
jumlah gigi ini, terjadi penambahan atau pengurangan pada jumlah bilangan gigi.
Anadonsia terdiri dari anadonsia total dan anadonsia sebagian. Anadonsia total
merupakan absennya satu set gigi secara kongential. Anadonsia sebagian hanya
melibatkan satu atau dua gigi dalam gigi geligi, untuk memastikan bahwa yang
terjadi adalah absennya gigi bukan gigi yang tidak erupsi diperlukan radiograf. Gigi
yang mengalami supernumerari terjadi penambahan pada jumlah formula normal
pada setiap kuadran.

2.3 Abnormalitas Morfologi Gigi


Kelainan pada morfologi akar dapat terjadi pada mahkota, akar, dan posisi
gigi. Malformasi mahkota mungkin terlihat secara klinis melalui inspeksi pada
rongga mulut. Kemudian, malformasi akar normal hanya terlihat pada radiograf,
walaupun pemeriksaan yang teliti pada gigi yang diekstraksi mengungkap banyak
variasi. Malformasi gigi berhubungan dengan keturunan atau cedera selama
pembentukan dan oleh karena itu, bisa mengenai banyak gigi daripada satu atau dua
gigi tertentu. Reaksi terhadap cedera sebenarnya bukan anomali tetapi perubahan
yang unik dalam morfologi gigi terkait penyebab khusus. Kondisi ini harus dikenali
sehingga etiologinya (penyebab) dapat diidentifikasi dan dimodifikasi, jika
memungkinkan, untuk menghindari faktor penyebab yang bisa memperburuk
keadaan, seperti atrisi, abrasi, erosi, dan gigi-geligi yang tidak biasa.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Mengenal Anomali Gigi
3.1.1 Pengertian
anomali gigi adalah penyimpangan dari bentuk normal akibat gangguan
pada stadium pertumbuhan dan perkembangan.

3.1.2 Faktor penyebabnya yaitu


1. Faktor Hereditas
2. Gangguan waktu pertumbuhan, perkembangan gigi
3. Gangguan Metabolisme

3.1.3 Anomali Gigi umumnya biasa terjadi


1. Pada gigi tetap lebih banyak daripada gigi susu
2. Pada gigi geligi atas lebih banyak daripada gigi geligi bawah
3. Anodontia yang tidak ada benih gigi dalam rahang (± 1% - 2%
daripada penduduk )
4. Kelebihan gigi atau supernumerary (extra) tooth ( ± 1% - 2% daripada
penduduk )
5. Perubahan bentuk / bentuk yang abnormal, jarang sekali terjadi
6. Gigi kembar / fused anterior tooth

3.2 Abnormalitas Jumlah Gigi


1. Anodonsia
a.True Anadonsia / anodonsia total
Suatu istilah yang di gunakan untuk
menunjukkan ada tidaknya seluruh gigi permanen atau
gigi susu disebabkan :
-Gagalnya benih gigi untuk berinisiasi
-Inisiasi berlangsung pada benih mengalami kehancuran
anodonsia total sangat jarang terjadi dan sering dihubungkan dengan deformasi
kongenital secara umum ( pewarisan terkait jenis kelamin ), melibatkan
perkembangan ektoderm, atau lapisan benih paling luar, yang tidak normal.
b. False Anadonsia / anadonsia sebagian
Suatu istilah yang digunakan untuk gigi secara klinik tidak tampak.
Keadaan ini di sebabkan adanya gigi impaksi atau ankilosis yang gagal untuk erupsi
sehingga tampak adanya ruang kosong pada lengkung gigi-gigi terdapat pada
rahang tapi tidak erupsi, misalnya impaksi. Walaupun anadonsia tidak terbukti
kelainan heredier kecendrungan absen gigi yang sama terjadi dalam satu keluarga.

