Anda di halaman 1dari 2

Raihan Zulkarnain (175010107111128)

Ujian Tengah Semester mata kuliah Hukum Perbankan (C)

1. Pada masalah yang belakangan ini terjadi, OJK menerapkan kebijakan stimulus bagi
perekonomian dengan diterbitkannya POJK No.11/POJK.03/2020 mengenai Stimulus
Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran
Coronavirus Disease 2019. POJK ini diharapkan dapat mengurangi dampak terhadap kinerja
dan kapasitas debitur yang diperkirakan akan menurun, sehingga bisa meningkatkan risiko
kredit yang berpotensi mengganggu kinerja perbankan dan stabilitas sistem keuangan.

Melalui kebijakan stimulus ini, Perbankan juga memiliki pergerakan yang lebih luas
sehingga pembentukan kredit macet dapat terkendali dan memudahkan memberikan kredit
baru kepada debitur.

2. Pertama, yang akan berdampak pada industri perbankan adalah perilaku nasabah yang
berpindah dari aktivitas transaksi konvesional, seperti pergi ke bank untuk menabung, ke
transaksi digital yaitu transaksi akan dilakukan melalui mobile banking atau internet
banking.

Kedua, fenomena ini akan menyebabkan redefinisi pekerjaan seperti akuntan, teller, pelayan
toko, dan lain lain akan tetap ada namun mereka akan membutuhkan set skill baru untuk
bekerja dengan data.

Ketiga, peran fintek yang saat ini hanya berfungsi sebagai pengumpul data pengguna dan
menjadi pusat big data, ke depannya akan sangat mungkin jika fungsi mereka akan sama
persis dengan bank.
3. Kehadiran teknologi kecerdasan buatan tak dapat dipungkiri menimbulkan sedikit
kecemasan dari beberapa tenaga kerja. Hal ini tentu berdampak besar pada nasib mata
pencaharian mereka di masa depan. Akan tetapi hal ini pun mempermudah beberapa hal dari
sektor perbankan seperti :

 Chatbot dan Virtual Assistant, Bank mempergunakan chatbot (semacam layanan text)
dan voice bots (dengan suara) untuk menyelesaikan masalah.

 Profiling Nasabah, Bank dapat melakukan melakukan komunikasi dan mengambil


keputusan berdasarkan profil detail setiap nasabah. Keputusan diambil tanpa campur
tangan manusia. AI mempergunakan data yang terstruktur maupun tidak terstruktur 
untuk melihat profile customer.

 Menyederhanakan proses, Proses yang sifatnya "low value" dan repetitif dapat
diserahkan ke pada AI karena AI dilengkapi dengan pengetahuan terkait dengan regulasi
dan peraturan perundangan yang berlaku
 Mendeteksi pola, AI dapat mendeteksi pola dan anomali terkait transaksi yang
terindikasi fraud atau pencucian uang (money laundering). Face dan Voice recognition
dapat digunakan untuk mendeteksi pelaku fraud.

4. Menurut saya dengan adanya UUPK, Bank dilarang membuat debitur tunduk kepada
peraturan yang berupa aturan baru, tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang
dibuat sepihak oleh Bank dalam masa perjanjian kredit. Jadi apabila masih ada pencantuman
klausula, maka debitur dapat membatalkan perjanjian tersebut, hal ini ditujukan untuk
melindungi kepentingan debitur (konsumen).

Anda mungkin juga menyukai