Anda di halaman 1dari 16

BUMN DALAM MENGURANGI JUMLAH PENGANGGURAN DI INDONESIA

DISUSUN OLEH:

Arta Okber 11970514576


Ilman Rizky Isra 11870513888
Mukhlas Abrar
Pedli Resydi Miflah 11970513522
Sudirman Hala 11870513808

PROGRAM S1
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA 7 D
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat
serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan, sehingga penulis
diberikan kekuatan serta kesehatan untuk dapat menyelesaikan makalah ini sesuai yang
diharapkan sebagaimana mestinya tanpa ada suatu hambatan apapun.
Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Semoga kita termasuk ke dalam
golongan orang-orang yang mendapatkan syafa’at beliau di hari akhir kelak, Amin.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini
sangat kami harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
khususnya dan pada pembaca umumnya.

Pekanbaru, 4 November 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................................2
1.3 Manfaat....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Masalah Pengangguran di Indonesia.......................................................................3
2.2 Pengangguran Dalam Perspektif Islam....................................................................6
2.3 Peran serta upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Pengangguran.............................7
2.4 Peran BUMN Dalam Mengatasi Pengangguran......................................................9
BAB III............................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan............................................................................................................12
3.2 Saran......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................1

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Krisis ekonomi yang terjadi pertengahan 1997 telah mempengaruhi sendi-sendi
dasar kehidupan masyarakat luas. Krisis ini telah mengakibatkan berbagai dampak
sosial pada semua strata masyarakat, seperti terjadinya kesenjangan yang semakin
tajam antara kenaikkan harga-harga barang kebutuhan pokok dengan daya beli
masyarakat, kesenjangan antar golongan kian melebar dan semakin meningkatnya
tingkat kriminalitas, gangguan keamanan serta pengangguran. Akumulasi dari
berbagai bentuk krisis membuat masyarakat kian frustasi dan kepercayaan kepada
pemerintah semakin merosot, sedangkan ketidakpastian mengenai kapan semua ini
akan berakhir juga terus menghantui masyarakat.

Ketidakstabilan politik dan ekonomi di tanah air, telah membawa dampak


kepada instabilitas keamanan. Begitu pula maraknya demonstrasi serikat pekerja
dengan tuntutan kenaikan standar upah minimum bagi pekerja, serta munculnya.
reaksi terhadap pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai perusahaan, telah
menimbulkan rasa kurang aman untuk berusaha khususnya bagi investor asing,
sehingga telah mendorong hengkangnya beberapa investor asing dari negeri ini.
Masalah ketersediaan lapangan kerja di Indonesia sekarang ini sudah mencapai
kondisi yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah pengangguran yang
besar dan pendapatan yang relatif rendah. Pengangguran dapat menjadi beban
keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan
keresahan sosial dan kriminal, serta dapat menghambat pembangunan dalam jangka
panjang.

Dampak buruk dari pengangguran adalah berkurangnya tingkat pendapatan


masyarakat yang pada akhirnya mengurangi tingkat kemakmuran/kesejahteraan.
Kesejahteraan masyarakat yang turun karena menganggur akan meningkatkan
peluang mereka terjebak dalam kemiskinan karena tidak memiliki pendapatan.

1
Apabila pengangguran tidak dapat diatasi, maka akan timbul keresahan sosial yang
mempunyai dampak yang buruk pada kesejahteraan masyarakat serta prospek
pembangunan ekonomi dalam jangka panjang. Dengan demikian, tingginya
pengangguran akan berdampak pada peningkatan kemiskinan di Indonesia.

1.2 Tujuan
Adapun Tujuan Dalam Pembuatan makalah ini sebagai berikut :

1. untuk mengetahui peran BUMN dalam Mengatasi Masalah Jumlah


Pengangguran di Indonesia

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini sebagia berikut:

1. agar mahasiswa dapat menegtahui peran BUMN dalam mengatasi permasalahan


pengangguran di Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

2
2.1 Masalah Pengangguran di Indonesia
Pengangguran merupakan salah satu masalah sosial dalam pembangunan. Dalam
hal ini lapangan kerja menjadi wahana untuk menempatkan manusia pada posisi
sentral pembangunan. Lapangan kerja juga merupakan sumber pendapatan. Dengan
demikian Sumodiningrat menyatakan bahwa:
Manusia atau angkatan kerja merupakan salah satu faktor produksi, sehingga
bila timbul pengangguran pada suatu masyarakat berarti alokasi sumber daya dan
produksi nasional relatif kurang optimal. Karena itu, penyediaan lapangan kerja
merupakan salah satu prioritas pembangunan di Indonesia, sebagai cara untuk
memperluas pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya 5agar rakyat dapat hidup
layak. Meskipun lapangan kerja menjadi agenda setiap Pelita, masalah ini tetap
mendesak bagi Indonesia, mengingat angka pengangguran masih cukup tinggi; dan
pengangguran merupakan sumber utama kemiskinan massal, baik kemiskinan
materi maupun non materi.
Kesempatan kerja merupakan suatu kesempatan yang diberikan kepada orang
lain untuk menempati posisi pekerjaan yang sesuai dengan kriteria yang diperlukan.
Pada waktu sekarang ini banyak data statistik yang mengungkapkan semakin
tingginya tingkat pengangguran setiap tahunnya di Indonesia.
Mengingat masyarakat miskin umumnya menghadapi permasalahan terbatasnya
kesempatan kerja dan berusaha, terbatasnya peluang mengembangkan usaha,
lemahnya perlindungan terhadap aset usaha, dan perbedaan upah serta lemahnya
perlindungan kerja terutama bagi pekerja anak dan pekerja perempuan. Terbatasnya
lapangan pekerjaan yang tersedia saat ini seringkali menyebabkan mereka terpaksa
melakukan pekerjaan yang beresiko tinggi dengan imbalan yang kurang memadai
dan tidak ada kepastian akan keberlanjutannya.
Tercatat bahwa Berdasarkan data BPS atau Badan Pusat Statistik 2020 lalu,
TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) mencapai 7,07 persen dari 138,22 juta
angkatan kerja. Artinya terdapat 9,77 juta penduduk pengangguran terbuka. Hal ini
merupakan angka yang tinggi mengingatt masih banyaknya pengangguran di
indonesia

3
Belum berhasil diatasinya masalah ketenagakerjaan yang terpuruk ketika
krisis dan kurangnya perluasan kesempatan kerja dapat dilihat dari kondisi
ketenagakerjaan yang menunjukkan belum adanya perbaikan. Tingginya tingkat
pengangguran usia muda memerlukan perhatian khusus, karena usia muda
merupakan transisi dari sekolah dan bekerja. Selain itu, usia muda merupakan
tingkat usia yang paling rentan terhadap kemiskinan yang disebabkan karena tiga
hal. Pertama, rumahtangga miskin mempunyai jumlah tanggungan (orang muda
yang masih dalam tanggungan) besar, khususnya di daerah perdesaan. Kedua,
kemiskinan seringkali diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Banyak pemuda yang berasal dari keluarga miskin terpaksa bekerja di usia
yang sangat muda untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan biasanya mendapatkan
pekerjaan yang tidak tetap dengan upah rendah. Ketiga, kaum muda merupakan
masa transisi ke arah mandiri, mereka pada umumnya menemukan kesulitan
mendapatkan pekerjaan produktif karena kurangnya pengetahuan dan integrasi
dalam pasar kerja.
Kebijakan perluasan kesempatan kerja dihadapkan pada dilema antara
kebutuhan untuk menciptakan pasar tenaga kerja yang mampu memberi insentif
peningkatan investasi industri yang bersifat padat karya, dan perlunya perlindungan
pekerja terhadap kepastian kerja dan upah yang layak. Pengangguran terjadi
disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil
dari jumlah pencari kerja, kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja,
kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.
Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan
hubungan kerja, yang disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup/mengurangi
bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif,
peraturan yang menghambat inventasi, hambatan dalam proses ekspor impor, dan
lain-lain.
Menurut Sukirno, terdapat beberapa kelompok pengangguran yang dilihat dari
jam kerja, yaitu:
1. Pengangguran terselubung (disguised unemployment) adalah tenaga kerja
yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

4
2. Setengah menganggur (under unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga
kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang
dari 35 jam selama seminggu.
3. Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup
banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha
secara maksimal.
Lebih lanjut menurut Sukirno, apabila dilihat dari penyebab terjadinya
pengangguran, dikelompokkan menjadi 7 macam:
1. Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang
disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara
pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja tidak mampu memenuhi
persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu
perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya
manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
2. Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus
ekonomi.
3. Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan struktur

4. Pengangguran musiman (seasonal unemployment)


Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi
kegiatan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus
nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang
durian yang menanti musim durian.
5. Pengangguran siklikal

5
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas
naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah
daripada penawaran kerja.
6. Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan
atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
7. Pengangguran siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran
siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate
demand).(Gunawan Sumodiningrat & Mulyadi, 2016)

2.2 Pengangguran Dalam Perspektif Islam


Islam sangat mencela pengangguran yaitu orang yang tidak mau bekerja dengan
alasan kemalasan, gaji yang sedikit, serta pekerjaan yang tidak memadai ( Yunus;
Marlena). Seperti dalam Firman Allah SWT yang berbunyi:

Artinya : Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu dimuka bumi;
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung”. (Qs. Al-Jumuah [62] : 10)
Dalam ayat tersebut menunjukan bahwa perintah bekerja mencari rezeki dalam
rangka memperoleh keberuntungan dilaksanakan apabila telah ditunaikannya
perkara ibadah, Kemudian dalam Al-quran (94;7), juga dikatakan "Maka apabila
kamu telah selesai (dan suatu urusan), kenakanlah dengan sungguh-sungguh
urusan yang lain".

6
Dengan demikian jelaslah bahwa dalam pandangan islam bekerja hanya
dihentikan ketika melakukan shalat, istirahat dan jeda waktu yang penting lainnya.
Bukan berhenti karena malas. Selain itu, bekerja adalah kewajiban dimana setiap
orang akan dimintai pertanggung jawabannya. Al-quran (53;39), menyebutkan; "...
bahwa seorang manusia tidak akan memperoleh sesuatu selain apa yang dia
kerjakan". Artinya pendapatan seseorang haruslah bersumber dari apa yang
dikerjakannya. Imbalan hasil kerja dalam islam, selain material, terdapat pula
ganjaran spiritual, karena islam menganggap kerja sebagai bagian dari ibadah.
(Fajarwati, 2012)

2.3 Peran serta upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Pengangguran


Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan sesuai dengan UUD 45 pasal 27 ayat 2. Sebagai solusi pengangguran
berbagai strategi dan kebijakan dapat ditempuh, untuk itu diperlukan kebijakan
yaitu:
1. Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan
jiwa kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa
bimbingan teknis dan manajemen memberikan bantuan modal lunak jangka
panjang, perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas khusus agar dapat
tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di bidangnya. Mendorong
Terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha yang
menunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah
yang mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi
pasar dan peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD,
BUMS dan pihak lainnya.

2. Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-


kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan
membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan
kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan
berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia.

7
3. Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur.
Seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) Dengan membangun
lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan
mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci.

4. Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu


banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing
maupun Penanaman Modal Dalam Negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan
disederhanakan sehingga merangsang pertumbuhan iklim investasi yang kondusif
untuk menciptakan lapangan kerja.

5. Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya


daerah-daerah yang belum tergali potensinya) dengan melakukan promosi-promosi
keberbagai negara untuk menarik para wisatawan asing, mengundang para investor
untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan
dan kebudayaan yang nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja daerah
setempat.

6. Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan
usaha atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut
maka kegiatan proses produksi akan menjadi lebih efisien dan murah karena
pengadaan bahan baku bisa dilakukan secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau
Steel dapat bersinergi dengan PT. PAL Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan
baku berupa pelat baja.

2. Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan


menikah pada usia dini) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan
sisi angkatan kerja baru atau melancarkan sistem transmigrasi dengan
mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang jarang penduduk dengan
difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau peternakan oleh pemerintah.

3. Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri.
Perlu seleksi secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri. Sebaiknya

8
diupayakan tenaga-tenaga terampil. Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai
oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.

4. Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional


(Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas
pendidikan yang berorientasi kompetensi. Karena sebagian besar para
penganggur adalah para lulusan perguruan tinggi yang tidak siap
menghadapi dunia kerja.

5. Segera mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena Indonesia


mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan
dan pulau-pulau yang sangat potensial sebagai negara maritim dan agraris.
Potensi kelautan dan pertanian Indonesia perlu dikelola secara baik dan
profesional supaya dapat menciptakan lapangan kerja yang
produktif(Dewita, 2013)

2.4 Peran BUMN Dalam Mengatasi Pengangguran


Dalam perkembangannya, BUMN menjadi salah satu pelaku ekonomi yang
memiliki peran cukup penting. Di dalam Penjelasan Umum, Bagian II, UU No. 19
Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dijelaskan beberapa peran BUMN
dalam sistem perekonomian nasional, yaitu sebagai

1. penghasil barang dan/atau jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan


sebesarbesarnya kemakmuran masyarakat;

2. pelopor dan/atau perintis dalam sektorsektor usaha yang belum diminati


usaha swasta;

3. pelaksana pelayanan publik;

4. penyeimbang kekuatan-kekuatan swasta besar;

5. turut membantu pengembangan usaha kecil/koperasi;

6. salah satu sumber penerimaan negara yang signifikan dalam bentuk


berbagai jenis pajak, dividen, dan hasil privatisasi.

9
Selain peran tersebut, BUMN juga memiliki peran penting untuk
mengurangi pengangguran baik secara langsung maupun tidak langsung, yang
sampai saat ini masih menjadi masalah pelik di Indonesia apalagi dalam krisis
keuangan global saat ini dimana banyak perusahaan yang melakukan pemutusan
hubungan kerja (PHK) terhadap pekerjanya.

Pengurangan pengangguran secara langsung dilakukan melalui rekrutmen


tenaga kerja, sedangkan secara tidak langsung dilakukan melalui pemberdayaan,
pembinaan, dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (termasuk
koperasi) sehingga terciptalah lapangan kerja baik untuk pengusaha UMKM
sendiri maupun untuk Angkatan. (Sitepu & Devi, 2019)

pengurusan dan pengawasan BUMN telah dilaksanakan berdasarkan prinsip-


prinsip GCG yang merujuk pada Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-
01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good
Corporate Governance/GCG) pada BUMN. Pelaksanaan tanggung jawab sosial
perusahaan BUMN sebagai salah satu wujud penerapan GCG juga masih jauh
dari harapan. Padahal, peran BUMN melalui tanggung jawab sosial perusahaan,
sejatinya mampu mewujudkan 3 (tiga) pilar utama pembangunan (triple tracks)
yang telah dicanangkan pemerintah. Pilar tersebut yaitu: 1) pengurangan jumlah
pengangguran (pro-job); 2) pengurangan jumlah penduduk miskin (pro-poor);
dan 3) peningkatan pertumbuhan ekonomi (pro-growth). Pada saat pelaksanaan
tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia bersifat voluntary, artinya belum
diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(UU PT), perusahaan di Indonesia terutama PT, melaksanakan tanggung jawab
sosial perusahan secara beragam dan sangat tergantung dari kesadaran dan
tanggung jawab sosial PT terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan
terutama di sekitar perusahaan. Berbeda dengan BUMN, dalam Pasal 88 UU
BUMN dijelaskan, bahwa BUMN dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya
untuk keperluan pembinaan usaha kecil/koperasi serta pembinaan masyarakat
sekitar BUMN.

10
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-05/MBU/2007 Tentang
Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan
Program Bina Lingkungan Secara konsep, PKBL yang dilaksanakan BUMN
tidak jauh berbeda dengan best practices tanggung jawab sosial perusahaan
yang dilakukan oleh perusahaan swasta sehingga dapat dikatakan bahwa
PKBL merupakan praktik tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan
BUMN.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Mukti Fajar berpendapat bahwa


bentuk-bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan yang
dilakukan BUMN dalam hal ini dikenal dengan istilah PKBL sebagai
pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan. Seperti yang terdapat dalam
Pasal 1 Angka 6 Permen BUMN Tentang PKBL, Program Kemitraan
BUMN dengan Usaha Kecil, adalah program untuk meningkatkan
kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui
pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. (Sumiyati et al., 2013)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
BUMN juga memiliki peran penting untuk mengurangi pengangguranbaik
secara langsung maupun tidak langsung, yang sampai saat ini masih menjadi
masalah pelik di Indonesia apalagi dalam krisis keuangan global saat ini dimana
banyak perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap
pekerjanya.

11
Pengurangan pengangguran secara langsung dilakukan melalui rekrutmen tenaga kerja,
sedangkan secara tidak langsung dilakukan melalui pemberdayaan, pembinaan, dan
pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (termasuk koperasi) sehingga
terciptalah lapangan kerja baik untuk pengusaha UMKM sendiri maupun untuk Angkatan.
3.2 Saran
Didalam Penulisan Mkalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan baik dari segi penulisan, literatur serta referensi yang paparkan, maka
dari itu kedepannya penulis berharap dapat lebih baik lagi

12
DAFTAR PUSTAKA

Dewita, Y. (2013). STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM


MENANGGULANGI PENGANGGURAN Oleh Yulna Dewita Hia 1. Economica,
1(2), 77–82.
Fajarwati, A. (2012). Kemiskinan dan Pengangguran ( Arnia Fajarwati )
SOSIOHUMANITAS, XIV (2), Agustus 2012. SOSIOHUMANITAS, 16(2), 184–
196.
Gunawan Sumodiningrat, 1999, & Mulyadi, M. (2016). Peran Pemerintah dalam
Mengatasi Pengangguran dan Kemiskinan dalam Masyarakat. Jurnal Kajian,
21(3), 221–236.
Sitepu, R. S., & Devi, M. (2019). KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK ( GOOD
CORPORATE GOVERNANCE ) PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA
(BUMN) YANG BERBENTUK PERSERO. Kajian, 14(3).
Sumiyati, Y., Hukum, F., & Islam, U. (2013). Peranan BUMN dalam Pelaksanaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat.
20(3), 460–481.

Anda mungkin juga menyukai