Anggota :
Harmonisya : P07125121015
Kata mikroskop berasal dari bahasa yunani yaitu micron yang artinya kecil
dan scropos yang artinya melihat atau tujuan. Jadi dapat dikatakan bahwa mikroskop
adalah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang.
Alat utama dalam mikroskop yang digunakan untuk mengamati adalah lensa objektif
dan lensa okuler.
Kedua lensa pada bagian optic adalah lensa cembung. Kemudian secara garis
besar lensa objektif akan membentuk suatu bayangan yang bersifat
semu,terbalik,dan diperbesar. Antara mikroskop cahaya dan electron memiliki
sifat bayangan yang berbeda. Pada mikroskop cahaya memiliki sifat
semu,terbalik dan diperbesar. Namun berbeda halnya pada mikroskop electron
yang bayangan akhirnya bersifat sama seperti gambar nyata,sejajar,dan di
perbesar.
II.Bahan dan Metode
2.2 Alat
1. Memelihara mikroskop
Mikroskop harus selalu diangkat dan dibawa dalam posisi tegak.
Aturlah kedudukan tabung sedemikian rupa sehinggga ujung lensaobjektif lemah berj
arak ±1cm dari atas meja benda.
Aturlah penjepit sediaan dengan rapi dan cermin pada posisi tegak agardebu tidak ban
yak menempel.
Setiap akan menggunakan mikroskop, bersihkan lensa atau bagianlainnya dengan kain
lap bersih dari bahan yang halus (flannel).
2. Mencari bidang penglihatan
Naikkan tabung menggunakan makrometer (pemutar kasar) hingga lensaobjektif ti
dak membentur meja bila revolver diputar putar.
Tempatkan lensa objektif pembesaran lemah (4x atau 10x) denganmemutar revolv
er sampai berbumyi klik (posisinya satu poros denganlensa okuler).
Bukalah diafragma sebesar besarnya dengan menarik tangkainya ke belakang.
Aturlah bentuk cermin kearah cahaya, hingga terlihat lingkaran yangsangat terang
didalam lensa okuler, mikroskop siap digunakan.
3. Mencari bayangan sediaan
Naikkan tabung mikroskop menggunakan makrometer haingga jarakantara len
sa objektif dengan permukaan meja ±3 cm.
Letakkan sediaan ditengah tengah lubang meja benda.
Putarlah makrometer ke belakang sampai penuh (perlahan dan hati hati).
Bidikkan mata ke lensa okuler.
Untuk mendapatkan pembesaran yang kuat, putar revolver dan lensaobjektif y
ang sesuai.
4. Pengukuran mikroskop/micrometerUntuk mengetahui ukuran objek yang diamati
dengan mikroskop dapatdilakukan dengan menggunakan alat bantu yang disebut
micrometer objektifdan micrometer okuler.
5. Menggambar hasilHasil pengamatan dengan mikroskop dapat dituanglan dalam
bentuk gambar yang di lakukan dengan alat fografi atau dengan tangan disertai
dengan judul keterangan.
Dari hasil yang telah diamati telah ditemukan dibawah mikroskop pewarnaan
gram negative dalam bentuk cocus.
3.3 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari praktikum dapat disimpulkan bahwa mikroskop biologi ada
berbagai maca jenisnya tetapi yang sering digunakan untuk praktikum ada dua
jenis yaitu mikroskop monokuler dan binokuler. Mikroskop juga mempunyai
berbagai bagian yaitu lensa okuler, tubus (tabung okuler),pemutar
objektif,objektif,kondensor,meja preparat, cermin lampu,makrometer, micrometer
bonggol pengatur kasar, bonggol pengatur halus,sumbu inklanis bonggol pengatur
kondensor, pemegang, tangkai, kaki mikroskop,basis mikroskop monokuler dan
binokuler mempunyai perbedaan. Perbedaan yang paling spesifik yang terletak
pada lensa jika monokuler berlensa satu yaitu okuler .
DAFTAR PUSTAKA
http://web.ipb.ac.id/~tpb/files/materi/bio100/Materi/mikroskop.html
1. PENDAHULUAN
Bakteri sukar sekali dilahat dengan jelas dengan mikroskop cahaya biasa karena
bakteri tidak bewarna jika diamati dengan sendiri-sendiri. Dalam upaya memahami
dan mempelajari struktur. Penggolongan sifat dan morfologi bakteri dapat dilakukan
pewarnaan bakteri.
Asam nukleat bakteri mengandung gugus fosfat bermuatan negate yang dapat
mengikat zat warna basa yang bermuatan positif. Zat warna asam tidak dapat
mewarnai sel bakteri dan dipergunakan untuk mewarnai latar belakangnya. Zat-zat
warna umum dipergunakan untuk mempelajari morfologi bakteri.
