Revisi Tata Ruang Kabupaten Simalungun Periode 20112031
HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN BAB
MASYARAKAT DALAM
PENATAAN RUANG 8
8.1 HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
Dalam tata kelola pemerintahan yang baik menerapkan kaidah “Good Governance.”
Dalam penerapannya mengikutsertakan beberapa stakeholders yaitu pemerintah,
swasta, dan masyarakat, masing‐masingst stakeholder mempunyai peranan sendiri
dalam sistem pembangunan berkelanjutan suatu wilayah atau dapat dikatakan bahwa
good governance merupakan upaya kerja sama dalam proses pembangunan
berkelanjutan, dilakukan dalam skala pemerintahan daerah, kelompok masyarakat
sosial, dan sektor bisnis swasta.
Berdasarkan kepada ADB good governance memiliki empat elemen penting di dalamnya
yaitu :
1. Akuntabilitas
Pejabat publik harus bertanggung jawab untuk perilaku pemerintah, dan responsif
terhadap entitas dari mana otoritas mereka berasal. ADB mengupayakan pemerintah
meningkatkan akuntabilitas dalam membangun kapasitas untuk melakukan reformasi
ekonomi, melaksanakannya dengan sukses, dan menyediakan warga negara dengan
tingkat yang dapat diterima pelayanan publik. Kriteria yang ditetapkan untuk mengukur
kinerja pejabat publik, dan menyiapkan mekanisme pengawasan untuk memastikan
standar terpenuhi.
2. Partisipasi
ADB mendorong partisipasi dalam pemerintahan dengan cara:
• Mendorong partisipasi penerima manfaat proyek dan kelompok‐kelompok yang
terkena dampak.
• Meningkatkan hubungan antara masyarakat dan swasta.
3. Prediktabilitas
4. Transparasi
1. Berperan serta dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
3. Menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai sebagai akibat dari penataan
ruang berdasarkan peraturan perundang‐undangan yang berlaku.
4. Memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat
pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan tata ruang wilayah dan
semua rencana tata ruang dengan hirarki yang lebih rendah, diselanggarakan
dengan cara musyawarah untuk mufakat namun bila tidak menemukan
penyelesaian dalam dilakukan upaya melalui pengadilan dan di luar pengadilan
seperti arbitase atau lainnya.
7. Mengajukan gugatan ganti rugi kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila
kegiatan pembangunan yang tidak sesuai rencana tata ruang menimbulkan
kerugian.
Selain hak yang diperoleh masyarakat, masyarakat juga memiliki kewajiban dalam
kegiatan penataan ruang wilayah. Bentuk pelaksanaan kewajiban masyarakat dilakukan
dengan mematuhi dan menerapkan kriteria, kaidah, baku mutu, dan aturan‐aturan
penataan ruang yang ditetapkan dengan peraturan perundang‐ undangan. Peraturan
dan kaidah pemanfaatan ruang yang dipraktekkan masyarakat secara terus menerus
dengan memperhatikan faktor‐faktor daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup,
estetika lingkungan, lokasi, struktur ruang, dan pola ruang. Untuk lebih jelasnya berikut
merupaka kewajiban masyrakat dalam kegiatan penataan ruang:
1. Berperan serta dalam memelihara kualitas ruang
2. Menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan
6. Memberi akses terhadap sumber air, penanggulangan bencana, penataan kawasan
permukiman, Daerah Aliran Sungai, dalam rangka kepentingan umum yang diatur
berdasarkan peraturan perundang‐ undangan.
8.2 PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
Adanya hak dan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang sedikit banyak
menjelaskan perlunya peran masyarakat dalam penataan ruang yang berkelanjutan.
Definisi dari penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang (UU no. 26 tahun 2007
tentang Penataan Ruang). Mengaju pada Undang‐Undang No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang perlunya peran serta masyarakat dalam penantaan ruang yang
kemudian diperjelas dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun
2010 tentang bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang.
Hal tersebut menjelaskan dalam penataan ruang terbagi menjadi tiga bagian proses
perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian, peran masyarakat harus ada di ketiga
proses tersebut.
1. Peran serta masyarakat dalam proses perencanaan tata ruang wilayah melalui
pemberian saran, pertimbangan, pendapat, tanggapan, keberatan, dan masukan.
Peran tersebut dapat berupa berikut :
a. Pemberian masukan dalam penentuan arah pengembangan wilayah.
f. Kerjasama dalam penelitian dan pengembangan dan atau bantuan tenaga ahli.
g. Terjaminnya usulan masyarakat dalam rencana tata ruang.
d. Perubahan atau konversi pemanfaatan ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten yang telah ditetapkan.
e. Bantuan teknik dan pengelolaan dalam pemanfaatan dan/atau.
f. Kegiatan menjaga, memelihara, dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan
hidup.