Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Serta, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

I
ABSTRAK
Dewasa ini telah banyak para ahli menemukan berbagai alat pembangkit tenaga listrik
yang bekerja dengan mengubah suatu energi menjadi energi listrik. Dengan keadaan
geografis di Indonesia yang setiap tahun dapat sinar matahari, salah satu alat yang optimal di
Indonesia adalah “Panel Surya”. Panel surya bekerja mengubah energi cahaya matahari menjadi
energi listrik. Panel Surya adalah alat yang terdiri dari sel surya, aki dan bateraiyang mengubah
cahaya menjadi listrik. Panel surya menghasilkan arus listrik searah atauDC. Untuk
menggunakan berbagai alat rumah tangga yang berarus bolak-balik atau
ACdibutuhkan converter (alat pengubah arus DC ke AC).

II
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR........................................................................................................I

ABSTRAK......................................................................................................................I

DAFTARISI....................................................................................................................II

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH...........................................................................1


1.2 MAKSUD DAN TUJUN.....................................................................................2
1.3 RUMUSAN MASALAH........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3


2.1 SEJARAH PLTS DI INDONESIA ........................................................................ 3

2.2 KOMPONEN-KOMPONEN PLTS ..................................................................... 4

2.2.1 Panel Surya .................................................................................................... 4


2.2.2 Controller Regulator .................................................................................... ..... 5
2.2.3 Baterai ......................................................................................................... 6
2.2.4 Inverter ...........................................................................................................6
2.3 SISTEM & PRINSIP KERJA PLTS......................................................................... 7
2.3.1 Diagram Blok PLTS ........................................................................................7
.
2.3.2 Proses Konversi ..........................................................................................7-8
2.4 PERHITUNGAN KONVERSI ENERGI .................................................................8
2.4.1 Menentukan Arus Beban Total dalam Ampere-Jam (Ah) .............................8
2.4.2 Rugi-rugi dan Faktor Keamanan Sistem ..................................................... .9
2.4.3 Menentukan jam Matahari Ekivalen ......................................................... .9
2.4.4 Menentukan Kebutuhan Arus Total Panel Surya ..........................................9
2.4.5 Menentukan Susunan Modul Optimum untuk Panel Surya .........................9
2.4.6 Menentukan Kapasitas Baterai untuk Waktu Cadangan Yang Dianjurkan.. 10
2.4.7 Efisiensi Konversi Energi ............................................................................ 10

III
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 11

3.1 KESIMPULAN ......................................................................................................... 11

3.2 SARAN ....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Energi listrik merupakan energi yang digunakan untuk kepentingan sehari-hari.


Terutama alat – alat eletronik. Energi listrik merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui (energi listrik PLN). Energi listrik sekarang ini sudah semakin menipis, untuk
itu harus menggunakan energi listrik tersebut secara hemat dan efisien. Di dunia, terutama di
Indonesia pemerintah telah menyarankan agar masyarakat dapat menghemat listrik. Misalnya
saja pada siang hari tidak perlu menyalakan lampu, mengganti lampu pijar dengan lampu hemat
energi, mengurangi pemakaian listrik dari pukul 17:00 hingga 22:00.
Sebagaimana yang telah diketahui kekurangan (atau peningkatan harga) dalam persediaan
sumber daya energi ke ekonomi. Krisis ini biasanya menunjuk kekurangan minyak bumi,
listrik, atau sumber daya alam lainnya. Krisis ini memiliki akibat pada ekonomi, dengan
banyak resesi disebabkan oleh krisis energi dalam beberapa bentuk. Terutama, kenaikan biaya
produksi listrik, yang menyebabkan naiknya biaya produksi. Bagi para konsumen, harga BBM
untuk mobil dan kendaraan lainnya meningkat, menyebabkan pengurangan keyakinan dan
pengeluaran konsumen.
Sekarang ini, telah banyak para ahli menemukan berbagai alat pembangkit tenaga listrik.
Yang bekerja dengan mengubah suatu energi menjadi energi listrik. Dengan keadaan geografis
di Indonesia yang setiap tahun dapat sinar matahari, salah satu alat yang optimal di Indonesia
adalah “Panel Surya”. Panel surya bekerja mengubah energi cahaya matahari menjadi energi
listrik. Panel Surya adalah alat yang terdiri dari sel surya, aki dan bateraiyang mengubah
cahaya menjadi listrik. Panel surya menghasilkan arus listrik searah atauDC. Untuk
menggunakan berbagai alat rumah tangga yang berarus bolak-balik atau
ACdibutuhkan converter (alat pengubah arus DC ke AC).
Jika panel surya dikembangkan di Indonesia yang memiliki keuntungan mendapat sinar
matahari sepanjang tahun, dan di pelosok-pelosok yang sulit dijangkau oleh PLN
sangatlah cocok. Panel surya juga merupakan energi alternatif yang ramah lingkungan. Jika
dapat dikembangkan ke rumah-rumah penduduk, dapat menghemat energi listrik terutama di
Indonesia. Misalnya, jika 1 unit sel surya untuk keperluan listrik di siang hari dan 1 unit lagi
untuk menyimpan energi listrik pada malam harinya, tentu saja dapat menghemat energi listrik
lumayan besar. Tetapi panel surya terkendala karena harga panel surya yang mahal

