Anda di halaman 1dari 2

A. Apa dan kenapa harus pembelajaran jarak jauh?

1. Apasih pembelajaran jarak jauh itu?


Metode pembelajaran jarak jauh adalah pendidikan dimana peserta didik dengan
pengajar atau pendidik berada dilokasi yang berbeda, dan dalam pelaksanaannya
diperlukan sistem telekomunikasi yang interaktif untuk dapat terhubung satu dengan
lainnya, sehingga peran teknologi dan penunjang-penunjang pembeljaran jarak jauh
sangat dibutuhkan, mengingat pembelajaran ini dilakukan secara daring/online.
2. Kenapa harus pembelajaran jarak jauh?
Melihat kondisi saat ini, seperti yang kita rasakan, mewabahnya pandemi virus corona
desease atau covid-19 membawa dampak kepada kehidupan, kitapun disuruh berjaga
jarak dan melakukan sesuai dengan prokes saat ini. Akibatnya, dampak yang dibawa
juga berhadapan dengan berjalanannya pendidikan. Dalam pencegahan dan upaya
memutus rantai penyebaran covid-19 Mentri Pendidikann dan Kebudayaan Republik
Indonesia memberi kebijakan melalui Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 yang isinya
agar pelaksanaan proses belajar mengajar dilakukan dari rumah, biasa disebut
pembelajaran jarak jauh atau daring. Demikian juga berlaku pada tingkat perguruan
tinggi.
Pentingnya pendidikan disebuah negara, tentu membuat pembelajaran harus tetap
berjalan di masa pandemi ini.

B. Kendala-kendala peserta didik dalam pembelajran jarak jauh


Dalam sebuah transisi dan transformasi keadaan, kendala-kendala itu merupakan
suatu kewajaran yang menyertai itu. Berikut contoh kendala-kendala peserta didik
dalam pembelajaran daring.
1. Banyak siswa tidak memiliki gawai, atau dukungan ponsel yang tidak memadai.
2. Kesulitan jaringan internet terutama di perdesaan atau di pelosok.
3. Kemudian, tidak semua orang tua mudah diajak bekerja sama selama daring, dan
masih ada orang tua yang gagap teknologi.
4. Pemberian tugas yang terbilang banyak dalam takaran masa daring pandemi.
5. Kesalahan-kesalahan teknis juga sulit dihindari, seperti kesalahan input nilai, atau
rekapitulasi kehadiran siswa.

Namun, kendala-kendala ini sebenarnya tidak hanya dirasakan oleh peserta


didik/siswa melainkan juga pendidik dan orang tua. Seperti guru yang kurang akan
pengalaman dalam penggunaan media elektronik/atau aplikasi-aplikasi, harus dituntut
agar tetap mampu memberikan materi dalam pembelajaran daring berlangsung.
Begitupun orangtua, tak sedikit orang tua yang harus memutar otak dan otot supaya
hal-hal yang menunjang berjalannya daring bisa terpenuhi oleh anaknya.

C. Dampaknya bagi kesehatan mental peserta didik


Peserta didik, yang kurang bisa realistis mungkin akan lebih rumit untuk adaptasinya
terhadap transformasi pendidikan konvensional ke pembelajaran jarak jauh atau
daring. Dan peserta didik yang sebelumnya tidak pernah menghadapi kendala-kendala
daring, tentu ini akan berdampak pada kesehatan mental peserta didik, peserta didik
dapat mengalami tekanan mental, contohnya:
Yang pertama, siswa bisa saja mengalami stress
Yang ke dua, siswa mengalami kecemasan diri
Ketiga, siswa bisa saja malah bersikap acuh tak acuh terhadap pendidikan
Dan ini tentu saja berbahaya, stress dan kecemasan diri yang dialami peserta didik
bisa saja mengurangi keceradasan emosional seperti menurunnya ketangguhan,
inisiatif, optimisme yang bisa menjadi pesimisme, kemudian hilangnya motivasi
dalam diri.

D. Menumbuhkan energi positif pada peserta didik


Dalam menanggulangi tekanan mental pada peserta didik, salah satunya ialah
menumbuhkan energi positif peserta didik dalam masa daring ini, dan ini tentu
menjadi peran untuk seluruh elemen yang terlibat dalam pembelajaran daring,
1. Peran guru, peran guru dalam menumbuhkan menumbuhkan energi positif pada
peserta didik, bisa saja dengan menerapkan pembelajaran yang lebih
mengasyikan, pemberian tugas setidaknya tidak berlebih untuk takaran masa
pandemi ini, dan timbal balik/komunikasi yang baik dapat menumbuhkan energi
positif pada peserta didik.
2. Peran Orang-tua, orang tua dalam berlangsungnya pendidikan daring tidak bisa
diacuhkan dan keberadaannya sangatlah penting.
Seperti, mendampingi anaknya yang meminta bantuan, mengajaknya untuk dapat
selalu mendekatkan diri kepada Tuhan agar energi positif bisa terbentuk, dan
memotivasi. Ini akan lebih sulit, jika umur anak masih dalam jenjang tk atau sd.
3. Kesadaran peserta didik, nah disini kesadaran peserta didik sangatlah penting
terlbeih kepada peserta didik jenjang smp, sma, dan bahkan mahasiswa.
bagaimana ia melihat keadaan saat ini, bagaimana ia harus dituntut lebih mandiri
pada masa daring ini, baik itu dalam mengerjakan, dalam memotivasi diri, dan
lainnya.
4. Kemudian yang terakhir adalah peran kita bersama, sebagai peserta didik yang
membantu dan mengingatkan kepada teman kelas/sekolah, sebagai peserta
didik/pendidik/orangtua lebih mengerti dimasa pandemi ini. Kesadaran bersama
sangatlah penting, untuk tetap berlangsungnya pendidikan yang efektif dan
menyehatkan, sehat dari covid, dan sehat-sehat lainnya. Terimakasih, sekian.

Anda mungkin juga menyukai