Anda di halaman 1dari 46

PENGENALAN MIKROSKOP

Anggota :

Dai Sultananyasmara IS : P07125121008

Dhea Rizki Firani ; P07125121009

Dila Rosa : P07125121010

Elpina Ikhtiara : P07125121011

Eva Muzzalifah : P07125121012

Fathia Nabila Julri : P07125121013

Harmonisya : P07125121015

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH

JURUSAN KESEHATAN GIGI


I.Pengenalan Mikroskop

i.1 Pengertian Mikroskop

Kata mikroskop berasal dari bahasa yunani yaitu micron yang artinya kecil
dan scropos yang artinya melihat atau tujuan. Jadi dapat dikatakan bahwa mikroskop
adalah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang.
Alat utama dalam mikroskop yang digunakan untuk mengamati adalah lensa objektif
dan lensa okuler.

i.2 Jenis Jenis Mikroskop

Mikroskop yang mengguanakan cahaya disebut mikroskop optic. Mikroskop


optic dapat dibedakan menjadi 2 yaitu mikroskop monokuler dan mikroskop
binokuler. Mikroskop monokuler digunakan untuk pengamatan benda tipis
dan transparan. Penyinaran diberikan dari bawah dengan sinar alam atau
lampu. Mikroskop biokuler digunakan untuk pengamatan benda tipis dan
transparan. Penyinaran diberikan dari bawah dengan sinar alam atau lampu.
Mikroskop binokuler digunakan untuk pengamatan yang tidak terlalu besar,
transparan atau tidak. Selain mikroskop cahaya mikroskop yang digunakan
dalam penelitian yaitu mikroskop electron digunakan untuk mengontrol
pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran
objek sehingga benda yang kecil dapat terlihat jelas.

i.3 Sifat Sifat Bayangan Yang di Hasilkan Mikroskop

Kedua lensa pada bagian optic adalah lensa cembung. Kemudian secara garis
besar lensa objektif akan membentuk suatu bayangan yang bersifat
semu,terbalik,dan diperbesar. Antara mikroskop cahaya dan electron memiliki
sifat bayangan yang berbeda. Pada mikroskop cahaya memiliki sifat
semu,terbalik dan diperbesar. Namun berbeda halnya pada mikroskop electron
yang bayangan akhirnya bersifat sama seperti gambar nyata,sejajar,dan di
perbesar.
II.Bahan dan Metode

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum pengenalan mikroskop dilaksanakan pada hari sabtu, 06 november


2021, pukul 08.00 – 17.00 wib, bertempat dilaboratorium Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Aceh.

2.2 Alat

Alat yang digunakan adalah lensa okuler,tabung mikroskop,revolver,lensa objektif,meja


mikroskop,penjepit diafragma,dan cermin.

2.3 Cara Kerja

1. Memelihara mikroskop

 Mikroskop harus selalu diangkat dan dibawa dalam posisi tegak.

 Aturlah kedudukan tabung sedemikian rupa sehinggga ujung lensaobjektif lemah berj
arak ±1cm dari atas meja benda.

 Aturlah penjepit sediaan dengan rapi dan cermin pada posisi tegak agardebu tidak ban
yak menempel.

 Setiap akan menggunakan mikroskop, bersihkan lensa atau bagianlainnya dengan kain 
lap bersih dari bahan yang halus (flannel).

2. Mencari bidang penglihatan

 Naikkan tabung menggunakan makrometer (pemutar kasar) hingga lensaobjektif ti
dak membentur meja bila revolver diputar putar.

 Tempatkan lensa objektif pembesaran lemah (4x atau 10x) denganmemutar revolv
er sampai berbumyi klik (posisinya satu poros denganlensa okuler).
 Bukalah diafragma sebesar besarnya dengan menarik tangkainya ke belakang.
Aturlah bentuk cermin kearah cahaya, hingga terlihat lingkaran yangsangat terang 
didalam lensa okuler, mikroskop siap digunakan.
3. Mencari bayangan sediaan

 Naikkan tabung mikroskop menggunakan makrometer haingga jarakantara len
sa objektif dengan permukaan meja ±3 cm.

 Letakkan sediaan ditengah tengah lubang meja benda.

 Putarlah makrometer ke belakang sampai penuh (perlahan dan hati hati).

 Bidikkan mata ke lensa okuler.

 Untuk mendapatkan pembesaran yang kuat, putar revolver dan lensaobjektif y
ang sesuai.

4. Pengukuran mikroskop/micrometerUntuk mengetahui ukuran objek yang diamati 
dengan mikroskop dapatdilakukan dengan menggunakan alat bantu yang disebut
micrometer objektifdan micrometer okuler.

5. Menggambar hasilHasil pengamatan dengan mikroskop dapat dituanglan dalam
bentuk gambar yang di lakukan dengan alat fografi atau dengan tangan disertai
dengan judul keterangan.

III.HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

1. Lensa okuler fungsinya untuk membentuk bayangan maya,tegak,diperbesar


dari lensa objektif
2. Lensa objektif fungsinya untuk membentuk bayangan nyata terbalik,diperbesar.
3. Tubus fungsinya untuk mengatur focus serta menghubungkan lensa okuler
dengan lensa objektif.
4. Makarometer fungsinya untuk menarik turunkan tabung mikroskop dengan
cepat.
5. Micrometer menaik turunkan tabung mikroskop dengan lambat.
6. Revoler mengatur perbesaran lensa objektif.
7. Reflector memantulkan cahaya dari cermin objektif yang diamati melewati
lubang yang ada dimeja objek.
8. Diafragma untuk mengatur sedikit banyak cahaya yang masuk.
9. Kondensor untuk mengumpulkan cahaya.
10. Meja kerja untuk meletakkan objek yang diamati.
11. Penjepit kaca sebagai plapis objek agar tidak bergeser geser ketika diamati.
12. Lengan mikroskop sebagai pegangan dan mikroskop
13. Kaki mikroskop sebagai penyangga atau penopan mikroskop
14. Sendi inklinasi untuk mengatur sudut tegak nya mikroskop

3.2 Hasil dan Gambar

Dari hasil yang telah diamati telah ditemukan dibawah mikroskop pewarnaan
gram negative dalam bentuk cocus.

3.3 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari praktikum dapat disimpulkan bahwa mikroskop biologi ada
berbagai maca jenisnya tetapi yang sering digunakan untuk praktikum ada dua
jenis yaitu mikroskop monokuler dan binokuler. Mikroskop juga mempunyai
berbagai bagian yaitu lensa okuler, tubus (tabung okuler),pemutar
objektif,objektif,kondensor,meja preparat, cermin lampu,makrometer, micrometer
bonggol pengatur kasar, bonggol pengatur halus,sumbu inklanis bonggol pengatur
kondensor, pemegang, tangkai, kaki mikroskop,basis mikroskop monokuler dan
binokuler mempunyai perbedaan. Perbedaan yang paling spesifik yang terletak
pada lensa jika monokuler berlensa satu yaitu okuler .

DAFTAR PUSTAKA

http://web.ipb.ac.id/~tpb/files/materi/bio100/Materi/mikroskop.html

Modul praktikum biologi.


PEWARNAAN GRAM

1. PENDAHULUAN

Bakteri sukar sekali dilahat dengan jelas dengan mikroskop cahaya biasa karena
bakteri tidak bewarna jika diamati dengan sendiri-sendiri. Dalam upaya memahami
dan mempelajari struktur. Penggolongan sifat dan morfologi bakteri dapat dilakukan
pewarnaan bakteri.

Asam nukleat bakteri mengandung gugus fosfat bermuatan negate yang dapat
mengikat zat warna basa yang bermuatan positif. Zat warna asam tidak dapat
mewarnai sel bakteri dan dipergunakan untuk mewarnai latar belakangnya. Zat-zat
warna umum dipergunakan untuk mempelajari morfologi bakteri.

Zat warna terikat dengan protoplasma bakteri secara kimia dan zat warna yang
dipergunakan berbentuk gram.zat warna bisa mengandung kation pewarna dan anion
bukan pewarna, sedangkat zat pewarna asam mengandung kation bukan pewarna dan
anion pewarna. Ada 5 macam jenis pewarnaan yang dapat dilakukan, dan pada
praktikum kali ini digunakan salah satu cara yaitu pewarnaan gram.

2. PRINSIP

Dalam praktikum pewarnaan bakteri kali ini, digunakan cara pewarnaan gram dimana
prinsip dari pewarnaan ini yaitu dengan memberikan warna bakteri tersebut dengan 3
zat warna yaitu zat karbol Kristal ungu, lugol, dan air fuchsin.

3. ALAT DAN BAHAN

A. ALAT

1. spirtus
2. korek api
3. pinset
4. kaca objek
5. pensil pewarna
6. inoculum
7. bak pewarnaan
8. mikroskop cahaya
B. BAHAN
1. Biakan bakteri
2 zat warna
- karbol Kristal ungu
- Cairan lugol
- Alkohol
- Air fukhsin
- Minyak immerse
- Aquadest

4. PROSEDUR KERJA

1. Nyalakan api dalam Bunsen. Pijar alat-alat yang mau digunakan seperti inoculum,
dan bahan seperti tabung reaksi berisi bakteri.
2. Membuat preparat
- Bersihkan objek gelas dengan tissue, kemudian lewatkan diatas api untuk
menghilangkan lemak lalu biarkan dingin sebelum dipakai.
- Buat batas bulatan untuk menempatkan bakteri bakteri pada objek gelas
menggunakan pensil gelas.
- Jika kuman yang diperiksa dalam media cair, ambil satu sengkelit letakkan
diatas gelas objek gelas, sebarkan seluas 1-2cm atau seluas daerah yang telah
ditandai dalam objek gelas.
- Jika kuman yang diperiksa ditanam pada media padat maka dibuat suspense
kuman dengan satu sengkelit NaCI fisiologis.
- Biarkan mongering diudara atau dipercepat dengan melewatkan di atas api
(difiksasi).
3. Tuang larutan karbol Kristal ungu sebanyak dua tetes sambil objek gelas digoyang
perlahan sampai zat warna menutupi seluruh permukaan bakteri yang akan diuji.
Biarkan selama 1-2 menit untuk bakteri gram negative dan 6-7 menit untuk
bakteri gram positif.
4. Cuci dengan air lalu tuangkan cairan lugol selama 40-60 detik, kemudian diikuti
dengan air.
5. Lalu cuci alcohol dengan cara dicelupkan ke dalam bejana yang berisi alcohol
96% goyangkan selama 30detik sampai zat warna tidak mengalir lagi.
6. Cuci dengan air.
7. Tuangkan air fukhsin kira-kira 1 tetes sampai menutupi seluruk permukaan
bakteri, biarkan selama 1-2 menit, cuci dengan air lalu keringkan dengan tissue
selama 30-40 detik sambil ditekkan perlahan lahan sampai semua air terserap.
8. Tetesi minyak imensi sebanyak 2 tetes diatas sediaan kemudian amati dibawah
mikroskop dengan menggunakan perbesaran awal 100 kali.
5. HASIL PENGAMATAN DAN GAMBAR

Hasil pewarnaan gram pada bakteri. Menunjukan perubahan warna bakteri menjadi merah
berbentuk cocus Sehingga digolongkan bakteri gram positif.
6. PEMBAHASAN

Mikroorganisme merupakan makhluk yang berukuran kecil dan hanya dapat dilihat melalui
mikroskop. Tidak semua mikroorganisme dapat dilihat melalui mikroskop secara langsung,
melainkan ada yang harus diidentifikasi jenisnya dengan pewarnaan, seperti beberapa jenis
bakteri. Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak memiliki membran
inti).

Bakteri dapat diidentifikasi dengan cara pewarnaan, meliputi :

1. Pewarnaan Sederhana

2. Pewarnaan Diferensial

3. Pewarnaan Gram

4. Pewarnaan Negatif

5. Pewarnaan Khusus

Pewarnaan yang sering digunakan adalah pewarnaan gram. Berdasarkan pewarnaan


gram, bakteri dibagi menjadi dua macam, tergantung dari reaksi dinding sel terhadap tinta
safranin atau kristal violet. Bakteri yang tetap berwarna ungu dengan pewarnaan oleh kristal
violet disebut bakteri Gram positif, misalnya Staphylococcus aureus, sedangkan bakteri yang
warna ungunya hilang setelah dibilas dengan alkohol, tetapi tetap berwarna merah muda
karena menahan warna merah safranin disebut bakteri Gram negatif, misalnya Escherichia
coli. Tidak semua bakteri dapat terwarnai oleh pewarnaan Gram, misalnya Mycobacterium
spp., karena dinding selnya mengandung banyak lipid, sehingga digunakan pewarnaan tahan
asam untuk mengidentifikasi jenis bakteri ini. Pada sel bakteri ini akan berwarna merah
muda, tetapi sel jaringannya akan berwarna hijau.

Bakteri yang sudah diberi pewarnaan lalu diberi minyak immersi untuk diamati
dengan mikroskop cahaya. Bentuk bakteri juga dapat diidentifikasi melalui pewarnaan Gram,
misalnya bentuk sferis (kokus), bentuk batang (basilus), bentuk koma (vibrio).
(James,Joyce.2006)

Jamur dan ragi tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan Gram dan biasanya diidentifikasi
dengan pewarnaan jaringan yang terinfeksi untuk melihat struktur tipikal. Kultur murni dapat
diwarnai dengan metilen biru untuk menunjukkan struktur reproduksinya.

Virus dapat dilakukan dengan pewarnaan imunogenik khusus yang dapat memberi
‘label’ pada virus sehingga adanya virus dapat terdeteksi pada sel.

Reagen yang digunakan dalam pewarnaan Gram :

 Zat warna utama (C.Gention Violet)


 Lugol(zat Iodin)  yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama
memperkuat reaksi
 Pencuci / peluntur zat warna (alkohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan
untuk melunturkan zat warna utama.
 Zat warna kedua / cat penutup (air fukhsin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-
sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan dengan alkohol.
Identifikasi bakteri dilakukan dengan 4 tahap, yaitu :

1. Pemberian cat warna utama (C.Gention Violet) berwarna ungu.

2.  Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan Lugol

3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.

4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna air fukhsin

Identifikasi bakteri dapat dibedakan menjadi beberapa perbedaan, yaitu :


1. Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:

 Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
 Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat
didalam
 lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak
mengandung asam tekoat.
 Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
 Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.
 Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
 Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
 Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
 Peka terhadap streptomisin
 Toksin yang dibentuk Endotoksin

Bakteri Gram negatif

 Bakteri Gram- negatif berbentuk batang (Enterobacteriaceae)


Bakteri Gram-negatif berbentuk batang habitat alaminya berada pada sistem
usus manusia dan binatang. Keluarga Enterobacteriaceae meliputi banyak jenis
(Escherichia, Shigella, Salmonella,Enterobacter,Klebsiella,Serratia,Proteus,dll).
Beberapa organisme, misalnya Escheria coli merupakan flora normal dan
menyebabkan penyakit, sedangkan yang lain seperti Salmonella dan Shigella
merupakan patogen yang umum bagi manusia.
 Pseudomonas, Acinetobacter, dan Bakteri Gram-negatif lain
Pseudomonas aeruginosa bersifat invasif dan toksigenik, mengakibatkan
infeksi pada pasien dengan penurunan daya tahan tubuh, dan merupakan patogen
nosokomial yang penting. Chromobacteria dan Chryseobacteria ditemukan di tanah
dan air dan merupakan bakteri patogen yang oportunistik bagi manusia. Bakteri lain,
Capnocytophaga, Eikenella corrodens, Kingella, dan Moraxella tumbuh normal pada
manusia namun dapat menyebabkan variasi infeksi yang luas.

 Vibrio, Campylobacter, Helicobacter, dan Bakteri lain yang berhubungan.


Mikroorganisme ini merupakan spesies berbentuk batang gram-negatif yang tersebar
luas di alam. Vibro ditemukan di daerah perairan dan permukaan air. Aeromonas
banyak ditemukan di air segar dan terkadang pada hewan berdarah dingin.
Plesiomonas terdapat pada hewan berdaeah dingin dan panas. Campylobacter
ditemukan di banyak spesies hewan, termasuk hewan peliharaan.

 Haemophilus, Bordetella, dan Brucella


Merupakan kelompok bakteri pleiomorfik kecil, gram-negatif. Haemophilus
influenzae tipe b merupakan patogen manusia yang penting.

 Yersinia, Francisella dan Pasteurella


Merupakan bakteri berbentuk batang pendek Gram-negatif yang pleimorfik.
Organisme ini bersifat katalase positif, oksidase, positif, dan merupakan bakteri
mikroaerofilik atau anaerob fakultatif.
Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:

 Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
 Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang
sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan.
Mengandung asam tekoat.
 Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
 Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
 Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
 Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
 Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
 Tidak peka terhadap streptomisin
 Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin
Bakteri Gram-positif

 Bakteri gram-positif pembentuk spora : spesies Bacillus dan Clostridium


Basil gram-positif pembentuk spora mencakup spesies Bacillus dan
Clostridium. Kedua spesies ini ada di mana-mana, membentuk spora sehingga dapat
hidup di lingkungan selama bertahun – tahun. Spesies Bacillus bersifat aerob,
sedangkan Clostridia bersifat anaerob obligat.

 Bakteri Gram-positif tidak membentuk spora : spesies Corynabacterium,


Propionibacterium,Listeria,Erysipelothrix, Actinomycetes
Beberapa anggota genus Corynebacterium dan kelompok spesies
Propionibacterium merupakan flora normal pada kulit dan selaput lendir manusia.
Corynebacterium diphtheriae memproduksi eksotoksin yang sangat kuat dan
menyebabkan difteria pada manusia. Listeria monocytogenes dan Erysipelothrix
rhusiophathiae ditemukan pada binatang dan kadang menyebabkan penyakit yang
berat pada manusia. Golongan Listeria dan Erysipelothrix tumbuh dengan baik di
udara,

 Staphylococcus
Merupakan sel gram-positif berbentuk bulat, biasanya tersusun dalam bentuk
bergerombol yang tidak teratur seperti anggur. Beberapa spesies merupakan anggota
flora normal pada kulit dan selaput lendir manusia; yang lain menyebabkan supurasi
dan bahkan septikemia fatal. Staphylococcus yang patogen sering menghemolisis
darah, mengkoagulasi plasma dan menghasilkan berbagai enzim ekstraseluler dan
toksin yang stabil terhadap panas. Stapgylococcus cepat menjadi resisten terhadap
beberapa antimikroba. Genus Staphylococcus sedikitnya memiliki 30 spesies. Tigas
spesies Staphylococcus yang berkaitan dengan medis adalah Staphylococcus auerus,
Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus saprophyticus. Staphylococcus
aureus bersifat koagulase positif, dan merupakan patogen utama pada manusia.
Staphylococcus koagulase negatif merupakan flora normal manusia dan kadang –
kadang menyebabkan infeksi, misalnya Staphylococcus epidermidis.

 Streptococcus
Streptococcus merupakan bakteri gram-positif berbentuk bulat yang
mempunyai karakteriristik dapat membentuk pasangan atau rainta selama
pertumbuhnannya. Bakteri ini beberapa di antaranya merupakan anggota flora normal
manusia; sedang Streptococcus yang lain berhubungan dengan penyakit pada
manusia.
Ada 20 jenis Streptococcus, di antaranya Streptococcus pygones (Group A),
Streptococcus agalactiae (Group B) dan jenis Enterococcus (Group D).
Mikroorganisme tersebut memiliki berbagai tampilan yang bervariasi dalam hal
karakteristik koloni pertumbuhna, pola hemolisis pada meda agar darah, komposisi
antigen dalam substansi dinding sel, dan reaksi biokimia. Jenis Streptococcus
pneumoniae diklasifikasikan komposisi antigen polisakarida pada kapsul.
7.KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan Pewarnaan Gram yang telah kami lakukan, kami dapat menarik
kesimpulan bahwa pada bakteri gram positif ketika dilakukan pewarnaan gram (ditetesi
karbol kristal ungu, lugol, dan air fukhsin) akan menunjukkan warna ungu kebiruan karena
struktur dinding sel bakteri gram positif mengandung lapisan peptidoglikan yang tebal
sehingga ketika dilakukan pewarnan, zat warna akan terperngkap dalam lapisan tersebut dan
sukar dihilangkan ketika dicuci dengan air maupun alkohol, sehingga zat warna dapat
mewarnai bakteri jenis ini.

DAFTAR ISI

1. Dari penjelasan ibu fitriani melalui rekaman video.

2.Modul mikrobiologi

I.Pewarnaan BTA

1.1 Pengertian Pewarnaan BTA


Pewarnaan Ziehl-Neelsen adalah salah satu jenis pewarnaan bakteri tahan asam
(BTA), yang pertama kali diperkenalkan oleh Paul Ehrlich. Pewarnaan Ziehl-Neelsen
adalah pewarnaan bakteriologis yang digunakan untuk mengidentifikasi organisme
tahan asam, terutama jenis Mycobacterium.

1.2 Alat BTA


 Ose
 Kaca preparat
 Bunsen
 Pipet tetes
 Mikroskop

1.3 Bahan
 Sputum

 Larutan basic fuchsin

 Asam alkohol

 Methylen blue

 Oil imersi

1.4 Cara Kerja


 Sputum di ambil dengan ose dan dibuat sediaan dengan bentuk sesuai pola dengan ukuran
2 x 3..
 Buat kuil kuil kecil mengelilingi olesan agar dahak menyebar secara merata.
 Preparat dikeringkan
 Letakkan sediaan diatas rak pewarnaan.
 Genangi seluruh permukaan sediaan dengan carbol fuchsin.
 Panasi sediaan dengan api bunsen disetiap sediaan sampai keluar uap jangan sampai
mendidih.
 Diamkan 5 menit.
 Bilas sediaan dengan hati-hati menggunakan air mengalir.
 Genangi dengan asam alkohol sampai tidak tampak warna merah carbol fuchsin.
 Genangi permukaan sediaan dengan methylen blue selama 20-30 detik.
 Bilas sediaan dengan air mengalir.
 Keringkan sediaan di udara
 Nyalakan Mikroskop
 Sediaan diberi oil imersi
 Baca hasil dengan lensa objecktif 100 x.

1.5 Hasil dan Gambar


1.6 Pembhasanan

1.7 Kesimpulan

Pembaacaan hasil pemeriksaan sediaan dahak dilakukan dengan menggunakan skala


IUATLD sebagai berikut (Depkes, 2002) :

1. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang, disebut negatif.


2. Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman yang
ditemukan.
3. Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang, disebut + atau (1+).
4. Ditemukan 1-20 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++ atau (2+), minimal
dibaca  50 lapang pandang.
5. Ditemukan >10 BTA BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++ atau (3+),
minimal dibaca 20  lapang pandang.

1.8 Daftar

https://lutfiamaris.wordpress.com/2018/04/28/pemeriksaan-
sediaan-bta/

I.Medical Pewarnaan.gram

i.1 Pendahuluan

Medical pewarnaan Gram dimulai dari pengambilan spesimen, kemudian dilanjutkan dengan
persiapan apusan, pewarnaan Gram, dan pemeriksaan slide di bawah mikroskop. Bakteri
Gram positif memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal (20-80 nm), sehingga akan
mengambil kompleks stain-mordant primer dan akan tampak biru atau ungu di bawah
mikroskop. Sementara itu, bakteri Gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis (1-
3 nm) dan persentase ikatan silang yang rendah diikuti dengan lapisan membran luar yang
tipis (7-8 nm), sehingga tidak mengikat kompleks stain-mordant dan akan tampak merah di
bawah mikroskop

II.Bahan dan Metode

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum pengenalan mikroskop dilaksanakan pada hari sabtu, 06 november


2021, pukul 08.00 – 17.00 wib, bertempat dilaboratorium Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Aceh.

2.2 Alat

Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam melakukan pewarnaan Gram antara lain:

 Mikroskop cahaya

 Kaca objek

 Pipet

 Api bunsen

 Kertas saring

 Inoculation loop
 Minyak imersi

Bahan-bahan yang diperlukan dalam melakukan pewarnaan Gram antara lain:

 Sampel yang akan diperiksa

 Cairan pewarna: larutan gentian violet atau kristal violet

 Larutan A: kristal violet 2 g, etanol 95% 20 ml

 Larutan B: ammonium oksalat 0,8 g, air steril 80 mL

 Mordant larutan iodin Gram: iodin 1 g, potassium iodida 2 g, air steril 300 ml


 Zat dekolorisasi (peluntur): etanol 95% 50 ml atau aseton 50 ml

 Counterstain:
 Stock solution: safranin O 2,5 g, etanol 95% 100 ml
 Working solution: stock solution 10 ml, air steril 90 mL

2.3 Prosedur Kerja

Prosedur pewarnaan Gram terdiri dari persiapan apusan, pewarnaan Gram, dan pemeriksaan
di bawah mikroskop.

Persiapan Apusan

Cara mempersiapkan apusan yang akan diwarnai adalah :

1. Sterilkan inoculating loop pada api bunsen hingga memerah, kemudian tunggu dingin


selama sekitar 30 detik. Jika loop masih panas saat spesimen diambil, sel bakteri bisa rusak
2. Dengan menggunakan kaca objek (slide) bersih, letakkan spesimen di tengah kaca
objek. Jika spesimen diambil dari agar plate, beri 1 tetes air untuk membuat suspensi terlebih
dulu
3. Dengan menggunakan inoculating loop, apuskan spesimen di atas kaca objek sampai
didapatkan lapisan yang tipis, kemudian keringkan di udara
4. Panaskan kaca objek dengan melewatkannya di atas api bunsen sebanyak 2-3 kali
agar terfiksasi

Pewarnaan Gram

Pewarnaan Gram dilakukan dengan cara :

1. Tuangkan cairan pewarna kristal violet pada preparat secara merata, tunggu selama 1
menit
2. Miringkan preparat dan bilas dengan sedikit air mengalir

3. Tuangkan cairan mordant pada preparat, tunggu selama 1 menit


4. Miringkan kembali preparat dan bilas dengan sedikit air mengalir

5. Lakukan dekolorisasi dengan cara meneteskan cairan dekolorisasi sedikit demi sedikit
pada preparat hingga tidak ada zat warna yang mengalir keluar dari preparat

6. Bilas preparat dengan air mengalir

7. Tuangkan counterstain  (safranin) pada preparat, tunggu selama 30 detik sampai 1


menit
8. Bilas preparat dengan air mengalir, kemudian keringkan preparat

9. Lakukan pengamatan preparat menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100 kali,


400 kali, hingga 1000 kali.

Kesalahan dalam Prosedur Pewarnaan Gram

Terdapat beberapa kesalahan yang dapat terjadi saat melakukan prosedur pewarnaan gram,
antara lain:

 Pemanasan berlebihan saat fiksasi

 Preparat terlalu tebal

 Larutan kristal violet konsentrasi rendah

 Pencucian berlebihan dengan air (sebaiknya tidak lebih dari 5 detik) Iodin yang
kurang. Semakin rendah konsentrasi iodin yang digunakan, semakin mudah dekolorisasi
terjadi

 Dekolorisasi yang terlalu lama dengan etanol

 Counterstaining terlalu banyak dan terlalu lama.


Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling penting
dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri
yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut: zat pewarna kristal violet, sodium,
larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa zat warna safranin
atau air fuchsin. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark hans
chistian Gram(1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884untuk
membedakan antara pneumokokus dan bakteri klebsiella pneumoniae Bakteri yang terwarnai
dengan metode ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bakteri Gram Positif dan Bakteri
Gram Negatif. Bakteri Gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan
karenanya akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif
akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi
zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin atau safranin akan tampak
berwarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi
dinding selnya.

Cara kerja

1. Kaca preparat dibersihkan dengan alkohol 70%


2. Jarum ose dipijarkan kemudian ditunggu hingga dingin, lalu bakteri diambil dari
media lalu diratakkan di atas preparat glass
3. Kaca preparat dipijarkan hingga kering
4. Larutan zat warna krista violet diteteskan sebanyak 2-3 tetes dan didiamkan selama 1
menit
5. Preparat diberikan akuades mengalir dan dikeringkan
6. Larutan Lugol diteteskan dan dibiarkan selama 1 menit lalu dicuci dengan air
mengalir dan keringkan
7. Larutan alkohol asama diberikan selama 30 detik, lalu dicuci dengan air mengalir dan
dikeringkan
8. Larutan safranin diberikan selama 20 detik
9. Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan
10.Kaca preparat diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x100x

III.PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pewarnaan bakteri berupa pewarnaan gram.Pewarnaan Gra
m adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam lab
oratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting dalamlangkah awal identifikasi. 
Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan
banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri.Jenis bakteri berdasarkan
pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan
gramnegatif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis.Se
dangkan baktri gram negatif mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua
lapismembran sel.Pertama yang dilakukan adalah sterilisasi kaca objek dengan cara di
celupkan kedalamlarutan desinfektan kemudian dicelupkan kedalam alkohol . Sterilisasi
bertujuan
untuk memusnahkan atau mengeliminasi semua mikroorganisme termasuk spora bakteri yang
resisten dalam alat yang akan digunakan. Setelah melakukan sterilisasi, kemudian
melakukanolesan bakteri pada kaca objek, tetapi sebelumnya ose di fiksasi di api pada
pembakar spiritusyang bertujuan untuk mematikan bakteri dengan cepat pada ose, supaya
tidak tercampur dengan bakteri yang akan di uji.Sebelum melakukan pengolesan bakteri,
kaca objek di tetesi dengan aquades kira-kirasebanyak satu tetes, yang bertujuan sebagai
media cair yang memudahkan dalam pembuatanhapusan. Perlakuan ini tidak dilakukan
apabila sampel yang digunakan dalam bentuk cair,seperti sputum.

DAFTAR ISI
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/penyakit-infeksi/pewarnaan-gram/teknik
I.Medical Pewarnaan BTA

i.2 Pendahuluan

Salah satu bahan yang digunakan untuk mendiagnosa adalah dahak atau sputum. Dahak
yang diperiksa paling sedikit 3-5 cc. Jika jumlah kuman kurang dari 5000 dalam 1 cc dahak,
maka itu tidak akan kelihatan di bawah mikroskop.

Dahak yang diambil ialah dahak yang kental kuning kehijauan sebanyak 3-5 cc, dengan
waktu pengambilan sebagai berikut :
 Dahak sewaktu, penderita datang berobat dengan keluhan apa saja ke poliklinik.
 Dahak pagi, yang diambil besok paginya begitu bangun tidur.
 Dahak sewaktu, yang diambil sewaktu penderita mengantar dahak pagi tersebut.

Ludah tidak dapat diperiksa karena ludah berasal dari kelenjar dalam rongga mulut.
Biasanya dalam ludah tidak terdapat kuman TB.

Bakteri tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan zat warna karbol-


fuchsin (fuchsin basa yang dilarutkan dalam suatu campuran phenol-alkohol-air) meskipun
dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Sediaan sel bakteri pada gelas alas disiram dengan
cairan karbol fuchsin kemudian dipanaskan sampai keluar uap. Setelah itu, zat warna dicuci
dengan asam alkohol dan akhirnya diberi warna kontras (biru atau hijau). Bakteri-bakteri
tahan asam (spesies Mycobakterium dan beberapa Actinomycetes yang serumpun) berwarna
merah dan yang lain-lain akan berwarna sesuai warna kontras.

Mycrobakteria adalah bakteri aerob berbentuk batang, yang tidak membentuk spora.


Walaupun tidak mudah diwarnai bakteri ini tahan terhadap penghilangan warna
(deklorisasi) oleh asam atau alkohol dan karena itu dinamakan basil tahan asam. Ciri –ciri
khas Mycobakterium tuberculosis dalam jaringan, basil tuberkel merupakan batang ramping
lurus berukuran kira-kira 0,4 x 3 µm. Pada perbenihan buatan terlihat bentuk coccus dan
filamen. 