Urutan gigi geligi yang mengalami anodonsia :


1) Gigi yang paling sering absen adalah gigi molar ketiga, dengan
molar ketiga atas absen lebih sering daripada molar ketiga bawah
2) Gigi yang ke dua paling sering absen ialah gigi insisif lateral atas
permanen ( ± 1-2% dari populasi mengalami absen salah satu atau kedua insisif atas)
3) Gigi yang ke tiga paling sering absen ialah gigi premolar kedua
bawah ( dengan 1% populasi mempunyai satu atau dua permolar kedua bawah yang
absen )
4) Gigi insisif lateral bawah dapat kehilangan satu atau keduaduanya
gigi tersebut, bisa gigi susu yang hilang atau gigi tetap
2. Gigi ekstra atau supernumerari
Gigi lebih dapat terjadi pada 0,3-3,8% dari penduduk.
Ditemukan pada gigi tetap dan gigi susu, 90% terjadi pada
rahang atas. Lokasinya pada area insisif atas atau regio molar
ketiga atas. Gigi mempunyai kecenderungan untuk membuat
duplikatnya sendiri dan keadaan ini bersifat herediter. Penelitian
dari 50 penderita dari usia 16 bln - 17 th menemukan bahwa 20% gigi
supernumerari adalah terbalik (inverted). 14% dari pasien ini memiliki gigi
supernumerari multipel, dan 80% gigi ekstra dalam posisi lingual relatif terhadap
lengkung gigi. Gigi supernumerari bervariasi dalam bentuk dan ukuran.
a) Mesioden ( area insisif atas )
Adalah gigi supernumerari yang kecil, yang terbentuk diantara dua
insisif sentral (I1). Mempunyai mahkota berbentuk konus dan akar yang pendek.
Mungkin terlihat dalam rongga mulut atau tetap tidak bererupsi. Jika unerupsi,
suatu diastema kadang ada. Meski lebih jarang, gigi supernumerari dapat terjadi
pada posisi antara insisif sentral dan lateral atau antara insisif lateral dan kaninus.
b) Paramolar ( area molar ketiga )
Keberadaan gigi supernumerari di distal molar ketiga lebih sering
pada maksila daripada mandibula. Gigi supernumerari ini sering disebut
distomolar, paramolar, atau molar ke empat. Gigi ekstra ini jarang yang
bererupsi kedalam rongga mulut, sehingga bisa terlihat melalui radiografi
c) Area premolar bawah
Tempat yang paling umum untuk gigi lebih dirahang bawah
(mandibula) ialah antara regio premolar pertama dan premolar kedua. Gigi lebih
yang tampak pada daerah ini biasanya menyerupai gigi premolar normal dalam
bentuk dan ukuran.

