Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN GERONTIK
PERTEMUAN I : Senin 30 Maret 2020

A. Latar Belakang
Gerontologi merupakan pendekatan ilmiah (scientivic approach) terhadap
berbagai aspek dalam penuaan, seperti aspek kesehatan, psikologis, sosial ekonomi,
perilaku, lingkungan, dan lain-lain (S.Tamher, 2009)
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Peroses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya di mulai dari
suatu waktu tertentu,tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.menjadi tua merupakan
proses alamia, yang berarti seseorang telah melalui 3 tahap kehidupan nya,yaitu anak
,dewasa dan tua. 3 tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki
usia tua berarti mengalami kemunduran,kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit
yang mengendur,rambut memutih,gigi mulai ompong,pandangan kurang jelas,gerakan
lambat dan figur tubuh yang tidak profesional. (Wahjudi Nugroho, 2008 )
Proses penuaan terdiri atas teori teori tentang penuaan, aspek biologis pada proses
menua, proses penuaan pada tingkat sel, proses penuaan menurut sistem tubuh, dan
aspek psikilogis pada proses penuaan (S.Tamher,2009).
Jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas sebesar 5,3 juta ( 4,5% ) dari jumlah
penduduk. Selanjutnya, pada tahun 1980, jumlah ini meningkat menjadi kurang lebih 8
juta ( 5,5% ) dari jumlah penduduk dan pada tahun 1990, jumlah ini meningkat menjadi
kuranng lebih 11,3 juta ( 6,4% ). Pada tahun 2000 , di perkirakan meningkat sekitar 15,3
juta ( 7,4% ) dari jumlah penduduk, dan pada tahun 2005 jumlah ini d perkirakan
meningkat menjadi kurang lebih menjdi 18,3 juta ( 8,3% ). Pasa tahun 2005 sampai
dengan 2010, jumlah lanjud usia akan sama dengan jumlah anak balita, yaitu sekitar 19,3
jiwa ( kurang lebih 9% ) dari jumlah penduduk. Pada tahun 2020-2025, indonesia akan
menduduki peringkat negara dengan struktur jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC,
india dan amerika serikat, dengan umur harapan hidup di atas 70 tahun. ( Wahjudi
Nugroho, 2008 )
Perawat membagi tanggung jawab dengan anggota masyarakat lain untuk
memulai dan mendukung tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan kesehatan sosial
dan sosial masyarakat. Tanggung jawab ini telah di tungjukan dalam international
council of nurses code for nurses ( ICN ), yang menyerahkan agar perawat berkolaborasi
dengan anggota profesi dan anggota masyarakat lain dalam promosi upaya komunikasi
dan nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat. ( Stenley Mickey,
2007 )
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan ini
dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel akan
gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses
imflamasi pada lambung. ( Ratu Ardian, 2013 )
Penyebab gastritis berbagai kasus yang terjadi pada gastritis berkaitan dengan
hal-hal berikut:
1. Pemakaian obat anti imflamasi non-stroit seperti aspirin, asam mafenamat, aspilet
dalam jumlah besar.
2. Konsumsi alkohol berlebih
Bahan etanol merupakan bahan yang dapat merusak sawar pada mukosa lambung.
Rusaknya sawar memudahkan terjadinya iritasi pada mukosa lambung.
3. Banyak merokok
Asamnikotinat pada rokok dapat meningkatkan athesi atrombus yang berkonstibusi
pada penyuntikan pembuluh darah sehingga suplai darah kelambung menggalami
penurunan.
4. Pemberian obat homoterapi
Obat homoterapi mempunyai sifat dasar merusak sel yang bertumbuhan abnormal
kerusakan ini ternyata dapat juga mempunyai sel inanag pada tubuh manusia.
5. Uromia
Uromia pada darah dapat mengganggu proses metabolisme didalam tubuh terutama
disaluran pencernaan.
6. Infeksi sistemik
Pada infeksi sistem sistemik toksik yang dihasilkan oleh mikroba akan merangsang
peningkatan laju metabolik yang berdampak pada peningkatan aktifitas lambung
dalam mencerna makanan.

7. Stres berat
Stres psikologi dapat meninggatkan aktifitas saraf simpatik yang dapat merangsang
peningkatan asam lambung.
8. Iskemia dan syok
Kondisi iskemia dan syok hipovolemia mengancam mukosa lambung karna
penuranan perfusi jaringan lambung yang dapat mengakibatkan nekrosis jaringan
lambung. ( ratu Ardian, 2013 )

Penatalaksanaan orientasi utama pengobatan gastritis berpaku pada obat-obatan.


Pengobatan ini meliputi:
1. Antasida meredakan mulas ringan atas dispepsia dengan cara menetralisasi asam
diperut.
2. Histamin ( H2 ) blocare seperti famotidine dan ratidin pada lapisan epitel lambung
dengan cara menghabat rangsangan sekresi oleh saraf otonom pada nervus vagus.
Inhibitor pompa proton obat ini bekerja menghambat produksi asam melalui
penghambat terhadap elektron yang menimbulkan potensial aksi pada saraf otonom
vagus. . ( Ratu Ardian, 2013 )
Diagnosa keperawatan pada kasus gastritis adalah:
1. Nyeri akut
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebuthan tubuh
3. Kurang pegetahuan tentang penyakitnya
Hal yang pertama perawat lakukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
lansia adalah pengkajian. pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari
pengumpulan, verifikasi dan komunikasi data tentang klien. Proses keperawatan ini
mencakup 2 langkah yaitu pengumpulan data dari sumber primer
( klien ) dan sumber skunder ( keluarga, tenaga kesehatan ), dan analisis data
sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan.
Tujuan dari pengkajian pada lansia adalah untuk menentukan kemampuan lansia
untuk memelihara diri sendiri, melengkapi dasar-dasar rencana perawatan individu,
membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien dan memberi waktu kepada klien
untuk menjawab. Pengumpulan data harus berhubungan dengan masalah kesehatan
terutama yang dimiliki lansia, sehingga data yang didapatkan relevan dengan asuhan
keperawatan yang akan dijalankan pada lansia tersebut. Penggunaan format pengkajian
standarisasi dianjurkan, karena dapat memberikan tanggung gugat minimal dari profesi
keperawatan. Penggunaan format pun memastikan pengkajian pada tingkat yang
komprehensif.
Data yang dikumpulkan dalam pengkajian pada pertemuan pertama dengan klien
adalah pada fase orientasi harus diutamakan dalam membina hubungan saling percaya
antara perawat dengan klien hingga tercipta hubungan teraupeutik yang baik.

B. Rencana Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan
Belum dapat ditetapkan karena pengkajian belum dilakukan.

b. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan data umum dan informasi mengenai kondisi klien.

c. Tujuan Khusus
Mendapatkan data - data klien mengenai :
1. Riwayat klien / data biografis
2. Riwayat keluarga
3. Riwayat pekerjaan
4. Riwayat lingkungan hidup
5. Riwayat rekreasi
6. Sumber / sistem pendukung yang digunakan
7. Status kesehatan saat ini
8. Status kesehatan masa lalu
9. Riwayat penggunaan obat – obatan
10. Riwayat keluarga dan penyakit keluarga
11. Pola kebiasaan sehari – hari
12. Pengkajiaan fisik
13. Pengkajian keseimbangan
14. Pengkajian fungsional
15. Pengkajian status mental

C. Kriteria Hasil

a. Evaluasi Struktur
 Telah membuat kontrak sebelumnya
 Tersedianya format pengkajian
 Tempat interaksi sesuai dengan yg disepakati

b. Evaluasi Proses
 Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
 Klien dapat mengikuti dari awal sampai akhir kegiatan
 Klien aktif memberikan tanggapan/jawaban selama interaksi
 Tidak ada gangguan selama proses interaksi

c. Evaluasi Hasil
 Terbina hubungan saling percaya antara perawat dan klien
 Didapatkan data pengkajian tentang data umum dan status kesehatan sesuai
dengan format pengkajian

D. Rencana Kegiatan
a. Topik : Pengkajian tentang data umum dan status
kesehatan klien
b. Metode : Wawancara dan diskusi
c. Media: Format pengkajian, Nursing kit ( Tensi
meter, Stetoskop, termometer )
d. Waktu : 45 menit

E. Strategi Pelaksanaan

No Alokasi Waktu Kegiatan

1. 10.00 – 10.10 Fase orientasi

 Mengucapkan salam
 Membuat kontrak waktu
 Menjelaskan maksud dan bagian interaksi
2. 10.10 – 10.35 Fase kerja

 Melakukan pengkajian tentang data umum


 Status kesehatan
 Tinjauan sistem
3. 10.35 – 10.45 Fase terminasi
 Membuat kesimpulan hasil pertemuan
 Membuat kontrak waktu pertemuan
selanjutnya
 Mengucapkan salam

F. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
a) Tersedianya format pengkajian
b) Telah membuat kontrak sebelumnya
c) Tempat pengkajian sesuai dengan yang disepakati
2. Kriteria Proses
a) Kakek G dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
b) Kakek G dapat mengikuti dari awal sampai akhir kegiatan
c) Kakek G aktif memberikan jawaban selama interaksi
d) Tidak ada gangguan selama interaksi
3. Kriteria Hasil
a) Terbinanya hubungan saling percaya antara perawat dengan Kakek G
b) Didapatkan data pengkajian selengkap-lengkapnya.

Anda mungkin juga menyukai