Anda di halaman 1dari 22

Laporan praktek kerja

di
APOTEK NGAMPRAH FARMA
JL.Kebon Kalapa Rt.04 Rw.01 Desa kartajaya Kecamatan Ngamprah KBB

DISUSUN OLEH
Nama :
NISN :
Kompetensi keahlian :

YAYASAN ADHI GUNA KENCANA


SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA
JL.Encep Kartawiria No.91 Kota Cimahi
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Menyetujui / Mengesahkan
Laporan Praktek Kerja Industri

Nama :
NISN :
Kompetensi Keahlian :

Cimahi, Januari 2021

Pembimbing Sekolah, Pembimbing

Mengetahui
Kepala Sekolah Ketua Kompetensi Keahlian
Farmasi

Shofa Krisna Munandar,S.Kep Ricky Permana Putra,S.Farm.,apt


KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Puji dan Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan ini Sholawat
serta Salam tercurahkan kepada Habibana Wanabiyya Muhammad SAW. Tugas laporan
ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat guna menempuh Uji Kompetensi Kejuruan
(UJK) dan Ujian Nasional (UN) tahun pelajaran 2019/2020 jurusan Farmasi di SMK
KESEHATAN BHAKTI KENCANA CIMAHI
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan penulisan laporan ini kurang sempurna baik
dalam tata bahasa susunan kalimat maupun materi yang disajikan dalam laporan ini
masih banyak kekurangannya. Namun demikian saya telah berusaha dengan segala
kemampuan yang disertai petunjuk dan bimbingan dari Guru Pembimbing serta bantuan
dari semua pihak sehingga dapat menyelesaikan laporan ini. Banyak suka duka yang
diterima saat penyusunan laporan ini oleh karena itu dengan segala kerendahna hati saya
ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada berbagai pihak yang memberikan
bantuannya, yaitu kepada :
1. Bapak Shofa Krisna Munandar,S/Kep selaku kepala sekolah smk kesehantan
bhakti kencana cimahi
2. Bapak Ricky Permana Putra,S.Farm.,Apt selaku ketua kompetensi keahlian
farmasi
3. Ibu Fitri
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Waktu Pelaksanaan
BAB II
2.1 Sejarah Apotek
2.2 Struktur Organisasi Di Apotek
2.3 kepegawaian
2.4 Tata tertib kepegawain
BAB III
3.1 Teori Penunjang
3.2 Teori Khusus
3.3 Gambar kerja
3.4 Pembahasan
3.5 Data teknis
BAB IV
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kesempatan untuk
memperoleh pengalaman kerja sebelum terjun langsung ke dunia kerja yang
sebenarnya. Sehingga setiap siswa dapat menerangkan ilmu yang telah dipelajari
selama di sekolah serta memperluas dan menambah wawasan ilmu pengetahuan dan
kemampuan diluar sekolah.
Latihan keterampilan yang secara intensif diberikan di Laboratorium sekolah
hanya sebagai dasar untuk bekerja di dunia usaha. Keterampilan lain seperti
pengendalian obat, penerapan sikap yang baik sebagai tenaga kesehatan dan
kemampuan untuk bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain serta cara memisahkan
masalah yang terjadi di lapangan belum diberikan di sekolah secara khusus. Untuk
itu Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kegiatan untuk memulai
terjun ke masyarakat dan merupakan pengalaman yang berharga bagi siswa-siswi
agar mempunyai sikap disiplin, kerja sama, kemandirian, dan tanggung jawab siswa-
siswi dalam melaksanakan tugas yang diberikan selama di sekolah maupun di tempat
kerja.
1.2 Tujuan Pelaksanaan PKL
Melalui pendekatan pembelajaran ini peserta PKL diharapkan :
1. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja yang sesungguhnya.
2. Memiliki tingkat kompetensi standar sesuai dengan yang di persyaratkan oleh
dunia kerja.
3. Menjadi tenaga kerja yang berwawasan mutu, ekonomi, bisnis, kewirausahaan,
dan produktif.
4. Dapat menyerap dan mengikuti perkembangan teknologi dan budaya kerja untuk
kepentingan pengembangan diri.
5. Memahami dan mempraktekan ilmu kefarmasian secara nyata
6. Mengetahui salah satu peran apotek
1.3 waktu pelaksanaan

