Anda di halaman 1dari 96

TUGAS AKHIR

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN MELALUI


PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PADA
PERUM BULOG SUB-DIVRE MEDAN

OLEH:

APRIANI S DAMANIK
162103047

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Pendidikan pada Program Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
i
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

memberikan kesahatan dan kesempatan, penulis dapat menyelesaikan tuhas akhir

ini tepat pada waktunya dengan judul “Strategi Peningkatan Kinerja Karyawan

Melalui Pelatihan Dan Pengembangan Di Perum Bulog Sub-Divre Medan ’’

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat persyaratan

untuk menyelesaikan Program Diploma DIII Kesekretariatan di Fakultas Ekonomi

Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Selama mengikuti pendidikan DIII

Kesekretariatan sampai dengan proses penyelesaian Tugas Akhir, berbagai pihak

telah memberikan fasilitas, membantu, membina dan membimbing penulis untuk

itu khususnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE.MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra.Marhayanie,M.Si, selaku Ketua Program Studi DIII Kesekretariatan

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Inneke Qamariah, SE, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi DIII

Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Beby K.F Sembiring SE,MM selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir

yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis

selama penyusunan tugas akhir ini.

5. Bapak Drs. Bongsu Hutagalung, M.Si selaku Dosen Penguji tugas akhir yang

telah meluangkan waktunya.

i
Universitas Sumatera Utara
6. Seluruh Karyawan Perum Bulog Sub-Divre Medan yang telah banyak

memberikan informasi dan bimbingannya bagi Penulis dalam Penyusunan

Tugas Akhir ini.

7. Teristimewa kepada kedua Orangtua penulis tercinta J.Damanik dan R.br

Sitepu yang selalu mendoakan penulis dan telah mencukupi kebutuhan penulis

selama ini serta memberikan kasih sayang yang berlimpah sampai saat ini,

serta saudara laki-laki penulis Antoni Damanik, Jan Damanik, Jekson

Damanik,dan Kakak Ipar penulis,serta keponakan-keponakan lucu penulis

Duita dan Ningsi yang menjadi penyemangat hidup penulis dan selalu

berbaik hati kepada penulis dan selalu mendukung penulis sampai saat ini.

8. Kepada saudara sepupu penulis Haslan Damanik dan Kakak Ipar Meilin Purba

yang selalu menjadi inspirasi penulis serta berbaik hati memberikan tempat

tinggal, Fasilitas dan keperluan penulis selama penulis di Medan. Untuk yang

tersayang keponakan penulis Jeremy Damanik, Jordy Damanik, Jeva

Damanik, Duko Purba dan Bunda Duko yang selalu mengibur penulis selama

di Medan .

9. Buat Tamiria, Safitri, Frinnay,Afrida, Grace, Ruth, dan buat teman-teman di

Program Studi DIII Kesekretariatan Stambuk 2016.

Medan,30 Ja nuari 2020

Apriani Surianta Damanik


Nim:162103047

ii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ............................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian ......................................................... 5
1.5. Jadwal Kegiatan ............................................................. 6
1.6. Sistematika Penulisan..................................................... 6

BAB II PROFIL PERUM BULOG SUB-DIVRE MEDAN ............ 8


2.1. Sejarah Singkat dan Profil Perum Bulog Sub-Divre ...... 8
2.2. Fungsi, Visi dan Misi ...................................................... 10
2.3. Struktur Organisasi.......................................................... 11
2.4. Job Description ............................................................... 12
2.5. Rencana Kegiatan........................................................... 17
2.6. Kinerja Usaha Terkini ..................................................... 18

BAB III PEMBAHASAN .................................................................... 19


3.1. Pengembangan Sumber Daya Manusia ........................... 19
3.1.1. Pengertian Pengembangan Sumber
Daya Manusia........................................................ 19
3.1.2. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia ......... 21
3.1.3. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia .......... 23
3.2. Kinerja ............................................................................. 27
3.2.1. Pengertian Kinerja ................................................. 27
3.2.2. Manajemen Kinerja ............................................... 28
3.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ......... 30
3.2.4. Faktor-Faktor Yang Dipengaruhi Kinerja ............. 35
3.2.5. Penilaian Kinerja ................................................... 37
3.3. Pelatihan Dan Pengembangan ........................................ 38
3.3.1. Pengertian Pelatihan .............................................. 38
3.3.2. Tujuan Pelatihan.................................................... 40
3.3.3. Manfaat Pelatihan.................................................. 45
3.3.4. Menentukan Lokasi Pelatihan ............................... 47
3.3.5. Teknik Pelatihan.................................................... 50
3.3.6. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pelatihan .... 52
3.3.7. Langkah Merancang Pelatihan .............................. 55
3.4. Pengembangan ................................................................ 56

iii
Universitas Sumatera Utara
3.4.1. Pengertian Pengembangan ................................... 56
3.4.2. Tujuan Pengembangan Pembinaan Karyawan ...... 57
3.4.3. Program Pengembangan Karyawan ...................... 61
3.4.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelatihan dan
Pengembangan ..................................................... 63
3.4.5. Metode Pengembangan ......................................... 66
3.4.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan
Sumber Daya Manusia ........................................... 68
3.5. Penerapan Pelatihan Dan Pengembangan Di Perum Bulog
Sub-Divre Medan ............................................................ 71
3.6. Metode Penelitian............................................................ 72
3.6.1 Karakteristik penelitian.. ........................................ 73
3.6.2 Peningkatan Kinerja Karyawan Melalui
Pelatihan Dan Pengembangan Pada Perum
Bulog Sub-Divre Medan. ....................................... 74

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................... 82


4.1. Kesimpulan .................................................................... 82
4.2. Saran............................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 84


LAMPIRAN ........................................................................................... 85

iv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1. Jadwal Kegiatan ............................................................................... 6


3.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 73
3.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ..................................... 74
3.3. Strategi Peningkatan Karyawan Melalui Pelatihan .......................... 75
3.4. Strategi Peningkatan Karyawan Melalui Pengembangan ................ 76
3.5. Strategi Peningkatan Kinerja Karyawan .......................................... 76
3.6. Analisis Peningkatan Kinerja Karyawan Melalui Pelatihan ............ 77
3.7. Analisis Peningkatan Kinerja Karyawan Melalui Pengembangan... 78
3.8. Analisis Peningkatan Kinerja Karyawan ........................................ 80

v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.2. Struktur Organisasi Perum Bulog Sub-Divre Medan ...................... 13

vi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

No. Gambar Judul Halaman

1. Surat riset ......................................................................................... 83


2. Kuisioner .......................................................................................... 84

vii
Universitas Sumatera Utara
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan adalah kinerja dan

produktivitas karyawan. Setiap organisasi atau instansi dalam melaksanakan

program yang diarahkan selalu berdaya guna untuk mencapai tujuan perusahaan.

Salah satu caranya adalah meningkatkan kinerja karyawan. untuk itu perusahaan

tentu membutuhkan karyawan sebagai tenaga kerja yang meningkatkan produk

dan layanan berkualitas dan karyawan merupakan aset perusahaan dalam

memberikan kontribusi kepada perusahaan untuk memperoleh kinerja yang baik

dan mampu bersaing dan Begitu juga sebaliknya peran karyawan juga sangat

penting dalam menjaga nama baik perusahaan

Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan

karyawan sehingga mereka mempengaruhi seberapa banyak mereka

memberi kontribusi kepada instansi atau organisasi termasuk pelayanan kualitas

yang disajikan.

Strategi peningkatan kerja karyawan adalah cara perusahaan untuk

menigkatkan kinerja karyawan, agar tujuan perusahaan dapat tercapai, agar

strategi peningkatan kinerja tersebut dapat berhasil maka perusahaan tersebut

perlu mengetahui sasaran kinerja.

Sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu

organisasi dimana orang-orang atau karyawan tersebut memberikan tenaga,

bakat, kreativitas, dan usaha mereka kepada organisasi. Oleh karena itu, sumber

1
Universitas Sumatera Utara
2

daya manusia merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam suatu

organisasi karena sumber daya manusia memberikan kontribusi terbesar

dibandingkan dengan faktor-faktor yang lain.

Menurut Dessler (2015:4) sumber daya manusia adalah proses untuk

memperoleh, melatih, menilai, dan mengopensasi karyawan, dan untuk mengurus

relasi tenaga kerja mereka, kesehatan dan keselamatan mereka serta hal – hal

yang berhubungan dengan keadilan .

Untuk mendapatkan tenaga kerja atau karyawan yang cakap, maka bagian

SDM dalam suatu perusahaan harus mengadakan penarikan tenaga kerja atau

karyawan secara selektif agar sesuai dengan job description dan job

specification. Pimpinan perusahaan mereka harus dilatih agar dapat mengerjakan

pekerjaannya dengan efektif. sumber daya manusia dapat tetap bertahan karena

memiliki kompetensi manajerial, yaitu kemampuan untuk merumuskan visi dan

strategi perusahaan serta kemampuan untuk memperoleh dan mengarahkan

sumber daya-sumber daya lain dalam rangka mewujudkan visi dan menerapkan

strategi perusahaan. Pimpinan perusahaan juga harus dapat membina,

mengkoordinasi dan mengarahkan karyawan sesuai dengan tujuan perusahaan.Hal

ini sangat diperlukan karena tidak semua karyawan baru secara langsung dapat

sesuai dengan kebutuhan.Mereka harus dilatih agar dapat mengerjakan

pekerjaannya dengan efektif. Untuk meningkatkan kinerja para karyawan,

pimpinan perlu mengadakan latihan dan pengembangan karyawan karena itu juga

merupakan suatu cara efektif untuk menghadapi beberapa tantangan yang

dihadapi oleh banyak perusahaan karena sumber daya manusia yang diperlukan

Universitas Sumatera Utara


3

saat ini adalah sumber daya manusia yang sanggup menguasai teknologi dengan

cepat, adaptif dan responsif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.

Pelatihan merupakan sarana ampuh mengatasi bisnis masa depan yang penuh

dengan tantangan dan mengalami perubahan yang sedemikian cepat yang

dirancang untuk membantu organisasi mencapai tujuan-tujuannya. Pelatihan lebih

berorientasi pada peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang

spesifik dengan melaksanakan pelatihan yang paling dibutuhkan untuk

meningkatkan kinerja organisasi yang akan menghasilkan hasil-hasil yang nyata

dengan lebih cepat untuk meningkatkan kinerja para karyawan, pimpinan perlu

mengadakan latihan dan pengembangan karyawan karena itu juga merupakan

suatu cara efektif untuk menghadapi beberapa tantangan yang dihadapi oleh

banyak perusahaan.

Pelatihan dan pengembangan adalah serangkaian aktivitas atau kegiatan yang

sudah dirancang oleh organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian,

keterampilan, dan kemampuan karyawan. pelatihan dan pengembangan biasanya

dilakukan untuk karyawan baru dan karyawan lama, bertujuan untuk

mengembangkan upaya peningkatan prestasi manajemen pada saat sekarang

maupun di masa yang akan datang dengan memeberikan pengetahuan, merubah

sikap, atau meningkatkan keterampilan dan kualitas sumber daya manusia.

perbedaan pelatihan dan pengembangan,. pelatihan adalah proses peningkatan

kemampuan spesifik karyawan untuk membantu mencapai tujuan organiasasi

sedangkan pengembangan adalah usaha-uasaha untuk meningkatkan kemampuan

karyawan untuk menghadapai berbagai penungasan di dunia kerja kedepanya

Universitas Sumatera Utara


4

untuk itu pelatihan dan pengembangan menjadi poin penting dalam sebuah

perusahaan ataupun sebuah organisasi

Menurut Sinambela (2018:167) Pelatihan dan pengembangan karyawan dapat

membantu para pegawai dalam mengembangakan berbagai keterampilan tertentu

yang memungkinkanya untuk berhasil pada pekerjaanya saat ini dan

mengembangkan pekerjaanya di masa mendatang.

Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau disingkat Perum Bulog

adalah perusahaan umum milik Negara yang bergerak di bidang logistik pangan.

Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/ pergudangan, survei dan

pemberantasan hama, penyediaan karung plastik, usaha angkutan, perdagangan

komoditi pangan dan usaha eceran. Sebagai perusahaan yang tetap mengemban

tugas publik dari pemerintahan, Bulog tetap melakukan kegiatan menjaga harga

dasar pembelian untuk gabah, stabilisasi harga khususnya harga pokok,

menyalurkan beras.

Selain itu perum Bulog juga melakukan kegiatan pelatihan dan pegembagan

untuk karyawan baru dan lama untuk pemberian motivasi kerja kepada karyawan,

apabila ada peningkatan kerja maka karyawan diberi tugas untuk mengikuti diklat

dan apabila setelah mengikuti diklat karyawan ada peningkatan kinerja maka

karyawan akan diberikan promosi.

Pelatihan dan pengembangan di Perum Bulog salah satunya berupa diklat

yang mempunyai manfaat karier jangka panjang yang akan membantu karyawan

untuk tanggung jawab lebih besar di waktu yang akan datang, Program-

program pelatihan dan pengembangan tidak hanya penting untuk karyawan saja

Universitas Sumatera Utara


5

tetapi juga untuk organisasi dan hubungan dalam kelompok kerja. Adapun

pelatihan dan pegembangan dilakukan metode latihan (training) dan pendidikan

(education), selain itu perusahaan juga melakukan program pelatihan dan

pengembangan lain, yaitu: metode on the job training yang meliputi pembekalan

(coaching), rotasi jabatan (job rotation), penugasan sementara (job instruction

training), magang (apprenticeship training) dan off the job training.

Sehubungan dengan hal diatas penulis tertarik melakukan penelitian dengan

memilih judul “Strategi Peningkatan Kinerja Karyawan Melalui Pelatihan

Dan Pengembangan Di Perum Bulog Sub-Divre Medan”

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana strategi Perum Bulog Sub-Divre Medan dalam melakukan

pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan kinerja karyawan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui strategi Perum Bulog Sub-Divre Medan dalam melakukan

pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan kinerja karyawan.

1.4 Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang di peroleh dari penulisan ini adalah:

1. Bagi penulis:

a. Dapat menambah wawasan penulis serta pengalaman tentang dunia

pelatihan dan pengembangan karyawan dalam dunia pekerjaan

kedepanya.

b. Untuk meningkatkan pemahaman penulis dalam upaya peningkatan

Universitas Sumatera Utara


6

kinerja karyawan khususnya melalui pelatihan dan pengembangan.

2. Bagi perusahaan

Untuk memberikan informasi sebagai bahan masukan dan pertimbangan

dalam upaya peningkatan kinerja karyawan melalui pelatihan dan

pengembangan.

1.5 Jadwal Kegiatan

Dalam rangka menyusun tugas akhir ini penulis telah melakukan

survey/observasi pada Perum Bulog Sub-Divre Medan yang dimulai pada tanggal

9 Agustus 2019 sampai 31 September 2019.Adapun Kegiatan Penulis dapat

dilihat dari tabel 1.1 berikut ini

Tabel 1.1
Jadwal Kegitan
Agustus September
No Kegiatan Minggu Ke- Minggu Ke-
I III I II
1 Persiapan
2 Pengumpulan Data
3 Penulisan
Sumber: Penulis (2019)

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penilitian, jadwal kegiatan dan sistematika penulisan.

Universitas Sumatera Utara


7

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI

Bab ini membahas sejarah ringkas, struktur organisasi, job description,

jaringan usaha atau kegiatan, kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan pada

Perum Bulog Sub-Divre Medan

BAB III : PEMBAHASAN

Bab ini Menjelaskan tentang Pengembangan sumber daya manusia, Strategi

sumber daya manusia, Kinerja Karyawan, Tujuan Pelatihan dan

Pengembangan, Jenis-jenis pelatihan dan pengembangan, Teknik-teknik

pelatihan dan Pengembangan, Strategi Peningkatan kinerja karyawan di Perum

Bulog Sub-Divre Medan , Evaluasi yang dilakukan Perum Bulog Sub-Divre

Medan dan Kendala-kendala yang dihadapi Perum Bulog Sub-Divre Medan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran mengenai pelatihan dan

pengembangan di Perum Bulog Sub-Divre Medan serta daftar pustaka yang

mencantumkan semua referensi yang digunakan penulis selama proses

penyelesaian Tugas Akhir ini.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

PROFIL PERUM BULOG SUB-DIVRE MEDAN

2.1 Sejarah Perum Bulog Sub-Divre Medan

Bulog adalah perusahaan umum milik Negara yang bergerak di bidang

logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/

pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung plastik, usaha

angkutan, perdagangan komoditi pangan dan usaha eceran. Sebagai perusahaan

yang tetap mengemban tugas publik dari pemerintahan, Bulog tetap melakukan

kegiatan menjaga harga dasar pembelian untuk gabah, stabilisasi harga khususnya

harga pokok, menyalurkan beras untuk orang miskin (Raskin) dan pengelolaan

stock pangan. Perjalanan Perum Bulog dimulai pada saat dibentuknya BULOG

pada tanggal 10 Mei 1967 berdasarkan Keputusan Presidium Kabinet

No.114/U/Kep/5/1967, dengan tujuan pokok untuk mengamankan penyediaan

pangan dalam rangka menegakkan eksistensi pemerintahan baru.

