Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH BIOLOGI FUNGSI

SISTEM EKSKRESI

Disusun Oleh :

Rizka Fitriandini 11200161000056

Anggota Kelompok :

Amalia Putri 11200161000039

Karenia Nurkhoiriah 11200161000068

Syamira Nurul Agnissa 11200161000064

Trie Artha Rinjani 11200161000067

Kelas 2B Pendidikan Biologi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2021
A. Tujuan

1. Mengamati sistem ekskresi pada manusia.

2. Mengidentifikasi organ ekskresi pada manusia, Annelida dan Arthropoda.

3. Mengamati sistem ekskresi pada Annelida dan Arthropoda

B. Teori

Pada dasarnya tubuh mempunyai kemampuan dalam menghilangkan


racun-racun yang ada di dalam tubuh, baik itu berasal dari luar maupun dari dalam
tubuh sendiri. Menurut Waluyo (2016), ekskresi adalah proses pengeluaran
zat sisa metabolisme baik berupa zat cair dan zat gas. Zat-zat sisa itu berupa urine
(ginjal), keringat (kulit), empedu (hati), dan CO2 (paru-paru). Zat-zat ini harus
dikeluarkan dari tubuh karena jika tidak dikeluarkan akan mengganggu bahkan
meracuni tubuh.

Sebagai alat ekskresi, kulit mengeluarkan keringat. Keringat terdiri atas air dan
garam-garam mineral terutama NaCl (Natrium Clorida) serta sedikit sampah
buangan, seperti urea, asam urat, dan amonia. Keringat dikeluarkan tubuh dalam
jumlah besar ketika melakukan kegiatan berat dan berada di lingkungan yangpanas.
Pengeluaran keringat juga dipengaruhi oleh makanan, keadaan kesehatan,dan
emosi. Berkeringat melalui latihan fisik dapat membantu mengeluarkan zat-zat sisa
yang tidak dibutuhkan oleh tubuh (Ramayulis, 2014).

Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh. Hati memiliki berat ±1500 gr
(kira-kira 2,5 % orang dewasa) terletak di bagian teratas dalam rongga abdomen di
sebelah kanan di bawah diafragma. Hati terdiri dari dua lobus, yaitu lobus kanan
dan kiri yang dipisahkan oleh ligamen falsiformis. Pada lobus kanan bagian
belakang, terdapat kantong empedu dengan sel yang bersifat fagositosis terhadap
bakteri dan benda asing lain dalam darah. Selain itu, hati berfungsi dalam
menghasilkan cairan empedu, membuat sel darah merah, dan menyimpan glikogen
(Ardhiyanti dkk, 2012).

Ginjal merupakan organ ekskresi utama yang sangat penting untuk


mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh, termasuk zat-zat toksik yang tidak
sengaja masuk ke dalam tubuh, akibatnya ginjal menjadi salah satu organ sasaran
utama dari efek toksik. Urin sebagai jalur utama ekskresi, dapat mengakibatkan
ginjal memiliki volume darah yang tinggi, mengkonsentrasikan toksikan pada
filtrat, membawa toksikan melalui sel tubulus dan mengaktifkan toksikan
tertentu ( Mayori dkk, 2013).

Pada proses pernapasan paru-paru dihasilkan zat sisa berupa karbondioksida


(CO2) dan uap air (H2O) yang akan keluar melalui lubang hidung, zat sisa itu harus
dikeluarkan karena dapat mengganggu fungsi tubuh. Manusia memiliki sepasang
paru-paru yang terletak di rongga dada. Paru-paru berfungsi sebagai organ
pernapasan, yaitu menghirup oksigen dan mengeluarkan CO2 dan uap air. Uap air
dan CO2 berdifusi di dalam alveolus kemudian dikeluarkan melalui lubang hidung
(Praworo, 2011).

Sistem ekskresi Annelida dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari
nefridia, nefrostom dan nefridiofor. Metanefridium merupakan organ ekskresi yang
terdiri dari saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh cacing.
Nefridiofor merupakan pori-pori dari permukaan tubuh yang berfungsi sebagai
tempat keluarnya kotoran. Terdapat sepasang organ ekskresi disetiap segmen tubuh
cacing, yang terendam dalam cairan selom dan terbungkus dengan jaringan kapiler.
Nefridia dalam segmen berfungsi untuk mengumpulkan sisa-sisa cairan dan
dikeluarkan melalui nefridiofor (Susanti, 2012)

Arthropoda memiliki sistem ekskresi yang efisien, yaitu menggunakan air yang
sedikit untuk memproduksi urin (Leksono, 2017). Serangga dan Arthropoda darat
memiliki organ ekskresi yang disebut tubulus malphigi. Tubulus malphigi berfungsi
untuk membuang zat sisa bernitrogen sekaligus melakukan osmoregulasi. Tubulus
malphigi terletak diantara usus tengah dan rectum. Dalam tubulus malphigi tidak
ditemukan proses filtrasi. Tetapi epitelium transport yang melapisi tubulus malphigi
menyekresikan zat terlarut tertentu, termasuk zat buangan bernitrogen, dari
hemolimfe ke dalam lumen tubulus (Campbell et al, 2010).
C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mekanisme sistem ekskresi pada manusia?

2. Apa saja organ penyusun dalam sistem ekskresi manusia, Annelida dan
Arthropoda?

3. Bagaimana mekanisme dari sistem ekskresi pada Annelida dan Arthropoda?

D. Hipotesis

1. Sistem ekskresi manusia terjadi didalam ginjal, paru-paru, hati dan kulit. Proses
ekskresi pada ginjal menghasilkan urin, paru-paru menghasilkan CO2, hati
menghasilkan empedu dan kulit menghasilkan keringat. Hasil ekskresi ini akan
dibuang karena tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh.

2. Organ ekskresi manusia terdiri dari ginjal, kulit, hati dan paru-paru. Arthropoda
terdiri dari tubulus malphigi dan Annelida menggunakan metanefridia sebagai
alat ekskresi. Dalam ginjal terdapat nefron, dalam kulit terdapat kelenjar
keringat, dalam hati untuk untuk mengolah zat toksik dan paru-paru terdapat
alveolus.

3. Mekanisme sistem ekskresi Annelida di proses dalam metanefridia, dengan


memasuki nefrostom lalu di proses dalam tabung nefridia dan dikeluarkan
melalui nefridiofor. Sedangkan pada Arthropoda yaitu melalui tubulus malphigi,
zat-zat sisa di salurkan masuk ke dalam feses.

E. Alat dan Bahan

Tabel 1.1 Alat

No Nama Alat Jumlah

1 Gunting 1

2 Jarum pentul Secukupnya

3 Sterofom 1

4 Torso manusia 1
Tabel 1.2 Bahan

No Nama Bahan Jumlah

1 Annelida Oligochaeta 1

2 Arthropoda (Jangkrik) 1

3 Alcohol Secukupnya

F. Langkah kerja

Tabel 2.1 Langkah kerja

No Gambar Langkah Kerja

1 Menyiapkan alat bedah yang tajam


untuk memotong lapisan kulit.

2 Membedah dan mengamati hewan


segar Annelida pada bagian ekskresi.
Serta menggambarnya dan
menjelaskannya.

3 Membedah dan mengamati organ


ekskresi pada serangga serta
menggambarnya dan memberi
penjelasan
4 Mengamati torso manusia dan
menggambarkan alur ekskresinya.

G. Hasil Pengamatan

Tabel 3.1 Hasil pengamatan organ Ekskresi

No Gambar Keterangan

1 Annelida Oligochaeta 1. Rongga tubuh

2. Metanefridia

3. Nefridiofor

4. Nefrostoma

5. Tubulus Pengumpul

6. Bladder

7. Jaring kapiler

2 Arthropoda 1. Tubulus malphigi

2. Rektum

3. Feses/ urin

4. Anus
3 Ginjal Gambar Atas :
1. Korteks
2. Medula
3. Pelvis
4. Arteri ginjal
5. Vena ginjal

Gambar bawah :
1. Glomerolus
2. Arteriole
3. Lengkung henle dan kapiler darah
4. Tubulus distal
5. Tubulus proksimal
6. Tubulus kolektivus

4 Kulit 1. Pembuluh darah


2. Jaringan adiposa
3. Kelenjar keringat
4. Jaringan ikat
5. Saraf
6. Folikel rambut
7. Otot arektor pili
8. Kelenjar minyak
9. Rambut
5 Paru-paru 1. Trakea (tenggorokan)

2. Bronkus

3. Bronkiolus

4. Alveolus

6 Hati 1. Lobus kanan

2. Lobus kiri

3. Vena cava inferior

4. Ligamen sabit

5. Ligamen bulat

6. Kantong empedu

H. Pembahasan

Praktikum kali ini berjudul “Sistem Ekskresi” yang bertujuan untuk mengetahui
dan mengamati organ ekskresi pada manusia, Annelida dan Arthropoda. Praktikum ini
juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem ekskresi pada hewan. Setiap hewan
mempunyai organ ekskresi yang berbeda. Pada manusia untuk memproduksi urin
dilakukan oleh ginjal, pada Annelida dilakukan oleh metanefridia dan pada Arthropoda
dilakukan oleh tubulus malphigi.

Sistem ekskresi pada Annelida yaitu berupa tabung nefridia yang bergulung di
setiap segmen tubuh cacing tanah dengan dua lubang, dimana setiap segmen disebut
dengan metanefridia. Lubang pertama disebut nefrostom (bukaan internal) sedangkan
lubang kedua disebut nefridiofor (bukaan eksternal). Tabung nefridia membuang zat-zat
sisa metabolism dari saluran peredaran darah pada cacing tanah. Saat urin bergerak
disepanjang tubulus, epitelium transport yang membatasi lumen menyerap kembali
sebagian besar zat-zat terlarut dan mengembalikannya ke darah di dalam kapiler. Zat-zat
buangan bernitrogen tetap berada di dalam tubulus dan diekskresikan keluar.
Metanefridia melakukan proses ultrafiltrasi, reabsorpsi dan sekresi. Ketiga proses
tersebut menghasilkan urin yang bersifat hiposmotik terhadap cairan tubuhnya.

Sistem ekskresi Arthropoda menggunakan tubulus malphigi. Tubulus malphigi


adalah kantong luar dari saluran pencernaan yang membuang zat-zat bernitrogen dan
berfungsi dalam osmoregulasi. Organ ekskresi serangga tersusun atas tubulus malphigi.
Tubulus malphigi berada di ujung-ujung buntu dari tubuh serangga. Tubulus malphigi
berhubungan dengan bukaan ke saluran pencernaan.

Sistem ekskresi pada manusia yang pertama adalah ginjal. Ginjal merupakan alat
pengeluaran utama. Di dalam tubuh terdapat ginjal yang terletak di dekat tulang-tulang
pinggang dan terdapat sepasang. Ginjal terdiri atas 2 lapisan yaitu lapisan luar (korteks)
dan lapisan dalam (medulla). Korteks mengandung kurang lebih 1 juta alat penyaring
yang disebut nefron. Tiap nefron terdiri atas badan malphigi atau badan renalis yang
tersusun dari kapsula Bowman dan Glomerulus. Sedangkan medulla mengandung
banyak tubulus kontortus yang bermuara pada tonjolan papila di ruang ginjal (pelvis
renalis). Tubulus kontortus terdiri atas tubulus kontortus proksimal dan tubulus
kontortus distal. Dalam ginjal terjadi proses penyaringan (filtrasi), reabsorpsi yaitu
penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna dan augmentasi yaitu pengeluaran zat
yang tidak berguna dan tidak dapat disimpan dalam tubuh.

Kulit merupakan lapisan terluar tubuh kita. Fungsi kulit adalah melindungi
tubuh dari gesekan, penyinaran, kuman-kuman, panas zat kimia dan lain-lain. Kelenjar
minyak (Glandula sebasea) menghasilkan minyak untuk mencegah kekeringan dan
mengerutkan kulit dari luar. Kelenjar keringat (Glandula sudorifera), terdapat pada
pangkal keringat berhubungan dengan kapiler darah dan serabut saraf simpatik. Kulit
juga merupakan organ ekskresi dengan mengeluarkan zat sisa buangan bernitrogen
berupa keringat.

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi
oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat.
alam sistem ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan Karbondioksida
(CO2) dan Uap air (H2O). Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas
oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah
menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa
ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan
dari paru-paru melalui hidung. Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan
tergantung pada kebutuhan dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan,
ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan

Hati merupakan salah satu organ ekskresi pada manusia, hati berfungsi untuk
metabolism, katabolisme dan anabolisme. Hati juga memiliki fungsi sebagai
penyimpanan nutrisi, seperti gula dan lemak. Fungsi penting lain dari hati yaitu
detoksifikasi. Hati melakukan proses perombakan sel darah merah yang telah rusak dan
dihancurkan di limfa menjadi zat empedu, zat empedu membantu dalam proses
pencernaan untuk mengemulsikan lemak agar mudah dicerna. Hati mengekskresikan
ammonia, urea yang telah dihasilkan dari siklus urea pada hati kemudian dibawa ke
dalam ginjal untuk dikeluarkan bersama urin.

I. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa :

1. Sistem ekskresi pada manusia terdapat empat organ yaitu ginjal, kulit, paru-paru
dan hati. Ginjal menghasilkan zat sisa berupa urin, kulit menghasilkan keringat,
paru-paru menghasilkan karbondioksida (CO2) dan hati menghasilkan empedu.

2. Sistem ekskresi pada Annelida terdiri dari bukaan internal dan memasuki
metanefridia, setelah itu dibuang melalui bukaan ekternal keluar.

3. Organ ekskresi pada Arthropoda menggunakan tubulus malphigi yang


disalurkan melalui sistem pencernaan dan dibuang melalui anus.

J. Jawaban Pertanyaan

1. Sistem ekskresi Platyhelminthes, Annelida, Arthropoda dan manusia itu


berbeda. Alat ekskresi Platyhelminthes seperti pada Planaria berupa sel-sel
berambut getar. Karena rambut getar ini tampak seperti nyala api , maka sel-sel
ini dinamakan flame cell (sel api). Organ ekskresi Annelida berupa metanefridia,
pada Arthropoda organ ekskresi nya yaitu tubulus malphigi sedangkan pada
manusia organ eksreksinya ginjal, kulit, paru-paru dan hati.

2. Kulit merupakan lapisan terluar tubuh kita. Fungsi kulit adalah melindungi
tubuh dari gesekan, penyinaran, kuman-kuman, panas zat kimia dan lain-lain.
Kulit merupakan organ ekskresi dengan mengeluarkan zat sisa buangan
bernitrogen berupa keringat. Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis
(lapisan luar/kulit ari), dermis (lapisan dalam/kulit jangat), dan hipodermis
(jaringan ikat bawah kulit).

Ginjal merupakan alat pengeluaran utama. Ginjal terdiri atas 2 lapisan yaitu
lapisan luar (korteks) dan lapisan dalam (medulla). Dalam ginjal terjadi proses
penyaringan (filtrasi), reabsorpsi yaitu penyerapan kembali zat-zat yang masih
berguna dan augmentasi yaitu pengeluaran zat yang tidak berguna dan tidak
dapat disimpan dalam tubuh.

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi
oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot
kuat. Dalam sistem ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan
Karbondioksida (CO2) dan Uap air (H2O). Didalam paru-paru terjadi proses
pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan
oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil
metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru
karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui
hidung.

Hati melakukan proses perombakan sel darah merah yang telah rusak dan
dihancurkan di limfa menjadi zat empedu, zat empedu membantu dalam proses
pencernaan untuk mengemulsikan lemak agar mudah dicerna. Hati
mengekskresikan ammonia, urea yang telah dihasilkan dari siklus urea pada hati
kemudian dibawa ke dalam ginjal untuk dikeluarkan bersama urin.

3. Adanya alat ekskresi pada hewan untuk proses pemisahan dan juga pembuangan
zat-zat sisa metabolism yang tidak lagi diperlukan oleh tubuh serta zat-zat toksik
yang dapat merusak osmoregulasi dalam tubuh hewan.
K. Daftar Pustaka

Ardhiyanti, Y., Pitriani, R., dan Damayanti, I.P. 2014. Panduan Lengkap Keterampilan
Dasar Kebidanan I. Yogyakarta: Deepublish.

Campbell et al. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Mayori, R., Netty Marusin dan Djong Hon Tjong. 2013. Pengaruh Pemberian
Rhodamin B Terhadap Struktur Histologis Ginjal Mencit Putih (Musmusculus
L.). Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.) 2(1) – Maret 2013 : 43-49
(ISSN : 2303-2162).

Praworo, K. 2011. Terapi Medipic, Medical Picture. Jakarta: Penebar Plus.

Ramayulis, R. 2014. Detox is Easy. Jakarta: Penebar Swadaya Grup.

Susanti BH. 2012. Zoologi Avertebrata. Jakarta: UIN Jakarta Press.

Waluyo, Joko dan Bevo, W. 2016. Petunjuk Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia.
Jember: Jember University Press.

Anda mungkin juga menyukai