Anda di halaman 1dari 68

CARA-CARA PENDEKATAN

DALAM PRAKTIK
KEBIDANAN
1. Pendekatan Keagamaan

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak


lepas dari unsur keyakinan.
Yang kita kenal sebagai ibu kandung kita
sesungguhnya diterima atas dasar keyakinan
karena, selain teramat sulit untuk
membuktikannya, juga kita tidak merasa perlu
membuktikannya.
Lanjutan
Demikian pula pada saat kita makan, kita tidak
terlepas dari unsur keyakinan bahwa makanan
tersebut berguna dan kita yakin tidak
membahayakan.
Dasar apa yang menyebabkan demikian, tentu
karena ilmu pengetahuan dan pengalaman.
Jadi keyakinan itu timbul disebabkan oleh
bebagai segi.
.
Lanjutan

Manusia dalam mewujudkan


keyakinan dan pengharapannya
mengikuti aturan-aturan tertentu
atau norma, baik yang berhubungan
dengan manusia, alam ataupun
yang sifatnya gaib
Lanjutan
Manusia dalam hidupnya mempunyai
keyakinan atas suatu hal.
Mengapa demikian, sebab manusia dalam
hidupnya selalu mempunyai pengharapan dan
cita-cita sehingga ia selalu berusaha untuk
mewujudkan keyakinan dan pengharapannya
dalam karya yang kongkrit.
Keyakinan begitu pentingnya bagi manusia,
dapat dikatakan sebagai salah satu syarat
dalam kehidupannya.
Lanjutan

Tanpa keyakinan, kehidupan akan


diliputi oleh perasaan bimbang.
Keyakinan adalah sesuatu yang
seharusnya dibela oleh orang yang
memilikinya,
Tidak peduli apapun yang bakal
terjadi atau menimpa dirinya.
Lanjutan

Manusia memerlukan suatu bentuk


keyakinan dalam hidupnya
karena keyakinan akan melahirkan tata
nilai guna menopang hidup budaya-nya.
Dengan keyakinan yang sempurna,
hidup manusia tidak akan ragu.
Lanjutan

Keyakinan yang dianut harus sekaligus


merupakan kebenaran
Sehingga cara berkeyakinan itu harus
benar pula.
Menganut suatu keyakinan yang salah
atau dengan cara yang salah dapat
membahayakan.
Lanjutan

Apalagi keyakinan itu berbeda yang


satu dengan yang lain sehingga
sudah barangtentu salah satu
diantaranya adalah keyakinan yang
benar.
Keyakinan yang benar haruslah
bersumber dari nilai yang benar.
Lanjutan
Salah satu syarat dalam kehidupan
manusia yang teramat penting adalah
keyakinan,
Sebagian orang dianggap menjelma
sebagai agama.
lanjutan

Agama ini bertujuan untuk mencapai


kedamaian rohani dan kesejahteraan jasmani.

