Anda di halaman 1dari 8

TEKANAN MENTAL DAN PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI

ASRIYANSYAH/ 2000003071

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta

ABSTRAK

Pandemi Covid-19 telah berdampak di sektor pendidikan. Demi mengurangi penyebaran


Covid-19, pemerintah menerapkan strategi social distancing/physical distancing, salah
satunya dengan menutup sekolah. Kebijakan lainnya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan
peserta didik adalah dengan menerapkan strategi belajar di rumah atau pembelajaran jarak
jauh dalam jaringan. Tentunya terdapat kendala berjalannya pembelajaran daring ini,
mengingat banyaknya peserta didik baru pertamakali melaksanakan pembelajaran jarak jauh
(daring). Upaya dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu dan berkualitas ketika
pandemi ini masih terjadi sudah dilaksanakan, namun masih ada kendala-kendala yang ada
dalam pembelajaran daring. Beberapa faktor terhambatnya pembelajaran daring ialah,
penguasaan teknologi yang minim, keterbatasan sarana dan prasarana, jaringan internet, dan
biaya. Pemerintah dalam usahanya mengatasi kendala-kendala pembelajaran selama pandemi,
dengan membagikan kuota-kuota gratis bagi peserta didik, memberikan program belajar di
TV. Kendala dalam pembelajaran jarak jauh tak hanya mengenai material, kondisi mental
atau psikologis peserta didik juga perlu diperhatikan. Keperluan psikis peserta didik dalam
pembelajaran sangat mendorong dan menjadi salah satu penentu berkualitas atau tidaknya
pembelajaran yang dilaksanakan.

Kata kunci: pendidikan, kebijakan selama pandemi, psikologis peserta didik.


PENDAHULUAN

Pendidikan menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 ialah sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Adanya pendidikan dalam sebuah negara merupakan
tonggak bagi takaran maju atau tidaknya sebuah bangsa, seperti yang tercantum dalam
rumusan konstitusional, pendidikan memiliki andil besar dalam upaya membentuk dan
membangun peserta didik menghadapi masa mendatang.

Selama pandemi Covid-19 mewabah di beberapa negara, termasuk Indonesia. Corona Virus
Disease (Covid-19) berdampak besar pada berbagai sektor, salah satunya pendidikan.
Pendidik harus memastikan kegiatan belajar tetap berjalan, meskipun peserta didik berada di
rumah. Solusinya, pendidik dituntut mendesain media –pembelajaran sebagai inovasi dengan
memanfaatkan media daring. Ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).
Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop
yang terhubung dengan koneksi internet.

Kondisi pandemi Covid-19 ini memberikan perubahan yang luar biasa, didalam pendidikan
seolah seluruh sistem yang sebelumnya konvensional dipaksa bertransformasi untuk
beradaptasi secara tiba-tiba melakukan pembelajaran jarak jauh dari rumah atau melalui
media daring. Ini tentu bukanlah hal yang mudah, karena belum sepenuhnya siap. Tak hanya
pendidik yang dituntut untuk kreatif dalam penyampaian materi melalui media daring.
Problematika transformasi pendidikan yang secara tiba-tiba juga memberikan dampak pada
peserta didik. Dampaknya akan menimbulkan tekanan fisik maupun psikis, peserta didik
harus mampu dan dituntut untuk menyeimbangkan pola pikir yang positif dengan keadaan
hati yang seimbang.
PEMBAHASAN

Kebijakan Pendidikan di Masa Pandemi dan Psikis Peserta Didik

Pandemi Virus Corona atau yang lebih dikenal Covid-19 berdampak juga pada sektor
pendidikan. Hal tersebut salah satunya ditindaklanjuti oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia melalui Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 yang isinya agar
pelaksanaan proses belajar mengajar dilakukan dari rumah atau yang sering disebut dengan
pembelajaran jarak jauh/daring, guna memutus mata rantai penyebaran covid-19 (Nasional,
2020). Demikian juga yang termaktub dalam (Kemdikbud, 2020) tentang kegiatan proses
belajar mengajar di Perguruan Tinggi yang harus dilaksanakan secara daring (Dalam
Jaringan) yang dulunya dilaksanakan secara konvensional.

Kondisi disaat Pandemi Virus Corona, sangat diuntungkan dengan Era 4.0 yang telah
mendekatkan masyarakat dengan Teknologi Digital. Sehingga dapat memudahkan fase
transformasi dari Konvensional menjadi Daring. Kemudian, dapat dikatakan bahwa cara atau
bentuk pembelajaran yang memanfaatkan teknologi digital adalah pembelajaran daring yang
merupakan solusi pada pandemic covid-19. Menurut (Moore, Dickson-Deane and Galyen,
2011) bahwa pembelajaran daring memilki kekuatan, tantangan dan hambatan tersendiri.
Sehingga dalam pembelajaran jarak jauh dibutuhkan media yang tepat dengan situasi-kondisi
dan materi pembelajaran guna mengoptimalkan pendidikan saat ini. Tersedia banyak media
atau platform pembelajaran berbasis teknologi, beberapa platform tersebut terbilang efektif
dan efisien dalam pengaplikasiannya karena mudah diakses serta free meliputi google suite
(google drive, google form, google site dan google classroom), Edmodo Schoology
(Enriquez, 2014), Lark suite, Kelas Maya dari Rumah Belajar, email dan media video
conference (webex, zoom, google meet, telegram bahkan yang paling sederhana yaitu whats
app).