3.3. Abnormalitas Morfologi Gigi


a. Morfologi Mahkota Abnormal
1) Malformasi molar ketiga
Gigi molar ketiga atas mempunyai bentuk mahkota yang paling
bervariasi dibanding gigi permanen lainnya, di ikuti oleh molar ketiga bawah.
Anomali ini dapat berupa mahkota berbentuk pasak yang kecil sampai versi
malformasi multitonjol dari molar pertama dan molar kedua
2) Insisif lateral berbentuk pasak
Anomali ini disebut juga konus merupakan yang paling sering
terjadi ( ± 1-2% dari populasi ). Gigi berbentuk konus, melebar ke arah servikal dan
meruncing ke arah insisal membentuk ujung tumpul. Kejadian yang tidak biasa
adalah insisif sentral atas berbentuk pasak. Gigi berbentuk pasak berkembang dari
satu lobus bukan empat lobus, yang normal terjadi pada gigi anterior
3) Geminasi atau gigi kembar / skizodonsia
Geminasi atau gigi kembar merupakan
akibat dari pemisahan sebuah gigi. Karena pembelahan
gigi tidak sempurna, mahkota yang kembar nampak
dobel lebarnya dibanding gigi tunggal dan kemungkinan
bertakik. Akar gigi tidak mengalami pembelahan dan mempunyai satu saluran
pulpa. Jika gigi yang dobel dihitung sebagai dua gigi, lengkung gigi yang berisi
geminasi akan mempunyai gigi ekstra melebihi jumlah gigi normal. Kedaan ini
terjadi lebih sering pada gigi sulung dibanding permanen dan paling umum di regio
insisif atas dan kaninus atas.
4) Fusi
Fusi adalah penyatuan dua benih gigi yang berdekatan, selalu
melibatkan dentin. Pada pemeriksaan klinis, kondisi ini nampak serupa dengan
geminasi karena gigi yang berfusi mempunyai satu mahkota yang lebarnya nampak
dobel. Tetapi tidak seperti geminasi, radiograf biasanya menunjukkan dua akar
terpisah dari gigi yang berfusi. Cara lain untuk membedakan fusi dari geminasi
adalah dengan menghitung gigi di dalam lekung. Jika gigi yang berfusi dihitung
dua, jumlah total gigi akan mecerminkan jumlah gigi normal dalam lekung. Seperti
gigi geminasi, gigi yang berfusi terjadi lebih sering pada bagian anterior mulut dan
lebih sering pada gigi sulung daripada permanen. Lebih sering pada area insisif
bawah daripada atas. Diduga bahwa fusi disebabkan oleh tekanan selama
perkembangan akar di dekatnya. Banyak laporan fusi yang melibatkan gigi
supernumerari yang bergabung dengan gigi didekatnya, seperti fusi molar ketiga
dan molar keempat bawah atau fusi insisif lateral atas dan gigi supernumerari
anterior.
5) Insisif hutchinson dan Molar mulberry
Insisif atas dan bawah mungkin berbentuk obeng,
lebar pada bagian servikal dan sempit di bagian insisal, dengan tepi
iinsisal yang bertakik, kondisi ini disebut Hutchinson insisif.
Mahkota hutchinson insisif mirip dengan insisif yang berfusi sediki
bertakik. Molar pertama dari gigi ini mungkin mempunyai anatomi oklusal yang
dibuat dari multi tuberkel dengan tonjol yang tidak berkembang. Oleh karena
bentuk yang mirip buah beri pada permukaan oklusal, gigi molar ini disebut Molar
mulberry
6) Tonjolan Aksesoris, Tuberkel, tau Lingir
Tonjolan email aksesoris dapat berasal dari hiperplasia
perkembangan yang terlokalisir atau kondisi berjejal sebelum erupsi dapat
menyebabkan fusi gigi supernumerari, yang mungkin terlihat mirip seperti tonjol
ekstra. Tonjol lingual ketiga mungkin berkembang pada permukaan lingual molar
bawah dan disebut tuberkulum intermedium. Apabila tonjol ekstra tersebut terletak
pada lingir marginal distal disebut tuberkulum sektum.
Tonjol talon adalah tonjolan kecil pada permukaan lingual gigi
anterior atas atau bawah permanen. Tonjol ini sering harus dihilangkan karena
mengganggu penutupan rahang pada posisi antartonjol maksimal (MIP). Oleh
karena ada tanduk pulpa, perawatan edodontik biasanya diperlakukan apabila tonjol
ini dihilangkan.
Premolar kedua bawah memiliki tonjol lingual dengan jumlah
bervariasi, berkisar 1-3. Morfologi oklusal dapat sangat bervariasi dalam hal pola
alur dan fosa yang dibentuk oleh jumlah tonjol lingual. Gigi premolar kedua bawah
mempunyai tiga tonjol, satu bukal dan dua lingual.
Gigi juga menunjukkan tonjolan email ekstra kecil yang disebut
tuberkel atau tonjol aksesori ekstra. Akhirnya, lingir menonjol yang tidak biasa
akan terlihat pada permukaan fasial insisif sentral atas dalam.
7) Variasi ukuran gigi
Makrodonsia: Ukuran gigi yang melampaui batas nilai normal
pada satu atau lebih ukuran dan satu sampai semua elemen gigi-geligi. Pada
umumnya tidak ada penyimpangan bentuk lainnya. Makrodonsia (gigi I dan C).
bisa terjadi pada satu gigi, beberapa gigi atau seluruh gigi. Mikrodonsia/
Dwarfism : Kebalikan makrodonsia tetapi dapat juga terjadi reduksi sampai
8) Incisor atas bentuk sekop
Bentuk ini bukan anomali yang sesungguhnya, tetapi karena
kelainan biologis pada ras dimana anatomi bagian palatal, cingulum dan
marginal ridge yang menonjol membentuk seperti sekop. Sangat sering terjadi
pada gigi ras Asian, Mongolian, Eskimo dan Indian Amerika.