untuk mencapai kedua hal ini harus diikuti


syarat yaitu percaya adanya Tuhan Yang Maha
Esa.
Lanjutan
Orang-orang yang percaya kepada Tuhan
Yang Maha Esa
selalu merasa dilindungi oleh Tuhan dan
dalam suasana, keadaan yang bagaimanpun
mereka tidak merasa takut.
Mereka yakin bahwa tidak ada daya upaya
dan tiada kekuatan yang akan
mempengaruhi atau membinasakan kalau
Tuhan tidak mengijinkan.
lanjutan
Mengingat kebutuhan manusia akan rasa aman
itulah yang menjadi pokok atau pangkal utama
bagi manusia untuk mempercayai Tuhan dan
perlunya hidup beragama.
Sebagian besar penduduk Indonesia (kurang
lebih 81.2 %) bertempat tinggal di 55.970 desa
yang tersebar di seluruh Indonesia.
Lanjutan
Lebih dari 90% penduduk Indonesia
menganut Agama Islam.
Umumnya masyarakat pedesaan
kendatipun penghayatan terhadap
ajaran agama tersebut mendalam, tapi
sebagian masih memiliki cara berpikir
yang sempit.
Lanjutan
Kehidupan masyarakat di pedesaan
sangat religius,
sehingga setiap sikap atau perilakunya
sehari-hari diliputi oleh rasa keagamaan
yang kuat dan yang paling utama adalah
penghormatan yang berlebihan
terhadap tokoh-tokoh agama seperti
alim ulama, haji dan kiyai.
Lanjutan
Sering terlihat bila di dalam suatu
upacara atau pengajian-pengajian
yang sering dilakukan oleh
masyarakat, kedudukan seorang haji
atau kiyai selalu ditempatkan yang
relative lebih terhormat dari hadirin
yang lain.
Lanjutan
Kuntjaraningrat mengatakan bahwa
emosi keagamaan merupakan getaran
jiwa manusia yang pada suatu ketika
pernah menghinggapi manusia di dalam
jangka waktu hidupnya.
bahwa emosi keagamaan ini dapat
mendorong mereka untuk berpikir yang
kadang-kadang teralalu irrasional,
Lanjutan
Dalam rangka meningkatkan partisipasi
masyarakat terhadap usaha-usaha
kesehatan,
sekarang ini pemerintah melalui usaha-
usaha yang dilakukan oleh pihak PKM
(Penyuluh Kesehatan Masyarakat) telah
dilaksanakan suatu pendekatan secara
edukatif kepada masyarakat,
Lanjutan
Mengingat bahwa pendekatan secara
edukatif ini dulu dicobakan dalam suatu
Daerah Khusus Ibukota (DKI) oleh
masing-masing Puskesmas,
memerlukan waktu dan biaya yang besar,
maka pendekatan secara massal ataupun
kelompok, diluar DKI tetap dilaksanakan
seperti melalui ceramah-ceramah dsb.
Lanjutan

Pengalaman menunjukkan bahwa


bila ceramah-ceramah dilaksanakan
oleh petugas-petugas kesehatan
ataupun oleh pejabat-pejabat (formal
leader) memang dihadiri oleh
masyarakat, tetapi kehadiran mereka
kadang kata hanya didengar tidak
untuk dilaksanakan.
Lanjutan
Pola berpikir masyarakat pedesaan yang
memeluk agama Islam antara lain bahwa
setiap perilaku manusia di dunia ini, tidak
akan terlepas dari penilaian Tuhan.
Bila seorang banyak beramal selama
hayatnya, maka kelak akan mendapat
pahala dan akan mendapat kebahagiaan
diakhirat.
Demikian juga banyak berbuat jahat akan
mendapat kesengsaraan di akhirat.
Lanjutan
Atas dasar keyakinan yang demikian,
maka setiap langkah dalam kehidupannya
selalu mencari jalan kearah yang di Ridhoi
Tuhan.
Hal ini terjelma didalam hati setiap
masyarakat.
Kegiatan-kegiatan tradisional dilakukan
seperti pengajian mingguan atau bulanan,
baik untuk anak-anak maupun orang-orang
dewasa.
Lanjutan

Demikian juga perayaan-perayaan untuk


memperingati hari-hari besar Islam.
Demikian juga aktifitas khutbah di masjid,
baik pada waktu sholat jumat maupun
pada waktu-waktu magrib atau subuh,
yang sekarang lebih dikenal dangan
kuliah subuh.
Lanjutan
Jelas bahwa pemuka-pemuka agama
dalam hal ini memegang peranan yang
sangat menentukan.
Bagaimanapun sering-seringnya
ceramah-ceramah tersebut, namun bagi
masyarakat pedesaan tidak pernah
bosan-bosan karena adanya keyakinan
terhadap ajaran-ajaran agama tersebut.
Lanjutan

Sebenarnya hal inilah yang harus kita


lihat dan sadari.
Hal tersebut merupakan satu point
interst masyarakat pedesaan yang patut
diterima dan diperhatikan,
apalagi dalam usaha kita
mengembangkan ataupun menerapkan
ide-ide baru dalam peningkatan
kesehatan masyarakat.
Lanjutan
Agama berperan penting dalam
pembentukan persepsi klien tentang
sehat sakit.
Agama sebagai komponen integral dari
budaya dapat mempengaruhi
penjelasan klien tentang penyebab
penyakit,
Persepsi keparahannya dan pilihan
terhadap penyembuhan.
Lanjutan
Pada masa kritis seperti penyakit
serius/saat menghadapi kematian,
agama dapat menjadi sumber
penyejuk bagi klien dan keluarga
serta dapat mempengaruhi tindakan
yang dipercaya tepat untuk kondisi
klien.
Tujuan Pendekatan Keagamaan.
a.Mengeksplorasi makna agama dalam
kehidupan klien
b.Memeriksa cara-cara dimana agama dapat
dimasukkan kedalam praktik kebidanan.
c.Menguraikan kepercayaan yang
hubungannya dengan keselamatan dan
praktik-praktik kelompok agama tertentu.
Lanjutan
d. Peran bidan untuk menentukan dari
klien dimensi yang penting sehingga
klien dan bidan dapat saling memiliki
tujuan prioritas.
e. Penting untuk menentukan kelompok
agama yang dipercaya bagi klien untuk
berafiliasi.
Lanjutan
f. Informasi bidan harus akurat, membuat
asumsi tentang agama klien adalah ceroboh
dan dapat menyebabkan kesalahan.
g. Bukan peran bidan untuk menilai agama
klien tetapi lebih kepada memahami aspek
yang berhubungan dengan agama yang
penting bagi klien dan anggota keluarganya.
Lanjutan

h. Norma-norma ideal dan perilaku


nyata tidak perlu sama. Bidan
seringkali berhadapan dengan
tantangan untuk pemahaman dan
klien untuk koping dengan konflik
norma.
Alasan mengapa bidan kadang gagal memberi asuhan spiritual
karena:

a.Mereka memandang agama sebagai masalah


pribadi
b.Mereka merasa agama sebagai masalah
pribadi yang hanya memperhatikan hubungan
individu dengan penciptanya.
c. Mereka tidak nyaman mengenai agama
mereka sendiri atau menyangkal mempunyai
kebutuhan spiritual.
Lanjutan

d.Mereka kurang pengetahuan tentang


spiritualitas dan agama orang lain.
e.Mereka salah mengira kebutuhan
spiritual sebagai kebutuhan
psikososial.
f. Mereka menganggap pemenuhan
kebutuhan spiritual bukan tanggung
jawabnya.
Intervensi Spiritual Tepat Jika

a.Memperhatikan kesejahteraan spiritual


klien seperti halnya kesehatan bio,
psiko, sosial
b.Mengakui bahwa keseimbangan fisik,
psikososial dan spiritual penting bagi
kesehatan yang baik secara
menyeluruh.
Agama dan Asuhan Kebidanan

a.Sedikit refrensi tentang spiritual care


b.Asuhan kebidanan yang holistic perlu
memberi penekanan juga pada
kebutuhan spiritual
c.Perlu membedakan antara agama dan
spiritualitas
d.Agama merujuk pada system
kepercayaan yang terorganisasi,
kaitannya dengan sang pencipta.
Lanjutan
e.Spiritualitas lahir dari pengalaman
kehidupan yang unik menemukan
makna dan kegunaan dari
hidup/kehidupan.
f. Tujuan asuhan kebidanan spiritual
adalah untuk membantu klien
menemukan Tuhan mereka sendiri dan
kebenaran,
Lanjutan

g. Asuhan kebidanan spiritual


meningkatkan kesejahteraan spiritual
mereka.
h. Dalam memberikan asuhan
kebidanan, bidan tidak dan
seharusnya tidak mengenakan
keyakinan dan hukuman agama
tertentu.
Asuhan Klien Dalam Kondisi Kritis Atau
Kehilangan Klien Dan Keluarganya

a. Peran bidan dalam menghadapi klien


sakaratul maut dan keluarga
bervariasi sesuai kebutuhannya serta
pilihan klien dan bidan, juga
lingkungan klinik dimana interaksi
terjadi.
Lanjutan

b. Dengan memahami budaya dan


variasi agama yang berhubungan
dengan hal diatas bidan dapat
memberikan asuhan yang bersifat
individu dan dapat membantu
dalam menentukan siapa yang
perlu dihubungi jika kebutuhan itu
timbul.
2. Pendekatan Kesenian Tradisional

• Merupakan produk dari manusia


sebagai homeostetikus, setelah
manusia dapat mencukupi kebutuhan
fisiknya, maka manusia perlu dan selalu
mencari pemuas untuk memenuhi
kebutuhan psikhisnya.
Lanjutan

