Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Konsep dan Aplikasi kebaikan, kebajikan dan Kebahagiaan”

Untuk memenuhi salah satu Mata Kuliah Ilmu Akhlak

Dosen Pengampu : Bambang Purwanto, S.Pd.,MM

Disusun Oleh :

Kelas : 7A TI Reg Pagi BJB

Kelompok 7

Nama NPM

1. Nuril Maulida 18630596


2. Guntur 18630301

UNIVERSITAS KALIMANTAN (UNISKA)

MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARY

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMSASI

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA S1

BANJARBARU

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada kami.
Sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep Dan Aplikasi Kebaikan,
Kebajikan, Kebahagiaan. Makalah ini di ajukan guna memenuhi tugas kuliah ilmu akhlak.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga makalah ini
dapat kami selesaikan dengan baik.

Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi menyempurnakan makalah ini.

Semoga makalah ini bisa memberikan informasi kepada masyarakat dan mahasiswa, serta
bermanfaat untuk pengembangunan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Banjarbaru, 28 September 2021

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan ................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kebaikan ......................................................................................................................... 2
1. Pengertian Kebaikan ......................................................................................................... 2
2. Konsep Al-Qur’an tentang Kebaikan ................................................................................ 2
3. Bagaimana Kebaikan Menurut Islam ................................................................................ 3
B. Kebajikan ........................................................................................................................ 3
1. Pengertian Kebajikan ........................................................................................................ 3
2. Ayat yang Menjelaskan tentang Kebajikan ...................................................................... 4
3. Perintah dalam Bekerjasama dalam Kebajikan ................................................................. 4
C. Kebahagiaan ................................................................................................................... 5
1. Pengertian Kebahagiaan .................................................................................................... 5
2. Beberapa Pendapat tentang Kebaikan ............................................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................................................ 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam agama islam kita sering diajarkan untuk mencari kebaikan, kebajikan, dan
kebahagiaan.Oleh sebab itu, kita sebagai orang yang beriman diwajibkan untuk berbuat kebaikan,
kebajikan, dan kebahagiaan yang sudah dijelaskan dalam Al-qur’an dan diharapkan untuk selalu
melakukan kebaikan dan kebijakan agar terciptanya kebahagiaan

Kata’’ Baik’’ merupakan kata yang subyektif. Setiap orang,ingin dikatakan baik sekalipun
sebenarnya ia tidak baik. Kita juga sering memberikan penilaian kepada orang lain baik dan tidak
baik hanya sekedar dhahir yang kita pahami.

Berkaitan dengan persoalan keagamaan, kita juga tidak pernah dapat mengatakan bahwa orang
lain berdosa. Yang dapat kita katakan adalah bahwa kelakuan seseorang tidak sesuai dengan apa
yang dilakukan mungkin orang tersebut bingung atau salah tafsir.

Oleh karen itu, kebaikan yang hakiki hanya milik Allah sematalah yang berhak menilainya.
Manusia hanya dapat mengamati indikasi-indikasi kebaikan dari segi luarnya saja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Kebaikan?
2. Apa Pengertian Kebajika?
3. Apa Pengertian Kebahagian?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Kebaikan.
2. Mengetahui Pengertian Kebajikan.
3. Mengetahui Pengertian Kebahagian.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebaikan
1. Pengertian Kebaikan

Dari segi bahasa baik atau kebaikan adalah terjemahan dari kata khoir, al-birr, al ma’ruf. Dalam
bahasa Inggris disebut juga dengan good yang artinya baik. Sedang menurut istilah bahwa yang
disebut baik adalah sesuatu yang menimbulkan rasa keharuan, kepuasan, kesenangan, dan
persesuaian.

Sedang baik menurut Ethik adalah sesuatu yang berharga untuk tujuan. Sebaiknya yang tidak
berharga, tidak berguna untuk tujuan apabila yang merugikan, atau yang mengakibatkan tidak
tercapainya tujuan adalah buruk dan yang disebut baik dapat pula berarti sesuatu yang
mendatangkan, memberikan perasaan senang atau bahagia.

2. Konsep Al-Qur’an tentang Kebaikan

Berkenaan dengan konsep “kebaikan” dalam Al-Qur’an penulis mencoba menyadur


daritulisan Drs. Enoh,M.Ag yang di publikasikan dalam jurnal mimbar dengan judul konsep baik
( kebaikan) dan buruk (keburukan dalam Al-qur’an).

