Anda di halaman 1dari 10

INTERAKSI OBAT DENGAN MAKANAN

Yuliani Fajarwati
Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas
Padjadjaran yuliani.fajarwati@gmail.com

Abstrak
Efek obat pada seseorang dapat berbeda dari yang diharapkan karena obat dapat berinteraksi
dengan obat lain (interaksi obat - obat), makanan , minuman , suplemen diet yang dikonsumsi
(interaksi obat - makanan) atau yang lain penyakit orang tersebut (interaksi obat - penyakit).
Tipe interaksi antara obat dan makanan ada dua yaitu interaksi makanan terhadap obat dan
interaksi obat terhadap makanan. Interaksi makanan dengan obat terjadi jika makanan berada
bersama dengan obat dalam saluran pencernaan sehingga memberikan pengaruh terhadap
bioavailabilitas, farmakokinetik, farmakodinamik, serta efikasi terapi obat yang digunakan.
Keberadaan makanan mempengaruhi efikasi terapi karena kehadiran makanan dalam saluran
cerna atau peredaran darah dapat meningkatkan atau menurunkan laju absorpsi dan
metabolisme obat. Sedangkan Interaksi obat terhadap makanan terjadi karena penggunaan
obat berpengaruh secara signifikan pada metabolisme dan bioavailabilitas makanan atau
nutrisi dalam tubuh dan mengubah persepsi rasa. Perubahan absorpsi dan metabolisme
makanan menyebabkan perubahan pada status nutrisi seseorang seperti deplesi mineral,
vitamin, atau gangguan berat badan. Nutrisi makanan diperlukan oleh sistem enzim untuk
berfungsi secara normal. Sistem enzim yang bekerja dengan baik akan membantu
metabolism obat berlangsung dengan baik pula.
Kata Kunci : Interaksi obat - makanan

Abstract
The effect of drug on a person may be different than expected because that drug interacts
with another drug the person is taking (drug-drug interaction), food, beverages, dietary
supplements the person is consuming (drug-nutrient/food interaction) or another disease the
person has (drug-disease interaction). Type of interaction between drug and food interactions
there are two foods to medicines and food-drug interactions. Drug- food interactions occur
when food is present with the drug in the gastrointestinal tract so as to give effect to the
bioavailability, pharmacokinetics, pharmacodynamics, and efficacy of drug therapies used.
The presence of food affects the efficacy of the therapy because of the presence of food in the
gastrointestinal tract or blood circulation can increase or decrease the rate of drug absorption
and metabolism. While food-drug interactions occur due to the use of drugs significant
influence on the metabolism and bioavailability of food or nutrients in the body and change
the perception of flavor. Changes in the absorption and metabolism of food causes a change
in the nutritional status of a person such as depletion of minerals, vitamins, weight loss or
interruption. Food nutrition required by the enzyme system to function normally. Enzyme
system that works well will help the metabolism of the drug lasts well too.
Keywords : Drug – food interactions
PENDAHULUAN makanan, jika dicerna bersama dengan
Hubungan dan interaksi antara makanan, beberapa obat, pasti dapat mempengaruhi
nutrien yang terkandung dalam makanan seluruh ketersediaan hayati,
dan obat saling mendukung dalam farmakokinetik, farmakodinamik dan efek
pelayanan kesehatan dan dunia medis. terapi dalam pengobatan. Makanan dapat
Makanan dan nutrien spesifik dalam mempengaruhi absorbsi obat sebagai hasil
dari pengubahan dalam saluran INTERAKSI OBAT DENGAN
gastrointestinal atau interaksi fisika atau MAKANAN
kimia antara partikel komponen makanan Hubungan dan interaksi antara makanan,
dan molekul obat. Pengaruh tergantung nutrisi yang dikandung dan obat-obatan
pada tipe dan tingkat interaksi sehingga mendapatkan pengakuan di bidang
absorbsi obat dapat berkurang, tertunda, perawatan kesehatan dan bidang medis.
tidak terpengaruh atau meningkat oleh Beberapa makanan dan nutrisi tertentu
makanan yang masuk. Sebuah interaksi dalam makanan, jika tertelan bersamaan
obat - makanan terjadi ketika makanan dengan beberapa obat, dapat
mempengaruhi bahan dalam obat yang bioavailabilitas keseluruhan,
pasien mengambil mempengaruhi khasiat farmakokinetik, farmakodinamik dan efek
obat yang diberikan. Pasien berisiko terapi obat. Selain itu, efektivitas terapi
tinggi, seperti pasien geriatrik yang obat banyak tergantung pada status nutrisi
memakai tiga atau lebih obat untuk kondisi masing-masing individu. Dengan kata lain,
kronis, pasien yang menderita diabetes, ada atau tidak adanya beberapa nutrisi
hipertensi, depresi, kolesterol tinggi atau dalam saluran pencernaan dan/atau di
gagal jantung kongestif harus dipantau sistem fisiologis tubuh seperti di darah,
terutama untuk interaksi obat dengan dapat meningkatkan atau merusak tingkat
makanannya. penyerapan obat dan metabolisme.
Interaksi obat dengan makanan dapat
terjadi baik dengan obat resep dokter atau
obat-obatan over-the–counter termasuk
antasida, vitamin dan zat besi. Makanan
yang mengandung zat aktif yang dapat
berinteraksi dengan obat tertentu dapat
menghasilkan efek samping yang tidak
diinginkan. Apoteker dapat memberikan
Informasi dari interaksi tersebut kepada
pasien. Seperti nutrisi, makanan, minuman
dan suplemen makanan. Konsumsi zat ini
dapat mengubah efek obat yang
dibutuhkan pasien.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi makanan tergantung pada berbagai faktor


Tingkat Interaksi antara Makanan dan intervensi seperti dosis obat, usia seseorang,
Obat ukuran dan kondisi kesehatan. Terlepas dari
ini, waktu makan dan obat- obatan yang
Dampak dari interaksi obat dengan
digunakan juga memiliki peran penting. makanan. Oleh karena itu disarankan
Menghindari interaksi obat tidak selalu untuk meminta keterangan atau penjelasan
berarti menghindari obat- obatan atau dari dokter atau apoteker apakah benar
makanan. Seperti dalam kasus tetrasiklin untuk minum obat tersebut bersamaan
dan produk susu, ini hanya harus diberikan dengan makanan atau apakah harus
pada waktu yang berbeda bukannya diberikan pada saat perut kosong.
menghilangkan satu atau yang lainnya.
Informasi yang memadai tentang obat dan
MEKANISME INTERAKSI OBAT
waktu obat serta asupan makanan dapat DENGAN MAKANAN
membantu untuk menghindari masalah
Interaksi obat dan makanan dapat terjadi
interaksi obat.
dalam tiga fase antara lain :
Pengaruh Interaksi Obat - Makanan
1. Fase farmasetis : fase awal hancur
Tidak semua obat dipengaruhi oleh dan terdisolusinya obat.
makanan, tetapi beberapa obat dapat Beberapa makanan dan
dipengaruhi oleh makanan dan waktu nutrisi mempengaruhi hancur dan
pemberiannya. Misalnya, diberikan larutnya obat maka dari itu,
beberapa obat pada saat yang bersamaaan keasaman makanan dapat
dengan makanan dapat mempengaruhi mengubah efektifitas dan
penyerapan obat. Makanan dapat menunda solubilitas obat-obat tertentu. Salah
atau mengurangi penyerapan obat. Inilah satu obat yang dipengaruhi pH
sebabnya mengapa beberapa obat-obatan lambung adalah saquinavir,
harus diberikan pada saat perut kosong. Di inhibitor protease pada perawatan
sisi lain, beberapa obat lebih mudah untuk HIV. Ketersediaan hayatinya
mentolerir ketika diberikan dengan meningkat akibat solubilisasi yang
diinduksi oleh perubahan pH
lambung. Makanan dapat
meningkatkan pH lambung, disisi
lain juga dapat mencegah disolusi
beberapa obat seperti isoniazid
(INH).
2. Fase farmakokinetik : absorbsi, penyerapan primer, berperan
transport, distribusi, metabolisme penting dalam absorbsi obat.
dan ekskresi obat. Fungsi usus halus seperti
Interaksi obat dan makanan motilitas
paling signifikan terlibat dalam
proses absorbsi. Usus halus, organ
atau afinitas obat untuk menahan dalam makanan dapat
sistem karier usus halus, dapat meningkatkan atau menurunkan
mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorbsi obat dan mengubah
absorbsi obat. Makanan dan nutrien ketersediaan hayati obat.
Tabel 1. Contoh interaksi makanan yang dapat meningkatkan absorbsi obat.

