HALAMAN JUDUL...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................33
BAB I
PENDAHULUAN
Supervisi Pendidikan tidak dapat terlepas dari administrasi Pendidikan. Dimana ada
administrasi, disitu harus ada supervisi. Jika ada supervisi pasti terdapat sesuatu yang
dilaksanakan dan ada administrasinya. Thomas H Briggs dalam Rifai (1982: 225)
menegaskan, bahwa supervisi merupakan bagian atau aspek dari administrasi Khususnya
yang mengenai usaha peningkatan guru sampai kepada taraf penampilan tertentu.
Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan yang
direncanakanuntuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya ke arah perbaikan
situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu belajar menajar pada khususnya
agar memperoleh kondisi yang lebih baik.
1
Dalam menjaga mutu proses tersebut diperlukan adanya quality controll yang
mengawasi jalannya proses dan segala komponen pendukungnya. Meski demikian
pengawasan mutu dalam dunia pendidikan tentu berbeda dengan peruasahaan yang
memproduksi barang atau jasa. Sekolah adalah sebuah peopb changing institutian, yang
dalam proses kerjanya selalu berhadapan dengan uncertainty and interdependence
(McPherson, Crowson and Pitner, 1986: 3340).
1.3 Tujuan
1. Memahami apa yang dimaksud dengan supervisi Pendidikan.
2. Mengetahui sebab perlunya supervisi Pendidikan.
3. Mengetahui ruang lingkup supervisi Pendidikan.
4. Mengetahui tujuan dan sasaran supervisi Pendidikan.
5. Mengetahui fungsi adanya supervisi Pendidikan.
6. Mengetahui prinsip-prinsip supervisi Pendidikan.
7. Mengetahui tipe-tipe dalam supervisi Pendidikan.
8. Mengetahui jenis-jenis dalam supervisi Pendidikan.
9. Mengetahui Teknik dalam supervisi Pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ross L (1980)
Menurut Ross L, Supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan
menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum.
2. Purwanto (1987)
Menurut Purwanto, Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan
untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara
efektif.
3. P Adam dan Frank G Dickey
Supervisi pendidikan adalah suatu program yang terencana dalam upaya
memperbaiki mata pelajaran pelajaran.
4. Haris dan Benssent
Pengertian supervisi pendidikan adalah bentuk tindakan sosial terkait dengan
administratif agar dapat dengan mudah mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan
pengajaran sekolah.
5. Mulyasa (2002)
Menurut Mulyasa, Supervisi adalah segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin
guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran,
termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru-
guru, menyeleksi dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, dan
metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran.
3
6. Manullang (2005)
Menurut Manullang, Supervisi adalah proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang
sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengkoreksi dengan maksud supaya
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Supervisi merupakan usaha
memberi pelayanan agar guru menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas
melayani peserta didik.
7. Bafadal (2005)
Menurut Bafadal, Supervisi adalah suatu layanan profesional berbentuk pemberian
bantuan kepada personel dalam meningkatkan kemampuannya sehingga lebih
mampu mempertahankan dan melakukan perubahan penyelenggaraan sekolah
dalam rangka meningkatkan pencapaian tujuan sekolah.
8. Sagala (2009)
Menurut Sagala, Supervisi adalah bantuan dan bimbingan profesional bagi guru
dalam melaksanakan tugas instruksional guna memperbaiki hal belajar dan
mengajar dengan melakukan stimulasi, koordinasi dan bimbingan secara kontinu
untuk meningkatkan pertumbuhan jabatan guru secara individual maupun
kelompok.
9. Masaong (2010)
Menurut Masaong, Supervisi adalah usaha menstimulasi, mengkoordinasi, dan
membimbing pertumbuhan guru-guru di sekolah, baik secara individu maupun
kelompok, dengan tenggang rasa dan tindakan-tindakan pedagogis yang efektif
sehingga mereka lebih mampu menstimulasi dan membimbing sehingga siswa lebih
mampu berpartisipasi dalam masyarakat yang demokratis.
- kepala sekolah,
- penilik sekolah untuk tingkat kecamatan dan
4
- para pengawas di tingkat kabupaten/ kotamadya serta staf kantor bidang yang
ada di setiap provinsi.
Tugas Supervisor
1. Inspecting (Pengawasan)
Tugas pokok inspecting (pengawasan) meliputi tugas mengawasi kinerja kepala
sekolah, kinerja guru, kinerja staf sekolah, pelaksanaan kurikulum, pelaksanaan
pembelajaran, ketersediaan dan pemanfaatan sumber daya (sumber belajar, media,
alat bantu).
2. Advising (Menasehati)
Tugas pokok advising (memberi advis atau nasehat) meliputi advis mengenai
sekolah sebagai sistem, memberi advis kepada guru tentang pembelajaran yang
efektif, memberi advis kepada kepala sekolah dalam mengelola pendidikan,
memberi advis kepada tim kerja dan staf sekolah dalam meningkatkan kinerja
sekolah, memberi advis kepada orang tua siswa dan komite sekolah terutama dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan.
3. Monitoring (Memantau)
Tugas pokok monitoring atau Pemantauan meliputi tugas: memantau standard mutu
pendidikan, memantau penerimaan siswa baru, memantau proses dan hasil belajar
siswa, memantau pelaksanaan ujian, memantau rapat guru dan staf sekolah,
memantau hubungan sekolah dengan masyarakat, memantau data statistik
kemajuan sekolah, memantau program-program pengembangan sekolah.
5
4. Reporting (Membuat laporan)
Tugas pokok reporting meliputi tugas: melaporkan Kinerja guru dalam
melaksanakan pembelajaran, Kemajuan belajar siswa, dan hasil pengawasan kepada
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota, Propinsi dan atau Nasional,
melaporkan Perkembangan dan hasil pengawasan ke masyarakat publik,
melaporkan perkembangan dan hasil pengawasan ke sekolah binaannya.
5. Coordinating (Mengkoordinir)
Tugas pokok coordinating meliputi tugas: mengkoordinir sumber-sumber daya
sekolah baik sumber daya manusia, material, financial dll, mengkoordinir kegiatan
antar sekolah, mengkoordinir kegiatan preservice dan in service training bagi
Kepala Sekolah, guru dan staf sekolah lainnya, mengkoordinir personil stakeholder
yang lain, mengkoordinir pelaksanaan kegiatan inovasi sekolah.
6. Performing Leadership
Artinya memimpin dalam melaksanakan 5 tugas diatas. Tugas pokok performing
leadership atau memimpin meliputi tugas: memimpin pengembangan kualitas SDM
di sekolah binaannya, memimpin pengembangan inovasi sekolah, partisipasi dalam
memimpin kegiatan manajerial pendidikan di Diknas yang bersangkutan, partisipasi
pada perencanaan pendidikan di kabupaten atau kota, partisipasi pada seleksi calon
kepala sekolah atau calon pengawas, partisipasi dalam akreditasi sekolah,
partisipasi dalam merekruit personal untuk proyek atau program-program khusus
pengembangan mufu sekolatu partisipasi da.lan mengelola konflik di sekolah
dengan win-win solution dan partisipasi dalam menangani pengaduan baik dari
internal sekolah maupun dari masyarakat. Itu semua dilakukan guna mewujudkan
kelima tugas pokok di atas.
6
· Penggunaan media, alat staf sekolah
bantu dan sumber belajar · Kemajuan pelaksanaan
· Kemajuan belajar siswa pendidikan di sekolah
Lingkungan belajar · Kerjasama sekolah dengan
masyarakat
Advising/ · Menasehati guru dalam · Kepala sekolah di dalam
a. Perubahan Sosial
8
dengan berbagai nilai-nilai hidup yang berasal dari segala penjuru dunia. Sehingga
membentuk perilaku sosial yang baru, sehingga menyulitkan guru di kelas. Misalnya,
siswa berani mengetes guru, melawan guru, dan lain-lain.
b. Globalisasi
Istilah globalisasi mungkin sudah tidak asing lagi di telinga Anda. Globalisasi
sendiri berasal dari kata "global" yang artinya meliputi seluruh dunia atau secara
keseluruhan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) globalisasi adalah proses
masuknya ke ruang lingkup dunia. Sedangkan menurut buku Terampil dan Cerdas Belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas VI karya Sanusi Fattah dkk, globalisasi
adalah suatu proses yang menempatkan masyarakat dunia dapat menjangkau satu dengan
yang lain atau saling terhubungkan dalam semua aspek kehidupan, baik dalam bidang
ekonomi, politik, budaya, teknologi maupun lingkungan.
Dengan adanya globalisasi, dunia yang begitu luas dan jarak antarnegara yang jauh
tidak lagi menjadi penghalang untuk saling berhubungan. Proses globalisasi sendiri
didukung oleh kemajuan teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi. Dengan
adanya kemajuan tersebut hubungan antarmanusia menjadi lebih mudah. Hal ini tentunya
membawa berbagai konsekwensi. Konsekwensi positif adalah terjadinya kerja sama bidang
ekonomi, sosial, politik, budaya, pertahanan dan keamanan, sedangkan konsekwensi
negatif adalah yang menyangkut masalah moral dan kriminal, misalnya pergaulan bebas,
perkosaan, perjudian, narkotika dan lain-lain.
Dalam keadaan begini memang harus ada kesiapan calon dan guru karena
perubahan sistem dan isi pendidikan bisa bersifat insidental atau yang sulit diramalkan
bentuknya. Peralatan yang semakin canggih perlu dikenalkan kepada guru dan calon guru
di instansi dan lembaga-lembaga Pendidikan.
Perkembangan sains dan teknologi saat ini benar-benar telah mengubah fungsi
manusia, yang seklaigus mengubah fungsi guru di depan kelas. Dimana guru tidak hanya
9
dituntut dapat bercerita di depan kelas, tapi ia diharuskan juga mempunyai pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan tambahan untuk dapat memanfaatkan produk teknologi.
Baik itu bahan pelajara, alat peraga, media Pendidikan, seperti film, slide, proyektor, video,
dan komputer.
Oleh sebab itu, selayaknya ada semacam usaha untuk meningkatkan pengetahuan
guru dalam dunia digital. Baik melalui latihan atau pendidikan khusus, karena pada satu
saat penggunaan alat-alat itu tidak dapat dielakkan lagi dalam mendukung proses belajar
mengajar, yang bukan berarti tugas guru semakin ringan, tapi malah justru semakin berat,
karena guru apapun harus mempunyai keterampilan teknis dalam bidang elektronik dan
komputer paling rendah bisa membuka interner, memiliki email, facebook dan atau
website.
d. Urbanisasi
Urbanisasi, yang merupakan arus perpindahan pcnduduk desa ke kota semakin hari
semakin Ineningkat terutama di kota-kota yang banyak menjanjikan pekerjaan. Hal ini
bukan hanya di kota-kota besar seperti jakarta, tapi juga untuk daerah baru seperti di Riau
yang sudah terjadi pemekaran provinsi dan kabupaten yang mengakibatkan heterogennya
masyarakat, dimana guru akan berhadapan dengan keragaman perilaku masyarakat,
terutama siswanya.
e. Demokrasi Pendidikan
10
seleksi penerimaan siswa baru, baik oleh tekniknya maupun kebijaksanaan yang
menyertainya, juga menambah heterogennya murid-murid di sekolah, yang sama masalah
dengan persoalan di atas.
f. Perubahan daerah
Pembangunan daerah yang pesat dan maju seperti Pulau Batam dan Pulau Bintan
yang melibatkan investor dari dalam dan luar secara besar-besaran. telah membuat kedua
daerah yang dulunya miskin, kini menjadi daerah perkembangan ekomoni baru, yang
sekaligus menyulitkan dan mengejutkan masyarakat seempat, baik guru maupun peserta
didik. Persaingan hidup semakin ketat, barang-barang menjadi mahal, standar ketridupan
berubah yang mengakibatkan ada masyarakat yang merasa miskin mendada, baik karena
tidak mempunyai keahlian maupun karena bekerja disektor yang tidak di perhitungkan
dalam perkembangan daerah itu.
g. Suburnya Birokrasi
Banyaknya prosedur yang harus dilalui dan panjangnya waktu yang harus ditempuh oleh
seorang guru dalarn berbagai urusan kepegawaiannya, baik itu soal kepangkatan maupun
penggajian, telah menambah beban kerja guru. Sehingga, kadang-kadang dapat menguras
tenaga dan biaya, yang pada puncaknya dapat mengganggu kehadiran dan penampilan guru
di muka kelas, padahal waktu, tenaga dan biaya hidup masih terbatas. Dengan adanya
perubahan sistem kepegawaian guru dari sentralisasi ke desenteraliasi temyata masih
menyisakan birokrasi kepegawaian yang panjang.
11
Yaitu dengan ada perpanjangan tangan pusat melalui LPMP, Dinas Propinsi dan
kabupaten dan kota. Ternvata tidak mempermudah urusan kepegawaian guru, terutama
bukan hanya status kepegawaian tetapi juga soal kepangkatan, penggajian dan honor yang
bisa tumpang tindih.
Di samping hal-hal telah disebutkan di atas, masih ada faktor lain yang tak kalah
pentingnya yang ikut mempengaruhi tugas guru_guru di sekolah, seperti semakin besarnya
jumlah guru-guru muda yang belum berpengalaman, dan banyaknya guru-guru wanita di
suatu sekolah, serta menurunnya prestie guru.
Banyaknya guru muda, terutama yang baru saja menamatkan pendidikan yang
pada- umumnya mereka masih belum berpengalaman dalam kehidupan di sekolah, di mana
mereka memerlukan penanganan yang khusus, supaya mereka tidak berbuat sesuatu yang
keluar dari tujuan sekolah, misalnya terlalu mengutamakan kegiatan ekstra kurikuler,
seperti berkemah, rekreasi, dan lain-lain.
Kurikulum merupakan hal yang harus diantisipasi dan dipahami oleh berbagai
pihak, karena kurikulum sebagai rancangan pembelajaran yang memiliki kedudukan yang
sangat strategis, yang menentukan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan, baik
proses maupun hasil. Sekolah sebagai pelaksanaan pendidikan, baik supervisor, guru
maupun peserta didik sangat berkepentingan dan akan terkena dampak langsung dari setiap
perubahan kurikulum.
13
dan psikomotorik siswa yang diperlukan. Bidang kesiswaan menjadi dominan karena
tangan gurulah pembelajaran dipertaruhkan. Dalam bidang kesiswaan, supervisor
mempunyai peran yang signifikan dan sangat mendasar mulai dari penerimaan siswa baru,
pembinaan siswa, atau pengembangan diri sampai proses kelulusan siswa. Supervisi
bidang kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan
agar kegiatan pembelajaran di sekolah berjalan dengan lancar,tertib, serta mencapai tujuan
pendidikan sekolah.
Tujuan supervisi bidang kepegawaian berbeda dengan sumber daya manusia pada
konteks bisnis, di dunia pendidikan tujuan supervisi bidang kepegawaian lebih mengarah
pada pembangunan pendidikan yang bermutu, membentuk sumber daya manusia yang
handal, produktif, kreatif, dan berprestasi. Jika guru inovatif, kreatif, dan dinamis maka
pembelajaran berjalan secara menyenangkan. Namun, jika guru pasif, monoton, dan
sentralistik maka pembelajaran akan membosankan, tidak menarik dan membuat siswa
tidak bisa menangkap materi yang disampaikan. Akhirnya, proses belajar mengajar tidak
efektif.
14
c) Masalah persiapan mengajar guru, mulai dari penyusunan analisis materi pelajaran,
program tahunan, program semster, program satuan pelajaransampai dengan persiapan
mengajar harian atau perencanaan pengajaran.
e) Masalah kerja sama guru dengan siswa, dengan sesama guru, dengan tatausaha dan
dengan kepala sekolah
f) Masalah tri pusat pendidikan yang terdiri atas sekolah, keluarga dan masyarakat
Tujuan anak sekolah yaitu agar dia menjadi baik, pintar dan terampil. Dibutuhkan
proses yang tidak sederhana dan panjang agar tujuan ini berhasil dicapai sekolah. Sekolah
menyediakan sarana untuk pengembangan rasa, pikir, dan raga siswa, seperti masjid,
perpustakaan, laboratorium, internet,dan tempat olaraga. Tanpa sarana yang baik sekolah
sulit melahirkan keluaran yang kompoten. Sarana merupakan media atau alat untuk belajar
agar pendidikan berjalan efektif. Sarana sekolah diperlukan untuk keseimbangan
perkembangan fisik dan psikis siswa. Sarana dan prasarana seperti ruang gedung yang
representative, labotorium, lapangan olaraga, taman bunga dan lainnya membuat suasana
belajar yang menyenangkan, sejuk, damai, dan penuh semangat. Jika sarananya terbatas
maka skill siswa tidak dapat dikembangkan dengan baik.
15
Biaya menempati posisi yang sangat penting dalam proses pendidikan. Dipastikan
bahwa lembaga pendidikan yang bagus ditopang oleh biaya yang memadai. Setiap lembaga
pendidikan membtuhkan dana untuk menopang proses pendidikan, mulai dari biaya rutin,
biaya kegiatan hingga biaya perawatan atau perbaikan.
Untuk mencapai hal tersebut yaitu dengan jalan komunikasi yang baik dan luas
secara timbal balik. Humas dibutuhkan untuk sosialisasi program dan prestasi sekolah
kepada masyarakat juga untuk menetralisasi berita-berita negatif yang terkadang
dihembuskan oleh pihak luar.
Bidang tata usaha sekolah adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan
dilaksanakan atau diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta membina
kegiatan-kegiatan yang bersifat tulis menulis disekolah, agar proses belajar mengajar
semakin efektif dan efesien untuk membatu tercapaianya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.
Tidak hanya terhadap bidang-bidang yang disebutkan di atas, tetapi pada kegiatan
supervisi pendidikanpun selalu mendapat tunjangan yang tidak sedikit dari kegiatan
ketatausahaan. Tiada kegiatan yang tak lupa ditulis atau diketik, diproses,digandakan, dan
16
sebagainya. Juga pembuatan format-format supervisi, undangan rapat, dan penempelan
pengguna atau instruksi dan sebagainya.
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap tata usaha sekolah dan seluruh
stafnya:
c. Masalah pembukuan
17
dilakukan oleh guru semakin meningkat (Neagley, 1980). Pengembangan kemampuan
dalam konteks ini janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-mata, ditekankan pada
peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, rnelainkan juga pada
peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi
(motivation) guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru,
kualitas pembelajaran akan meningkat.
18
Menurut Alfonso, Firth, dan Neville (1981) supervise akademik yang baik
adalah supervisi akademik yang mampu berfungsi untuk mencapai multitujuan
diatas. Tidak ada keberhasilan bagi supervisi akademik jika hanya memerhatikan
salah satu tujuan dan mengesampingkan tujuan lainnya. Merefleksikan ketiga
tujuan supervisi akademik akan berfungsi mengubah perilaku mengajar guru.
Alfonso, Firth, dan Neville (1981) menggambarkan sistem pengaruh supervisi
akademik, sebagaimana gambar di bawah ini.
19
Pertama, supervisi akademik
1. Penelitian
Fungsi penelitian pada supervisi pendidikan yaitu fungsi untuk mencari jalan keluar
dari masalah sosial yang dihadapi.
2. Penilaian
Fungsi penilaian supervisi yaitu fungsi untuk mengukur tingkat kemajuan yang
diinginkan, atau dengan kata lain untuk mengetahui seberapa besar ketercapaiannya.
Penilaian tersebut dilakukan dengan bermacam-macam cara, antara lain:
Tes
Penetapan standar
penilaian kemajuan belajar siswa
20
melihat perkembangan hasil penilaian sekolah
prosedur-prosedur lain yang berorientasi pada peningkatan mutu atau kualitas
Pendidikan
3. Perbaikan
Fungsi perbaikan supervisi yaitu upaya untuk memberikan dorongan kepada guru,
secara individu maupun kelompok agar mereka bersedia melakukan perbaikan-
perbaikan dalam menjalankan tugas mereka. Perbaikan tersebut bisa dilakukan melalui
bimbingan, yaitu dengan cara:
Membangkitkan kemauan
Memberi semangat
Mengarahkan dan merangsang untuk melakukan percobaan
Membantu menerapkan sebuah prosedur mengajar yang baru
4. Pembinaan
Demonstrasi mengajar
Workshop
Seminar
Observasi
Konferensi individual dan kelompok
Kunjungan sepervisi
1. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan
staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan.
21
2. Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik,
sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa.
6. Supervisor membuat catatan singkat, berisi hal-hal penting yang diperlukan untuk
membuat laporan.
1. Tipe Inspeksi
Tipe ini merupakan tipe supervisi yang mewajibkan supervisor turun
melihat langsung hal-hal yang dikerjakan target supervisi. Kegiatan supervisi yang
menggunakan tipe ini, apabila target supervisi melakukan dalam aktifitas kerjanya,
supervisor dapat menginformasikannya secara langsung kepada target supervisi
agar langsung menyadari kesalahannya dalam proses untuk mencapai tujuan
pendidikan sekolah.
Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam administrasi dan model
kepemimpinan yang otokratis, mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang
lain dan bertindak sebagai "Inspektur" yang bertugas mengawasi pekerjaan guru.
Supervisi ini dijalankan terutama untuk mengawasi, meneliti dan mencermati
apakah guru dan petugas di sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas yang
diperintahkan serta ditentukan oleh atasannya. Supervisor juga mengukur sejauh
mana tugas-tugas yang diperintahkan tersebut sudah dapat diselesaikan, masih
membutuhkan bantuan dan pembinaaan.
Ketika supervisor menjalankan tipe ini, maka yang harus diperhatikan adalah:
22
b. Supervisi hendaknya tidak kemungkinan terhadap perkembangan dan hasrat
untuk maju bagi bawahannya. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan
hasil, mendesak.
d. Supervisi tidak boleh egois, tidak jujur dan menutup diri terhadap kritik dan
saran dari bawaannya.
Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi,
bawahan diawasi secara ketat dan harus menurut perintah atasan, pada supervisi laisses
faire para pegawai dibiarkan begitu saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk
yang benar. Misalnya guru boleh mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baik
pengembangan materi, pemilihan metode ataupun alat pelajaran. Supervisi tipe laisses
faire memberi kebebasan gerak pada pelaku untuk berinisiatif, bagi pegawai yang
berkreatif tinggi akan maju, sebaliknya bagi pegawai yang pasif.
3. Tipe Coersive
23
kelemahan yang masih harus diperbaiki, terutama dalam bidang pengetahuan,
kemampuan, dan ketrampilan yang sesuai dengan target organisasi.
Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnya memaksakan
kehendaknya. Apa yang diperkirakan sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok
dengan kondisi atau kemampuan pihak yang disupervisi, tetap saja dipaksakan
berlakunya. Guru sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bertaanya mengapa harus
demikian. Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang
bersifat awal. Contoh supervisi kepada guru yang baru mulai mengajar. Dalam keadaan
demikian, apabila supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi mungkin akan
menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti.
Tipe ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan. Hal yang positif
dari supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan latihan dan
bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkan dari sisi negatifnya kurang adanya
kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mereka mampu mengembangkan diri
tanpa selalu diawasi, dilatih dan dibimbing oleh atasannya.
Agar tipe training and guidance ini dapat dijalankan secara efektif, maka
supervisor hendaknya juga menyiapkan berbagai macam sikap yang bersinergi dengan
tugasnya. Menurut Teori Kiyosaki, maka beberapa sikap yang dibutuhkan supervisor
tersebut antara lain:
a. Supervisor hendaknya bersikap positif terhadap segala macam persepsi baik yang
positif maupun negatif kepada dirinya.
b. Supervisor dituntut untuk dapat memimpin organisasi profesi pengawas untuk dapat
meningkatkan kinerjanya dalam hal pengawasan dan pemantauan baik secara
24
institusional (satuan pendidikan) maupun personal (pendidikan dan tenaga
kependidikan).
d. Supervisor harus bersikap berani terhadap usaha intimidasi atau tekanan dari pihak
lain dalam menjalankan tugas pengawasan dan pembinaan.
5. Tipe Demokratis
1. Supervisi Umum
Supervisi umum yaitu supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan atau pekerjaan
yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran, seperti
25
kegatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor pendidikan
dan sebagainya.
2. Supervisi Pengajaran
3. Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan
melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis intelektual
yang intensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan
modifikasi yang rasional.(richard waller)
Secara teknik supervisi klinis adalah suatu model supervisi yang terdiri atas tiga fase, yaitu
(1) pertemuan perencanaan, (2) observasi kelas, (3) pertemuan balik.
Jadi menurut devinisi diatas dapat disimpulkan bahwa supervisi klinis adalah suatu proses
bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan profesional guru/calon guru,
khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara
teliti dan obyektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar tersebut.
1. Pengawasan intern
Pengawasan intern ialah pengawasan yang dilakukan terhadap unit-unit kerja yang
terdapat di dalam organisasi yang bersangkutan. Pengawasan intern mencakup hal-hal yang
berkaitan secara langsung dengan fungsi lembaga pendidikan. Seperti; pengawasan
terhadap sistem anggaran, pengawasan terhadap biaya-biaya standar, pengawasan terhadap
laporan operasional secara berkala, pengawasan terhadap analisa statistik, pengawasan
terhadap program latihan untuk membantu guru agar dapat mengerti dan melaksanakan
tugas serta tanggung jawabnya.
2.Pengawasan ekstern
26
Pengawasan ekstern ialah pengawasan yang dilakukan oleh pihak jajaran
organisasi. Pengawasan tersebut dilakukan oleh lembaga atau instansi yang tidak termasuk
dalam yurisdiksi administrasi organisasi. Pengawasan ektern dapat memeberikan manfaat
yaitu adanya peningkatan kredibilitas keberhasilan dan kemajuan organisasi. Prinsip yang
dianut dalam pelaksanaan pengawasan eksternal adalah prinsip kemitraan (partnership)
antara pengawas dengan yang diawasi.
1.Pengawasan kontinu, ialah pengawasan yang dilakukan secara terus menerus selama
kegiatan suatu masih berlangsung.
2.Pengawasan berkala, ialah pengawasan yang dilakukan setiap jangka waktu tertentu.
27
3. Penggunaan alat peraga
28
2. Mencari sumber dana untuk kegiatan sekolah,
Teknik supervisi pendidikan berarti suatu cara atau jalan yang digunakan supervisor
pendidikan dalam memberikan pelayanan atau bantuan kepada para guru.
Kunjungan Kelas
29
Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah, pengawas, dan
pembina lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar
sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam rangka pembinaan guru. Tujuan
kunjungan ini adalah semata-mata untuk menolong guru dalam mengatasi kesulitan
atau masalah mereka di dalam kelas. Melalui kunjungan kelas, guru-guru dibantu
melihat dengan jelas masalah-masalah yang mereka alami. Menganalisisnya secara
kritis dan mendorong mereka untuk menemukan alternative pemecahannya.
Kunjungan kelas ini bisa dilaksanakan dengan pemberitahuan atau tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu, dan bisa juga atas dasar undangan dari guru itu
sendiri.
Observasi kelas
Observasi kelas secara sederhana bisa diartikan melihat dan memperhatikan secara
teliti terhadap gejala yang nampak. Observasi kelas adalah teknik observasi yang
dilakukan oleh supervisor terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Tujuannya adalah untuk memperoleh data seobyektif mungkin mengenai aspek-aspek
dalam situasi belajar mengajar, kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam
usaha memperbaiki proses belajar mengajar. Secara umum, aspek-aspek yang diamati
selama proses pembelajaran yang sedang berlangsung adalah:
Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran
antara pembina atau supervisor guru, guru dengan guru, mengenai usaha
meningkatkan kemampuan profesional guru. Swearingen (1961) mengklasifikasi jenis
percakapan individual ini menjadi empat macam sebagai berikut.
1. classroom-conference
yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas ketika murid-
murid sedang meninggalkan kelas (istirahat).
2. office-conference.
30
Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau
ruang guru, dimana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat
digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.
3. causal-conference
Yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan secara
kebetulan bertemu dengan guru,
4. observational visitation
Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan setelah supervisor melakukan
kunjungan kelas atau observasi kelas.
31
pertanyaan baik secara tertutup maupun terbuka, dengan tidak perlu menyebut
nama.
2. Menganalisa tes-tes terhadap unit kerja.
3. Mencatat aktivitas murid-murid dalam suatu catatan, baik mereka bekerja secara
perorangan maupun secara kelompok.
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang
ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis
kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama
dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu atau bersama-sama. Kemudian kepada
mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang
mereka hadapi.
Teknik supervisi kelompok ini tidak akan dibahas satu persatu, karena sudah
banyak buku yang secara khusus membahasnya. Satu hal yang perlu ditekankan di sini
bahwa tidak ada satupun di antara teknik-teknik supervisi kelompok di atas yang cocok
atau bisa diterapkan untuk semua pembinaan dan guru di sekolah. Artinya, akan ditemui
oleh kepala sekolah adanya satu teknik tertentu yang cocok diterapkan untuk membina
seorang guru tetapi tidak cocok diterapkan pada guru lain.
Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah harus mampu menetapkan teknik-teknik
mana yang sekiranya mampu membina keterampilan pembelajaran seorang guru. Seorang
pengawas, selain harus mengetahui aspek atau bidang keterampilan yang akan dibina, juga
harus mengetahui karakteristik setiap teknik di atas dan sifat atau kepribadian guru (Lucio
and McNeil,2008), sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang
sedang dibina melalui supervisi akademik.
32
DAFTAR PUSTAKA
Manis, Si.2019.” Pengertian Supervisi Pendidikan, Tujuan, Fungsi, Jenis, Prinsip dan
Pendekatan Dalam Supervisi Pendidikan Lengkap”.
https://www.pelajaran.co.id/pengertian-supervisi-pendidikan-tujuan-fungsi-jenis-
prinsip-dan-pendekatan-dalam-supervisi-pendidikan/ (Dikunjungi 1 Desember
2021)
33