Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH SATELIT PEMANTAUAN SUMBER DAYA

Dosen Pengampu : Arif Baswantara, S.I.K, M.Si

Nama: Dhimas Susito

NIT: 20.7.08.071

Prodi: Teknologi Kelautan

Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Kompleks, PPI Cikadang Jl. Raya Babakan Km.2 Kab. Pangandaran, Jawa barat 46396

Telp (085295397458)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Satelit pemantaun sumber daya
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak Arif
Baswantara, S.I.K, M.Si pada mata kuliah penginderaan jauh selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang pengenalan citra satelit khususnya dalam sumber daya bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Arif Baswantara, S.I.K, M.Si, selaku dosen
mata kuliah penginderaan jauh yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang bapak ajarkan.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Ciamis,5 September 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................1

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................................................2

2.1 Satelit Quickbird .............................................................................................................2

2.2 Systeme Pour I’0bservation de la Terre-5 (SPOT-5) .......................................................3

2.3 FORMOSAT ....................................................................................................................4

2.4 Modis................................................................................................................................5

2.5 SeaWIFS...........................................................................................................................7

2.6 Atster ................................................................................................................................8

2.7 IKONOS ...........................................................................................................................9

2.8 WorldView-1 ..................................................................................................................10

2.9 GeoEye-1 ............................................................................................................................12

BAB III PENUTUP ......................................................................................................................16

3.1 KESIMPULAN ..........................................................................................................16

3.2 SARAN.......................................................................................................................16

DAFTAR FUSTAKA ...................................................................................................................17

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Satelit Quickbird ........................................................................................................2

Gambar 1. 2 Satelit Spot 5 ..............................................................................................................3

Gambar 1. 3 Satelit Formosat-2 ......................................................................................................4

Gambar 1. 4 Satelit Modis ..............................................................................................................5

Gambar 1. 5 Satelit SeaWIFS .........................................................................................................7

Gambar 1. 6 Satelit ASTER ............................................................................................................8

Gambar 1. 7 Satelit IKONOS .........................................................................................................9

Gambar 1. 8 Satelit WorldView-1 ................................................................................................10

Gambar 1. 5 Satelit GeoEye-1 ......................................................................................................12

Gambar 1. 10 Satelit NOAA .........................................................................................................13

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin berkembangnya teknologi penginderaan jauh dan berbagai kelebihan yang


dimilikinya, mendorong orang berpaling ke teknik ini untuk berbagai studi salah satunya
umtuk mengetahui sumber daya, termasuk diantaranya untuk mendeteksi tempat diamana saja
yang berpontensi terdapat sumber daya. Hasil interpretasi citra satelit selanjutnya diolah
dengan menggunakan komputer yang dilengkapi perangkat lunak Sistem Informasi Geografis
(SIG). SIG digunakan untuk memperoleh hasil analisis yang akurat terhadap data penelitian
ini. Data yang besar dapat diolah lebih cepat, efisien dan dapat ditayangkan kembali karena
data tersimpan dalam bentuk digital. Hasilnya berupa peta aktual digital. Penginderaan jauh
(remote sensing) adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu obyek,
daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak
langsung dengan obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji (Lillesand dan Keifer, 1990).
Konsep dasar penginderaan jauh terdiri atas beberapa elemen atau komponen yang meliputi
sumber tenaga, atmosfer, interaksi tenaga dengan obyek dipermukaan bumi, sensor, sistem
pengolahan data, dan berbagai penggunaan data.

1.2 Rumusan Masalah


1.apa fungsi di luncurkannya suatu satelit ?
2.spesifikasi dari suatu satelit?
3.sensor apa saja yang dimiliki suatu satelit?

1.3 Tujuan
1.mengetahui fungsi dari seuatu satelit
2.dapat mengerti dan paham sensor apa saja di dalam sustu satelit?
3.dapat mengetahui spesisfikasi dan dapat membandingkan dengan satelit yang lain

1
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Satelit Quickbird

Gambar 1. 1 Satelit Quickbird

Quickbird adalah jenis satelit akurasi dan resolusi tinggi yang dimiliki serta dioperasikan
oleh Digital Globe (USA). Quickbird menggunakan sebuah sensor state-of-the-art BGIS 2000,
sehingga mampu mendapatkan data gambar dengan resolusi data sampai 0.61 m setiap pikselnya.
Satelit ini sangat sempurna untuk digunakan di bidang lingkungan dalam menganalisis perubahan
lahan, pertanian dan kehutanan. Selain itu, gambar yang dihasilkan oleh Quickbird dapat
digunakan dalam bidang industri lainnya, seperti eksplorasi dan produksi minyak dan gas,
keteknikan dan konstruksi, serta studi lingkungan lainnya.

Tanggal diresmikan 18 Oktober 2001


Pesawat yang dipakai Boeing Delta II
Lokasi Vandenberg Air Force Base, California, USA
Orbit Altitude 450 km
Orbit Inclination 97.2o, sun synchronous
Kecepatan 7.1 km/sec (25,560 km/jam)
Waktu melintas ekuator 10.30 AM (descending mode)
Waktu orbit 93.5 menit
Waktu kembali 1-2, 5 hari tergantung di lintang (30o off nadir)
Lebar petak 16.5 km x 16.5 km pada nadir
Metric Accuracy 23 m horizontal (CE90%)
Digitization 11 bits
Resolution Pan: 61 cm (nadir) – 72 cm (25o off nadir)

MS: 2.44 m (nadir) – 2.88 m (25o off nadir)


Image bands Pan: 450-900 nm

2
Blue: 450-520 nm

Green: 520-600 nm

Red: 630-690 nm

Near IR: 760-900 nm

2.2 Systeme Pour I’0bservation de la Terre-5 (SPOT-5)

Gambar 1. 2 Satelit Spot 5

Satelit SPOT 5 merupakan kelanjutan dari program seri satelit inderaja komersial Prancis.
Satelit yang dikembangkan oleh Centre National d’Etudes Spatiale (CNES) bekerja sama dengan
beberapa organisasi di Eropa (Prahasta, 2008).

Ketinggian orbit 830 km

Lebar sapuan 117 km

Sudut inklinasi 98 derajat

Periode orbit 101 menit

Equatorial crossing local time 10.30

Resolusi temporal 26 hari

Satelit SPOT dilengkapi dengan beberapa sensor, diantaranya sensor High Resolution
Geometric (HRG), sensor High Resolution Stereoscopic (HRS) yang memiliki kemampuan untuk
produksi digital terrain model (DEM) dengan resolusi spasial 10 meter, dan sensor vegetasi yang
memiliki resolusi spasial 1165 meter (Prahasta, 2008).

3
2.3 FORMOSAT

Gambar 1. 3 Satelit Formosat-2

Pertama satelit penginderaan jarak jauh yang dikembangkan oleh Organisasi Angkasa
Nasional (NSPO), FORMOSAT-2, berhasil diluncurkan pada 21 Mei 2004 dengan resolusi
tinggi 2 meter panchromatic data dan 8 meter multispectral data citra satelit. Misi utama
FORMOSAT-2 adalah melakukan penginderaan jarak jauh pencitraan atas Taiwan dan di darat
dan kelautan daerah seluruh bumi.

Gambar yang diambil oleh FORMOSAT-2 pada siang hari dapat digunakan untuk
distribusi tanah, penelitian sumber daya alam, kehutanan, perlindungan lingkungan, pencegahan
bencana, penyelamatan, dan aplikasi lainnya. Ketika satelit perjalanan ke zona dikalahkan, itu
akan mengamati fenomena alam seperti pencahayaan di bagian atas atmosfer yang dapat
digunakan untuk eksperimen ilmiah lebih lanjut. FORMOSAT-2 membawa kedua "remote
sensing" dan "pengamatan ilmiah" tugas-tugas dalam misinya. Pesawat ruang angkasa nominal
beroperasi sejak 2006.

The FORMOSAT-2's Image Processing System (IPS) dikembangkan sendiri oleh NSPO.
Ini dirancang untuk memproses gambar dengan penugasan satelit sesuai dengan kebutuhan
pengguna. Gambar kemudian diambil dan di-download melalui X-band antena, kemudian
disilangkan dengan melalui IPS seperti radiometrik dan koreksi geometrik dan disimpan di
komputer. File-file ini akan dikirim ke pengguna akhir didasarkan pada klien permintaan.

Data Gambar Produk B&W: 2-m


Color 2-m (merge)

4
Multispectral (R, G, B, NIR) 8-m
Bundle (separate Pan and MS images) P: 0.45 - 0.90 µm (Panchromatic)

Spektral Bands B1: 0.45 - 0.52 µm (Blue)

B2: 0.52 - 0.60 µm (Green)

B3: 0.63 - 0.69 µm (Red)

B4: 0.76 - 0.90 µm (Near-infrared)

Sensor Footprint 24 km x 24 km
Kembali Interval setiap hari
Image Dynamics 8 bits/pixel
Ukuran File Image MS: 35 Mb
Pan: 137 Mb

2.4 Modis

Gambar 1. 4 Satelit Modis

MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) adalah suatu instrumen kunci


yang terdiri atas dua satelit yaitu Terra ( EOS AM) dan Aqua (EOS PM). Garis edar Terra di

5
sekitar bumi diatur sedemikian rupa sehingga melewati arah utara - selatan melintasi garis
katulistiwa pada waktu pagi hari, sedangkan Aqua akan melewati arah selatan - utara di atas garis
katulistiwa pada sore hari. Terra MODIS dan Aqua MODIS mengamati keseluruhan permukaan
bumi setiap 1 atau 2 hari, data yang diperoleh diterima dalam 36 band spektral dengan panjang
gelombang berbeda ( lihat spesifikasi teknis MODIS). Data ini akan meningkatkan pemahaman
pengguna tentang proses dan dinamika global yang terjadi di atas daratan, di samudra, dan di
bawah lapisan atmosfir. (Efendi, 2006).

Sensor MODIS menghasilkan resolusi radiometric 16-bit perpiksel ini menghasilkan citra
dijital dalam beberapa band: biru (band 3), merah (band 1), hijau (band 4), near-infrared (band 2,
5, dan 16-19), SWIR (band 6&7), visible (band 8-15), MWIR (band 20-26), dan TIR (band 27-
36). Sementara resolusi spasial antara 250m hingga 1000m: band 1&2 (250m), band 3-7 (500m),
dan band 8-36 (1000m).

Orbit: 705 km, 10:30 a.m. descending node (Terra) or 1:30 p.m. ascending
node (Aqua), sun-synchronous, near-polar, circular

Scan Rate: 20.3 rpm, cross track

Swath 2330 km (cross track) by 10 km (along track at nadir)

Dimensions:
Telescope: 17.78 cm diam. off-axis, afocal (collimated), with intermediate field
stop

Size: 1.0 x 1.6 x 1.0 m

Weight: 228.7 kg

Power: 162.5 W (single orbit average)

Data Rate: 10.6 Mbps (peak daytime); 6.1 Mbps (orbital average)

Quantization: 12 bits

Spatial 250 m (bands 1-2) 500


m (bands 3-7)
Resolution:

1000 m (bands 8-36)


Design Life: 6 years

6
2.5 SeaWIFS

Gambar 1. 5 Satelit SeaWIFS

SeaWIFS diluncurkan pada Agustus 1997, dengan data yang dikirim ke bumi dan diterima
oleh beberapa stasiun penerima di bumi. Data SeaWIFS Indonesia diterima oleh stasiun penerima
di Singapura (CRISP- Singapore). Data SeaWIFS dapat di download secara gratis melalui internet
di alamat.

7
2.6 Atster

Gambar 1. 6 Satelit ASTER

8
Satelit ASTER merupakan satelit berresolusi tinggi. ASTER dibangun oleh konsorsium
pemerintah Jepang dengan berbagai kelompok peneliti. ASTER melakukan monitoring tutupan
awan, es, temperatur lahan, penggunaan lahan, bencana alam, es lautan, tutupan salju dan pola
vegetasi. Citra ini memiliki resolusi spasial 15 hingga 90 meter. Citra multispektral memiliki 14
saluran, yang memudahkan analisis obyek dengan panjang gelombang yang tidak terlihat oleh
mata manusia seperti near IR, short wave IR, dan Thermal IR.Penyedia resmi citra ASTER adalah
Sattelite Imaging Corporation (SIC) melalui USGS .

Tanggal Peluncuran 18 December 1999 at Vandenberg Air Force Base,


California, USA
Orbit 705 km altitude, sun synchronous
Inklinasi Orbit 98.3 degrees from the equator
Periode Orbit 98.88 minutes
Ketinggian 681 kilometer
Resolusi pada Nadir 15 to 90 meters
Waktu Melintas 10:30 AM solar time
Ekuator
Waktu Lintas Ulang 16 days

2.7 IKONOS

Gambar 1. 7 Satelit IKONOS

Satelit Ikonos adalah satelit resolusi tinggi yang dioperasikan oleh GeoEye.
Kemampuannya yang terliput adalah mencitrakan dengan resolusi multispektral 3,2 meter dan

9
inframerah dekat (0,82mm) pankromatik. Aplikasinya untuk pemetaan sumberdaya alam daerah
pedalaman dan perkotaan, analisis bencana alam, kehutanan, pertanian, pertambangan, teknik
konstruksi, pemetaan perpajakan, dan deteksi perubahan. Mampu menyediakan data yang
relevan untuk studi lingkungan. Ikonos menyediakan pandangan udara dan foto satelit untuk
banyak tempat di seluruh dunia.

Tanggal Peluncuran 24 September 1999 at Vandenberg Air Force Base,


California,

USA
Masa Operasi 7 tahun lebih
Orbit 98.1 derajad, sun synchronous
Kecepatan pada Orbit 7.5 km/detik
Kecepatan diatas bumi 6.8 km/detik
Kecepatan mengelilingi 14.7 kali tiap 24 jam

Bumi
Ketinggian 681 kilometer
Resolusi pada Nadir 0.82 meter (panchromatic); 3.2 meter (multispectral )
Resolusi 26° Off-Nadir 1.0 meter (panchromatic); 4.0 meter (multispectral)
Cakupan Citra 11.3 kilometer pada nadir; 13.8 kilometer pada 26°
off-nadir
Waktu Melintas 10:30 AM solar time
Ekuator
Waktu Lintas Ulang 3 days at 40° latitude
Saluran Citra Panchromatic, blue, green, red, near IR

2.8 WorldView-1

Gambar 1. 8 Satelit WorldView-1

Citra Satelit yang dihasilkan dari pemotretan atau perekaman melalui sensor yang
ditempatkan pada satelit WorldView-1 merupakan satelit generasi selanjutnya yang ditempatkan
pada ketinggian 496 km di atas permukaan bumi, memiliki kemampuan merekam data permukaan

10
bumi per hari seluas 750,000 km² berupa citra dengan resolusi 0.5 m pankromatik dengan waktu
kedatangan kembali pada lokasi yang sama dalam 1.7 hari. Satelit WorldView-1 ini hanya
menghasilkan citra pankromatik saja dari sensor yang memiliki kemampuan resolusi 0.50 m pada
nadir dan 0.59 m pada kondisi 25° off-nadir, dengan jarak sapuan yang cukup lebar sepanjang
17.6 km.

Peluncuran Tanggal : 18 September 2007

Roket Peluncur : Delta 7920

Lokasi Peluncuran : Vandenberg Air Force Base

Orbit Tinggi : 496 kilometer Sun synchronous, jam 10:30 am

descending node

Periode orbit : 94.6 menit

Masa Operasi Diperkirakan s/d tahun 2018

Dimensi Satelit, Bobot 3.6 meter tinggi x 2.5 meter lebar,

& Power 7.1 meters lebar panel energi surya

Bobot : 2500 kilogram

3.2 kW panel surya, 100 Ahr battery

Sensor Bands Pankromatik

Resolusi Sensor 0.50 meter Ground Sample Distance (GSD) pada nadir

(GSD

= Ground Sample 0.59 meter GSD pada 25° off-nadir

Distance)

Dynamic Range 11-bits per pixel

Lebar Sapuan 17.6 kilometer pada nadir

Kapasitas 2199 gigabit

Penyimpanan

Perekaman per orbit 331 gigabit

Maksimal Area 60 x 110 km mono

terekam dalam sekali


30 x 110 km stereo
lewat

Putaran ke lokasi yg 1.7 hari pada 1 meter GSD atau kurang

sama

11
4.6 hari pada 25° off-nadir atau kurang (0.59 meter

GSD)

Ketelitian lokasi · 6.5 m CE90 pada nadir, dengan ketelitian actual

antara 4.0 - 5.5 m CE90 pada nadir, diluar pengaruh

terrain dan offnadir

· 2.0 m jika menggunakan registrasi titik kontrol tanah

2.9 GeoEye-1

Gambar 1. 9 Satelit GeoEye-1

GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya disponsori oleh


Google dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang diluncurkan pada 6
September 2008 dari Vandenberg Air Force Base, California, AS. Satelit ini mampu
memetakan gambar dengan resolusi gambar yang sangat tinggi dan merupakan satelit komersial
dengan pencitraan gambar tertinggi yang ada di orbit bumi saat ini.

GeoEye-1 dikeluarkan oleh GeoEye Inc yang sebelumnya juga mengeluarkan satelit
bernama IKONOS yang merupakan satelit sub-meter komersial pertama di dunia. GeoEye-1
dilengkapi dengan teknologi-teknologi tercanggih yang pernah digunakan dalam sistem satelit
komersial yang dibuat oleh perusahaan General Dynamics. Dalam pembuatannya, satelit ini
memakan biaya sebesar $502 juta yang ditanggung oleh Google dan National
GeospatialIntelligence Agency (NGA) sebagai sponsor-sponsor utamanya. Pada satelit ini,
terdapat logo Google yang terletak pada bagian samping roket Delta II yang meluncurkannya.

12
Pengguna GeoEye-1 memiliki pilihan untuk memesan hasil pencitraan dalam bentuk
gambar biasa, sudah dimodifikasi, atau dalam bentuk gambar stereo sebagai produk-produk
yang dihasilkan. Produk GeoEye-1 akan memberikan berbagai aplikasi untuk :

• Pertahanan Negara
• Keamanan nasional
• Transportasi air dan Kelautan
• Minyak dan Gas
• Energi
• Pertambangan
• Pemetaan dan Layanan berbasis lokasi
• Negara dan Pemerintahan Daerah
• Asuransi dan Manajemen risiko
• Pertanian
• Sumber Daya Alam dan pemantauan lingkungan

Resolusi gambar yang mampu dihasilkan oleh satelit GeoEye-1 bisa mencapai jarak 41
cm, namun pemerintah Amerika Serikat membatasi penggunaannya oleh publik yaitu hanya
sampai resolusi 50 cm karena detail seperti itu dapat mengancam privasi Negara. Google
sebagai klien komersial hanya diperbolehkan mengambil gambar melalui satelit ini dengan
resolusi maksimal sebesar 50 cm, sedangkan NGA memperoleh gambar dengan resolusi 43 cm.
2.10 NOAA

Gambar 1. 10 Satelit NOAA

Satelit NOAA merupakan satelit meterologi generasi ketiga milik ”National Oceanic and
Atmospheric Administration” (NOAA) Amerika Serikat. Munculnya satelit ini untuk
menggantikan generasi satelit sebelumnya, seperti seri TIROS (Television and Infra Red
Observation Sattelite, tahun 19601965) dan seri IOS (Infra Red Observation Sattelite, tahun 1970-

13
1976). Konfigurasi satelit NOAA adalah pada ketinggian orbit 833-870 km, inklinasi sekitar 98,7
°
– 98,9 °, mempunyai kemampuan mengindera suatu daerah 2 x dalam 24 jam (sehari semalam).

NOAA merupakan satelit yang dapat dihandalkan untuk memperoleh informasi mengenai
keadaan fisik lautan/samudera dan atmosfer. Seri NOAA ini dilengkapi dengan 6 (enam) sensor
utama, yaitu :

1. AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer),


2. TOVS (Tiros Operational Vertical Sonde),
3. HIRS (High Resolution Infrared Sounder (bagian dari TOVS),
4. DCS (Data Collection System),
5. SEM (Space Environment Monitor),
6. SARSAT (Search And Rescue Sattelite System).

Diantara 6 (enam) sensor utama di atas, maka sensor yang relevan untuk
pemantauan bumi adalah sensor AVHRR dengan kemampuan memantau lima saluran
yang dimulai dari saluran tampak (visible band) sampai dengan saluran inframerah jauh
(far infrared band).

Periode untuk sekali orbit bagi satelit NOAA adalah 102 menit, sehingga setiap hari
mengasilkan kurang lebih 14,1 orbit. Bilangan orbit yang tidak genap ini menyebabkan sub-
orbital track tidak berulang pada baris harian walaupun pada saat perekaman data waktu
lokalnya tidak berubah dalam satu lintang.

Secara umum sensor AVHRR mempunyai karakteristik sebagai berikut :

• Kepekaan Saluran merah infra termal 0,12 K pada 300 K


• Jumlah pixel sebanyak 1024
• IFOV (Instantaneous Field of View) adalah 1,3 ± 0,1 m rad
• Resolusi terkecil adalah sebesar 1,1 x 1,1 km
• Lebar liputan/sapuan adalah 2.590 km
• FOV (Field of View) adalah 55,4 °
• Kecepatan garis (line rate) adalah 360 garis per menit
• Kecepatan data (line data) adalah 665,4 x 103 bps

Data AVHRR dari NOAA dapat diaplikasikan untuk menganalisis parameter-parameter di


bidang meteorologi, oseanografi, maupun hidrologi. Kombinasi penggunaan beberapa saluran
dari data AVHRR/NOAA dapat juga dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi, seperti pemantauan

14
vegetasi, kebakaran hutan, ekstraksi data albedo, ekstraksi data suhu permukaan laut dan suhu
daratan, pertanian, liputan awan maupun pendeteksian salju/es di permukaan bumi.

15
BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Keberadaaan satelit di dunia ini sangat mempermudah dalam mengetahui berbagai
macam-macam informasi yang sangat berguna dalam kemajuan ilmu pengetahuan,teknologi
seperti inilah yang haarus dikembangkan dan di maksimal untuk mengetahui sesuatau yang belum
kita ketahui.namun dengan adanya satelit saat ini sangat menguntungkan sekalai mengapa
demikian? Dikarenakan sangat mempermudah dalam mendapatkan suatu informasi salah satunya
dengan ada satelit yang bisa mengetahui klrolofil dan suhu permukaan laut yang sangat berguna
bagi nelayan untuk memudahkan dan mengefisiensikan waktu.untuk halnya penginderaan jauh
harus terus dikembangkan
3.2 SARAN
Untuk kedapannya kita semua berdoa untuk dimudahkan untuk Indonesia mengelola atau
mengembangkan ilmu penginderaan jauh lebih tepatnya dalam bidang satelit untuk
mempermudah dalam mengetahui segala suatu informasi dan semoga saya bisa menjadi salah satu
yang mengelola atau mengembangkan ilmu tersebut aamiin.
Demikian makalah yang saya buat,semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan semoga
bisa menambah wawasan dalam hal bidang ilmu penginderaan jauh,apanila ada saran ataupun
kritikan tentang makalah yang saya buat,bisa sampaikan kepada saya.
Apabila dalam penyampain atau pemaparan makalah yang saya buat mohon dapat
memaafkan dan memakluminya,karena saya pribadi ialah hamba Alloh SWT yang tidak luput dari
salah dan lupa.

16
DAFTAR FUSTAKA

purwanty, N. (2011). dasar-dasar penginderaan jauh kelautan. satelit sumber daya alam, 28.

Prahasta, 2008

http://www.satimagingcorp.com/satelitte-sensor/quickbird.html

http://modis.gsfc.nasa.gov/about/specifications.php

http://daac.gsf.nasa.gov/data/dataset/SEAWIFS/.

http://www.satimagingcorp.com/satellite-sensors/ikonos.html

17

Anda mungkin juga menyukai