Anda di halaman 1dari 11

PATOFISIOLOGI

MUSKULOSKELETAL
GANGGUAN JARINGAN LUNAK
(FASCIA):
“MYOFASCIAL PAIN”
Pengertian
• Myofascial pain syndrome atau nyeri myofascial adalah gangguan nyeri kronis
yang memengaruhi persendian dan otot (musculoskeletal). Myofascial pain
syndrome biasanya terjadi akibat otot yang aus setelah digunakan berulang
kali, misalnya ketika berolah raga atau mengoperasikan mesin berat.
Gangguan ini dapat menyebabkan nyeri lokal atau reffered pain, tightness,
stiffness, spasme, keterbatasan gerak respon cepat lokal dari otot tersebut.
Nyeri pada MPS dapat menjalar pada regio tertentu dan bersifat lokal.
• Myofascial pain syndrome tidak hanya terjadi pada orang tua saja tapi bisa
juga terjadi pada usia muda. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan nyeri
MTrP diantaranya aktivitas pekerjaan, kelainan postural, gangguan mekanik,
kelainan metabolik, dan faktor psikososial.
Patologi
• Sindrom nyeri myofascial adalah sebuah kondisi nyeri otot ataupun fascia, akut maupun kronik, menyangkut
fungsi sensorik, motorik, ataupun otonom, yang berhubungan dengan myofascial trigger points (MTRP). Gejala
motorik dapat berupa disfungsi motorik atau kelemahan otot akibat inhibisi motorik, terbatasnya gerakan dan
kekakuan otot. Gejala sensorik dapat berupa nyeri tekan, nyeri alih, hiperalgesia, ataupun alodinia. Gejala
otonom dapat seperti berkeringat, aktivitas pilomotor, perubahan suhu kulit, lakrimasi, dan salivasi.
• Terdapat 7 ciri khas sindrom nyeri myofascial disebabkan trigger points yaitu:
1) Nyeri lokal TP (trigger points)
2) Nyeri referred
3) Pemendekkan sarkomere
4) Respon Kedutan Lokal (LTR)
5) Kesulitan Metabolik
6) Efek theraputik yang timbul dari meregangkan otot yang berkaitan
7) Kelemahan dan kelelahan
Tanda dan Gejala
Gejala yang mungkin terjadi pada myofascial syndrome meliputi:
1. Nyeri otot yang semakin lama semakin memburuk.
2. Jika otot yang nyeri ditekan, rasa nyerinya bisa menjalar kebagian tubuh
lain.
3. Sulit tidur karena rasa sakit
4. Otot melemah dan kaku
5. Gerak terbatas
Etiologi
• Cedera otot
Cedera otot akut atau tekanan otot yang berlanjut dapat menyebabkan nyeri yang
terasa menjalar
• stres dan cemas
Orang yang sering mengalami stres dan kecemasan mungkin lebih cenderung
meningkatkan titik pemicu pada otot. Satu teori yang mendukung ini adalah bahwa
orang-orang mungkin cenderung mengepalkan ototnya,
• Faktor lain
Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko yaitu kekurangan gizi, kurang olahraga,
kelelahan, perubahan hormon (menopause), kegemukan, dan merokok. Selain itu,
terlalu sering berada di ruangan yang dingin seperti saat tidur di ruangan ber-AC juga
dapat meningkatkan risiko.
Manifestasi Klinis
Pasien dengan nyeri myofasial biasanya datang dengan keluhan nyeri yang meluas
dan tidak dapat dilokalisir pada otot dan persendian. Selain itu terdapat keluhan
sensoris seperti mati rasa. Manifestasi klinis lain yang dikeluhkan oleh pasien yaitu:
1. Secara khas trigger point dapat meningkatkan terjadinya nyeri ketika terstimulasi.
2. Durasi dari terjadinya reffered pain bervariasi, dalam hitungan detik, jam ataupun
hari.
3. Dipersepsikan sebagai nyeri yang dirasakan dalam, sakit dan membakar walaupun
kadang-kadang dirasakan sebagai nyeri superfisial.
4. Nyeri dapat dirasakan menyebar ke arah kaudal maupun kranial.
5. Intensitas dan luas area nyeri yang dirasakan berkaitan erat dengan tingkat
aktivitas (iritabilitas) dari trigger point.
Penatalaksanaan
• Metode terapi fisik dianggap sebagai penatalaksanaan terbaik untuk
myofascial pain syndrome. Terapi fisik misalnya peregangan,
perbaikan postur, pemijatan, penggunaan kompres panas, dan
penggunaan ultrasound. Penatalaksanaan lain yaitu teknik
“peregangan dan spray”, di mana otot yang memiliki titik pencetus
disemprotkan dengan spray penyejuk, kemudian diregangkan
perlahan-lahan. Penatalaksanaan lainnya misalnya pemijatan atau
injeksi titik pencetus.
Perawatan
1. Terapi fisik (untuk memperkuat, meregangkan dan mengendurkan otot).
2. Tusuk jarum kering (mendorong jarum tipis ke titik pemicu untuk mengurangi sesak, meningkatkan
aliran darah dan menghilangkan rasa sakit).
3. Jarum basah / suntikan titik pemicu (menggunakan jarum untuk menyuntikkan lidokain [atau anestesi
lain] ke titik pemicu untuk menghilangkan rasa sakit).
4. "Semprot dan regangkan" (menyemprotkan titik pemicu dengan cairan pendingin, lalu perlahan,
meregangkan otot secara manual).
5. Terapi cahaya tingkat rendah / laser dingin (menggunakan laser untuk merangsang pelepasan bahan
kimia pereda nyeri).
6. Ultrasound (menggunakan gelombang suara untuk menembus otot).
7. Stimulasi saraf listrik transkutan (terapi TENS; bantalan ditempelkan ke kulit Anda melalui mana sinyal
listrik tegangan rendah dikirim).
8. Terapi akupunktur dan relaksasi, termasuk biofeedback dan terapi perilaku kognitif (juga baik untuk
meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi kecemasan).
Perawatan yang bisa Anda lakukan di rumah antara lain:
1. Panas (seperti pada bantalan pemanas). Beberapa orang mendapat manfaat dari
paket dingin / es.
2. Olahraga. Khususnya latihan menahan beban (untuk memperkuat otot), latihan
peregangan (untuk meregangkan otot) dan latihan aerobik (untuk mendapatkan
lebih banyak oksigen ke dalam otot).
3. Obat pereda nyeri yang dijual bebas (seperti acetaminophen) atau NSAID (seperti
ibuprofen atau naproxen). Jangan minum obat ini jika Anda menggunakan
analgesik atau NSAID yang diresepkan oleh penyedia layanan kesehatan Anda.
4. Teknik relaksasi, termasuk yoga (untuk meregangkan dan mengendurkan otot
serta mengurangi stres), latihan pernapasan, dan meditasi.
5. Perubahan pola makan (hindari makanan yang diketahui menyebabkan
peradangan).
6. Perendaman dalam air hangat.
7. Pijat.
Adapun pilihan obat resep yang mungkin termasuk:
1. Obat penghilang rasa sakit (analgesik).
2. Obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID).
3. Relaksan otot.
4. Steroid.
5. Antidepresan.
6. Obat penenang untuk meningkatkan kualitas tidur Anda.
Durasi sindrom nyeri myofascial bervariasi dari orang ke orang. Dengan
pengobatan, mungkin hilang setelah satu hari atau beberapa minggu,
tetapi bisa memakan waktu lebih lama untuk beberapa. Seberapa cepat
sindrom nyeri myofascial Anda sembuh tergantung pada sejumlah faktor,
termasuk:
1. Kesehatan umum Anda.
2. Diet.
3. Jumlah dan kualitas tidur.
4. Seberapa waspada Anda mematuhi rekomendasi penyedia layanan
kesehatan Anda

Anda mungkin juga menyukai