Di Banda Aceh
Dengan Hormat,
Merujuk pada pertemuan kami dengan Bapak Dr. Saiful Mahdi, S.Si., M.Sc selaku klien
Kantor Hukum Siska Ambarwati, S.H, M.H And Parterns Law Firm menyampaikan Legal
Dengan ini, saya Siska Ambarwati, S.H., M.H. selaku advokat menyampaikan pendapat
hukum (Legal Opinion) kepada Dr. Saiful Mahdi, S.Si., M.Sc. selaku terdakwa kasus
pencemaran nama baik melalui media sosial. Berkaitan dengan akan diajukannya banding pada
Adapun legal opinion ini disusun berdasarkan hasil analisa yang saya lakukan terhadap
informasi tambahan, dimana keterangan dimaksud menurut penilaian saya relevan dan tidak
A. Pendahuluan
Hak kebebasan berekspresi merupakan faktor utama dalam pilar demokrasi. Hak ini
dijadikan hak dasar berdasarkan Majelis Umum PBB tertanggal 14 Desember 1946 yang
menyatakan bahwa hak atas informasi merupakan hak suci dan hak dasar bagi setiap orang.
Hak dasar lainnya dalam Hak Asasi Manusia yang tidak dapat dikurangi yaitu hakatas
kebebasan berekspresi dan berpendapat terletak pada kegiatan mencari, menerima, dan
Right (ICCPR) yang dibentuk pada 1976 dalam pasal 19 menyatakan, Setiap orang berhak
untuk berpendapat tanpa campur tangan dan berhak atas kebebasan untuk menyatakan
pendapat termasuk kebebasan untuk mencari, menerima dan memberikan informasi dan
pemikiran apapun, terlepas dari pembatasan-pembatasan secara lisan, tertulis, atau dalam
bentuk cetakan, karya seni atau melalui media lain sesuai dengan pilihannya. Di
Indonesia, hak untuk bebas berpendapat dan berekspresi diatur dalampasal 28E Ayat
(2) dan (3) serta Pasal 28F Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI)
1945. Dan tertuang dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
bersalah oleh Pengadilan Negeri Banda Aceh pada tanggal 21 April 2020 berdasarkan
pasal 45 ayat (1) jo pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Nomor 19 tahun 2016 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik, dengan vonis 3 (tiga) bulan penjara dan denda Rp.10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah) subsider 1 (satu) bulan kurungan. Dan Dr. Saiful Mahdi selaku klien kami
mengajukan upaya hukum banding di Pengadilan Tinggi Banda Aceh sehingga mereka
membutuhkan pendapat hukum mengenai langkah upaya hukum yang akan dilaksanakan.
B. Permasalahan
C. Dasar Hukum
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana atau Kitab
3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana atau Kitab
1. Pada tanggal 20 Mei 2021 mencuat berita oleh media bahwa ada dugaan kebocoran
data peserta BPJS pada forum online. Runtutan kejadian dapat dijelaskan
sebagaimana berikut :
a. Berita tersebut kebocoran data peserta BPJS kemudian direspon oleh pihak BPJS
Kesehatan dengan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait pada tanggal 21 Mei
Siber dan Sandi Negara (BSSN), Cybercrime Mabes Polri, Pusat Pertahanan Siber
b. Pada tanggal 22 Mei 2021, tim BPJS Kesehatan bersama BSSN dan tim security
kepada Kemkominfo. Surat itu kemudian disampaikan pada Senin, 24 Mei 2021.
2. Atas kronologi kerjadian kebocoran data pribadi tersebut, para peserta BPJS Kesehatan
banyak mengalami kerugian dengan terjadinya kebocoran data pribadi tersebut oleh
3. Klien kami atas nama Bapak Amiruddin tercatatat sebagai nasabah BPJS Kesehatan
dengan Nomor kepesertaan : 131131131 turut mengalami kerugian atas kebocoran data.
Dibuktikan dengan diawali sering munculnya SMS dan Whatsapp tawaran dari pihak
ke 3.
4. Kejadian terakahir adalah muncul pihak ketiga yang menghubungi bapak Amiruddin
untuk meminta validasi data dengan posisi pihak ketiga tersebut sudah melengkapi hal-
hal dengan menggunakan data pribadi termasuk data riwayat rekam medis Bapak
hukum lainnya.
5. Dengan kejadian tersebut Bapak Amiruddin menderita kerugian adalah kebocoran data
E. Analisa Hukum
Dasar pengaturan mengenai perlindungan data pribadi tercantum pada Undang-Undang Dasar
Hak atas privasi termasuk di dalam perlindungan data pribadi diakui sebagai salah hak konstitusi
onal warga negara. Hal ini sejalan dengan dimasukannya bab khusus tentang hak asasi man
J). Ketentuan mengenai jaminan perlindungan data pribadi dapat ditemukan di dalam Pasa
“Setiap orang berhak atas perlindungan atas perlindungan diri pribadi, keluarg
a, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta b
erhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbu
at atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.”
Hal itu juga sejalan dengan UU No. 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia, yang dalam beberapa
pasalnya menjamin perlindungan hak atas privasi warga negara, misalnya Pasal 14 (2), Pasal 29
(1) dan Pasal 31. Secara umum Pasal 29 ayat (1) menyatakan pengakuan akan hak setiap
Perlindungan data pribadisecara umum pengertiannya mengacu pada praktik, perlindungan, dan
aturan mengikat yang diberlakukan untuk melindungi informasi pribadi dan memastikan bahwa
subjek data tetap mengendalikan informasinya. Singkatnya, pemilik data harus dapat memu
tuskan apakah ingin membagikan beberapa informasi atau tidak, siapa yang memiliki akses,
untuk berapa lama, untuk alasan apa, dan dapat memodifikasi beberapa informasi ini, dan lain-
lain
F. Pendapat Hukum
Judul : Legal Opinion Permohonan Banding Dr. Saiful Mahdi, S.Si., M.Sc.
FIRAC URAIAN
KITA
4. Pada tanggal 6 Mei 2019 Dr. Saiful Mahdi menerima surat peringaatan
Agustus 2019
6. Dr. Saifu Mahdi menerima panggilan pertama sebagai saksi atas Pasal
oleh penyidik.
umum.
Transaksi Elektronik
(Analysis) terbukti secara sah melanggar Pasal 45 Ayat (3) jo pasal 27 Ayat (3)
kebebasan berpendapat yang tertuang dalam pasal 28E Ayat (2) dan
(2).
menyinggung kepada dua ketentuan, yaitu hak atau nama baik orang lain dan keamanan
bahwa setiap orang memiliki hak untuk tidak dipidana atas pendapat dan ekspresinya.
baik secara tertulis maupun lisan sebagai suatu sebab adanya tindakan kebencian disertai
orang), dan tidak berlaku ketika subjek hukum tersebut merupakan dari perseorangan pada
kelompok/institusi.
Perbuatan yang dilakukan oleh Dr. Saiful Mahdi merupakan suatu bagian dari
kebebasan berpendapat, yang dijamin oleh pasal 28F UUD 1945. Isi pesan tersebut bukan
penghinaan dan atau pencemaran nama baik. Menurut KUHP, suatu informasi dikatakan
bermuatan penghinaan dan atau pencemaran nama baik, jika memenuhi unsur adanya
perbuatan menuduhkan sesuatu hal pada seseorang atau pribadi hakiki (naturlijk persoon),
bukan pada organisasi, ataupun kelompok orang. Dalam frasa yang ditulis Mahdi tidak ada
nama atau identitas yang jelas yang menunjuk diri pribadi seseorang. Frasa "jajaran
pimpinan" yang ditulis Mahdi itu tidak mengarah pada seseorang, atau
pribadi dengan identitas yang jelas. Unsur berhak, tidak berhak, atau unsur melanggar
norma adalah unsur utama penentu masuk tidaknya sebuah perbuatan transaksi elektronik
melawan hukum, melainkan hak warga negara. Kesimpulannya Majelis Hakim dalam
pengadilan negeri Banda Aceh kurang cermat dalam tidak memahami pokok perkara
sehingga Dr. Saiful Mahdi dalam dakwaan pencemaran nama baik tidak terbukti secara
sah melanggar Pasal 45 Ayat (3) jo pasal 27 Ayat (3) Undang Undang Nomor 19 Tahun
2016 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik karena tidak memenuhi unsur-unsur dalam pasal pasal 27 Ayat (3).
SAIFUL MAHDI, S.Si., M.Sc. Majelis Hakim dalam pengadilan negeri Banda Aceh
kurang cermat dalam tidak memahami pokok perkara sehingga Dr. Saiful Mahdi dalam
dakwaan pencemaran nama baik tidak terbukti secara sah melanggar Pasal 45 Ayat (3)
jo pasal 27 Ayat (3) Undang Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan
karena tidak memenuhi unsur-unsur dalam pasal pasal 27 Ayat (3). Seharusnya Dr.
dilakukan sebelum mencapai masa tenggang waktu 14 (empat belas) hari dan
Demikianlah legal opini ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Atas
TTD