1
1.2 Maksud dan Tujuan
1. Agar mengetahu sejarah PLTS di Indonesia
2. Agar mengetahui apa saja komponen utama PLTS
3. Agar mengetahui sistem & prinsip kerja PLTS
4. Agar mengetahui perhitungan konversi energi dan biaya

1.3 Rumusan Masalah


1.Bagaimana sejarah perkembangan PLTS di Indonesia
2.Apa saja komponen – kompone utama sistem PLTS
3.Bagaimana sistem & prinsip kerja PLTS
4.Bagaimana perhitungan konversi energi dan biaya sistem PLTS

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah PLTS di Indonesia


Perkembangan pembangkit listrik tenaga surya di indonesia sudah di mulai sejak
tahun 1987 pada awal itu, BPPT dimulai dengan pemasangan 80 unit PLTS (Solar Home
System, system pembangkit listrik, tenaga tata surya untuk lampu penerang rumah) di desa
sukatani jawa barat. Setelah itu pada tahun 1991 dilanjutkan dengan proyek bantuan presiden
(banpres listrik tenaga surya masuk desa) untuk pemasangan 13445 unit SHS di 15 propinsi.
Program banpres listrik tenaga surya masuk desa juga telah memperoleh sambutan
sangat menggembirakan dari masyarakat perdesaan dan telah terbukti dapat berjalan dengan
baik akan dijadikan model guna implementasi program listrik tenaga surya untuk sejuta
rumah.
Saat ini pengembangan PLTS di Indonesia telah mempunyai basis yang cukup kuat
dari aspek kebijakan. Salah satu kebijakan yang diatur dalam peraturan menteri yakni Peraturan
Menteri ESDM No. 17 Tahun 2013 Tentang Pembelian Tenaga Listrik Oleh PT Perusahaan
Listrik Negara (Persero) Dari pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik. Inti dari peraturan
tersebut adalah sebagai pemanfaatan energy surya yang ramah lingkungan maka akan
digunakan PLTS fotovoltaik yang selanjutnya PLTS akan dikelola oleh Badan Usaha, lalu
Energi hasil pembangkitan dari PLTS akan dijual ke PLN dalam rangka memenuhi
kebutuhan tenaga listrik nasional.
Namun, secara teknologi, industri photovoltaic (PV) di Indonesia baru mampu
melakukan pada tahap hilir, yaitu memproduksi modul surya dan mengintegrasikannya menjadi
PLTS, sementara sel suryanya masih impor. Padahal sel surya adalah komponen utama dan yang
paling mahal dalam sistem PLTS. Harga yang masih tinggi menjadi isu penting dalam
perkembangan industri sel surya. Berbagai teknologi pembuatan sel surya terus diteliti dan
dikembangkan dalam rangka upaya penurunan harga produksi sel surya agar mampu bersaing
dengan sumber energi lain.
Mengingat ratio elektrifikasi di Indonesia baru mencapai 55-60 % dan hampir seluruh daerah
yang belum dialiri listrik adalah daerah pedesaan yang jauh dari pusat pembangkit listrik, maka
PLTS yang dapat dibangun hampir di semua lokasi merupakan alternatif sangat tepat untuk
dikembangkan.

3
2.2 Komponen-Komponen PLTS
Komponen-komponen utama dalam PLTS antara lain :
2.2.1 Panel Surya
Panel surya berfungsi merubah cahaya matahari menjadi listrik. Panel surya adalah
modul yang merupakan rakitan beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk membuat modul
fotovoltaik secara fabrikasi bisa menggunakan teknologi Kristal dan thin film. Modul
fotovoltaik Kristal dapat dibuat dengan teknologi yang relative sederhana, sedangkan untuk
membuat sel fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi.

Gambar 1. Panel Surya.

Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel fotovoltaik yang dihubungkan secara
seri dan parallel. Dengan mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel silikon (disebut
juga solar cells) yang disinari matahari/ surya, membuat photon yang menghasilkan arus listrik.
Sebuah solar cells menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah panel surya 12
Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk menghasilkan 17 Volt tegangan maksimun).

4
Biaya yang dikeluarkan untuk membuat modul sel surya yaitu sebesar 60% dari biaya
total. Jadi, jika modul sel surya bisa diproduksi di dalam negeri, berarti akan bisa menghemat
biaya pembangunan PLTS. Untuk itulah modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap pertama
adalah membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi dengan sel-sel yang masih
diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel dilakukan di dalam negeri. Hal ini
karena teknologi oembuatan sel surya dengan bahan silicon single dan poly crystal secara
teoritis sudah ada patennya.
Dalam bidang fotovoltaik yang digunakan pada PLTS, Indonesia ternyata telah
melewati tahapan penelitian dan pengembangan dan sekarang menuju tahapan pelaksanaan dan
instalasi untuk elektrifikasi untuk pedesaan. Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya
adalah harga murah, bersih, mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah
dirawat.
Sedangkan kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan energy fotovoltaik
adalah investasi awal yang besar dan harga per kWh listrik yang dibangkitakn relative tinggi,
karena memerlukan subsistem yang terdiri dari baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan
kebutuhannya.

2.2.2 Controller Regulator


Controller Regulator adalah alat elektronik pada PLTS yang berfungsi untuk
mengatur arus listrik dari modul surya ke baterai. Dengan prinsip kerja apabila baterai sudah
penuh maka arus listrik dari modul surya tidak akan dialirkan ke baterai, begitupun selanjutnya.
Serta mengatur arus listrik dari baterai ke beban, apabila listrik dalam baterai tinggal 20-30%,
maka listrik ke beban otomatis dimatikan.

Gambar 2. Controller Regulator.

5
2.2.3 Baterai
Baterai berfungsi untuk menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh Panel Surya
(Solar Panel) sebelum dimanfaatkan ke beban. Beban dapat berupa lampu penerangan atau
peralatan elektronik dan peralatan lain yang membutuhkan energi listrik untuk diubahnya sesuai
peruntukan atau fungsinya. Jika beban membutuhkan sumber listrik DC, maka beban dapat
langsung dihubungkan ke baterai tersebut. Namun, jika beban membutuhkan sumber listrik AC,
maka tegangan harus dirubah terlebih dahulu menjadi arus AC menggunakan

inverter.

Gambar 3. Baterai.

2.2.4 Inverter
Inverter berfungsi merubah arus DC menjadi arus AC. Tegangan arus searah keluaran
baterai 12Vdc diubah menjadi menjadi tegangan arus bolak-balik 220Vac sesuai dengan
kebutuhan listrik rumah tangga saat ini yang kebanyakan menggunakan tegangan jala-jala
220Vac. Maka dari itu tegangan arus searah tersebut perlu diubah menjadi tegangan arus bolak-
balik menggunakan inverter.

Gambar 4. Inverter.

6
2.3 Sistem & Prinsip Kerja PLTS
2.3.1 Diagram Blok PLTS
Sistem PLTS terdiri dari beberapa blok, meliputi : panel surya, controller regulator,
baterai dan inverter. Berikut merupakan diagram blok sistem PLTS.

B D

Gambar 5. Diagram Blok PLTS.

Berdasarkan gambar diatas, dapat dijelaskan fungsi masing-masing blok diagram


sebagai berikut : (a) Panel Surya adalah komponen PLTS yang fungsinya merubah cahaya
matahari menjadi energi listrik. (b) Controller Regulator adalah komponen PLTS yang
fungsinya mengatur pengisian arus ke baterai dan mengatur arus yang diambil dari baterai ke
beban. (c) Baterai adalah komponen PLTS yang fungsinya sebagai penyimpan tenaga listrik arus
searah (DC) dari tenaga surya sebelum dimanfaatkan untuk beban, bias juga langsung
dimanfaatkan ke beban jika beban membutuhkan sumber tegangan arus searah (DC). Dan
(d) Inverter adalah komponen PLTS yang fungsinya mengkonversikan tegangan searah (DC)
menjadi tegangan bolak balik (AC).

2.3.2 Proses Konversi


Proses pengubahan atau konversi cahaya matahari menjadi listrik ini
dimungkinkan karena bahan material yang menyusun sel surya berupa semikonduktor. Lebih
tepatnya tersusun atas dua jenis semikonduktor; yakni jenis n dan jenis p. Semikonduktor
jenis n merupakan semikonduktor yang memiliki kelebihan elektron, sehingga kelebihan muatan
negatif, (n = negatif). Sedangkan semikonduktor jenis p memiliki kelebihan hole, sehingga
disebut dengan p ( p = positif) karena kelebihan muatan positif. Caranya, dengan

7
menambahkan unsur lain ke dalam semikonduktor, maka kita dapat mengontrol jenis
semikonduktor tersebut, sebagaimana diilustrasikan pada gambar di bawah ini.

Gambar 6. Ilustrasi pada Semikonduktor.

Pada awalnya, pembuatan dua jenis semikonduktor ini dimaksudkan untuk


meningkatkan tingkat konduktifitas atau tingkat kemampuan daya hantar listrik dan panas
semikonduktor alami. Di dalam semikonduktor alami (disebut dengan semikonduktor intrinsik)
ini, elektron maupun hole memiliki jumlah yang sama. Kelebihan elektron atau hole dapat
meningkatkan daya hantar listrik maupun panas dari sebuah semikoduktor.
Misal semikonduktor intrinsik yang dimaksud ialah silikon (Si). Semikonduktor jenis
p, biasanya dibuat dengan menambahkan unsur boron (B), aluminum (Al), gallium (Ga) atau
Indium (In) ke dalam Si. Unsur-unsur tambahan ini akan menambah jumlah hole. Sedangkan
semikonduktor jenis n dibuat dengan menambahkan nitrogen (N), fosfor (P) atau arsen (As) ke
dalam Si. Dari sini, tambahan elektron dapat diperoleh. Sedangkan, Si intrinsik sendiri tidak
mengandung unsur tambahan. Usaha menambahkan unsur tambahan ini disebut dengan doping
yang jumlahnya tidak lebih dari 1 % dibandingkan dengan berat Si yang hendak di-doping. Dua
jenis semikonduktor n dan p ini jika disatukan akan membentuk sambungan p-n atau dioda p-n
(istilah lain menyebutnya dengan sambungan metalurgi / metallurgical junction)

2.4 Perhitungan Konversi Energi


Perhitungan dilakukan untuk menetukan ukuran sel Fotovoltaik dan Baterai untuk
sistem energi matahari dengan kapasitas maksimum 1000 Watt. Langkah-langkah perancangan
adalah sebagai berikut:
2.4.1 Menentukan Arus Beban Total dalam Ampere-Jam (Ah)
Ampere-jam dari peralatan dihitung dalam DC ampere-jam/hari. Arus beban dapat
ditentukan dengan membagi rating watt dari berbagai alat yang menjadi beban dengan tegangan
operasi sistem PV nominal.
Itot beban DC = Watt/Vop x jam pakai sehari……...................…..(1) Itot bebanAC =
(Watt/Vopxjam pakai sehari)/0.85 ………….….... (2) Itotbeban = Itot beban DC +Itot beban
AC …..............................(3) Dimana : Itot beban = Arus total beban dalam Ah
8
2.4.2 Rugi-rugi dan Faktor Keamanan Sistem
Untuk sistem PLTS dengan daya 1000 Watt ke bawah, factor 20% harus ditambahkan
ke pembebanan sebagai pengganti rugi-rugi sistem dan untuk factor keamanan. Oleh karena itu
ampere-jam beban yang ditentukan pada langkah 3.1 dikalikan dengan 1,20
sehingga :
Total beban + Rugi & Safety Factor = Itot beban x 1,20 ....…………(4)
2.4.3 Menentukan jam Matahari Ekivalen
(Equivalent Sun Hours, ESH) terburuk Jam matahari ekivalen suatu tempat
ditentukan berdasarkan peta insolasi matahari dunia yang dikeluarkan oleh Solarex (Solarex,
1996). Berdasarkan peta insolasi matahari dunia, diperoleh: ESH untuk Wilayah Katulistiwa =
4,5
2.4.4 Menentukan Kebutuhan Arus Total Panel Surya
Arus total panel surya yang dibutuhkan ditentukan dengan cara membagi ‘Total beban +
Rugi-rugi dan safety factor’ dengan ESH.
Itot panel = (Itot beban x1,20)/ESH …….....................................….(5)

2.4.5 Menentukan Susunan Modul Optimum untuk Panel Surya


Penyusunan optimum adalah cara yang akan menentukan kebutuhan arus total panel
dengan jumlah modul seminimum mungkin. Penentuan konfigurasi modul minimum dengan
menghitung jumlah minimum modul yang menyediakan nilai arus panel yang dibutuhkan
dietentukan pada langkah 4.
Jumlah modul yang tersusun secara paralel adalah : ΣModpar = Itot_panel / Iop_modul......................
……….......…(6) Dimana :
Itot_panel adalah Arus Total panel Iop_modul dan Arus operasi modul
Jumlah modul yang tersusun seri ditentukan oleh :
ΣMod seri = Vsystem / VModul......................…………………(7) Dimana :
Vsistem adalah tegangan nominal sistem dan Vmodul adalah tegangan nominal modul
Total modul yang diperlukan adalah :
Jumlah total modul =jumlah modul seri x jumlah modul paral……..(8)

9
2.4.6 Menentukan Kapasitas Baterai untuk Waktu Cadangan Yang Dianjurkan
Umumnya sistem listrik matahari fotovoltaik dilengkapi dengan baterai penyimpan
(aki) untuk menyediakan energi pada beban ketika beroperasi pada malam hari atau pada waktu
cahaya matahari kurang. Kapasitas waktu cadangan yang disarankan bervariasi berdasarkan
garis lintang daerah tempat pemasangan panel surya diperlihatkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hubungan antara lokasi pemasangan dan waktu cadangan modul photovolaik buatan Solarex.

Garis Lintang Lokasi Pemasangan Waktu Cadangan (trec)


o o
0 – 30 (Utara atau Selatan) 5 – 6 hari
o o
30 – 50 (Utara atau Selatan) 10 – 12 hari
o o
50 – 60 (Utara atau Selatan) 15 hari
Sumber : Solarex, 1996 : Discover The Newest World Power, Frederick Court, Maryland USA.

2.4.7 Efisiensi Konversi Energi


Efisiensi η = V I / P.a ...............................................................(10) Atau η = Fi.Is.Vo /
P.a ........................................................(11) Dimana: η = efisiensi konversi
V = Tegangan yang dibangkitkan sel surya
Fi = Faktor isi
I = Arus sel surya
Is = Arus hubung singkat
Vo = Tegangan tanpa beban
P = Rapat daya matahari yang jatuh pada sel surya
A = Luas sel surya

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang mengubah energi
surya menjadi energi listrik. Pembangn listrik bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara
langsung menggunakan photovoltaic dan secara tidak langsung dengan pemusatan energi
surya. Photovoltaic mengubah secara langsung energy cahaya menjadi listrik menggunakan
efek fotoelektrik. Pemusatan energi surya menggunakan sistem lensa atau cermin
dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari ke satu titik untuk
menggerakan mesin kalor.
Photovoltaic (photo-cahaya,voltaic=tegangan)Photovoltaic tenaga matahari: melibatkan
pembangkit listrik dari cahaya. Rahasia dari proses ini adalah penggunaan bahan semi
konduktor yang dapat disesuaikan untuk melepas elektron, pertikel bermuatan negative
yang membentuk dasar listrik.
Panel surya ramah lingkungan dan tidak memberikan kontribusi terhadap perubahan
iklim seperti pada kasus penggunaan bahan bakar fosil karena panel surya tidak
memancarkan gas rumah kaca yang berbahaya seperti karbon dioksida. Panel surya
memanfaatkan energi matahari dan matahari adalah bentuk energi paling berlimpah yang
tersedia di planet . Panel surya mudah dipasang dan memiliki biaya pemeliharaan yang
sangat rendah karena tidak ada bagian yang bergerak.
Panel surya masih relatif mahal, bahkan meskipun setelah banyak mengalami penurunan
harga. Harga panel rumah sedang saat ini ser IDR27.500/wp (watt peak). Panel surya masih
perlu meningkatkan efisiensi secara signifikan karena banyak sinar matahari terbuang sia-sia
dan berubah menjadi panas. Rata-rata panel surya saat ini mencapai efisiensi kurang dari 20%.
Jika tidak terpasang dengan baik dapat terjadi over-heating pada panel surya.

3.2 Saran

Panel surya belum bisa menjadi energi alternatif bagi masyarakat Indonesia
dikarenakan biaya alat dan instalasinya yang masih mahal.oleh karena itu panel surya untuk
saat ini lebih cocok untuk digunakan pada instansi, kantor pemerintahan, sekolah atau badan–
badan pelayanan masyarakat.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://www3.esdm.go.id/berita/56-artikel/5797-matahari-untuk-plts-di-indonesia-.html
http://kip.esdm.go.id/regulasi/index.php/list-data-regulasi/110-peraturan- menteri/peraturan-
menteri-esdm/tahun-2013/558-peraturan-menteri-esdm-no-17- tahun-2013
http://www.alpensteel.com/article/126-113-energi-lain-lain/4702-sejarah-tenaga-surya-di-
indonesi

12

Anda mungkin juga menyukai