Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

DAMPAK MAKANAN INSTAN BAGI


KESEHATAN

DI
S
U
S
U
N
OLEH :

KELOMPOK 3
 NURJANNAH 835337486
 SRI DEWI MANDASARI 835339196
 SUHESTI 835339236

UNIVERSITAS TERBUKA (UT)


UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ)
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-nya kami
dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara tepat waktu.Makalah ini kami
berijudul “Dampak Makanan Instan Bagi Kesehatan”

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen pengampu.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami
sebagai penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal manfaat pelaksanaan
bimbingan kelompok sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya sempurna. Maka dari
itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar
pada tugas berikutnya bisa menulis makalah dengan lebih lagi. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami dan para pembaca
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan makhluk hidup manusia semakin


meningkat. Hal ini terjadi pada seluruh kalangan. Disisi lain, kesibukan-kesibukan dalam
berbagai aktivitas seperti pekerjaan seringkali membuat kita menomorduakan kebutuhan
pokok, seperti makanan. Hal tersebut rupanya disadari oleh berbagai pengola badan usaha
sebagai peluang untuk mencari keuntungan. Semakin hari badan usaha semakin berlomba-
lomba untuk memproduksi bahan makanan instan. Banyaknya produk makanan instan yang
beredar dipasaran semakin memanjakan konsumen apalagi dikalangan remaja.

Terlebih lagi, pada remaja dimasa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa
kian sibuk dengan hal-hal yang baru mereka kenal sehinggah timbul pola hidup konsumtif
yang terkadang berlebihan. Pola berpikir mereka seakan ikut berubah. “kalau ada yang
mudah, kenapa harus yang susah?” Dalam sehari seorang remaja mampu mengonsumsi
beberapa jenis makanan instan dari makanan ringan sampai makanan pokok yang digantikan
dalam bentuk instan. Makanan instan seakan telah mendarah daging dalam diri mereka.
Bahkan ada yang menjadikannya makanan sehari-hari.

Akibat dari mengonsumsi makanan instan yanng berlebihan dapat membuat remaja
mengbaikan pola makan yang sehat. Padahal mengonsumsi makanan isntan dalam jumlah
banyak dan jangkawaktu yaang lama dapat menimbulkan penimbunan zat aditif yang
terkandung dalam makanan isntan pada tubuh mereka. Saat ini banyak remaja yang
menderita penyakit maag, radang, dan berbagai penyakit yang menyerang alat pencernaan.
Hal ini tentu tidak lepas dari kebiasaan mereka dalam mengonsumsi makanan instan. Lalu
apakah yang sebenarnya terkandung dalam makanan instan? Bagaimana pengaruhnya
terhadap pola makan dan kesehatan?
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Makanan instan, kandungan dan dampak

Berdasarkan data yang diperoleh makanan instan yang dikonsumsi berpengaruh pada
pola makan dan kesehatan remaja. Pengaruh yang paling umum disebabkan oleh zat kimia
yang terkadung dalam makanan tersebut. Kandungan zat aditif yang terkandung di dalam
makanan ini secara perlahan menggrogoti tubuh kita. Zat ini diperuntukan agar mutu dan
kestabilan makanan tetap terjaga. Zat yang sangat sering digunakan untuk hal ini adalah
penyadap rasa (mono sodium glutamate), pengawet seperti BHA, k-nitrit dll. Anti kempal,
pemutih, dan pematang tepung (aseton peroksida) dan skrustan (asam fosfat). Masih banyak
mengandungan kimia yang terkandung di dalam makanan siap saji. Namun ini merupakan
bagian yang sangat merusak bagian kesehatan kita.

Dampak dari penggunaan MSG menurut laporan Federation of the American Society
for Experimental Biologi adalah rasa terbakar dibagian leher, mati rasa dibagian belakang
leher, stress dan tegang pada kulit wajah, dada terasa sakit, sakit kepala, detak jantung yang
cepat, rasa lemah/cepat lelah dan lain-lain. Memang kita tidak langsung merasakan dampak
ini ket ka mengkonsumsi makanan cepat saji yang menggunakan MSG. Tapi, pada ambang
batas tertentu karena tubuh tidak sanggup lagi menahan zat ini maka dampak diatas akan
menyerang kita. 12 gram MSG per hari dapat menimbulkan gangguan tidur dan mual-mual.
Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mula dan panas.
Tidak hanya itu saja MSG juga dapat memicu hipretensi, asma, kanker, serta diabetes,
kelumpuhan serta penurunan kecerdasan.

Kemudian BHA. BHA anti oksidan didalam makanan agar kandungan didalam
amankan tersebut tidak cepathilang seperti vitamin, penyedap. Ini sering digunakan pada
lemak dan minyak. Ini akan menimbulkan efek ketagihan bagi yang mengonsumsinya.Ini
masih pada kandungan makan cepat saji, belum lagi bila kita menelusuri kemasan yang
dipakai makan tersebut. Menurut Hengky Dermana, hanya 10% makanan cepat saji yang
sesuai SNI. (kompas, 2003). Kemasan mengandung PVC yang menghambat testosterone
(flack, 1992) dan kemasan kaleng mengandung (pb) timbale dan VCM (vinly cholide
monomer).
Makanan adalah salah satu komponen yang terkait langsung dengan kondisi kesehatan
seseorang. Makanan berpengaruh sangat besar untuk mewujudkan kondisi kesehatanyang
prima bagi seseorang. Inilah ciri-ciri makanan yang sehat:

a.) Mengandung cukup zat gizi


Makanan yang sehat adalah makanan yang secara kimia mengandung zat-zat gizi
yang di butuhkan oleh tubuh. Zat gizi yang dimaksud adalah :
a. Karbohidrat sebagain sumber energy utama
b. Protein sebagai sumber komponen pembangun sel dan jaringan tubuh
c. Lemak sebagai sumber komponen sel dan jaringan, sebagai pelarut vitamin dan
cadangan energy
d. Vitamin sebagai sumber komponen yang melancar proses metabolisme didalam
sel
e. Mineral sebagai sumber komponen yang turut serta membangun struktur tubuh
dan ikut melancarkan proses psiologis di dalam sel
f. Serat untuk membant kelancaran mekanisme pencernaan didalam saluran
pencernaan
g. Air sebagai pelarut berbagai zat gizi yang lain
b.) Tidak mengandung zat berbahaya
Suatu makanan terkadang tampak sehat/segar jika dilihat sepintas, namun kondisi
seperti itu belum menjadi jaminan jika makanan tersebut benar-benar sehat. Segar
memang di perlukan untuk menjamin ketersediaan zat gizi didalamnya, tetapi jika
kesegaran tampak tersebut disebabkan oleh factor lain yang merupakan perlakuaan
khusus pada bahan makanan tersebut. Misalnya bahan makanan dari tumbuhan yang
tampak segar karena pertumbuhannya dibantu oleh pemberian pestisida yang
berlebihan. Atau bahan makanan olahan yang tampak segar karena pemberian zat
pengawet. Hal ini sungguh dapat berdampak merugikan didalam tubuh. Pengawet,
pewarna, penyedap rasa, (zat aditif) adalah beberapa zat yang banyak menimbulkan
penyakit didalam tubuh.

Bahan pengawet yang ditoleransi oleh BPOM dalam jumlah terbatas adalah:
Benzoat, propionat, nitrit, nitrat, sorbat dan sulfit. Dan yang berbahaya adalah formalin dan
boraks. Kedua pengawet terkahir banyak disalah gunakan untuk menawetkan makanan
sehingga bisa tahan lama.
Bahan pewarna untuk memberikan tampilan yang menarik pada makanan. Bahan ini
ada yang alami dan sintesis. Bahan pewarna alami biasanya diambil dari klorofil (zat hijau
daun) untuk memberi zat hijau atau karoten dari wortel untuk memberi warna orange.
Pewarna sintetis diambil dari zat yang melalui serangkaian reaksi kimia. Misalnya : Warna
kuning tartazin, sunset yelow, warna merah allura, eritrosin, amaranth, warna biru biru
berlian.

Beberapa zat perwarna yang sesungguhnya tidak untuk makanan tetapi digunakan
mewarnai makanan tertentu. Zat tersebut merupakan perwarna tekstil seperti rodamin b.
Bahan pewarna buatan berbahaya jika dikonsumsi secara terus menerus secara berlebihan.
Pewarna non makanan berbahaya karena zat tersebut memang bukan untuk makanan dan
tidak untuk dikonsumsi.

Zat Penyedap rasa ada yang alami ada juga pula yang sintetis,. Penyedap rasa alami
seperti cuka, merica, garam, gula dll. Lebih aman dan relatif tidak menimbulkan efek
samping, kecuali di konsumsi secara berlebihan. Penyedap rasa buatan mengandung
monosodium glumat (MSG) adalah penyedap sintetis yang banyak digunakan secara luas
diberbagai jenis makanan baik fast foof maupun makanan yang disajikan dalam rumah
tangga. MSG adalah zat kimia yang dapat mempengaruhi kerja saraf. Konsumsi yang terus
menerus akan menyebabkan daya ingat ( memori) seseorang menjadi lebih lambat.

2. Pengaruh terhadap pola makan

Remaja yang cenderung mengonsumsi makanan instan akan lebih suka mengonsumsi
makanan instan terus-menerus. Hal ini sangat berakibat buruk terhadap kesehatan
pencernaannya. Meskipun remaja hanya mengonsumsi satu jenis makanan instan dalam satu
hari dan pada saat itu tidak akan lagsung terjadi reaksi. Dampaknya akan terasa sekitar 10
tahun mendatang.

Pola makan yang konsumtif ini akan memperburuk pola makan dalam keseharian.
Mereka akan lebih cenderung ngemil dari pada makan makanan yang sehat yang seharusnya
mereka konsumsi dalam masa pertumbuhan. Apabila dirumah orang tua tidak memaksa
anaknya untuk makan, anak ini tidak akan makan dengan tersendiri. Anak akan lebih senang
makan diluar rumah yang kondisi makanannya pasti sagat tidak sehat. Oleh karena itu, peran
orang tua dalam memilih jenis makanan dan mengawasi pola makan anaknya sangat penting
untuk perkembangannya.
3. Pengaruh terhadap kesehatan
Berikut ini beberapa dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh makanan instan,
a. Maag
Maag atau Gastritis berasal dari kata Gaster yang artinya lambung. Gastritis
adalah peradangan (pembengkakan) dari mukosa lambung, yang bisa disebabkan
oleh faktor iritasi dan infeksi. Seperti kita ketahui, Lambung adalah organ
pencernaan manusia yang berfungsi untuk menyimpan makanan, mencerna dan
kemudian mengalirkan ke usus keci. Selain itu iritasi dapat juga disebekan oleh
obat-obatabn (Aspirin, NSAID), akohol, muntal yang kronis dan bahan racun.
Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, terbanyak Helicobacter plylori. H.plory
berkoloni pada lapisan terdalam lapisan mukosa lambung dan mengganggu
fungsinya sebagai pelindung. Hingga saat ini belum ada cara yang mudah untuk
hidup sehat terbebas dari sakit maag selain memperbaiki pola hidup dan pola
makan.
Berikut beberapa saran :
 Aturan pola makanan yang baik dan teratur (Hindari makanan berlemak
dan berminyak, banyak makan makanan berserat)
 Hindari minuman yang mengandung alkohol
 Berolahraga secara teratur
 Berhenti merokok
 Hindari penggunaan obat-obatan terutama yang mengiritasi lambung
(Aspirin)
b. Diabetes
Diabetes adalah suatu jenis penyakit yang terjadi pada seseorang akibat
kandungan gula darah di dalam tubuh tidak terkendali dan akibat gangguan sistem
metabolisme pada tubuh seseorang. Penyakit Diabetes Melitus juga sering kita
sebut dengan istilah kencing manis atau penyakit gula darah. Penyakit yang satu
ini termasuk jenis penyakit kronis yamh tanda awalnya yaitu meningkatkan kadar
gula darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh.
Organ tubuh yang terganggu adalah pankreas yang mana sudah tidak berfungsi
sebagaimana mestinya.
Faktor penyebab seseorang beresiko terkena diabetes, diantaranya :
 Faktor keturunan
 Kegemukan/obesitas biasanya terjadi pada usia 40 tahun
 Tekanan darah tinggi
 Angka Triglycerid (salah satu jenis molekul lemak) yang tinggi
 Level kolesterol yang tinggi
 Gaya hidup modren yang cenderung mengkonsumsi makanan instan
 Merokok dan stress
 Terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat
 Kerusakan pada sel pankreas
4. Upaya meminimalisasi dampak negatif

Untuk mengurangi dan meminimalisasi dampak negatif zat aditif makanan dapat
diupayakan dengan beberapa cara antara lain :

 Secara internal
Mengurangi konsumsi makanan siap saji, meningkatkan konsumsi sayur dan buah-
buahan serta mengkonsumsi vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung zat
antarsinogen diantaranya adalah Vitamin A, C, E banyak terdapat dalam sayur dan
buah; asam folat terdapat dalam brokoli, bayam dan asparagus: Betakaroten, vitamin
B3 (niasin), vitamin D dalam bentuk aktif (1.25-hidroksi) terdapat pada mentega,
susu, kuning telur, hati, beras, dan ikan. Memberi pengertian pada keluarga tentang
bahaya zat aditif, mengawasi, mengontrol pemberian dan penggunaan uang jajan dan
membiasakan membawa bekal makanan sehat dari rumah.
 Secara eksternal
Produsen; diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap penggunaan
zat aditif pada bahan pangan yang diproduksikan, memberikan informasi yang jelas
komposisi makanan termasuk zat aditif yang ditambahkan.
Pemerintah; melakukan pengawasan dan menindak tegas produsen yang melanggar
aturan yang berlaku. Meneruskan kegiatan PMT-AS (Program Makanan Tambahan-
Anak Sekolah) dengan memanfaatkan sumber makanan lokal.
Non-pemerintaah (LMS); memfasilitas terbentuknya kelompok konsumen,
mendorong peran serta masyarakat sebagai pengawas kebijakan global yang
berdampak pada konsumen, melakukan pengawasan dan bertindak sebagai pembela
konsumen.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa menjaga pola makan agar tetap
sehat dan seimbang sangatlah penting khususnya dikalangan remaja yang memiliki pola
makan konsumsi. Efek yang digrogoti secara perlahan dan akan menyebabkan penyakit-
penyakit yang bebahaya dalam tubuhnya. Menjaga dari sekarang akan lebih baik dari pada
mengobati esok hari. Boleh mengonsumsi makanan instan akan tetapi mengutamakan menu
makanan sehat yang bergizi.

B. Saran

Saran yang diberikan penulis kepada khalayak adalah sebagai berikut:

1. Bagi para remaja tetap mengonsumsi makanan instan dalam mengonsumsi makanan
sehat.
2. Bagi orang tua harus mengawasi, mengontrol pemberian dan membiasakan membawa
bekal makanan sehat dirumah.
3. Produsen; perlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap penggunaan zat
aditif pada bahan pangan yang diproduksikan, memberikan informasi yang jelas
komposisi makanan termasuk zat aditif yang ditambahakan.
4. Pemerintah; melakukan pengawasan dan menindak tegas produsen yang melanggar
aturan yang berlaku. Meneruskan kegiatan PMT-AS (Program Makanan Tambahan-
Anak Sekolah) dengan Memanfaatkan sumber makanan lokal.
5. Non-pemerintah (LSM); memfasilitasi konsumen, mendorong peran serta masyarakat
sebagai pengawas kebijakan publik, mengantisipasi kebijakan global yang berdampak
pada konsumen, melakukan pengawasan dan bertindak sebagai pembela konsumen.
DAFTAR PUSTAKA

Rustam Nuryani,ddk, materti dan pembelajaran IPA, Universitas Terbuka,

Ardyanto, T D., (2004), MSG dan Kesehatan : Sejarah, Efek dan Kontroversinya, Pathology
Department, Tottori University School of Medicine Japan

Afrianti, L.H. 2010. Pengawet Makanan Lami dan Sintetis. Bandung: Alfabeta

Amanati, L. 2016. Uji Nitrit Pada Produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Yang
Beredar Dipasaran. Jurusan Teknologi Proses Dan Inovasi Industri. Surabaya.
Asikin N. 2001. Antioksidan endogen dan penilaian status antioksidan. dalam: Kursus
penyegaran dan pelatihan radikal bebas dan antioksidan: Dasar, aplikasi dan pemanfaatan
bahan alam. Jakarta: FK UI.
Annis, SN. 2014. Kandungan Zat Pewarna Sintetis Pada Makanan dan Minuman Jajanan di
SDN I – IX Kelurahan Ciputat Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan (Skripsi).
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. UIN Hidayatullah Jakata

Anda mungkin juga menyukai