Adapun waktu pelaksanaan praktik kerja (PKL) dimulai pada tanggal 4 Januari 2021 s/d
04 Februari 2021

Apotek ngamprah farma dibagi menjadi dua shift yaitu:

 Pagi (08.00-15.00)
 Siang (14.00-20.00)

Tempat kerja yang dipilih sebagai tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah
apotek ngamprah farma yang berlokasikan di jln.kebon kalapa desa kertajaya .
BAB II
URAIAN UMUM

2.1 SEJARAH PERUSAHAAN

2.2 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

APJ

TTK

ASISTEN TTK

2.3 KEPEGAWAIAN
Apotek ngamprah farma dipimpin oleh seorang APA (Apoteker Pengelola Apotek)
yang datang setiap hari dan dibantu oleh dua orang Tenaga Teknis Kefarmasian.
Dengan pembagian jadwal dinas dua shift, orang yang masuk pagi dari jam 08.00-15.00
dan orang yang masuk siang dari jam 15.00-20.00.
Apoteker Pengelola Apotek :
2.3.1 TATA TERTIB BAGI PEGAWAI
A. Wajib menerapkan sopan santun dan etika moral antara lain

1.Melayani dan berkomunikasi secara sopan santun tanpa memandang jenjang


kepangkatan dan ukuran lainnya.
2.mengedepankan sikap profesionalisme dan tidak membawa masalah pribadi kedalam
urusan pekerjaan yang dapat merugikan perusahaan dan karyawan sendiri .
3.Menghindari segala hal bentuk kegiatan,perkataan atau perilaku yang dapat menjurus
kepada Tindakan yang dapat diklasifikasikan sebagai pelecehan atau pelanggaran
Tindakan criminal lainnya.
B. Wajib menerapkan disiplin kerja,sikap disiplin dalam hal penting yang mutlak harus
dimiliki, dihayati dan diterapkan oleh setiap pribadi yang bekerja pada perusahaan
antara lain :
1. Datang tepat waktu
2. mengenakan tanda pengenal saat berada dilingkungan
Apotek Ngamprah Farma memberikan pelayanan setiap hari (senin s/d minggu ) dari
pukul 08.00 – 22.00 WIB, yang terdiri dari 2 shft yaitu pagi (pukul 07.30 -15.00) dan
shift siang (pukul 14.00 -20.00) dan untuk hari minggu libur .pembagian jadwal
tersebut dilakukan secara bergiliran,berdasarkan kesepakata Bersama.kegiatan-
kegiatan yang dilakukan di Apotek Ngamprah Farma antara lain : pelayanan.arsip,dan
penyimpanan obat.
BAB III

3.1 TEORI PENUNJANG


3.1.1 Definisi apotek
1. Menurut PP No.26 tahun 1965 tentang Apotek Pasal 1.Yang dimaksud dengan
Apotek dalam Peraturan Pemerintah ini adalah suatu tempat tertentu,dimana
dimana dilakukan usaha-usaha dalam bidang farmasi dan pekerjaan
kefarmasian.
2. Menurut UU No. 41 tahun 90 pasal 1 ayat 2,apotek adalah tempat
dilakukannya pembuatan,pengolahan,peracikan,pengubahan
bentuk,pencampuran,penyimpanan dan penyerahan sediaan farmasi dan
perbekalan Kesehatan lainnya.
3. Menurur PERMENKES RI No.992/MENKES/PER/X/1993, apotek adalah
suatu tempat tertentu,tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran
perbekalan farmasi kepada masyarakat.
4. Menurut KEPMENKES RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002,apotek adalah
suatu tempat tertentu,tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran
sediaan farmasi, perbekalan Kesehatan lainnya kepada masyarakat.
5. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1027/MENKES/SK/IX/2004.apotek yaitu sebagai suatu tempat dilakukannya
pekerjaan kefarmasian, penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
lainnya kepada masyarakat.
6. Menurut peraturan pemerintah no.51 tahun 2009 pasal 1 ayat 13 Apotek adalah
sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh
apoteker.
7. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun 2017 tentang
Apotek Pasal 1, yang dimaksud dengan apotek adalah saranan pelayanan
kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker.

3.1.2 Tujuan apotek


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9 Tahun 2017,
tujuan apotek adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian diapotek.
b. Memberikan perlindungan pasien dan masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kefarmasian di apotek.
c. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian dalam memberikan pelayanan
kefarmasian di apotek (Permenkes RI No.9/2017)
3.1.3. Tugas dan fungsi apotek
Berdasarkan PP No. 51 Tahun 2009, tugas dan fungsi apotek adalah:
a. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah
jabatan apoteker.
b. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.
c. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan mendistribusikan sediaan farmasi,
antara lain obat, bahn baku obat, obat tradisional, dan kosmetik.
d. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.
3.1.4 Pengertian Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada
Apoteker Pengelola Apotek untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Resep disebut juga formulae medicae, terdiri dari formulae oficinalis (resep yang
tercantum adalam buku faramkope atau buku lainnya dan merupakan formula standar),
formulae magistralis (resep yang ditulis oleh dokter).
Suatu resep yang lengkap harus memuat :
a. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau dokter hewan,
b. Tanggal penulisan, resep, nama setiap obat atau komposisi obat.
c. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep.
d. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
e. Nama pasien, jenis hewan, umur, serta alamat/ pemilik hewan.
f. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumahnya
melebihi dosis maksimal.
g. Khusus untuk Narkotika harus ada nama dan alamat jelas pasien serta umur
pasien.
3.1.5 Salina Resep (copy resep)
Salinan resep adalah salinan yang dibuat oleh apotek, selain memuat semua
keterangan yang terdapat dalam rsesep asli, copy resep juga harus memuat:
a. Nama dan alamat apotek.
b. Nama dana nomor izin Apoteker Pengelola Apotek.
c. Tanda tangan atau paraf Apoteker Pengelola Apotek.
d. Tanda det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan, pada resep dengan tanda
ITER ….x diberi tanda detur orig atau detur…x.
3.1.6 peraturan dan perundang-undangan apotek
a. Peraturan perundang-undangan peraptekan di Indonesia telah beberapa kali
mengalami perubahan. Dimulai dengan berlakunya Peraturan Pemerintah (PP) No.26
tahun 1965 tentang pengelolaan dan perizinan Apotek,kemudian disempurnakan dalam
peraturan pemerintah No.25 tahun 1980,beserta petunjuk pelaksanaanya dalam
peraturan Menteri Kesehatan No.26. tahun 1981 dan surat keputusan Menteri Kesehatan
No.178 tentang ketentuan dan tata cara pngelolaan apotek,kemudian peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 889/MENKES/PER/V/2011 Tentang Registrasi,
Izin Praktik, Dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian yang memberikan beberapa
keleluasaan apotek untuk dapar meningkatkan derajat Kesehatan yang optimal.
Peraturan yang terakhir dan berlaku sampai sekarang adalah Peraturan Pemerintah
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017, ketentuan – ketentuan umum yang
berlaku tentang perapotekan sesuai Peraturan Pemerintah Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
1. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian
oleh Apoteker.
2. Fasilitas Kefarmasian adalah sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan
kefarmasian.
3. Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang
terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian.
4. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
5. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam
menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya
Farmasi dan Analis Farmasi.
6. Surat Tanda Registrasi Apoteker yang selanjutnya disingkat STRA adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh konsil tenaga kefarmasian kepada apoteker yang telah
diregistrasi.
7. Surat Izin Apotek yang selanjutnya disingkat SIA adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada Apoteker sebagai izin untuk
menyelenggarakan Apotek.
8. Surat Izin Praktik Apoteker yang selanjutnya disingkat SIPA adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada Apoteker sebagai
pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik kefarmasian.
9. Surat Izin Praktik Tenaga Teknis Kefarmasian yang selanjutnya disingkat SIPTTK
adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada
tenaga teknis kefarmasian sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik
kefarmasian.
10. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan kepada
Apoteker, baik dalam bentuk kertas maupun elektronik untuk menyediakan dan
menyerahkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan bagi pasien.
11. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika.
12. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan
meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia,
dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
13. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk penggunaan
sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
14. Organisasi Profesi adalah Ikatan Apoteker Indonesia.
15. Kepala Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan yang selanjutnya disebut
Kepala Balai POM adalah kepala unit pelaksana teknis di lingkungan Badan Pengawas
Obat dan Makanan.
16. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, yang selanjutnya disebut Kepala
Badan, adalah Kepala Badan yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pengawasan
obat dan makanan.
17. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah kabupaten/kota.
18. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal pada Kementerian Kesehatan yang tugas
dan tanggung jawabnya di bidang kefarmasian dan alat kesehatan.
19. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.
3.1.7 Persyaratan Apotek
Suatu apotek baru dapat beroperasi setelah mendapat Surat Izin Apotek (SIA). Surat
Izin Apotek (SIA) adalah surat yang diberikan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
kepada Apoteker atau Apoteker yang bekerja sama dengan pemilik sarana apotek untuk
menyelenggarakan pelayanan apotek disuatu tempat tertentu. Menurut Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1332/MENKES/SK/X/2002, disebutkan
bahwa persyaratanpersyaratan apotek adalah:
1) Untuk mendapat izin apotek, apoteker atau apoteker yang bekerja sama dengan
pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat,
perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi yang lain yang
merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.
2) Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan komoditi
yang lain di luar sediaan farmasi.
3) Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi yang lain diluar sediaan
farmasi
3.1.8 Surat Izin Apotek
Surat Izin Apotek atau SIA adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota kepada apoteker sebagai izin 10 untuk menyelenggarakan apotek
(PERMENKES, 2006). SIA berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama
memenuhi persyaratan (PERMENKES, 2017). Syarat memperoleh SIA adalah apoteker
harus mengajukan permohonan tertulis kepada Pemerintah Daerah dan melengkapi
dokumen administratif yang meliputi:
1) Fotokopi Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) dengan menunjukkan STRA
asli.
2) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP).
3) Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Apoteker.
4) Fotokopi peta lokasi dan denah bangunan.
5) Dafar prasarana, sarana, dan peralatan.
3.1.9 Sarana dan Prasarana Apotek.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2017 tentang Apotek Pasal 7 menyebutkan
bahwa bangunan apotek paling sedikit memiliki sarana ruang yang berfungsi sebagai
penerimaan resep, pelayanan resep dan peracikan, penyerahan sediaan farmasi dan alat
kesehatan, konseling, penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, dan arsip. Pada
Pasal 8 disebutkan bahwa prasarana apotek paling sedikit terdiri atas instalasi air bersih,
instalasi listrik, sistem tata udara, dan sistem proteksi kebakaran. Apotek juga wajib
memasang papan nama apotek yang terdiri atas nama apotek, nomor SIA, dan alamat
serta papan nama praktik Apoteker yang memuat paling sedikit informasi nama
Apoteker, nomor SIPA, dan jadwal praktik Apoteker.
3.2 TEORI KHUSUS
A. Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek menurut
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1027/MENKES/SK/IX/2004
adalah sebagai berikut: 1. Pengelolahan sumber daya a. Sumber daya manusia Sesuai
ketentuan perundangan yang berlaku apotek harus dikelola oleh seorang apoteker yang
profesional. Dalam pengelolahan apoteker senantiasa harus memiliki kemampuan
menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat,
kemampuan berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri sebagai pimpinan dalam
situasi multidisipliner, kemampuan mengelola SDM secara efektif, selalu belajar
sepanjang karier, 9 dan membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk
meningkatkan pengetahuan (Kemenkes RI. No 1027/2004)
B. Perencanaan
Perencanaan persediaan obat-obatan di apotek berfungsi untuk memprediksi
kebutuhan persediaan obat untuk jangka waktu tertentu. Berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan No. 1121/Menkes/SK/XII/2008 tentang Pedoman Teknis
Pengadaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Dasar,
proses perencanaan persediaan obat meliputi:
 Tahap pemilihan obat
Obat dipilih berdasarkan jenis dan memperhatikan pola penyakit, pola
konsumsi, pola budaya, serta pola kemampuan masyarakat.
 Tahap kompilasi pemakaian obat
Kompilasi pemakaian obat adalah rekapitulasi data pemakaian obat di unit
pelayanan kesehatan yang bersumber dari Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat (LPLPO).
 Tahap perhitungan kebutuhan obat
Perhitungan kebutuhan obat dilakukan dengan menggunakan metode
konsumsi dengan melakukan analisis trend pemakaian obat tiga tahun
sebelumnya atau lebih, serta menggunakan metode morbiditas yakni
perhitungan kebutuhan obat berdasarkan pola penyakit.
 Tahap proyeksi kebutuhan
Perhitungan kebutuhan obat yang dilakukan secara komprehensif dengan
mempertimbangkan data pemakaian obat dan jumlah sisa stok pada periode
yang masih berjalan.