Selanjutnya direvisi melalui Keppres No. 39 tahun 1969 tanggal 21 Januari

1969 dengan tugas pokok melakukan stabilisasi harga beras, dan kemudian

direvisi kembali melalui Keppres No. 39 Tahun 1987, yang dimaksudkan untuk

menyongsong tugas BULOG dalam rangka mendukung pembangunan komoditas

pangan yang multi komoditas. Perubahan berikutnya dilakukan melalui Keppres

No. 103 tahun 1993 yang memperluas tanggung jawab Bulog mencakup

koordinasi pembangunan pangan dan meningkatkan mutu gizi pangan, yaitu

ketika kepala Bulog dirangkap oleh Mentri Negara Urusan Pangan.

8
Universitas Sumatera Utara
9

Pada tahun 1995, keluar Keppres No.50, untuk menyempurnakan struktur

organisasi Bulog yang pada dasarnya bertujuan untuk lebih mempertajam tugas

pokok, fungsi, serta peran Bulog.Oleh karena itu, tanggung jawab Bulog lebih

difokuskan pada peningkatan stabilitas dan pengelolaan persediaan bahan pokok

dan pangan.Tugas pokok Bulog sesuai Keppres tersebut adalah mengandalkan

harga dan mengelola persediaan beras, gula, gandum, terigu, kedelai, pakan dan

bahan pangan lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam rangka menjaga kestabilan harga pangan bagi produsen dan

konsumen serta memenuhi kebutuhan pangan berdasarkan kebijakan umum

pemerintah. Namun tugas tersebut berubah dengan keluarnya Keppres No. 45

tahun 1997, dimana komoditas yang Dikelola BULOG dikurangi dan tinggal

beras dan gula. Kemudian memulai Keppres No. 19 tahun 1998 tanggal 21 januari

1998, pemerintah mengembalikan tugas Bulog seperti Keppres No. 39 tahun

1968. Selanjutnya melalui Keppres No. 19 tahun 1998, ruang lingkup komoditas

yang ditangani Bulog kembali dipersempit seiring dengan kesepakatan yang

diambil oleh pemerintah.

Dalam Keppres tersebut, tugas pokok Bulog dibatasi hanya untuk

menangani komoditas beras. Sedangkan komoditas lain yang dikelola selama ini

dilepaskan ke mekanisme pasar. Arah perintah mendorong Bulog menuju suatu

bentuk badan usaha mulai terlihat dengan terbitnya Keppres No. 29 tahun 2000,

dimana didalamnya tersirat Bulog sebagai organisasi transisi (tahun 2003) menuju

organisasi yang bergerak dibidang jasa logistik disamping masih menangani tugas

tradisionalnya. Pada Keppres No. 29 tahun 2000 tersebut, tugas pokok BULOG

Universitas Sumatera Utara


10

adalah melaksanakan tugas pemerintahan dibidang manajemen logistik melalui

pengelolaan persediaan, distribusi dan pengendalian harga beras

(mempertahankan harga pembelian pemerintah), serta usaha logistik sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Arah perubahan tesebut semakin kuat dengan keluarnya Keppres No 166

tahun 2000, yang selanjutnya diubah menjadi Keppres No. 103/2000. Kemudian

diubah lagi dengan Keppres No. 03 tahun 2002 tanggal 7 Januari 2002 dimana

tugas pokok Bulog masih sama dengan ketentuan dalam Keppers No 29 tahun

2000, tetapi dengan nomenklatur yang berbeda dan memberi waktu masa transisi

sampai dengan tahun 2003. Akhirnya dengan dikeluarkannya Peraturan

Pemerintah RI no. 7 tahun 2003 Bulog resmi beralih status menjadi Perusahaan

Umum (Perum) Bulog.

2.2 Visi Dan Misi

Visi Perum Bulog Sub-Divre Medan

“Menjadi Perusahaan pangan yang unggul dan terpercaya dalam mendukung

terwujudnya kedaulatan pangan.”

Misi Perum Bulog Sub-Divre Medan

1. Menjalankan usaha logistik pangan pokok dengan mengutamakan layanan

kepada masyarakat;

2. Melaksanakan praktik manajemen unggul dengan dukungan sumber daya

manusia yang profesional, teknologi yang terdepan dan sistem yang

terintegarasi;

Universitas Sumatera Utara


11

3. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik serta senantiasa

melakukan perbaikan yang berkelanjutan;

4. Menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas komoditas pangan

pokok.

2.3 Struktur Organisasi

Sumber : www.perumbulogdivresumut.com (2019)

Gambar 2.2
Struktur Organisasi Perum Bulog Divre Sumut

Universitas Sumatera Utara


12

2.4 Job Description

Adapun job description dari masing- masing bagian diatas adalah sebagai

berikut :

1. Direktorat Pelayanan

a. Merancanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan

kegiatan pengadaan dalam negeri dan luar negeri.

b. Merancenakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan

persedian dan perawatan.

c. Merencakan, mengarahkan, mengkordinasikandan mengendalikan

kegiatan penyaluran.

d. Merencanakan, mengarahkan, mengkordinasikan dan mengendalikan

analisa harga dan pasar.

2. Direktorat Perencanaan dan Pemembangan Usaha

a. Merencanakan, mengarahkan, mengkordinasikan dan mengendalikan

kegiatan perencanaan dan pengembangan usaha dibidang industry

pemberasan dan industry non pemberasan.

b. Merencanakan, mengarahkan, mengkordinasikan dan mengendalikan

kegiatan perencanaan dan pembangunan usaha dibidang pembelian dan

pemberasan pangan dan non pangan.

c. Merencanakan, mengarahkan, mengkordinasikan, dan mengendalikan,

kegiatan perencanaan dan pengembangan dibidang usaha jasa.

Universitas Sumatera Utara


13

d. Merencanakan, mengarahkan, mengkordinasikan dan mengendalikan

penyusunan perencanaan strategi perusahaan serta penelitian dan

pengembangan.

3. Direktorat Keuangan

a. Merencanakan, mengarahkan, mengkordinasikan, dan mengendalikan

kegiatan anggaran.

b. Merencanakan, mengarahkan, mengkordinasikan dan mengendalikan

kegiatan perbendaharaan.

c. Merencanakan, mengarahkan, mengkordinasikan dan mengendalikan

kegiatan akuntansi.

d. Merencanakan, mengarahkan, mengkordinasikan, dan mengendalikan

kegiatan investasi.

4. Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum

a. Merencanakan, mengarahkan, mengkordinasikan dan mengendalikan

kegiatan sumber daya manusia.

b. Merencanakan, mengarahkan, mengkordinasikan dan mengendalikan

kegiatan organisasi dan talaksana.

c. Merencanakan, mengarahkan, mengkordinasikan, dan mengendalikan

kegiatan umum.

5. Sekretaris Perusahaan

Sekretaris perusahaan adalah unit pembantu Direksi dalam melaksanakan

kegiatan dibidang tata usaha

Universitas Sumatera Utara


14

A. Bagian tata usaha terdiri dari :

a. Subbagian Surat dan Ekpedisi

Merencanakan, mengkordinasikan, memonitor, mengevaluasi dan

melakukan kegiatan urusan pengagendaan, pendistribusian,

pengedaan surat dan dokumen serta menyimpan penggunaan arsip

dan dokumen serta penerimaan dan pengiriman surat/ dokumen/

berita dan pemeliharaan dokumen perusahaan yang berkaitan

dengan perikatan pihak luar.

b. Subbagian penyusunan Laporan

Merencanakan, mengkordinasikan, memonitor mengevaluasi dan

melakukan kegiatan penyiapan bahan laporan perusahaan, anatara

lain berupa rapat kerja dengan DPR, bahan pidato/

sambutan/ceramah serta laporan lainnya yang berkaitan dengan

perusahaan.

c. Subbagian Perjalanan Dinas

Merencanakan, melakukan dan mengkordinasikan kegiatan

adeministrasi perjalanan dinas Direksi dan Pegawai dan

pelayanan dinas lainnya.

B. Bagian Sekretaris Direksi terdiri dari:

a. Subbagian TU Dirut

Merencanakan, mengkordinasikan, memonitor, mengevaluasi dan

melakukan pengaturan jadwal/ acara, administrasi surat menyurat/

perkantoran, keuangan dan logistik.

Universitas Sumatera Utara


15

b. Subbagian Pelayanan Direksi

Merencanakan, mengkordinasikan, memonitor, mengevaluasi dan

melakukan pengkordinasian sekretaris direktur dalam hal

penyusunan agenda rapat-rapatdireksi dan perjalanan dinas direksi.

c. Subbagian Protokol

Merencanakan, mengkordinasikan, dan melakukan kegiatan

keprotokolan perusahaan meliputi pengaturan penjemputan dan

pengantaran direksi serta pelayanan tamu Direksi.

6. Satuan Pengawasan Intern

a. Melaksanakan penarikan intern bidang pelayanan public, perencanaan dan

pengembangan usaha, keuangan, SDM, dan umum kesekretariatan,

pendidikan dan pelatihan , penelitian dan pengembangan serta teknologi dan

informasi.

b. Merencanakan, mengkordinasikan, memonitor, mengevakuasi dan

melakukan kegiatan penatausahaan, pelayanan administrasi dan keuangan

serta dokumentasi SPI.

c. Merencanakan, mengkordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan

melaksanakan kegiatan penarikan dibidang pelayan public, perencanaan dan

pengembangan usaha, serta administrasi dan keuangan.

7. Pusat Pendidikan dan Pelatihan

a. Merencanakan, mengkordinasikan, dan mengendalikan kegiatan

penyusunana dan pengembangan program serta penyelenggaraan pendidikan

dan peliharaan.

Universitas Sumatera Utara


16

b. Merencankan, mengkordinasikan, dan mengendalikan kegiatan

pengelolaan sarana dan kerjasama Pendidikan dan pelatihan.

c. Merencanakan, mengkordinasikan, dan mengendalikan kegiatan

informasi dan perpustakaan pendidikan dan pelatihan.

d. Merencanakan, mengkordinasikan, dan mengendalikan kegiatan

pelayanan teknis administrasi serta keuangan semua satuan organisasi

dilingkungan pusdiklat.

8. Administrasi dan Keuangan

a. Merencanakan dan mengkordinasikan kegiatan pengelolaan

administrasi sumber daya manusia, urusan hokum dan klaim.

b. Merencankan dan mengkordionasikan kegiatan pengelolaan surat

menyurat, arsip, expedisi, hubungan masyarakat, kerumah tanggan dan

pengelolaan pengadaan, pemeliharaan perlengkapan sarana kantor,

rumah dinas jabatan, mess, pergudangan, inventaris dan penghapusan.

c. Merencakan dan mengkordinasikan kegiatan administrasi

pembukuuan, neraca, laporan pertanggung jawaban keuangan dan

hubungan rekening antar kantor.

d. Merencanakan dan mengkordinasikankegiatan pengelolaan anggaran

adminostrasi pembiayaan dan verifikasi.

2.5 Rencana Usaha Kegiatan

Perum BULOG melaksanakan penugasan pemerintah untuk

menyelenggarakan usaha logistic pangan took dalam kegiatan pelayanan public

Universitas Sumatera Utara


17

atau Public Service Obligation (PSO) Berdasarkan inpres nomor 3 tahun 2012

tentang kebijakan pengadaan beras dan penyaluran beras oleh pemerintah.

BULOG juga melaksanakan usaha-usaha lain berupa kegiatan pengembangan

usaha Berdasarkan cakupan kegiatannya pengembangan usaha dibagi menjadi 3

yaitu: Industri, Perdagangan dan Jasa. Jaringan Usaha Kegiatan Perum BULOG

seperti:

1. Pemerintah Provinsi

2. Pemerintah Kota/ kabupaten

3. Bank Rakyat Indonesia (BRI)

4. Bank Bukopin

5. PT. Telkom

2.6 Kinerja Usaha Terkini

Kegiatan usaha terkini perum Bulog adalah:

1. Publik Service Obligation (PSO).

Penyaluran beras berdasarkan perintah logistik ( prinlog).

a. Beras untuk Bina Tuna Warga (BTW) atau Lembaga Pemasyarakatan.

b. Beras untuk TNI / POLRI ( Pendidikan, dll).

c. Beras Transmigrasi.

Penyaluran beras NonPrinlog.

a. Melaksanakan operasi pasar beras ketika diperlukan.

b. Mendistribusikan beras kepada masyarakat miskin (raskin) atas surat

permintaan alokasi (SPA) dari pemerintah.

Universitas Sumatera Utara


18

2. Komersial

a. Perdagangan komoditi bahan pokok (beras, gula pasir,

minyak, goring, mentega, dan lain-lainnya) melalui Bulog Mart.

b. Perdagangan komoditi palawija ( beras, gula pasir, jgung, kopi, cabai

merah bila diperlukan) melalui bidang komersil Perum Bulog.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengembangan Sumber Daya Manusia

3.1.1 Pengertian Sumber Daya Manusia

Secara umum peran sumber daya manusia sangat penting dalam kompetensi

jangka pendek maupun jangka panjang dalam agenda bisnis, suatu organisasi

harus memiliki nilai lebih dibandingkan dengan organisasi lainya. Karyawan

dalam suatu organisasi sebagai sumber daya manusia, dan sebagai hasil proses

seleksi harus dikembangkan agar kemampuan mereka dapat mengikuti

perkembangan organisasi.

Di dalam suatu organisasi, unit atau bagian yang mempunyai tugas untuk

pengembangan tenaga ini biasanya unit pendidikan dan pelatihan karyawan.

Pengembangan sumber daya manusia dapat diartikan sebagai upaya

mempersiapkan karyawan (sumber daya manusia) agar dapat bergerak dan

berperan dalam organisasi sesuai dengan pertumbuhan, perkembangan dan

perubahan suatu organisasi. Oleh sebab itu, kegiatan pengembangan karyawan

dirancang untuk memperoleh karyawan-karyawan yang mampu berprestasi dan

fleksibel untuk suatu organisasi atau instansi dalam geraknya di masa depan.

Perusahaan yang berhasil adalah mereka yang mampu melihat sumber daya

manusia sebagai aset yang harus dikelola sesuai dengan kebutuhan bisnis,

pengembangan sumber daya manusia merupakan proses peningkatan pengetahuan

dan keterampilan melalui pendidikan dan pelatihan.

19
Universitas Sumatera Utara
20

Pada tahap ini, terdapat beberapa kegiatan penting sebagai dasar untuk

mengembangkan para anggota organisasi, antara lain pendidikan dan pelatihan

yang diberikan pada karyawan, baik untuk karyawan baru dan karyawan lama,

setelah mengikuti tahap seleksi para karyawan baru yang diterima akan mengikuti

pelatihan dan pengembangan untuk menyetarakan teori dan praktek ke pekerjaan

mereka.

Menurut Bangun (2012:9) kegiatan ini sangat berguna bagi karyawan baru

untuk meningkatkan pemahaman tentang tugas-tugas yang merupakan tanggung

jawab pada pekerjaanya. Pegembangan sumber daya manusia juga penting bagi

karyawan lama untuk mendapatkan kenaikan pekerjaan atau pada tingkat yang

sama.

Menurut Kasmir (2016:6) manajemen sumber daya manusia adalah “proses

pengelolaan manusia, melalui perencanaan, rekrutmen,seleksi, pelatihan,

pengembangan, pemberian kompensasi, karier, keselamatan dan kesehatan serta

menjaga hubungan industrial sampai pemutusan hubungan kerja guna mencapai

tujuan perusahaan dan peningkatan kesejahteraan stakeholder”

Menurut Sinambela (2018:8) manajemen sumber daya manusia adalah suatu

proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan atau pegawai,

buruh, manejer dan tenaga kerja lainya untuk menunjang aktivitas organisasi demi

mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya manajemen sumber

daya manusia dalam sebuah perusahaan dalam merencankan kegiatan dalam suatu

perusaahan agar berjalan lancar dan penuh aturan dan manajemen sumber daya

Universitas Sumatera Utara


21

manusia juga melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang

memegaruhi secara langsung sumber daya manusianya.

Kegiatan sumber daya manusia juga dapat dilihat dari dua sudut pandang,

yaitu dari sisi pekerjaan dan sisi pekerja, dari sisi pekerjaan terdiri dari analisis

dan evaluasi pekerjaan sementara itu dari sisi pekerja meliputi kegiatan- kegiatan

pegadaan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan,

promosi, kompensasi dan pemutusan hubungan kerja.

3.1.2 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Seperti yang dikatakan diatas bahwa pengelolaan sumber daya manusia

haruslah dilakukan dengan benar, karyawan haruslah diperlakukan sebagaimana

layaknya manusia, yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa mereka haruslah

diberlakukan secara adil sesuai beban dan tanggung jawabnya.

Karyawan memiliki hak yang harus diberikan seperti kompensasi, karier,

kesehatan dan keselamatan kerja yang layak. Dan karyawan harus megerjakan

seluruh yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya secara sungguh-sungguh

sehingga menghasilkan hasil yang baik seperti yang diinginkan perusahaan.

Menurut Kasmir (2016:8) Untuk itu manajemen sumber daya manusia

memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan tugas dan fungsinya

mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan.

1. Memegaruhi

Artinya pemimpin harus mampu untuk memegaruhi seluruh karyawan untuk

dapat melakukan kegiatan sesuai dengan keinginan perusahaan, melalui

pemberian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Universitas Sumatera Utara


22

2. Memotivasi

Pimpinan harus mampu mendorong, menyemangati karyawan agar terus

bergairah dan bersemangat dalam bekerja. Motivasi dapat terjadi dari dalam

diri karyawan apabila karyawan merasa nyaman, atau dari luar dirinya seperti

apa yang akan diberikan perusahaan.

3. Loyal

Pimpinan harus mampu membuat karyawan setia kepada perusahaan.

Karyawan akan, senang dan betah bekerja di perusahaan dan tidak

membongkar rahasia perusahaan kepada pihak luar. Pimpinan juga harus

mampu menekan tingkat keluar masuk (turnover) karyawan dengan

mengakomodasi seluruh kepentingan karyawan secara profesional dan

proposional.

4. Komitmen

Pimpinan harus mampu untuk meningkatkan komitmen karyawan terhadap

perusahaan. Komitmen karyawan dapat dilihat dari kepatuhanya kepada segala

aturan yang telah ditetapkan perusahaan. Karyawan juga harus mampu untuk

menepati janji-janji yang telah dibuatnya.

5. Kepuasaan kerja

Pimpinan harus mampu untuk memberikan kepuasan kerja kepada seluruh

karyawanya, sehingga terus mau bekerja. Kepuasaan kerja karyawan sangat

penting karena akan berdampak kepada hal-hal lainya, seperti motivasi kerja

dan kinerja.

Universitas Sumatera Utara


23

6. Kinerja

Pimpinan harus mampu meningkatkan kinerja karyawan, karena dengan

karyawan yang berkinerja tinggilah, perusahaan mampu menghasilkan laba

yang optimal, kinerja karyawan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti

kemampuan, keahlian, motivasi kerja, kepuasaan kerja serta kepemimpinan.

7. Kesejahteraan

Pimpinan harus mampu memberikan kesejahteraan yang lebih baik

dibandingkan dengan yang diberikan perusahaan lain, sehingga motivasi,

komitmen, loyalitas, kepuasaan kerja dan kinerja karyawan juga terus

meningkat.

3.1.3 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Kegiatan pengelolaan manajemen sumber daya manusia merupakan bagian

yang haruslah dilakukan melalui proses yang benar. Agar semua kegiatan

pengelolaan proses yang benar. Agar semua proses kegiataan dapar berjalan

dengan benar dan sesuai pada jalurnya dan mempermudah pengelolanya.

Menurut Kasmir (2016:14) dalam praktiknya fungsi-fungsi manajemen

sumber daya manusia terdiri dari :

1. Analisis jabatan (job analysis)

2. Perencanaan sumber daya manusia (human resources planning )

3. Penarikan pegawai (recruitment)

4. Seleksi (selection)

5. Pelatihan dan pengembangan (training and development)

6. Evaluasi kinerja (performance evaluation)

Universitas Sumatera Utara


24

7. Kompensasi (compensation)

8. Jenjang karier (career path)

9. Keselamatan dan kesejahteraan (safety and health)

kegiatan dari job analisis adalah mengumpulkan berbagai informasi untuk

kebetuhan suatu pekerjaan dan sesuai dengan jabatan yang ada didalam struktur

organisasi perusahaan. Analisis jabatan merupakan fungsi utama dalam

manajemen sumber daya manusia ,kegiatan dalam merancang uraian tugas-tugas

yang harus dijalankan seorang karyawan, memberikan wewenang dan tanggung

jawab masing- masing jabatan artinya karyawan harus memiliki uraian tugas yang

harus dikerjakanya.

Pentingnya dilakukan perencanaan sumber daya manusia karena dari waktu

ke waktu jumlah karyawan bisa berkurang karena berhenti sendiri, diberhentikan

ataupun pensiun, sehingga menimbulkan kekosongan jabatan. Kekurangan

karyawan dapat terjadi akibat perusahaan melakukan perluasan usaha, sehingga

membutuhkan sejumlah karyawan dan perlu melakukan penambahan karyawan.

Fungsi yang ketiga yaitu penarikan pegawai. Langkah ini dilakukan setelah

dilakukan perencanaan tenaga kerja, sehingga kita tahu berapa jumlah tenaga

kerja yang dibutuhkan, rekrutmen dilakukan dalam rangka memperoleh dan

memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan loyal terhadap perusahaan.

Sumber daya manusia yang loyal dan berkualitas sangat menentukan maju

mundurnya suatu usaha. Setelah sejumlah karyawan berhasil direkrut dari

berbagai sumber tenaga kerja yang ada misalnya lewat media, referensi, atau

Universitas Sumatera Utara


25

surat-surat yang masuk, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah

menyeleksi lamaran yang masuk.

Proses seleksi dapat dimulai dari seleksi surat lamaran, yaitu dengan melihat

dokumen–dokumen yang ada pada surat lamaran. Tujuan seleksi adalah untuk

memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kualifikasi yang telah ditetapkan,

seleksi dilakukan melalui tes wawancara, tes tertulis, (psikotes dan tes

pengetahuan umum serta tes-tes pengetahuan pekerjaan) sampai dengan tes

kesehatan.

Tujuan pelatihan adalah membiasakan karyawan baru dalam bekerja

dilingkungan barunya, sekaligus menambah dan mengasah kemampuan yang

belum dimilikinya khususnya bagi karyawan lama perlu dilakukan pengembangan

diri karyawan, baik melalui pendidikan, promosi dan rotasi pekerjaan. Tujuanya

adalah agar karyawan mampu untuk menambah kemampuanya atau menambah

bidang kerja lainya sehingga memeiliki kemampuan yang lebih banyak.

Pegembangan karyawan juga dilakukan guna meningkatkan kinerja karyawan.

Setelah lulus dari pelatihan maka langkah selanjutnya adalah menempatkan

karyawan sesuai dengan bidang yang telah ditetapkan sebelumnya.

Setiap karyawan harus dievaluasi kinerjanya masing-masing penilaian kinerja

dapat dilakukan melalui hasil kerja atau kinerja perilaku

Kinerja yang diperoleh hasil kerja karyawan yang bersangkutan apakah sudah

mencapai standar yang ditetapkan perusahaan atau belum, jika sudah memenuhi

syarat atau melebihi standart berarti karyawan yang bersangkutan memilki kinerja

yang baik begitu juga sebaliknya.

Universitas Sumatera Utara


26

Selanjutnya adalah pemberian kompensasi setiap karyawan berhak

mendapatkan kompensasi merupakan balas jasa yang di peroleh atas pekerjaanya

yang telah dilaksanakanya. Hasil evaluasi kerja untuk menentukan jumlah

kompensasi yang akan diperolehnya.Selanjutnya jenjang karier, karier merupakan

perjalanan kerja seseorang selama dia bekerja, karier karyawan diberikan melalui

perencanaan karier bagi seluruh karyawan yang dilakukan secara jelas.

Perencanaan karier harus dilakukan mulai dari titik terendah sampai yang tertinggi

dalam mencapainya membutuhkan usaha dan kerja keras.

Keselamatan dan kesehatan merupakan fungsi utama sumber daya manusia

yang harus diperhatikan dan dilaksanakan, keselamatan setiap karyawan sangat

berpegaruh dalam dunia kerja, begitu juga dengan kesehatan pimpinan dan seiap

karyawan kedua nya memiliki peran penting dalam berjalanya sebuah

perencanaan pada sebuah perusahaan. Hubungan industrial atau tenaga kerja

merupakan fungsi manajemen yang digunakan untuk kepentingan dan keinginan

kedua belah pihak antara karyawan di satu pihak dan manajemen di pihak lain,

salah satu tujuan hubungan industrial adalah untuk menyeimbangkan antara hak

dan kewajiban masing–masing pihak.

Pemutusan hubungan kerja antara perusahaan dengan karyawan. Pemutusan

hubungan kerja ini bisa disebabkan oleh berbagai alasan atau sebab yang alamiah

seperti tibanya masa pensiun, permintaan pengunduran diri karena alasan pribadi

dan pemecatan karena melakukan kesalahan permasalahanya adalah dalam

pemutusan hubungan kerja ada hak-hak karyawan yng harus dipenuhi oleh

perusahaan , hak-hak karyawan yang pensiun dapat berupa uang pensiun yang

Universitas Sumatera Utara


27

dapat dibayar perbulan atau sekaligus dan juga penghargaan selama menjadi

karyawan dan jasa-jasa dan prestasi kerja karyawan selama bekerja di perusahaan.

3.2 Kinerja Karyawan

3.2.1 Pengertian Kinerja

Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance

(kinerja atau prestasi nyata) yang berkaitan dengan segala aktivitas dalam suatu

perusahaan ataupun instansi pemerintahan. Kualitas dari kinerja yang baik tidak

dapat diperoleh dengan hanya membalikkan telapak tangan namun harus

dilakukan dengan kerja keras dan kedisiplinan yang tinggi, baik secara jangka

pendek maupun jangka panjang.

Menurut Sinambela (2016:479) kinerja disamaartikan dengan prestasi

kerja, efektivitas kerja, hasil kerja, pencapain tujuan, produktifitas kerja, dan

berbagi istilah lainnya. Sekalipun ada persamaan pengertian kinerja dengan

berbagai istilah tersebut, tetapi terdapat perbedaan pengertian dasarnya maupun

prosesnya. Menurutnya kinerja pegawai didefinisikan sebagai kemampuan

pegawai dalam melakukan sesuatu keahlian tertentu.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah

pelaksanaan suatu pekerjaan dan penyempurnaan pekerjaan tersebut sesuai

dengan tanggung jawabnya sehingga dapat mencapai hasil sesuai dengan yang

diharapkan.

Kinerja lebih ditekankan pada proses, dimana selama pelaksanaanya

dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan sehingga pencapaian hasil pekerjaan

atau kinerja dapat dioptimalkan. Kinerja pegawai tentu sangat dibutuhkan, sebab

Universitas Sumatera Utara


28

dengan kinerja ini akan diketahui seberapa jauh kemampuan mereka dalam

melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Untuk itu, diperlukan penentuan

kriteria yang jelas dan terukur, serta ditetapkan secara bersama-sama untuk

dijadikan sebagai acuan.

3.2.2 Manajemen Kinerja

Manajemen kinerja adalah manajemen tentang menciptakan hubungan dan

memastikan komunikasi yang efektif. Manajemen kinerja memfokuskan pada apa

yang diperlukan oleh organisasi, manajer dan pekerja untuk berhasil. Manajemen

kinerja adalah tentang bagaimana kinerja dikelola untuk memperoleh hasil yang

baik.

Manajemen kinerja meliputi upaya membangun harapan yang jelas serta

pemahaman tentang fungsi kerja esensial yang diharapkan dari para pegawai;

seberapa besar kontribusi pekerjaan bagi pencapaian tujuan organisasi; apa arti

konkretnya “melakukan pekerjaan dengan baik” ;bagaimana pegawai dan

pimpinan bekerja sama sama untuk mempertahankan, memperbaiki, maupun

mengembangkan kinerja pegawai yang sudah ada sekarang; bagaimana prestasi

kerja akan diukur; serta mengenali berbagai hambatan kinerja dan

menyingkirkannya.

Manajemen kinerja menurut Suparyadi (2015:299) adalah suatu upaya

mengelola kompetensi karyawan yang dilakukan oleh organisasi secara sistematik

dan terus-menerus agar karyawan tersebut memiliki tingkat kinerja yang

diharapkan oleh organisasi, yaitu mampu memberikan kontribusi yang optimal,

sehingga mampu mencapai tujuan organisasi. Dengan memperhatikan definisi di

Universitas Sumatera Utara


29

atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen kinerja

merupakan gaya manajemen dalam mengelola sumber daya yang berorientasi

pada kinerja yang melakukan proses komunikasi secara terbuka dan berkelanjutan

dengan menciptakan visi bersama dan pendekatan strategis serta terpadu sebagai

kekuatan pendorong untuk mencapai tujuan.

Penerapan manajemen kinerja merupakan kebutuhan mutlak bagi

perusahaan atau instansi pemerintah untuk mencapai tujuan dengan mengatur

kerja sama secara harmonis dan terintegrasi antara pimpinan dan bawahannya.

Manajemen kinerja akan dapat diwujudkan jika ada hubungan dan keinginan yang

sinergis antara atasan dan bawahan dalam usaha bersama-sama mewujudkan visi

dan misi perusahaan. Untuk itu salah satu dasar mewujudkan konsep manajemen

kinerja adalah dengan mengembangkan dan mengedepankan komunikasi yang

efektif antar berbagai pihak baik di lingkungan internal perusahaan dan eksternal

perusahaan.

Manajemen kinerja dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, baik

pimpinan, karyawan, manajer, individu maupun perusahaan atau instansi

pemerintah. Agar kinerja tersebut dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak

yang dimaksud, maka perlu diperhatikan karakteristik dan kebutuhan mereka.

3.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Dalam pencapaiannya kinerja karyawan dalam kondisi seperti yang

diinginkan baik oleh karyawan itu sendiri ataupun organisasi. Banyak kendala

yang memegaruhi kinerja baik kinerja organisasi ataupun individu. Ada baiknya

Universitas Sumatera Utara


30

seorang pemimpin harus terlebih dahulu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memengaruhi kinerja karyawan

Terdapat beberapa pendapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja pegawai maupun perilaku kinerja. Menurut Kasmir (2016:189) di

pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Kemampuan dan keahlian

Merupakan kemampuan atau skill yang dimiliki sesorang dalam melakukan

suatu pekerjaan. Semakin memiliki kemampuan dan keahlian maka akan dapat

menyelesaikan pekerjaanya secara benar, sesuai dengan yang ditetapkan.

Artinya karyawan yang memiliki kemampuan dan keahlian dengan baik, maka

akan memberikan kinerja yang baik pula, demikian pula sebaliknya bagi

karyawan yang tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaanya

secara benar, maka akan memberikan hasil yang kurang baik pula, yang pada

akhirnya akan menujukan kinerja yang kurang baik.

2. Pengetahuan

Maksudnya adalah pengetahuan tentang pekerjaan. Seseorang yang memiliki

pengetahuan tentang pekerjaan secara baik akan memberikan hasil pekerjaan

yang baik, demkian pula sebaliknya. Dengan mengetahui pengetahuan

tentang pekerjaan akan memudahkan seesorang untuk melakukan

pekerjaanya, demikian pula sebaliknya jika karyawan tidak atau kurang

memiliki pengetahuan tentang pekerjaanya, maka pasti akan mengurangi hasil

atau kualitas pekerjaanya yang pada akhirnya akan memegaruhi kinerjanya.

Universitas Sumatera Utara


31

3. Rancangan kinerja

Rancangan kinerja akan memudahkan karyawan dalam mencapai tujuanya.

Jika suatu pekerjaanya memiliki rancangan yang baik, maka akan

memudahkan untuk menjalankan pekerjaan tersebut dengan tepat dan benar.

Begitu juga sebaliknya jika suatu pekerjaan tidak memiliki rancangan

pekerjaan yang baik maka akan sulit untuk menyelesaikan pekerjaanya seca

tepat dan benar.

4. Kepribadian

Setiap orang memiliki kepribadian atau karakter yang berbeda satu sama

lainya. Seseorang yang memiliki kepribadian atau karakter yang baik, akan

dapat melakukan pekerjaan secara sungguh-sungguh penuh tanggung jawab

sehingga hasil pekerjaanya juga baik. Demikian pula sebaliknya bagi

karyawan yang memiliki kepribadian atau karakter buruk, akan bekerja secara

tidak sungguh-sungguh dan kurang bertanggung jawab yang pada akhirnya

hasil pekerjaanya pun tidak baik. Ini akan memegaruhi kinerja yang ikut

buruk pula. Artinya kepribadian atau karakter akan memgaruhi kinerja.

5. Motivasi kerja

Karyawan memiliki dorongan yang kuat dari dalam dirinya atau dorongan

dari luar dirinya (misalnya dari dalam perusahaan) maka karyaan akan

terangsang atau dorongan untuk melakukan sesuatu yang baik. Pada akhirnya

dorongan atau ransangan baik dari dalam maupun dari luar diri sesorang

akan menghasilkan kinerja yang baik, dmikian pula sebaliknya jika karyawan

Universitas Sumatera Utara


32

tidak terdorong atau terangsang untuk melakukan pekerjaanya maka hasilnya

akan menurunkan kinerja karyawan itu sendiri.

6. Kepemimpinan

Seorang pemimpin dalam mengatur, mengelola dan memerintah bawahanya

untuk mengerjakan sesuatu tugas dan tanggung jawab yang diberikanya.

Sebagai contoh perilaku pemimpin yang menyenangkan, mengayomi,

mendidik, dan membimbing tentu akan membuat karyawan senang dengan

mengikuti apa yang diperintahkan atasanya. Demikian pula jika perilaku

pemimpin yang tidak menyenangkan, tidak mengayomi, tidak mendidik dan

tidak membimbing akan menurunkan kinerj bawahanya.

7. Gaya kepemimpinan

Merupakan gaya atau sikap seorang pemimpin dalam menghadapi atau

memerintahkan bawahanya. Sebagai contoh gaya atau sikap seorang

pemimpin yang demokratis tentu berbeda dengan gaya kepemimpinan ini

dapat diterapkan sesuai dengan kondisi organisasinya. Misalnya untuk

organisai tertentu dibutuhkan gaya otoriter atau demokratis, dengan alasan

tertentu pula.

8. Budaya organisasi

Merupakan kebiasaan-kebiasaan atau norma-norma yang berlaku dan dimilki

oleh suatu organisasi atau perusahaan. Kebiasaan-kebiasaan atau norma-

norma ini mengatur hal-hal yang berlaku dan diterima secara umum serta

harus dipatuhi oleh segenap anggota suatu perusahaan organsasi. Kepatuhan

anggota organisasi untuk mnuruti ataumengikuti kebiasaan atau norma

Universitas Sumatera Utara


33

kebiasaan atau norma ini akan memengaruhi kinerja seseorang atau kinerja

organisasi. Demikian pula jika tidak mematuhi kebiasaan atau norma-norma

maka akan menurunka kinerja.

9. Kepuasaan kerja

Merupakan perasaan senang atau gembira, atau persaan suka seseorang

sebelum dan setelah melakukan suatu pekerjaan. Jika karyawan merasa

senang atau gembira atau suka untuk bekerja, maka hasil pekerjaanya pun

akan berhasil dengn baik. Demikian pula jika sesorang tidak senang atau

gembira dan tidak suka atas pekerjaanya, maka akan ikut memengaruhi hasil

kerja karyawan.

10. Lingkungan kerja

Merupakan suaana atau kondisi di sekitar lokasi tempat bekerja lingkungan

kerja dapat berupa ruangan, layout, sarana dan prasarana, serta hubungan

kerja dengan sesama rekan kerja. Jika lingkungan kerja dapat membuat

Susana nyaman dann memberikan ketenangan maka akan membuat suasana

kerja yang kondusif, sehingga dapat meningkatkan hasil kerja sesorang

menjadi lebih baik, karena bekerja tanpa gangguan. Begitu juga sebaliknya

jika suasana kondisi lingkungan kerja tidak memberikan kenyamanan atau

ketenagan, maka akan berakibat suasana kerja menjadi terganggu yang pada

akhirnya akan memengaruhinya dalam bekerja.

11. Loyalitas

Merupakan kesetiaan karyawan untuk tetap bekerja dan membela perusahaan

dimana tempat dia bekerja. Kesetiaan ini ditunjukan dengan terus bekerja

Universitas Sumatera Utara


34

dengan bersungguh-sungguh sekalipun perusahaanya dalam kondisi yang

kurang baik. Karyawa yang setia juga dapat dikatakan karyawan tidak

membocorkan apa yang menjadi rahasia perusahaanya kepada pihak lain.

karyawan yang setia atau loyal tentu akan dapat mempertahankan ritme kerja,

tanpa terganggu oleh godaan dari pihak pesaing. Loyalitas akan terus

membangun agar terus berkarya menjadi lebih baik dengan merasa bahwa

perusahaan seperti milik sendiri. Pada akhirnya loyalitas akan memengaruhi

kinerja karyawan.

12. Komitmen

Merupakan kepatuhan karyawan untuk menjalankan kebijakan atau peraturan

perusahaan dalam bekerja. Komitmen juga diartikan kepatuhan karyawan

kepada janji-janji yang telah dibuatnya. Atau dengan kata lain komitmen

merupakan kepatuhan untuk menjalankan kesepakatan tersebut membuatnya

berusaha untuk bekerja dengann baik dan merasa bersalah jika tidak dapat

menepati janji atau kesepakatan yang telah dibuatnya. Pada akhirnya

kepatuhnnya untuk melaksanakan janji atau kesepakatan yang telah dibuatnya

akan memengaruhi kinerjanya.

13. Displin kerja

Merupakan usaha karyawan untuk menjalankan aktivitas kerjanya secara

sungguh-sungguh. Displin kerja dalam dalam hal ini dapat berupa waktu,

misalnya masuk kerja selalu tepat waktu. Kemudian displin dalam

mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya sesuai dengan perintah yang

harus dikerjakan. Karyawan yang displin akan memengaruhi kinrja.

Universitas Sumatera Utara


35

Pelaksanaan kinerjaakan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik

bersumber dari pegawai itu sendiri maupun yang bersumber dari organisasi.

Faktor yang bersumber dari pegawai sangat dipengaruhi oleh kemampuan atau

kompetensinya. Sementara itu, dari segi organisasi dipengaruhi oleh seberapa baik

pimpinan memberdayakan pegawainya; bagaimana mereka memberikan

penghargaan pada pegawai; dan bagaimana mereka membantu meningkatkan

kemampuan kinerja pegawai melalui coaching,mentoring, dan counseling

3.2.4 Faktor-faktor yang Dipengaruhi Kinerja

Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja juga dapat mempengaruhi variabel

lain artinya dengan memperoleh kinerja yang baik, maka akan mempengaruhi

variabel lain, demikian pula sebaliknya kinerja dipengaruhi oleh variabel lain.

Menurut Kasmir (2016:195) Berikut ini beberapa fakor yang dipengaruhi kinerja

baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai berikut:

1. Kompensasi

Merupakan balas jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawannya.

Karyawan yang memiliki kinerja yang baik tentu akan memperoleh balas jasa

misalnya dengan kenaikan gaji, atau tunjangan lainya. Demikian pula

sebaliknya jika kinerja tidak baik, akan dapat menurunkan gaji atau tunjangan

yang diperolehnya. Besar kecilnya kompensasi yang diperoleh tentu

disesuaikan dengan peraturan perusahaan. Dengan demikian artinya kinerja

akan memengaruhi kompensasi karyawanya.

Universitas Sumatera Utara


36

2. Jenjang karier

Merupakan penghargaan yang diberikan perusahaan kepada seseorang.

Karyawan yang memiliki prestasi atau kinrja yang bik tentu akan diberikan

peningkatan karier. Demikian pula sebaliknya jika kinerjanya turun atau

buruk, maka akan ada sanksi berupa penurunan karier atau tidak memperoleh

kenaikan karier. Kenaikan karier dapat berupa kepada seseorang dapat berupa

kenaikan jabatan atau kenaikan kepangkatan. Oleh karena itu, kinerja

karyawan akan memegaruhi karier karyawan.

3. Citra karyawan

Citra karyawan merupakan pandangan terhadap seseorang atau karyawan,

karena telah melakukan sesuatu. Artinya dengan memiliki kinerja yang baik,

seseorang akan diberikan penghargaan dan tentu saja orang-orang akan

memandangya dengan pujian dan menjadi suri teladan. Demikian pula yang

terjadi sebaliknya, jika kinerjanya buruk, ikut membuat citranya seseorang

atau karyawan menjadi tidak baik, bahkan mendapat cemooh dari pihak lain.

Dengan adanya pengaruh kinerja terhadap kompensasi, karier maupun citra

seseorang tentu diharapkan akan dapat memicu karyawan untuk bekerja lebih

baik. Karena dapat dipastikan sangat jarang perusahaan tidak menerapkan

kompensasi dan karier berdasarkan kinerja terutama untuk perusahaan yang relatif

besar.

Universitas Sumatera Utara


37

3.2.5 Penilaian Kinerja

Menurut Suparyadi (2015:306) penilaian kinerja pegawai mencakup

sejumlah aspek teknis yang perlu dipahami oleh seluruh anggota organisasi

ataupun instansi pemerintah, dan bahwa penilaian kinerja bukan merupakan

wahana untuk menjalin hubungan kedekatan demi keuntungan pribadi atau

sebaliknya, yaitu menjadi wahana untuk memperlakukan seseorang secara tidak

adil, menghakimi, atau menjatuhkan karier pegawai. Penilaian kinerja pegawai

harus mampu menghasilkan potret apa adanya tentang kinerja pegawai, yang

mampu memberikan penjelasan secara utuh baik tentang sisi positif maupun sisi

negatif atas kinerja pegawai.

Menurut Suparyadi (2015:311) evaluasi kinerja pegawai harus dilakukan

secara terbuka, jujur, dan objektif. Artinya penilai harus menganalisis seluruh

aspek yang berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Evaluasi yang dilakukan

secara menyeluruh, terbuka, jujur, dan objektif akan mampu menghasilkan

informasi-informasi yang sangat bermanfaat. Berikut langkah-langkah penilaian

kinerja pegawai:

1. Melakukan pengukuran pencapaian sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.

2. Apabila terdapat sebagian atau seluruh sasarn yang tidak sesuai dengan yang

telah ditentukan, maka dilakukan evaluasi terhadap perilaku atau tindakan-

tindakan yang dilakukan oleh pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya.

Evaluasi akan mendapatkan dua kemungkinan informasi, yaitu bahwa pegawai

sudah melakukan peker jaannya dengan baik dan pelaksanaan pekerjaan belum

baik.

Universitas Sumatera Utara


38

3. Apabila ternyata pegawai sudah melakukan pekerjaannya dengan baik, tetapi

sasaran-sasaran yang telah ditetapkan tidak tercapai, maka dapat disimpulkan

bahwa yang menjadi penyebab tidak tercapainya sasaran adalah faktor situasi

lingkungan strategis.

4. Apabila pegawai melakukan pekerjaannya tidak sesuai dengan yang

seharusnya, maka yang menjadi penyebab dapat datang dari kompetensi yang

tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan atau kurangnya dukungan

organisasional.

5. Selanjutnya evaluasi terus dilakukan untuk mengidentifikasi aspek-aspek

kompetensi atau dukungan organisasional yang menjadi penyebab tidak

tercapainya sasaran, apakah aspek kompetensi intelektual, emosional dan

spiritual, atau pimpinan, rekan kerja, peraturan atau kebijakan organisasi.

3.3 Pelatihan dan Pengembangan

3.3.1 Pengertian Pelatihan

Karyawan baru yang sudah lulus tahap seleksi harus lulus juga dalam

masa pelatihan dan masa pencobaan, setiap perusahaan memiliki kebijakan yang

berbeda-beda dalam jangka waktu masa pencobaan. dan pelatihan dan

pengembangan tersebut diadakan untuk membuktikan apakah karyawan tersebut

mampu dan dapat bersaing dalam dunia kerja serta mengemban tugas- tugas nya.

Pelatihan dapat membantu pegawai dalam mengembangkan berbagai

keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalankan organisasinya, yang secara

langsung akan mempengaruhi bisnis yang sedang dilakukanya. Selain itu,

pelatihan juga memberikan berbagia peluang kepada pegawai untuk belajar dan

Universitas Sumatera Utara


39

berkembang sehingga menciptakan lingkungkan kerja yang positif, yang

mendukung strategi bisnis yang menarik pegawai berbakat, serta memotivasi dan

mempertahankan pegawai yang ada saat ini.

Menurut Kasmir (2016:126) pelatihan adalah merupakan proses untuk

membentuk dan membekali karyawan dengan menambah keahlian, kemampuan,

pengetahuan, dan perilakunya.

Menurut Jurdi (2018:104) pelatihan adalah sebuah proses yang melaluinya

orang mendapatkan kapabilitas untuk membantu pencapaian tujuan

organisasional. dalam pengertian terbatas, pelatihan juga memberikan karyawan

pengetahuan dan keterampilan yang spesifik dan dapat diindentifikasi untuk

digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini.

Dalam penjelasan diatas menurut para ahli tentang pelatihan satu tujuan

yang penting guna dilakukan pelatihan agar dapat membantu karyawan dalam

mencapai tujuannya dalam pekerjaanya serta menyikapinya dan bertanggung

jawab dalam pekerjaan nanti kedepanya, tujuan dilakukannya pelatihan adalah

bukan semata-mata formalitas sebuah perusahaan tapi pelatihan dilakukukan

bertujuan agar kayawan baru ataupun lama dapat melihat pengetahuan dan

kemampuan mereka dan bagaimana cara mereka bersaing nantinya dalam dunia

pekerjaan dimana didalamnya berisi orang – orang yang memiliki sikap dan

tujuan tertentu dalam melakukan pekerjanya.

Menurut Kasmir (2016:121) pada umumnya persayaratan untuk

menentukan karyawan langsung dipekerjakan atau mengikuti pelatihan terlebih

dahulu adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


40

1. Kebutuhan perusahaan akan tenaga yang bersangkutan

Artinya tenaga atau keahlian karyawan sangat dibutuhkan dengan pekerjaan

yang ada, oleh karena itu kebutuhan tenaga kerja tersebut harus segera diisi.

Tujuanya agar kegiatan pekerjaan dibidang tersebut tidak kosong atau

menjadi lancar, karena kalau tidak diisi akan memengaruhi bidang pekerjanya

lainya.

2. Sudah berpengalaman sebelumnya dibidang yang sama

Artinya calon karyawan tersebut sudah pernah bekerja dibidang tertentu

sebelumnya, sehingga dianggap sudah mampu untuk langsung dipekerjakan.

Atau dengan kata lain karyawan yang sudah memiliki pengalaman dengan

latar belakang bidang pekerjaan yang sama. Misalnya ditempat sebelumnya

sebagai account officer, maka langsung dapat ditempatkan di tempat sekarang

dengan pekerjaan yang sama yaitu account officer.

3.3.2 Tujuan Pelatihan

Kondisi karyawan yang beragam dalam suatu perusahaan harus

disesuiakan dengan tujuan mengikuti pelatihan itu sendiri. Pelatihan yang

diberikan untuk menyeragamkan semaksimal mungkin kemampuan dan pola pikir

karyawan terhadap perusahaan. Oleh karena itu, perlu diberikan materi, metode

pelatihan, dan instruktur yang benar-benar dapat mengakomodasikan tujuan dari

pelatihan itu sendiri.

Menurut Sudaryo (2018:124) tujuan umum pelatihan adalah;

1. Untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan

dengan lebih cepat dan lebih efektif

Universitas Sumatera Utara


41

2. Untuk mengembangkan pengetahuan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan

secara rasional

3. Untuk mengembangkan sikap sehingga menimbulkan kemauan kerja sama

dengan teman-teman, pegawai, dan dengan manajemen (pimpinan)

Sedangkan Menurut Kasmir (2015:131) tujuan perusahaan dalam

memberikan pelatihan agar karyawan dapat :

1. Menambah pegetahuan baru

Pengetahuan karyawan akan bertambah dari sebelumnya. Dengan

bertambahnya pegetahuan karyawan, maka secara tidak langsung kan

mengubah perilakunya dalam bekerja.

2. Mengasah kemampuan karyawan

Kemampuan karyawan yang sebelumnya belum optimal, setelah dilatih

diharapkan menjadi optimal. Atau dengan kata lain karyawan yang dulunya

tidak memiliki kemampuan, maka setelah mengikuti pelatihan dan jadi lebih

mampu untuk mengerjakan pekerjaanya.

3. Meningkatkan keterampilan

Karyawan harus lebih terampil untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan

kepadanya.

4. Meningkatkan rasa tanggung jawab

Karyawan akan lebih bertanggung jawab terahadap pekerjaanya setelah

mengikuti pelatihan. Pelatihan juga akan meminimalkan dari sikap masa

bodoh atau tidak peduli karyawan dengan kebijakan atau peraturan

perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


42

5. Meningkatkan ketaatan

Mengikuti pelatihan karyawan menjadi lebih taat terhadap aturan-aturan yang

telah ditetapkan perusahaan. Biasanya dengan mengikuti pelatihan maka

karyawan diberitahu tentang segala suatu kebijakan atau aturan perusahaan.

Karyawan juga diberitahu tentng sanksi-sanksi yang diberikan apabila

melanggar. Demikian pula ada reward (balas jasa) yang akan diterima jika

mematuhi segala aturan yang telah ditetapkan.

6. Meningkatkan rasa percaya diri

Rasa percaya diri karyawan akan meningkat setalah mengikuti Pelatihan,

sehingga karyawan lebih bersungguh-sunguh dalam bekerja. Dengan kata lain

karyawan akan memiliki kemapuan, pengetahuan dan skill yang lebih setelah

mengikuti pelatihan sehingga karyawan merasa percaya diri untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya.

7. Memperdalam rasa memiliki perusahaan

Rasa memiliki karyawan kepada perusahaan dapat meningkat setelah

mengikuti pelatihan. Hal ini sangat penting karana dengan adanya atau

tumbuhnya rasa memilki kepada perusahaan, maka akan dapat meningkatkan

produktivitas kerja atau prestasi kerja karywan menjadi lebih baik.

8. Memberikan motivasi kerja

Karyawan akan lebih termotivasi untuk bekerja berkat dorongan

yang diberikan perusahaan. Dengan meningkatnya motivasi kerja karyawan

maka tentu akan meningkatkan kepuasaan kerja dan kinerja.

Universitas Sumatera Utara


43

9. Menambah loyalitas

Dengan mengikuti pelatihan kesetiaan karyawan kepada perusahaan akan

meningkat, sehingga mengurangi turn over karyawan. Lebih dari itu dengan

loyalitas karyawan yang tinggi akan dapat menjaga rahasia perusahaan, karna

adanya rasa memilki perusahaan.

10. Memahami lingkungan kerja

Setelah mengikuti pelatihan karyawan diharapkan mampu beradaptasi dengan

lingkungan barunya. Hal ini disebabkan karna pada saat mengikuti pelatihan,

karyawan sudah dilatih berbagai hal termasuk kerjasama dengan karyan

lainya, mengenal alat- alat kerja, prosedur kerja dan teman-teman sekerjanya

11. Memahami budaya perusahaan

Karyawan menjadi lebih tau apa yang harus dan seharusnya yang dikerjakan

setelah mengikuti pelatihan. Atau dengan kata lain karyawan dapat memahami

dan mengamalkan norma-norma atau kebiasaan yang berlaku didalam suatu

perusahaan. Hal ini karna didalam pelatihan materi tentang budaya perusahaan

juga harus diajarkan kepada seluruh karyawan.

12. Membentuk team work

Dengan mengikuti pelatihan karyawan merasakan satu kesatuan(satu keluarga

besar) yang tak terpisahkan satu sama lainya dengn demikian karyawan akan

mampu mengindari diri dri sikap kepentingan individu, tetapi lebih

menekankan kepada kepentingan bersama

Tujuan pelatihan dilakukan adalah seperti yang disebutkan diatas agar

karyawan baru ataupun lama merasa diterima dan merasa seperti dirumah sendiri

Universitas Sumatera Utara


44

dan sebagai bagian dari tim kedepanya dan agar setiap karyawan juga mengetahui

informasi-informasi dasar sebelum nantinya di berikan tanggung jawab atas

pekerjaanya selanjutnya, tujuan dilakukanya pelatihan agar membantu karyawan

baru memahami perusahaan ataupun oganisasi dalam pengertian luasnya (masa

lalu, masa kini, kultur, serta strategi, dan visinya dimasa depan) dan juga

keterampilan karyawan merupakan salah satu faktor utama dalam usaha

mencapai sukses bagi pencapaian tujuan perusahaan ataupun organisasi.

Bagi karyawan baru atau yang menghadapi pekerjaan baru diperlukan

tambahan keterampilan untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, selain

keterampilan diperlukan pengetahuan dasar yang cukup memadai bagi karyawan

untuk penyelesaian pekerjaanya namun pengetahuan dan keterampilan juga belum

cukup untuk mencapi suksesnya tujuan,. sikap atau (attitude) karyawan juga

penting terhadap pelaksanaan tugas dan merupakan faktor kunci mencapai

keberhasilan. unuk itu pembinaan sikap juga penting dalam rangka pengembangan

kemampuan karyawan secara keseluruhan. Kegiatan-kegiatan pelatihan dan

pengembangan merupakan tanggung jawab bagian SDM dan pimpinan langsung.

Pimpinan mempunyai tanggung jawab atas kebijakan-kebijakan umum dan

prosedur yang dibutuhkan untuk menerapkan program latihan dan

pengembangan. Oleh karena itu, komitmen pimpinan sangat penting agar latihan

dan pengembangan karyawan berlangsung secara efektif, baik dari

perencanaan, proses serta tujuan dari latihan dan pengembangan dapat tercapai.

Universitas Sumatera Utara


45

3.3.3 Manfaat Pelatihan

Menurut Sinambela (2016:178) banyak manfaat yang dapat dipetik oleh

karyawan setelah mengikuti pelatihan, maupun pada saat bekerja di suatu

perusahaan

1. Manfaat pelatihan bagi karyawan

a. Membantu karyawan dalam membuat keputusan pemecahan masalah yang

lebih efektif

b. Melalui pelatihan dan pengemabangan, variabel pengenalan, pencapaian

prestasi, pertumabuhan tanggung jawab dan kemajuan dapat diinternalisasi

dan dilaksanakan.

c. Memabantu mendorong dan mencapai pengemabangan diri dan rasa

percaya diri

d. Membantu karyawan mengatsi stress, tekanan, frustasi,dan konflik

e. Memberikan infirmasi tentang meningkatnya pengetahuan kepemimpinan,

keterampilan komunikas dan sikap

f. Membantu organisasi mendekati tujuan pribadi sementara meningkatkan

keterampilan interaksi

g. Meningkatkan kepuasaan kerja dan pengakuan

h. Memenihi kebutuhan personal peserta dan pelatih

i. Memeberikam nasehat dan jalan untuk pertumbuhan masa depan

j. Membangun rasa pertumbuhan dalam pelatihan

k. Membantu pngemangan ketermpilan mendengar, bicara, dan menulis

dengan latihan

Universitas Sumatera Utara


46

l. Membantu menghilangkan rasa takut melkasanakan tugas baru

2. Manfaat pelatihan bagi organisasi

a. Mengarahkan untuk meningkatkan profitabilitas atau sikap yang positif

terhadap orentasi profit

b. Memeperbaiki pengetahuan kerja dan keahlian pada semua level

organisasi

c. Memperbaiki moral SDM

d. Membantu orgaisasi untuk mengetahui tujuan perusahaan

e. Membantu menciptakan image organisasi yang lebih baik

f. Mendukung otentisitas, ketrbukaan, dan kepercayaan

g. Meningkatkan hubungan anatar atasan dan bawahan

h. Membantu pengembangan organisasi

i. Belajar dari peserta

j. Membantu mempersiapkan dan melaksankan kebijakan organisasi

k. Memberikan informasi tentang kebutuhan organisasi dimasa depan

l. Organisasi dapat membuat keputusan dan memecahkan maslah yang lebih

efektif

m. Membantu menegmbangkan promosi dri dalam,dam aspek lain yang

biasanya diperlihatkan pekerja

n. Membantu meningkatkan efisiensi, efektivitas, produktivitas, dan kualitas

kerja

o. Membantu menekan biaya dalam berbagai bidang seperti produksi, SDM,

adminitrasi

Universitas Sumatera Utara


47

p. Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap kompetensi dan pengetahuan

perusahaan

q. Meningkatkan hubugan antara karawan dan manajemen

r. Mengurangi biaya konsultan luar dengan mengunakan konsultan iternal

s. Mendorong mengurangi prilaku merugikan

t. Menciptakan iklim yang baik untuk pertumbuhan

u. Membantu meningkatkan komunikasi organisasi

v. Membantu organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahaan

w. Membantu menangani konflik sehingga terhindar dari stress dan tekanan

kerja

3.3.4 Menentukan lokasi pelatihan

Lokasi pelatihan merupakan salah satu faktor yang sangat menetukan

kesuksesan pelatihan. Artinya hal ini perlu dilakukan mengingat tempat pelatihan

sangat mempengaruhi hasil pelatihan, termasuk juga kemampuan pada

instrukturnya.

Menurut Kasmir (2015:135) dalam praktiknya lokasi atau tempat dilakukanya

pelatihan bagi karyawan dapat dilakukan dengan tiga cara:

a. Didalam perusahaan

artinya kegiatan pelatihan dilakukan didalam perusahaan sepenuhnya dan yang

melatih mereka biasanya berasal dari dalam perusahaan. Biasanya hal ini

dilakukan jika perusahaan memiliki lembaga pelatihan sendiri, misalnya pusat

pendidikan dan latihan (pusdiklat) Namun kegiatan ini dapat dilakukan karena

Universitas Sumatera Utara


48

jumlahnya relatif sedikit sehingga tidak efisien jika dilakukan diluar

perusahaan.

b. Diluar perusahaan

Artinya pelatihan dilakukan diluar perusahaan dan yang menjadi instruktur

adalah orang dalam atau kombinasi antara orang dalam dan orang luar

perusahaan. Kegiatan pelatihan diluar perusahaan dilakukan untuk jumlah yang

banyak serta untuk materi-materi tertentu. Kemudian dilakukan diluar

perusahaan, karna perusahaan tidak memiliki sarana dan prasarana pelatihan

karyawan

c. Campuran

Artinya pelatihan dilakukan sebagian didalam dan sebagian diluar perusahaan.

Atau dengan kata lain pelatihan dilakukan di dua tempat yang berbeda.

Kombinasi seperti ini seringkali dilakukan untuk tujuan yang berbeda.

Untuk menetukan tempat pelatihan diperlukan beberapa pertimbangan agar

hasil yang diberikan dapat maksimal. Secara umum biasanya pertimbangan dalam

menentukan tempat pelatihan adalah sebagai berikut:

1. Waktu pelatihan

Waktu yang dibutuhkan untuk melatih seseorang menjandi pertimbangan

apakah satu minggu atau satu bulan atau tiga bulan atau enam bulan. Waktu

yang dimaksud adalah lama tidaknya seseorang untuk mengikuti pelatihan.

Kemudian waktu pelatihan juga berkaitan dengan kapan pelatihan dimulai

dan selesai serta dimana pelatihan dilakukan

Universitas Sumatera Utara


49

2. Materi atau bidang pekerjaan

Materi yang dibutuhkan bagi pelatihan ikut menentukan lokasi pelatihan. Jika

bidang pekerjaan cukup sederhana dan dirasakan mampu dilakukan di dalam

perusahaan, maka sebaiknya dilakukan di perusahaan saja. Namun jika materi

yang diberikan berbeda atau baru, misalnya adanya teknologi baru maka

sebaiknya dilakukan diluar perusahaan

3. Jumlah peserta

Jumlah orang yang akan dilatih. Jika jumlahnya dirasa cukup banyak maka

biasanya di pertimbangkan dan ditempatkan dilokasi tertentu diluar

perusahaan. Sebaliknya jumlah peserta relatif sedikit maka sebaiknya

dilakukan didalam perusahaan, tentunya dengan pertimbangan efisiensi.

4. Tenaga instruktur

Tenaga pengajar yang akan memberikan materi pelatihan harus benar-benar

profesional dan berpengalaman. Hal ini perlu dipertimbangkan mengingat

hasil pelatihan sangat besar dipengaruhi oleh instruktur. Jika perusahaan tidak

memiliki atau kurang instruktur, maka dapat memangil instruktur luar untuk

mengajar didalam perusahaan atau melakukan diluar perusahaan dengan

pertimbangan tertentu

5. Biaya

Jumlah biaya yang dikeluarkan selama mengikuti pelatihan. Biasanya

pelatihan yang dilakukan diluar perusahaan membutuhkan biaya relatif lebih

besar dibandingkan jika dilakukan didalam perusahaan. Perusahaan harus

Universitas Sumatera Utara


50

mempertimbangkan beberapa tempat pelatihan yang menentukan biaya yang

relatif murah, namun tidak mengurangi kualitas lainya.

6. Bonafiditas lembaga pelatihan

Merupakan nama baik penyelengaraan pelatihan. Bagi lembaga yang sudah

memilki reputasi baik tentu sangat diperlukan, karena dipercaya hasilnya

juga akan baik. Namun perlu dingat bahwa lembaga pelatihan yang sudah

memilki nama baik biasanya biaya yang dikeluarkan relatif lebih mahal

7. Kenyamanan

Merupakan lingkungan di tempat pelatihan baik didalam ruangan maupun

alam sekitarnya. Kenyamanan perlu dipertimbangkan mengingat kenyamanan

akan ikut mempengaruhi jiwa dan perilaku peserta pelatihan.

8. Keamanan

Merupakan keamanan, baik fisik maupun jiwa peserta pelatihan selama

pelatihan berlangsung. Ganguan dapat saja terjadi baik dari alam sekitarnya

(bencana alam) atau ganguan dari masyarakat sekitarnya atau ganguan lainya.

3.3.5 Teknik Pelatihan

Menurut Kasmir (2015:137) agar memperoleh hasil yang baik karyawan

yang dilatih dapatkan manfaat sesuai dengan tujuan perusahaan, maka perlu

diperhatikan teknik atau metode pelatihanya. Teknik pelatihan akan menentukan

cara melatih peserta pelatihan dengan berbagai kondisi. dengan metode pelatihan

tertentu diharapkan hasilnya akan maksimal. Dalam praktiknya teknik dalam

pelatihan dan pengembangan karyawan ada dua macam yaitu:

Universitas Sumatera Utara


51

a. Metode praktis (on the job training)

Metode ini memberikan pelatihan kepada karyawan sambil bekerja artinya

karyawan langsung dilatih dengan pekerjaan yang akan ditanganinya.

Biasanya metode ini diberikan karena kondisi kebutuhan perusahaan yang

mendesak pertimbangan lainya karena peserta pelatihan dinilai sudah

memiliki pengalaman tertentu, sehingga tinggal menyesuaikan diri dan

memperdalam dengan pekerjaan yang baru.

Dalam on the job training calon karyawan diberitahukan pengetahun tentang:


1. Stuktur organisasi yang ada dalam perusahaan

2. Bekerja dalam berbagia macam keterampilan

3. Melatih karyawan tentang cara pelaksanaan pekerjaan

4. Magang dibagian bagan tertentu atau cabang tertentu

5. Penugasan tugas sementara

b. Teknik presentasi dan metode simulasi

Teknik presentasi memberikan pemahaman tentang kepada karyawan melalui

tatap muka secara langsung. Artinya pelatihan diberikan dalam ruangan tertutup.

Instruktur memberikan materi langsung kepeserta pelatihan dan peserta dapat

menagapai materi yang diberikan. Model pelatihan semacam ini dapat dilakukan

dengan cara:

1. Sistem perkuliahan dikelas

2. Presentasi video

3. Konferensi

4. Workshop

Universitas Sumatera Utara


52

5. atau gabungan dari salah satunya

Dalam metode simulasi, karyawan dilatih untuk memecahakan suatu

permasalahan yang sedang diahadapi. Masalah yang diberikan berbagai macam

sehingga memerlukan pemecahan yang mendalam. Dalam praktiknya model

simulai dapat dilakukan dengan cara sebagi berikut:

1. studi kasus

2. role playing

3. business games

4. vestibule training

5. latihan di laboratorium untuk pekerjaan tertentu

3.3.6 Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pelatihan

Menurut Sodikin (2017:118) agar pelatihan menjadi efektif dan efisien,

maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pelatihan berikut ini:

a. Kemandirian

Setiap organisasi dituntut untuk menentukan jenis pelatihan berdasarkan

kebutuhan dilingkungan organisasinya. Hal ini disebabkan organisasi lebih

mengetahui kebutuhan pelatihan dalam rangka peningkatan kemampuan SDM

dalam organisasinya yang terkadang bersifat spesifik

b. Fokus pada kemampuan pelaksanaan pekerjaan

Pelatihan berfokus paad pekerjaan yang secara langsung akan dapat

meningkatkan kemampuan staf dalam meningkatkan kualitas pekerjaanya.

Universitas Sumatera Utara


53

c. Mendekatkan dan mempercepat pelatihan

Peningkatan kemampuan SDM sangat diperlukan dalam menunjang

penyelesaian tugas yang bersifat spesifik. Oleh karena itu, pelatihan ini

hendaknya dilaksanakan, tanpa menunggu adanya pelatihan dari instansi lain.

d. Dukungan pemimpin

Pelatihan akan menjadi efektif apabila mendapat dukungan dan komitmen

yang kuat dari pemimpin organisasi, termasuk pemantauan dan pengevaluasian

program latihan dan keberlangsungan.

e. Keterlibatan aktif peserta

Perencanaan dan pelaksanaan pelatihan akan efektif apabila para peserta

terlibat aktif. Keterlibatan aktif peserta ini sangat mendukung keberhasilan

pelatihan dan evaluasi serta kesinambunganya. Keterlibatan penuh dalam

proses pembelajaran akan menguntungkan tumbuhnya motivasi bagi peserta

atau staf di suatu organisasi.

f. Tidak menggangu aktivitas pekerjaa rutin

Pelaksanaan pelatihan diusahakan tidak menggangu pekerjaan atau pelayanan

yang berlangsung. Haal ini berarti pelaksanaan suatu pelatihan memerlukan

pengaturan tenaga yang memungkinkan pelaksanaan tugas rutin tetap berjalan

dengan baik.

g. Pembelajaran melekat pada pekerjaan

Proses pemebelajaran dalam pelatihan hendakny dilakukan dan tetap

berhubungan serta memberikan arti untuk pekerjaan. Perlu diingat bahwa

Universitas Sumatera Utara


54

setiap tugas mendukung konsekuensi tanggung jawab. Oleh karena itu, proses

pembelajaran yang melekat pada tugas akan lebih mudah dalam penerapanya.

h. Variasi metode pembelajaran

Tidak ada satu metode pembelajran yang efektif, tetapi metode yang digunakan

dalam suatu pelatihan diusahakan bervariasi, dengan tujuan agar lebih mudah

dipahami dan lebih mudah diterapkan dalam situasi pekerjaanya. Kurangi

metode ceramah, tetapi perbanyaknlah metoe dengan latihan. Latihan melalui

kelompok kerja dan diskusi pleno.

i. Manfaatkan sumber daya yang ada

Diupayakan memanfaatkan secara optimal sumber daya (SDM,fasilitas dan

peralatan) yang ada dalam organisasi, kecuali jika tidak memungkinkan maka

didatangkan daari luar organisasi.

j. Menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif

Pembelajaran organisasi (organizational learning) saat ini menjadi sangat

penting dan merupakan keharusan mengingat semakin derasnya tuntutan akan

perubahan mutu pelayanan.

3.3.7 Langkah Merancang Pelatihan

Menurut Sodikin (2017:120) tanggung jawab pelatihan sebaiknya diberikan

kepada soerang koordinator untuk menyelangarakan pelatihan. Tugas koordinator

meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengevaluasian, dan

pelaporan. Berikut ini adalah tahap rancangan penyusunan program pelatihan.

Universitas Sumatera Utara


55

a. Pengkajian kebutuhan pelatihan (training need assament). Tahapan ini

untuk memperoleh informasi apakah pelatihan memang diperlukan oleh

organsasi.

Identifikasi kebutuhan apa yang sesungguhya diperlukan serta pada bidang

yang mana: pengetahuan, keterampilan, dan apa yang ingin dicapai.

Kebutuhan akan pelatihan adalah kesengjangan antara tingkat kompetensi

yang diharapkan dan yang sudah dimilki sekarang. Hal ini dapat dilakukan

dengan cara pembuat daftar kompetensi dan membandingkan kinerja atau

prestasi aktual dengan dari seseorang atau kelompok karyawan dengan

dari suatu unit kerja dengan standart yang ditetapkan setiap selisih yang

ditemukan mengindikasikan adanya kebutuhan akan pelatihan. Namun,

penyebab kesejanggan yang terjadi harus benar-benar dipastikan. Jika

kesenjangan terjadi Karen faktor kemampuan yang kurang mak jawabanya

adalah pelatihan. Sementara itu, jika kesenjangan terjadi karena faktor

kemauan maka jawabanya adalah konseling dan pembinaan.

b. Pengindentifikasian sumber daya dan fasilitas yanga ada dalam organisasi

yang dapat dimanfaatkan untuk terselengarakan pelatihan

c. Penyusunan proposal program pelatihan, termasuk evaluasi dan biaya yang

diperlukan

d. Pengkomunikasian rencana pelatihan kepada semua jajaran yang akan

dilibatkan

e. Pelaksanaan program pelatihan sesuai dengan rencana.

Universitas Sumatera Utara


56

f. Pemantauan dan pengawasan pelaksanaan program dalam menacapai

tujuan yang telah ditetapkan.

g. Pengevaluasian proses dan hasil pelatihan guna mendapatkan umpan balik

atau feedback

h. Pembuatan laporan penyelengaraan pelatihan dan hasilnya termasuk

rencana tidak lanjut untuk mengetahui dampak suatu pelatihan untuk

organisasi dan pesertanya.

3.4 Pengembangan

3.4.1 Pengertian Pengembangan

Kondisi karyawan sekarang ini akan membahayakan kelangsungan

perusahaan sekaligus membahayakan karier karyawan itu sendiri. hal ini

disebabkan berbagai faktor misalnya karena adanya faktor ketidakmampuan

karyawan, kebutuhan bekerja dan rasa frustasi karyawan terhadap kebijakan

pimpinan oleh karena itu, karyawan sepertinya perlu diberikan penyegaran

kembali, dengan tambahan pengetahuan dan suasana baru. Caranya adalah perlu

disusun program pengembangan karyawan agar kejadian seperti diatas tidak

perlu terjadi

Program pengembangan karyawan diutamakan untuk karyawan yang sudah

lama bekerja dalam rangka penyegaran kembali semangat kerjanya.

Pengembangan karyawan diberikan dalam rangka meningkatkan kemampuanya

menjadi lebih baik dari sebelumnya. Pengembangan karyawan juga dilakukan

dalam rangka promosi karyawan yang bersangkutan ke jenjang yang lebih baik.

Universitas Sumatera Utara


57

Menurut Kasmir (2015:140) pengembangan karyawan adalah proses untuk

menyegarkan, mengembangkan dan meningkatkan kemampuan, keterampilan,

bakat, minat dan perilaku karyawan artinya di dalam pengembangan karyawan

adanya proses untuk menyegarkan dan mengembangkan kemampuan karyawan

dan bekerja. Kemudian juga akan dibekali dengan berbagai keterampilan untuk

mengerjakan suatu pekerjaan. Pengembangan karyawan juga untuk mengalih

minat dan bakat karyawan yang sesunguhnya yang masih terpendam serta untuk

mengubah prilaku karyawan seperti yang dinginkan perusahaan.

3.4.2 Tujuan Pengembangan Pembinaan Karyawan

Pengembangan karyawan yang dilakukan secara benar akan memberikan

keuntungan bagi perusahaan dan karyawan itu sendiri. Hal ini sesuai atau sejalan

dengan tujuan yang ingin dicapai dari perkembangan karyawan itu sendiri.

Menurut Kasmir (2015:141) tujuan pengembangan karyawan adalah

untuk:

a. Mengali bakat yang terpendam

Setiap karyawan mengingikan bakat-bakat tertentu yang belum dikembangkan.

Bahkan terkadang bakat ini masih sangat terpendam atau tidak dapat

tersalurkan. Dengan melalui pengembangan, maka bakat yang terpendam dapat

ditimbulkan sehingga dapat dikembangkan semaksimal mungkin

b. Penyegaran kembali

Menyegarkan kembali semangat kerja dan meningkatkan rasa percaya diri

yang makin menurun. Terutama bagi karyawan yang sudah bekerja bertahun-

tahun di lingkungan tertentu, akan membuat suasana kerja menjadi tidak

Universitas Sumatera Utara


58

nyaman. Dengan melalui program pengembangan, maka karyawan akan

menemukan kembali rasa kepercayaan dirinya, sekaligus menyegarkan kembali

semangat kerjanya.

c. Memperbaiki kinerja karyawan

Jika semula kinerja karyawan terus menurun dengan berbagai sebab, maka

dengan mengikuti pengembangan karyawan, kinerjanya sebab, maka dengan

mengikuti pengembangan karyawan,, kinerjanya diharapkan akan meningkat.

Hal ini disebabkan selama mengikuti pengembangan, karyawan terutama di

tempat sehingga menjadi makin mampu dan ahli di bidangnya.

d. Meningkatkan motivasi kerja

Motivasi kerja karyawan untuk melakukan pekerjaan makin lemah. Dengan

mengikuti pengembangan karyawan, maka diharapkan motivasinya kembali

bangkit dan menguat

e. Meningkatkan semanagat kerja

Selama bekerja karyawan kurang bergairah dalam bekerja dan tentu hal ini

sangat tidak dinginkan. Dengan mengikuti pengembangan di harapakan

karyawan kembali bergairah bekerja dan tidak loyo untuk mengerjakan

pekerjaanya

f. Meningkatkan semangat kerja

Khusus untuk karyawan yang kurang bersemangat dalam bekerja. Dengan

mengikuti pengembangan karyawan diharapkan timbul semangat baru untuk

bekerja

Universitas Sumatera Utara


59

g. Kebutuhan promosi dan rotsi/mutasi karyawan

Pengembangan karyawan dapat digunakan untuk menentukan promosi

karyawan ke jenjang yang lebih tinggi. Pengembangan karyawan juga

bermanfaat dalam rangka atau rotasi/mutasi karyawan ke bidang wilayah lain

guna menambah pengetahuan dan pegalamanya di bidang tertentu.

h. Meningkatkan rasa kebersamaan

Dengan mengikuti pengembangan karyawan otomatis akan timbul rasa

kebersamaan dengn kerja sama yang baik antar karyawan. Pengembangan

karyawan dapat meminimalkan karyawan untuk memilih kepentingan pribadi

Menurut Zainal (2018:109) tujuan pengembangan karyawan ialah:

a. Produktivitas kerja

Produktivitas kerja meningkat, kulaitas, kualitas produksi semakin baik karena

technical skill , human skill, dan managerial skill karyawan yang semakin baik

b. Efisiensi

Meningkatkan efisiensi tenaga, waktu, bahan baku dan mengurangi ausnya

mesin-mesin pemborosan berkurang, biaya produktif berkurang sehingga daya

saing perusahaan semakin besar

c. Kerusakan

Pengembangan karyawan untuk mengurangi kerusakan barang, produksi,

mesin-mesin karena karyawan semakin ahli dan terampil dalam melaksankan

pekerjaanya

d. Kecelakaan

Pengembangan karyawan mengurangi tingkat kecelakaan karyawan

Universitas Sumatera Utara


60

e. Pelayanan

Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik

f. Moral

Dengan pengembangan, moral karyawan akan lebih baik karena keahlian dan

keterampilan sesuai dengan pekerjaanya

g. Karir

Dengan pengembangan, kesempatan untuk meningkatkan karir karyawan

semakin besar, karena keahlian, keterampilan, dan prestasi kerjanya lebih baik

h. Konseptual

Dengan pengembangan, manajer semakin cakap dan cepat dalam mengambil

keputusan yang lebih baik, karena dalam mengambil keputusan yang lebih

baik, karena technical skill, human skill, dan managerial skill –nya lebih baik

i. Kepemimpinan

Dengan pegembangan, kepemimpinan seseorang manajer akan lebih baik,

human relation – nya lebih luwes, memotivasinya lebih akan lebih baik

terarah sehingga pembinaan kerja sama vertical dan horizontal semakin

harmonis

j. Balas jasa

Dengan pengembangan, balas jasa (gaji,upah,intensif, dan benefits), karyawan

akan meningkat karena prestasi kerja mereka semakin besar

Universitas Sumatera Utara


61

k. Konsumen

Pengembangan karyawan akan memberikan manfaat yang baik bagi

masyarakat konsumen karena mereka akan memperoleh barang atau pelayanan

yang lebih bermutu

3.4.3 Program Pengembangan Karyawan

Karyawan, memiliki peranan yang penting dalam menentukan

keberhasilan suatu organisasi karena manusia memiliki kemampuan dan keahlian

yang bersifat unik dan tidak dapat tergantikan oleh mesin. Sekalipun sekarang ini

merupakan abad teknologi yang mana banyak mesin-mesin canggih diciptakan

untuk membantu mempercepat produksi atau bahkan menggantikan peran

manusia dalam sebuah perusahaan, tapi peran penting sumber daya manusia tetap

tidak bisa digeser oleh mesin. Betapa tidak, sebagaimana diketahui, bahkan

mesin-mesin berteknologi canggih sekalipun membutuhkan peran manusia agar

dapat beroperasi. Pengembangan karyawan merupakan komponen yang sangat

penting dalam usaha perusahaan untuk meningkatkan kualitas, mencapai

kompetisi global dan beradaptasi pada perubahan sosial

Menurut Kasmir (2015:143) program pengembangan karyawan yang

dilakukan perusahaan berbeda–beda satu sama lainya. Hal ini tergantung

masalah yang dihadapinya. Dalam praktiknya program pengembangan

karyawan dapat dilakukan melalui :

a. Mengikuti pendidikan

Melalui pendindikan dengan paket – paket khususnya yang diberikan oleh

lembaga pendidikan yang memang berpengalaman di bidangnya.

Universitas Sumatera Utara


62

Program pengembangan dapat pula dilakukan di dalam perusahaan, namun

sebaiknya dilakukan melalui lembaga lain yang sudah memiliki kredibilitas,

sehingga kualitas pengembangan yang diberikan tidak diragukan.

b. Transfer antar bagian

Merupakan pengembangan untuk karyawan yang sudah menempati suatu

bagian terlalu lama. Tujuanya adalah agar karyawan tidak merasa jenuh dengan

pekerjaanya yang hanya di satu tempat .

c. Promosi ke suatu tempat

Dengan cara memidahkan karyawan ke posisi atau jabatan yang lebih tinggi.

Promosi diberikan kepada karyawan yang memiliki prestasi kerja yang baik

sesuai dengan standar perusahaan. Promosi diberikan dalam bentuk yaitu

naiknya jenjang karier seseorang ke posisi lebih tinggi, atau naiknya golongan

ke yang lebih tinggi. Pada akhirnya akan memberi manfaat berupa kompensasi

sesuai dengan jenjang atau tingkat promosinya.

Program pengembangan karyawan ini dapat dipilih sesuai dengan rencana

yang telah disusun sebelumnya. Tentu tiap pengembangan memiliki tujuan

tertentu untuk diberikan tergantung dari kasus yang dihadapinya. Artinya tiap

program pengembangan karyawan memiliki tujuan yang diharapkan dari masing –

masing kegiatan.

3.4.4 Faktor – Faktor Yang Mempegaruhi Pelatihan Dan Pegembangan

Setiap perusahaan berharap pelatihan dan pengembangan yang diberikan

kepada seluruh karyawan akan memberikan hasil yang baik atau memuaskan.

Namun dalam praktiknya banyak pelatihan yang mengalami kegagalan. Sekalipun

Universitas Sumatera Utara


63

karyawan sudah dilatih tetapi kemauan, kemampuan dan perilakunya tidak banyak

berubah. Bahkan dalam berbagai kasus cenderung setelah mengikuti pelatihan

perilaku karyawan menjadi kurang baik.

Menurut Kasmir (2015:144) ada beberapa faktor–faktor yang

mempengaruhi pelatihan dan pengembangan karyawan adalah:

a. Peserta pelatihan

Calon peserta pelatihan merupakan faktor utama berhasil tidaknya suatu

pelatihan dan pengembangan karyawan. Artinya perusahaan harus benar–benar

menyeleksi para calon karyawan yang akan dilatih. Calon karyawan yang akan

dilatih tersebut harus dinilai kecerdasaan, kemampuan, kemauan, motivasi dan

perilakunya. Penilaian ini berguna untuk menentukan jenis pelatihan.

b. Instruktur/pelatih

Instruktur atau staf pengajar adalah mereka yang akan memberikan materi

pelatihan dan membentuk perilaku karyawan. Jika pengajar kurang memiliki

pengetahuan dan keterampilan, maka ilmu yang di transfer ke peserta pelatihan

juga berkurang. Demikian pula jika pengajar memiliki pengetahuan dan

keterampilan yang baik tetapi kurang bisa dalam hal mengajar, akan membuat

peserta pelatihan kesulitan atas apa yang diajarkanya.

c. Materi pelatihan

Materi pelatihan merupakan materi atau bahan ajar yang akan diberikan kepada

peserta pelatihan. Kedalam materi yang diberikan tentu akan menambah

pengetahuan peserta menjadi lebih baik, demikian pula sebaliknya. Materi

pelatihan juga harus diberikan kepada peserta pelatihan yang memang

Universitas Sumatera Utara


64

seharusnya menerima materi tersebut. Artinya kemampuan peserta untuk

menyerap materi yang diberikan juga harus menjadi bahan pertimbangan.

d. Lokasi pelatihan

Lokasi pelatihan merupakan tempat untuk memberikan pelatihan, apakah

diluar perusahaan, jika dilakukan di dalam perusahaan khususnya untuk

karyawan lama tentu akan membuat jenuh. Demikian pula untuk lokasi yang

berada diluar perusahaan, biasanya akan memberikan kesegaran bagi peserta

pelatihan, terutama bagi karyawan lama. Mereka akan terbebas dari tugas –

tugas rutin yang di bebankan kepadanya. Jika dilakukan di dalam perusahaan

mereka menjadi tidak fokus mengikuti pelatihan, sehingga hasilnya kurang

optimal.

e. Lingkungan pelatihan

Pengaruh lingkungan seperti kenyamanan tempat pelatihan yang didukung oleh

sarana dan prasarana yang memadai tentu akan memberikan hasil yang lebih

positif. Demikian pula sebaliknya jika lingkungan pelatihan kurang memadai

akan membuat peserta pelatihan merasa tidak nyaman dan berakibat kepada

hasil yang diperolehnya. Di samping faktor kenyamanan, dalam hal faktor

lingkungan juga dipengaruhi oleh keamanan di sekitar lokasi pelatihan. Jika

lingkungan tidak aman dalam arti banyak ganguan tentu akan menyebabkan

hasil pelatihan kurang optimal, demikian pula sebaliknya.

f. Waktu pelatihan

Pengaruh pelatihan maksudnya adalah waktu dimulai dan berakhirnya suatu

pelatihan. Misalnya pelatihan sehari penuh 8 jam atau lebih tentu akan

Universitas Sumatera Utara


65

membuat peserta kelelahan. Demikian pula jangka waktu pelatihan misalnya 3

bulan atau 6 bulan. Makin lama pelatihan, maka tingkat kejenuhan karyawan

akan meningkatkan dan pada akhirnya akan mempengaruhi hasil pelatihan dan

pengembangan yang dikutinya.

g. Dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab diatas minimal sebelum

pelatihan dimulai maka paling tidak sudah dapat diperkirakan apa saja yang

menjadi kekurangan dan kelemahan. Tugas pimpinan adalah bagaimana

caranya menutupi kekurangan dan kelemahan tersebut. Kesalahan sudah pasti

terjadi, namun harus diminimalkan seminimal mungkin, dengan

memperhatikan faktor–faktor penyebab, sehingga tujuan pelatihan dapat

tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

3.4.5 Metode Pengembangan

Menurut Priansa (2014:154) pengemabangan SDM harus didasarkan pada

pengunaan metode yang telah ditetapkan sebelumnya oleh oragnisasi. Program

pengemabangan SDM tersebut dotetapakan oleh penangung jawab pengembangan

yang ada dalam organissi, misalnya manajer tau kepala bagian pengemabangan

SDM. Metode yang paling penting dalam pengemabangan SDM diantaranya ialah

metode pendidikan (education) dan metode pelatihan (training).

Pendidikan dan pelatihan sering dipandang sebagai salah satu bentuk

invenstasi oragnisasi dibidang pengembangan SDM. Oleh karena itu setiap

organisasi atau organisasi yang ingin berkembang selalu memperhatikan

pendidikan dan peltihan bagi pegawainya. Pendidikan diberikan kepada pegawai

Universitas Sumatera Utara


66

manajerial, sedangkan pelatihan diberikan unttuk pegawai dalam level yang lebih

operasional

a. Metode pendidikan (education) pendiidkan merupakan salah satu hal yang

sangat penting dari pengembangan SDM. Hasil penelitian dapat dilihat dari

adanya perubahan tingkah laku. Hal tersebutmengandung arti bahwa

pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk mengubah tingkah laku pegawai.

Tingkah laku baru (hasil perubahan) tersebut dirumuskan dalam suatu tujuan

pendidikan. Pada dasarnya, tujuan pendidikan ialah deskripsi dari pengetahuan,

sikap, tindakan, penampilan dan sebagainya yang diharapkan memliki sasaran

pendiidkan pada periode tertentu.

Lembaga pendidikan, terutama pendidikan formal pada dasarnya memberikan

output berupa perubahan sikap dan perilaku yang disertai dengan tingkat

pengetahuan, pemahaman, dan analisis yang lebih mendalam. Itulah sebabnya,

perubahan sikap dan perilaku sebagai output pendidikan perlu dirumuskan

terlebih dahulu dalam tujuan pendidikan, dengan kata lain bahwa tujuan

pendidikan merupakan rumusan-rumusan penting sikap dan perilaku. Metode

pendidikan biasnya sebagai suatu metode pengembangan untuk pegawai

manajerial. Tenaga manjerial adalah merek yang mempunyai wewennag

terhadap orang lain. Metode-metode yang digunakan berbeda dengan metode-

metode untuk pegawai operasional hal ini disebabkan oleh karakteristik

kepribadian untuk para manajer berbeda dengan pegawai operasional.

Universitas Sumatera Utara


67

b. Metode pelatihan atau training

Metode pelatihan dipilih berdasarkan analisa kebutuhna yang berasal dari

kepentingan organisasi dan kebutuhan pegawai. Hal-hal yang berkaitan dengan

pelatihan adalah menyangkut waktu pelaksananya, biaya,jumlah peserta ,

tingkat pendidikan, latar belakang, dan berbagai hal lainya terkait dengan

pegawai. Ruang lingkup pelatihan lebih sempi dibandingkan dengan

pendidikan. Pelatihan pada dasarnya dipandang sebagai penerapan kecakapan

dan keterampilan pekerjaan oleh karenanya pelatihan terfokus kepada

mempelajari bagaimana melaksanakan tugas tugas khusus dalam waktu

tertentu. Pelatihan merupakan suatu fungsi yang terus menerus yang

disesuaikan dengan ruang ligkup pekerjaan pegawai.

3.4.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan SDM

Menurut Priansa (2014:159) faktor-faktor yang mempengaruhi

pengemabngan SDM dapat ditinjau secara internal maupun ekstrenal yang bersal

dari organisasi.

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam organisasi yang

menyangkut

1. Visi organisasi

Visi organisasi sangat mempengaruhi pengembangan SDM yang ada

didalam organisasi. Organisasi yang memiliki visi yang kuat, luas, dan

ambisius cenderung akan melakukan pengembangan SDM yang agresif

disertai dengan ketersediaan dana yang memadai.

Universitas Sumatera Utara


68

2. Misi organisasi

setiap organisasi mempunyai visi yang ingin dicapai untuk itu dibutuhkan

misi yng tepat, misi merupakan visi dalam tahap yang lebih operasional.

Misi memberikan arahan penting yang perlu dilakukan sehingga visi bisa

terwujud. Organisasi yang agresif dalam ekpansi memliki misi

pengembangan SDM yang agresif pula. Strategi pencapaian tujuan.

3. Strategi pencapaian tujuan

Strategi mengambarkan bagaimana secara operasional misi yang telah

dibuat dapat dilaksanakan. Strategi yang baik perlu didukung oleh taktik

yang tepat, dimana hal tersebut akan membutuhkan dukungan

pengembangan SDM yang baik pula

4. Sifat dan jenis kegiatan

Sifat dan jenis kegiatan organisasi sangat penting pengaruhnya bagi

pengembangan SDM organisasi yang sebagian besar pekerjaanya teknis

tertentu akan berbeda dengan organisasi yang berorientasi pada pekerjan

yang ilmiah

5. Teknologi yang digunakan

Teknologi sangat mempengaruhi organisasi.organisasi yang mampu

memanfaatkan teknologi dengan unggul akan menjadi organisasi yang

superior dan mampu untuk bersaing dalam berbagai level bisnis

Universitas Sumatera Utara


69

b. Faktor ekternal

Faktor eksternal adalah faktor yang bersal dari luar organisasi namun

memberikan pengaruh terhadap pengemabngan SDM yang dilakukan oleh

organisasi:

1. Kebijakan pemerintah

Kebijaksanaan pemerintah, baik yang dikeluarkan melalui perundang-

undangan, peraturan-peraturan pemerintah surat-surat keputusan menteri

atau pejabat pemerintahan, dan sebagainya adalah merupakan arahan yang

harus diperhitungkan oleh organisasi. Kebijaksaan-kebijaksaan tersebut

sudah tentu akan mempengaruhi program-program pengemabngan SDM

dalam organisasi yang bersangkutan

2. Sosio-budaya masyarakat

Faktor sosio-masyarakat tidak adapat diabaikan oleh suatu organisasi. Hal

ini dapat dipahami karena suau organisasi apapun didirikan untuk

kepentingan masyarakat yang mempunya latar belakang sosio-budaya yang

berbeda-beda. Oleh sebab itu dalam mengembangkan SDM dalam suatu

organisasi fakor ini perlu di pertimbangkan

3. Pengembangan ilmu pengetahuan

Perkembangan ilmu pengetahuan sangat dinamis dan organisasi harus

memiliki kemampuan untuk beradaptasi pegawai harus mampu

menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan sehingga

mampu untuk terus berkemabang

Universitas Sumatera Utara


70

4. Perkembangan teknologi

Perkembangan teknologi brbeda dengan kebutuhan teknologi secara

internal. Perkemabngan teknologi lebih kepada aspek eksternal yang muncul

diluar organisasi, dimana saat ini perkembangn teknologi sangat cepat dan

perlu didukung oleh adanya kemampuan organisasi untuk berdaptasi dan

menyesuaikan diri dengan perubahan.

3.5 Penerapan Pelatihan Dan Pengembangan Di Perum Bulog Sub-Divre

Medan

Pelatihan dan pengembangan sangat penting bagi tenaga kerja untuk bekerja

lebih menguasai dan lebih baik terhadap pekerjaan yang dijabat atau akan dijabat

kedepannya. Pelatihan dan pengembangan sering dilakukan sebagai upaya untuk

meningkatkan kinerja karyawan pada sebuah organisasi.

Sama halnya dengan perusahaan/organisasi pada umumnya, Perum Bulog

Sub-Divre Medan menerapkan Pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan

kinerja karyawan. Pelatihan yang diterapkan di Perum Bulog Sub-Divre Medan

diantara nya adalah pengenalan perusahaan, pemahaman mengenai Jobdesk,

pemahaman karakter teman/rekan kerja, kuis, ujian. Sedangkan pengembangan

karyawan yang diterapkan dan biasanya di ikuti oleh karyawan yang sudah lama

bekerja. Pengembangan karyawan pada Perum Bulog Sub-Divre Medan

diantaranya diklat prajabatan dan diklat pengangkatan yang dilakukan sekali

setahun. Pada pengembangan karyawan terdapat istilah Binsik (Bina Fisik) yaitu

diklat latihan dasar militer. Kegiatan ini hanya dilakukan untuk pengangkatan

pegawai tetap.

Universitas Sumatera Utara


71

3.6 Metode Penelitian

A. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner. Teknik pengumpulan data yang berisi rangkaian pernyataan

tertulis mengenai strategi peningkatan kinerja karyawan melalui

pelatihan dan pengembangan di Perum Bulog sub-divre Medan..

B. Populasi
Menurut Sugiyono (2010:117) “Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

C. Pengukuran Penelitian

Untuk menjawab rumusan masalah yang dikemukakan oleh penulis, maka

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Skala Likert

Sebelum mengetahui teknik analisis pada penelitian ini kita juga harus

mengetahui terlebih dahulu cara pengukuran jawaban dari responden. Untuk

pengukuran jawaban responden, penulis akan menggunakan skala likert. Cara

pengukurannya adalah menghadapkan seorang responden dengan sebuah

pernyataan dan kemudian diminta untuk memberikan jawaban. Data yang berhasil

dikumpulkan dari kuesioner selanjutnya akan diukur dengan bobot hitung 1

sampai 4, dengan kategori, yaitu :

a. Sangat Setuju bobot 4

b. Setuju dengan bobot 3

Universitas Sumatera Utara


72

c. Tidak Setuju dengan bobot 2

d. Sangat Tidak Setuju dengan bobot 1.

3.6.1 Karakterisrik Penelitian

Sesuai dengan usulan penelitian ini, jumlah responden penelitian ini adalah

16 orang karyawan. Untuk memberi gambaran umum secara menyeluruh tentang

karyawan yang mengikuti pelatihan dan pengembangan di Perum Bulog Sub-

Divre Medan adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Karakteristik responden menurut jenis kelamin ini, dimaksudkan untuk

mengetahui sejauh mana keterlibatan karyawan dalam mengikuti pelatihan

dan pengembangan baik laki-laki maupun perempuan.

Tabel 3.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Jumlah responden Presentase
(orang) (%)
Laki-laki 9 56,25
Perempuan 7 43,75
Jumlah 16 100
Sumber : Perum bulog sub-divre Medan (2019)

Berdasarkan Tabel 3.1, dapat diketahui bahwa karyawan Perum Bulog

Sub-Divre Medan terdiri dari laki – laki sebanyak 9 orang dan perempuan

sebanyak 7 orang dengan presentase 56,26% untuk laki- laki dan 43,75% untuk

perempuan.

Universitas Sumatera Utara


73

2. Karakteristik responden berdasarkan usia

Tabel 3.2
Karakteristik Responden berdasarkan Usia
Usia Jumlah Responden Persentase
(orang) (%)
20-30 Tahun 8 50
31-40 Tahun 4 25
51-60 Tahun 4 25
Jumlah 16 100
Sumber : Perum bulog sub-divre Medan (2019)

Keseluruhan responden dapat diketahui bahwa responden berumur 20-30

tahun dengan persentase sebesar 50% sebanyak 8 orang. Responden yang berumur

31–40 tahun persentasenya sebesar 25 % sebanyak 4 orang. Responden yang

berumur 51–60 tahun presentasenya sebesar 25 % sebayak 4 orang. Berdasarkan

hal tersebut dapat di simpulkan bahwa karyawan Perum Bulog Sub-Divre Medan

pada umumnya berumur kisaran umur 20 –30 tahun.

3.6.2 Peningkatan Kinerja Karyawan Melalui Peltihan Dan Pengembangan

Di Perum Bulog Sub-Divre Medan

Data ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner yang berjumlah 16

responden yang mengikuti pelatihan dan pengembangan di Perum Bulog Sub-

Divre Medan Dengan Kriteria jawaban sebagai berikut :

4 = Sangat Setuju 3= Setuju 2 = Tidak Setuju

1 = Sangat Tidak Setuju

𝑇𝑥 𝑃𝑛
Rumus Index = 𝑥 100%
𝑌

Keterangan :
T = Total Jumlah Responden yang Memilih

Universitas Sumatera Utara


74

Pn = Pilihan Angka Skor Likert

Y = Jumlah Tertinggi Skor Likert

Untuk mengetahui analisa peningkatan kinerja karyawan di Perum Bulog

sub-divre Medan, peneliti memutuskan untuk mengolah hasil kuisioner dengan

menggunakan rumus di atas berdasarkan buku metode penelitian kuantitatif

kualitatif oleh Sugiono dan buku likert scale oleh Ronald Cohn Jesse Russell.

Tabel 3.3
Strategi Peningkatan Kinerja Karyawan Melalui Pelatihan
Skor Skala Likert
No Pernyataan (%)
1 2 3 4
1 Pengorganisasian pelatihan sudah - - 87,5 12,5
sesuai prosedur organisasi.
2 Kualitas dari materi yang diberikan - - 81,25 18,75
sesuai dengan kebutuhan karyawan
dan materi tersebut mudah
dipahami.
3 Kesesuaian pengadaan pelatihan - - 75 25
sesuai bidangnya sudah tepat.
4 Terjadi umpan balik yang teratur - 12,5 50 37,5
pada kinerja setelah pelatihan .
5 Pelatih terlihat siap dan menguasai - - 75 25
ilmu yang dberikan serta antusias
dan menarik untuk memberikan
pelatihan.
6 Metode pelatihan yang sudah - 12,5 68,7 18,75
digunakan selama ini sudah sesuai
dengan kebutuhan karyawan
7 Perusahaan mampu mengkondisikan - - 87,5 12,5
pelatihan sebagai penilaian
kebutuhan.
8 Perusahaan mendorong saya sebagai - - 75 25
karyawan untuk belajar dan
berkreativitas.
9 Ilmu pelatihan yang diperoleh - - 75 25
membantu saya untuk
pengembangan pekerjaan ke depan
10 Pelatihan yang diperoleh - - 75 25
meningkatkan kinerja saya di
perusahaan.
Sumber: Hasil kuesioner (data diolah) (2019)

Universitas Sumatera Utara


75

Tabel 3.4
Strategi Peningkatan Kinerja Karyawan Melalui Pengembangan
Skor Skala Likert
No Pernyataan (%)
1 2 3 4
1 Saya mempunyai perencanaan - - 31,25 62,5
pengembangan karir saya sendiri.
2 Kerjasama yang baik dan didukung - 6,25 37,5 56,2
jaringan kerja yang baik akan 5
menyelesaikan pekerjaan yang baik.
3 Tingkat kemampuan karyawan dapat - 68,75 18,75 12,5
diukur dengan lamanya masa kerja.
4 Atasan saya membantu dalam - 12,5 68,75 18,7
pengembangan karir saya. 5
5 Jabatan yang karyawan emban - - 37,5 62,5
memerlukan peningkatan
keterampilan melalui diklat.
Sumber: Hasil kuesioner (data diolah) (2019)

Tabel 3.5
Strategi Peningkatan Kinerja Karyawan
Skor Skala Likert
No Pernyataan (%)
1 2 3 4
1 Anda dapat diadalkan dan hadir tepat - - 50 50
waktu di tempat kerja.
2 Anda memahami tugas dan tanggung - - 56,25 43,7
jawab, mempunyai prioritas dan 5
rencana kerja, mematuhi prosedur
dan menggunakan peralatan yang
dibutuhkan dalam melaksanakan
pekerjaan.
3 Anda menyelesaikan tugas dalam - - 100 -
batas waktu yang diberikan.
4 Anda berperilaku positif dalam - 6,25 93,75 -
bekerja, berhubungan secara efektif
dengan rekan kerja, pengawas dan
pihak lainnya.
5 Anda mengidentifikasi masalah, - - 100 -
kemudian mencari solusi masalah
Sumber: Hasil kuesioner (data diolah) (2019)

Universitas Sumatera Utara


76

Tabel 3.6
Analisis Peningkatan Kinerja Karyawan Melalui Pelatihan
No Pernyataan Skor Akhir (%)
1 Pengorganisasian pelatihan sudah sesuai prosedur 78,12
organisasi.
2 Kualitas dari materi yang diberikan sesuai dengan 79,68
kebutuhan karyawan dan materi tersebut mudah
dipahami.
3 Kesesuaian pengadaan pelatihan sesuai bidangnya 81,25
sudah tepat.
4 Terjadi umpan balik yang teratur pada kinerja 81,25
setelah pelatihan .
5 Pelatih terlihat siap dan menguasai ilmu yang 81,25
dberikan serta antusias dan menarik untuk
memberikan pelatihan.
6 Metode pelatihan yang sudah digunakan selama ini 76,56
sudah sesuai dengan kebutuhan karyawan
7 Perusahaan mampu mengkondisikan pelatihan 78,12
sebagai penilaian kebutuhan.
8 Perusahaan mendorong saya sebagai karyawan 81,25
untuk belajar dan berkreaivitas.
9 Ilmu pelatihan yang diperoleh membantu saya 81,25
untuk pengembangan pekerjaan ke depan
10 Pelatihan yang diperoleh meningkatkan kinerja 81,25
saya di perusahaan.
Sumber: Hasil kuesioner (data diolah) (2019)

Berdasarkan Tabel 3.6 diatas diperoleh skor akhir dari pengolahan data analisis

peningkatan kinerja karyawan melalui pelatihan di Perum Bulog Sub-Divre

Medan diketahui bahwa:

1. Dari setiap item yang ada dalam strategi peningkatan kinerja karyawan melalui

pelatihan, item 3, 4, 5, 8, 9, 10 memiliki skor akhir penilaian tertinggi

dibandingkan item lainnya yaitu 81,25%. Dapat dilihat dari data tersebut

bahwa karyawan merasakan kenyamanan dan merasakan dampak dari adanya

pelatihan di Perum Bulog Sub-Divre Medan yang membantu karyawan dalam

meningkatkan kinerja karyawan.

Universitas Sumatera Utara


77

2. Item 2 memiliki skor akhir 79,68%. Item ini menjadi salah satu item yang

menunjukkan kenyamanan karyawan pada saat mengikuti pelatihan. Berisi

kualitas dari materi yang dibawakan dalam pelatihan dimana materi tersebut

yang nantinya diaplikasikan karyawan dalam kegiatan pekerjaan.

3. Item 1 dan 7 memiliki skor akhir 78,12%. Kedua item ini dirasakan karyawan

juga memiliki peranan dalam meningkatkan kinerja karyawan karena berbicara

tentang hal yang perusahaan persipkan dalam pelatihan karyawan.

4. Dan item 6 dengan skor akhir 76,56% menunjukkan bahwa karyawan di Perum

Bulog Sub-Divre Medan merasa bahwa perusahaan sudah menyesuaikan

metode pelatihan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan karyawan disana.

Tabel 3.7
Analisis Peningkatan Kinerja Karyawan Melalui Pengembangan
No Pernyataan Skor Akhir (%)
1 Saya mempunyai perencanaan pengembangan karir 85,93
saya sendiri.
2 Kerjasama yang baik dan didukung jaringan kerja 84,37
yang baik akan menyelesaikan pekerjaan yang baik.
3 Tingkat kemampuan karyawan dapat diukur dengan 60,39
lamanya masa kerja.
4 Atasan saya membantu dalam pengembangan karir 76,56
saya.
5 Jabatan yang karyawan emban memerlukan 90,62
peningkatan keterampilan melalui diklat.
Sumber: Hasil kuesioner (data diolah) (2019)

Berdasarkan Tabel 3.7 diatas diperoleh skor akhir dari pengolahan data

analisis peningkatan kinerja karyawan melalui pengembangan di Perum Bulog

Sub-Divre Medan diketahui bahwa:

1. Item 5 memiliki skor tertinggi dibandingkan item lainnya dengan skor 90,62%.

Peningkatan keterampilan melalui diklat ini menurut karyawan sangat

Universitas Sumatera Utara


78

mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan melalui pengembangan yang

dilakukan.

2. Item 1 dengan skor akhir 85,93% menunjukkan bahwa karyawan di Perum

Bulog Sub-Divre Medan sebagian besar sudah memiliki perencanaan tersendiri

dalam mengembangkan karirnya.

3. Item 2 dengan skor akhir 84,37% menunjukkan bahwa karyawan menyadari

pentingnya kerjasama dan jaringan kerja yang baik yang membantu mereka

dalam memyelesaikan pekerjaan. Hal ini sangat mempengaruhi pencapaian

kinerja karyawan yang berhubungan dengan cara mereka dalam menyelesaikan

tugas dan tanggungjawab.

4. Item 4 dengan skor akhir 76,56% menunjukkan bahwa karyawan merasa

bahwa atasan mereka membantu karyawan dalam pengembangan karir mereka.

5. Item 3 memiliki skor terendah dengan skor akhir 60,39%. Banyak karyawan

yang beranggapan bahwa tingkat kemampuan karyawan dapat diukur dengan

lamanya masa kerja namun juga ada karyawan yang berpendapat bahwa

lamanya masa kerja tidak berpengaruh terhadap tingkat kemampuan karyawan.

Tabel 3.8
Analisis Peningkatan Kinerja Karyawan
No Pernyataan Skor Akhir (%)
1 Anda dapat diadalkan dan hadir tepat waktu di 87,5
tempat kerja.
2 Anda memahami tugas dan tanggung jawab,
mempunyai prioritas dan rencana kerja, mematuhi 85,93
prosedur dan menggunakan peralatan yang
dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan.
3 Anda menyelesaikan tugas dalam batas waktu yang 75
diberikan.
4 Anda berperilaku positif dalam bekerja, 73,43
berhubungan secara efektif dengan rekan kerja,
pengawas dan pihak lainnya.

Universitas Sumatera Utara


79

Lanjutan Tabel 3.8 Analisis Peningkatan Kinerja Karyawan


No Pernyataan Skor Akhir (%)
5 Anda mengidentifikasi masalah, kemudian mencari 75
solusi masalah tersebut berdasarkan informasi yang
akurat dan relevan.
Sumber: Hasil kuesioner (data diolah) (2019)

Berdasarkan Tabel 3.8 diatas diperoleh skor akhir dari pengolahan data

analisis peningkatan kinerja karyawan di Perum Bulog Sub-Divre Medan

diketahui bahwa:

1. Item 1 memiliki skor tertinggi dengan skor akhir 87,5% . Dari data tersebut

dapat dilihat bahwa karyawan merasa mereka dapat diandalkan dan hadir tepat

waktu di tempat kerja. Hal ini menjadi poin lebih dari seorang karyawan.

2. Item 2 dengan skor akhir 85,93% menunjukkan bahwa karyawan di Perum

Bulog Sub-Divre Medan sudah mengikuti dan melaksanakan prosedur kerja

dengan baik.

3. Item 3 dan 5 memiliki skor akhir 75%. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan

mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam menyelesaikan tugasnya dan

mengidentifikasi serta menyelesaikan masalah dengan baik berdasarkan

informasi dan data yang akurat.

4. Item 4 dengan skor 73,43% menunjukkan bahwa karyawan berperilaku dengan

baik saat bekerja juga menjaga hubungan dan komunikasi yang baik dengan

lingkungan internal dan eksternal.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis strategi peningkatan kinerja karyawan melalui pelatihan

di Perum Bulog Sub-Divre Medan, secara garis besar sudah baik.

Penyesuaian metode pelatihan dengan kebutuhan karyawan memiliki skor

akhir terendah jika dibandingkan dengan item lainnya dengan skor akhir

76,56%.

2. Berdasarkan analisis strategi peningkatan kinerja karyawan melalui

pengembangan di Perum Bulog Sub-Divre Medan, pengukuran tingkat

kemampuan karyawan dilihat dari lamanya masa kerja memiliki skor

terendah dibanding item lainnya yaitu 60,39%.

3. Berdasarkan analisis strategi peningkatan kinerja karyawan di Perum Bulog

Sub-Divre Medan, secara garis besar baik. Berperilaku positif dalam bekerja,

berhubungan secara efektif dengan rekan kerja, pengawas dan pihak lainnya

memiliki skor akhir 73,43%.

4. Pelatihan dan pengembangan yang dikuti oleh karyawan Perum Bulog Sub-

Divre Medan dapat diaplikasikan dengan baik oleh karyawan dalam

pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini sangat mempengaruhi

peningkatan pencapaian kinerja karyawan.

80
Universitas Sumatera Utara
81

4.2 Saran
1. Untuk meningkatkan kinerja yang sudah dicapai maka sebaiknya Perum

Bulog Sub-Divre Medan mempertahankan dan meningkatkan kualitas

program pelatihan yang ada supaya kinerja karyawan dapat menjadi

lebih baik lagi.

2. Hubungan antara program pelatihan dan pengembangan dengan kinerja

karyawan berdasarkan data yang diolah sebesar 80% artinya terdapat

hubungan yang sangat kuat dan positif antara pelaksanaan program

pelatihan terhadap kinerja karyawan, maka sebaiknya Perum Bulog Sub-

Divre Medan tetap menjaga kualitas dari program pelatihan dan

pengembangan bagi seluruh karyawan sesuai divisi masing-masing.

3. Bagi Perum Bulog Sub-Divre Medan juga diharapkan dapat selalu

memberikan motivasi dan pengembangan kepada seluruh karyawan agar

karyawan dapat bekerja secara profesional, dan juga selalu tanggap

dengan kebutuhan karyawan dengan lebih cepat dan tepat, dan selalu

melakukan strategi yang lebih intensif dan efektif untuk lebih

meningkatkan pengembangan Perum Bulog Sub-Divre Medan.

4. Besar harapan penulis agar research dilanjutkan dan dikembangkan

kelak, sehingga para mahasiswa dapat merealisasikan ilmu yang didapat

di bangku perkuliahan dengan praktek yang ada di dalam Perum Bulog

Sub-Divre Medan .

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Bangun,Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gelora


Aksara Pratama

Dessler, Gary 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Salemba Empat

Jurdi, Fatahullah 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia Stategi Pengelolaan


SDM Berkualitas dan Berdaya Saing. Malang: Intrans Publishing

Kasmir, 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik), Depok:
PT Rajagrafindo Persada

Priansa Juni, Donni 2018. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya


Manusia, Bandung: CV Alfabeta

Sinambela, Lijan Poltak. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:


PT Bumi Aksara

Sinambela, Lijan Poltak 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia Membangun


Tim Kerja Yang Solid Untuk Meningkatkan Kinerja, Jakarta:
PT Bumi Aksara

Sodikin, Dickdick dkk 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:


Salemba Empat

Sudaryo,Yoyo dkk 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia, Kompetensi Tidak


Langsung Dan Lingkungan Kerja Fisik, Yogyakarta: CV Andi Offset

Suparyadi, H. 2015, Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: ANDI

82
Universitas Sumatera Utara
Lampiran

1. Surat Riset

2. Kuisioner

83
Universitas Sumatera Utara
Apriani S Damanik
Mahasiswa Program Studi Diploma III Kesekretariatan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara
Medan

KUESIONER

Dalam rangka penyusunan tugas akhir yang berjudul “Strategi


Peningkatan Kinerja Karyawan Melalui Pelatihan Dan Pengembangan Di
Perum Bulog Sub-Divre Medan” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Ahli Madya, maka dengan ini saya memohon kesediaan Bapak/Ibu kayawan
untuk mengisi kuesioner ini. Penelitian ini sama sekali tidak akan menimbulkan
kerugikan bagi responden. Semua informasi dari hasil penelitian hanya akan
digunakan untuk kepentingan penelitian dan akan dijaga kerahasiaannya.
Partisipasi Bapak/Ibu sangat membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Atas ketersediaanya saya ucapkan terimakasih.

I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :
4. Lama Bekerja :
5. Bidang :
II. Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Daftar pernyataaan dibawah ini mohon diisi dengan teliti,
jujur,dan merupakan pendapat pribadi.
2. Jawaban yang anda berikan hanya akan digunakan oleh peneliti
sebagai data untuk penyelesaian tugas akhir.
3. Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang menurut anda paling
sesuai.

84
Universitas Sumatera Utara
Keterangan Pilihan Jawaban
1. STS : Sangat Tidak Setuju
2. TS : Tidak Setuju
3. S : Setuju
4. SS : Sangat Setuju
No Pernyataan Pelatihan SS S TS STS
1 Pengorganisasian pelatihan sudah sesuai prosedur organisasi.
2 Kualitas dari materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
karyawan dan materi tersebut mudah dipahami.
3 Kesesuaian pengadaan pelatihan sesuai bidangnya sudah tepat.
4 Terjadi umpan balik yang teratur pada kinerja setelah pelatihan .
5 Pelatih terlihat siap dan menguasai ilmu yang dberikan serta
antusias dan menarik untuk memberikan pelatihan.
6 Metode pelatihan yang sudah digunakan selama ini sudah sesuai
dengan kebutuhan karyawan.
7 Perusahaan mampu mengkondisikan pelatihan sebagai penilaian
kebutuhan.
8 Perusahaan mendorong saya sebagai karyawan untuk belajar dan
berkreativitas.
9 Ilmu pelatihan yang diperoleh membantu saya untuk pengembangan
pekerjaan ke depan
10 Pelatihan yang diperoleh meningkatkan kinerja saya di perusahaan.
No Pernyataan Pengembangan SS S TS STS
1 Saya mempunyai perencanaan pengembangan karir saya sendiri.
2 Kerjasama yang baik dan didukung jaringan kerja yang baik akan
menyelesaikan pekerjaan yang baik
3 Tingkat kemampuan karyawan dapat diukur dengan lamanya masa
kerja.
4 Atasan saya membantu dalam pengembangan karir saya.
5 Jabatan yang karyawan emban memerlukan peningkatan
keterampilan melalui diklat.

85
Universitas Sumatera Utara
No Pernyataan Kinerja SS S TS STS
1 Saya dapat diadalkan dan hadir tepat waktu di tempat kerja.
2 Saya memahami tugas dan tanggung jawab, mempunyai prioritas
dan rencana kerja, mematuhi prosedur dan menggunakan peralatan
yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan.
3 Saya menyelesaikan tugas dalam batas waktu yang diberikan.
4 Saya berperilaku positif dalam bekerja, berhubungan secara efektif
dengan rekan kerja, pengawas dan pihak lainnya.
5 Saya mengidentifikasi masalah, kemudian mencari solusi masalah
tersebut berdasarkan informasi yang akurat dan relevan.

86
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai