KELOMPOK 4
ANDI MUDDARIAH RAJAB. P : PO713211211008
FIRGA AYU MANSYUR : PO713211211014
NAILA : PO713211211025
NUR AULIA ANSAR : PO713211211031
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
alhamdulillah kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Aspek Sosial Budaya
Pada Persalinan Kala I, Kala II, Kala III, Kala IV dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi kami selaku penulis dan
pembaca.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Hj. Djuhadiah Saadong, S.Pd., M.Kes selaku
dosen mata kuliah ilmu sosial budaya dasar, dan juga seluruh pihak yang terlibat.
Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya, saran dan kritik
yang membangun diiharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan semua manusia.
Dalam eraglobalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrem pada masa ini
menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek sosial budaya. Salah satu masalah
yang kini banyak merebak di kalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan
pada ibu dan anak yang sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan
lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka berada.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya
informasi.Selain dari kurangnya pengetahuan akan pentingnya perawatan kehamilan,
permasalahan- permasalahan pada kehamilan dan persalinan dipengaruhi juga oleh faktor
nikah pada usia muda yang masih banyak dijumpai di daerah pedesaan. Disamping itu,
dengan masih adanya preferensi terhadap jenis kelamin anak khususnya pada beberapa
suku, yang menyebabkan istri mengalami kehamilan yang berturut-turut dalam jangka
waktu yang relatif pendek, menyebabkan ibumempunyai resiko tinggi pada
saat melahirkan.
Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah
gizi. Hal inidisebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan-
pantangan terhadap beberapa makanan. Sementara, kegiatan mereka sehari-hari tidak
berkurang ditambah lagidengan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan yang
sebenamya sangat dibutuhkanoleh wanita hamil tentunya akan berdampak negatif
terhadap kesehatan ibu dan janin. Tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita
hamil cukup tinggi terutama di daerah pedesaan.Dikatakan pula bahwa penyebab utama
dari tingginya angka anemia pada wanita hamil disebabkan karena kurangnya zat gizi
yang dibutuhkan untuk pembentukan darah.
A. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Aspek Social?
2. Apa Itu Budaya?
3. Apa Itu Persalinan?
4. Bagaimana Hubungan Aspek Social Budaya Dengan Persalinan?
5. Bagaimana Hubungan Aspek Social Budaya Persalinan Kala I, II, III, IV?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari aspek social
2. Untuk mengetahui pengertian dari budaya
3. Untuk mengetahui pengertian dari persalinan
4. Untuk mengetahui hubungan aspek social budaya dengan persalinan
5. Untuk mengetahui hubungan aspek social budaya persalinan kal I, II, III, dan IV
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aspek Sosial
Aspek adalah pemunculan atau penginterpretasian gagasan, masalah, situasi, dan
sebagainya sebagai pertimbangan yang dilihat dari sudut pandang tertentu Depdiknas,
2001: 58. Sosial adalah berkenaan dengan masyarakat Depdiknas, 2001: 855. Jadi, aspek
sosial dapat diartikan sebagai penginterpretasian terhadap situasi atau pertimbangan
berdasarkan sudut pandang masyarakat. Aspek sosial merupakan sesuatu yang
memperhitungkan nilai penting antara sastra dan masyarakat, sehingga untuk memahami
permasalahan dalam suatu karya sastra, akan berhubungan dengan realita sosial yang
terdapat dalam masyarakat. Aspek sosial adalah suatu tindakan sosial yang digunakan
untuk menghadapi masalah sosial. Masalah sosial ini timbul sebagai akibat dari
hubungannya dengan sesama manusia lainnya dan akibat tingkah lakunya. Masalah sosial
ini tidaklah sama antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain karena
adanya perbedaan dalam tingkat perkembangan dan kebudayaannya, sifat
kependudukannya, dan keadaan lingkungan alamnya Soelaiman, 1998: 5.
Dengan demikian sudah merupakan naluri bagi manusia untuk senantiasa hidup
bersama dengan orang lain yang disebut dengan sosial animal. Tumbuh dan
berkembangnya naluri manusia untuk selalu hidup bersama tersebut didasarkan atas
kehendak dan kepentingan yang tidak terbatas Sismarni, 2009. Masalah sosial merupakan
faktor utama dalam berinteraksi pada kehidupan sosial. Interaksi sosial merupakan
hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan timbal balik antarindividu,
antarkelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok manusia.
Bentuk interaksi sosial adalah akomodasi, kerja sama, persaingan, dan pertikaian
Herimanto dan Winarno, 2008: 52. Tingkat masalah sosial bersifat abstrak, perhatiannya
atau analisisnya diperhatikan pada pola-pola tindakan, jaringan-jaringan interaksi yang
teratur dan seragam dalam waktu dan ruang, posisi sosial, dan peranan-peranan sosial.
Tingkat masalah ini dapat pula menyangkut institusi-institusi sosial dan masyarakat
secara keseluruhan Soelaiman, 1998: 29. Kehidupan dalam masyarakat sebagai wujud
dari aktivitas sosial akan berakibat munculnya masalah sosial sebagai hasil pemikiran,
perwujudan karya, maupun berupa peraturan sebagai pengontrol kehidupan sosial.
B. Budaya
Koentjaraningrat
Budaya diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan
mengubah alam.
Linton
Budaya adalah keseluruhan sikap dan pola perilaku serta pengetahuan yang merupakan
suatu kebiasaan yang diwariskan dan dimiliki oleh suatu anggota masyarakat tertentu.
Parsudi Suparian
2. Ciri-ciri Budaya
C. Persalinan
Persalinan diartikan sebagai proses pengeluaran hasil konsepsi atau yang biasa kita
sebut sebagai janin atau kandungan. Umumnya, seorang ibu akan merasa bahagia dan senang
sebelum proses persalinan setelah penantian panjang. Sebagian akan merasa takut dan
gelisah, baik senang maupun gelisah hal tersebut merupakan hal yang normal setelah seorang
ibu mengandung 9 bulan.
Proses persalinan juga menjadi proses yang melelahkan, baik bagi sang ibu maupun
sang ayah karena diperlukan kesabaran dalam menjalani prosesnya. Ada banyak hal yang
harus diketahui dan dilakukan untuk memastikan bahwa sang ibu dan si kecil berada dalam
kondisi sehat sebelum dan setelah persalinan. Tak hanya itu saja, metode persalinan juga
harus diketahui agar ibu bisa mempersiapkan segala hal dengan baik nantinya.
Aspek Sosial Budaya Pada Persalinan Kala I, masih banyak ibu-ibu yang
menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka merasa
tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter. Masih
banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan
menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami
oleh mereka. Resiko ini baru diketahui pada saat persalinan yang sering kali karena
kasusnya sudah terlambat dapat membawa akibat fatal yaitu kematian. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya
informasi. Selain dari kurangnya pengetahuan akan pentingnya perawatan kehamilan,
permasalahan-permasalahan pada kehamilan dan persalinan dipengaruhi juga oleh
faktor nikah pada usia muda yang masih banyak dijumpai di daerah pedesaan.
Disamping itu, dengan masih adanya preferensi terhadap jenis kelamin anak
khususnya pada beberapa suku, yang menyebabkan istri mengalami kehamilan yang
berturut-turut dalam jangka waktu yang relatif pendek, menyebabkan ibu mempunyai
resiko tinggi pada saat melahirkan. Secara medis penyebab klasik kematian ibu akibat
melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia (keracunan kehamilan). Kondisi-
kondisi tersebut bila tidak ditangani secara tepat dan profesional dapat berakibat fatal
bagi ibu dalam proses persalinan.
Namun, kefatalan ini sering terjadi tidak hanya karena penanganan yang kurang
baik tepat tetapi juga karena ada faktor keterlambatan pengambilan keputusan dalam
keluarga. Terutama di daerah pedesaan, keputusan terhadap perawatan medis apa
yang akan dipilih harus dengan persetujuan kerabat yang lebih tua; atau keputusan
berada di tangan suami yang seringkali menjadi panik melihat keadaan krisis yang 4
terjadi. Kepanikan dan ketidaktahuan akan gejala-gejala tertentu saat persalinan dapat
menghambat tindakan yang seharusnya dilakukan dengan cepat. Tidak jarang pula
nasehat-nasehat yang diberikan oleh teman atau tetangga mempengaruhi keputusan
yang diambil. Keadaan ini seringkali pula diperberat oleh faktor geografis, dimana
jarak rumah si ibu dengan tempat pelayanan kesehatan cukup jauh, tidak tersedianya
transportasi, atau oleh faktor kendala ekonomi dimana ada anggapan bahwa
membawa si ibu ke rumah sakit akan memakan biaya yang mahal. Selain dari faktor
keterlambatan dalam pengambilan keputusan, faktor geografis dan kendala ekonomi,
keterlambatan mencari pertolongan disebabkan juga oleh adanya suatu keyakinan dan
sikap pasrah dari masyarakat bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan takdir
yang tak dapat dihindarkan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan semua manusia.
Dalam era globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrem pada masa ini
menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek sosial budaya. Di Indonesia, masih
banyak ibu-ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati.
Mereka merasa tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter.
https://www.apikescm.ac.id/ejurnalinfokes/images/volume1/handayani.pdf
https://id.scribd.com/document/401704276/MAKALAH-SOSBUD-ASPEK-BUDAYA-docx
http://anysws.blogspot.com/2014/02/mklh-isbd.html
https://pdfcoffee.com/makalah-aspek-sosial-budaya-pada-persalinan-kala-i-pdf-free.html
https://id.scribd.com/doc/79708920/Aspek-Sosial-Budaya-Selama-Persalinan-Kala-I
https://www.bola.com/ragam/read/4529769/pengertian-budaya-ciri-fungsi-unsur-dan-
contohnya-yang-ada-di-indonesia
https://www.halodoc.com/kesehatan/persalinan
https://indonesiabaik.id/infografis/aspek-sosial-budaya-24
Soal
a. 10cm. d. 15cm
b. 20cm. e. 22cm
c. 30cm
Jawaban : A
b. Jaga perineum
e. Dilakukan episiotomi
Jawaban : D
a. 40 menit. d. 33 menit
b. 30 menit. e. 55menit
c. 5 menit
Jawaban : B
a. 2-5 jam
b. 20-15 menit
c. 11-20 jam
d. 30-50 menit
e. 18-24 jam
Jawaban : E
Jawaban : B