Anda di halaman 1dari 6

Tugas

Mutu Layanan Kebidanan

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah “ Mutu
Layanan Kebidanan”

Nama : Sitti Mutmainnah


NIM: PO713211211041
Kelas: TK 2A
Prodi: DIII-Kebidanan
STANDAR OUT COME DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Standar outcome Outcome adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga
kesehatan profesional terhadap klien. Dapat berarti adanya perubahan derajat
kesehatan dan kepuasan baik positif maupun negatif.Outcome jangka
pendek adalah hasil dari segala suatu tindakan tertentu atau prosedur
tertentu.Outcome jangka panjang adalah status kesehatan dan kemampuan
fungsional klien Tentang output/outcome, Donabedian memberikan penjelasan
bahwa outcome secara tidak langsung dapat digunakan sebagai pendekatan
untuk menilai pelayanan kesehatan. Dalam menilai apakah hasilnya bermutu
atau tidak, diukur dengan dengan standar hasil (yang diharapkan) dari
pelayanan medis yang telah dikerjakan.

A. KEPUASAN PELANGGAN
Pembelian atau penggunaan jasa memutuskan memberikan
suatu penilaian terhadap produk atau jasa dan bertindak atas dasar itu. a t a s d a s a r
i t u . “Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang
merupakan hasil dari membandingkan pemampilan atau outcome produk yang
dirasakan dalam hubungannya denagn harapan seseorang”.
Tingkat kepuasan adalah suatu fungsi dari perbedaan antara penampilan yang
dirasakan dan harapan. Ada 3 tingkat kepuasan :

1. Bila penampilan kurang dari harapan pelanggan tidak dipuaskan


2. Bila penampilan sebanding dengan harapan, pelanggan puas
3. Apabila penampilan melebihi harapan, pelanggan amat puas atau senang
Kepuasan pelanggan pengguna jasa pelayanan kesehatan (pasien/ klien)
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Parasuraman dkk (1985) ada lima
dimensi untuk menilai mutu pelayanan kesehatan yaitu :

1. Kehandalan (Reliability)
Yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang
dijanjikan secara akurat dan terpercaya, kinerja harus sesuai dengan harapan
pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua
pelanggan tanpa kesalahan, sikap sempati dan dengan akurasi yang tinggi,
memberikan informasi yang akurat, sehingga ketrampilan, kemampuan dan
penampilan dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan sesuai dengan apa
yang ditetapkan sehingga menimbulkan rasa percaya pasien terhadap pelayanan
yang diberikan.
2. Empati (Emphaty)
Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik,
perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para pasien. Disamping itu
empati dapat diartikan sebagai harapan pasien yang dinilai berdasarkan
kemampuan petugas dalam memahami dan menempatkan diri pada keadaan yang
dihadapi atau dialami pasien. Sikap petugas yang sabar dan telaten dalam
menghadapi pasien cukup memberikan harapan yang baik kepada pasien,
disamping itu petugas memiliki rasa hormat, bersahabat, memahami keadaan
yang dialami pasien dengan baik merupakan harapan para pasien.
Empati diyakini berpengaruh terhadap hasil komunikasi dalam berbagai tipe dari
hubungan-hubungan sosial kita sehari-hari, tanpa empati komunikasi diantara
petugas kesehatan dengan pasien akan mengurangi kualitas
pelayanan kesehatan. Empati yakni peduli, memberi perhatian pribadi dengan
pasien atau dengan kata lain kemampuan untuk merasakan dengan tepat perasaan
orang lain dan untuk mengkomunikasikan pengertian ini kapada orang trsebut.

3. Berwujud (Tangibles)
Kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan aksistensinya kepada pihak
ekseternal, dimana penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik
perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata pelayanan
yang diberikan oleh pemberi jasa yaitu meliputi fasilitas fisik (gedung),
perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi), dn penampilan
pegawai serta media komunikasi.

4. Ketanggapan (Responsiveness)
Yaitu suatu kemampuan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang
tepat pada pasien, dengan menyampaikan informasi yang jelas, jangan
membiarkan pasien menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas
menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.

5. Jaminan Kepastian (Assurance)


Yaitu mencakup pengetahuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki
petugas kesehatan, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. Asuransi
diartikan sebagai salah satu kegiatan menjaga kepastian atau menjamin
keadaan dari apa yang dijamin atau suatu indikasi menimbulkan rasa
kepercayaan Kepuasan pelanggan rumah sakit atau organisasi pelayanan kesehatan
lain atau kepuasan pasien dipengaruhi banyak faktor, antara lain yang
bersangkutan dengan:

a. Pendekatan dan perilaku petugas, perasaan pasien terutama saat pertama kali
datang.
b. Mutu informasi yang diterima, seperti apa yang dikerjakan, apa yang dapat
diharap
c. Prosedur perjanjian
d. Waktu tunggu
e. Fasilitas umum yang tersedia
f. Fasilitas perhotelan
g. Outcome terapi dan perawatan yang diterima

B. EFISIENSI PELAYANAN KESEHATAN


Efisiensi mutu pelayanan kesehatan merupakan dimensi penting dari mutu
karena efisiensi akan mempengaruhi hasil pelayanan kesehatan, apalagi sumber
daya pelayanan kesehatan pada umumnya terbatas. Pelayanan yang efisien
akan memberikan perhatian yang optimal daripada memaksimalkan pelayanan
kepada pasien dan masyarakat Petugas akan memberikan pelayanan yang
terbaik dengan sumber daya yang dimiliki . Pelayanan yang kurang baik karena
norma yang tidak efektif atau pelayanan yang salah harus dikurangi atau
dihilangkan, dengan cara ini kualitas dapat ditingkatkan sambil menekan
biaya. Pelayanan yang kurang baik, disamping menyebabkan risiko yang tidak
perlu terjadi dan kurang nyamannya pasien, seringkali mahal dan memakan
waktu yang lama untuk memperbaiki Peningkatan kualitas memerlukan tambahan
sumber daya, tetapi dengan menganilis efisiensi, manajer program kesehatan
dapat memilih intervensi yang paling cost – effective. efisiensi adalah
penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum.
Efisiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan
berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut. Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan penilaian- penilaian relatif,
membandingkan antara masukan dan keluaran yang diterima. Sebagai contoh
untuk menyelesaikan sebuah tugas, cara A membutuhkan waktu 1 jam sedang cara
B membutuhkan waktu 2 jam, maka cara A lebih efisien dari cara B. Dengan
kata lain tugas tersebut dapat selesai menggunakan cara dengan benar atau
efisiensi.

C. EFEKTIFITAS PROGRAM
Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang
tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari
beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran
keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sebagai
contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah
ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif.
a) Besarnya masalah yang dapat diselesaikan Pentingnya
b) cara penyelesaian masalah
c) Sensitifitas cara penyelesaian masalah
Efektifitas adalah melakukan tugas yang benar sedangkan efisiensi adalah
melakukan tugas dengan benar. Penyelesaian yang efektif belum tentu
efisien begitu juga sebaliknya. Yang efektif bisa saja membutuhkan sumber
daya yang sangat besar sedangkan yang efisien barangkali memakan waktu
yang lama. Sehingga sebisa mungkin efektivitas dan efisiensi bisa mencapai
tingkat optimum untuk kedua-duanya.

SISTEM UNTUK PENINGKATAN KINEJA BIDAN


Kinerja bidan : proses yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh suatu
organisasi dalam memberikan jasa atau produk kepada pelanggan Sekumpulan
prinsip-prinsip pedoman untuk kegiatan di mana pekerjaan setiap
individu memberikan sumbangan bagi perbaikan pelayanan kesehatan secara
keseluruhan. “Bagaimana saya dapat membantu orang lain untuk memahami arti
pekerjaan bagi keseluruhan”. (Firmansyah, n.d.)
Daftar Pustaka

Firmansyah, A. S. (n.d.). STANDAR OUT COME DALAM PELAYANAN


KEBIDANAN.

Anda mungkin juga menyukai