C.Pengadaan
Pengadaan barang baik obat-obatan dan perbekalan farmasi lainnya dilakukan oleh
karyawan dibidang perencanaan dan pengadaan dalam hal ini dilakukan oleh asisten
apoteker yang bertanggung jawab kepada apoteker pengelola apotek. Pengadaan
barang dilakukan berdasarkan data yang tercatat pada buku defecta dan perkiraan
kebutuhan konsumen dengan arahan dan Kembali A P A.Kebutuhan barang tersebut
dimasukkan pada surat pemesanan barang.
1. Bagian pembelian membuat surat pemesanan yaPng berisi nama distributor, nama
barang , kemasan, jumlah barang dan potongan harga yang kemudian
ditandatangani oleh bagian pembelian dan Apoteker Pengelola Apotek. Surat
pesanan dibuat rangkap dua untuk dikirim ke distributor dan untuk arsip apotek
2. Setelah membuat surat pesanan, bagian pembelian langsung memesan barang ke
distributor. Bila ada pesanan mendadak maka bagian pembelian akan melakukan
pemesanan melalui telepon dan surat pesanan akan diberikan pada saat barang
diantarkan.
3. Pedagang Besar Farmasi akan mengantar langsung barang yang dipesan.
4. Pembelian obat dan perbekalan farmasi lainnya tidak saja berasal dari Pedagang
Besar Farmasi Kimia Farma tetapi juga dari Pedagang Besar Farmasi atau
distributor lainnya.

D. Penyimpanan
1.Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah
terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah
sekurangkurangnya memuat nama Obat, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa
2. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin
keamanan dan stabilitasnya.
3. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas
terapi Obat serta disusun secara alfabetis.
4. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First In
First Out) dan LIFO (last in first out)

E. PIO
informasi obat dan pengobatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses
terapi rasional.. PIO (Pelayanan Informasi Obat) didefinisikan sebagai kegiatan
penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, 4
komprehensif, terkini oleh apoteker kepada pasien, masyarakat maupun pihak yang
memerlukan (Anonim, 2006). Unit ini dituntut untuk dapat menjadi sumber terpercaya
bagi para pengelola dan pengguna obat, sehingga mereka dapat mengambil keputusan
dengan lebih mantap (Juliantini dan Widayanti, 1996).

A. Tujuan pelayanan informasi obat :


1) Menunjang ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional, berorientasi
pada pasien, tenaga kesehatan, dan pihak lain.
2) Menyediakan dan memberikan informasi obat kepada pasien, tenaga
kesehatan, dan pihak lain.
B. Sasaran informasi obat :
1) Pasien dan atau keluarga pasien.
2) Tenaga kesehatan : dokter, dokter gigi, apoteker, perawat, bidan, asisten
apoteker, dan lain-lain.
3) Pihak lain : manajemen, tim/kepanitiaan klinik, dan lain-lain (Anonim,
2006).

