Anda di halaman 1dari 34

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2

1.3 Tujuan...........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3

2.1 Pengertian Supervisi Pendidikan..................................................................................3

2.2 Latar belakang Perlunya Supervisi Pendidikan............................................................8

2.3 Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan........................................................................12

2.4 Tujuan dan Sasaran Supervisi Pendidikan.................................................................17

2.4.2 Tujuan Supervisi Pendidikan...............................................................................17

2.4.2 Sasaran Supervisi Pendidikan.............................................................................19

2.5 Fungsi Supervisi Pendidikan......................................................................................20

2.6 Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan.........................................................................21

2.7 Tipe-tipe Supervisi Pendidikan..................................................................................22

2.8 Jenis-jenis Supervisi Pendidikan................................................................................25

2.9 Teknik Supervisi Pendidikan......................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................33
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum, istilah supervisi berarti mengamati, mengawasi atau membimbing
dan menstimulir kegiatan-kegiatan orang lain dalam maksud perbaikan. Sedangkan
Pendidikan dikatakan sebagai salah satu unsur paling penting dalam kehidupan manusia.
Agar proses pendidikan berlangsung dengan baik diperlukan sumber daya manusia yang
handal untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik. Selain itu, perencenaan dan kurikulum
juga harus seuai dengan tujuan Pendidikan di Indonesia. Untuk itu, berkembangnya sebuah
sekolah atau lembaga pendidikan, dengan hasil output yang bagus, kinerja guru yang
profesional, serta prestasi sekolah yang membanggakan tentu tidak terlepas dari peran
seorang supervisor. Supervisor adalah orang yang bertugas mengawasi setiap pelaksanaan
program Pendidikan di suatu lembaga Pendidikan. Supervisor mengadakan pengawasan
dan bertanggung iawab tentang keefektilan program tersebut. Supervisor meneliti ada atau
tidaknya kondisi-kondisi yang memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.

Dunia pendidikan dewasa ini terasa seperti berpacu dengan perkembangan


teknologi, sosial, ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan yang sangat cepat yang
menuntut penyesuaian-penyesuaian kehidupan, termasuk kehidupan di dunia pendidikan,
dimana guru sebagai ujung tombaknya. Yang harus siap bukan hanya dalam pelaksanaan
tugas, tapi juga yang lebih penting adalah kesiapan secara pribadi. Karena penampilan di
muka kelas selalu mencerminkan sikap hidupnya secara keseluruhan, yang menurut
pengalaman besar pengarulnya terhadap proses belajar mengajar.

Supervisi Pendidikan tidak dapat terlepas dari administrasi Pendidikan. Dimana ada
administrasi, disitu harus ada supervisi. Jika ada supervisi pasti terdapat sesuatu yang
dilaksanakan dan ada administrasinya. Thomas H Briggs dalam Rifai (1982: 225)
menegaskan, bahwa supervisi merupakan bagian atau aspek dari administrasi Khususnya
yang mengenai usaha peningkatan guru sampai kepada taraf penampilan tertentu.

Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan yang
direncanakanuntuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya ke arah perbaikan
situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu belajar menajar pada khususnya
agar memperoleh kondisi yang lebih baik.
1
Dalam menjaga mutu proses tersebut diperlukan adanya quality controll yang
mengawasi jalannya proses dan segala komponen pendukungnya. Meski demikian
pengawasan mutu dalam dunia pendidikan tentu berbeda dengan peruasahaan yang
memproduksi barang atau jasa. Sekolah adalah sebuah peopb changing institutian, yang
dalam proses kerjanya selalu berhadapan dengan uncertainty and interdependence
(McPherson, Crowson and Pitner, 1986: 3340).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Supervisi Pendidikan?
2. Apa yang melatar belakangi perlunya supervisi Pendidikan?
3. Apa saja ruang lingkup supervisi Pendidikan?
4. Apa tujuan dan sasaran supervisi Pendidikan?
5. Apa fungsi supervisi Pendidikan?
6. Apa prinsip-prinsip supervisi Pendidikan?
7. Apa tipe-tipe supervisi Pendidikan?
8. Apa saja jenis-jenis supervisi Pendidikan?
9. Apa saja Teknik dalam supervisi Pendidikan?

1.3 Tujuan
1. Memahami apa yang dimaksud dengan supervisi Pendidikan.
2. Mengetahui sebab perlunya supervisi Pendidikan.
3. Mengetahui ruang lingkup supervisi Pendidikan.
4. Mengetahui tujuan dan sasaran supervisi Pendidikan.
5. Mengetahui fungsi adanya supervisi Pendidikan.
6. Mengetahui prinsip-prinsip supervisi Pendidikan.
7. Mengetahui tipe-tipe dalam supervisi Pendidikan.
8. Mengetahui jenis-jenis dalam supervisi Pendidikan.
9. Mengetahui Teknik dalam supervisi Pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Supervisi Pendidikan


Supervisi Pendidikan dibangun dari dua kata yaitu supervisi dan Pendidikan.
Supervisi sendiri terdiri dari dua kata yaitu super dan vision. Super berarti atas atau lebih.
Vision atau visi berarti lihat, tilik, awasi. Jadi supervisi berarti melihat, menilik dan
mengawasi dari atas, atau sekaligus bearti orang yang melaksanakan supervisi berada lebih
tinggi dari orang yang dilihat, ditilik, dan diawasi. Pengertian pendidikan adalah proses
pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat mengerti, paham, dan membuat manusia lebih
kritis dalam berpikir.

Pengertian Supervisi Menurut Para Ahli.

1. Ross L (1980)
Menurut Ross L, Supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan
menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum.
2. Purwanto (1987)
Menurut Purwanto, Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan
untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara
efektif.
3. P Adam dan Frank G Dickey
Supervisi pendidikan adalah suatu program yang terencana dalam upaya
memperbaiki mata pelajaran pelajaran.
4. Haris dan Benssent
Pengertian supervisi pendidikan adalah bentuk tindakan sosial terkait dengan
administratif agar dapat dengan mudah mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan
pengajaran sekolah.
5. Mulyasa (2002)
Menurut Mulyasa, Supervisi adalah segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin
guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran,
termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru-
guru, menyeleksi dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, dan
metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran.

3
6. Manullang (2005)
Menurut Manullang, Supervisi adalah proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang
sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengkoreksi dengan maksud supaya
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Supervisi merupakan usaha
memberi pelayanan agar guru menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas
melayani peserta didik.
7. Bafadal (2005)
Menurut Bafadal, Supervisi adalah suatu layanan profesional berbentuk pemberian
bantuan kepada personel dalam meningkatkan kemampuannya sehingga lebih
mampu mempertahankan dan melakukan perubahan penyelenggaraan sekolah
dalam rangka meningkatkan pencapaian tujuan sekolah.
8. Sagala (2009)
Menurut Sagala, Supervisi adalah bantuan dan bimbingan profesional bagi guru
dalam melaksanakan tugas instruksional guna memperbaiki hal belajar dan
mengajar dengan melakukan stimulasi, koordinasi dan bimbingan secara kontinu
untuk meningkatkan pertumbuhan jabatan guru secara individual maupun
kelompok.
9. Masaong (2010)
Menurut Masaong, Supervisi adalah usaha menstimulasi, mengkoordinasi, dan
membimbing pertumbuhan guru-guru di sekolah, baik secara individu maupun
kelompok, dengan tenggang rasa dan tindakan-tindakan pedagogis yang efektif
sehingga mereka lebih mampu menstimulasi dan membimbing sehingga siswa lebih
mampu berpartisipasi dalam masyarakat yang demokratis.

Dengan demikian, Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa


bimbingan atau tuntunan yang direncanakan untuk membantu para guru dan
pegawai sekolah lainnya ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan
peningkatan mutu belajar menajar pada khususnya agar memperoleh kondisi yang
lebih baik.

Keputusan Menteri P dan K, RI.Nomor : 0134/1977, yang menyebutkan siapa


saja yang berhak disebut supervisor di sekolah, yaitu

- kepala sekolah,
- penilik sekolah untuk tingkat kecamatan dan

4
- para pengawas di tingkat kabupaten/ kotamadya serta staf kantor bidang yang
ada di setiap provinsi.

Tugas Supervisor

Ada 2 tugas pokok pengawas yaitu supervisi manajerial dan supervisi


akademik.

Pengawasan manajerial pada dasarnya memberikan pembinaan, penilaian dan


bantuan/bimbingan kepada kepala sekolah dan seluruh staf sekolah dalam
pengelolaan sekolah atau penyelenggaraan pendidikan di sekolah untuk
meningkatkan kinerja sekolah.

Pengawasan akademik berkaitan dengan membina dan membantu guru dalam


meningkatkan kualitas proses pembelajaran/bimbingan dan kualitas hasil belajar
siswa.

Tugas pengawas mencakup:

1. Inspecting (Pengawasan)
Tugas pokok inspecting (pengawasan) meliputi tugas mengawasi kinerja kepala
sekolah, kinerja guru, kinerja staf sekolah, pelaksanaan kurikulum, pelaksanaan
pembelajaran, ketersediaan dan pemanfaatan sumber daya (sumber belajar, media,
alat bantu).
2. Advising (Menasehati)
Tugas pokok advising (memberi advis atau nasehat) meliputi advis mengenai
sekolah sebagai sistem, memberi advis kepada guru tentang pembelajaran yang
efektif, memberi advis kepada kepala sekolah dalam mengelola pendidikan,
memberi advis kepada tim kerja dan staf sekolah dalam meningkatkan kinerja
sekolah, memberi advis kepada orang tua siswa dan komite sekolah terutama dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan.
3. Monitoring (Memantau)
Tugas pokok monitoring atau Pemantauan meliputi tugas: memantau standard mutu
pendidikan, memantau penerimaan siswa baru, memantau proses dan hasil belajar
siswa, memantau pelaksanaan ujian, memantau rapat guru dan staf sekolah,
memantau hubungan sekolah dengan masyarakat, memantau data statistik
kemajuan sekolah, memantau program-program pengembangan sekolah.

5
4. Reporting (Membuat laporan)
Tugas pokok reporting meliputi tugas: melaporkan Kinerja guru dalam
melaksanakan pembelajaran, Kemajuan belajar siswa, dan hasil pengawasan kepada
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota, Propinsi dan atau Nasional,
melaporkan Perkembangan dan hasil pengawasan ke masyarakat publik,
melaporkan perkembangan dan hasil pengawasan ke sekolah binaannya.
5. Coordinating (Mengkoordinir)
Tugas pokok coordinating meliputi tugas: mengkoordinir sumber-sumber daya
sekolah baik sumber daya manusia, material, financial dll, mengkoordinir kegiatan
antar sekolah, mengkoordinir kegiatan preservice dan in service training bagi
Kepala Sekolah, guru dan staf sekolah lainnya, mengkoordinir personil stakeholder
yang lain, mengkoordinir pelaksanaan kegiatan inovasi sekolah.
6. Performing Leadership
Artinya memimpin dalam melaksanakan 5 tugas diatas. Tugas pokok performing
leadership atau memimpin meliputi tugas: memimpin pengembangan kualitas SDM
di sekolah binaannya, memimpin pengembangan inovasi sekolah, partisipasi dalam
memimpin kegiatan manajerial pendidikan di Diknas yang bersangkutan, partisipasi
pada perencanaan pendidikan di kabupaten atau kota, partisipasi pada seleksi calon
kepala sekolah atau calon pengawas, partisipasi dalam akreditasi sekolah,
partisipasi dalam merekruit personal untuk proyek atau program-program khusus
pengembangan mufu sekolatu partisipasi da.lan mengelola konflik di sekolah
dengan win-win solution dan partisipasi dalam menangani pengaduan baik dari
internal sekolah maupun dari masyarakat. Itu semua dilakukan guna mewujudkan
kelima tugas pokok di atas.

5 Tugas Pokok Pengawas


Rincian Tugas Pengawasan Akademik Pengawasan Manajerial
(Teknis Pendidikan/ (Administrasi dan
Pembelajaran) Manajemen Sekolah)
Inspecting/ ·  Pelaksanaan kurikulum ·  Pelaksanaan kurikulum

Pengawasan mata pelajaran sekolah


·  Proses pembelajaran/ ·  Penyelenggaraan

praktikum/ studi lapangan administrasi sekolah


·  Kegiatan ekstra kurikuler ·  Kinerja kepala sekolah dan

6
·  Penggunaan media, alat staf sekolah
bantu dan sumber belajar ·  Kemajuan pelaksanaan
·  Kemajuan belajar siswa pendidikan di sekolah
Lingkungan belajar ·  Kerjasama sekolah dengan
masyarakat
Advising/ ·  Menasehati guru dalam ·  Kepala sekolah di dalam

Menasehati pembelajaran/bimbingan mengelola pendidikan


yang efektif ·  Kepala sekolah dalam
·  Guru dalam meningkatkan melaksanakan inovasi
kompetensi professional pendidikan
·  Guru dalam melaksanakan ·  Kepala sekolah dalam
penilaian proses dan hasil peningkatan kemampuan
belajar professional kepala sekolah
·  Guru dalam melaksanakan ·  Menasehati staf sekolah
penelitian tindakan kelas dalam melaksanakan tugas
·  Guru dalam meningkatkan administrasi sekolah
kompetensi pribadi, sosial ·  Kepala sekolah dan staf
dan pedagogik dalam kesejahteraan
sekolah
Monitoring/ ·  Ketahanan pembelajaran ·  Penyelenggaraan

Memantau ·  Pelaksanaan ujian mata kurikulum


pelajaran ·  Administrasi sekolah
·  Standar mutu hasil belajar ·  Manajemen sekolah
siswa ·  Kemajuan sekolah
·  Pengembangan profesi guru ·  Pengembangan SDM
·  Pengadaan dan sekolah
pemanfaatan sumber- ·  Penyelenggaraan ujian
sumber belajar sekolah
·  Penyelenggaraan

penerimaan siswa baru


Coordinating/ ·  Pelaksanaan inovasi ·  Mengkoordinir

mengkoordinir pembelajaran peningkatan mutu


·  Pengadaan sumber-sumber ·  SDM sekolah
belajar ·  Penyelenggaraan inovasi di
·  Kegiatan peningkatan sekolah
7
kemampuan profesi guru ·  Mengkoordinir akreditasi
sekolah
·  Mengkoordinir kegiatan
sumber daya pendidikan
Reporting ·  Kinerja guru dalam ·  Kinerja
kepala sekolah
melaksanakan pembelajaran ·  Kinerja staf sekolah
·  Kemajuan belajar siswa ·  Standar mutu pendidikan
·  Pelaksanaan tugas ·  Inovasi pendidikan
kepengawasan akademik

2.2 Latar belakang Perlunya Supervisi Pendidikan


Dunia pendidikan dewasa ini terasa seperti berpacu dengan perkembangan
teknologi, sosial, ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan yang sangat cepat yang
menuntut penyusuaian-penyesuaian kehidupan, termasuk kehidupan di dunia pendidikan,
dimana guru sebagai ujung tombaknya, yang harus siap bukan hanya dalam pelaksanaan
tugas, tapi juga yang lebih penting adalah kesiapan secara pribadi, karena penampilan di
muka kelas selalu mencerminkan sikap hidupnya secara keselurulun, yang menurut
pengalaman besar pengarulnya terhadap proses belajar mengajar.

Profesi guru sekarang benar-benar dituntut profesional dalam arti harus


mengerjakan tugas, karena guru terus dipantau oleh proses pemberian tunjangan yang
mengharuskan mereka mengaiar sesuai dengan bidang ilmunya dan dengan jam tatap muka
24 jam seminggu. Sehingga bila, tanpa bimbingan dari kepala sekolah dan Pengawas
kurang baik akan mengakibatkan guru kehilangan kepercayaan diri.

Ada beberapa hal yang melatar belakangi perlunya supervisi pendidikan:

a. Perubahan Sosial

Sekarang, perubahan sosial memang sangat dirasakan sekali, terutama yang


disebabkan oleh kemajuan teknologi. Misalnya dengan internet, yang memungkinkan
orang (peserta didik) yang hanya dalam beberapa detik saja dapat melihat peristiwa dunia
dengan segala keanekaragamannya, terutama perbedaan nilai dan perilaku sosial di setiap
negara.

Tanpa disadari bahwa sebagian siswa sekarang Iebih banyak menghabiskan


waktunya di muka handphone dan komputer yang didalam waktu itu, ia bisa bertemu

8
dengan berbagai nilai-nilai hidup yang berasal dari segala penjuru dunia. Sehingga
membentuk perilaku sosial yang baru, sehingga menyulitkan guru di kelas. Misalnya,
siswa berani mengetes guru, melawan guru, dan lain-lain.

Perubahan sosial ini ditandai dengan perubahan pandangan masyarakat terhadap


fungsi guru, karena tugas guru mulai diambil oleh “makhluk” lain yang merupakan
rekayasa dalam bidang teknologi komunikasi dan elektronika, misalnya dengan adanya
jejaring sosial (facebook) yang sedang marak dewasa ini.

b. Globalisasi

Istilah globalisasi mungkin sudah tidak asing lagi di telinga Anda. Globalisasi
sendiri berasal dari kata "global" yang artinya meliputi seluruh dunia atau secara
keseluruhan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) globalisasi adalah proses
masuknya ke ruang lingkup dunia. Sedangkan menurut buku Terampil dan Cerdas Belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas VI karya Sanusi Fattah dkk, globalisasi
adalah suatu proses yang menempatkan masyarakat dunia dapat menjangkau satu dengan
yang lain atau saling terhubungkan dalam semua aspek kehidupan, baik dalam bidang
ekonomi, politik, budaya, teknologi maupun lingkungan.

Dengan adanya globalisasi, dunia yang begitu luas dan jarak antarnegara yang jauh
tidak lagi menjadi penghalang untuk saling berhubungan. Proses globalisasi sendiri
didukung oleh kemajuan teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi. Dengan
adanya kemajuan tersebut hubungan antarmanusia menjadi lebih mudah. Hal ini tentunya
membawa berbagai konsekwensi. Konsekwensi positif adalah terjadinya kerja sama bidang
ekonomi, sosial, politik, budaya, pertahanan dan keamanan, sedangkan konsekwensi
negatif adalah yang menyangkut masalah moral dan kriminal, misalnya pergaulan bebas,
perkosaan, perjudian, narkotika dan lain-lain.

Dalam keadaan begini memang harus ada kesiapan calon dan guru karena
perubahan sistem dan isi pendidikan bisa bersifat insidental atau yang sulit diramalkan
bentuknya. Peralatan yang semakin canggih perlu dikenalkan kepada guru dan calon guru
di instansi dan lembaga-lembaga Pendidikan.

c. Perkembangan Sains dan Teknologi

Perkembangan sains dan teknologi saat ini benar-benar telah mengubah fungsi
manusia, yang seklaigus mengubah fungsi guru di depan kelas. Dimana guru tidak hanya

9
dituntut dapat bercerita di depan kelas, tapi ia diharuskan juga mempunyai pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan tambahan untuk dapat memanfaatkan produk teknologi.
Baik itu bahan pelajara, alat peraga, media Pendidikan, seperti film, slide, proyektor, video,
dan komputer.

Oleh sebab itu, selayaknya ada semacam usaha untuk meningkatkan pengetahuan
guru dalam dunia digital. Baik melalui latihan atau pendidikan khusus, karena pada satu
saat penggunaan alat-alat itu tidak dapat dielakkan lagi dalam mendukung proses belajar
mengajar, yang bukan berarti tugas guru semakin ringan, tapi malah justru semakin berat,
karena guru apapun harus mempunyai keterampilan teknis dalam bidang elektronik dan
komputer paling rendah bisa membuka interner, memiliki email, facebook dan atau
website.

d. Urbanisasi

Urbanisasi, yang merupakan arus perpindahan pcnduduk desa ke kota semakin hari
semakin Ineningkat terutama di kota-kota yang banyak menjanjikan pekerjaan. Hal ini
bukan hanya di kota-kota besar seperti jakarta, tapi juga untuk daerah baru seperti di Riau
yang sudah terjadi pemekaran provinsi dan kabupaten yang mengakibatkan heterogennya
masyarakat, dimana guru akan berhadapan dengan keragaman perilaku masyarakat,
terutama siswanya.

Munculnya daerah-daerah baru berkernbang seperti Pelalawan Dumai, Siak, Batam,


Bintan, Natuna akan menciptakan masyarakat baru, di kota yang baru yang tidak mudah
diramalkan bentuk peradaban yang muncul, oleh karena itu guru-guru harus bersiap-siap
secara profesional dengan keadaan itu. Sebab keragaman perilaku siswanya harus dihadapi
dengan perilaku yang baru pula.

e. Demokrasi Pendidikan

Di Indonesia sekarang ini, tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan


yang layak sudah dapat dikatakan mencapai puncaknya. Sulitnya mengadakan sarana
pendidikan dan di pihak lain masih ada masyarakat yang masih belum mengerti dengan
sistem pendidikan, kita masih melihat ada orang tua yang memaksakan kehendaknya. Yang
mengakibatkan tidak seragamnya siswa di sekolah, sehingga menyulitkan proses belajar
mengajar. Misalnya bergabungnya anak cacat di sekolah - sekolah normal, mereka masih
segan memasukkan anak mereka di SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa). Lemahnya sistem

10
seleksi penerimaan siswa baru, baik oleh tekniknya maupun kebijaksanaan yang
menyertainya, juga menambah heterogennya murid-murid di sekolah, yang sama masalah
dengan persoalan di atas.

Dengan adanya komite sekolah, juga menambah demokrasi pendidikan semakin


terbuka akan kehadiran masyarakat untuk ikut dalam pengelolaan sekolah, yang tentunya
tidak semudah membalikkan telapan tangan.

f. Perubahan daerah

Pembangunan daerah yang pesat dan maju seperti Pulau Batam dan Pulau Bintan
yang melibatkan investor dari dalam dan luar secara besar-besaran. telah membuat kedua
daerah yang dulunya miskin, kini menjadi daerah perkembangan ekomoni baru, yang
sekaligus menyulitkan dan mengejutkan masyarakat seempat, baik guru maupun peserta
didik. Persaingan hidup semakin ketat, barang-barang menjadi mahal, standar ketridupan
berubah yang mengakibatkan ada masyarakat yang merasa miskin mendada, baik karena
tidak mempunyai keahlian maupun karena bekerja disektor yang tidak di perhitungkan
dalam perkembangan daerah itu.

Terutama sektor pendidikan, apalagi bagi guru-guru yang berstatus Pegawai


Negeri Pusat yang diperbantukan di daerah yang hidup hanya dengan penghasilan pas-
pasan. Munculnya tuntutan dari siswa dari dunia pendidikan agar dapat memberikan
pendidikan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan pembangunan yang sedang
berlangsung yang mengharuskan guru benar-benar dapat memenuhi keinginan itu,
terutama terhadap guru-guru yang mengajar pelajaran yang tidak mempunyai kaitan
langsung dengan pembangunan yang sedang di lihat oleh siswa, seperti pelajaran sejarah,
PMP, Agama, dan lain-lain.

g. Suburnya Birokrasi

Banyaknya prosedur yang harus dilalui dan panjangnya waktu yang harus ditempuh oleh
seorang guru dalarn berbagai urusan kepegawaiannya, baik itu soal kepangkatan maupun
penggajian, telah menambah beban kerja guru. Sehingga, kadang-kadang dapat menguras
tenaga dan biaya, yang pada puncaknya dapat mengganggu kehadiran dan penampilan guru
di muka kelas, padahal waktu, tenaga dan biaya hidup masih terbatas. Dengan adanya
perubahan sistem kepegawaian guru dari sentralisasi ke desenteraliasi temyata masih
menyisakan birokrasi kepegawaian yang panjang.

11
Yaitu dengan ada perpanjangan tangan pusat melalui LPMP, Dinas Propinsi dan
kabupaten dan kota. Ternvata tidak mempermudah urusan kepegawaian guru, terutama
bukan hanya status kepegawaian tetapi juga soal kepangkatan, penggajian dan honor yang
bisa tumpang tindih.

h. Kebutuhan bimbingan untuk guru muda

Di samping hal-hal telah disebutkan di atas, masih ada faktor lain yang tak kalah
pentingnya yang ikut mempengaruhi tugas guru_guru di sekolah, seperti semakin besarnya
jumlah guru-guru muda yang belum berpengalaman, dan banyaknya guru-guru wanita di
suatu sekolah, serta menurunnya prestie guru.

Banyaknya guru muda, terutama yang baru saja menamatkan pendidikan yang
pada- umumnya mereka masih belum berpengalaman dalam kehidupan di sekolah, di mana
mereka memerlukan penanganan yang khusus, supaya mereka tidak berbuat sesuatu yang
keluar dari tujuan sekolah, misalnya terlalu mengutamakan kegiatan ekstra kurikuler,
seperti berkemah, rekreasi, dan lain-lain.

Banyaknya guru-guru wanita di suatu sekolah juga akan menyebabkan berbagai


persoalan, terutarna bagi guru-guru yang baru berumahtangga, atau yang mempunyai anak
yang masih balita atau guru yang sedang menunggu kelahiran, yang apabila terjadi dalam
waktu bersamaan akan berakibat fatal bagi proses belaiar mengajar di sekolah. Di mana
dalam keadaan yang demikian memang memerlukan seorang kepala sekolah yang
bijaksana.

2.3 Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan


Supervisi merupakan aktivitas menentukan yang esensial, yang akan menjamin
tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Orientasi supervisi dapat ditentukan sebagai proses
pmbantuan. Dengan kata lain, pembantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar
agar memperoleh kondisi yang lebih baik. Supervisi tertuju pada perkembangan guru-guru
dan personel sekolah lainnyadalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal ini
supervisi dapat dilakukan melalui dorongan, bimbingan dan pemberian kesempatan.
Adapun ruang lingkup supervisi pendidikan yaitu:

a) Supervisi Bidang Kurikulum

b) Supervisi Bidang Kesiswaan


12
c) Supervisi Bidang Kepegawaian

d) Supervisi Bidang Sarana Dan Prasarana

e) Supervisi Bidang Keuangan

f) Supervisi Bidang Humas

g) Supervisi Bidang Ketatausahaan.

Ruang lingkup supervisi dalam tujuan bidang ini mengharuskan supervisor


mempelajari semua bidang ini tanpa terkecuali. Sebab, melakukan supervisi tanpa
memahami bidang yang disupervisi tidak efektif, karena tidak jelas, semua bidang ini
disupervisi karena satu dengan yang lain saling berkaitan, sehingga menjadi satu sistem
yang terpadu yang tidak bisah dipisahkan.

1. Supervisi Bidang Kurikulum

Kurikulum merupakan hal yang harus diantisipasi dan dipahami oleh berbagai
pihak, karena kurikulum sebagai rancangan pembelajaran yang memiliki kedudukan yang
sangat strategis, yang menentukan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan, baik
proses maupun hasil. Sekolah sebagai pelaksanaan pendidikan, baik supervisor, guru
maupun peserta didik sangat berkepentingan dan akan terkena dampak langsung dari setiap
perubahan kurikulum.

Guru juga dituntut untuk senantiasa menyempurnakan dan menyesuaikan


kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta kebutuhan
kebutuhan lokal, nasional dan global sehingga kurikulum yang dikembangkan di sekolah
betul-betul dikembangkan peserta didik sesuai dengan kebutuhan lingkungan,
perkembangan zaman dan tuntunan dan beban tugas yang akan dilakukan setelah
mengikuti pembelajaran.

Perubahan kurikulum mengisyaratkan bahwa pembelajaran bukan semata-mata


tanggung jawab guru, tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara guru, kepala
sekolah, dan pengawas sekolah bahkan komite sekolah, dan dewan pendidikan.

2. Supervisi Bidang Kesiswaan

Bidang kesiswaan menjadi penting karena tujuan pendidikan adalah melahirkan


siswa-siswi yang kreatif, mandiri, kompetitif. Sehingga pengembangan kognitif, afektif

13
dan psikomotorik siswa yang diperlukan. Bidang kesiswaan menjadi dominan karena
tangan gurulah pembelajaran dipertaruhkan. Dalam bidang kesiswaan, supervisor
mempunyai peran yang signifikan dan sangat mendasar mulai dari penerimaan siswa baru,
pembinaan siswa, atau pengembangan diri sampai proses kelulusan siswa. Supervisi
bidang kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan
agar kegiatan pembelajaran di sekolah berjalan dengan lancar,tertib, serta mencapai tujuan
pendidikan sekolah.

Hal-hal pokok yang harus disupervisi terhadap siswa:

a) Motivasi belajar siswa

b) Tingkat kesulitan yang dialami siswa

c) Keterlibatan siswa dalam berbagai kegiatan intra dan ektra kurikuler

d) Pengembangan organisasi siswa

e) Sikap guru dan kepala sekolah terhadap siswa

f) Keterlibatan orang tua siswa dalam berbagai kegiatan sekolah

g) Kesempatan memperoleh pelayanan secara prima dari sekolah

3. Supervisi Bidang Kepegawaian

Tujuan supervisi bidang kepegawaian berbeda dengan sumber daya manusia pada
konteks bisnis, di dunia pendidikan tujuan supervisi bidang kepegawaian lebih mengarah
pada pembangunan pendidikan yang bermutu, membentuk sumber daya manusia yang
handal, produktif, kreatif, dan berprestasi. Jika guru inovatif, kreatif, dan dinamis maka
pembelajaran berjalan secara menyenangkan. Namun, jika guru pasif, monoton, dan
sentralistik maka pembelajaran akan membosankan, tidak menarik dan membuat siswa
tidak bisa menangkap materi yang disampaikan. Akhirnya, proses belajar mengajar tidak
efektif.

Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap guru yaitu:

a) Masalah wawasan dan kemampuan

b) Masalah kehadiran dan aktivitas guru

14
c) Masalah persiapan mengajar guru, mulai dari penyusunan analisis materi pelajaran,
program tahunan, program semster, program satuan pelajaransampai dengan persiapan
mengajar harian atau perencanaan pengajaran.

d) Masalah pencapaian target kurikuler dan ektra kulikuler

e) Masalah kerja sama guru dengan siswa, dengan sesama guru, dengan tatausaha dan
dengan kepala sekolah

f) Masalah tri pusat pendidikan yang terdiri atas sekolah, keluarga dan masyarakat

g) Masalah kemampuan belajar siswa

4. Supervisi Bidang Sarana Dan Prasarana

Tujuan anak sekolah yaitu agar dia menjadi baik, pintar dan terampil. Dibutuhkan
proses yang tidak sederhana dan panjang agar tujuan ini berhasil dicapai sekolah. Sekolah
menyediakan sarana untuk pengembangan rasa, pikir, dan raga siswa, seperti masjid,
perpustakaan, laboratorium, internet,dan tempat olaraga. Tanpa sarana yang baik sekolah
sulit melahirkan keluaran yang kompoten. Sarana merupakan media atau alat untuk belajar
agar pendidikan berjalan efektif. Sarana sekolah diperlukan untuk keseimbangan
perkembangan fisik dan psikis siswa. Sarana dan prasarana seperti ruang gedung yang
representative, labotorium, lapangan olaraga, taman bunga dan lainnya membuat suasana
belajar yang menyenangkan, sejuk, damai, dan penuh semangat. Jika sarananya terbatas
maka skill siswa tidak dapat dikembangkan dengan baik.

Sebagai lembaga pendidikan, sekolah menentukan dukungan sarana dan prasarana


pendidikan yang sangat penting. Banyak sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang
lebih lengkap sehingga sangat menunjang proses Pendidikan di sekolah. Baik guru maupun
siswa merasa terbantu dengan adanya fasilitas tersebut. Namun sayangnya kondisi tersebut
tidak berlangsung lama. Tingkat kualitas dan kuantitas sarana tidak dapat dipertahankan
secara terus menerus. Sementara itu, bantuan saran dan prasarana pun tidak datang setiap
saat. Oleh karena itu dibutuhkan untuk mengawasai sarana dan prasarana itu secara baik
agar kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana dapat dipertahakan dalam waktu yang
relatif lebih lama.

5. Supervisi Bidang Keuangan

15
Biaya menempati posisi yang sangat penting dalam proses pendidikan. Dipastikan
bahwa lembaga pendidikan yang bagus ditopang oleh biaya yang memadai. Setiap lembaga
pendidikan membtuhkan dana untuk menopang proses pendidikan, mulai dari biaya rutin,
biaya kegiatan hingga biaya perawatan atau perbaikan.

Dalam bidang pendanaan dan keuangan pendidikan merupakan aktivitas utama


yang harus dilakukan oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang perolehan
pendapatan, pemanfaatan dan pertangung jawaban dana. Keuangan menjadi ruh lembaga
karena program harus didukung oleh sumber keuangan yang memadai, baik untuk
menggaji guru, karyawan, manajemen, mengadakan kegiatan, maupun untuk melengkapi
sarana dan prasarana.

6. Supervisi Bidang Humas

Secara etimologis, “Hubungan Masayarakat” diterjemahkan dari perkataan bahasa


inggris public relation, yang berarti hubungan sekolah dengan masyarakat ialah sebagai
hubungan timbal balik antara suatu organisasi (sekolah) dan masyarakatnya. Artinya
hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antar sekolah
dengan masyarakat untuk berusaha untuk menanamkan pengertian warga tentang
kebutuhan dari karya pendidikan serta pendorong dan minat dan tanggung jawab
masyarakat dalam usaha memajukan sekolah.

Untuk mencapai hal tersebut yaitu dengan jalan komunikasi yang baik dan luas
secara timbal balik. Humas dibutuhkan untuk sosialisasi program dan prestasi sekolah
kepada masyarakat juga untuk menetralisasi berita-berita negatif yang terkadang
dihembuskan oleh pihak luar.

7. Supervisi Bidang Ketatausahaan

Bidang tata usaha sekolah adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan
dilaksanakan atau diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta membina
kegiatan-kegiatan yang bersifat tulis menulis disekolah, agar proses belajar mengajar
semakin efektif dan efesien untuk membatu tercapaianya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.

Tidak hanya terhadap bidang-bidang yang disebutkan di atas, tetapi pada kegiatan
supervisi pendidikanpun selalu mendapat tunjangan yang tidak sedikit dari kegiatan
ketatausahaan. Tiada kegiatan yang tak lupa ditulis atau diketik, diproses,digandakan, dan

16
sebagainya. Juga pembuatan format-format supervisi, undangan rapat, dan penempelan
pengguna atau instruksi dan sebagainya.

Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap tata usaha sekolah dan seluruh
stafnya:

a. Masalah administrasi sekolah

b. Masalah data dan statistik sekolah

c. Masalah pembukuan

d. Masalah surat menyurat dan kearsipan

e. Masalah rumah tangga sekolah

f. Masalah pelayanan terhadap kepala sekolah, guru dan siswa

g. Masalah laporan sekolah dan lainnya.

2.4 Tujuan dan Sasaran Supervisi Pendidikan


2.4.2 Tujuan Supervisi Pendidikan
1. Meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar dan mutu kurikulum.
2. Mengendalikan penyelenggaraan bidang edukatif di sekolah sesuai dengan
ketentuan dan kebijakan yang telah ditetapkan.
3. Menjamin agar kegiatan sekolah berlangsung sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, sehingga berjalan lancar dan berhasil secara optimal.
4. Menilai keberhasilan sekolah dalam pelaksanaan tugasnya.
5. Memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan,
serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi sekolah sehingga dapat
dicegah kesalahan yang lebih jauh.
6. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah.
7. Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana.
8. Membantu guru-guru untuk dapat lebih memahami dan menolong murid

Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan


kemampuaannya mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bugi murid-muridnya
(Glickman, 1981). Melalui supervisi akademik diharapkan kualitas akademik yang

17
dilakukan oleh guru semakin meningkat (Neagley, 1980). Pengembangan kemampuan
dalam konteks ini janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-mata, ditekankan pada
peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, rnelainkan juga pada
peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi
(motivation) guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru,
kualitas pembelajaran akan meningkat.

Sedangkan menurut Sergiovanni (1987) ada tiga tujuan supervisi akademik


sebagaimana gambar berikut:

1. Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud membantu guru


mengembangkan kemampuannya profesionalnnya dalam memahami akademik,
kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan
kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu.
2. Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud untuk memonitor kegiatan
belajar mengajar di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan melalui
kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan
pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan sebagian murid-muridnya.
3. Supervisi akademik diselenggarakan untuk mendorong guru menerapkan
kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, mendorong guru
mengembangkan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki
perhatian yang sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan tanggung
jawabnya.

18
Menurut Alfonso, Firth, dan Neville (1981) supervise akademik yang baik
adalah supervisi akademik yang mampu berfungsi untuk mencapai multitujuan
diatas. Tidak ada keberhasilan bagi supervisi akademik jika hanya memerhatikan
salah satu tujuan dan mengesampingkan tujuan lainnya. Merefleksikan ketiga
tujuan supervisi akademik akan berfungsi mengubah perilaku mengajar guru.
Alfonso, Firth, dan Neville (1981) menggambarkan sistem pengaruh supervisi
akademik, sebagaimana gambar di bawah ini.

Ini berarti, melalui supervisi akademik, supervisor mempengaruhi perilaku


mengajar guru sehingga perilakunya semakin baik dalam mengelola proses belajar
mengaiar. Selanjutnya perilaku mengajar guru yang baik itu akan mempengaruhi
perilaku belajar murid. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa tujuan akhir
supervisi akademik adalah terbinanya perilaku belajar murid yang lebih baik.

2.4.2 Sasaran Supervisi Pendidikan


Sasaran atau ruang lingkup yang dimaksud disini adalah wilayah, daerah
atau tepatnya sasaran yang menjadi objek untuk dilakukan supervisi. Perlu diingat
kembali bahwa kegiatan pokok supervisi bertujuan untuk melakukan pembinaan
dan pengembangan kepada seluruh staf sekolah khususnya guru.

Menurut Olive dalam Sahertian (2000:19), sasaran dari pelaksanaan supervisi


adalah;

Pertama, mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan sekolah.

Kedua, meningkatkan proses pembelajaran di sekolah.

Ketiga, mengembangkan seluruh staf di sekolah.

Lebih rinci lagi, Arikunto (2004:33) mengidentifikasi sasaran supervisi


ditinjau dari objek yang akan disupervisi, menjadi tiga kategori:

19
Pertama, supervisi akademik

Supervisi akademik menitik beratkan pada pengamatan supervisor pada


masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan
kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu.

Kedua, supervisi administrasi

Supervisi administrasi, yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada


aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar
terlaksananya pembelajaran. Misalnya RPP, Silabus, prota, promes, dll.

Ketiga, supervisi lembaga

Supervisi lembaga, yang menebarkan atau menyebarkan objek pengamatan


supervisor pada aspek-aspek yang berada di lingkungan sekolah. Jika supervisi
akademik dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran maka supervisi
lembaga dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah
secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Perpustakaan
dan lain-lain.

2.5 Fungsi Supervisi Pendidikan


Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dengan meningkatkan
situasi belajar mengajar.

Beberapa fungsi supervisi pendidikan, diantaranya yaitu:

1. Penelitian

Fungsi penelitian pada supervisi pendidikan yaitu fungsi untuk mencari jalan keluar
dari masalah sosial yang dihadapi.

2. Penilaian

Fungsi penilaian supervisi yaitu fungsi untuk mengukur tingkat kemajuan yang
diinginkan, atau dengan kata lain untuk mengetahui seberapa besar ketercapaiannya.
Penilaian tersebut dilakukan dengan bermacam-macam cara, antara lain:

 Tes
 Penetapan standar
 penilaian kemajuan belajar siswa

20
 melihat perkembangan hasil penilaian sekolah
 prosedur-prosedur lain yang berorientasi pada peningkatan mutu atau kualitas
Pendidikan

3. Perbaikan

Fungsi perbaikan supervisi yaitu upaya untuk memberikan dorongan kepada guru,
secara individu maupun kelompok agar mereka bersedia melakukan perbaikan-
perbaikan dalam menjalankan tugas mereka. Perbaikan tersebut bisa dilakukan melalui
bimbingan, yaitu dengan cara:

 Membangkitkan kemauan
 Memberi semangat
 Mengarahkan dan merangsang untuk melakukan percobaan
 Membantu menerapkan sebuah prosedur mengajar yang baru

4. Pembinaan

Fungsi pembinaan supervisi yaitu salah satu upaya untuk memecahkan


permasalahan yang sedang dihadapi dengan cara memberikan pembinaan atau
pelatihan kepada guru tentang cara-cara baru dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Pembinaan tersebut bisa dilakukan denagan cara:

 Demonstrasi mengajar
 Workshop
 Seminar
 Observasi
 Konferensi individual dan kelompok
 Kunjungan sepervisi

2.6 Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan


Secara aplikatif prinsip-prinsip Supervisi adalah sebagai berikut:

1. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan
staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan.
21
2. Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik,
sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa.

3. Sebaiknya supervisor memberikan kesempatan kepada pihak yang disupervisi untuk


mengajukan pertanyaan atau tanngapan.

4. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala rnisalnya 3 bulan sekali

5. Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan


adanya hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi  agar pihak yang
disupervisi tidak akan segan mengemukakan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi

6. Supervisor membuat catatan singkat, berisi hal-hal penting yang diperlukan untuk
membuat laporan.

2.7 Tipe-tipe Supervisi Pendidikan


Didalam Supervisi Pendidikan ada 5 tipe yaitu:

1. Tipe Inspeksi
Tipe ini merupakan tipe supervisi yang mewajibkan supervisor turun
melihat langsung hal-hal yang dikerjakan target supervisi. Kegiatan supervisi yang
menggunakan tipe ini, apabila target supervisi melakukan dalam aktifitas kerjanya,
supervisor dapat menginformasikannya secara langsung kepada target supervisi
agar langsung menyadari kesalahannya dalam proses untuk mencapai tujuan
pendidikan sekolah.
Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam administrasi dan model
kepemimpinan yang otokratis, mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang
lain dan bertindak sebagai "Inspektur" yang bertugas mengawasi pekerjaan guru.
Supervisi ini dijalankan terutama untuk mengawasi, meneliti dan mencermati
apakah guru dan petugas di sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas yang
diperintahkan serta ditentukan oleh atasannya. Supervisor juga mengukur sejauh
mana tugas-tugas yang diperintahkan tersebut sudah dapat diselesaikan, masih
membutuhkan bantuan dan pembinaaan.

Ketika supervisor menjalankan tipe ini, maka yang harus diperhatikan adalah:

a. Supervisi tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan pribadi maupun keluarga.

22
b. Supervisi hendaknya tidak kemungkinan terhadap perkembangan dan hasrat
untuk maju bagi bawahannya. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan
hasil, mendesak.

c. Supervisi tidak boleh menuntut prestasi di luar kemampuan bawahannya.

d. Supervisi tidak boleh egois, tidak jujur dan menutup diri terhadap kritik dan
saran dari bawaannya.

2. Tipe Laisses Faire

Tipe ini target supervisi diberikan kebebasan dalam menjalankan aktifitasnya.


Sebab yang diutamakan dalam supervisi model ini adalah hasil akhir sehingga
supervisor tidak begitu intens daslam memfokuskan proses kerja yang dilaksanakan
target supervisi. Selain itu apabila kita menggunakan tipe ini, supervisor tidak boleh
memaksakan kemauannya (otoriter) kepada orang-orang yang disupervisi.

Supervisor juga diharuskan memberikan argumentasi atau alasan yang rasional


tentang tindakan-tindakan serta instruksinya. Hendaknya tidak menonjolkan jabatan
atau kekuasaannya agar tidak menghambat kreativitas bawahannya.

Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi,
bawahan diawasi secara ketat dan harus menurut perintah atasan, pada supervisi laisses
faire para pegawai dibiarkan begitu saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk
yang benar. Misalnya guru boleh mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baik
pengembangan materi, pemilihan metode ataupun alat pelajaran. Supervisi tipe laisses
faire memberi kebebasan gerak pada pelaku untuk berinisiatif, bagi pegawai yang
berkreatif tinggi akan maju, sebaliknya bagi pegawai yang pasif.

3. Tipe Coersive

Tipe coersive (paksaan) supervisor dalam melaksanakan tugasnya turut campur


dalam mengembangkan pendidiknya. Tipe supervisi seperti ini diperuntukan bagi para
pendidik dan tenaga kependidikan yang masih lemah dalam memahami tugas dan
tanggung jawabnya.

Tipe seperti ini “terpaksa” dilakukan karena pendapat A. Sitohang yang


menyatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia masih sangat dibutuhkan.
Karena ternyata dari hasil penelitian menunjukan masih banyak kekurangan dan

23
kelemahan yang masih harus diperbaiki, terutama dalam bidang pengetahuan,
kemampuan, dan ketrampilan yang sesuai dengan target organisasi.

Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnya memaksakan
kehendaknya. Apa yang diperkirakan sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok
dengan kondisi atau kemampuan pihak yang disupervisi, tetap saja dipaksakan
berlakunya. Guru sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bertaanya mengapa harus
demikian. Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang
bersifat awal. Contoh supervisi kepada guru yang baru mulai mengajar. Dalam keadaan
demikian, apabila supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi mungkin akan
menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti.

4. Tipe Training and Guidance

Tipe training and guidance (pelatihan dan pendampingan) merupakan tipe


supervisi yang menekankan keefektifan target supervisi. Kegiatan supervisi
dilaksanakan dengan berbasis kepada pengembangan minat dan bakat target supervisi.
Tipe training and guidance ini cocok digunakan apabila target supervisi masih belum
berpengalaman dalam melaksanakan tugas keprofesian pendidikan. Namun, tipe ini
dapat diterapkan kepada target supervisi yang telah berpengalaman.

Tipe ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan. Hal yang positif
dari supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan latihan dan
bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkan dari sisi negatifnya kurang adanya
kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mereka mampu mengembangkan diri
tanpa selalu diawasi, dilatih dan dibimbing oleh atasannya.

Agar tipe training and guidance ini dapat dijalankan secara efektif, maka
supervisor hendaknya juga menyiapkan berbagai macam sikap yang bersinergi dengan
tugasnya. Menurut Teori Kiyosaki, maka beberapa sikap yang dibutuhkan supervisor
tersebut antara lain:

a. Supervisor hendaknya bersikap positif terhadap segala macam persepsi baik yang
positif maupun negatif kepada dirinya.

b. Supervisor dituntut untuk dapat memimpin organisasi profesi pengawas untuk dapat
meningkatkan kinerjanya dalam hal pengawasan dan pemantauan baik secara

24
institusional (satuan pendidikan) maupun personal (pendidikan dan tenaga
kependidikan).

c. Supervisor hendaknya memiliki sikap yang supel dalam berkomunikasi kepada


segenap stakeholders pendidikan. Sikap yang aktif, efektif dan menyenangkan dalam
berkomunikasi akan memperlancar tugas supervisi. Sehinggak pencapaian target akan
terealisasi dengan tepat.

d. Supervisor harus bersikap berani terhadap usaha intimidasi atau tekanan dari pihak
lain dalam menjalankan tugas pengawasan dan pembinaan.

e. Supervisor dituntut bertanggung jawab atas hasil supervisi terhadap satuan


pendidikan yang dibinanya. Pertanggungjawaban atas hasil kerja merupakan indikasi
bahwa supervisor melakukan pembinaan dan pengawasan dengan baik kepada satuan
pendidikan yang dibinanya.

5. Tipe Demokratis

Keterlibatan target supervisi sangat diandalkan dalam tipe supervisi demokratis.


Hal utama yang ingin dituju adalah adanya kerjasama pembinaan antara supervisor dan
target supervisor. Tanggung jawab bukan hanya seorang pemimpin saja yang
memegangnya, tetapi didistribusikan atau didelegasikan kepada para anggota atau
warga sekolah sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing. Langkah ini
dilakukan agar target supervisi ikut merasakan sendiri terhadap program supervisi yang
dijalankan kepadanya. Untuk itu, supervisor tidak boleh boleh bersifat otoriter dalam
menjalankan kegiatan supervisi. Keseluruhan tipe supervisi demokratis ini difokuskan
ke dalam satuan pendidikan meliputi manajemen kurikulum pembelajaran; kesiswaan;
sarana prasarana; ketenagaan; keuangan; hubungan sekolah dengan masyarakat dan
layanan khusus.

2.8 Jenis-jenis Supervisi Pendidikan


Jenis supervisi ada 3 yaitu; Supervisi umum, Supervisi pengajaran dan Supervisi Klinis

1. Supervisi Umum

Supervisi umum yaitu supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan atau pekerjaan
yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran, seperti

25
kegatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor pendidikan
dan sebagainya.

2. Supervisi Pengajaran

Sedangkan supervisi pengajaran adalah kegiatan-kegiatan kepengewasan yang ditujukan


untuk memperbaiki kondisi-kondisi –baik personil maupun materil- yang memugkinkan
terciptanya situasi belajar-mengajar yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan.

3. Supervisi Klinis

Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan
melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis intelektual
yang intensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan
modifikasi yang rasional.(richard waller)

Secara teknik supervisi klinis adalah suatu model supervisi yang terdiri atas tiga fase, yaitu
(1) pertemuan perencanaan, (2) observasi kelas, (3) pertemuan balik.

Jadi menurut devinisi diatas dapat disimpulkan bahwa supervisi klinis adalah suatu proses
bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan profesional guru/calon guru,
khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara
teliti dan obyektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar tersebut.

Jenis-jenis supervisi pendidikan berdasarkan sudut pandang organisasinya, bisa


dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Pengawasan intern

Pengawasan intern ialah pengawasan yang dilakukan terhadap unit-unit kerja yang
terdapat di dalam organisasi yang bersangkutan. Pengawasan intern mencakup hal-hal yang
berkaitan secara langsung dengan fungsi lembaga pendidikan. Seperti; pengawasan
terhadap sistem anggaran, pengawasan terhadap biaya-biaya standar, pengawasan terhadap
laporan operasional secara berkala, pengawasan terhadap analisa statistik, pengawasan
terhadap program latihan untuk membantu guru agar dapat mengerti dan melaksanakan
tugas serta tanggung jawabnya.

2.Pengawasan ekstern

26
Pengawasan ekstern ialah pengawasan yang dilakukan oleh pihak jajaran
organisasi. Pengawasan tersebut dilakukan oleh lembaga atau instansi yang tidak termasuk
dalam yurisdiksi administrasi organisasi. Pengawasan ektern dapat memeberikan manfaat
yaitu adanya peningkatan kredibilitas keberhasilan dan kemajuan organisasi. Prinsip yang
dianut dalam pelaksanaan pengawasan eksternal adalah prinsip kemitraan (partnership)
antara pengawas dengan yang diawasi.

Jenis-jenis supervisi pendidikan berdasarkan sudut pandang waktunya, bisa


dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1.Pengawasan kontinu, ialah pengawasan yang dilakukan secara terus menerus selama
kegiatan suatu masih berlangsung.

2.Pengawasan berkala, ialah pengawasan yang dilakukan setiap jangka waktu tertentu.

3.Pengawasan temporer, ialah pengawasan dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan arti


kebutuhan.

Jenis-jenis supervisi pendidikan berdasarkan substansinya, bisa dibedakan menjadi


beberapa macam, yaitu:

1. Pengawasan bidang personal (ketenagaan)

Kegiatan pengawasan yang dilakukan meliputi:

1. Mengatur tentang pembagian tugas guru

2. Mengajukan kenaikan pangkat, gaji, dan mutasi guru

3. Mengatur tentang program kesejahteraan guru

4. Mencatat kehadiran dan juga ketidakhadiran guru

5. Mencatat masalah-masalah atau keluhan-keluhan guru

2. Pengawasan bidang sarana dan prasarana

Kegiatan pengawasan yang dilakukan meliputi:

1. Penyediaan dan seleksi buku pegangan guru

2. Layanan perpustakaan dan laboratorium

27
3. Penggunaan alat peraga

4. Kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah

5. Keindahan dan kebersihan kelas

6. Perbaikan kelengkapan kelas

3. Pengawasan bidang akademik

Kegiatan pengawasan yang dilakukan meliputi:

1.Menyusun program tahunan dan semester,

2.Mengatur jadwal pelajaran

3.Mengatur pelaksanaan penyusunan model satuan pembelajaran

4.Menentukan arti norma kenaikan kelas

5.Menentukan norma penilaian

6.Mengatur pelaksanaan evaluasi belajar

7.Meningkatkan perbaikan mengajar

8.Mengatur kegiatan kelas jika guru yang bersangkutan tidak hadir

9.Mengatur disiplin dan tata tertib kelas

4. Pengawasan bidang kesiswaan

Kegiatan pengawasan yang dilakukan meliputi:

1.Mengatur tentang pelaksanaan penerimaan siswa baru sesuai dengan peraturan


penerimaan siswa baru yang berlaku

2.Mengelola layanan bimbingan dan konseling

3.Mencatat kehadiran dan juga ketidakhadiran siswa

4.Mengatur dan mengelola kegiatan ekstrakurikuler

5. Pengawasan bidang keuangan

Kegiatan pengawasan yang dilakukan meliputi:

1. Menyiapkan rencana anggaran dan belanja sekolah,

28
2. Mencari sumber dana untuk kegiatan sekolah,

3. Mengalokasikan dana untuk kegiatan sekolah, dan

4. Mempertanggungjawabkan keuangan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

6. Pengawasan bidang hubungan dengan masyarakat

Kegiatan pengawasan yang dilakukan meliputi:

1. Kerjasama sekolah dengan orangtua siswa

2. Kerjasama sekolah dengan Komite Sekolah

3. Kerjasama sekolah dengan lembaga-lembaga terkait

4. Kerjasama sekolah dengan masyarakat sekitar

2.9 Teknik Supervisi Pendidikan


Pengertian teknik supervisi Pendidikan

Teknik supervisi pendidikan berarti suatu cara atau jalan yang digunakan supervisor
pendidikan dalam memberikan pelayanan atau bantuan kepada para guru.

Teknik-teknik supervisi yang dikelompokkan sebagai Teknik individual meliputi


kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antar kelas, dan
menilai diri sendiri. Berikut ini dijelaskan pengertian-pengertiandasarnya secara
singkat satu persatu.

1. Teknik Supervisi Individual

Teknik supervisi individual di sini adalah pelaksanaan supervisi yang diberikan


kepada guru tertentu yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan.
Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru yang dipandang memiliki
persoalan tertentu. Teknik-teknik supervisi yang dikelompokkan sebagai Teknik
individual meliputi kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan
antar kelas, dan menilai diri sendiri. Berikut ini dijelaskan pengertian-
pengertiandasarnya secara singkat satu persatu.

 Kunjungan Kelas

29
Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah, pengawas, dan
pembina lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar
sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam rangka pembinaan guru. Tujuan
kunjungan ini adalah semata-mata untuk menolong guru dalam mengatasi kesulitan
atau masalah mereka di dalam kelas. Melalui kunjungan kelas, guru-guru dibantu
melihat dengan jelas masalah-masalah yang mereka alami. Menganalisisnya secara
kritis dan mendorong mereka untuk menemukan alternative pemecahannya.
Kunjungan kelas ini bisa dilaksanakan dengan pemberitahuan atau tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu, dan bisa juga atas dasar undangan dari guru itu
sendiri.
 Observasi kelas
Observasi kelas secara sederhana bisa diartikan melihat dan memperhatikan secara
teliti terhadap gejala yang nampak. Observasi kelas adalah teknik observasi yang
dilakukan oleh supervisor terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Tujuannya adalah untuk memperoleh data seobyektif mungkin mengenai aspek-aspek
dalam situasi belajar mengajar, kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam
usaha memperbaiki proses belajar mengajar. Secara umum, aspek-aspek yang diamati
selama proses pembelajaran yang sedang berlangsung adalah:

a) usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran,


b) cara penggunaan media pengajaran,
c) reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar,
d) keadaan media pengajaran yang dipakai dari segi materialnya.

 Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran
antara pembina atau supervisor guru, guru dengan guru, mengenai usaha
meningkatkan kemampuan profesional guru. Swearingen (1961) mengklasifikasi jenis
percakapan individual ini menjadi empat macam sebagai berikut.
1. classroom-conference
yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas ketika murid-
murid sedang meninggalkan kelas (istirahat).
2. office-conference.

30
Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau
ruang guru, dimana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat
digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.
3. causal-conference
Yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan secara
kebetulan bertemu dengan guru,
4. observational visitation
Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan setelah supervisor melakukan
kunjungan kelas atau observasi kelas.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh supervisor apabila


menggunakan teknik ini dalam melaksanakan supervisi bagi guru-guru.

1. Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi dengan sebaik-baiknya.


2. Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi.
3. Sediakan segala fasilitas yang diperlukan dalam kunjungan kelas.
4. Supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan cermat. Amatilah apa-apa
yang ditampilkan secara cermat, dan mencatatnya pada format-format tertentu.
5. Adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai. Misalnya dalam
bentuk percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu.
6. Segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, dengan
menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi.
7. Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas
berikutnya.

 Menilai Diri Sendiri


Menilai diri sendiri merupakan satu teknik individual dalam supervisi
pendidikan. Nilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru. Untuk
mengukur kemampuan mengajarnya, di samping menilai murid-muridnya, juga
menilai dirinya sendiri. Ada beberapa cara atau alat yang dapat digunakan untuk
menilai diri sendiri, antara lain sebagai berikut (Depdiknas,2008).
1. Suatu daftar pandangan atan pendapat yang disampaikan kepada murid-murid
untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas. Biasanya disusun dalam bentuk

31
pertanyaan baik secara tertutup maupun terbuka, dengan tidak perlu menyebut
nama.
2. Menganalisa tes-tes terhadap unit kerja.
3. Mencatat aktivitas murid-murid dalam suatu catatan, baik mereka bekerja secara
perorangan maupun secara kelompok.

2. Teknik Supervisi Kelompok

Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang
ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis
kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama
dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu atau bersama-sama. Kemudian kepada
mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang
mereka hadapi.

Teknik supervisi kelompok ini tidak akan dibahas satu persatu, karena sudah
banyak buku yang secara khusus membahasnya. Satu hal yang perlu ditekankan di sini
bahwa tidak ada satupun di antara teknik-teknik supervisi kelompok di atas yang cocok
atau bisa diterapkan untuk semua pembinaan dan guru di sekolah. Artinya, akan ditemui
oleh kepala sekolah adanya satu teknik tertentu yang cocok diterapkan untuk membina
seorang guru tetapi tidak cocok diterapkan pada guru lain.

Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah harus mampu menetapkan teknik-teknik
mana yang sekiranya mampu membina keterampilan pembelajaran seorang guru. Seorang
pengawas, selain harus mengetahui aspek atau bidang keterampilan yang akan dibina, juga
harus mengetahui karakteristik setiap teknik di atas dan sifat atau kepribadian guru (Lucio
and McNeil,2008), sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang
sedang dibina melalui supervisi akademik.

32
DAFTAR PUSTAKA

Shulhan, Muwahid.2012.” Supervisi Pendidikan “. Surabaya: Acima Publishing.

Dosensosiologi.com.2021.” Pengertian Supervisi Pendidikan, Jenis, Tujuan, Fungsi, dan


Contohnya “. https://dosensosiologi.com/supervisi-pendidikan/ (Dikunjungi 1
Desember 2021)

Mastapala, Firdausi.2015.” PROFESI KEPENDIDIKAN (Supervisi Pendidikan)”.


https://firdausimastapala.blogspot.com/2015/01/profesi-kependidikan-
supervisi.html (Dikunjungi 1 Desember 2021)

Manis, Si.2019.” Pengertian Supervisi Pendidikan, Tujuan, Fungsi, Jenis, Prinsip dan
Pendekatan Dalam Supervisi Pendidikan Lengkap”.
https://www.pelajaran.co.id/pengertian-supervisi-pendidikan-tujuan-fungsi-jenis-
prinsip-dan-pendekatan-dalam-supervisi-pendidikan/ (Dikunjungi 1 Desember
2021)

Ardiansyah, M. Asrori.2011.” Tipe-tipe Supervisi Pendidikan”. http://kabar-


pendidikan.blogspot.com/2011/04/tipe-tipe-supervisi-pendidikan.html?m=1
(Dikunjungi 1 Desember 2021)

Kuliah, Mitra.2020.” Teknik Supervisi Pendidikan”.


https://www.mitrakuliah.com/2020/05/16/teknik-supervisi-pendidikan/
(Dikunjungi 1 Desember 2021)

Unknown.2016.” Tugas Supervisor”.


http://dewibunderratnasari.blogspot.com/2016/04/tugas-supervisor.html
(Dikunjungi 1 Desember 2021)

33

Anda mungkin juga menyukai