PRAKTIK BUDAYA
DALAM
KESEHATAN
REPRODUKSI
Djuhadiah Saadong
Harus
diingat Kesehatan Reproduksi
adalah suatu keadaan yang memungkinkan
proses reproduksi dapat dicapai secara sehat
fisik, mental dan sosial. Bukan hanya tidak
terjadinya penyakit atau kelainan, tetapi
menyangkut juga kemampuan perempuan untuk
mengatur atau mengendalikan kesuburannya.
Pendahuluan
Banyak yang tidak menyadari bahwa kerentanan kesehatan perempuan secara
fisik dan psikis merupakan faktor yang sangat kuat berkontribusi terhadap rendahnya
kualitas hidup perempuan dan tentunya juga akan berpengaruh terhadap rendahnya
kualitas hidup manusia Indonesia secara keseluruhan.
Faktor-faktor non-medis seperti politik, ekonomi, sosial dan budaya
memberi kontribusi cukup besar terhadap kesehatan perempuan yang pasti akan
berpengaruh terhadap kualitas hidup perempuan dan tentu pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia secara keseluruhan. Faktor-
faktor non-medis berupa komitmen politik, kondisi perekonomian, dan tradisi
budaya, berpengaruh terhadap kesehatan perempuan.
Masih banyak permasalahan dan kendala dalam pemenuhan hak kesehatan
reproduksi perempuan melalui data statistik yang menunjukkan kerentanan
kesehatan perempuan. Khususnya dalam kesehatan reproduksi dapat diamati dari
semakin meningkatnya angka kesakitan dikalangan perempuan yang
berhubungan fungsi reproduksi. Gangguan kesehatan reproduksi ringan hingga
berat banyak dialami kaum perempuan.
Secara umum kita mengenal konstruksi budaya tentang perempuan melalui
terkait dengan tubuh, kesehatan seksual dan reproduksi yang banyak dialami