Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH INDUSTRIAL MEDICINE 2

( MANAJEMEN KESEHATAN KERJA DALAM SISTEM


MANAJEMEN K3)

Disusun oleh :

Audrelya Jeannette Thomas P. (4518111025)

Ricky Liaran Ro’son (4518111026)

Tjesica Gratia Napitupulu (4518111027)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BOSOWA

MAKASSAR

2021
Outline :

•Pendahuluan

•Pengertian

•Tujuan

•Manfaat

•Kerugian tanpa manajemen kesehatan kerja

•Langkah-langkah manajemen kesehatan kerja

•Studi kasus dalam negeri

•Studi kasus luar negeri

•Kesimpulan
PENDAHULUAN

Seiring dengan pesatnya laju perkembangan pembangunan konstruksi gedung


bertingkat di Indonesia, maka peranan pengendalian resiko kecelakaan kerja
dirasakan menjadi semakin penting. Namun pada kenyataannya penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara umum masih
sering terabaikan. Hal ini ditunjukan dengan masih tingginya angka kecelakaan
kerja yang terjadi. Di Indonesia, setiap tujuh detik terjadi satu kasus kecelakaan
kerja (“K3 Masih Dianggap Remeh” Warta Ekonomi, 2 Juni 2006).

Proyek konstruksi memiliki sifat yang khas, antara lain tempat kerjanya di ruang
terbuka yang dipengaruhi cuaca, jangka waktu pekerjaan terbatas, menggunakan
pekerja yang belum terlatih, menggunakan peralatan kerja yang membahayakan
keselamatan dan kesehataan kerja dan pekerjaan yang banyak mengeluarkan
tenaga. Berdasarkan sifat- sifat unik itu pula, maka sektor jasa kontruksi
mempunyai resiko biaya kecelakaan fatal. Untuk mencegah kecelakaan kerja,
diperlukan suatu Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
yang mengatur dan dapat menjadi acuan bagi konsultan, kontraktor dan para
pekerja kontruksi.
1. Pengertian SMK3
- Menurut beberapa Literatur, SMK3 dapat diartikan sebagai berikut :
Menurut PP No. 50 Tahun 2012, SMK3 adalah bagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian
resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien dan produktif.

- Menurut ILO (International Labour Organization), SMK3 adalah ilmu


yang bertujuan untuk mengantisipasi, mengevaluasi dan sebagai
pengendalian bahaya yang timbul di dalam dan atau dari tempat kerja
yang dapat mengganggu kesehatan dan kesejahteraan pekerja, dengan
mempertimbangkan kemungkinan dampak pada masyarakat sekitar dan
lingkungan umum.

2. Pengertian Manajemen
Menurut George R. Terry dalam Wijaya (2016) mendefinisikan
manajemen sebagai suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-
tindakan Planning (Perencanaan) , Organizing (Pengorganisasian),
Actuating (Pelaksanaan), Controlling (Pengawasan) yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya

3. Pengertian KESEHATAN KERJA


- Kesehatan kerja menurut ILO/WHO (1955) adalah upaya
mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan
kesejahteraan semua pekerja yang setinggi-tingginya.

- Suma’mur (1996), berpendapat bahwa kesehatan kerja adalah :


Spesialisasi dari ilmu kesehatan atau kedokteran beserta prakteknya yang
bertujuan agar pekerja ataupun masyarakat memperoleh derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial, denagn usaha-
usaha preventif dan kuratif terhadap faktor-faktor pekerjaan, lingkungan
kerja dan terhadap penyakit umum.

4. Pengertian MANAJEMEN KESEHATAN KERJA


Jadi, manajemen kesehatan kerja adalah upaya perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya, guna meningkatkan
derajat kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan semua pekerjanya.

5. Tujuan kesehatan kerja


. Tujuan Kesehatan Kerja menurut ILO dan WHO tahun 1995 adalah
sebagai berikut :
 Sebagai promosi dan pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan
sosial dari pekerja.
 Pencegahan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi
kerja.
 Perlindungan pekerja dari resiko faktor-faktor yang
mengganggukesehatan.
 Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam lingkungan kerja
yang sesuai kemampuan fisik dan psikologisnya.
 Penyesuaian setiap orang kepada pekerjaannya

6. Manfaat
Bagi Perusahaan
 Perusahaan dapat melindungi pekerjanya dan fasilitas produksi dari
kecelakaan kerja ataupun penyakit akibat kerja
 2.Perusahaan dapat mengurangi dari tingginya biaya atau tagihan
asuransi
 Perusahaan dapat patuh terhadap regulasi terkait dengan
keselamatan dan kesehatan kerja
 Perusahaan mendapatkan citra positif karena penerapan
Keselamatan dan kesehatan kerja baik dari pekerja, keluarga
pekerja, masyarakat, dan juga negara
 Perusahaan dapat memperoleh berbagai penghargaan terkait
keselamatan dan kesehatan kerja
 Perusahaan mampu tetap melanjutkan bisnis dan melindungi nilai
saham dari dampak yang ditimbulkan akibat kecelakaan ataupun
penyakit akibat kerja
 Perusahaan dapat memperoleh kontrak kerja yang baik dengan
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
 Munculnya peluang bisnis terkait dengan penerapan keselamatan
dan kesehatan kerja
Bagi Pekerja
Adapun manfaat atau fungsi Keselamatan dan kesehatan kerja untuk
pekerja antara lain:
 Pekerja memahami bahaya dan risiko dari pekerjaannya
 Pekerja memahami tindakan pencegahan agar tidak terjadi
kecelakaan
 Pekerja memahami hak dan kewajibannya khususnya dalam
peraturan terkait dengan Keselamatan dan kesehatan kerja
 Pekerja mengetahui bagaimana bertindak dalam keadaan darurat
seperti kebakaran, gempa, kecelakaan, dan sebagainya
 Pekerja mampu berpartisipasi untuk membuat tempat kerjanya
lebih aman
 Pekerja dapat melindungi rekan kerjanya dari risiko kecelakaan
kerja
 Pekerja mampu untuk menghindarkan keluarganya dari
penyakit-penyakit yang mungkin bisa tertular dari tempat kerja
 Pekerja mampu untuk tetap memiliki penghasilan
 Pekerja mampu untuk tetap berkontribusi terhadap
perekonomian keluarganya

7. Kerugian tanpa manajemen kesehatan kerja


Setiap komponen kerja mempunyai sumber atau situasi yang berpotensi
menimbulkan kerugian bagi kesehatan pekerja. Hal tersebut dapat berupa
luka atau gangguan Kesehatan. Hazard atau bahaya merupakan sumber
potensi kerusakan atau situasi yang berpotensi untuk menimbulkan
kerugian. Sesuatu disebut sebagai sumber bahaya hanya jika memiliki
risiko menimbulkan hasil yang negatif (Cross, 1998). Bahaya Kesehatan
Kerja (Health Hazard) Merupakan jenis bahaya yang berdampak pada
kesehatan, menyebabkan gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja.
Dampaknya bersifat kronis. Jenis bahaya kesehatan antara lain:
a. Bahaya Fisik, antara lain kebisingan, getaran, radiasi ion dan non-
pengion, suhu ekstrim dan pencahayaan.
b. Bahaya Kimia, antara lain yang berkaitan dengan material atau bahan
seperti antiseptik, aerosol, insektisida, dust, mist, fumes, gas, vapor.
c. Bahaya Ergonomi, antara lain repetitive movement, static posture,
manual handling dan postur janggal.
d. Bahaya Biologi, antara lain yang berkaitan dengan makhluk hidup
yang berada di lingkungan kerja yaitu bakteri, virus, protozoa dan
fungi (jamur) yang bersifat patogen.
Bahaya Psikologi, antara lain beban kerja yang terlalu berat, hubungan
dan kondisi kerja yang tidak nyaman.

8. Langkah-langkah manjemen kesehatan kerja


Langkah-langkah manajemen kesehatan kerja seperti proses manajemen
pada umumnya yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan.
a. Perencanaan
Perencanaan dalam manajemen kesehatan kerja sangat dibutuhkan
sebagai pedoman dan dasar bagi pelaksanaan manajemen
kesehatan kerja. Hal yang dapat dilakukan dalam perencanaan
yaitu dengan menetapkan program pelayanan kesehatan kerja.
Adapun pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan adalah.
- Pelayanan promotif
Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan atau
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih
mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.
1. Pendidikan dan penyuluhan PHBS (pola hidup bersih dan
sehat) di tempat kerja
2.Perbaikan gizi pekerja, menu seimbang dan pemeliharaan
makanan sehat dan aman serta hygiene kantin.
3.Pemeliharaan tempat kerja, proses kerja dan lingkungan kerja
yang sehat.
4.Konsultasi, meliputi psikologi kerja, KB dan masalah kesehatan
lainnya.
5.Olahraga fisik dan kebugaran.
6.Koordinasi di dalam perusahaan dan ke luar perusahaan dengan
pihak yang terkait.
- Pelayanan preventif
Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan
terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.
1.Pemeriksaan kesehatan awal, berkala maupun khusus pada
karyawan
2.Identifikasi dan pengukuran potensi risiko kesehatan di tempat
kerja/lingkungan kerja
3.Pengendalian bahaya lingkugan kerja (fisik, kimia, biologi,
psikologi, dan ergonomi)
4.Surveilans penyakit kesehatan kerja (PAK), kecelakaan kerja
(KK) dan penyakit umum yang didominan di kalangan pekerja.
5.Surveilans kesehatan kerja, monitoring lingkungan kerja dan
monitoring biologis
6.Pemeriksaan kesehatan air minum dan kualitas kebersihan
makanan/pekerja kantin
- Pelayanan rehabilitatif
Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke
dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota
masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.
1. Melakukan evaluasi tingkat kecacatan kerja
2. Merekomendasikan penempatan kembali tenaga kerja yang cacat
dan sesudah perwatan yang lama secara selektif sesuai dengan
kemampuannya.
- Pelayanan rujukan
Rujukan pasien atau mengirim penderita ke sarana kesehatan yang
lebih tinggi kemampuannya.

b. Pengorganisasian
Organisasi K3 adalah Suatu organisasi yang berada di
dalam suatuperusahaan yang mengurusi segala bentuk
permasalahan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja para
karyawan di perusahaan yang bersangkutan.
Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja adalah
bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan meliputi struktur
organisasi, perencanaan,tanggung jawab pelaksanaan prosedur,
proses dan sumberdaya yang dibutuhkanbagi pengembangan
penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
pemeliharaankebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian resiko.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan kesehatan kerja meliputi pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja yaitu pemeriksaan sebelum bekerja (awal),
pemeriksaan berkala (periodik), dan pemeriksaan khusus.
- Pemeriksaan kesehatan awal
Pemeriksaan kesehatan awal ditujukan agar pekerja yang
diterima berada dalam kondisi kesehatan yang setinggi-
tingginya, tidak mempunyai penyakit menular yang akan
mengenai pekerja lainnya dan cocok untuk pekerjaan yang akan
dilakukan sehingga kesehatan pekerja yang bersangkutan dan
pekerja lainnya dapat dijamin . Pemeriksaan kesehatan awal
dilakukan sebelum seseorang dipekerjakan dan/atau
ditempatkan/diterima pada tempat kerja dengan bahaya
kesehatan yang mungkin terjadi.
- Pemeriksaan kesehatan berkala (periodik)
Dimaksudkan untuk mempertahankan derajat kesehatan
pekerja sesudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai
kemungkinan adanya pengaruhpengaruh dari pekerjaan seawal
mungkin yang perlu dikendalikkan dengan usaha pencegahan.
Pemeriksaan kesehatan berkala dilaksanakan dengan selang
waktu yang teratur setelah pemeriksaan awal sebelum
penempatan. Pemeriksaan hendaknya difokuskan pada organ
dan system tubuh yang paling mungkin terpengaruh bahan-
bahan berbahaya di lokasi kerja, seperti alat audiometric adalah
uji yang bekerja dalam lingkungan bising, spirometer alat yang
digunakan untuk mengetahui fungsi pernapasan, pemeriksaan
radiologi dada untuk mendeteksi berbagai bentuk
pneumoconiosis.
- Pemeriksaan Khusus
Dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh
dari pekerjaan tertentu terhadap pekerja atau golongan pekerja
tertentu. Pemeriksaan kesehatan khusus dilakukan berdasarkan
risiko pekerjaan masing-masing pekerja yang terpapar
misalnya bekerja pada lingkunga kerja bising, debu, logam
berat, dan terpapar dengan pelarut.
d. Pengawasan
Pengawasan kesehatan kerja adalah serangkaian kegiatan
pengawasan dari semua tindakan yang dilakukan oleh inspektur
tambang atas pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-
undangan atas obyek pengawasan kesehatan kerja. Pengawasan
kesehatan kerja merupakan bagian dari pengawasan keselamatan
yang meliputi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan
keselamatan operasi.

9. Studi Kasus Dalam Negeri

1. Judul kajian jurnal: Analisis Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan


Kerja Pada Program Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit Umum
Daerah Sungai Dareh
2. Identitas jurnal: Arikhman,A.;Mutmainah,S.K.;Angelia,I.2020
3. Lokasi:Rumah sakit umum daerah sungai dareh
4. Waktu kasus: 2020
5. Tujuan: Untuk mengetahui bagaimana Evaluasi Penerapan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit pada Program Keselamatan Kerja di
Rumah Sakit Umum
6. Manfaat: Pihak RS bisa lebih mengevaluasi dan meningkatkan
pelayanan kesehatan bagi para tenaga kerjanya

7. Proses kejadian kasus (pemeriksaan):


•Sasaran pemeriksaan: 14 orang yang terdiri dari, ketua komite K3RS,
Kasubag Aset dan perlengkapan, komite PPI, komite mutu, serta 8
orang dari unit yang berisiko tinggi.
•Metode pemeriksaan: Reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan sebagai analisis data.
•Hasil Pemeriksaan: RSUD Sungai Dareh telah memiliki organisasi
yang bertanggung jawab menyelenggarakan K3 yaitu komite K3RS
dan sudah ada SDM rumah sakit yang mendapat pelatihan K3RS
walaupun belum semua anggotanya mendapatkan pelatihan
•Kesimpulan Pemeriksaan: Disimpulkan bahwa pelaksanaan program
tersebut belum berjalan secara efektif, hal ini diketahui dari
kurangnya jumlah SDM dan latar belakang pendidikannya, anggaran
yang belum memadai, serta sarana yang masih belum mencukupi.
8. Kesesuaian Peraturan: Kepmenkes RI Nomor:
1087/MENKES/SK/VIII/2010 mengatakan bahwa pada pekerja
rumah sakit angka insiden akut lebih besar dibandingakn dengan
pekerja
9. Solusi atas kasus: Saran yang dapat diberikan antara lain yaitu:
Diharapkan kepada Direktur RSUD Sungai Dareh untuk menambah
SDM K3 yang memiliki latar belakang pendidikan K3 sebanyak 4
orang dan memberi pelatihan K3 minimal 1 kali dalam setahun,
kepada Kasubag ASET dan Perlengkapan RSUD Sungai Dareh agar
memastikan ketersediaan APD terutama bahan habis pakai seperti
handscoon.
10. Kelebihan Artikel
Data yang dilampirkan jelas sehingga jenis pelayanan yang
disediakan diketahui yang mana ynag sudah memenuhi syarat dan
mana yang belum memenuhi syarat

11. Kekurangan Artikel


Data yang ada sangat terbatas karena kriteria sampel yang
digunakan terlalu sedikit
12. Rekomendasi
Pekerja: Selalu menggunakan APD terutama bahan habis pakai
Perusahaan: Menyediakan Fasilitas yang dibutuhkan oleh pekerja
Pemerintah: Memperkuat peraturan perundang – undangan tentang
kesehatan dan keselamatan kerja

10.Studi Kasus Luar Negeri

1. Judul kajian jurnal: Riset Teknologi Keselamatan, Kesehatan Kerja dan


Pengendalian Risiko di Tambang Batubara
2. Identitas jurnal: Zhou,L.J.;Cao,Q.G.;Yu,L.;Wang,H,B.2018
3 .Lokasi: Tambang Batubara, Perusahaan Grup Pertambangan Zibo
4 .Waktu kasus: 2018
5. Tujuan: Untuk mempromosikan keselamatan dan manajemen kesehatan
berdasarkan peringatan dini dan pemantauan risiko yang dinamis
6. Manfaat: Memberikan jaminan yang dapat diandalkan untuk operasi
tambang batubar

7. Proses kejadian kasus (pemeriksaan) :


 Sasaran pemeriksaan: Para karyawan
 Metode pemeriksaan: Perancangan sistem di didasarkan pada pola
desain prototipe bersama dengan metode berorientasi objek, dengan
pendekatan desain dan alat
 Kesimpulan Pemeriksaan:Bahwa sistem teknologi
 manajemen keselamatan dan kesehatan kerja tambang batubara
serta perangkat lunak pendukungnya dapat
 secara ilmiah dan efektif mendorong manajemen
 keselamatan dan kesehatan kerja tambang batubara
8. Solusi atas kasus:Manajemen keselamatan dankesehatan kerja tambang
batubara dan pengendalian risiko harus dilakukan secara dinamis dan
komprehensif, dan mekanisme umpan balik dinamis yang sensitif
dan sempurna harus ditetapkan.
9. Kelebihan Artikel:Data yang dilampirkan jelas sehinggah mudah
dipahami
11. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan mengenai Sistem Manajemen K3 dan langkah-


langkah SMK3 dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1.SMK3 adalah sistem manajemen yang terintergrasi untuk


menjalankan dan mengembangkan kebijakan K3 yang telah ditetapkan
perusahaan serta menanggulangi resiko bahaya yang mungkin terjadi di
perusahaan.
2.Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan komponen dasar
kebijakan manajemen yang akan memberi arah bagi setiap pertimbangan
yang menyangkut aspek operasional dari mutu, volume, hubungan kerja
dan aspek lainnya dari kebijakan manajemen.

3.Pentingnya memahami prosedur K3 agar setiap tenaga kerja mendapatkan


perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan

DAFTAR PUSTAKA

Arikhman, Nova. "ANALISIS PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA PADA PROGRAM KESELAMATAN KERJA DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SUNGAI DAREH." Jurnal Kesehatan Medika Saintika 11.2 (2020): 237-
246.

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Kesehatan-dan-Keselamatan-Kerja-
Komprehensif.pdf

https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2018/08/1dbbe_4_MO
DUL_PEMAHAMAN_SMK3K.pdf

https://jdih.kemnaker.go.id/data_wirata/2012-3-1.PDF

Zhou, Lu-jie, et al. "Research on occupational safety, health management and risk
control technology in coal mines." International journal of environmental research
and public health 15.5 (2018): 868.

Anda mungkin juga menyukai