Anda di halaman 1dari 3

Nama : Bilal Ahmad Rizki

NIM : P3.73.26.1.20.008
Prodi : D4 Fisioterapi – Semester 3 
Mata Kuliah : Patofisiologi Kardiopulmonal
Patofisiologi Penyakit Paru Restriksi 2 
(Atelektasis, Pneumonia dan Fibrosis Paru)
Atelektasis
Atelektasis adalah penyakit paru-paru di mana alveolus tidak terisi oleh udara.
Atelektasis merupakan salah satu penyebab paru-paru kolaps atau kempis dan tidak bisa
mengembang. Udara tidak bisa masuk ke dalam saluran nafas terutama alveolus, karena bisa dari
Obtruksi bisa dari non Obtruksi.
 Patofisiologi
Patofisiologi atelektasis berbeda antara atelektasis obstruktif dan nonobstruktif.
Pada atelektasis obstruktif, terjadi absorpsi alveolar di bagian distal dari obstruksi. Obstruksi
akan menghambat ventilasi ke sejumlah area paru. Perfusi akan terus berlanjut, sehingga pada
akhirnya seluruh gas pada segmen yang terkena akan diabsorpsi dan, jika ventilasi tidak kembali,
jalan napas akan kolaps, menyebabkan atelektasis. 
Atelektasis nonobstruktif dapat dibagi lagi menjadi atelektasis kompresi, adhesi,
sikatrik, relaksasi, dan replacement. Pada atelektasis kompresi, terjadi penurunan gradien
tekanan transmural, sehingga alveolus akan kolaps. Pada atelektasis adhesi, umumnya terjadi
defisiensi atau disfungsi surfaktan yang menyebabkan peningkatan tegangan permukaan
alveolus, sehingga alveolus menjadi tidak stabil dan kolaps. Atelektasis sikatrik sering
disebabkan oleh terbentuknya jaringan parut pada parenkim paru yang menyebabkan kontraksi
pada paru, misalnya pada tuberkulosis paru, fibrosis paru, dan proses kronik destruktif lainnya.
 Diagnosis
Atelektasis bisa asimptomatik dan ditemukan tanpa sengaja melalui pemeriksaan foto
thorax. Tetapi ada juga pasien yang menunjukkan gejala dyspnea, hipoksia, dan batuk berdahak.
Faktor risiko yang dimiliki pasien perlu digali, seperti adanya penyakit paru, obesitas, kehamilan,
riwayat anestesi umum dalam waktu dekat, ataupun riwayat pembedahan thorax dan abdomen.
 Penatalaksanaan Fisioterapi
Penatalaksanaan atelektasis ditentukan oleh penyebab yang mendasari. Tujuan
penatalaksanaan adalah untuk merestorasi serta mempertahankan patensi jalan napas, dan
menyediakan tekanan transpulmonal yang adekuat untuk mengatasi tekanan recoil paru.
Pneumonia
Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan parenkim paru
distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.
Pnemunonia dibedakan menjadi dua yaitu pneumonia komuniti dan pneumonia nosokomial.
Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi di luar rumah sakit,
sedangkan pneumonia nosokomial adalah pneumonia yang terjadi lebih dari 48 jam atau lebih
setelah dirawat di rumah sakit.
 Patofisiologi 
Agent penyebab pneumonia masuk ke paru-paru melalui inhalasi ataupun aliran darah.
Diawali dari saluran pernafasan dan akhirnya masuk ke saluran pernafasan bawah. Reaksi
peradangan timbul pada dinding bronkus menyebabkan sel berisi eksudat dan sel epitel menjadi
rusak. Kondisi ini berlangsung lama sehingga menyebabkan etelektasis. Reaksi inflamasi dapat
terjadi di alveoli, dan menghasilkan eksudat yang mengganggu jalan napas, bronkospasme dapat
terjadi apabila pasien menderita penyakit jalan napas reaktif. Gejala umum yang biasanya
terjadi pada pneumonia yaitu demam, batuk dan sesak napas.
 Pencegahan 
1. Menjalani vaksinisasi 
2. Menjaga daya tahan tubuh
3. Menjaga kebersihan
4. Tidak merokok
5. Tidak mengonsumsi alkohol yang berlebih
6. Menerapkan etika bersin

Fibrosis paru
Fibrosis paru adalah salah satu penyakit dari grup besar penyakit paru interstisial.
Penyakit ini bisa didefinisikan sebagai kondisi di mana jaringan paru menjadi jaringan parut.
Jaringan parut tersebut menumpuk sehingga membuat paru-paru kaku dan disebut fibrosis.
 Patofisiologi 
Penyebab fibrosis paru idiopatik tidak diketahui. Namun, faktor risiko fibrosis paru dapat
meninggalkan luka serta menebalkan jaringan di sekitar dan di antara kantung udara (alveoli)
paru-paru. Hal ini membuat oksigen lebih sulit masuk ke dalam aliran darah. Kerusakan dapat
disebabkan oleh banyak hal termasuk racun udara di sekitar tempat kerja, penyakit paru-paru
tertentu, bahkan beberapa jenis perawatan medis.
 Faktor Risiko 
Ada banyak faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengidap
fibrosis paru, antara lain:
1. Merokok
2. Terpapar polusi yang ada di lingkungan, seperti silika, debu logam keras, bakteri, protein
hewan, gas, dan asap
3. Konsumsi obat-obatan tertentu
4. Genetik
5. Infeksi virus
6. Penyakit gastroesophageal reflux (GERD)
 Penatalaksanaan Fisioterapi 
1. Postural drainase
2. Perkusi
3. Vibrasi

Anda mungkin juga menyukai