Zat warna terikat dengan protoplasma bakteri secara kimia dan zat warna yang
dipergunakan berbentuk gram.zat warna bisa mengandung kation pewarna dan anion
bukan pewarna, sedangkat zat pewarna asam mengandung kation bukan pewarna dan
anion pewarna. Ada 5 macam jenis pewarnaan yang dapat dilakukan, dan pada
praktikum kali ini digunakan salah satu cara yaitu pewarnaan gram.
2. PRINSIP
Dalam praktikum pewarnaan bakteri kali ini, digunakan cara pewarnaan gram dimana
prinsip dari pewarnaan ini yaitu dengan memberikan warna bakteri tersebut dengan 3
zat warna yaitu zat karbol Kristal ungu, lugol, dan air fuchsin.
A. ALAT
1. spirtus
2. korek api
3. pinset
4. kaca objek
5. pensil pewarna
6. inoculum
7. bak pewarnaan
8. mikroskop cahaya
B. BAHAN
1. Biakan bakteri
2 zat warna
- karbol Kristal ungu
- Cairan lugol
- Alkohol
- Air fukhsin
- Minyak immerse
- Aquadest
4. PROSEDUR KERJA
1. Nyalakan api dalam Bunsen. Pijar alat-alat yang mau digunakan seperti inoculum,
dan bahan seperti tabung reaksi berisi bakteri.
2. Membuat preparat
- Bersihkan objek gelas dengan tissue, kemudian lewatkan diatas api untuk
menghilangkan lemak lalu biarkan dingin sebelum dipakai.
- Buat batas bulatan untuk menempatkan bakteri bakteri pada objek gelas
menggunakan pensil gelas.
- Jika kuman yang diperiksa dalam media cair, ambil satu sengkelit letakkan
diatas gelas objek gelas, sebarkan seluas 1-2cm atau seluas daerah yang telah
ditandai dalam objek gelas.
- Jika kuman yang diperiksa ditanam pada media padat maka dibuat suspense
kuman dengan satu sengkelit NaCI fisiologis.
- Biarkan mongering diudara atau dipercepat dengan melewatkan di atas api
(difiksasi).
3. Tuang larutan karbol Kristal ungu sebanyak dua tetes sambil objek gelas digoyang
perlahan sampai zat warna menutupi seluruh permukaan bakteri yang akan diuji.
Biarkan selama 1-2 menit untuk bakteri gram negative dan 6-7 menit untuk
bakteri gram positif.
4. Cuci dengan air lalu tuangkan cairan lugol selama 40-60 detik, kemudian diikuti
dengan air.
5. Lalu cuci alcohol dengan cara dicelupkan ke dalam bejana yang berisi alcohol
96% goyangkan selama 30detik sampai zat warna tidak mengalir lagi.
6. Cuci dengan air.
7. Tuangkan air fukhsin kira-kira 1 tetes sampai menutupi seluruk permukaan
bakteri, biarkan selama 1-2 menit, cuci dengan air lalu keringkan dengan tissue
selama 30-40 detik sambil ditekkan perlahan lahan sampai semua air terserap.
8. Tetesi minyak imensi sebanyak 2 tetes diatas sediaan kemudian amati dibawah
mikroskop dengan menggunakan perbesaran awal 100 kali.
5. HASIL PENGAMATAN DAN GAMBAR
Hasil pewarnaan gram pada bakteri. Menunjukan perubahan warna bakteri menjadi merah
berbentuk cocus Sehingga digolongkan bakteri gram positif.
6. PEMBAHASAN
Mikroorganisme merupakan makhluk yang berukuran kecil dan hanya dapat dilihat melalui
mikroskop. Tidak semua mikroorganisme dapat dilihat melalui mikroskop secara langsung,
melainkan ada yang harus diidentifikasi jenisnya dengan pewarnaan, seperti beberapa jenis
bakteri. Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak memiliki membran
inti).
1. Pewarnaan Sederhana
2. Pewarnaan Diferensial
3. Pewarnaan Gram
4. Pewarnaan Negatif
5. Pewarnaan Khusus
Bakteri yang sudah diberi pewarnaan lalu diberi minyak immersi untuk diamati
dengan mikroskop cahaya. Bentuk bakteri juga dapat diidentifikasi melalui pewarnaan Gram,
misalnya bentuk sferis (kokus), bentuk batang (basilus), bentuk koma (vibrio).
(James,Joyce.2006)
Jamur dan ragi tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan Gram dan biasanya diidentifikasi
dengan pewarnaan jaringan yang terinfeksi untuk melihat struktur tipikal. Kultur murni dapat
diwarnai dengan metilen biru untuk menunjukkan struktur reproduksinya.
Virus dapat dilakukan dengan pewarnaan imunogenik khusus yang dapat memberi
‘label’ pada virus sehingga adanya virus dapat terdeteksi pada sel.
Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat
didalam
lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak
mengandung asam tekoat.
Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
Peka terhadap streptomisin
Toksin yang dibentuk Endotoksin
Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang
sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan.
Mengandung asam tekoat.
Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
Tidak peka terhadap streptomisin
Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin
Bakteri Gram-positif
Staphylococcus
Merupakan sel gram-positif berbentuk bulat, biasanya tersusun dalam bentuk
bergerombol yang tidak teratur seperti anggur. Beberapa spesies merupakan anggota
flora normal pada kulit dan selaput lendir manusia; yang lain menyebabkan supurasi
dan bahkan septikemia fatal. Staphylococcus yang patogen sering menghemolisis
darah, mengkoagulasi plasma dan menghasilkan berbagai enzim ekstraseluler dan
toksin yang stabil terhadap panas. Stapgylococcus cepat menjadi resisten terhadap
beberapa antimikroba. Genus Staphylococcus sedikitnya memiliki 30 spesies. Tigas
spesies Staphylococcus yang berkaitan dengan medis adalah Staphylococcus auerus,
Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus saprophyticus. Staphylococcus
aureus bersifat koagulase positif, dan merupakan patogen utama pada manusia.
Staphylococcus koagulase negatif merupakan flora normal manusia dan kadang –
kadang menyebabkan infeksi, misalnya Staphylococcus epidermidis.
Streptococcus
Streptococcus merupakan bakteri gram-positif berbentuk bulat yang
mempunyai karakteriristik dapat membentuk pasangan atau rainta selama
pertumbuhnannya. Bakteri ini beberapa di antaranya merupakan anggota flora normal
manusia; sedang Streptococcus yang lain berhubungan dengan penyakit pada
manusia.
Ada 20 jenis Streptococcus, di antaranya Streptococcus pygones (Group A),
Streptococcus agalactiae (Group B) dan jenis Enterococcus (Group D).
Mikroorganisme tersebut memiliki berbagai tampilan yang bervariasi dalam hal
karakteristik koloni pertumbuhna, pola hemolisis pada meda agar darah, komposisi
antigen dalam substansi dinding sel, dan reaksi biokimia. Jenis Streptococcus
pneumoniae diklasifikasikan komposisi antigen polisakarida pada kapsul.
7.KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan Pewarnaan Gram yang telah kami lakukan, kami dapat menarik
kesimpulan bahwa pada bakteri gram positif ketika dilakukan pewarnaan gram (ditetesi
karbol kristal ungu, lugol, dan air fukhsin) akan menunjukkan warna ungu kebiruan karena
struktur dinding sel bakteri gram positif mengandung lapisan peptidoglikan yang tebal
sehingga ketika dilakukan pewarnan, zat warna akan terperngkap dalam lapisan tersebut dan
sukar dihilangkan ketika dicuci dengan air maupun alkohol, sehingga zat warna dapat
mewarnai bakteri jenis ini.
DAFTAR ISI
2.Modul mikrobiologi
I.Pewarnaan BTA
1.3 Bahan
Sputum
Asam alkohol
Methylen blue
Oil imersi
1.7 Kesimpulan
1.8 Daftar
https://lutfiamaris.wordpress.com/2018/04/28/pemeriksaan-
sediaan-bta/
I.Medical Pewarnaan.gram
i.1 Pendahuluan
Medical pewarnaan Gram dimulai dari pengambilan spesimen, kemudian dilanjutkan dengan
persiapan apusan, pewarnaan Gram, dan pemeriksaan slide di bawah mikroskop. Bakteri
Gram positif memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal (20-80 nm), sehingga akan
mengambil kompleks stain-mordant primer dan akan tampak biru atau ungu di bawah
mikroskop. Sementara itu, bakteri Gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis (1-
3 nm) dan persentase ikatan silang yang rendah diikuti dengan lapisan membran luar yang
tipis (7-8 nm), sehingga tidak mengikat kompleks stain-mordant dan akan tampak merah di
bawah mikroskop
2.2 Alat
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam melakukan pewarnaan Gram antara lain:
Mikroskop cahaya
Kaca objek
Pipet
Api bunsen
Kertas saring
Inoculation loop
Minyak imersi
Counterstain:
Stock solution: safranin O 2,5 g, etanol 95% 100 ml
Working solution: stock solution 10 ml, air steril 90 mL
Prosedur pewarnaan Gram terdiri dari persiapan apusan, pewarnaan Gram, dan pemeriksaan
di bawah mikroskop.
Persiapan Apusan
Pewarnaan Gram
1. Tuangkan cairan pewarna kristal violet pada preparat secara merata, tunggu selama 1
menit
2. Miringkan preparat dan bilas dengan sedikit air mengalir
5. Lakukan dekolorisasi dengan cara meneteskan cairan dekolorisasi sedikit demi sedikit
pada preparat hingga tidak ada zat warna yang mengalir keluar dari preparat
Terdapat beberapa kesalahan yang dapat terjadi saat melakukan prosedur pewarnaan gram,
antara lain:
Pencucian berlebihan dengan air (sebaiknya tidak lebih dari 5 detik) Iodin yang
kurang. Semakin rendah konsentrasi iodin yang digunakan, semakin mudah dekolorisasi
terjadi
Cara kerja
III.PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pewarnaan bakteri berupa pewarnaan gram.Pewarnaan Gra
m adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam lab
oratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting dalamlangkah awal identifikasi.
Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan
banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri.Jenis bakteri berdasarkan
pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan
gramnegatif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis.Se
dangkan baktri gram negatif mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua
lapismembran sel.Pertama yang dilakukan adalah sterilisasi kaca objek dengan cara di
celupkan kedalamlarutan desinfektan kemudian dicelupkan kedalam alkohol . Sterilisasi
bertujuan
untuk memusnahkan atau mengeliminasi semua mikroorganisme termasuk spora bakteri yang
resisten dalam alat yang akan digunakan. Setelah melakukan sterilisasi, kemudian
melakukanolesan bakteri pada kaca objek, tetapi sebelumnya ose di fiksasi di api pada
pembakar spiritusyang bertujuan untuk mematikan bakteri dengan cepat pada ose, supaya
tidak tercampur dengan bakteri yang akan di uji.Sebelum melakukan pengolesan bakteri,
kaca objek di tetesi dengan aquades kira-kirasebanyak satu tetes, yang bertujuan sebagai
media cair yang memudahkan dalam pembuatanhapusan. Perlakuan ini tidak dilakukan
apabila sampel yang digunakan dalam bentuk cair,seperti sputum.
DAFTAR ISI
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/penyakit-infeksi/pewarnaan-gram/teknik
I.Medical Pewarnaan BTA
i.2 Pendahuluan
Salah satu bahan yang digunakan untuk mendiagnosa adalah dahak atau sputum. Dahak
yang diperiksa paling sedikit 3-5 cc. Jika jumlah kuman kurang dari 5000 dalam 1 cc dahak,
maka itu tidak akan kelihatan di bawah mikroskop.
Dahak yang diambil ialah dahak yang kental kuning kehijauan sebanyak 3-5 cc, dengan
waktu pengambilan sebagai berikut :
Dahak sewaktu, penderita datang berobat dengan keluhan apa saja ke poliklinik.
Dahak pagi, yang diambil besok paginya begitu bangun tidur.
Dahak sewaktu, yang diambil sewaktu penderita mengantar dahak pagi tersebut.
Ludah tidak dapat diperiksa karena ludah berasal dari kelenjar dalam rongga mulut.
Biasanya dalam ludah tidak terdapat kuman TB.
Mycobakteria tidak dapat diklasifikasikan sebagai gram positif atau gram negatif. Sekali
diwarnai dengan zat warna basa, warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol,
meski dibubuhi dengan iodium. Basil tuberkel yang sebenarnya ditandai oleh sifat tahan asam
misalnya 95 % etil alkohol yang mengandung 3 % asam hidroklorida (asam alkohol) dengan
cepat akan menghilangkan warna semua bakteri kecuali Mycobakteria. Sifat tahan asam ini
bergantung pada integritas struktur selubung berlilin. Pada dahak atau irisan
jaringan, Mycobakteria dapat diperlihatkan karena memberi fluoresensi kuning jingga setelah
diwarnai dengan zat warna fluorokrom (misalnya auramin, rodamin).
II.Bahan dan Metode
2.2 Alat
Metode: Zeihlneelsen
Tujuan: UntukmencariBTA
Prinsip :
Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar
ditembus cat. Oleh karena pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin dan lemak itu
dapat ditembus cat basic fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin dan lemak yang terbuka
akan merapat kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol warna fuchsin tidak dilepas.
Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan luntur dan mengambil warna biru dari
methylen blue.
Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar
ditembus cat. Oleh karena pengaruh fenol dan kadar cat yang tinggi maka lapisan lilin dan
lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin dan lemak
yang terbuka akan merapat kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol warna fuchsin
tidak dilepas. Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan luntur dan mengambil warna
biru dari methylen blue.
Cara Kerja :
Dibuat sediaan kuman dan difiksasi.
Diwarnai dengan Kinyoun selama 3 menit
Sediaan dicuci dengan air.
Diwarnai dengan Gabbet selama 1 menit.
Dicuci dan dikeringkan
Diperiksa di bawah mikroskop.
Sediaan yang telah diperiksa kemudian direndam dengan xylol selama 15-30 menit, lalu
disimpan dalam kotak sediaan.
Interpretasi hasil :
BTA : warna merah
Non BTA : warna biru
Demikian informasi tentang Pewarnaan BTA (Bakteri Tahan Asam), sebagai pemeriksaan
yang saat ini wajib dilakukan di setiap puskesmas karena tingginya penderita TBC.
DAFTAR PUSTAKA
I. OVEN LABORATORIUM
Oven adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan ataupun mengeringkan
sebelum digunakan. Selain itu, oven juga berfungsi untuk sterilisasi dengan menggunakan
udara kering bertemperatur tinggi. Alat sterilisasi dipakai untuk mensterilkan alat-alat gelas
seperti Erlenmeyer, Petridisk (cawan petri), tabung reaksi dan gelas lainnya. Bahan-bahan
seperti kapas, kain dan kertas juga dapat disterilkan dalam oven tetapi dalam temperatur
tertentu, pada umumnya temperatur yang digunakan pada sterilisasi cara kering adalah sekitar
140-170 °C selama paling sedikit 2 jam. Perlu diperhatikan bahwa lamanya sterilisasi
tergantung pada jumlah alat disterilkan dan ketahanan alat terhadap panas. Oven termasuk
alat sterilisasi secara fisik karena menggunakan suhu dan tekanan.
Prinsip kerja oven yaitu sterilisasi melalui mekanisme konduksi panas. Panas bakal
diabsorbsi oleh permukaan luar yang disterilkan sesudah itu merambat kebagian didalam dari
permukaan sampai terhadap selanjutnya suhu sterilisasi tercapai sehingga mikroorganime
mati melalui mekanisme oksidasi sampai terjadinya koagulasi protein sel mikro organisme.
1. Oven fungsi ganda (oven serba guna), Jenis oven ini dapat digunakan sebagai
inkubator (inkubator) atau sterilisasi (sterilizer) di laboratorium. Kadang oven ini
bahkan digunakan dengan berbagai kegunaan. Banyak laboratorium menggunakan
oven jenis ini karena harganya dan daya tahannya.
2. Oven digital standar, Jenis oven ini dikenal dengan tingkat akurasi, keamanan, dan
kemudahan kontrolnya. Oven ini dilengkapi dengan pengontrol dan kipas yang
terpasang di dalamnya yang membuat oven menjadi tahan terhadap panas berlebih.
3. Oven pengering, Jenis oven ini juga dikenal sebagai oven ekstraksi kelembaban yang
digunakan untuk pengeringan cepat. Jenis oven ini berbeda dari kabinet pengeringan.
4. Oven Tugas Berat, Jenis oven ini terbuat dari stainless steel dan dilengkapi dengan
rak (lapisan atau rak) yang mudah diatur. Suhu oven jenis ini bisa mencapai suhu
tinggi 250 – 300°C.
5. Kabinet Pengeringan, Tidak seperti oven lainnya, oven jenis ini hanya dapat bekerja
dengan suhu maksimum 60°C. Kabinet pengeringan digunakan untuk mengeringkan
peralatan gelas atau plastik karena suhunya tidak terlalu tinggi. Jenniso ven cocok
untuk menghilangkan kelembaban dengan cepat
6. Kotak Panas Oven, jenis oven ini memiliki daya tahan terjamin. Bagian luar oven ini
terbuat dari stainless steel. Jenis oven ini dilengkapi dengan termostat pengaman dan
sistem kontrol suhu. Untuk oven yang tidak membutuhkan panas yang stabil dan
suhu yang tepat, jenis oven ini sangat dianjurkan.
1.3 Perawatan dan Hal yang Perlu diperhatikan ketika menggunakan Oven
1. Perawatan Oven
Oven yang baik adalah oven yang selalu dirawat. Sebelum oven digunakan, bersihkan semua
aksesori dan rak tatakan. Selalu pastikan steker oven sudah dicabut dan oven sudah dingin
sebelum dibersihkan. Buka pintu oven dan bagian dalam dibersihkan dengan lap lembut
dalam air panas atau detergen. Zat abarsif jangan digunakan untuk membersihkan oven.
Jangan mengelap elemen pemanas. Bagian luar dapat dibersihkan dengan lap basah.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tidak diperbolehkan menggunakan alat
gelas untuk dimasukkan kedalam oven. Jagalah agar selalu ada jarak minimal 1 inc antara
bagian atas dan bagian elemen pemanas. Jangan menggunakan oven dalam keadaan pintu
terbuka.
Apabila pemanasan diatas suhu 1000C, tidak boleh memasukkan alat/bahan yang
terbuat dari karet, plastic atau bahan yang gampang rusak
Jangan mengeringkan pipet ukur dan labu ukur karena volume bakal berubah
Alat-alat yang bakal disterilkan di bungkus dengan kertas sampul atau Aluminium
voil,bertujuan untuk menjaga dan menjaga bahan yang tersedia didalam gelas reaksi
agar tidak terkontaminasi.
Oven yang baik adalah oven yang selamanya dirawat. Sebelum oven digunakan
membersihkan seluruh aksesori dan rak tatakan. Selalu pastikan steker oven sudah
dicabut dan oven sudah dingin sebelum akan dibersihkan. Buka pintu oven dan
bagian didalam dibersihkan dengan lap lembut didalam air panas atau detergen. Zat
abarsif jangan digunakan untuk membersihkan oven. Jangan mengelap elemen
pemanas. Bagian luar mampu dibersihkan dengan lap basah.
Hindari seringnya membuka pintu oven saat sedang digunakan, hal ini menimbulkan
panas dalam oven berkurang. Selalu gunakan gegep untuk mengambil peralatan dari
dalam oven. Hentikan pemakaian oven bila terlihat asap pada kabel listrik. Segera
cabut steker dari stopkontak.
II. Bahan dan Metode
2.2 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat-alat yang akan disterilkan
dan oven laboratorium.
3. Masukkan alat yang akan dikeringkan, atur dengan rapi lalu tutup pintu
dengan rapat.
4. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON, lampu pilot akan menyala
(merah dan kuning)
6. Bila waktu yang diatur telah selesai, pengatur waktu secara otomatis
kembali ke nol) Biarkan dingin, lalu keluarkan bahan dan alat yang
disterilkan/dikeringkan.
28
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Komponen Oven
3. Pada bagian depan oven terdapat 2 layar yang menunjukkan suhu. Layar
PV menunjukkan suhu alat sedangkan layar SV menunjukkan suhu yang
diinginkan.
Oven memiliki daya dari energi listrik sehingga pastikan bahwa kita
menghubungkan oven dengan sumber listrik sebelum menggunakannya. Pastikan
juga bahwa listrik yang kita gunakan memenuhi persyaratan dari oven tersebut.
29
Sebaiknya menggunakan stabilizer listrik untuk membuat oven tersebut tidak
mudah rusak karena adanya listrik yang tidak stabil.
2. Mengatur Suhu
Setelah menghubungkan sumber listrik, atur suhu oven sesuai dengan suhu yang
kita inginkan dan biarkan suhu naik secara perlahan. Hal ini tentusaja menjelaskan
bahwa penggunaan oven laboratorium sebenarnya sama seperti ketika kita
menggunakan oven yang ada di dapur.
3. Mengatur Waktu
4. Memasukkan Sampel
Ketika suhu yang kita inginkan tercapai, maka saatnya kita memasukkan sampel
kita menggunakan wadah yang tentunya harus tahan panas. Biarkan proses
pemanasan berjalan dalam waktu yang telah kita tentukan dan akan menurunkan
suhu secara otomatis jika telah selesai melakukan pemanasan.
3.2 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari praktikum dapat disimpulkan bahwa Jadi kesimpulan nya
dari alat laboratorium ini adalah bahwa alat oven laboratorium ini fungsinya untuk
suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan ataupun mengeringkan.
Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas laboratorium, zat-zat
kimia maupun pelarut organik,serta mengukur kadar air .
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/makalah-oven-laboratorium-pdf-free.html. Diakses
pada 10 November 2021 pukul 15.00
https://www.academia.edu/42660552/Pengertian_Oven_Laboratorium.
Diakses pada 10 November 2021 pukul 15.30
30
AUTOCLAVE
1.1 Pengertian autoclave
Komponen Autoclave
a.Elemant pemanas (HEATER)
Elemen pemanas adalah komponen yang dapat mengubah energi listrik
menjadi energi kalor(Panas).Pada dasarnya heater terbuat dari kumparan / lilitan
kawat tembaga yang jika dialiri arus listrik akan menghasilkan energi
panas.Elemen pemanas pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
Yaitu elemen pemanas yang dapat bekerja jika terdapat media benda cair. Elemen
ini akanrusak jika tidak ada dalam media tersebut ketika masih teraliri arus listrik.
2. Elemen kering
Yaitu elemen pemanas yang bekerja dengan media udara, atau dapat
dikatakandapat bekerja tanpa media. Elemen kering bertentangan dengan elemen
basah, jadi elemen iniakan rusak jika terkena cairan/larutan
b. Pompa Vacum
Pada autoclave pompa vacum berfungsi untuk menghisap udara atau
uapcampuran dari kamar/ruang sterilisasi (chamber ), setelah proses sterilisasi
selesai uap panas akansegera hilang. Sehingga saat yuser membuka lied handle
terbuka uap panas yang ada didalam
chamber sudah berkurang sehingga tidak membahayakan yuser saat
mengeluarakanalat/peralatan yang hendak dipakai dari dalam Autoclave.
c. Timer
Timer pada autoclave berfungsi sebagai pengaturan waktu lama atausebentarnya
proses sterilisasi, sesuai dengan kebutuhan/penggunaan yang di inginkan.
32
d. Presure Gauge (meter tekanan)
Presure gauge berfungsi untuk mengetahiu tekanan uap yang berada
didalamautoclave saat proses sterilisasi berlangsung
33
1.pada saat sumber panas dinyalakan,air didalam autoclave lama kelamaan akan
mendidih.
2.uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoclave
3.setelah udara autoclave diganti dengan uap air,katup udara/uap ditutup sehingga
tekanan udara dalam autoclave naik.
4.pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai,maka proses sterilisasi dimulai
dan ditimer mulai menghitung waktu mundur.
5.setelah proses sterilisasi selesai,sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan
turun perlahan hingga mencapai suhu 0.
GAMBAR
34
ar.
Pembahasan
Autoclave yang banyak digunakan dalam
mikrobiologi,kedokteran,dll,mereka bervariasi dalam ukuran dan berfungsi
tergantung pada media yang akan disterilkan.penurunan tekanan pada autoclave
tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme,melainkan meningkatkan
suhu dalam autoclave.Autoclave terutama ditujukan untuk membunuh
endospora ,yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri,sel ini tahan terhadap
pemanasan,kekeringan,dan antibiotik.
Daftar Pustaka
35
Daryanto dan Setyobudi, Ismanto. 2014. Konsumen dan Pelayanan Prima.
Yogyakarta: Gava Media.Rahmayanti, Nina. 2013. Manajemen Pelayanan Prima.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Hardiansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gave MediaSurjadi.
2012. Pengembangan kinerja Pelayanan Publik. Bandung: PT. Refika Adi
TamaUmam, Khaerul.2014. Manajemen Perkantoran. Bandung: Pustaka Seti
Alma, Buchari. 2011. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta:
36
INCUBATOR
1. Pintu incubator
2. Tombol panel berfungsi untuk mengatur suhu yang di perlukan
3. Rak incubator berfungsi sebagai tempat meletakkan bahan yang akan
diinkubator
37
1.6 Cara kerja incubator
2. Nyalakan alat
4. Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol set, incubator
akan mengatur setingan suhu secara otomatis sehabis beberapa menit.
1.6 Gambar
38
1.8 Kesimpulan
Daftar pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Inkubator
https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F
%2Fprofilab24.com%2Fmedia%2Fimage%2Fproduct%2F44020%2Flg
%2Fen-laboratory-incubators-drying-cabinets-pol-eko-laboratory-
incubator-clw.jpg&imgrefurl=https%3A%2F%2Fprofilab24.com%2Fen
%2Flaboratory%2Fincubators-drying-cabinets%2Fpol-eko-laboratory-
incubator-
clw&tbnid=h4cKiMzbY9wjCM&vet=1&docid=06Z6T_FpjJPVEM&w=1
800&h=1800&source=sh%2Fx%2Fim
39
Sterilisasi
1.3 Alat
Adapun peralatan utama yang dibutuhkan dalam proses sterilisasi
peralatan dan bahan antara lain adalah :
40
1. Tabung reaksi, sebagai alat yang akan disterilisasi.
2. Cawan petri, sebagai alat yang akan disterilisasi.
3. Gelas ukur, sebagai alat yang akan disterilisasi.
4. Pipet hisap, sebagai alat yang akan disterilisasi.
5. Labu Erlenmeyer, sebagai alat yang akan disterilisasi.
6. Pinset, sebagai alat yang akan disterilisasi.
7. Oven, sebagai alat sterilisasi.
1.4 Bahan
Bahan yang digunakan dalam proses sterilisasi peralatan dan bahan antara
lain adalah :
1. Kertas coklat.
2. Tali
2.Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja tahapan sterilisasi adalah sebagai berikut :
1. Peralatan yang akan disterilisasi dicuci bersih menggunakan air bersih
yang mengalir dan tiriskan hingga kering.