Dalam tulisan tersebeut di sebutkan bahwa kata ‘baik’ dalam Al-qur’an memiliki sinonim yang
banyak dan istilah-istilah tersebut memiliki maksud-maksud tersendiri yang juga mrujuk pada arti
kebaikan. Diantaranya adalah :

1). Al-husnu atau Al-hasanah merupakan gambaran segala sesuatu yang menyenangkan dan
disukai, baik berdasarkan pandang akal,hawa, atau dari segi pandang secara fisik.(
Qs.Azzumur ;18)
2). Al-ihsan yaitu mengamalkan kebaikan yang diketahuinya yang sifatnya lebih umum dari
pada memberikan kenikmatan.
3). Al-khair adalah kebaikan berupa kenikmatan dunia yaitu yang terbaik dari segala
sesuatu.(Qs. Al-baqarah: 148)
4). Al-ma’ruf menunjukan kecenderungan kepada kebaikan yang berhubungan dengan
ketaatan dan ketundukan manusia kepad Allah Swt. Secara konstektual penggunaan kata

2
3

Al-ma’ruf dalam Al-qur’qn senanatiasa berhubungan dengan persoalan dan ketentuan yang
di gariskan Allah secara syari’.
5). Al-mshalhah dan Al-mafsadah lebih cenderung kepada gambaran kebaikan yang
berhubunga dengan kebaikan-keburukan alam dan lingkungan secara umum dan
menunjukan kebaikan bersifat amaliyah.
6). Al-birr merupakan kebaikan yang hakiki dan menggambarkan integrasi akal, perasaan,
sekaligus tuntunan syara’ dalam menentukan baik buruk, sehingga mencakup sekaligus
mengintegralkan seluruh kebaikan dari berbagai dimensi.
3. Bagaimana Kebaikan Menurut Islam

Rasulullah dalam hadistnya menegaskan :

“kebaikan adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa adalah apa-apa saja yang meragukan
jiwamu, dan kamu tidak suka memperlihatkannya kepada orang lain.” (HR.Muslim).

Kebaikan adalah apasaja yang menenangkan hati dan jiwamu. Dalam salah satu ayat Al-qur’an
kebaikan disebut “Al-birru” yang berarti kebaikan yang banyak.

Yang dimaksud perbuatan baik atau kebaikan dalam islam antara lain :

1). Beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab Allah, dan beriman kepada para Nabi.
2). Suka infak, dermawan, memberikan sebagian hartanya kepada anak yatim dan fakir
miskin.
3). Mendirikan shalat.
4). Menunaikan zakat, menepati janji.
B. Kebajikan
1. Pengertian Kebajikan

Kebajikan adalah sesuatu yang mendatangkan kebaikan ( keselamatam, keberuntungan, dsb )

Dari An-Nawwas bin Sam’an ra, dari Nabi Saw,beliau bersabda, “ kebajikan adalah akhlak yang
baik, dan dosa adalah sesuatu yang mengganjal dalam jiwamu dan ngkau tidak suka bila hal iu
terlihat oleh manusia ( orang lain )” ( HR. Muslim )
4

Ada Dua definisi kebajikan:

Dua definisi kebajikan yang merupakan hadist ke-27 dari kitab Arba’in An-Nawawiyah ini di
antaranya menjelaskan tentang Al-birru (kebajikan).

1). Yang di maksud Al-birr adalah khusnul khuluq ( berakhlak yang baik).
2). Kebajikan adalah sesuatu yang jiwamu tentram kepadanya dan hatimu menjadi tenang.

Contoh segala bentuk kebajikan. Bisa berupa kebajikan kepada kedua orang tua, biasa disebut
birrul walidain, dan kebajikan mencakup juga segala bentuk pengaruh positif dari sebuah amal
ibadah.

2. Ayat yang Menjelaskan tentang Kebajikan

Allah Swt menjanjikan mereka berbagai kebajikan di akhirat yang merupakan balasan atas
kebajikan yang selama ini di laksanakannya di dunia.Sebagai mana terdapat dalam Qs.Al-insan :5.

‫ْلٍنًَ رر فا ََّ ْهْل َّ َا ْلزن ْلٍننْل ْلٍس ر َأ ْ رن َْل رن ْلَْ رَرنْل َّ ر ْلَ ْلرْ ْل‬
‫َّا َّ ِن‬
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman)
yang campurannya adalah air kafur.

Luasnya pengertian dan cakupan al-birr ini juga terdapat dalam Qs. Al-baqoroh: 177. Dalam ayat
ini di jelaskan bahwa al-birr mencakup :

1). Rukun iman


2). Memberikan harta yang dicintainya kepada orang yang membutuhkan
3). Menegakkan sholat dan membayar zakat
4). Memenuhi segala bentuk perjanjian
5). Bersabar dalam kesempitan, penderitaan dan peperangan.
3. Perintah dalam bekerjasama dalam kebajikan

Banyak ayat Al-qur’an dan hadist Nabi yang memerintahkan manusia untuk melakukan segala
bentuk al-birr (kebajikan). Bukan itu saja, Al-qur’an juga memerintahkan kitauntuk berta’awun (
bekerjasama dan bermitra) perintah ini di antaranya terdapat dalam Qs. Al-maidah: 2
5

ۤ ٰٓ َ
َ ‫َل ٰا ِيمْْنَ ْال ََََْْ ْال َح َر‬
‫ام َي َْتَغُ ْونَ فَض اْل ِ يم ْن َّر ِبي ِه ْم‬ ‫ْي َو ََل ْال َق َ ۤل ِٕىدَ َو‬
َ ‫ام َو ََل ْال َهد‬ َ ‫ش ْه َر ْال َح َر‬َّ ‫ش َع ۤا ِٕى َر اللّٰ ِه َو ََل ال‬
َ ‫ٰ ٰٓياَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ََل ت ُ ِحلُّ ْوا‬
ْ ْۘ ْ ْ
‫صد ُّْو ُك ْم َع ِن ال َمس ِْج ِد ال َح َر ِام ا َ ْن تَ ْعتَد ُْوا َوتَعَ َاونُ ْوا َعلَى الَِ ِ ير َوالتَّ ْق ٰو ۖى‬ َ ‫شنَانُ قَ ْو ٍم اَ ْن‬ ٰ َ ‫طاد ُْوا َۗو ََل يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم‬ ْ ‫َو ِرض َْواناا َۗواِذَا َحلَ ْلت ُ ْم فَا‬
َ ‫ص‬
ِ ‫ش ِد ْيد ُ ْال ِعقَا‬
‫ب‬ ِ ‫اَلثْ ِم َو ْالعُد َْو‬
َ َ‫ان َۖواتَّقُوا اللّٰهَ ۗا َِّن اللّٰه‬ ِ ْ ‫َو ََل تَعَ َاونُ ْوا َعلَى‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan
melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan
binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi
Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu)
kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam,
mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.

C. Kebahagiaan
1. Pengertian Kebahagiaan

Kebahagiaan merupakan sesuatu yang selalu dicari oleh manusia sejak zaman dahulu sampai
sekarang. Akan tetapi, untuk merumuskan atau mentukan apa sebenarnya yang dimaksud
kebahagiaan itu tidaklah mudah. Tiap orang atau kelompok sering mempunyai batasan sendiri
yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, sehingga sukar menentukan apa sebenarnya
kebahagiaan itu. Dalam kenyataan hidup sehari-hari berbagai macam pendapat muncul
kepermukaan. Sebagai contoh ada yang berpendapat bahwa pangkat, kedudukan dan kekayaan
merupakan sesuatu yang membahagaiakan. Oleh karena itu, banyak orang yang berusaha meraih
pangkat, kedudukan dan kekayaan dengan berbagai jalan dan dengan mengerahkan semua
kemampuan yang dimiliknya. Namun dalam kenyataannya, pangkat dan kedudukan sering
menghilangkan kebahagiaan. Demikian juga halnya dengan harta kekayaan. Banyak kasus yang
menunjukan bahwa orang yang kaya kehilangan ketenangan hidup karena terlalu berorientasi
kepada kekayaannya sehingga ketenangan kehidupaan keluarga yang pernah dimiliki menjadi
berkurang dan bahkan mungkin hilang sama sekali. Gambaran tersebut menunjukan bahwa
kebahagiaan merupakan suatu yang sangat subjektif dan kondisional.

Dengan demikian kebahagiaan merupakan salah satu motif yang menggerakan perbuatan
seseorang. Setiap perbuatan sadar pasti digerakan olrh suatu keinginan. Tercapainya sesuatu yang
6

diinginkan akan memuaskan hati pelakunya. Kepuasan yang dicapai oleh seseorang setelah
melakukan suatu perbuatan merupakan salah satu unsur kebahagiaan. Dalam proses pencapaian
kebahagiaan yang diinginkan kadang-kadang seseorang bersedia mengorbankan sesuatu yang
telah diraihnya. Oleh karena itu pengertian seseorang tentang kebahagaiaan sangat mempengaruhi
tingkah laku seseorang dalam kehidupan sehari-harinya

Dalam kehidupan sehari-hari kebahagiaan dapat mempunyai pengertian kelezatan (pleasure),


kegembiraan (joy), dan bahagia (happines). Mc. Dougal sebagaimana dikutip oleh Abdul Aziz al-
Qussy mengatakan bahwa kebahagiaan akan diperoleh apabila seseorang mampu menyelesaikan
suatu kewajiban dengan cara yang baik dan benar. Dengan adanya kewajiban maka akan timbul
perasaan harga diri, yaitu suatu pikiran yang menyatakan bahwa menunaikan kewajiban adalah
merupakan tugas dan tanggung jawab dirinya. Apabila tugas dan tanggung jawab tersebut dapat
dilaksanakan dengan baik dan benar maka akan melahirkan kebahagiaan. Jadi kebahagiaan adalah
hasil nyata diri (self realization) karena tersalurnya dorongan-dorongan batin yang yang
berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab yang ada pada dirinya. Apabila tujuan yang
diinginkan dapat tercapai, maka seseorang akan merasakan puas. Kepuasan yang dirasakan dengan
sadar itulah yang disebut kebahagiaan. Jadi kebahagiaan adalah keinginan yang terpuaskan karena
sadar dirinya memiliki sesuatu yang baik.

Kebahagiaan yang sempurna hanya bisa dapa diraih oleh seseorang kalau ia dapat mengikuti
semua petunjuk dan bimbingan dari dzat yang maha sempurna.

2. Beberapa Pendapat tentang Kebaikan

Banyak ilmuan yang berpendapat tentang kebahagiaan diantaranya :

1). Al-Kindi S.cm ilmuan berpendapat bahwa kebahagiaan bukanlah dengan mencapai
keinginan dan hasrat-hasrat kalu bersifat indrawi. Tetapi diperoleh melalui pencapaian
keinginan dan hasrat yang bersifat rasional dalam memikirkan, membedakan dengan
mengenal hakikatnya.
2). Menurut Al-Razi bahwa kebahagiaan / kenikmatan terjadi ketika manusia tersebut
kembali lagi ke keadaan semula yang alamiyah. Bahwa kenikmatan adalah rehat dari
penderitaan.
7

Pemikiran lain yang dijadikan rujukan penulis dalam pembahasan kebahagiaa adalah
miskawaih.menurutnya kebahagiaan setiap eksistensi ada pada inti perilakunya yang ia lakukan
atas dasar kesempurnaan dan keutuhan, yaitu dalam kemampuan membedakan, berfikir , dan
mengambil hikmah.

Kalau di lihat dari sudut pandang tasawuf ia adalah orang yang telah mencapai maqom ridla,
dan kalau dari sudut pandang psikolog ia adalah orang yang telah teraktualisasi dan orang yang
telah mencapai tingkat demikian berarti telah mencapai ujung akhir kebahagiaan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebaikan adalah sesuatu yang mendatangkan kepuasan, kaharuan,dan kesenangan (rasa


bahagia). Kebahagiaan adalah keinginan yang terpuaskan karena sadar dirinya memiliki
sesuatu yang baik. Kebajikan adalah sesuatu yang mendatangkan kebaikan ( keselamatam,
keberuntungan, dsb). Jadi ketiganya saling berkaitan dan penting bagi kehidupan manusia.
Dengan kebaikan kita akan mendapatkan kesenangan dan dengan kesenangan kita akan
mendapatkan kebajikan dalam jiwa.

B. Saran

Marilah kita bersama-sama membangun sikap dan sifat terpuji (baik) agar kita dapat
memperoleh kepuasan dan kesenangan yang mampu membuat hati dan jiwa kita menjadi
tentram dan tenang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Suraji, Imam, Etika dalam Perspektif Al-Qur’an dan Al-Hadits,Jakarta, PT.Pustaka Al Husna,
2006

Fakhry, Majid, Etika Dalam Islam, Surakarta: Pustaka Pelajar Offset. Hlm.135

Magnis, Franz von,Etika umum, Yogyakarta, 1985 ,hlm 31

Franz von magnis, Etika umum, Yogyakarta, 1985 ,hlm 31

Ibid,hlm 33

Majid Fakhry, Etika Dalam Islam, Surakarta: Pustaka Pelajar Offset. Hlm.135

http://dwiaapriliani.bolgspot.com

http://ghufron-dimyati.blogspot.com/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai