Anda di halaman 1dari 6

Mata Kuliah: Psikologi Konseling

Dosen Pengampu:

- Dr. Sitti Murdiana, S.Psi., M.Psi., Psikolog


- Novi Yanti Pratiwi, S.Psi., M.Psi., Psikolog

LITERATUR REVIEW

OLEH :

Arwini Roehan Srimulya (1971042094)

Cindy Caroline (1971040006)

Izazi Husna Jufri (1871042123)

Surya Algazali Akbar (1971040011)

Kelas A

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021
INFORMING

A. Pengertian Informing
Infroming menurut (Neugrug,1999 ) merupakan sebuah proses dimana
konselor memberikan nasihat kepada konseli dengan tujuan agar konseli dapat
menemukan tujuan dari apa yang diinginkan. Memberikan informasi kepada
klien dengan cara yang tidak membuat keputusan agar konseli dapat
menguraikan berbagai alternatif yang merupakan unsur yang penting dalam
konseling yang efektif. Dengan kata lain informing merupakan sebuah proses
atau keahlian konselor yang harus dimiliki dalam memberikan informasi yang
valid.
B. Jenis-jenis Informing
1. Offering Alternative
Offering alternatif menurut (Neukrug, 1999 ) merupakan sebuah
kemungkinan kecil yang memiliki pengaruh destruktif yang penting dalam
hubungan konseling. Menawarkan alternatif dengan memberikan beberapa
pilihan. Menawarkan alternatif, bukanlah merupakan tanggapan dari
konselor. Sebuah tanggapan bermanfaat ketika klien dan konselor
menyepakati tindakan tertentu dan klien berkomitmen untuk melakukan
keterampilan yang disarankan oleh konselor yang tidak merugikan klien
atau orang lain.

2. Infromation Giving
Information giving merupakan sebuah proses pemberikan informasi,
dan memberikan nasihat. Akan tetapi hal tersebut bukanlah tanggapan khas
konselor karena mereka cenderung menempatkan konselor dalam peran ahli
dan dapat mengakibatkan mengarahkan klien ke arah perilaku tertentu
(seringkali didasarkan pada nilai-nilai konselor). Jadi menurut
pengertiannya, information giving adalah suatu bentuk komunikasi verbal
tentang pengetahuan, data, fakta, pengalaman, peristiwa, akternatif atau
orang sehingga konseli memperoleh pengetahuan dan alternatif-alternatif,
sehingga klien dapat membuat keputusan secara tepat.
Adapun tujuan dari information giving diberikan kepada konseli
sebagai berikut:
a. Agar konseli memperoleh pengetahuan
b. Mencegah terjadinya suatu kesalahan baru
c. Sebagai alternative pemecahan masalah konseli

Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut information giving tidak


selalu berjalan mulus sehingga terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan mula dari pemberian informasi yang merupakan suatu alat
dalam konseling, bukan merupakan konseling itu sendiri. Adapun
alasan digunakan information giving dalam proses konseling sebagai
berikut:

a. Pemberian informasi dilakukan jika konseli membutuhkannya saja.


b. Informasi yang dibutuhkan konseli harus melalui pengamatan dan
penelaan sebelumnya
c. Bagaimana informasi diberikan juga harus perlu dipertimbangkan.

3. Advice Giving
Advice giving menurut Neugrug (1999) dilakukan saat konselor
melakukan pemberian nasehat kepada konseli. Advice (saran/nasihat)
merupakan teknik atau keterampilan yang digunakan konselor untuk
memberikan saran atau nasihat kepada klien agar konseli dapat lebih jelas,
pasti mengenai apa yang akan dikerjakan. Mulawarman (2017) pada
umumnya advice terdiri dari beberapa jenis yang diantaranya:
a. Advice langsung, saran atau nasihat yang diberikan langsung kepada
klien berupa fakta jika klien sama sekali tidak memiliki informasi
terkait fakta atau sesuatu yang ia hadapi.
b. Advice persuasif, saran atau nasihat yang diberikan oleh konselor jika
klien telah mengemukakan alasan-alasan yang logis dan dapat diterima
dari rencana yang akan dilakukan.
c. Advice alternatif, saran atau nasihat yang diberikan oleh konselor
setelah klien mengetahui kelemahan dan kelebihan setiap alternatif

4. Sumrizing
Summary merupakan teknik atau keterampilan yang digunakan oleh
konselor untuk menyimpulkan atau ringkasan mengenai apa yang telah
disampaikan oleh klien pada proses komunikasi konseling. Terdapat
beberapa jenis sumraizing yang diantaranya:
a. Sumraizing bagian, merupakan kesimpulan yang dibuat pada setiap dari
percakapan konselor dan klien yang dipandang penting. Untuk
memberikan kesimpulan tersebut didahului kata-kata pendahuluan
seperti: untuk sementara ini….,sampai saat ini….,sejauh ini….,selama
ini….,dan sebagainya.
b. Sumraizing akhir/keseluruhan, merupakan kesimpulan yang dibuat
pada akhir komunikasi konseling sebagai kesimpulan atas keseluruhan
dari pembicaraan dalam proses konseling.

C. Contoh Informing
1. Offering Alternative
Konselor : Jika anda memilih untuk berhenti bersekolah ada kemungkinan
anda akan sulit untuk mencari pekerjaan dan sulit diterima diperusahaan.
Jika anda tetap melanjutkan studi anda maka anda akan mudah mencari
pekerjaan yang lebih layak.

2. Informing Giving
Konselor : Mengenai informasi persyaratan masuk sekolah tinggi
kepemerintahan saya sama sekali tidak menguasainya karena itu saya
menyarankan anda untuk langsung saja menghubungi layanan kantor
sekolah tinggi ilmu kepemerintahan tersebut.

3. Advice Giving
Konseli : Saya bingung karena saya ingin masuk ke perguruan tinggi swasta
karena di sana terdapat jurusan yang saya senangi. Sedangkan orang tua
saya ingin saya masuk perguruan tinggi negeri karena menurut mereka lebih
murah.
Konselor : Baik mari kita dikusikan bersama apa kelebihan dan kelemahan
dari masing masing perguruan tinggi swasta dan negeri tersebut, sehingga
nanti dapat ditentukan pilihan mana yang paling menguntungkan untuk
kamu.

4. Sumraizing
Konselor : Sebagai kesimpulan dari pembicaraan kita pada konseling kali
ini, dapat ditemukan bahwa ibu mengalami kesulitan dalam
mengekspresikan diri melalui emosi, oleh karena itu mulai hari ini ibu harus
akan berusaha untuk mempraktekkan teknik yang telah kita bahas selama
sesi konseling.
Referensi:

Neukrug, E., & Neukrug, E. (1999). World of the Counselor. Brooks/Cole Publishing
Company.
Mulawan (2017). Buku ajar:Pengantar keterampilan dasar konseling bagi konselor
Pendidikan. Semarang: Jurusan bimbingan dan konseling fakultas ilmu
Pendidikan UNNES.
Neukrug, E., & Neukrug, E. (1999). World of the Counselor. Brooks/Cole Publishing
Company.
Mulyadi, S., Fakhrurrozi, M., & Rohyarti, D. (2015). Psikologi Konseling. In
Konseling.
https://books.google.co.id/books?id=L8m2DwAAQBAJ&pg=PA30&dq=konseling+a
dalah&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiKju20667uAhXTH7cAHSxYCycQ6A
EwAHoECAkQAg#v=onepage&q=konseling adalah&f=false

Anda mungkin juga menyukai