BAB I
PENDAHULUAN
(lokasi infeksi melibatkan area di depan septum orbita) dan selulitis orbita
Chandler yang ditetapkan pada tahun 1970 telah menjadi standar untuk
orbita adalah suatu membran yang terletak pada tepi orbita hingga tarsus
Sedangkan selulitis orbita adalah infeksi aktif jaringan lunak orbita yang
terletak posterior dari septum orbita, termasuk lemak dan otot dalam
tulang orbital dan lebih sering mengenai anak anak. 1,2 Selulitis orbita
paranasal.1
akibat kasus sekunder karena infeksi sinus paranasal akut atau kronis
mata merah atau tidak merah.4 Diagnosis yang cepat dan tepat sangat
operasi, dakriosistitis, sisa benda asing di mata dan periorbita, infeksi gigi
6
tidak tertangani dengan baik.
1.2. Tujuan
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1.1 Identifikasi
Tn. MI, laki-laki usia 28 tahun, alamat di luar kota, datang ke IGD
bawah mata kiri. Bengkak yang semula nampak seperti jerawat dirasakan
makin membesar dan nyeri. Bengkak menutupi mata kiri, kelopak mata
kemerahan, disertai mata berair (+) dan demam (+). Keluhan batuk (-),
Nadi : 88x/menit
Pernafasan : 22x/menit
Temperatur : 37,8°C
OD OS
Foto Klinis
2.1.7. Penatalaksanaan
umum
2.1.9. Prognosis
2.1.11. Follow Up
OD OS
Foto Klinis
posterior
FODS
Papil Bulat, batas tegas, warna Bulat, batas tegas, warna
merah normal, c/d 0,3, a/v merah normal, c/d 0,3, a/v
Makula 2:3 2:3
Retina RF (+) RF (+)
Kontur pembuluh darah baik Kontur pembuluh darah baik
Diagnosis Kerja
palpebra OS (H+2)
Penatalaksanaan
OD OS
Foto Klinis
10
Diagnosis Kerja
palpebra OS (H+9)
Penatalaksanaan
11
2.2.1 Identifikasi
478671.
disertai mata merah (+), nyeri (-), berair-air (-), kotoran mata (-),
pandangan kabur (-). Pasien juga mengeluh demam (+) tidak tinggi, pilek
semakin bengkak dan mata lebih menonjol, disertai sulit membuka mata
(+). Keluhan pandangan kabur (+), pandangan ganda (+), mata merah (+),
nyeri (+) saat menggerakkan mata, kotoran mata (-), mata berair – air (-),
12
demam (+). Pasien lalu berobat kedokter mata, diberikan 2 macam obat
THT dan dirujuk ke RSMH untuk dirawat. Dari bagian THT, pasien
Riwayat pengobatan
Nadi : 80x/menit
Pernafasan : 24x/menit
Temperatur : 37,5°C
OD OS
Foto Klinis
0 0 -2 -2
bola mata
0 0 -2 -2
Superior : Edema (+)
Palpebra Tenang
Inferior : Edema (+)
Kemosis (+)
Konjungtiva Tenang
Injeksi konjungtiva (+)
Kornea Jernih Jernih
Bilik mata
Sedang Sedang
depan
Iris Gambaran baik Gambaran baik
Bulat, sentral, RC (+), Ø 3 mm Bulat, sentral, RC (+), Ø 3 mm
Pupil
RAPD (-) RAPD (-)
Lensa Jernih Jernih
Segmen
posterior RFOD (+) RFOS (+)
FODS
Papil Bulat, batas tegas, warna Bulat, batas tegas, warna
merah normal, c/d 0,3, a/v merah normal, c/d 0,3, a/v
Makula 2:3 2:3
Retina RF (+) RF (+)
Kontur pembuluh darah baik Kontur pembuluh darah baik
Kesimpulan:
m. rectus medialis OS
Diagnosis THT:
16
2.6. Penatalaksanaan
- Konsul gigi
2.7. Prognosis
2.8. Follow Up
OD OS
Foto Klinis
Diagnosis
Penatalaksanaan
OD OS
Foto Klinis
Diagnosis
Penatalaksanaan
Kesan :
- Pro observasi
21
OD OS
Foto Klinis
Diagnosis
Penatalaksanaan
OD OS
Foto Klinis
23
Diagnosis
Penatalaksanaan
OD OS
Foto Klinis
Diagnosis
Penatalaksanaan
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
dinding medial, dinding lateral, dinding atas (atap orbita), dan dinding
bawah (dasar orbita). Orbita terletak di kanan dan kiri basis nasi (pangkal
hidung).4
etmoid, tulang nasal, dan tulang lakrimal. Antara dinding lateral (dinding
celah melingkar yang kokoh dan sedikit lebih kecil ukurannya dibanding
pada tepi orbita dan tarsus serta berfungsi sebagai penghalang antara
kelopak mata dan orbita. Septum orbita memiliki lubang yang dilewati oleh
inferior.5,8
28
tipis dan dinding medial yang setipis kertas (lamina papyracea) mudah
blowout dengan herniasi isi orbita ke arah inferior ke dalam antrum sinus
Dikutip dari American Academy of Ophthalmology, Orbit, Eyelids and Lacrimal System in
Basic and Clinical Science Course. 2018-2019
bola mata. Biasanya bisa meluas menjadi abses orbita dan kebutaan;
tanda-tanda meningitis.
30
kulit dan jaringan lunak di anterior dari septum orbita yang dicirikan
dengan eritema palpebra akut serta edema. Infeksi ini tidak melibatkan
bola mata. Nama lain selulitis preseptal yang digunakan oleh sebagian
maupun infeksi setelah trauma lokal. Sekitar 60% kasus selulitis preseptal
dewasa lebih banyak berasal dari trauma lokal. Ethmoiditis akut adalah
31
dengan orbita. Lamina ini sangat tipis serta memiliki lubang alami yang
orbita.9,12
berkurang.9,12,13
dapat berasal dari sebaran hematogen infeksi jaringan sekitar wajah dan
33
a. Hordeolum
b. Kalazion
c. Gigitan serangga
g. Dakriosistitis
harus digali adalah riwayat sinusitis atau infeksi saluran napas atas,
dari area dekat orbita atau gigitan serangga, hingga riwayat alergi.9,12
diperiksa untuk tanda-tanda trauma lokal. Visus, gerak bola mata, maupun
yang berat. Selain itu, harus diperiksa pula adanya defek pada pupil yang
bola mata;
d. Kasus pada anak dengan klinis berat atau curiga adanya benda asing;
tidak adanya proptosis, tidak adanya jalinan lemak pada rongga orbita
masih tidak jelas, maka penderita harus diterapi seperti terapi selulitis
orbita.9,12
operator yang berpengalaman dan alat khusus yang belum tentu tersedia
sensitivitas yang lebih tinggi untuk mencari abses orbita, namun dianggap
memiliki resolusi yang lebih buruk pada apeks orbita dan tidak
36
intrakranial di sekitarnya.9,12
yang lebih lama dibanding CT scan. Selain itu MRI sulit dilakukan pada
anak kecil tanpa bantuan sedasi maupun di luar jam kerja. MRI diffusion-
topikal)
f. Dakrioadenitis
g. Dakriosistitis
Penderita dewasa maupun anak berusia lebih dari satu tahun dengan
gejala ringan tanpa gejala sistemik dapat menjalani rawat jalan dengan
berat (ada gejala sistemik) atau penderita berusia kurang dari satu tahun
sefdinir yang dulu banyak digunakan menjadi tidak lagi dianjurkan. Bila
atau cefpodoxime atau cefdinir selama lima hingga tujuh hari. Antibiotik ini
dapat diberikan lebih lama jika selulitis menetap. Anjuran untuk penderita
laktam. Antibiotik oral empiris untuk selulitis preseptal pasien rawat jalan
dan drainase.12
hingga 72 jam, antibiotik injeksi dapat diganti dengan antibiotik oral dan
memperparah infeksi.
Selulitis orbita menurut definisi AAO adalah infeksi umum dari kulit
dan jaringan lunak di posterior dari septum orbita yang dicirikan dengan
eritema palpebra akut serta edema. infeksi ini melibatkan isi orbita (otot
dan lemak yang terletak di dalam orbita), namun tidak melibatkan bola
b. Anestesi peribulbar
c. Inokulasi langsung dari trauma orbita dengan fraktur atau benda asing
d. Dakriosistitis
g. Rhinosinusitis
dingin, karena peningkatan insidensi sinusitis. Selulitis orbita juga dua kali
infeksi HIV.10,14,15,1
anamnesis yang baik serta pemeriksaan fisik untuk mencari temuan klinis
diplopia. Kemosis juga lebih sering dijumpai pada selulitis orbita dibanding
jaringan lunak dengan lebih baik namun tidak selalu tersedia dan mungkin
adanya:10,14,15
a. Proptosis;
d. Pandangan ganda;
e. Penurunan visus;
ethmoidalis.10,14,15
44
infeksi, yakni:10,14,15
a. Selulitis preseptal
f. Panophtalmitis
h. Skleritis posterior
i. Respons alergi
j. Konjungtivitis berat
k. Mucocele sinus
l. Penyakit Grave
Obat-obatan dengan penetrasi baik pada blood brain barrier juga lebih
perawatan di rumah sakit pada pasien dengan selulitis orbital yang telah
berukuran > 10 mm. Untuk pasien rawat inap yang mengalami perbaikan
diduga berasal dari proses neuritis optik sebagai akibat dari inflamasi,
retina.10,14,20
BAB IV
DISKUSI
Kedua kasus ini adalah kasus selulitis preseptal dan selulitis orbita.
28 tahun, datang dengan keluhan kelopak bawah mata kiri bengkak sejak
bengkak pada kelopak bawah mata kiri yang semula nampak seperti
pasien dicurigai mengalami infeksi pada kelopak bawah mata kiri dan
kiri. Infeksi di curigai berasal dari penyebaran infeksi pada kelopak mata.
dari bagian THT-KL dengan keluhan mata kiri bengkak sejak ± 3 hari
sebelum masuk rumah sakit, keluhan disertai sulit membuka mata, mata
tidak tinggi, pilek dan hidung tersumbat. Keluhan mata berair disangkal,
kotoran mata disangkal, mual dan muntah disangkal. Pasien lalu berobat
THT. Pasien kemudian berobat ke dokter THT dan dirujuk ke RSMH untuk
dirawat. Pasien memiliki riwayat rhinitis alergi sejak umur 9 tahun, riwayat
sakit gigi atau gigi berlubang disangkal, riwayat trauma disangkal, riwayat
pada mata didahului oleh gejala seperti flu. Pasien juga diketahui memiliki
kiri penderita adalah 5/60, peningkatan tekanan intra okuler 23,8 mmHg
hasil pemeriksaan di atas maka pada kasus ini ditegakkan diagnosis kerja
mata dan periorbital yang ditandai dengan eritema dan edema kelopak
mata akut. Berbeda dengan selulitis orbital dimana infeksi tersebut terjadi
kavernosa.
umum dari selulitis preseptal maupun orbital adalah infeksi bakteri. Infeksi
51
bakteri pada orbita atau jaringan lunak periorbital berasal dari 3 sumber
atau infeksi kulit; dan (3) penyebaran hematologis dari fokus yang jauh
tulang yang tipis yang disebut lamina papyracea, yang memiliki struktur
akibat penetrasi langsung melalui tulang tipis tersebut, atau dapat juga
dan subdural, dan abses parenkim otak terutama dari lobus frontal. 11
dahulu, sampai hasil kultur keluar. Pada kedua kasus ini, pasien
gram positif serta negatif serta dan pada pasien kedua mendapatkan
abses.
perbaikan yang signifikan mulai terlihat, visus mata kiri maju menjadi 3/15,
perawatan, visus mata kiri mencapai 6/6, khemosis (-), diplopia (-), dan
gerakan bola mata baik kesegala arah. Pasien diperbolehkan untuk rawat
jalan. Pada pasien ini juga diberikan timolol tetes mata untuk menurunkan
komplikasi selulitis orbita yang tersering. Pada pasien ini tidak ditemukan
tanda-tanda komplikasi.
ad bonam karena tanda-tanda vital dalam batas normal dan tidak ada
BAB V
KESIMPULAN
abses palpebra okuli sinisntra dan selulitis orbita okuli sinistra e.c. sinusitis
etmoidalis.
55
nyeri, namun tidak ada oftalmoplegia. Dapat berkembang pada tahap awal
lebih lanjut.
selulitis orbital saat ini masih agak kontroversial, karena dapat menekan
kadar sitokin inflamasi dalam mukosa sinus pasien dengan sinusitis akut
maupun kronis.
agresif harus diberikan pada tahap awal selulitis orbita, karena jika hal ini
DAFTAR PUSTAKA
2015;9(3):892–5.
9. Kwitko GM, Sobol AL, Hutcheson KA, Ing E, Law SK, Phillpotts BA.
https://emedicine.medscape.com/article/1218009-overview#showall.
cellulitis.
https://www.msdmanuals.com/professional/eye-disorders/orbital-
diseases/preseptal-and-orbital-cellulitis# .
cellulitis.
13. Khimani KS dan Yen KG. Chapter 1. The history of treating orbital
https://emedicine.medscape.com/article/1217858-overview#showall .
59
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507901/?report=printable .
2018;55(3):211-219.
19. Elshafei AMK, Sayed MF, Abdallah RMA. Clinical profile and
22. Kapoor Garima, Saigal Saurabh, and Elongavan Ashok. Action and