2. Peralatan yang akan disterilisasi dipastikan kembali agar tidak ada air yang
tersisa menggunakan tissue.
3. Peralatan yang akan disterilisasi dibungkus menggunakan kertas coklat.
Pembungkusan harus dilakukan secara benar, sehingga tetap mudah
dibuka pada saat digunakan.
4. Peralatan yang sudah dikemas kemudian ditali agar hasil bungkusan tetap
rapih.
5. Peralatan yang sudah dikemas kemudian disusun ke dalam oven.
6. Oven dipanaskan hingga suhunya mencapai 121 °C dan lakukan proses
sterilisasi selama 30 menit. Selanjutnya, matikan oven.
7. Peralatan yang telah disterilisasi dipindahkan ke wadah yang telah
disediakan dalam keadaan terbungkus dan sudah dingin.
41
2.1 Gambar
2.2 Pembahasan
Dalam praktikum mengenai sterilisasi peralatan dan bahan praktikum dibahas
mengenai sterilisasi alat dan bahan yang terdapat di laboratorium mikrobiologi
perikanan. Bahan yang disterilisasi yaitu tabung reaksi, pipet ukur, beaker
glass, cawan petri, pinset, ose, pipet tetes, labu erlenmeyer, serta mortar dan
alu. Sterilisasi merupakan syarat utama untuk mencapai keberhasilan kerja
dalam laboraturium mikrobiologi. Alat atau bahan yang tidak disterilisasi
42
terlebih dahulu akan menyebabkan kesalahan bahkan kegagalan dalam alat
atau media kultur.
Sterilisasi dapat dilakukan menggunakan oven, waterbath, autoklaf, lampu
bunsen dan alkohol. Sterilisasi kering menggunakan oven untuk
mensterilisasi alat-alat yang tahan terhadap suhu tinggi. Alat-alat tersebut
harus dibungkus terlebih dahulu menggunakan kertas coklat untuk mencegah
terjadi keretakan karena bertumpukkan dengan alat yang lainnya dan agar
tidak terjadi kontaminasi pada saat pensterilan. Alat yang telah dibungkus
dengan kertas dimasukkan ke dalam oven dengan temperatur sekitar 120°C
selama 20 menit. Setelah dipanaskan, alat ditunggu hingga suhunya turun
mencapai suhu kamar. Hal ini dilakukan untuk menghindari keretakan alat
atau masuknya udara yang mengandung partikel debu. Sterilisasi basah dapat
dilakukan menggunakan autoclave dan waterbath.
Sterilisasi yang dilakukan pada praktikum ini hanya menggunakan
sterilisasi kering saja dengan menggunakan oven karena alat-alat yang akan
disterilisasikan berupa alat dengan bahan kaca atau logam yang tahan panas.
2.3 Kesimpulan
Sterilisasi adalah hal terpenting dalam semua percobaan/penelitian dimana
jika alat terkontaminasi maka dapat mempengaruhi hasil atau bahkan gagal dalam
percobaan. Strelisasi dapat dilakukan dengan banyak cara, misalnya sterilisasi
basah menggunakan autoclaf, sterilisasi kering dengan menggunakan oven,
sterilisasi dengan dibersihkan dengan alkohol. Sterilisasi untuk jarum ose dengan
menggunakan bunsen atau lampu spirtus. Khusus sterilisasi dengan oven, semua
alat yang akan disterilkan harus dibungkus dengan kertas coklat atau kertas buram
agar tidak pecah. Melipatnya pun tak boleh sembarangan, dan ada tekniknya.
Tidak boleh celah dan udara dalam melipat alatnya, agar kontaminan tidak bisa
masuk.
43
DAFTAR ISI
https://www.google.com/search?
q=gambar+sterilisasi+alat&tbm=isch&ved=2ahUKEwiZr5GLhZL0AhWUyaAC
HajdDrcQ2-
cCegQIABAC&oq=gambar+sterilisasi+alat&gs_lcp=ChJtb2JpbGUtZ3dzLXdpe
i1pbWcQAzIFCAAQgAQ6BwgjEO8DECc6BQgAEM0CUKwHWPMMYMgPa
ABwAHgAgAHNAYgBvgeSAQUwLjQuMpgBAKABAcABAQ&sclient=mobile-
gws-wiz-
img&ei=lvSNYZmMOpSTg8UPqLu7uAs&bih=789&biw=412&client=ms-
android-samsung-gj-rev1&prmd=isnxv#imgrc=15Wo-
F_e7HXNxM&imgdii=8BWYUDtjb8096M
44
45
46