a. Kegiatan PIO
Kegiatan PIO berupa penyediaan dan pemberian informasi obat yang bersifat
aktif atau pasif. Pelayanan bersifat aktif apabila apoteker pelayanan informasi
obat memberika informasi obat dengan tidak menunggu pertanyaan melainkan
secara aktif memberikan informasi obat, misalnya penerbitan 5 buletin, brosur,
leaflet, seminar dan sebagainya. Pelayanan bersifat pasif apabila apoteker
pelayanan informasi obat memberikan informasi obat sebagai jawaban atas
pertanyaan yang diterima (Anonim, 2006). Menjawab pertanyaan mengenai obat
dan penggunaannya merupakan kegiatan rutin suatu pelayanan informasi obat.
Pertanyaan yang masuk dapat disampaikan secara verbal (melalui telepon, tatap
muka) atau tertulis (surat melalui pos, faksimili atau e-mail). Pertanyaan
mengenai obat dapat bervariasi dari yang sederhana sampai yang bersifat urgen
dan kompleks yang membutuhkan penelusuran literatur serta evaluai secara
seksama.
3.3 GAMBARAN KERJA
3.3.1 Menstok Obat
Setiap obat yang masuk dan keluar dicatat kedalam buku stok atau kartu yang
khusus untuk mencatat penambahan atau pengeluaran stok obat di apotek.
3.3.2 Melengkapi Kartu Stok
Melengkapi stok obat dengan cara memasukkan obat dari Gudang kedalam kotak
obat yang persediannya sudah tinggal sedikit. Biasanya kelengkapan barang obat ini
dlakukan kepada obat fast movig atau pada obat yang cepat keluar.
3.3.3 Stok Opname
Membantu para pegawai mencocokan jumlah obat dibuku obat dengan stok fisik
yang ada kemudian dijumlahkan dan dicocokan dengan stok yang ada dikomputer. Stok
opname biasanya dilakukan setiap 1 bulan sekali.
3.3.4 Penyimpanan Obat
Penyimpanan obat adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempelkan obat an perbekalan farmasi yang ditempelkan pada nilai penempatan
yang aman dan pemerian serta gangguan fisik yang merusak mutu obat.

3.4 DATA TEKNIS


NO NAMA OBAT KHASIAT GOL.OBAT DOSIS
1 Amlodipine meredakan gejala
nyeri dada atau OK 1 kali sehari
angina pektoris pada
penyakit jantung
koroner.
2 Sanmol untuk meringankan Dewasa: 1 tablet,3-
rasa sakit pada 4 kali sehari,anak
keadaan sakit kepala, OB (6-12thn)1/2-1
sakit gigi dan tablet,3-4 kali
menurunkan demam. sehari atau sesuai
petunjuk dokter
3 Hufagrip  untuk mengobati Dewasa dan anak
flu&batuk gejala influenza, >12 thn: 3 x per
seperti demam, sakit OBT hari,2 sendok
kepala, hidung takar(10ML).
tersumbat disertai 6-12 thn: 3 x per
bersin dan batuk hari 1 sendok takar
berdahak (5ml)
2-6 thn:3 x per hari
0,5 sendok takar
(2,5 ml)
4 Neo Napacin untuk meringankan OBT Dewasa: 3 x per
sesak nafas hari 1 tablet
6-12 thn : 3 x per
hari ½ tablet
5 Fatigon Mencegah dan OB 2-3 kali sehari satu
mengobati defisiensi kaplet (maksimal 3
vit. B1, B6, B12, E kali)
dan mineral Na &
Mg, dengan gejala
lelah, nyeri dan kram
otot, Neuritis perifer,
Anemia, sintesis sel
darah merah, nyeri
pada kaki &
mempercepat
metabolisme tubuh.
6 Pimtrakol Digunakan untuk Dewasa:3-4 x
meredakan gejala flu sehari 15 ml
atau pilek seperti 2-6 thn : 3-4 x
bersin-bersin, sehari 5ml
demam, sakit kepala, OBT 6-12 thn : 3-4 x
hidung tersumbat sehari 10 ml
serta batuk yang
menyertainya.

7 Pil KB OK Sesai petunjuk


dokter 1 x sehari 1
tablet
8 Ranitidin obat yang digunakan PENGGUNAAN
untuk menangani OBAT INI HARUS
gejala atau penyakit OK SESUAI DENGAN
yang berkaitan PETUNJUK
dengan produksi DOKTER. Tukak
asam berlebih di usus 12 jari : 150
dalam lambung.  mg 2 kali sehari
(pagi dan malam),
sesudah makan
malam atau
sebelum tidur,
selama 4-8 minggu.
Tukak lambung :
150 mg 2 kali
sehari (pagi dan
malam) selama 2
minggu. Terapi
pemeliharaan pada
penyembuhan
tukak 12 jari dan
tukak lambung :
Dewasa : 150 mg,
malam hari
sebelum tidur.

9 Simvastatin  obat untuk PENGGUNAAN


menurunkan kadar OK OBAT INI HARUS
kolesterol dalam SESUAI DENGAN
darah PETUNJUK
DOKTER. Dosis
awal: Sehari 1 kali
5-10 mg. Dosis awal
untuk pasien
dengan
hiperkolesterolemia
ringan sampai
sedang: Sehari 1
kali 5 mg.
Penyesuaian dosis
dilakukan dengan
interval tidak
kurang dari 4
minggu sampai
maksimum 40 mg
perhari sebagai
dosis tunggal.

10 paracetamol  obat untuk penurun Dewasa: 1-2 kaplet,


demam dan pereda OB 3-4 kali per hari.
nyeri, seperti nyeri Penggunaan
haid dan sakit gigi.  maximum 8 kaplet
per hari. Anak 7-12
tahun : 0.5 - 1
kaplet, 3-4 kali per
hari. Penggunaan
maximum 4 kaplet
per hari.

3.5 PEMBAHASAN
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan Kesehatan yang maempunyai peranan
penting dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebagai salah satu
sarana kesehatan . Apotek Ngamprah Farma telah melakukan fungsi dan tugasnya
dengan baik sebagai tempat pengabdi profesi seorang Apoteker yang telah
mengucapkan sumpah jabatan,melakukan peracikan,pengubahan bentuk,pencampuran,
dan penyerahan obat atau bahan obat serta sebagai sarana penyalur perbekalan farmasi
yang aman dan bermutu kepada masyarakat. Apoteker di Apotek Ngamprah Farma
sebagai penaggung jawab teknis kefarmasian telah dapat melaksanakan
tugas,wewenang dan tanggung jawabnya dengan baik.
Apotek Ngamprah farma dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA)
dan Apotek Ngamprah Farma memiliki tiga keanggotaan yaitu satu orang sebagai
penanggung jawab Apotek, satu orang sebagai Asisten apoteker dan satu orang sebagai
seorang Asisten Non Apoteker.
Apotek Ngamprah Farma selalu berusaha untuk menjadi badan usaha yang selalu
mengedepankan kepentingan pasien (patient oriented),tetapi tidak lepas dari orientasi
bisnis yang memperoleh keuntungan (profit oriented).
Sistem penyimpanan obat di Apotek Ngamprah Farma berdasarkan alfabetis, dan
bentuk sediannya sehingga dapat memudahkan dalam pencariaan obat dan pasien akan
dapat dilayani dengan cepat.
Sistem pengeluaran barang di Apotek Ngamprah Farma Telah memenuhi ketentuan
dan dapat menunjang kecepatan dan kualitas pelayanan kepada pasien, karena obat
disimpan berdasarkan system FIFO(First In First Out). Kegiatan pengawasan terhadap
persediaan obat dilakukan dengan menyimpan kartu stok pada setiap tempat
penyimpanan obat,yang berguna untuk memcatat setiap peasukan dan pengeluaran obat.
Setiap bulannya dilakukan Stok Opname sebagai pemeriksaan jumlah dan kondisi fisik
barang, sehingga diketahui modal yang berbentuk barang, adanya barang yang hilang,
rusak ,atau sudah kadaluarsa serta untuk meninventarisasi barang – barang yang kurang
atau tidak laku.
Dan untuk obat-obat yang sering keluar diantarannya :
1. Paracetamol
Acetaminophen atau paracetamol adalah obat untuk penurun demam dan pereda
nyeri, seperti nyeri haid dan sakit gigi. Paracetamol tersedia dalam bentuk tablet 500
mg dan 600 mg, sirup, drop, suppositoria, dan infus. Efek samping dari obat
paracetamol adalah Demam.Muncul ruam kulit yang terasa gatal, Sakit tenggorokan,
Muncul sariawan, nyeri punggung,Tubuh terasa lemah,Kulit atau mata berwarna
kekuningan Timbul memar pada kulit.
2. Simvastatin
Simvastatin adalah obat untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Obat
ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan simvastatin 10 mg dan 20
mg. Efek samping mengkonsumsi simvastatin. Semua obat berpotensi
menyebabkan efek samping, termasuk simvastatin. Beberapa efek samping yang
dapat terjadi saat mengonsumsi simvastatin adalah bersin-bersin, pilek, sakit
tenggorokan, mual, sembelit.

3. Amlodipine
Amlodipine adalah obat darah tinggi atau hipertensi. Tekanan darah yang
terkontrol dapat mencegah penyakit stroke, serangan jantung, dan penyakit
ginjal. Efek samping dan bahaya amlodipine adalah ketika pertama kali
mengonsumsi amlodipine, penderita hipertensi dapat mengalami keluhan sakit
kepala atau merasa kegerahan. Akan tetapi, hal tersebut tidak perlu
dikhawatirkan karena gejala ini umumnya akan membaik dalam beberapa hari.
Beberapa efek samping lain yang dapat terjadi akibat konsumsi amlodipine
adalah merasa lelah, pusing, mual, pembengkakan tungkai, jantung berdebar.

4. Pimtrakol
Pimtrakol sirup adalah obat untuk membantu meringankan demam, sakit kepala,
hidung tersumbat, dan bersin yang disertai batuk yang merupakan gejala flu.
Obat ini termasuk dalam golongan obat bebas terbatas. Efek samping obat
pimtrakol yaitu sakit kepala, mual dan muntah, mengantuk, mukut kering,
gangguan irama jantung (aritmia), jantung berdebar debar (palpitasi), kesulitan
mengeluarkan urine.

5. Neo napacin
Neo Napacin adalah sediaan obat yang mengandung Theophylline dan Ephedrin
HCl. Neo Napacin digunakan untuk meringankan sesak nafas. Neo Napacin
mempunyai efek antara lain merangsang susunan saraf pusat dan melemaskan
otot polos, terutama pada bronkus. Efek samping neo napacin mungkin terjadi
selama penggunaan neo napacin antara lain, sakit kepala, pusing, mual, muntah,
diare, jantung berdebar dan sulit tidur.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pelaksanaan Praktek Kerja Industri di Apotek Ngamprah Farma,


dapat dismpulkan hak-hal berikut :

1. Apotek Ngamprah Farma telah dapat memenuhi fungsinya sebagai sarana


penyalur perbekalan Farmasi kepada masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undanga yang berlaku dengan baik.

4.2 SARAN-SARAN

A. Untuk Apotek

1. Dalam penyimpanan obat sebaiknya disimpan sesuai dengan manfaatnya


juga agar tidak membingungkan saat pencarian obat.
2. lebih meningkatkan lagi dalam dalam pemeriksaan stok obat.
3. selalu memjaga dan mengutamakan kepuasan pelanggan.

B.Untuk Sekolah
1. Lebih diperhatikan Kembali pengawasan dari pembimbing pihak sekolah
kepada peserta didik dalam melakukan pekerjaan lapangan.
2. lebih banyak memberi bimbingan beserta masukan kepada peserta pada
saat Praktek Kerja Lapangan maupun saat proses pengerjaan laporan.
3. Bimbingan untuk para siswa lebih terjadwal
DAFTAR PUSTAKA

1. Https://dinkes.kedirikab.co.id
2. Https://supplychaininindonesia.com
3. Https://repository.umy.ac.id
4. PERMENKES RI No.922/MENKES/PER/X/1993 tentang pengertian apotek
5. KEPMENKES RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002 tentang pengertian apotek
6. RI No. 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang pengertian apotek
7. www.halodoc.com

Anda mungkin juga menyukai