Guru mengajar dari rumah, peserta didik belajar dirumah. Proses belajar mengajar harus
beradaptasi dan dilakukan secara jarak jauh dengan mengandalkan teknologi dan jaringan
internet. Disamping peran seorang guru, peran orang tua sangat dibutuhkan agar anak
memiliki self-regulating sehingga mampu mengajarkan dirinya dalam upaya memberikan
penguatan secara internal (Subarto, 2020). Seperti yang telah disinggung tadi, menurut
(Moore, Dickson-Deane and Galyen, 2011) bahwa pembelajaran daring memilki kekuatan,
tantangan dan hambatan tersendiri. Kelebihan dan kendala pembelajaran jarak jauh dirasakan
seluruh elemen yang terlibat dalam kependidikan termasuk peserta didik, pendidik, bahkan
orang tua peserta didik. Tidak semua pendidik dan peserta didik siap dalam menghadapi
perubahan sistem pembelajaran di masa pandemi ini (Morgan, 2020). Kondisi ini menuntut
pendidik perlu terampil dalam menerapkan berbagai cara untuk melakukan pembelajaran
daring dengan efektif. Pendidik yang tidak pernah menggunakan media daring harus berusaha
lebih keras untuk menyesuaikan kemampuannya dengan tuntutan saat ini. Begitu pula peserta
didik lebih mandiri dalam mempelajari materi sehingga lebih mudah dalam mengikuti proses
pembelajaran daring yang sedang berlangsung.

Kendala-kendala yang ada dalam pembelajaran selama pandemi mesti ada sikap serius dari
segenap elemen yang terlibat dalam kependidikan termasuk orang tua peserta didik. Tidak
hanya yang bersifat material saja, namun juga kondisi psikis peserta didik yang mengalami
tekanan mental karena kendala-kendala yang dialaminya. Terjadinya kondisi peserta didik
yang mengalami tekanan mental, tentu ada hal yang melandasi mengapa hal tersebut bisa
terjadi. Tidak sedikit peserta didik yang kebingungan dalam pembelajaran jarak jauh lantaran
banyaknya pendidik yang menggunakan media/aplikasi berbeda-beda, sehingga dalam
pembelajaran daring peserta didik harus bisa menyesuaikan. Terjadinya tekanan mental juga
tidak terlepas dari kondisi material orang tua peserta didik, karena dalam masa pandemi ini
keadaan finansial orang tua peserta didik sangat dipacu, sehingga banyak orang tua memutar
otak dan otot agar penunjang-penunjang peserta didik dalam pembelajaran daring bisa
terjamin. Kesalahan teknis juga tak bisa dihindari, dan itu bisa menjadi faktor peserta didik
mengalami tekanan mental seperti, kesalahan rekapitulasi absen peserta didik, kesalahan
input nilai peserta didik. Banyaknya tugas yang diberikan selama pembelajaran pandemi juga
menjadi sebab tekanan mental pada peserta didik, padahal dalam takaran dimasa pandemi
banyaknya tugas belum menjamin keefektifan PJJ oleh peserta didik, dan ini menjadi tugas
bagi pendidik untuk menciptakan pembelajaran menyenangkan dan menambah wawasan.

Tugas untuk mengatasi kendala-kendala pembelajaran daring dan tekanan mental pada
peserta didik adalah tugas kita bersama, pendidik, orang tua dan teman sebaya peserta didik.
Bagaimana kesadaran bersama harus terbangun untuk tetap berjalannya pendidikan efektif
selama pandemi, mulai dari pendidik yang harus menciptakan pembelajaran kreatif dan tidak
menjenuhkan, kemudian ada peran orang tua untuk mensuport anaknya sehingga terbangun
energi positif dalam peserta didik, dan yang terakhir upaya kesadaran peserta didik sendiri
yang dituntut lebih mandiri dalam pembelajaran masa daring ini serta tidak lupa selalu ada
kadar spritual dalam diri peserta didik. Komunikasi yang baik antara pengajar dan peserta
didik juga menjadi hal penting dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif, adanya umpan
balik positif dari pengajar juga membuat proses pembelajaran daring lebih menyenangkan.

Fitriany Juhari, M.Psi., seorang psikologi menuturkan, memberikan pertolongan psikologis


pertama (Pcychological First Aid/PFA) pada rekan guru atau peserta didik penting dilakukan
untuk memberikan dukungan emosional, mengurangi tekanan, mencegah terganggunya
kesehatan mental orang-orang yang mengalami siklus krisis (baik krisis skala besar maupun
krisis individual). Menurutnya, PFA dapat diberikan selama atau segera setelah sebuah
peristiwa krisis terjadi pada seseorang. PFA dapat dilakukan dimanapun yang aman bagi
pemberi dan penerima PFA, idealnya di tempat yang bisa bicara tentang privasi. Dapat
dilakukan di rumah, sekolah, tenda darurat, lokasi evakuasi atau lokasi lainnya yang dapat
diakses pada masa krisis.
KESIMPULAN

Pandemi Covid-19 atau Corona Virus Desease-2019 yang saat ini masih berlangsung telah
berdampak kepada banyak sektor, tidak terkecuali sektor pendidikan. Salah satu penyesuaian
pada masa ini adalah perubahan pada sistem pembelajaran yang sebelumnya dilaksanakan
secara tatap muka kemudian dialihkan menjadi sistem daring. Hal ini sesuai dengan
kebijakan yang diambil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui
Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 yang isinya agar pelaksanaan proses belajar mengajar
dilakukan dari rumah atau yang sering disebut dengan pembelajaran jarak jauh/daring, guna
memutus mata rantai penyebaran covid-19 (Nasional, 2020). Demikian juga yang termaktub
dalam (Kemdikbud, 2020) tentang kegiatan proses belajar mengajar di Perguruan Tinggi
yang harus dilaksanakan secara daring (Dalam Jaringan) yang dulunya dilaksanakan secara
konvensional.

Tidak sedikit pendidik maupun peserta didik yang merasa kesulitan selama pembelajaran
daring berlangsung, karena seluruh sistem yang sebelumnya konvensional dipaksa
bertransformasi untuk beradaptasi secara tiba-tiba melakukan pembelajaran jarak jauh dari
rumah. Ini tentu bukanlah hal yang mudah, mengingat tidak semua tenaga kependidikan
merata akan pengetahuan atau penggunaan media online yang digunakan selama
pembelajaran pandemi. Sehingga pendidik harus bisa menyesuaikan keadaan, terlebih
bagaimana pendidik dapat menciptakan pembelajaran yang kreatif dan tidak menjenuhkan
bagi peserta didik. Untuk mengatasi kendala-kendala selama pembelajaran daring
berlangsung bukan semata tugas pendidik/guru, melainkan tugas kita bersama, orang tua
peserta didik, dan bahkan peserta didik itu sendiri. Sikap kolektif dan kesadaran bersama
sangatlah penting selama PJJ berlangsung, mengingat dampak dari kendala-kendala itu
bukanlah hal sepele, salah satunya untuk kondisi psikis peserta didik.

Kesehatan bukan hanya terbebas dari terjangkitnya pandemi ini, banyak sehat-sehat lainnya,
seperti kondisi psikis seseorang.
DAFTAR PUSTAKA

Atsani, Lalu Gede Muhammad Zainuddin. “TRANSFORMASI MEDIA PEMBELAJARAN


PADA MASA PANDEMI COVID-19”, jurnal Al-Hikmah, Vol. 1, Nomor 1,
(Januari-Maret, 2020).

Anwar, Choirul. Teori-Teori Pendidikan, (Yogyakarta: IRCisoD, 2017).

Oktawirawan, Dwi Hardani. “Faktor Pemicu Kecemasan Siswa dalam Melakukan


Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19”, jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, Vol. 20, No. 2, (Juli 2020).

Eryadini, Ninies, dkk. “PSIKOLOGI BELAJAR DALAM PENERAPAN DISTANCE


LEARNING”, jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat, Vol. 3, No. 3,
(Agustus, 2020).

Abdiwan, Muhammad. “Ragam Upaya Pemerintah Tingkatkan Kualitas Pembelajaran Jarak


Jauh”, https://www.tribunnews.com/pendidikan/2020/09/04/ragam-upaya-
pemerintah-tingkatkan-kualitas-pembelajaran-jarak-jauh, diakses pada tanggal 14
Januari 2021.

Chryshna, Mahatma. “Kebijakan Pendidikan Formal Anak pada Masa Pandemi Covid-19”,
https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/kebijakan-pendidikan-formal-
anak-pada-masa-pandemi-covid-19, diakses pada tanggal 14 Januari 2021.

Puspaningrum, Bernadette Aderi. “Karena Covid-19, Keahlian Matematika Siswa


Terhamba”, https://www.kompas.com/global/read/2020/12/01/200055770/karena-
covid-19-keahlian-matematika-siswa-terhambat, diakses pada tanggal 14 Januari
2021.

Riany, Yulina Eva. “Ancaman Kesehatan Mental Siswa pada Masa Pandemi”,
https://www.google.com/amp/s/nasional.sindonews.com/newsread/228580/18/anca
man-kesehatan-mental-siswa-pada-masa-pandemi-1605096692, diakses pada
tanggal 14 Januari 2021.

Kurniawan, Gani. “Kemendikbud Minta Sekolah Perhatikan Kondisi Psikologis Siswa dalam
Pembelajaran di Masa Pandemi”,
https://www.google.com/amp/s/m.tribunnews.com/amp/nasional/2020/11/03/kemen
dikbud-minta-sekolah-perhatikan-kondisi-psikologis-siswa-dalam-pembelajaran-di-
masa-pandemi, diakses pada tanggal 14 Januari 2021.

Anda mungkin juga menyukai