b. Morfologi Akar Abnormal


1) Mutiara Email / email pearl
Email bola kecil bulat oval yang dapat dijumpai pada atau di
dalam akar, kadang juga pada email, terutama pada gigi molar atas. Mutiara
ini dapat mempunyai satu inti dentin dan bahkan suatu jaringan pulpa.
2) Taurodonsia
Suatu anomali dengan rongga pulpa
yang sangat membesar. Pemberian nama taurodonsia
berdasarkan kemiripan sepintas dengan gigi-gigi
molar sapi (taurus=banteng). Gigi dengan ruang pulpa sangat panjang, tidak
ada pengecilan rongga pulpa pada daerah cemento enamel junction. Jarang
terjadi, satu dan 1000 gigi tetap dan terlihat pada orang Indian, Amerika atau
orang Eskimo.
3) Dilaserasi / pembengkokan akar
Elemen gigi yang gagal terbentuk karena aksi trauma mekanis
pada benih gigi yaitu berupa pembengkokan ekstrem suatu elemen, mahkota
menekuk di atas akar atau akarnya menunjukkan satu atau lebih tekukan, akar
dan mahkota gigi membentuk sudut 45o sampai lebih dan 90° Dilaceratio
(latin) berarti penyobekan. Dapat diakibatkan karena trauma mekanis pada
mahkota gigi yang telah mengalami pembentukan sehingga tersobek pada
akarnya. Sering terjadi pada kasus molar ketiga bawah.
4) Dens Evaginatus
Anomali pertumbuhan terdiri dari tonjol ekstra yang langsing
sering runcing pada permukaan oklusi terutama pertama bawah (evaginasi
memiliki tanduk dijumpai pada gigi premolar pulpa yang mendekati email).
5) Dens Ivaginatus / Dens In dente ( gigi dalam gigi )
Dense in dente adalah anomali perkembangan yang disebabkan
oleh invaginasi organ email ke dalam mahkota gigi. Anomali pertumbuhan yang
mengakibatkan elemen berbentuk sangat jelek. Secara kilnis terlihat sebagai
tonjolan di daerah cingulum gigi incisor. Sering terlihat gigi insisif lateral atas,
bisa pada insisif lateral bawah. Perkembangan anomali ini akibat
terselubungnya organ enamel diantara mahkota gigi.
6) Konkresensi
Melibatkan fusi superfisial atau pertumbuhan bersama dari hanya
sementum dua akar gigi yang berdekatan. Tidak seperti fusi, gigi ini biasanya
bergabung setelah bererupsi ke rongga mulut karena kedekatan akar dan deposisi
sementum yang banyak. Anomali ini terjadi paling sering pada regio molar atas.
7) Akar kerdil (dwarfed root)
Gigi-gigi atas sering memperlihatkan mahkota gigi dengan
ukuran normal tetapi dengan akar yang pendek. Edge incisal biasanya berpindah
ke arah lingual seperti pada incisivus bawah. Keadaan ini sering turun-temurun.
8) Hipersementosis
Merupakan pembentukan sementum yang berlebihan disekitar akar
gigi setelah gigi erupsi. Ini disebabkan oleh trauma, disfungsi metabolisme, atau
peradangan periapeks. Kelebihan sementum dapat membentuk lapisan tipis yang
menghubungkan akar yang berdekatan, mirip dengan jaringan tipis yang
menghubungkan jari-jari pada kaki itik.
9) Flexion
Merupakan akar gigi yang bengkok kurang dari 90o atau rotasi
c. Anomali Posisi Gigi
1) Gigi tidak erupsi ( impaksi )
Impaksi merupakan gigi tertanam yang gagal bererupsi ke dalam
rongga mulut karena kurangnya kekuatan untuk erupsi. Gigi impaksi, sebaliknya,
gagal bererupsi karena obstruksi mekanis, sering dikatikan dengan penurunan
ukuran rahang manusia modern akibat evolusi. Gigi yang paling sering mengalami
impaksi adalah molar ketiga atas dan bawah dan kaninus atas.
2) Gigi transposisi ( salah letak )
Sel pembentukan gigi kelihatan tidak pada
tempatnya, menyebabkan gigi muncul pada lokasi yang tidak
biasa pula. Gigi yang paling sering mengalami transposisi
adalah kaninus atas dan kaninus bawah. Kaninus atas dapat
mengalami transposisi ke regio insisif sentral.
3) Rotasi gigi
Rotasi adalah anomali yang jarang terjadi, paling sering terjadi pada
permolar kedua atas, kadang-kadang pada insisif atas, permolar pertama, atau
premolar kedua bawah. Gigi mungkin mengalami rotasi pada sumbunya sebesar
180.0

4) Ankilosis
Diawali oleh infeksi atau trauma pada ligamen periodontium,
mengakibatkan hilangnya ruang ligamen periodontium sehingga akar gigi benarbenar
berfungsi dengan prosesus alveolaris atau tulang alveolar. Gigi ini bererupsi
ke dalam rongga mulut tetapi setelah ankilosis, gagal mencapai oklusi dengan
lengkung antagonisnya dan tampak lebih pendek daripada gigi di dekatnya pada
lengkung yang sama. Seringkali, ankilosis gigi sulung terjadi ketika gigi permanen
penggantinya absen. Gigi molar kedua bawah sulung sering gagal melanjutkan
erupsi sesuai pertumbuhan rahang. Konsekuensinya, gigi ankilosis akan berjarak 2-
4 mm dari dataran oklusi dengan gigi antagonisnya.
5) Distopi dan heteropi
Distopi adalah kelainan tempat yang sangat kecil sedangkan
heteropi ialah munculnya elemen pada tempat lain yang bukan tempatnya.
d. Malformasi Perkembangan Gigi Tambahan ( dan Diskolorisasi )
Akhiran plasia merujuk pada pembentukan dan perkembangan.
Displasia adalah istilah umum yang menunjukkan perkembangan abnormal.
Displasia dapat terjadi dari kandungan mineral yang terlalu sedikit hipomineralisasi
atau kalsium yang terlalu sedikit hipokalsifikasi dalam email atau dentin.
Hipoplasia adalah bentuk displasia yang mengacu pada pembentukan jaringan yang
tidak sempurna. Displasia email atau dentin dapat disebabkan oleh beberapa faktor
selama pembentukan gigi, seperti asupan fluoride yang terlalu banyak, pemberian
antibiotik tetrasiklin, sifilis kongenital, atau cedera pada gigi.

e. Gangguan Didalam Struktur Jaringan


Gangguan Struktur Email
- sebab-sebab pre dan prenatal
- penyakit infeksi pascanatal
- kekurangan di dalam diet
- gangguan endokrin
- bahan-bahan kimiawi/ medikamen
- trauma dll
Gangguan struktur dentin
- displasia dentin
- dentinogenesis imperfecta
- odontoplasia
- rakitis vit-D-refrakter (hipofosfatremi)

a. Displasia Email
Displasia Email adalah istilah yang digunakan untuk menyebut
gangguan sel pembentuk email (ameloblas) selama awal pembentukan email.
Displasia email dapat herediter atau merupakan akibat dari kondisi sistemik selama
awal pembentukan gigi (seperti demam tinggi, kekurangan nutrisi, atau penggunaan
flouride yang berlebihan) atau gangguan lokal (seperti trauma dan gangguan
periapeks). Umumnya variasi warna (dari putih ke kuning dan coklat) atau variasi
morfologi (seperti celah atau email kasar) dapat terjadi.
Hypoplasia enamel
Gangguan pada ameloblas ketika pembentukan enamel matrik
yang menyebabkan pembentukan enamel yang tidak sempurna sebabnya:
- Defisiensi makanan
- Pengobatan tetracycline
- Measles disease
- Makan terlalu banyak mengandung fluorida pada
waktu perkembangan/pembentukan gigi
 Amelogenesis imperfecta
Penyakit turunan yang terjadi pada saat pembentukan enamel
pada gigi susu dan tetap. Kekurangan jaringan enamel sebagian atau
seluruhnya mengakibatkan mahkota kasar, berwarna kuning sampai coklat yang
cenderung rusak.
Ada 3 tipe yaitu:
1. Tipe bipoplastik : kerusakan matrik email oleh karena
hancurnya ameloblast secara dini dalam pembentukan cekungancekungan.
2. Tipe bipomaturatif : ameloblas dapat memproduksi matriks
email tapi tidak mampu mersorbsi matrik ml dalam ukuran cukup.

3. Tipe hipoklasifikasi : email dengan bahan organik sebesar


10% (yang normal hanya 5%) sehingga email superficial sangat
lunak tidak teratur dan dapat dikeruk dengan alat tumpul
Fluorosis
Secara klinis terlihat semua gigi tetap warnanya berubah dari
putih ke kuningan coklat bintik-bintik dan atau perubahan morfologis enamel
berubah menjadi enamel berlubang-lubang. Fluor yang terdapat pada air mineral
menyebabkan keadaan ini jauh lebih besar (berlipat kali) daripada fluor 11 juta
yang ditambahkan di air minum untuk menurunkan kerusakan gigi.

High fever ( demam tinggi )


Pada gigi ini enamel berbintik-bintik pada gigi tetap. Sering sebagai
akibat demam pada masa kanak-kanak dan penyakit campak. Biasanya, mahkota
gigi yang berkembang pada masa demam, akan terkena. Contohnya, kerusakan
mahkota molar kedua permanen dan permolar kedua permanen disebabkan oleh
demam tinggi pada usia 2 tahun 3 bulan, saat email terbentuk pada premolar kedua
bawah dan molar kedua.
Hipomaturasi ( hipoplasia fokal )
Hipomanutrasi adalah perkembangan email yang tidak sempurna,
terlihat sebagai spot perubahan warna terlokalisasi atau area deformitas pada gigi.
Selama pembentukkan email, kondisi ini disebabkan trauma, infeksi lokal dari gigi
sulung di dekatnya yang mengalami abses atau beberapa gangguan lain dalam
maturasi matriks email, yang kemungkinan besar terjadi pada gigi penggantinya
( disebut gigi turner ). Tidak seperti dekalsifikasi (karies awal), yang biasanya
terlihat pada sepertiga servikal gigi atau pada permukaan oklusal gigi posterior,
bentuk hipomaturasi ini umumnya nampak pada sepertiga medial permukaan
mahkota yang halus ( permukaan fasial dan lingual ). Email dibawahnya lembek,
membuat area ini rentan terhadap karies.

b. Displasia Dentin
Displasia dentin terjadi dua kali lebih sering daripada displasia
email. Perkembangan dentin yang abnormal mencakup kondisi herediter dan
sistemik.
Dentinogenesis Imperfecta
Dentinogenesis imperfekta adalah kelainan herediter yang
memengaruhi pembentukan dentin pada gigi geligi sulung dan permanen. Secara
klinis semua gigi susu/ tetap berwarna biru keabu-abuan sampai kuning. Kadangkadang
bertukar warna. Secara radiologis menunjukkan saluran akar dan ruang
pulpa sebagian atau sama sekali tidak ada. Gigi ini Iemah, kurang dukungan dan
jaringan dentin.

Tetracycline Stain
Obat antibiotik tetracycline yang dimakan/ diminum oleh wanita
hamil, kanak-kanak dapat melebur dalam dentin yang berkembang. Warnanya
tergantung dan dosis dan diminum pada usia berapa, dan warna kuning sampai
coklat abu-abu. Pewarnaan yang terjadi dapat menyeluruh pada gigi-geligi sulung
tetapi juga dapat mengenai beberapa gigi permanen, bergantung pada usia ketika
tetrasiklin diberikan.
f. Perubahan Bentuk Gigi Karena Cedera Setelah Gigi Erupsi
1) Atrisi
Atrisi adalah ausnya email karena pergerakan gigi bawah terhadap
gigi atas selama fungsi normal dan keadaan ini diperberat oleh pengerotan yang
berlebihan dari gigi-gigi, yang dikenal sebagai bruksisme. Stres dapat
menyebabkann bruksisme.
2) Abrasi
Abrasi adalah ausnya struktur gigi karena kegiatan mekanis.
Contohnya adalah hilangnya email di dekat CEJ dari permukaan fasial mahkota,
khususnya pada premolar dan kaninus, akibat teknik menyikat gigi yang tidak
benar. Faktor pendukung lain pada hilangnya struktur gigi di dekat CEJ dikenal
sebagai abfraksi, yaitu penekukan (fleksi) gigi yang disebabkan oleh gaya
oklusal yang besar. Kondisi ini mengakibatkan hilangnya struktur gigi karena
pemisahan email rod dekat CEJ.
3) Erosi
Erosi adalah hilangnya struktur gigi karena bahan kimia (bukan
mekanis) dan mengenai permukaan halus serta oklusal. Erosi dapat disebabkan
oleh asupan asam sitrat yang berlebihan. Erosi juga dapat terjadi karena faktor
yang tidak diketahui (idiopatik). Erosi parah pada email lingual dari semua gigi
anterior atas.

g. Anomali Tambahan
Anomali tambahan ini cenderung mengenai seluruh gigi
daripada satu atau dua gigi saja yang berhubungan dengan retensi mekanis dan
luka
Unusual Dentition
Gigi-geligi yang paling tidak menurut kebiasaan dengan seluruhnya/
sebagian erupsi: 24 gigi pada rahang atas
Variasi
Pada beberapa gigi molar bawah mempunyai cusp lebih. Bila cusp
atau tonjol lebih letaknya antara cusp lingual disebut tuberculum inter. Bila cusp
atau tonjol lebih letaknya pada marginal ridge distal antara cusp distal dan cusp
lingual disebut tuberculum sextum (M1 bawah mempunyai cusp ke enam)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Anomali gigi merupakan kelainan atau penyimpangan dari bentuk normal
akibat gangguan pada fase pertumbuhan. Anomali gigi umunya di pengaruhi oleh
hereditas dan juga disebabkan oleh perkembangan. Maka dari itu, kesehatan gigi dan
mulut merupakan bagian integral secara keseluruhan dan perihal hidup sehingga perlu
dibudidayakan diseluruh masyarakat. Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih,
bercahaya, dan di dukung oleh gusi yang kencang dan berwarna merah muda. Pada
kondisi normal dari gigi dan mulut yang sehat tidak tercium bau tidak sedap. Kondisi ini
hanya dapat dicapai dengan perawatan yang sehat.

4.2 Saran
Dari materi diatas dapat memberikan informasi mengenai berbagai jenis
anomali gigi pada mahasiswa preklinik fakultas kedokteran gigi Universitas
Baiturrahmah Padang, agar lebih dapat memperhatikan gigi terutama pada diri sendiri
dan mempublikasikan kepada masyarakat serta dapat menangani pasien dengan tindakan
yang tepat terhadap kelainan yang dideritanya pada saat bertugas di klinik nantinya.

Anda mungkin juga menyukai