Mycobakteria tidak dapat diklasifikasikan sebagai gram positif atau gram negatif. Sekali
diwarnai dengan zat warna basa, warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol,
meski dibubuhi dengan iodium. Basil tuberkel yang sebenarnya ditandai oleh sifat tahan asam
misalnya 95 % etil alkohol yang mengandung 3 % asam hidroklorida (asam alkohol) dengan
cepat akan menghilangkan warna semua bakteri kecuali Mycobakteria. Sifat tahan asam ini
bergantung pada integritas struktur selubung berlilin. Pada dahak atau irisan
jaringan, Mycobakteria dapat diperlihatkan karena memberi fluoresensi kuning jingga setelah
diwarnai dengan zat warna fluorokrom (misalnya auramin, rodamin).
II.Bahan dan Metode

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum pengenalan mikroskop dilaksanakan pada hari sabtu, 06 november


2021, pukul 08.00 – 17.00 wib, bertempat dilaboratorium Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Aceh.

2.2 Alat

Alat yang digunakan adalah lensa okuler,tabung mikroskop,revolver,lensa objektif,meja


mikroskop,penjepit diafragma,dan cermin.

2.4 Prosedur Kerja

Metode: Zeihlneelsen
Tujuan: UntukmencariBTA
Prinsip :

Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar
ditembus cat. Oleh karena pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin dan lemak itu
dapat ditembus cat basic fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin dan lemak yang terbuka
akan merapat kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol warna fuchsin tidak dilepas.
Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan luntur dan mengambil warna biru dari
methylen blue.

Prosedur Pembuatan Sediaan


 Diambil kaca sediaan yang bersih, bebas lemak dan tidak ada goresan.
 Disiapkan sebuah kaca sediaan yang diberi tanda ukuran 2X3 cm sebagai pola.
 Diletakkan kaca pola dibawah kaca sediaan.
 Lampu speritus dinyalakan dan ose dipanaskan sampai membara mulai ujung sampai
kepangkal.
 Dengan menggunakan ose steril lalu diambil bagian sputum yang kental berwarna
putih kekuninggan atau putih kehijauan, lalu diletakkan pada kaca sediaan.
 Sputum diratakan seperti terlihat pada gambar :
 Dimasukkan ose kedalam botol yang berisi pasir dan olkohol 70 %(tinggi alkohol ± 3
cm diatas pasir). Kemudian tangkai ose digoyangkan pelan-pelan untuk melepaskan
sisa partikel sputum yang melekat pada ose.
 Letakkan ose berdekatan pada api spiritus, setelah kering barulah dibakar sampai
pijar.
 Keringkan sediaan pada suhu kamar, jangan dikeringkan di atas nyala api.sediaan
dilewatkan diatas nyala api lampu speritus sebanyak 3 X selama 3-5 detik.
Prosedur Pewarnaan
 Letakkan sediaan di atas rak pewarnaan dengan apusan menghadap ke atas.
 Tuangkan Carbol Fuchsin sampai menutupi seluruh permukaan kaca sediaan.
 Panaskan kaca sediaan secara hati-hati dengan caara melewatkan nyala api pada
bagian bawah kaca sehingga keluar uap(jangan sampai mendidih) selama 3 menit.
 Sediaan dibiarkan hingga dinginn selama 5 menit.
 Sediaan dicuci dengan air mengalir.
 Tuangkan asam alkohol 3% di atas kaca sediaan sampai warna merah dari fuchsin
hilang.
 Sediaan dicuci dengann air mengalir
 Tuangkan larutan methylen blue 0,3% diatas sediaan dan biarkan selama 10-20 detik
atau larutan methylen blue 0,1% selama 1 menit.
 Sediaan dicuci dengan air mengalir dan keringka pada suhu kamar.
Prosedur Pembacaan dan Interpretasi Hasil
 Sediaan yang sudah kering diperiksa dibawah mikroskop.
 Teteskan satu tetes minyak emersi diatas sediaan, periksa dengan okuler 10X dan
objektif 100X.
 Carilah basil tahan asaam (BTA) yang berwarna merah dengan latar belakang biru.
 Periksa paling sedikit 100 lapangan pandang dengan cara menggeserkan sediaan dari
kiri ke kanan atau dari kanan ke kiripada garis lurus.
 Pembacaan hasil dilakukan dengan menggunakan skala IUATLD sebagai berikut :
1. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapangan pandang : Negatif
2. Ditemukan 1-9 BTA/ 100 lapangan pandang : Ditulis jumlah kuman yang
ditemukan.
3. Ditemukan 10-99 BTA/ 100 lapangan pandang : + (1+)
4. Ditemukan 1-10 BTA/ 1 lapangan pandang : ++ (2+)
5. Ditemukan > 10 BTA/ 1 lapangan pandang : +++ (3+)
Metode : Kinyoun Gabbet
Tujuan :Untuk mencari BTA
Prinsip :

Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar
ditembus cat. Oleh karena pengaruh fenol dan kadar cat yang tinggi maka lapisan lilin dan
lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin dan lemak
yang terbuka akan merapat kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol warna fuchsin
tidak dilepas. Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan luntur dan mengambil warna
biru dari methylen blue.

Cara Kerja :
 Dibuat sediaan kuman dan difiksasi.
 Diwarnai dengan Kinyoun selama 3 menit
 Sediaan dicuci dengan air.
 Diwarnai dengan Gabbet selama 1 menit.
 Dicuci dan dikeringkan
 Diperiksa di bawah mikroskop.

Sediaan yang telah diperiksa kemudian direndam dengan xylol selama 15-30 menit, lalu
disimpan dalam kotak sediaan.

Interpretasi hasil : 
 BTA : warna merah 
 Non BTA : warna biru
Demikian informasi tentang Pewarnaan BTA (Bakteri Tahan Asam), sebagai pemeriksaan
yang saat ini wajib dilakukan di setiap puskesmas karena tingginya penderita TBC.

DAFTAR PUSTAKA
I. OVEN LABORATORIUM

i.3 Pengertian Oven

Oven adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan ataupun mengeringkan
sebelum digunakan. Selain itu, oven juga berfungsi untuk sterilisasi dengan menggunakan
udara kering bertemperatur tinggi. Alat sterilisasi dipakai untuk mensterilkan alat-alat gelas
seperti Erlenmeyer, Petridisk (cawan petri), tabung reaksi dan gelas lainnya. Bahan-bahan
seperti kapas, kain dan kertas juga dapat disterilkan dalam oven tetapi dalam temperatur
tertentu, pada umumnya temperatur yang digunakan pada sterilisasi cara kering adalah sekitar
140-170 °C selama paling sedikit 2 jam. Perlu diperhatikan bahwa lamanya sterilisasi
tergantung pada jumlah alat disterilkan dan ketahanan alat terhadap panas. Oven termasuk
alat sterilisasi secara fisik karena menggunakan suhu dan tekanan.

Prinsip kerja oven yaitu sterilisasi melalui mekanisme konduksi panas. Panas bakal
diabsorbsi oleh permukaan luar yang disterilkan sesudah itu merambat kebagian didalam dari
permukaan sampai terhadap selanjutnya suhu sterilisasi tercapai sehingga mikroorganime
mati melalui mekanisme oksidasi sampai terjadinya koagulasi protein sel mikro organisme.

1.2 Jenis-jenis Oven Laboratorium

1. Oven fungsi ganda (oven serba guna), Jenis oven ini dapat digunakan sebagai
inkubator (inkubator) atau sterilisasi (sterilizer) di laboratorium. Kadang oven ini
bahkan digunakan dengan berbagai kegunaan. Banyak laboratorium menggunakan
oven jenis ini karena harganya dan daya tahannya.

2. Oven digital standar, Jenis oven ini dikenal dengan tingkat akurasi, keamanan, dan
kemudahan kontrolnya. Oven ini dilengkapi dengan pengontrol dan kipas yang
terpasang di dalamnya yang membuat oven menjadi tahan terhadap panas berlebih.

3. Oven pengering, Jenis oven ini juga dikenal sebagai oven ekstraksi kelembaban yang
digunakan untuk pengeringan cepat. Jenis oven ini berbeda dari kabinet pengeringan.