• Manusia semata-mata tidak hanya


memenuhi isi perut, tetapi perlu juga
pandangan indah serta suara
merdu, semua dapat dipenuhi
melalui kesenian
• Pendekatan tradisional banyak
diterapkan dalam praktik kebidanan
sesuai dengan budaya yang berlaku
disetiap daerah antara lain;
Lanjutan
a.Sistem Kemasyarakatan Banjar.
• Disamping kelompok-kelompok kerabat
patrilineal yang mengikat orang banjar
berdasarkan atas prinsip keturunan
• adapula bentuk kesatuan-kesatuan
sosial yang didasarkan atas kesatuan
wilayah, ialah desa.
Lanjutan
Kesatuan-kesatuan sosial serupa itu
kesatuan yang diperkuat oleh kesatuan
adat dan upacara-upacara keagamaan
yang keramat.
Pada umumnya tampak beberapa
perbedaan antara desa adat
dipegunungan dan desa adat di tanah
datar.
lanjutan
Desa-desa adat dipegunungan
biasanya sifatnya lebih kecil dan
keanggotaannya terbatas pada orang
asli yang lahir di desa itu juga.
Sesudah kawin orang itu langsung
menjadi warga desa adat (krama desa)
dan mendapat tempat duduk yang khas
di balai desa yang disebut bale agung,
Lanjutan

Berhak mengikuti rapat-rapat desa yang


di adakan secara teratur pada hari-hari
yang tetap.
Desa-desa adat di tanah datar biasanya
sifatnya besar dan meliputi daerah yang
tersebar luas.
Lanjutan

Demikian sering terdapat diferensiasi


ke dalam kesatuan-kesatuan adat
yang khusus didalamnya, yang
disebut banjar. Sifat keanggotaan
banjar tidak tertutup dan tidak
terbatas kepada orang-orang asli
yang lahir didalam banjar itu juga.
Lanjutan
Demikian kalau ada orang-orang dari
wilayah-wilayah lain atau yang lahir di banjar
lain, yang kebetulan tinggal disekitar wilayah
banjar yang bersangkutan,
mau menjadi warga, hal itu bisa saja.
Pusat dari banjar adalah bale banjar dimana
para warga banjar saling liotrm dan berapat
pada hari-hari yang tetap.
Banjar dikepalai oleh seorang kepala yang
disebut kalian banjar (kliang)
Lanjutan

Ia dipilih untuk suatu masa jabatan yang


tertentu oleh warga banjar.
Tugasnya tidak hanya menyangkut
segala urusan dalam lapangan
kehidupan sosial dari banjar sebagai
suatu komuniti, tetapi juga lapangan
kehidupan keagamaan.
Lanjutan

Kecuali itu, ia sering kali harus juga


memecahkan hal-hal yang
menyangkut hukum adat tanah dan
dianggap ahli dalam adat banjar
pada umumnya.
Lanjutan
Sekarang ini komunikasi modern,
pendidikan, serta proses modernisasi,
telah membawa banyak perubahan-
perubahan juga dalam masyarakat dan
kebudayaan di desa-desa tersebut.
Pada daerah yang mempunyai system
banjar, maka ada bangunan bale banjar
tempat warga banjar mengadakan rapat
dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Lanjutan

Sedangkan disekelilingnya terdapat


perumahan warga banjarnya.
Komplek bangunan-bangunan (bale)
yang ditempati oleh keluarga inti
maupun keluarga luas diatas suatu
pekarangan yang biasanya dikelilingi
oleh dinding dengan gapura sempit
Lanjutan

b. Kebudayaan Bali
Suku-suku bali merupakan suatu
kelompok manusia yang terikat oleh
kesadaran akan kesatuan
kebudayaannya,
sedangkan kesadaran itu diperkuat
oleh adanya bahasa yang sama.
Lanjutan
Walaupun ada kesadaran yang
demikian, namun kebudayaan bali
mewujudkan banyak variasi dan
perbedaan setempat.
Agama Hindu yang telah lama
terintegrasi kedalam kebudayaan bali,
dirasakan pula sebagai suatu unsur
yang memperkuat adanya kesadaran
akan kesatuan itu.
Lanjutan
Perbedaan pengaruh dari kebudayaan
Jawa-Hindu di berbagai daerah di bali
dalam zaman Majapahit dahulu,
menyebabkan adanya dua bentuk
masyarakat di Bali, ialah masyarakat
Bali-Aga dan Bali-Majapahit (Wong
Majapahit).
lanjutan

Masyarakat Bali-Aga kurang sekali


mendapat pengaruh dari kebudayaan
Jawa-Hindu dari Majapahit dan
mempunyai struktur tersendiri..
Lanjutan
Cara-cara pendekatan bidan didalam
wilayah Bali:
a. Menggerakkan dan membina peran
serta masyarakat, dalam bidang
kesehatan, dengan melakukan
penyuluhan kesehatan yang sesuai
dengan permasalahan kesehatan.
Lanjutan
b. Pemerintah
menjalankan/menerapkan
Poskesdes (Pos Kesehatan
Desa), yang ditujukan kepada
seluruh masyarakat, yang
terjangkau kedaerah pedalaman.
Lanjutan
c. Penyuluhan kesehatan masyarakat
dimaksudkan dapat menghasilkan
perubahan perilaku yang lestari untuk
keluarganya, individu keluarga dan
masyarakat itu sendiri.
d. Penyuluhan kesehatan masyarakat
dimaksudkan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
Lanjutan

e. Membina dan memberikan bimbingan teknis


kapada kader termasuk dukun. (peran bidan
sebagai pendidik). Bersama kelompok dan
masyarakat menanggulangi masalah
kesehatan khususnya yang berhubungan
dengan kesehatan ibu anak dan KB.
f. Membina kerjasama lintas program, lintas
sector dan lembaga swadaya masyarakat.
Lanjutan

g. Bidan harus bekerjasama dengan


pamong desa (seorang kepala yang
disebut kelian banjar (keliang).
h. Bidan harus mengenal system/struktur
masyarakat setempat.
i. Bidan mempelajari data penduduk
(jenis kelamin, umur, mata
pencaharian, pendidikan dan agama).
3. Paguyuban

a.Pengertian

• Peguyuban atau Gemeinschaft adalah suatu


kelompok atau masyarakat yang diantara
para warganya diwarnai dengan hubungan-
hubungan sosial yang penuh rasa
kekelurgaan, bersifat bathiniah dan kekal,
serta jauh dari pamrih-pamrih ekonomi.
Lanjutan
• Menurut Ferdinand Tonnies, paguyuban
(Gemeinschaft) adalah bentuk
kehidupan bersama dimana anggota-
anggotanya di ikat oleh hubungan
bathin yang murni dan bersifat alamiah
serta bersifat kekal. Dasar hubungan
tersebut adalah rasa cinta dan rasa
kesehatan. Kehidupan seperti ini
bersifat organis dan sejati.
b. Ciri-Ciri Paguyuban.
Menurut Fardinand Tonnes ciri-ciri pokok
dari paguyuban antara lain:
1)Intimate : Hubungan menyeluruh yang
mesra
2)Private : Hubungan bersifat pribadi, yaitu
khusus untuk beberapa orang saja
3)Exlusive: Bahwa hubungan tersebut
hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk
orang lain diluar “kita”2.
Sedangkan secara umum ciri-ciri paguyuban yaitu:

1)Adanya hubungan perasaan kasih sayang.

2)Adanya keinginan untuk meningkatkan kebersamaan

3)Tidak suka menonjolkan diri.

4)Selalu memegang teguh adat lama yang konsevatif

5)Sifat gotong royong masih kuat.

6)Hubungan kekeluargaan masih kental


C.Type Paguyuban

Paguyuban memiliki tiga tipe yang ada


di masyarakat yaitu:

1)Paguyuban karena ikatan darah


(Gemeinschaft by blood) yaitu paguyuban
berdasarkan keturunan, comtoh kelompok
kekerabatan, keluarga besar.
2) Paguyuban karena tempat (Gemeinschaft
by plce) yaitu paguyuban yang terdiri dari
orang-orang yang berdekatan tempat
tinggal sehingga dapat saling tolong-
mrnolong, contohnya arisan, RT, RW,
karang taruna, PKK, pos kamling atau
ronda, Posyandu. Pondok pesantren.
3) Paguyuban karena jiwa pikiran
(Gemeinschaft by mind) yaitu
paguyuban yang terdiri dari orang yang
tidak mempunyai hubungan darah atau
tempat tinggalnya tidak berdekatan,
akan tetapi mereka mempunyai jiwa
dan pikiran yang sama, paguyuban
semacam itu tidak sekuat dengan ikatan
paguyuban berdasarkan keturunan,
contohnya organisasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai