Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MANAJEMEN KEPERAWATAN

“Ringkasan Topik 10”

OLEH :
Muhammad Irfaan Kamil
185070207111008
PSIK 2018 Reguler 2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
2021
A. Prosedur Operan
Operan atau serah terima adalah teknik menyampaikan dan menerima laporan
atau informasi yang berkaitan dengan keadaan pasien dari perawat satu ke perawat
lainnya. Efektivitas serah terima dapat mengurangi resiko terjadinya insiden
keselamatan pasien dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang ada.
Kegiatan operan yaitu:
1. Sebelum serah terima perawat dinas sebelumnya menyiapkan berkas rekam
medis pasien.
2. Kedua shift jaga sudah dalam keadaan siap.
3. Serah Terima dipimpin oleh kepala ruangan pada pergantian shift dari malam
ke pagi dan pagi ke sore.
4. Serah Terima dilaksanakan selalu saat pergantian shift selama 30 menit.
5. Pelaksanaan serah terima dimulai di nurse station.
6. Perawat primer melaporkan kondisi ruangan secara umum.
7. Pelaksanaan serah terima antar perawat assosiate dilaksanakan dengan
menggunjungi pasien.
8. Perawat memperkenalkan diri, melakukan identifikasi pasien, resiko jatuh, alergi
dan menanyakan keluhan pasien.
9. Perawat melaporkan kondisi pasien pada shift jaga berikutnya dengan metode
SBAR.
10. Perawat menunjukan akses , alat yang terpasang, lama alat terpasang, kondisi
luka, cairan/darah yang sedang diberikan.
11. Perawat yang akan berdinas mencatat hal - hal penting dan nilai kritis di lembar
serah terima yang sudah disediakan.
12. Kedua perawat yang memberikan tanda tangan pada lembar serah terima

B. Prosedur Pre dan Post Conference


1. Prosedur Pre Conference
Pre conference adalah komunikasi perawat primer dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada sif yang dipimpin oleh
perawat primer atau penanggung jawab primer.
Kegiatan pre conference yaitu:
- Ketua tim atau penanggung jawab tim membuka acara.
- Ketua tim atau penanggung jawab tim menanjakan rencana harian masing–
masing perawat pelaksana.
- Ketua tim atau penanggung jawab tim memberikan masukan dan tindakan
lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu.
- Ketua tim atau penanggung jawab tim memberikan
reinforcement.
- Ketua tim atau penanggung jawab tim menutup acara.
2. Prosedur Post Conference
Post conference adalah komunikasi antara ketua tim/perawat primer dan
perawat pelaksana/perawat associate mengenai hasil kegiatan sepanjang shift
tersebut dan sebelum melakukan operan pada shift selanjutnya. Kegiatan post
conference yaitu:
- Ketua tim atau Pj tim membuka acara.
- Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah
diberikan.
- Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien yang
harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
- Ketua tim atau Pj menutup acara.

