KEPERAWATAN MATERNITAS
“ KANKER OVARIUM “
KELOMPOK S :
PEMBIMBING KLINIK :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Tim Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmatNya yang telah dilimpahkan kepada Tim Penulis sehingga Tim Penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang merupakan salah satu tugas Keperawatan Maternitas
pada siklus ketiga profesi keperawatan. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap
tercurah pada Nabi junjungan kita Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan
seluruh umatnya.
Dalam menyelesaikan makalah ini, Penulis telah banyak mendapat bantuan dan
masukan dari berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi Tim Penulis.
Akhir kata Tim Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik
dan saran yang bersifat membangun akan Tim Penulis terima dengan senang hati.
Padang, November
2021
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teoritis penyakit kanker ovarium ?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan kanker ovarium ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui teori penyakit kanker ovarium
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker ovarium
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kanker ovarium jarang menimbulkan gejala pada stadium awal. Oleh sebab itu,
kanker ovarium biasanya baru terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut atau
sudah menyebar ke organ lain. Gejala stadium lanjut dari kanker ovarium juga tidak
terlalu khas dan menyerupai penyakit lain. Beberapa gejala yang dialami oleh penderita
kanker ovarium adalah (Cancer Research UK, 2018) :
Perut kembung
Cepat kenyang
Mual
Sakit perut
Konstipasi (sembelit)
Pembengkakan pada perut
Penurunan berat badan
Sering buang air kecil
Sakit punggung bagian bawah
Nyeri saat berhubungan seks
Keluar darah dari vagina
Perubahan siklus menstruasi
Penderita yang masih mengalami menstruasi
Kanker ovarium terjadi karena adanya perubahan atau mutasi genetik pada sel-sel
ovarium. Sel tersebut menjadi abnormal, serta tumbuh dengan cepat dan tidak
terkontrol. Hingga saat ini, penyebab terjadinya mutasi genetik tersebut belum diketahui
dengan pasti. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko
seseorang mengalaminya, yaitu (Doubeni et al., 2016).:
Wanita yang memiliki sedikit anak. Semakin sedikit anak yang dimiliki seorang
wanita, semakin tinggi risiko ia terkena kanker ovarium
Wanita yang mengalami kanker payudara atau memiliki anggota keluarga yang
memiliki kanker payudara
Wanita yang melakukan terapi pengganti estrogen selama lebih dari 5 tahun
Wanita lanjut usia
Selain itu, kebiasaan sering menggunakan bedak pada vagina juga dapat meningkatkan
risiko terjadinya kanker ovarium. Namun, hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut.
D. Patofisiologi Kanker Ovarium
a. Akibat Pertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembesaran perut,
tekanan terhadap alat sekitarnya, disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya
dalam perut. Selain gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan
konstipasi, edema, tumor yang besar dapat mengakibatkan tidak nafsu makan dan
rasa sakit.
Pada umumnya tumor ovarium tidak menganggu pola haid kecuali jika
tumor itu sendiri mengeluarkan hormon.
d. Akibat Komplikasi
Infeksi pada tumor dapat terjadi bila di dekat tumor ada tumor kuman
patogen seperti appendicitis, divertikalitis, atau salpingitis akut
Robekan pada kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka
perdarahan dapat sampai ke rongga peritonium dan menimbulkan rasa
nyeri terus menerus.
5) Perubahan keganasan
Dapat terjadi pada beberapa kista jinak, sehingga setelah tumor diangkat
perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang seksama terhadap
kemungkinan perubahan keganasan (Wiknjosastro,2005).
Tumor ganas merupakan kumpulan tumor dan histiogenesis yang beraneka ragam,
dapat berasal dari ketiga (3) dermoblast (ektodermal, endodermal,
mesodermal) dengan sifat histiologis maupun biologis yang beraneka ragam, kira-
kira 60% terdapat pada usia peri menopause 30% dalam masa reproduksi dan
10% usia jauh lebih muda. Tumor ovarium yang ganas, menyebar secara
limfogen ke kelenjar para aorta, medistinal dan supraclavikular. Untuk
selanjutnya menyebar ke alat-alat yang jauh terutama paru-paru, hati dan otak,
obstruksi usus dan ureter merupakan masalah yang sering menyertai penderita
tumor ganas ovarium (Harahap, 2003).