4. Oven Tugas Berat, Jenis oven ini terbuat dari stainless steel dan dilengkapi dengan
rak (lapisan atau rak) yang mudah diatur. Suhu oven jenis ini bisa mencapai suhu
tinggi 250 – 300°C.

5. Kabinet Pengeringan, Tidak seperti oven lainnya, oven jenis ini hanya dapat bekerja
dengan suhu maksimum 60°C. Kabinet pengeringan digunakan untuk mengeringkan
peralatan gelas atau plastik karena suhunya tidak terlalu tinggi.  Jenniso ven cocok
untuk menghilangkan kelembaban dengan cepat

6. Kotak Panas Oven, jenis oven ini memiliki daya tahan terjamin.  Bagian luar oven ini
terbuat dari stainless steel.  Jenis oven ini dilengkapi dengan termostat pengaman dan
sistem kontrol suhu.  Untuk oven yang tidak membutuhkan panas yang stabil dan
suhu yang tepat, jenis oven ini sangat dianjurkan.
1.3 Perawatan dan Hal yang Perlu diperhatikan ketika menggunakan Oven

1. Perawatan Oven

Oven yang baik adalah oven yang selalu dirawat. Sebelum oven digunakan, bersihkan semua
aksesori dan rak tatakan. Selalu pastikan steker oven sudah dicabut dan oven sudah dingin
sebelum dibersihkan. Buka pintu oven dan bagian dalam dibersihkan dengan lap lembut
dalam air panas atau detergen. Zat abarsif jangan digunakan untuk membersihkan oven.
Jangan mengelap elemen pemanas. Bagian luar dapat dibersihkan dengan lap basah.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tidak diperbolehkan menggunakan alat
gelas untuk dimasukkan kedalam oven. Jagalah agar selalu ada jarak minimal 1 inc antara
bagian atas dan bagian elemen pemanas. Jangan menggunakan oven dalam keadaan pintu
terbuka.

2. Hal Yang Perlu Diperhatikan Ketika Menggunakan Oven

 Alat-alat gelas disusun rapi dan teratur

 Apabila pemanasan diatas suhu 1000C, tidak boleh memasukkan alat/bahan yang
terbuat dari karet, plastic atau bahan yang gampang rusak

 Jangan mengeringkan pipet ukur dan labu ukur karena volume bakal berubah

 Catat waktu dan suhu/temperature tiap-tiap kali alat dijalankan

 Alat mesti bersih dan bebas debu

 Alat-alat yang bakal disterilkan di bungkus dengan kertas sampul atau Aluminium
voil,bertujuan untuk menjaga dan menjaga bahan yang tersedia didalam gelas reaksi
agar tidak terkontaminasi.

 Oven yang baik adalah oven yang selamanya dirawat. Sebelum oven digunakan
membersihkan seluruh aksesori dan rak tatakan. Selalu pastikan steker oven sudah
dicabut dan oven sudah dingin sebelum akan dibersihkan. Buka pintu oven dan
bagian didalam dibersihkan dengan lap lembut didalam air panas atau detergen. Zat
abarsif jangan digunakan untuk membersihkan oven. Jangan mengelap elemen
pemanas. Bagian luar mampu dibersihkan dengan lap basah.

 Hindari seringnya membuka pintu oven saat sedang digunakan, hal ini menimbulkan
panas dalam oven berkurang. Selalu gunakan gegep untuk mengambil peralatan dari
dalam oven. Hentikan pemakaian oven bila terlihat asap pada kabel listrik. Segera
cabut steker dari stopkontak.
II. Bahan dan Metode

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum mengenai Oven Laboratorium dilaksanakan pada hari sabtu, 06


november 2021, pukul 08.00 – 17.00 wib, bertempat di laboratorium Kesehatan
Lingkungan Poltekkes Kemenkes Aceh.

2.2 Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat-alat yang akan disterilkan
dan oven laboratorium.

2.5 Cara Kerja

1. Hubungkan dengan sumber listrik

2. Oven dikalibrasi terlebih dahulu dengan pemeriksaan suhu menggunakan


thermometer. Cocokkan hasil suhu yang tercantum didalam oven dengan
suhu yang ditunjukkan oleh thermometer standar.

3. Masukkan alat yang akan dikeringkan, atur dengan rapi lalu tutup pintu
dengan rapat.

4. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON, lampu pilot akan menyala
(merah dan kuning)

5. Atur temperatur suhu dan waktu yang diinginkan.

 Bila suhu 170oC, atur waktu 1 jam

 Bila suhu 160oC, aturwaktu 2 jam

 Bila suhu 150oC, atur waktu 2,5 jam

 Bila suhu 140oC, atur waktu 3 jam

6. Bila waktu yang diatur telah selesai, pengatur waktu secara otomatis
kembali ke nol) Biarkan dingin, lalu keluarkan bahan dan alat yang
disterilkan/dikeringkan.

28
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

a. Komponen Oven

1. Tombol POWER adalah tombol yang digunakan untuk menghidupkan


ataupun mematikan oven. Selain itu terdapat tombol untuk menyalakan
atau mematiakn kipas.

2. Knop berwarna biru berfungsi untuk menaik turunkan kecepatan putaran


kipas.

3. Pada bagian depan oven terdapat 2 layar yang menunjukkan suhu. Layar
PV menunjukkan suhu alat sedangkan layar SV menunjukkan suhu yang
diinginkan.

4. Tombol SET, UP (panah keatas) dan DOWN (panah kebawah) digunakan


untuk mensetting suhu yang diinginkan. Dapat pula untuk mensetting
waktu.

b. Cara Menggunakan Oven Laboratorium

1. Menghubungkan Sumber Listrik

Oven memiliki daya dari energi listrik sehingga pastikan bahwa kita
menghubungkan oven dengan sumber listrik sebelum menggunakannya. Pastikan
juga bahwa listrik yang kita gunakan memenuhi persyaratan dari oven tersebut.

29
Sebaiknya menggunakan stabilizer listrik untuk membuat oven tersebut tidak
mudah rusak karena adanya listrik yang tidak stabil.

2. Mengatur Suhu

Setelah menghubungkan sumber listrik, atur suhu oven sesuai dengan suhu yang
kita inginkan dan biarkan suhu naik secara perlahan. Hal ini tentusaja menjelaskan
bahwa penggunaan oven laboratorium sebenarnya sama seperti ketika kita
menggunakan oven yang ada di dapur.

3. Mengatur Waktu

Setelah mengatur suhu, langkah selanjutnya  dalam cara penggunaan oven


laboratorium kita harus menentukan waktu pemanasan yang kita inginkan.

4. Memasukkan Sampel

Ketika suhu yang kita inginkan tercapai, maka saatnya kita memasukkan sampel
kita menggunakan wadah yang tentunya harus tahan panas. Biarkan proses
pemanasan berjalan dalam waktu yang telah kita tentukan dan akan menurunkan
suhu secara otomatis jika telah selesai melakukan pemanasan.

3.2 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari praktikum dapat disimpulkan bahwa Jadi kesimpulan nya
dari alat laboratorium ini adalah bahwa alat oven laboratorium ini fungsinya untuk
suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan ataupun mengeringkan.
Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas laboratorium, zat-zat
kimia maupun pelarut organik,serta mengukur kadar air .

DAFTAR PUSTAKA

https://pdfcoffee.com/makalah-oven-laboratorium-pdf-free.html. Diakses
pada 10 November 2021 pukul 15.00

https://www.academia.edu/42660552/Pengertian_Oven_Laboratorium.
Diakses pada 10 November 2021 pukul 15.30

30
AUTOCLAVE
1.1 Pengertian autoclave

Autoclave adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mengsterilisasi


suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi selama kurang
lebih 15 menit.Peningkatan tekanan pada autoclave tidak dimaksudkan untuk
membunuh mikroorganisme melainkan meningkatkan suhu dalam
autoclave.Mesin steam ini tentunya menggunakan uap untuk melakukan
sterilisasi agar virus,bakteri,jamur,dan organisme lainnya dapat
mati,Membunuh bakteri harus menggunakan uap bersuhu dan bertekanan
tinggi 121 Derajat C selama kurang lebih 15 menit.

1.2 Jenis jenis Autoclave


Ada tiga jenis Autoclave berdasarkan perbedaan pada bagaimana udara
dihilangkan dari dalam autoclave selama proses sterilisasi.
1.Gravity displacement autoclave
Udara dalam ruang autoclave dipindahkan hanya berdasarkan
gravitasi.Prinsipnya adalah memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan
udara,sehingga udara terletak dibawah uap.
2.Prevacuum atau high vacuum autoclave
Autoclave ini dilengkapi pompa mengevakuasi hamper semua udara dari dalam
autoclave .Cara kerjanya dimulai dengan pengeluaran udara.proses ini
berlangsung selama 8-9 menit.
3.Steam-flush pressure-pulse Autoclave
Autoclave ini menggunakan aliran uap dan dorongan tekanan di atas tekanan
atmosfer dengan rangkaian berulang.
Bagian bagian dari autoclave :
Keterangan :
31
-Chamber (ruang untuk sterilisasi)
-Heater
-Pembatas (saringan)
-Penampung air
-Meter tekanan (Presure gauge)
-Control valve
-Tutup autoclave
-Autoclave breach-block(pengunci)

Komponen Autoclave
a.Elemant pemanas (HEATER)
Elemen pemanas adalah komponen yang dapat mengubah energi listrik
menjadi energi kalor(Panas).Pada dasarnya heater terbuat dari kumparan / lilitan
kawat tembaga yang jika dialiri arus listrik akan menghasilkan energi
panas.Elemen pemanas pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
Yaitu elemen pemanas yang dapat bekerja jika terdapat media benda cair. Elemen
ini akanrusak jika tidak ada dalam media tersebut ketika masih teraliri arus listrik.

2. Elemen kering
Yaitu elemen pemanas yang bekerja dengan media udara, atau dapat
dikatakandapat bekerja tanpa media. Elemen kering bertentangan dengan elemen
basah, jadi elemen iniakan rusak jika terkena cairan/larutan
b. Pompa Vacum
Pada autoclave pompa vacum berfungsi untuk menghisap udara atau
uapcampuran dari kamar/ruang sterilisasi (chamber ), setelah proses sterilisasi
selesai uap panas akansegera hilang. Sehingga saat yuser membuka lied handle
terbuka uap panas yang ada didalam
chamber sudah berkurang sehingga tidak membahayakan yuser saat
mengeluarakanalat/peralatan yang hendak dipakai dari dalam Autoclave.
c. Timer
Timer pada autoclave berfungsi sebagai pengaturan waktu lama atausebentarnya
proses sterilisasi, sesuai dengan kebutuhan/penggunaan yang di inginkan.

32
d. Presure Gauge (meter tekanan)
Presure gauge berfungsi untuk mengetahiu tekanan uap yang berada
didalamautoclave saat proses sterilisasi berlangsung

Prosedur pemakaian Autoclave :


adalah sebagai berikut :
-Persiapkan alat-alat/bahan yang hendak disterilikan.Periksa air di dalam
chamber
-kemudian cek batas air jika kondisinya dibawah batas heater maka perlu
ditambahkan air sampai diatas heater ,tetapi tidak melebihibatas pembatas
(penyaring) antara ruang sterilisasi dengan ruang heater
-Kemudian pasang kembali pembatas (saringan) pada autoclave.
-Susun bahan /alat-alat yang akan disterilkan didalam hiter (sebelumnya
dibungkusdulu dengan kain).
-Tutup kembali dan kencangkan pengunci pada autoclave.Tekan saklar power
pada posisi ON Pilih suhu untuk sterilisasi degan memutar selektor pemilih suhu.
-Atur timer untuk sterilisasi.Setelah suhu yang diatur tercapai timer akan ON Pada
saat timer
-ON heater akan mengkondisikan suhu didalam chamber Setelah suhu mencapai
± 120ºC dan stabilpada suhu pengaturan.Setelah waktu pada timer diatur ± 40
menit,
-.setelah watu habis makakontaktor timer akan terputus dengan PWM.Heater akan
berhenti bekerja, indikator heater akan mati kemudian bukakontrol valve guna
membuang uap yang ada didalam chamber
-Proses seterilisasi selesai.

Prinsip cara kerja autoclave

33
1.pada saat sumber panas dinyalakan,air didalam autoclave lama kelamaan akan
mendidih.
2.uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoclave
3.setelah udara autoclave diganti dengan uap air,katup udara/uap ditutup sehingga
tekanan udara dalam autoclave naik.
4.pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai,maka proses sterilisasi dimulai
dan ditimer mulai menghitung waktu mundur.
5.setelah proses sterilisasi selesai,sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan
turun perlahan hingga mencapai suhu 0.

GAMBAR

34
ar.

Pembahasan
Autoclave yang banyak digunakan dalam
mikrobiologi,kedokteran,dll,mereka bervariasi dalam ukuran dan berfungsi
tergantung pada media yang akan disterilkan.penurunan tekanan pada autoclave
tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme,melainkan meningkatkan
suhu dalam autoclave.Autoclave terutama ditujukan untuk membunuh
endospora ,yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri,sel ini tahan terhadap
pemanasan,kekeringan,dan antibiotik.

Daftar Pustaka

35
Daryanto dan Setyobudi, Ismanto. 2014. Konsumen dan Pelayanan Prima.
Yogyakarta: Gava Media.Rahmayanti, Nina. 2013. Manajemen Pelayanan Prima.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Hardiansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gave MediaSurjadi.
2012. Pengembangan kinerja Pelayanan Publik. Bandung: PT. Refika Adi
TamaUmam, Khaerul.2014. Manajemen Perkantoran. Bandung: Pustaka Seti
Alma, Buchari. 2011. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta:

36
INCUBATOR

1.1 pengertian incubator

incubator adalah alat yang dipanasidengan aliran listrik pada sushu


tertentu yang dipakai untuk memrami telur, mikrop dan menghangatkan
bayi yang lahir prematur. Alat ini di lengkapi dengan tombol pengatur
suhu waktu untuk memudahkan pengaturan suhu yang di kehendaki.

1.2 Alat incubator

Alat ini dilengkapi dengan tombol pengatur suhu waktu untuk


memudahkan pengaturan suhu yang di kehendak.

1.3 Bahan incubator

Stainless steel; instumen terbuat dari bahan stanless steel sehingga


didapat suhu instrument yang kuat, higienis, tahan lama, dan tahan
terhadap factor eksternal seperti goresan dan perubahan suhu.

1.4 Bagian bagian incubator

Bagian bagian incubator adalah:

1. Pintu incubator
2. Tombol panel berfungsi untuk mengatur suhu yang di perlukan
3. Rak incubator berfungsi sebagai tempat meletakkan bahan yang akan
diinkubator

1.5 fungsi incubator


1. mengontrol suhu kelembaban dan kondisi yang mikrobiologikal
(dalam mikrobiologi)
2. digunakan untuk mengatur suhu lingkungan suatu objek pengamatan
(dalam bioteknologi).

37
1.6 Cara kerja incubator

1. Hubungkan kabel power ke stop kontak

2. Nyalakan alat

3. Sesuaikan suhu di dalam incubator Bersama dngan menekan tombol se.


sambal menekan tombol set putarlah tombol di sebelah kanan atas tombol
set sampai raih suhu yang diinginkan.

4. Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol set, incubator
akan mengatur setingan suhu secara otomatis sehabis beberapa menit.

5. Siapkan sampel (kultur mikroorganisme) yang akan di inkubasikan, lantas


letakkan di dalam rak yang terdapat didalam incubator tersebut.

6. Kemudian masukan tempat pembiakan bersi mikroorganisme(sampel


kultur) yang akan berkenan di inkibasi. Jika menggunakan cawan petri,
maka bungkus Bersama dengan kerats khususnya dahulu

1.6 Gambar

38
1.8 Kesimpulan

Incubator adalah alat untuk menginkubasi atau mengeram mikroba


pada suhu yang terkontrol (umumnya diatas suhu ambient ). Alat ini di
lengkapi dengan pengatur suhu, dan pengatur waktu. Semakin kecil ukuran
incubator maka semakin rentan pula perubahan suhunya saat pintu incubator
perlu dipertimbangkan pula keseragaman suhu yang ada di dalam dengan
memperhatikan pola penempatan elemen pemanas atau terdapatnya kipas
penyebar suhu. Pintu kaca yang terdapat pada beberapa model dibiarkan
secara sekilas supaya tidak terjadi penurunan suhu. Prinsip kerja dari
incubator adalah menginkubasi dengan menggunakan suhu tertentu dalam
keadaan diam.

Daftar pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Inkubator

https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F
%2Fprofilab24.com%2Fmedia%2Fimage%2Fproduct%2F44020%2Flg
%2Fen-laboratory-incubators-drying-cabinets-pol-eko-laboratory-
incubator-clw.jpg&imgrefurl=https%3A%2F%2Fprofilab24.com%2Fen
%2Flaboratory%2Fincubators-drying-cabinets%2Fpol-eko-laboratory-
incubator-
clw&tbnid=h4cKiMzbY9wjCM&vet=1&docid=06Z6T_FpjJPVEM&w=1
800&h=1800&source=sh%2Fx%2Fim

39
Sterilisasi

1.1 Pengertian Sterilisasi

Sterilisasi adalah suatu proses yang menghancurkan semua bentuk


kehidupan mikroba, termasuk spora, pada permukaan benda mati. Prosesnya dapat
berupa pemanasan, pemberian zat kimia, radiasi, atau filtrasi (Gruendemann dan
Fernsebner 2006). Sterilisasi adalah proses pemanasan yang dilakukan untuk
mematikan semua mikroorganisme pada bahan makanan. Sterilisasi biasanya
dikombinasi dengan pengemasan hermetis untuk mencegah kontaminasi ulang.
Yang dimaksud pengemasan hermetis adalah pengemasan yang sangat rapat,
sehingga tidak dapat ditembus oleh mikroorganisme, air, ataupun udara
(Purnawijayanti 2001).
Tujuan pemanasan adalah memusnahkan bakteri patogen dan spora
bakteri elostridium bolulinum yang berbahaya. Metode sterilisasi yang paling
umum dilakukan adalah menggunakan kaleng atau kemasan tetra pack (Yuyun
dan Gunaisa 2011) Sterilisasi dalam pengertian medis merupakan suatu proses
dengan metode tertentu dapat memberikan hasil akhir, yaitu suatu bentuk keadaan
yang tidak dapat ditunjukkan lagi adanya mikroorganisme hidup.

1.2 Alat dan Bahan


Praktikum ini membutuhkan alat dan bahan untuk menunjang keberhasilan
proses praktikum dan mendapatkan hasilnya untuk itu alat dan bahan harus yang
disiapkan dan disediakan harus sesuai dengan prosedur.

1.3 Alat
Adapun peralatan utama yang dibutuhkan dalam proses sterilisasi
peralatan dan bahan antara lain adalah :

40
1. Tabung reaksi, sebagai alat yang akan disterilisasi.
2. Cawan petri, sebagai alat yang akan disterilisasi.
3. Gelas ukur, sebagai alat yang akan disterilisasi.
4. Pipet hisap, sebagai alat yang akan disterilisasi.
5. Labu Erlenmeyer, sebagai alat yang akan disterilisasi.
6. Pinset, sebagai alat yang akan disterilisasi.
7. Oven, sebagai alat sterilisasi.
1.4 Bahan
Bahan yang digunakan dalam proses sterilisasi peralatan dan bahan antara
lain adalah :
1. Kertas coklat.
2. Tali
2.Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja tahapan sterilisasi adalah sebagai berikut :
1. Peralatan yang akan disterilisasi dicuci bersih menggunakan air bersih
yang mengalir dan tiriskan hingga kering.
2. Peralatan yang akan disterilisasi dipastikan kembali agar tidak ada air yang
tersisa menggunakan tissue.
3. Peralatan yang akan disterilisasi dibungkus menggunakan kertas coklat.
Pembungkusan harus dilakukan secara benar, sehingga tetap mudah
dibuka pada saat digunakan.
4. Peralatan yang sudah dikemas kemudian ditali agar hasil bungkusan tetap
rapih.
5. Peralatan yang sudah dikemas kemudian disusun ke dalam oven.
6. Oven dipanaskan hingga suhunya mencapai 121 °C dan lakukan proses
sterilisasi selama 30 menit. Selanjutnya, matikan oven.
7. Peralatan yang telah disterilisasi dipindahkan ke wadah yang telah
disediakan dalam keadaan terbungkus dan sudah dingin.

41
2.1 Gambar

2.2 Pembahasan
Dalam praktikum mengenai sterilisasi peralatan dan bahan praktikum dibahas
mengenai sterilisasi alat dan bahan yang terdapat di laboratorium mikrobiologi
perikanan. Bahan yang disterilisasi yaitu tabung reaksi, pipet ukur, beaker
glass, cawan petri, pinset, ose, pipet tetes, labu erlenmeyer, serta mortar dan
alu. Sterilisasi merupakan syarat utama untuk mencapai keberhasilan kerja
dalam laboraturium mikrobiologi. Alat atau bahan yang tidak disterilisasi

42
terlebih dahulu akan menyebabkan kesalahan bahkan kegagalan dalam alat
atau media kultur.
Sterilisasi dapat dilakukan menggunakan oven, waterbath, autoklaf, lampu
bunsen dan alkohol. Sterilisasi kering menggunakan oven untuk
mensterilisasi alat-alat yang tahan terhadap suhu tinggi. Alat-alat tersebut
harus dibungkus terlebih dahulu menggunakan kertas coklat untuk mencegah
terjadi keretakan karena bertumpukkan dengan alat yang lainnya dan agar
tidak terjadi kontaminasi pada saat pensterilan. Alat yang telah dibungkus
dengan kertas dimasukkan ke dalam oven dengan temperatur sekitar 120°C
selama 20 menit. Setelah dipanaskan, alat ditunggu hingga suhunya turun
mencapai suhu kamar. Hal ini dilakukan untuk menghindari keretakan alat
atau masuknya udara yang mengandung partikel debu. Sterilisasi basah dapat
dilakukan menggunakan autoclave dan waterbath.
Sterilisasi yang dilakukan pada praktikum ini hanya menggunakan
sterilisasi kering saja dengan menggunakan oven karena alat-alat yang akan
disterilisasikan berupa alat dengan bahan kaca atau logam yang tahan panas.

2.3 Kesimpulan
Sterilisasi adalah hal terpenting dalam semua percobaan/penelitian dimana
jika alat terkontaminasi maka dapat mempengaruhi hasil atau bahkan gagal dalam
percobaan. Strelisasi dapat dilakukan dengan banyak cara, misalnya sterilisasi
basah menggunakan autoclaf, sterilisasi kering dengan menggunakan oven,
sterilisasi dengan dibersihkan dengan alkohol. Sterilisasi untuk jarum ose dengan
menggunakan bunsen atau lampu spirtus. Khusus sterilisasi dengan oven, semua
alat yang akan disterilkan harus dibungkus dengan kertas coklat atau kertas buram
agar tidak pecah. Melipatnya pun tak boleh sembarangan, dan ada tekniknya.
Tidak boleh celah dan udara dalam melipat alatnya, agar kontaminan tidak bisa
masuk.

43
DAFTAR ISI
https://www.google.com/search?
q=gambar+sterilisasi+alat&tbm=isch&ved=2ahUKEwiZr5GLhZL0AhWUyaAC
HajdDrcQ2-
cCegQIABAC&oq=gambar+sterilisasi+alat&gs_lcp=ChJtb2JpbGUtZ3dzLXdpe
i1pbWcQAzIFCAAQgAQ6BwgjEO8DECc6BQgAEM0CUKwHWPMMYMgPa
ABwAHgAgAHNAYgBvgeSAQUwLjQuMpgBAKABAcABAQ&sclient=mobile-
gws-wiz-
img&ei=lvSNYZmMOpSTg8UPqLu7uAs&bih=789&biw=412&client=ms-
android-samsung-gj-rev1&prmd=isnxv#imgrc=15Wo-
F_e7HXNxM&imgdii=8BWYUDtjb8096M

44
45
46

Anda mungkin juga menyukai