C. Prosedur Discharge Planning


Discharge planing merupakan proses dimana mulainya pasien mendapatkan
pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam
proses penyembuhan maupun mempertahankan derajat kesehatannya sampai
pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya. Kegiatan discharge planning
yaitu:
1. Pengkajian awal keperawatan
- Mengidentifikasi siapa keluarga yang akan meawat pasien di rumah dan
memastikan keluarga tersebut yang harus memahami instruksi perawatan di
rumah.
- Beritahu pasien dan keluarga bahwa mereka dapat menggunakan
whiteboard di ruangan pasien (jika tersedia) untuk menuliskan pertanyaan
atau masalah.
- Tetapkan tujuan pasien dan keluarga terkait kapan dan bagaimana mereka
keluar dari rumah sakit. Melalui masukan dari dokter pj pasien dan sidkusi
bersama pasien dan keluarga untuk menetapkan tujuan yang realistis.
- Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang langkahlangkah proses
discharge planning.
2. Selama perawatan
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang kondisi pasien di setiap kesempatan.
Minta pasien dan keluarga untuk menjelaskan kembali.
- Jelaskan obat-obatan pada pasien dan keluarga.
- Diskusikan tujuan pasien, keluarga dan dokte serta proses discharge
planning.
- Libatkan pasien dan keluarga dalam praktik perawatan untuk meningkatkan
kepercayaan diri dalam perawatan di rumah.
3. Sebelum pertemuan discharge planning
- Berikan kepada pasien dan keluarga form ceklis dan booklet persiapan
pulang.
- Jadwalkan pertemuan discharge planning bersama pasien, keluarga dan
perawat.
4. Pertemuan discharge planning (1 atau 2 hari sebelum keluar rumah sakit)
- Gunakan form, ceklis dan booklet persiapan pulang untuk memulai diskusi
terkait pertanyaan, kebutuhan dan hal apa yang perlu diperhatikan saat
pulang.
- Diskusikan dengan pasien terkait jadwal kontrol.
5. Saat KRS
- Review daftar obat dengan pasien dan keluarga.
- Berikan kepada pasien dan keluarga jadwal kontrol.
- Berikan kepada pasien nama, nomor telepon, dan posisi salah satu tenaga
kesehatan yang dapat dihubungi jika ada masalah setelah pulang.

D. Prosedur Supevisi
Supervisi merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mengevaluasi dan
mempertahankan upaya penjaminan mutu SDM keperawatan. Supervisi ini juga
memainkan peran motivasi, membimbing dan mendukung dalam pengelolaan aset
manusia, material dan organisasi dari proses kerja keperawatan. Selain itu,
supervisi juga menjadi metode pembelajaran yang efektif dan menarik. Supervisi
menjadi sumber daya untuk meningkatkan mutu asuhan dan perlu pelatihan agar
mampu melakukan supervisi yang tepat. Kegiatan supervise yaitu:
1. Pre supervise
- Menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
- Supervisor menetapkan tujuan.
2. Supervisi
- Supervisor memberikan arahan saat supervisi.
- Supervisor menilai kinerja perawat.
3. Pasca supervise
- Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi atas hasil supervisi.
- Supervisor menanyakan komitmen staff dalam memperbaiki kesalahan dan
berusaha menjadi lebih baik.
- Supervisor menuliskan dokumentasi kegiatan supervise pada lembar
supervisi.

E. Prosedur Delegasi
Pendelegasian tugas adalah memindahkan pada autoritas individu yang
kompeten untuk melakukan tugas keperawatan khusus dalam situasi khusus.
Dengan adanya pendelegasian tugas, maka seseorang mempunyai otonomi untuk
bertindak.
Kepala ruangan memilih terlebih dahulu orang yang akan diberi mandate/
delegasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan menyesuaikan tugas yang
akan didelegasikan dengan orang yang akan diberi delegasi. Kepala ruangan
biasanya mendelegasikan tugas yang berhubungan dengan pendataan pasien,
pengadaan barang habis pakai kepada ketua tim, dan kepala ruangan juga pernah
mendelegasikan untuk mengahadiri rapat rutin dikarenakan ada pekerjaan tertentu
yang tidak bisa di tunda. Pendelegasian tugas berupa tugas yang berhubungan
kepada pasien biasanya kepala ruangan dari katim ke perawat pelaksana. Setelah
melakukan pendelegasian, kepala ruangan mengisi form pendelegasian sebagai
dokumentasi.
PENTINGNYA PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN
KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT

Ronita Jayanti Purba 181101047

ronitajayantipurba@gmail.com

Abstrak
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam beragai bentuk organisasi sebab perencanaan ini
merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama
dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini,
perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan
hanya pada intuisi dan firasat (dugaan). Pentingnya perencanaan dalam manajemen
keperawatan di rumah sakit bertujuan untuk mengetahui lebih jelas mngenai perencanaan
manajemen keperawatan, komponen dan kriteria dalam perencanaan keperawatan, tugas-
tugas dan tanggung jawab petugas kesehatan yang ada di rumah sakit serta perhitungan
tenaga keperawatan yang dibutuhkan de sebuah rumah sakit.
Kata kunci : perencanaan, manajemen keperawatan, rumah sakit.

LATAR BELAKANG

Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan


organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru,
program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan
(planning) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan
menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, organisasi harus
menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses
perencanaan.

Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam beragai bentuk organisasi sebab


perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu
keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu
kegiatan organisasi, perusahaan maupun kegiatan di amsyarakat, dan perencanaan
ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya
dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen,


terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era
globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan
sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).
TUJUAN

Untuk mengetahui lebih jelas mngenai perencanaan manajemen keperawatan,


komponen dan kriteria dalam perencanaan keperawatan, tugas-tugas dan tanggung
jawab petugas kesehatan yang ada di rumah sakit serta perhitungan tenaga
keperawatan yang dibutuhkan de sebuah rumah sakit.

METODE

1. Metode Fungsional
Model pemberian asuhan keperawatan ini berorientasi pada penyelesaian tugas dan prosedur
keperawatan. Perawat ditugaskan untuk melakukan tugas tertentu untuk dilaksanakan
kepada semua pasien yang dirawat di suatu ruangan.
2. Metode TIM
Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan menggunakan tim yang
terdiri atas kelompok klien dan perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat
yang berijazah dan berpengalaman kerja serta memiliki pengetahuan dibidangnya
(Regestered Nurse). Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan
kelompok/ ketua group dan ketua group bertanggung jawab dalam mengarahkan
anggota group / tim.
3. Metode Primer.
Model primer dikembangkan pada awal tahun 1970-an, menggunakan beberapa
konsep dan perawatan total pasien. Keperawatan primer merupakan suatu
metode pemberian asuhan keperawatan di mana perawat primer bertanggung jawab
selama 24 jam terhadap perencanaan pelaksanaan pengevaIuasi satu atau beberapa
klien dan sejak klien masuk rumah sakit sampai pasien dinyatakan pulang.
4. Metode Kasus
Metode kasus adalah metode dimana perawat bertanggung jawab terhadap pasien
tertentu yang didasarkan pada rasio satu perawat untuk satu pasien dengan pemberian
perawatan konstan untuk periode tertentu.
5. Metode Modifikasi
Metode modifikasi adalah penggunaan metode asuhan keperawatan dengan modifikasi antara tim
dan primer.
HASIL

Pemilihan metode pengelolaan asuhan pasien berdasarkan secara objektif


menentukan metode terbaik untuk unit atau departemen tertentu atau mencari
studi ilmiah yang memperlihatkan kerja sistem. Praktik keperawatan tersendiri
mengakui bahwa pendidikan, keahlian klinis, kompetensi, pengalaman serta
keinginan untuk mengemban peran yang lebih lanjut adalah yang membedakan
perawat terdaftar. MAKP meliputi 5 Model yaitu: Model Fungsional, Model Tim,
Model Kasus, Model Primer dan Model Modifikasi.

PEMBAHASAN

Kemajuan jaman menuntut perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan untuk
bersikap profesional. Profesionalisme perawat dapat diwujudkan dibidang pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas dan profesional tersebut adalah pengembangan model praktek keperawatan
profesional (MPKP) yang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian
asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut.

MPKP sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi lain dalam melaksanakan
asuhan keperawatan. Dengan MPKP, perawat dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya
terhadap pasien sejak masuk hingga keluar rumah sakit. Implementasi MPKP harus
ditunjang dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang memadai.

Banyak metode praktek keperawatan yang telah dikembangkan selama 35 tahun


terakhir ini, yang meliputi keperawatan fungsional, keperawatan tim, keperawatan primer,
praktik bersama, dan manajemen kasus. Setiap unit keperawatan mempunyai upaya untuk
menyeleksi model yang paling tepat berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana
dan prasarana, dan kebijakan rumah sakit. Katagori pasien didasarkan atas, tingkat pelayanan
keperawatan yang dibutuhkan pasien , Usia, Diagnosa atau masalah kesehatan yang
dialami pasien dan terapi yang dilakukan (Bron , 1987). Pelayanan yang profesional
identik dengan pelayanan yang bermutu, untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan
dalam melakukan kegiatan penerapan standart asuhan keperawatan dan pendidikan berkelanjutan.
Dalam kelompok keperawatan yang tidak kalah pentingnya yaitu bagaimana caranya
metode penugasan tenaga keperawatan agar dapat dilaksanakan secara teratur,
efesien tenaga, waktu dan ruang, serta meningkatkan ketrampilan dan motivasi kerja.

PENUTUP

Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) adalah suatu sistem yang meliputi
struktur proses, dan nilai profesional yang memungkinkan perawat profesional yang
mengatur pemberian asuhan keperawatan. Pemilihan metode pengelolaan asuhan
pasien berdasarkan secara objektif menentukan metode terbaik untuk unit atau
departemen tertentu atau mencari studi ilmiah yang memperlihatkan kerja sistem.
Praktik keperawatan tersendiri mengakui bahwa pendidikan, keahlian klinis,
kompetensi, pengalaman serta keinginan untuk mengemban peran yang lebih lanjut
adalah yang membedakan perawat terdaftar. MAKP meliputi 5 Model yaitu: Model
Fungsional, Model Tim, Model Kasus, Model Primer dan Model Modifikasi.

REFERENSI

Anas, M. A. (2014). Manajemen Asuhan Keperawatan. Jurnal Manajemen Asuhan


Keperawatan .

Didimus, Indriyani, S. .2013. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Perawat Di


Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Ibnu Sina Ybw-Umi Makassar. Makassar.
Universitas Hasanuddin.
Edi Warsito, Bambang dan Atik Mawarni . 2009. Pengaruh persepsi perawat pelaksana
tentang fungsi manajerial kepala ruang terhadap pelaksanaan manajemen asuhan
keperawatan di ruang rawat inap rsjd dr. Amino gondohutomo semarang.
Departemen Keperawatan Jiwa & Komunitas, PSIK FK ; UNDIP.
Hafizurrachman, Laksono Trisnantoro dan Adang Bachtiar. 2012. Kebijakan Keperawatan
Berbasis Kinerja Di Rsu Tangerang. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan 15(1):
12-19.
Haryanto. (2007). Konsep Dasar Keperawatan dengan Pemetaan Konsep. Jakarta: Salemba
Medika .

Hidayah, Nur. 2013. Manajemen Ruang Rawat Inap. Makassar, Alauddin Press.

Hidayat, A. A. A. (2002). Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.


Marquis, Bessie L, dan Carol J. Huston. 2010. Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan. Jakarta: EGC.

Mulyono, Hadi, dkk. 2013. Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Perawat Di Rumah
Sakit Tingkat III 16.06.01 Ambon. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2003). Proses dan Perawatan Keperawatan Konsep dan Praktik. Jakarta:
Salemba Medika.

Nursalam. (2008). Proses Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Potter, P., & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses
dan Praktik. (D. Yulianti, M. Ester, Eds., & Y. Asih, Trans.) Jakarta.

Simamora , R. H. (2008 ). Peran Manajer dalam Pembinaan Etika Perawat Pelaksana dalam
Peningkatan Kualitas Pelayanan Asuhan Keperawatan . IKESMA, 2 (4).

Simamora , R. H. (2009). Dokumentasi Proses Keperawatan. Jember University Press .

Simamora , R. H. (2010). Komunikasi dalam Keperawatan. Jember University Press .

Supratti, Ashriady. Pendokumentasian Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Umum


Daerah Mamuju. Jurnal Kesehatan Manarang, jan. 2018.

Anda mungkin juga menyukai