Anda di halaman 1dari 28

Indikator mutu pelayanan

kebidanan

Maharani Ti P.,S.Kep.Ns.,MM
Pengertian Indikator
• Adalah tolak ukur yang menunjukkan tercapai
tidaknya suatu standar pelayanan kesehatan

Tercapai/tidaknya suatu standar, dapat diukur


dengan menggunakan instrumen atau suatu
daftar tilik
STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN (SPK)

DISIPLIN DALAM SPK


• Rumusan tentang penampilan atau nilai
diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan
dengan parameter yang telah ditetapkan yaitu
SPK yang menjadi tanggung jawab profesi bidan
dalam sistem pelayanan
• Bertujuan untuk meningkatan kesehatan ibu dan
anak dalam rangka mewujudkan kesehatan
keluarga dan masyarakat.
Manfaat SPK
• Berguna dalam penerapan norma tingkat kinerja yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan
• Melindungi masyarakat
• Sebagai pelaksanaan, pemeliharaan, dan penelitian
kualitas pelayanan
• Menentukan kompetisi yang diperlukan bidan dalam
menjalankan praktek sehari-hari.
• Dasar untuk menilai pelayanan, menyusun rencana
pelatihan dan pengembangan pendidikan
Format SPK
• Tujuan standar
• Pernyataan standar berisi pernyataan tentang
pelayanan kebidanan yang dilakukan, dengan
penjelasan tingkat kompetensi yang diharapkan.
• Hasil yang akan dicapai oleh pelayanan yang diberikan
dan dinyatakan dalam bentuk yang dapat diatur.
• Prasyarat yang diperlukan (misalnya, alat, obat,
ketrampilan) agar pelaksana pelayanan dapat
menerapkan standar.
• Proses yang berisi langkah-langkah pokok yang perlu
diikuti untuk penerapan standar.
Dasar hukum penerapan SPK
Undang-undang kesehatan Nomor 23 tahun 1992
Kewajiban Nakes adalah mematuhi standar profesi tenaga
kesehatan, menghormati hak pasien, menjaga
kerahasiaan identitas dan kesehatan pasien, memberikan
informasi dan meminta persetujuan (Informed consent),
dan membuat serta memelihara rekam medik.
• Standar profesi tenaga kesehatan adalah pedoman yang
harus dipergunakan oleh tenaga kesehatan sebagai
petunjuk dalam menjalankan profesinya secara baik.
• Hak tenaga kesehatan adalah memperoleh perlindungan
hukum melakukan tugasnya sesuai dengan profesi tenaga
kesehatan serta mendapat penghargaan.
Pertemuan Program Safe Motherhood dari negara di
wilayah Asia tenggara tahun 1995 tentang SPK
Pada pertemuan ini disepakati bahwa kualitas
pelayanan kebidanan yang diberikan kepada setiap
ibu yang memerlukannya perlu diupayakan agar
memenuhi standar tertentu agar aman dan
efektif. Sebagai tindak lanjutnya, WHO
mengembangkan Standar Pelayanan Kebidanan.
Standar ini kemudian diadaptasikan untuk pemakaian
di Indonesia, khususnya untuk tingkat pelayanan
dasar, sebagai acuan pelayanan di tingkat masyarakat.
Standar ini diberlakukan bagi semua pelaksana
kebidanan.
Pertemuan Program tentang penerapan SPK
• Bidan sebagai tenaga profesional merupakan
ujung tombak dalam pemeriksaan kehamilan
seharusnya sesuai dengan prosedur standar
pelayanan kebidanan yang telah ada yang
telah tertulis dan ditetapkan sesuai dengan
kondisi
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi
dan praktek bidan
Pada BAB I yaitu tentang KETENTUAN UMUM
pasal 1 ayat 6 yang berbunyi Standar profesi
adalah pedoman yang harus dipergunakan
sebagai petunjuk dalam melaksanakan profesi
secara baik.
Pelayanan kebidanan yang bermutu

• adalah pelayanan kebidanan yang dapat


memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan
kebidanan serta penyelenggaraannya sesuai kode
etik dan standar pelayanan pofesi yang telah
ditetapkan.
• Standar profesi pada dasarnya merupakan
kesepakatan antar anggota profesi sendiri, sehingga
bersifat wajib menjadi pedoman dalam pelaksanaan
setiap kegiatan profesi (Heni dan Asmar, 2017)
Standar outcome
1. Outcome adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan
tenaga kesehatan profesional terhadap klien
2. Adanya perubahan derajat kesehatan dan
kepuasan baik positif maupun negatif.
3. Outcome jangka pendek adalah hasil dari segala
suatu tindakan tertentu atau prosedur tertentu.
4. Outcome jangka panjang adalah status kesehatan
dan kemampuan fungsional klien
KEPUASAN PELANGGAN
• Pembelian atau penggunaan jasa memutuskan
memberikan suatu penilaian terhadap produk
atau jasa dan bertindak atas dasar itu. Apakah
pembeli puas setelah membelanjakan
tergantung kepada penampilan yang
ditawarkan dalam hubungannya dengan
harapan pembeli.
Philip Kotler “Marketing Management”

• customer satisfaction: “Kepuasan adalah


tingkat keadaan yang dirasakan seseorang
yang merupakan hasil dari membandingkan
pemampilan atau outcome produk yang
dirasakan dalam hubungannya denagn
harapan seseorang”.
Tingkat kepuasan
• adalah suatu fungsi dari perbedaan antara
penampilan yang dirasakan dan harapan.
3 tingkat kepuasan :
• Bila penampilan kurang dari harapan
Pelanggan tidak dipuaskan
• Bila penampilan sebanding dengan harapan
Pelanggan puas
• Apabila penampilan melebihi harapan
Pelanggan amat puas atau senang
Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh :
• Pemahaman pengguna jasa tentang jenis pelayanan
yang akan diterimanya, dalam hal ini aspek
komunikasi memegang peranan penting
• Empati (sikap peduli) yang ditunjukan oleh para
petugas kesehatan, kemudahan dalam melakukan
hubungan, komunikasi yang baik, dan memahami
kebutuhan para pelanggan. 
• Sikap ini akan menyentuh emosi pasien. Faktor ini
akan berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien
(compliance)
• Biaya (cost) tingginya biaya pelayanan dapat
dianggap sebagai sumber moral hazard pasien
dan keluarganya biaya perawatan menjadi
mahal Informasi terbatas yang dimiliki
pasien dan keluarganya tentang perawatan
yang diterima dapat menjadi sumber keluhan
pasien asuransi kesehatan
• Bukti langsung penampilan fisik (tangibility);
meliputi fasilitas fisik, perlengkapan pegawai
dan sarana komunikasi
• Jaminan keamanan yang ditunjukkan petugas
kesehatan (assurance); kemampuan kesopanan dan
sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas
dari bahaya, risiko dan keragu-raguan, ketepatan
jadwal pemeriksaan dan kunjungan dokter dsb
• Kehandalan (reliability); merupakan kemampuan
memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera
dan memuaskan
• Daya tanggap/ kecepatan petugas dalam memberi
tanggapan terhadap keluhan pasien (responsiveness);
keinginan para staf untuk membantu para pelanggan
dan memberikan pelayanan dengan tanggap
EFISIENSI PELAYANAN KESEHATAN
• Efisiensi mutu pelayanan kesehatan
merupakan dimensi penting dari mutu karena
efisiensi akan mempengaruhi hasil pelayanan
kesehatan
• Pelayanan yang efisien akan memberikan
perhatian yang optimal
• Petugas akan memberikan pelayanan yang
terbaik dengan sumber daya yang dimiliki
• Pelayanan yang kurang baik karena norma yang tidak
efektif atau pelayanan yang salah harus dikurangi atau
dihilangkan, dengan cara ini kualitas dapat ditingkatkan
sambil menekan biaya.
• Pelayanan yang kurang baik, disamping menyebabkan
risiko yang tidak perlu terjadi dan kurang nyamannya
pasien, seringkali mahal dan memakan waktu yang
lama untuk memperbaiki
• Peningkatan kualitas memerlukan tambahan sumber
daya, tetapi dengan menganilis efisiensi, manajer
program kesehatan dapat memilih intervensi yang
paling cost – effective.
Efisiensi
• adalah penggunaan sumber daya secara
minimum guna pencapaian hasil yang optimum.
• Efisiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan yang
benar telah ditentukan dan berusaha untuk
mencari cara-cara yang paling baik untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut.
• Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan penilaian-
penilaian relatif, membandingkan antara masukan
dan keluaran yang diterima
• Contoh waktu kinerja A dan kinerja B
Efektivitas Program
• Adalah pencapaian tujuan secara tepat atau
memilih tujuan-tujuan yang tepat dari
serangkaian alternatif atau pilihan cara dan
menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya.
• Efektivitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran
keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan
yang telah ditentukan.
• Contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan
pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka
cara tersebut adalah benar atau efektif.
a. Besarnya masalah yang dapat diselesaikan
b. Pentingnya cara penyelesaian masalah
c. Sensitifitas cara penyelesaian masalah
• Efektivitas adalah melakukan tugas yang benar
• Efisiensi adalah melakukan tugas dengan benar. -
Penyelesaian yang efektif belum tentu efisien
begitu juga sebaliknya.
 Yang efektif bisa saja membutuhkan sumber
daya yang sangat besar sedangkan yang efisien
barangkali memakan waktu yang lama. 
 Sehingga sebisa mungkin efektivitas dan efisiensi
bisa mencapai tingkat optimum untuk keduanya.
Sistem Untuk peningkatan kineja bidan
• Kinerja bidan proses yang dilakukan dan hasil yang
dicapai oleh suatu organisasi dalam memberikan
jasa atau produk kepada pelanggan
• Sekumpulan prinsip-prinsip pedoman untuk
kegiatan di mana pekerjaan setiap individu
memberikan sumbangan bagi perbaikan pelayanan
kesehatan secara keseluruhan.
• “Bagaimana saya dapat membantu orang lain untuk
memahami arti pekerjaan bagi keseluruhan”
8 PRINSIP PERBAIKAN MUTU
1. Keinginan untuk Berubah
• Tidak hanya menemukan praktek yang tidak benar
• Nyatakan secara terbuka keinginan untuk bekerja dalam kemitraan untuk
meningkatkan pelayanan
2. Mendefinisikan Kualitas
• Kemampuan pelayanan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan
3. Mengukur Kualitas
• Menggunakan metode statistik yang tepat untuk menafsirkan hasil
pengukuran.
• Perlu informasi atas proses, kebutuhan pelanggan, dan kualitas penyedia
4. Memahami Saling Ketergantungan
• Fragmentasi tanggung jawab akan menimbulkan suboptimaze “saya bekerja
dengan baik yang lain tidak”
5. Memahami Sistem
• Kesalahan yang terjadi disebabkan oleh sistem (85%) dan manusia
(15%)
6. Investasi Dalam Belajar
• Seluruh pakar menekankan pentingnya pelatihan/ pembelajaran.
Mencari penyebab lalu mendapatkan pengalaman utk perbaikan
7. Mengurangi Biaya
• Mengurangi kerja sia-sia, duplikasi, kompleksitas yang tak perlu
8. Komitmen Pemimpin
• Menunjukkan segala sesuatu baik itu dengan kata-kata maupun
perbuatan atas komitmen yang telah ditetapkan terutama untuk
mutu
Thank You…

Anda mungkin juga menyukai