Nama obat Mekanisme solusi


Carbamazepin Meningkatkan produksi empedu, Diminum bersama
meningkatkan disolusi & absorbsi. makanan
Diazepam Meningkatkan enterohepatik, diso-lusi Tidak ada
sekunder pada sekresi asam lambung.
Tidak diketahui
Erythromycin Diminum saat makan
Obat mudah larut dalam lemak, Diberikan dengan
Griseofulvin meningkatkan absorbsi. makanan tinggi le-
mak atau disuspensi
minyak jagung ren-
dah kontraindikasi.
Menunda pengosongan lambung, Diberikan bersama
Hydrochlorothiazid meningkatkan absorbsi usus halus. makanan.
(HCT) Menunda pengosongan lambung, Diberikan pada saat
Phenytoin Meningkatkan produksi empedu, makan pagi, siang dan
meningkatkan disolusi & absorbsi. malam.

Tabel 2. Contoh interaksi makanan yang dapat menurunkan absorbsi obat.

Nama obat Mekanisme solusi


Acetaminophen Terutama makanan mengandung pek- Diminum saat perut
tin bersifat absorben dan pelindung. kosong
Ampicillin Mengurangi volume cairan lambung. Diminum dengan air
Amoxicillin Mengurangi volume cairan lambung. Diminum dengan air
Acetosal Mengubah pH lambung. Diminum saat perut
kosong
Captopril Tidak diketahui (ACE inhibitor). Diminum sebelum makan
Digoxin Obat terikat makanan tinggi serat & Diminum saat makan
lemak.
Isoniazid (INH) Makanan akan meningkatkan pH lam- Diminum saat perut ko-
bung mencegah disolusi & absorbsi. song pagi sebelum
makan
Lincomycin Tidak diketahui. Diminum saat perut ko-
song, karena makanan
menghambat absorbsi
Methyldopa Absorbsi kompetitif. Menghindari pemberian
bersama makanan yang
mengandung protein
tinggi.
Penicillamine Dapat membentuk khelat dengan Menghindari pemberian
kalsium atau besi. bersama makanan kaya
besi atau suplemen.
Penicillin G Menunda pengosongan lambung; Diminum saat perut
degradasi asam lambung; menghambat kosong
disolusi.
Tetracycline Berikatan dengan garam besi atau ion Diminum 1 jam sebelum
kalsium membentuk senyawa khelat atau 2 jam setelah makan
yang tidak larut. tidak boleh diminum ber-
sama susu

Makanan yang mempengaruhi a. kombinasi tetracyclin dengan


tingkat ionisasi dan solubilitas atau reaksi mineral divalen seperti Ca
pembentukan khelat, dapat mengubah dalam susu atau antasida.
absorbsi obat secara signifikan. Misalnya Kalsium akan mempengaruhi
pada reaksi pembentukan khelat pada : absorbsi dari quinolon.
b. Reaksi antara besi (ferro atau antibiotik fluoroquinolon,
ferri) dengan tetracyclin, ciprofloxacin, ofloxacin,
lomeflox dan enoxacin. Maka mengalami degradasi dan menjadi inaktif
dari itu, ketersediaan hayati saat tertekan oleh pH rendah di lambung
ciprofloxacin dan ofloxacin dalam waktu lama.
turun masing-masing 52 dan
Obat dieliminasi dari tubuh tanpa
64 % akibat adanya besi.
diubah atau sebagai metabolit primer oleh
c. Zink dan fluoroquinolon akan
ginjal, paru-paru, atau saluran
menghasilkan senyawa inaktif
gastrointestinal melalui empedu. Ekskresi
sehingga menurunkan absorbsi
obat juga dapat dipengaruhi oleh diet
obat (b).
nutrien seperti protein dan serat, atau
Kecepatan pengosongan lambung
nutrien yang mempengaruhi pH urin.
secara signifikan mempengaruhi
komposisi makanan yang dicerna. 3. Fase farmakodinamik : respon
Kecepatan pengosongan lambung ini dapat fisiologis dan psikologis terhadap
mengubah ketersediaan hayati obat. obat.
Makanan yang mengandung serat dan Mekanisme obat tergantung pada
lemak tinggi diketahui secara normal aktifitas agonis atau antagonis, yang mana
menunda waktu pengosongan lambung. akan meningkatkan atau menghambat
Beberapa obat seperti nitrofurantoin dan metabolisme normal dan fungsi fisiologis
hidralazin lebih baik diserap saat dalam tubuh manusia. Obat dapat
pengosongan lambung tertunda karena memproduksi efek yang diinginkan dan
tekanan pH rendah di lambung. Obat lain tidak diinginkan. Aspirin dapat
seperti L-dopa, Penicillin G dan digoxin, menyebabkan defisiensi folat jika
diberikan dalam jangka waktu lama.
Methotrexat memiliki struktur yang mirip
dengan folat vitamin B, hal ini dapat
memperparah defisiensi folat.

Tabel 3. Beberapa interaksi penting antara obat dan makanan

Nama obat Tipe nutrien Efek dari interaksi Rekomendasi


Azithromycin Makanan Absorbsi Azithromycin berkurang, Obat dan makanan
(Zithromax) ketersediaan hayatinya berkurang berselang 2 jam
43%, konsentrasi maksimal 52%.
Captopril Makanan Absorbsi Captopril berkurang. Diminum saat perut
(Capoten) kosong / konsisten
pada saat yang sama
setiap hari
Erythromycin Makanan Absorbsi Erythromycin base atau Obat dan makanan
stearat berkurang. berselang 2 jam
Fluoroquinolon Besi (Fe), Absorbsi Fluoroquinolon menjadi Obat dan makanan
Mg++ berkurang. berselang 2 jam
MAOIs Makanan Hipertensi kritis Menghindari pembe-
rian bersama makan-
an yang kaya protein
dan tyramin*
Sukralfat Makanan Menurunkan efek Sukralfat, ikatan Obat diminum 1-2
Sukralfat dengan komponen protein jam sebelum makan
dalam makanan.

Makanan dengan kadar tyramin tinggi Efek formulasi


antara lain buah alpukat terutama yang
Suspensi dan solutio umumnya
sudah ranum, keju terutama yang tua,
dipertimbangkan karena kecl karakteristik
anggur terutama anggur merah, pisang,
untuk mudah berinteraksi dengan makanan
kacang polong, hati ayam, coklat, kopi,
daripada bentuk sediaan lain karena bentuk
coca cola, buah arbei, kecap, preparat ragi,
suspensi dan solutio berdifusi secara
yogurt, ikan haring dan sosis.
alami, mobilitas di dalam saluran
Interaksi fisik gastrointestinal lebih besar dan relatif lebih

Interaksi absorbsi atau adsorpsi mudah dalam bentuk sediaan tersebut

antara obat dan molekul makanan akan untuk dapat berdifusi dari perut ke usus

mempengaruhi ketersediaan obat. halus.

Pembentukan khelat obat oleh ion metal Obat diminum dengan air
polivalen seringkali menghambat
Penelanan tablet dengan air yang
ketersediaan hayati obat. Obat juga dapat
cukup atau cairan lain penting untuk
beraksi sebagai penghalang fisik,
beberapa obat karena jika ditelan tablet
mencegah akses obat ke dalam permukaan
tersebut cenderung merusak saluran
mukosa pada saluran gastrointestinal.
oesophagus. Petunjuk pada pasien untuk
mencegah iritasi dan atau ulcer pada ditelan dengan segelas air oleh pasien
oesophagus, tablet atau kapsul obat harus dengan posisi berdiri, misalnya untuk obat
– obat seperti analgesik (contohnya dipyridamol, erythromycin, Isoniazid
aspirin), NSAID (contohnya (INH), lincomycin, penicillamin,
Phenylbutazone, oxyphenbutazone, pentaerithritel tetranitrat, rifampicin,
indometacin), kloralhidrat, emepromium penisilin oral dan tetracyclin. Absorbsi
bromida, kalium klorida, tetracyclin semua penisilin oral optimal jika diminum
(terutama Doxycyclin). pada saat perut kosong dengan segelas air.
Pivampicillin harus diminum bersama
Obat diminum dengan atau tanpa
makanan karena dapat mengiritasi
makanan
lambung atau perut. Tetracyclin kadang
Interaksi obat-makanan dalam kala menyebabkan mual dan muntah jika
saluran gastrointestinal dapat bermacam- diminum pada saat perut kosong.
macam dan banyak alasan mengapa Meskipun makanan mengurangi absorbsi
makanan dapat berpengaruh pada efek tetracyclin tetapi tidak terjadi pada
obat. Contohnya obat mungkin terikat doxycyclin dan minocyclin.
pada komponen makanan; makanan akan
Adanya makanan juga dapat
mempengaruhi waktu transit obat pada
meningkatkan perubahan bentuk profil
usus; obat dapat mengubah first-pass
serum obat tanpa mengubah ketersediaan
metabolism obat dalam usus dan dalam
hayati obat. Hal ini terlihat pada studi
hati; dan makanan dapat meningkatkan
sefradin, makanan tidak memiliki efek
aliran empedu yang mampu meningkatkan
signifikan terhadap ekskresi urin antibiotik
absorbsi beberapa obat yang larut lemak.
tetapi pada nilai t-max. Beberapa obat
Petunjuk pada pasien untuk yang diminum bersama susu atau makanan
mencegah interaksi tersebut adalah dengan berlemak antara lain alafosfalin,
meminum obat dengan segelas air pada griseofulvin dan vitamin D. Sedangkan
saat perut kosong, misalnya seperti pada obat yang tidak boleh diminum bersama
obat – obat sefalosporin (kecuali sefradin), susu antara lain bisacodyl (dulcolax),
garam besi, tetracyclin (kecuali doxycyclin
dan minocyclin).
Tabel 4. Beberapa obat yang diminum bersama makanan

 Asam nikotinat & turunannya Isoxsuprin


 Asetosal Levodopa
 Allopurinol Metformin
 Amiodaron Metoprolol
 Carbamazepin Metronidazol
 Cinnarizin Minocyclin
 Cotrimoxazole Naproxen
 Doxycyclin Nitrofurantoin
 Na-diklofenak Oxyphenbutazone
 Ethambutol Phenylbutazone
 Garam kalium Pankreatin
 Glibenclamide Phenytoin-Na
 Gliclazide Pivampicillin
 Ibuprofen Propranolol
 Indometacin Reserpin
 Na-valproat Riboflavin
 Garam besi (Fe) Spironolakton
 Teofilin dan turunannya Triamteren
 Tolbutamid

KESIMPULAN sangat mempengaruhi terapi obat,


Interaksi antara makanan dan obat-obatan mengakibatkan efek samping yang serius,
dapat memiliki pengaruh besar pada toksisitas, atau kegagalan terapi. Dalam
keberhasilan terapi obat dan di sisi profil beberapa contoh, interaksi mungkin
efek banyak obat. Interaksi obat dengan memiliki efek menguntungkan dengan
makanan dapat menyebabkan hilangnya meningkatkan keberhasilan atau
keberhasilan terapi atau menimbulkan efek mengurangi efek samping obat. Interaksi
toksik dari terapi obat. Umumnya, efek tidak selalu merugikan terapi, akan tetapi
hasil dari interaksi makanan dengan obat dalam beberapa kasus dapat digunakan
yaitu penurunan bioavailabilitas obat. untuk meningkatkan penyerapan obat atau
Namun, selain itu makanan juga dapat untuk meminimalkan efek samping.
mengubah klirens obat. Beberapa makanan

DAFTAR PUSTAKA effects. Nutr Food Sci.


1. Ayo JA, Agu H and Madaki I. 2005;35(4):243-252.
Food and drug interactions: its side 2. D’arcy. P. F., Merkust F. W. H.
M., 1980, Food and Drug
Interactions: Influence of Food on 6. Rabia Bushra,
Drug Bioavailability and Toxicity, Nousheen Aslam, Arshad Yar
University of Amsterdam, North- Khan. Food Drug Interaction.
Holland Biomedical Press, Oman Medicine Journal
Netherlands : 238-240 2011;26:77–83.
3. Lippman SB, Nash K . Monoamine 7. Schall R, Hundt HKL and Luus
oxidase inhibitor update: potential HG. Pharmacokinetic
adverse food and drug interactions. characteristics for extent of
Drug Safety 1990; 5:195-204.
absorption and clearance in
4. Mohammad Yaheya. Drug-Food
drug/drug interaction studies.
Interaction And Role Of
International Journal of Clinical
Pharmacist. Asian Journal of
Pharmacology and Therapeutics.
Pharmaceutical and Clinical
1994;32:633–7.
Research 2009. Vol 2 (4): 1-10.
8. Suhartini, Ari. 2009. Interaksi Obat
5. Mozayani A., Raymon L. P., 2004,
dan Makanan [Makalah], Fakultas
Handbook of Drug Interactions: A
Farmasi, Universitas Setia Budi,
Clinical and Forensic Guide,
Surakarta.
Humana Press Inc., Totowa, NJ
9. Toothaker R. D., Welling P. G.,
:379-386
1980, Food and Drug
Bioavailability, Annual Reviews
Inc., Madison, Wisconsin : 173,176
10. Williams L, Hill DP, Davis JA,
Lowenthal DT. The influence of
food on the absorption and
metabolism of drugs: an update.
Eur J Drug Metab Pharmacokinet
1996; 21:201-11.

Anda mungkin juga menyukai