E. Pemeriksaan Penunjang Kanker Ovarium
Menurut NHS UK, (2017) pemeriksaan penunjang pasa pasien dengan kaker ovarium
yaitu :
Pemindaian
Metode pemindaian awal yang dilakukan untuk mendeteksi kanker ovarium
adalah USG perut. Setelah itu, dapat dilakukan CT scan atau MRI. Pemeriksaan
ultrasonografi (USG) yang dilakukan untuk memeriksa perut bagian bawah serta
organ reproduksi. Pada pemeriksaan ini dapat diketahui bentuk, ukuran, dan
struktur ovarium.
Tes darah
Tes darah dilakukan untuk mendeteksi protein CA-125, yang merupakan
penanda adanya kanker ovarium. Pemeriksaan darah yang dilakukan untuk
mendeteksi keberadaan protein CA 125 dalam darah. Kadar CA 125 yang tinggi
bisa mengindikasikan kanker ovarium. Namun, tes ini tidak bisa dijadikan
patokan tunggal karena CA 125 bukan tes yang spesifik, kadarnya bisa
meningkat pada kondisi lain yang bukan kanker, dan tidak semua pengidap
kanker ovarium mengalami peningkatan kadar CA 125 dalam darah.
Laboratorium
o Uji asam deoksiribonukleat mengindikasikan mutase gen yang
diwariskan
o Pemeriksaan laboratorium terhadap penanda tumor (antigen karsinoma
ovarium, antigen karsinoembrionik, dan HCG) menunjukan abnormalitas
yang mengindikasikan komplikasi.
Pemeriksaan lain : Laparatomi eksplorasi, termasuk evaluasi nodus limfe dan
reseksi tumor, dibutuhkan untuk diagnosis yang akurat dan penetapan stadium.
Operasi yang dilakukan adalah mengangkat ovarium, baik salah satu maupun
kedua ovarium, tergantung kondisi pasien. Selain hanya mengangkat ovarium, operasi
juga dapat dilakukan untuk mengangkat rahim (histerektomi) dan jaringan sekitarnya,
jika kanker sudah menyebar. Dokter akan menjelaskan manfaat dan risiko operasi yang
dilakukan. Beberapa jenis operasi dapat membuat seseorang tidak bisa memiliki anak
lagi. Diskusikan dengan dokter mengenai operasi yang akan dilakukan.
Kemoterapi
Carboplatin
Paclitaxel
Etoposide
Gemcitabine
Radioterapi
Terapi pendukung
Pasien yang sedang menjalani pengobatan kanker ovarium juga akan diberikan
terapi pendukung, seperti obat pereda nyeri atau antimual, untuk meredakan gejala
kanker ovarium dan mengurangi efek samping dari metode pengobatan kanker. Terapi
tersebut diberikan agar pasien lebih nyaman dalam menjalani pengobatan. Makin cepat
kanker ovarium terdeteksi dan ditangani, peluang penderita untuk bertahan hidup pun
akan makin besar. Hampir separuh penderita kanker ovarium dapat bertahan setidaknya
selama 5 tahun setelah terdiagnosa, dan sepertiganya memiliki harapan hidup
setidaknya selama 10 tahun.
Penderita yang sudah sembuh dari kanker ovarium tetap berpotensi untuk kembali
memiliki kanker dalam beberapa tahun.
2) Penatalaksanaan Keperawatan
Menjelaskan pada ibu tentang keadaannya saat ini
Memberi pengetahuan tentang keadaannya saat ini
Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
serat dan antioksidan
Serat memudahkan ibu untuk BAB ketika konstipasi dan antioksidan tinggi
meningkatkan imunitas dan memperlambat pertumbuhan sel kanker
Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan tidur dengan posisi bantal
ditinggikan atau setengah duduk
Istirahat yang cukup akan membantu pemulihan tubuh dan posisi setengah duduk
dapat melonggarkan jalan napas dan mengurangi sesak
Melakukan informed consent
Sebagai salah satu bentuk persetujuan tindakan medis untuk pasien
Melakukan rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut
Dengan pemeriksaan diketahui diagnosis pasti kanker ovarium dan stadiumnya
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapie
Sebagai fungsi dependent
Kolaborasi dengan laborat
Mengetahui kondisi ibu terutama untuk syarat pemberian terapi
Menganjurkan ibu kontrol rutin
Monitor keadaan pasien
H. Komplikasi Kanker Ovarium
Pada wanita yang memiliki risiko tinggi terkena kanker ovarium, operasi
pengangkatan ovarium sebelum terkena kanker juga dapat dilakukan guna
meminimalkan risiko. Prosedur ini biasanya dianjurkan bagi wanita yang sudah
memutuskan untuk tidak memiliki keturunan lagi.
Nama : Ny. X
Umur : Terdapat pada usia peri menopause kira-kira 60%, dalam masa
reproduksi 30% dan 10% terpadat pada usia yang jauh lebih muda
b. Keluhan utama
Pada Stadium Awal biasanya ibu mengeluhkan adanya gangguan haid (siklus tidak
teratur, peningkatan ketegangan premenstuasi, menoragi), Nyeri tekan payudara,
Konstipasi (pembesaran tumor ovarium menekan rectum), Sering berkemih (tumor
menekan vesika urinaria), Nyeri spontan panggul (pembesaran ovarium), Nyeri saat
bersenggama (penekanan / peradangan daerah panggul), pembesaran payudara atau
peningkatan pertumbuhan rambut. Pada Stadium Lanjut keluhan yang ada adalah
Perut membuncit, Kembung dan mual (rasa begah saat makan dalam jumlah
sedikit), Gangguan nafsu makan, Gangguan BAB dan BAK, Sesak nafas, Dyspepsia
c. Riwayat kebidanan
d. Riwayat KB
f. Riwayat kesehatan
Riwayat adanya tumor ovarium jinak, endometriosis dan pernah menderita kanker
ovarium, kanker payudara, kanker kolon dan kanker endometrium dapat menjadi
faktor pemicu tumbuhnya tumor ovarium ganas (kanker ovarium)
Adanya ibu atau saudara perempuan yang menderita kanker ovarium dapat
menjadi faktor risiko terkena kanker ovarium
Pada inspeksi mata (konjunctiva) dan muka dapat pucat jika ibu disertai
anemia
Rambut dapat terjadi kerontokan pada saat ibu menjalani kemoterapi
Kulit dapat menjadi lebih gelap saat menjalani kemoterapi
2) Dada
3) Abdomen
4) Genetalia
Terdapat darah diantara 2 siklus menstruasi, dapat terlihat adanya bedak pada daerah
perineal.
2) Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d prosedur invasif
2. Resiko infeksi b.d agen cedera biologis
3. Defisit nutrisi b.d mual muntah
Analisa Data
Analisa Data Etiologi Diagnosa
Do : klien tampak Post op Ca Ovarium Nyeri akut b.d prosedur
meringis, dan lemah invasive
Ds : Klien mengatakan Penekanan saraf ovarium
P : nyeri karena kanker oleh sel kanker
Q : nyeri terasa ngilu
R : nyeri dibagian luka Menekan pleksus lumbal
S : Nyeri skala .. sakralis
T : Nyeri tiba-tiba
Menstimulasi mediator
nyeri
Hipotalamus
Nyeri Akut
Do : Klien tampak kurus Post OP Kanker Ovarium Defisit Nutrisi b.d mual
Adanya penurunan BB 6 muntah
bulan terakhir Terasa penuh pada perut
I. PENGKAJIAN
Hari/ tanggal : Senin/08 November 2021
Oleh : Kelompok S (Patologi)
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada perut, perut semakin
membengkak dan terasa sesak.
6. Riwayat Menstruasi
- Menarche : 13tahun
- Siklus Haid : Teratur (28-30 hari)
- Lama Haid : 5 – 10 hari
- Frekuensi : Mengganti 1 – 2 kali pembalut setiap hari
- Haid Terakhir : 16 Oktober 2021
7. Riwayat KB
Klien menggunakan KB Suntik 1 kali 3 bulan.
C. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
- Kulit: bersih, tidak ada luka disekitar kulit.
- Kesadaran: Compos Mentis (GCS 15)
- Status kesehatan: Baik
b. Tanda-tanda vital
- TD : 110/70 mmHg
- Nadi : 78x/menit
- Nafas : 18x/menit
- Suhu : 36,0°C
c. Pengukuran Antropometri
- TB : 150cm
- BB : 40kg
- IMT : 17,7
d. Pemeriksaan Head to Toe :
1) Kepala
- Bentuk : Bulat
- Simetris : Simetris
- Luka : Tidak ada luka
- Nyeri : Tidak ada nyeri
2) Rambut
- Warna : Hitam
- Struktur rambut : Halus
- Kondisi rambut : Rambut sehat, sedikit rontok sesekali, tidak
ada ketombe
3) Mata
- Simetris : Simetris kiri dan kanan,
- Reflek pupil : Normal
- Palpebra : Normal
- Edema : Tidak ada
- Sklera : Tidak ikterik
- Konjungtiva : sedikit anemis
- Penglihatan : Normal, tidak memakai kacamata
4) Hidung
Simetris : Simetris antara batang hidung dan kiri,
mancung
Tulang hidung : Normal, tidak bengkok
Sekret : Tidak ada
Polip : Tidak ada
Penciuman : Normal
5) Telinga
Daun telinga : Normal
Liang telinga : Normal
Membran tympani : Normal
6) Mulut
Mukosa bibir sedikit kering, Tidak terdapat sariawan,
7) Leher
tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
8) Dada dan thorax
Inspeksi : dada simetris kiri-kanan, pernafasan dada
tanpa otot bantu pernafasan, tidak ada luka dan pembengkakan pada dada
klien.
a. Paru-paru :
i. Inspeksi : simetris kiri dan kanan
ii. Palpasi : vocal fremitus kiri sama dengan kanan
iii. Perkusi : sonor
iv. Auskultasi : suara nafas vesikuler normal
b. Jantung
i. Inspeksi : ictus cordis teelihat
ii. Palpasi : ictus cordis teraba
iii. Perkusi : berbunyi pekak
iv. Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal lup dup, tidak
ada mur-mur.
c. Payudara
i. Inspeksi : payudara simetris kiri-kanan, puting susu
menonjol, areola tidak melebar berwarna kecoklatan, tidak
ada luka
ii. Palpasi : tidak teraba masa dan bengkak, tidak ada
pengeluaran asi
9) Abdomen
a. Inspeksi : perut terlihat membuncit (20cm)
b. Palpasi : terasa nyeri tekan pada perut dengan skala 6 dan perut
teraba tegang
c. Perkusi : timpani
d. Auskultasi : Bising usus +
10) Eksremitas atas/bawah
a. Inspeksi kuku : kulit normal dan bersih
b. Palpasi : CRT < 2 detik, akral teraba hangat, tidak ada edema,
tidak ada nyeri tekan
c. Kemampuan otot:
5555 5555
5555 5555
11) Genitalia
Normal
Kesimpulan :
Terapi obat :
1. Dexametason
2. Ranitidine
3. Ondansetron
4. Foncoac
5. Cisplatin
6. PCT
E. Analisa Data
Pengkajian nyeri
lengkap :
P : nyeri akibat poroses
penyakit
Q : nyeri yang terasa
hilang timbul seperti
tertusuk - tusuk
R : perut bagian bawah
sekitar ari- ari
S : skala 6
T: nyeri hilang timbul
TTV :
TD : 110/70 mm Hg
N : 78x/mnt
P : 18x/mnt
S : 36 C
2. Ds : Ca Ovarium Defisit Nutrisi
a. Klien mengatakan
tidak nafsu makan. Sekresi cairan yang
b. Klien mengeluh mual bersifat serous musin
c. Selama dirumah sakit
klien hanya Asites
menghabuskan dua
sendok makan saja. Penekanan pada traktus GI
Do : Anoreksi
a. Klien terlihat lemas dan
pucat.
b. Mukosa bibir klien
sedikit kering
c. Rambut klien sedikit
rontok
Pengukuran antropometri
BB : 40 Kg
TB : 150 Cm
IMT : 17.7
3. Ds : Perubahan fungsi tubuh Ansietas
a. Klien mengatakan
cemas dengan
kondisinya sekarang.
b. Klien mengatakan
juga sulit tidur
Do :
a. Klien terlihat tegang
dan gelisah
TTV :
TD : 110/70 mm Hg
N : 78x/mnt
P : 18x/mnt
S : 36 C
RENCANA KEPERAWATAN
4) Monitor berat
badan
Terapeutik:
1) Sajikan makanan secara menarik
dansuhu yang sesuai
Edukasi
1) Identifikasi kemungkinan
penyebabBB kurang
2) Monitor berat
badan
Terapeutik
1) Sediakan makanan yang tepat
sesuaikondisi pasien
2) Berikan pujian kepada pasien
untukpeningkatan yang dicapai
Edukasi
1) Jelaskan jenis makanan yg bergizi
tinggi, terjangkau.
3 8 November 2021 Ansietas Berhubungan Tingkat Ansietas Anxiety Reduction (penurunan
dengan proses penyakit 1) Verbalisasi kebingungan kecemasan)
menurun Observasi
2) Verbalisasi khawatir akibat 1) Identifikasi saat tingkat ansietas
kondisi yang dihadapi berubah
menurun 2) Identifikasi kemampuan
3) Perilaku gelisa menurun mengambil keputusan
4) Perilaku tegang menurun 3) Monitor tanda-tanda ansietas
5) Keluhan pusing menurun Terapeutik
6) Konsentrasi membaik 1) Ciptakan suasana terapeutik
7) Pola tidur membaik untuk menumbuhkan
8) Kontak mata membaik kepercayaan
9) Orientasi membaik 2) Temani pasien untuk
mengurangi kecemasan
3) Pahami situasi yang membuat
ansietas
4) Dengarkan dengan penuh
perhatian
5) Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
Edukasi
1) Jelaskan prosedur termasuk
sensasi yang mungkin dialami
2) Informasikan secara factual
mengenai diagnosis,
pengobatan,dan prognosis
3) Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien
4) Anjurkan untuk mengungkapkan
perasaan dan persepsi
5) Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
6) Latih teknik relaksasi
CATATAN PERKEMBANGAN
TGL IMPLEMENTASI EVALUASI TANDA
TANGAN
8 November 1) Melakukan pengkajian S :
2021 nyeri secara 1) Klien mengatakan
komprehensif termasuk masih merasa nyeri
lokasi, karakteristik, pada perut bagian
durasi, frekuensi, kualitas bawah sekitar ari-ari
dan faktor presipitasi O:
2) Mengajarkan klien teknik 1) Klien mampu
manajemen nyeri, teknik mempraktekkan
relaksasi dan distraksi teknik napas dalam
3) Memonitoring Tanda- 2) Skala nyeri berkurang
tanda vital dari 6 menjadi skala 4
4) Mengatur posisi yang A : masalah teratasi sebagian
nyama P : Lanjutkan intervensi
5) Penatalaksanaan 1) Mengajarkan klien
pemberian antianalgetik teknik manajemen
nyeri, teknik
relaksasi dan distraksi
2) Memonitoring Tanda-
tanda vital
3) Mengatur posisi yang
nyaman
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker ovarium adalah kanker yang tumbuh dan berkembang pada ovarium atau indung
telur, yaitu dua organ yang berada di sisi kanan dan kiri rahim. Kanker ini bisa terjadi pada
wanita berusia menengah maupun wanita yang telah lanjut atau pasca menopause. Kanker
ovarium adalah sebuah penyakit sel tumor ganas yang berada didalam ovarium wanita dan
merupakan salah satu tumor yang paling sering ditemukan pada organ reproduksi wanita.
Dampak dari kanker ovarium pada stadium awal tidak mengalami perubahan pada tubuh
yang tidak begitu terasa pada diri wanita karena awal perubahannya di dalam tubuh mengalami
keputihan yang dianggap wanita itu hal biasa. Tetapi, pada stadium lanjut yaitu stadium II-IV
akan mengalami perubahan pada tubuh karena sudah bermetastase ke jaringan luar pelvis
misalnya jaringan hati, gastrointestinal dan paru-paru sehingga akan menyebabkan anemia,
asites, efusi pleura, nyeri ulu hati dan anoreksia (Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 2013).
B. Saran
Sebagai seorang perawat sebaiknya memahami dan mengerti baik secara teoritis maupun
praktek tentang kanker ovarium agar dapat melakukan tindakan keperawatan dengan benar.
Setelah melakukan tindakan jangan lupa untuk melakukan evaluasi terhadap tindakan yang
telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Doubeni, et al. (2016). Diagnosis and Management of Ovarian Cancer. Am Fam Physician.
93(11), pp. 937-944.
Rauh-Hain, et al. (2011). Ovarian Cancer Screening and Early Detection in the General
Population. Rev Obstet Gynecol. 4(1), pp. 15–21.
Cancer Research UK (2018). Ovarian Cancer.
Cancer Research UK. Does the Contraceptive Pill Increase Cancer Risk?
NHS UK (2017). Health A-Z. Ovarian cancer.
Mayo Clinic (2014). Diseases & Conditions. Ovarian cancer.
Lights, V. Healthline (2018). Ovarian Cancer
Fayed, L. Very Well Health (2019). Symptoms of Ovarian Cancer.
WebMD (2019). What Is Ovarian Cancer? What Causes It?
Boughman dan Hackley. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:EGC
Brunner, L dan Suddarth, D. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah (H. Kuncara, A.
Hartono, M. Ester, Y. Asih, Terjemahan). (Ed.8) Vol 1. Jakarta : EGC.
Harahap R.E. Carcinoma Ovarii. 1984. Kanker Ginekologi edisi II. Jakarta:Gramedia
Bottsford-Miller, J. N., Coleman, R. L. & Sood, A. K. Resistance and escape from
antiangiogenesis therapy: clinical implications and future strategies. J. Clin. Oncol. 30,
4026–4034 (2012).
Furuyo, M. Ovarian Cancer Stroma: Pathophysiology and the Roles in Cancer Development.
Cancers (Basel). 2012; 4(3): 701-724
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia