Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS ARTIKEL

MATERI MOMENTUM DAN IMPULS

Disusun Oleh :

Dea Rizki Aristiani (201842500006)


Helmi Khairunnisa Mumtaz (201842500002)
Susi Susanti (201842500157)

Kelas : X7A
Mata Kuliah : Desain Pembuatan Alat Peraga
Dosen Pengampu : Popi Purwanti, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI (UNINDRA)

JAKARTA

2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling mendasar.
Fisika adalah ilmu eksperimental yang berkaitan erat dengan alam sekitar. Fenomena
alam ini dapat dijelaskan melalui sebuah konsep, teori dan hukum fisika sehingga
dapat diterima dan dipahami oleh pikiran manusia. Ilmu fisika berkembang luas
dalam dunia pendidikan, sehingga menjadi pelajaran yang penting untuk dipelajari.

Momentum sebuah benda didefinisikan sebagai hasil kali sebuah benda


dengan kecepatan benda itu pada suatu saat. Momentum merupakan besaran vektor
yang arahnya searah dengan kecepatannya. Secara sistematis :

p=mxv

ket :

p = momentum (kg m/s)

m = massa benda (kg)

v = kecepatan benda (m/s)

Dalam kehidupan sehari-hari sebuah benda yang memiliki massa


tertentu yang bergerak cepat akan mempunyai momentum lebih besar
daripada benda yang bergerak lebih lambat. Pada kondisi lain, dengan
kecepatan yang sama tetapi massa yang berbeda maka momentumnya
akan berbeda (Purwoko, 2010:128).

Impuls adalah hasil kali gaya dengan waktu yang ditempuhnya. Impuls
merupakan besaran vektor yang arahnya searah dengan arah gayanya. Perubahan
momentum adalah akibat adanya impuls dan nilainya sama dengan impuls. Adapun
persamaan impuls yaitu :

I = 𝑃2 − 𝑃1 = ∆P
ket :

I = impuls (N.s)

1 = momentum awal

2 = momentum akhir

Phet simulation adalah suatu media pembelajaran yang dapat di gunakan untuk
proses pembelajaran sains dapat di tampilkan dalam bentuk virtual pada software
komputer sehingga dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dalam
segi waktu tempat serta alat dan bahan yang di gunakan. Phet simulation dapat
digunakan untuk mambantu memahami suatu materi bahasa dan dapat mensolusi
keterbatasan maupun ketiadaan perangkat laboratorium. Media pembelajaran ini
hampir mirip dengan alat dan komponen yang sebenarnya, sehinga siswa dapat
mengetahui bentuk dan kegunaan alat yang akan di praktikan. Media pembelajaran
phet simulation ini adalah simulasi dari praktikum sebenarnya yang biasanya
dilakukan di laboratorium sekolah selain itu media ini digunakan sebelum melakukan
eksperimen nyata dalam laboratorium dengan membuat simulasi tentang bagaimana cara
merangkainya, bentuknya serta mengujinya sebelum melakukan
eksperimen yang sebenarnya untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi.
Penggunaan Phet Simulation menjadi salah satu pilihan untuk pembelajaran modern saat
ini yang menggunakan simulasi komputer. Siswa dapat melakukan eksperimen
menggunakan program komputer yang mensimulasikan percobaan fisika, tidak lewat
percobaan di laboratorium tetapi lewat monitor komputer (Suparno, 2007). Media ini
menjadi laboratorium virtual dengan komponen yang dijalankan sepenuhnya melalui
simulasi Phet Simulation. Hal ini dapat menjadi pilihan guru sehingga siswa dapat tetap
melakukan kegiatan praktikum dengan alat dan waktu yang terbatas. Dengan demikian
kebutuhan siswa untuk melakukan praktikum tetap terpenuhi, sehingga siswa dapat
belajar menemukan melalui kegiatan eksperimen kemudian dapat mengumpulkan data,
menganalisis dan menyimpulkan hasil yang diperolehnya dari kegiatan tersebut.
Penggunaan aplikasi berbasis Phet Simulation diharapkan dapat meningkatkan konsep
dan pemahaman siswa. Dengan begitu, siswa dapat berproses untuk membangun
pengetahuan mereka sendiri.
B. Tujuan
Tujuan dari resume artikel tentang materi penggunaan phet simulations pada
materi momentum dan impuls, yaitu :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain Pembuatan Alat Peraga (DPAP)
2. Sebagai referensi mahasiswa tentang jurnal fisika yang terkait materi
Momentum dan Impuls

C. Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup materi yang digunakan untuk resume artikel ini adalah tentang
materi fisika momentum, impuls, dan phet simulation.

BAB II
DASAR TEORI

A. Resume Artikel
1. Artikel 1
a. Judul : Tingkat Pemecahan Masalah Siswa Pada Pokok Bahasan
Tumbukan ( Impuls Momentum)
b. Penulis : Shinta Dewi Susanti, Fariduz Zaman
c. Alamat URL :
http://journal2.um.ac.id/index.php/jrpf/article/view/10409/5265
d. Latar Belakang Masalah :
- Pengembangan keterampilan pemecahan masalah siswa merupakan salah satu
kebutuhan dikarenakan melalui keterampilan pemecahan masalah siswa
dituntut untuk bisa menghadapi berbagai masalah yang muncul secara efektif
e. Tujuan Artikel : Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat pemecahan
masalah fisika siswa pada materi impuls momentum
f. Metode Penelitian : Metode Eksperimen
g. Hasil Penelitian :
- Hasil penelitian pengembangan ini adalah Useful description (deskripsi
permasalahan) 64% termasuk dalam criteria tinggi (T), Physic approach
(pengenalan konsep) 75% termasuk dalam criteria sangat tinggi (ST),
kemampuan Specific application of physic (penggunaan konsep) dan
Mathematical procedure (proses matematis) 76% termasuk dalam criteria
sangat tinggi (ST),dan kemampuan Logical progression(urutan logika) 33%
termasuk dalam criteria rendah (R). Secara keseluruhan poin rata rata yang
diperoleh untuk kemampuan pemecahan masalah adalah 62% dimana hal ini
tergolong tinggi (T).

2. Artikel 2
a. Judul : Pengaruh penggunaan media simluasi phet (physic education
technology) terhadap hasil belajar fisika
b. Penulis : Rozi Saputra, Susilawati dan Ni Nyoman Sri Putu Verawati
c. Alamat URL :
https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPM/article/view/1459
d. Latar belakang masalah : Berdasarkan hasil observasi didapatkan beberapa
permasalahan dalam pembelajaran fisika, diantaranya peserta didik masih
beranggapan bahwa mata pelajaran fisika itu sulit, banyak rumus,
membosankan dan masih minimnya alat percobaan
yang ada serta laboratorium komputer yang cukup memadai namun tidak
dimanfaatkan dengan baik, selain itu peserta didik kurang aktif dalam
mengajukan pertanyaan apabila kurang mengerti dengan penjelasan yang
disampaikan oleh guru. Sehingga mengakibatkan hasil belajar peserta didik
rendah. Untuk memahami konsep-konsep fisika akan terasa sulit bagi peserta
didik apabila hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan guru saja.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu media pembelajaran yang berkaitan dengan
penjelasan konsep-konsep fisika tersebut. Salah satu media pembelajaran yang
dapat digunakan oleh peserta didik dalam menunjang hasil belajar fisika peserta
didik adalah media simulasi PhET. Media PhET merupakan simulasi interaktif
fenomena-fenomen fisis berbasis riset yang dapat mendukung pendekatan
interaktif dan kontruktivis, memberikan umpan balik dan menyampaikan pesan-
pesan atau informasi dalam pembelajaran fisika.
e. Tujuan artikel : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan media simulasi PhET (physics education tehnology) terhadap hasil
belajar fisika peserta didik SMA Negeri 1 Kediri tahun ajaran 2018/2019.
f. Metode Penelitian : Metode penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain
penelitian non-equivalent control group design.
g. Hasil Penelitian : Uji coba instrument tes hasil belajar telah memenuhi syarat
diantaranya, uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda. Sehingga
diperoleh sebanyak 25 soal valid dan 5 soal tidak valid dari 30 soal yang diujikan,
kemudian soal tersebut diberikan saat melakukan tes awal dan tes akhir. Setelah
didapatkan hasil tes akhir kedua kelas homogen dan terdistribusi normal hipotesis
penelitian diujikan dengan uji-t dengan taraf signifikan 5% dan diperoleh hasil
thitung sebesar 4,12 dan ttabel sebesar 2,02 sehingga dapat dikatakan bahwa nilai
thitung lebih besar dari ttabel. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh penggunaan media simulasi PhET (Physics Education
Technology) terhadap hasil belajar fisika peserta didik.

3. Artikel 3
a. Judul : Penggunaan Phet Simulation Dalam Meningkatan
Pemahaman Konsep Fisika Peserta Didik
b. Penulis : Siti Ita Masita Pujianti Bejahida Donuata, Agustinus
A. Ete, Muhamad Epi Rusdin
c. Alamat URL :
- http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIPFI/article/view/12900/pdf
d. Latar Belakang Masalah :
- Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari kejadian-kejadian yang
terdiri dari proses, produk dan sikap ilmiah yang bersifat siklik, saling
berhubungan, dan menunjukkan bagaimana gejala-gejala alam tersebut terukur
melalui pengamatan dan penelitian (Yuliani, dkk, 2012). Physic Education and
Technology (PhET) adalah salah satu media pembelajaran yang diciptakan
untuk memberikan pengalaman interaktif bagi peserta didik.
e. Tujuan Artikel : Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman konsep fisika peserta didik dengan menggunakan PhET Simulation.
f. Metode Penelitian :
- Penelitian ini dilakukan dengan metode Quasi Experimen, dengan bentuk
Nonequivalent Control Group Design yang melibatkan dua kelompok belajar
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dimana sampel kedua kelas ini
dipilih tidak secara random.
g. Hasil Penelitian :
- Hasil penelitian dengan mengacu pada perhitungan N-gain menunjukan bahwa
kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Peningkatan
pemahaman konsep fisika pada kelas eksperimen sebesar 0,62 sedangkan
untuk kelas kontrol sebesar 0,13. Berdasarkan hasil perhitungan n-gain dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan PhET Simulation dapat
meningkatkan pemahaman konsep fisika peserta didik.

4. Artikel 4
a. Judul :
Pengembangan modul momentum, impuls, dan tumbukan, dengan strategi concept
mapping di MAN
b. Penulis :
Siti Roudlotus Sa’idah, Trapsilo Prihandono, Sri Wahyuni
c. Alamat URL :
file:///C:/Users/ASUSPC~1/AppData/Local/Temp/7228-301-14933-1-10-
20180315.pdf
d. Latar Belakang Masalah :
- Salah satu sifat materi fisika adalah abstrak, sifat itu menyebabkan siswa
mengalami kesulitan. Selain itu, materi yang tidak berurutan Hal tersebut
menjadi kelemahan dalam penyajian materi pada buku fisika di sekolah. Salah
satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
menggunakan modul pemetaan konsep.
e. Tujuan Artikel :
- Untuk mendeskripsikan validitas modul, efektifitas, dan kepraktisan. Metode
penelitian yang digunakan adalah model 4D yang disarankan oleh
Thiagarajan, Semmel dan Semmel.
f. Metode Penelitian : Metode Eksperimen
g. Hasil Penelitian :
- Hasil penelitian pengembangan ini adalah modul momentum, impuls dan
tumbukan dengan strategi concept mapping untuk Madrasah Aliyah Negeri
yang dikembangkan menggunakan model 4D oleh Thiagarajan yang telah
dimodifikasi menjadi 3D (define, design, dan develop). Apakah modul
tergolong valid dengan nilai validitas 85,47%, modul efektif dengan nilai
retensi 98,79%, modul tergolong praktis menurut nilai respon siswa sebesar
67,71%. Berdasarkan data tersebut, dapat menyimpulkan bahwa modul
tersebut sangat valid, efektif dan praktis untuk digunakan dalam sedang
belajar.

5. Artikel 5
a. Judul : Peningkatan hasil belajar fisika pada materi momentum dan
impuls dengan metode bridge concept kelas XPTM 1 SMKN 1 Blora
b. Penulis : Lestari prihatini
c. Alamat URL : http://jurnal.unw.ac.id/index.php/dwijaloka/article/view/588
d. Latar belakang masalah : Materi fisika selalu terkait antara materi yang satu
dengan materi berikutnya. Konsep dalam fisika dinyatakan dalam persamaan atau
rumus seringkali oleh peserta didik hanya di hafal tanpa di pahami konsepnya.
Menurut pengamatan selama penulis mengajar materi yang komplek banyak
peserta didik yang hasil belajarnya menda pat nilai kurang. Untuk menanggulangi
kesulitan ini diperlukan adanya pengulangan materi, kegiatan demonstrasi atau
percobaan, untuk menunjukan konsep nyata dan dijadikan acuan untuk penemuan
konsep formal. Langkah ini biasanya tidak terlepas dari penggunaan konsep
matematika. Bridge concept adalah salah satu teknik pembelajaran yang
dikembangkan penulis berdasarkan teknik pembelajaran yang berorientasi pada
pengembangan pengetahuan, ketrampilan dan sikap, dengan tujuan membantu
peserta didik mengingat materi lama dengan yang baru dan menjadikan
materi komplek menjadi materi yang sederhana
e. Tujuan artikel : Bagaimana meningkatkan hasil belajar fisika pada materi
momentum dan impuls bagi peserta didik kelas XTPM1 SMKN 1 Blora melalui
penerapan teknik bridge concept pada pembelajaran.
f. Metode Penelitian : Metode penelitian ini menggunakan Bridge Concept yaitu
teknik pembelajaran yang dikembangkan penulis berdasarkan teknik pembelajaran
yang berorientasi pada pengembangan kecakapan pengetahuan, ketrampilan dan
sikap.
g. Hasil Penelitian : Pembelajaran awal diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar khususnya pada materi momentum dan impuls. Namun kenyataannya
peserta didik kurang aktif, motivasi belajar rendah, dan hasil belajar siswa masih
rendah. Pada kondisi awal peserta didik yang tuntas mengikuti pembelajaran
sesuai KKM 76, hanya 7 peserta (22%), sedangkan yang belum tuntas 25 peserta
(78%). Pada siklus I didapat hasil dari 32 peserta didik yaitu 22
peserta tuntas (69%) dan 10 peserta belum tuntas (31%). Pada siklus II di dapat
hasil dari 32 peserta didik yaitu 29 peserta tuntas (91%) dan 3 peserta didik
belumtuntas (9%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menerapkan teknik bridge concept pada pembelajaran fisika
materi momentum dan impuls dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
kelas XTPM1 SMKN 1 Blora.

6. Artikel 6
a. Judul : Model PDEODE Untuk Meminimalisir Miskonsepsi Pada
Materi Momentum dan Impuls Bagi Siswa Kelas X Di SMAN 2 KS Cilegon
b. Penulis : Widia Tri Priane, Yayat Ruhiat, Rahmat Firman Septyanto
c. Alamat URL :file:///C:/Users/ASUSPC~1/AppData/Local/Temp/972625959-
1-PB.pdf
d. Latar belakang masalah :
- Konsep fisika tidak lepas dalam kehidupan sehari-hari, sehingga saat siswa
memasuki ruangan kelas untuk belajar fisika, siswa tidaklah berbekal dengan
kepala kosong, namun di dalam pikiran siswa terdapat berbagai pengetahuan
yang sudah didapatkannya sewaktu masih duduk di bangku SMP bahkan
pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari yang pernah dialami atau dilihat
berkaitan dengan pelajaran fisika. Pengetahuan awal siswa tersebut dapat
berupa pengetahuan yang sudah sesuai dengan pengetahuan yang akan
dipelajari, bisa juga berbeda sama sekali. Membangun konsep siswa,
diperlukan keselarasan antar fakta-fakta dan konsep - konsep dasar yang
dimiliki siswa sehingga konsep tersebut dapat terbangun secara sistematis.
Namun, keselarasan antar konsep - konsep dasar yang dimiliki siswa
seringkali dipengaruhi oleh pemahaman awal yang diperoleh siswa sebelum
memasuki kelas untuk memperoleh pengajaran di bawah bimbingan
guru. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Duit dan Treagust dalam
(Treagust, 2009) menyatakan bahwa “Data penelitian yang dikumpulkan
selama lebih dari tiga dekade telah menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa datang ke kelas sains dengan pengetahuan atau kepercayaan mereka
sendiri tentang fenomena dan konsep yang akan diajarkan". Pemahaman awal
tersebut seringkali bertentangan dengan konsep yang dikemukakan para
ilmuwan atau para ahli. Kondisi inilah yang kita kenal dengan istilah miskon-
sepsi.
e. Tujuan artikel :
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana model pembelajaran
PDEODE dapat mengurangi kuantitas miskonsepsi siswa pada pembelajaran
momentum dan impuls
f. Metode Penelitian :
- Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pre-
exsperimental dengan desain “one-group pre test and post test desain”
g. Hasil Penelitian :
- Hasil Uji N-Gain sebesar -0,71 dan dikategorikan sebagai G-Tinggi. Sehingga
model pembelajaran ini dapat efektif untuk digunakan dalam mengatasi
miskonsepsi siswa pada konsep momentum dan impuls. Hasil penelitian lain
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan penerapan model PDEODE dapat
membantu siswa mengembangkan keterampilan proses dalam pembelajaran
IPA. Hasil lainnya menunjukkan bahwa model pembelajaran PDEODE
berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Hal yang serupa dari hasil
penelitian mengatakan bahwa penggunaan model PDEODE mampu
meningkatkan pemahaman konsep dan mereduksi konsepsinya sehingga
sesuai dengan konsep ilmiah sebelumnya.

7. Artikel 7
a. Judul : Pengembangan e-modul materi momentumdan impuls
berbasis process oriented guided inquiry learning (POGIL) untuk meningatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMA kelas X
b. Penulis : Yasmine Maya Savira, Agus Setyo Budi, Yetti Supriyati
c. Alamat URL :
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/prosidingsnf/article/view/13428/7749
d. Latar belakang masalah :
- Kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran berbasis teknologi sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013
tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum Sekolah Menengah Atas
(SMA) atau Madrasah Aliyah (MA), bahwa secara umum kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan tiga faktor yaitu faktor tantangan internal, faktor
tantangan eksternal, dan faktor penyempurnaan pola pikir.Dalam proses
pembelajaran, selain pentingnya penggunaan bahan ajar, model pembelajaran
merupakan komponen penting penunjang tercapainya tujuan pembelajaran,
pemilihan model pembelajaran memberikan pengaruh pada proses tercapainya
tujuan pembelajaran. Adapun model pembelajaran yang dipilih adalah model
pembelajaran POGIL, dimana model pembelajaran POGIL merupakan
pembelajaran yang berorientasi proses yang berpusat pada peserta didik,
mendorong peserta didik mengolah informasi dan pengetahuan, dan
membantu peserta didik dalam mengembangkan pemahaman dengan
menerapkan learning cycle dalam aktivitas inkuiri terbimbing
e. Tujuan artikel :
- Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan e-modul materi momentum
dan impuls berbasis Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) yang
dilengkapi dengan soal - soal HOTS untuk meningkatkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa SMA kelas X.
f. Metode Penelitian :
- Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan (Research
and Development) yang mana dalam pengembangnya menerapkan model
ADDIE. Model ADDIE memungkinkan dilakukan evaluasi pada setiap tahap
pengembangan produk. Hal tersebut dapat meminimalisir kesalahan dan
kekurangan produk pada tahap akhir.
g. Hasil Penelitian :
- Hasil uji validasi oleh ahli materi diperoleh 82.78% dengan kategori sangat
layak, hasil uji validasi oleh ahli media diperoleh 88.81% dengan kategori
sangat layak, dan hasil uji validasi oleh ahli pembelajaran diperoleh 80.83%
dengan kategori sangat layak. Hasil uji coba lapangan oleh guru fisika SMA
kelas X dan XI diperoleh 98.25% dengan kategori sangat layak dan hasil uji
coba lapangan oleh siswa diperoleh 92.05% dengan kategori sangat layak. Uji
coba lapangan kepada 36 siswa kelas XI MIPA 2 SMAN 44 Jakarta diperoleh
hasil rata - rata nilai pre -test sebesar 35.00 dan post - test sebesar 66.25. Hasil
yang diperoleh pada uji Gain sebesar 0.485 dengan klasifikasi sedang.
Berdasarkan hasil uji validasi dan uji coba lapangan, dapat disimpulkan bahwa
produk yang dikembangkan telah layak digunakan sebagai bahan ajar mandiri
untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi
momentum dan impuls.

8. Artikel 8
a. Judul : Penerapan Media Simulasi Menggunakan PHET (Physics
Education And Technology) Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X
SMA Muhammadiyah Limbung
b. Penulis : Yuniar Ekawati, Abdul Haris, Hj. Bunga Dara Amin
c. Alamat URL :
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/jpf/article/view/254/240
d. Latar belakang masalah :
- Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fisika sebagai
salah satu ilmu yang telah berkembang begitu pesat, baik materi maupun
kegunaannya. Kegunaan fisika tidak terbatas pada cabang ilmu pengetahuan
alam saja, tetapi juga bidang lain seperti teknologi,
elektronika, arsitek, dan sebagainya. Media Phet Simulations adalah salah satu
media komputasi yang menyediakan animasi baik fisika, biologi, maupun
sains lain yang dijadikan dalam bentuk blog. Di dalam Phet simulations ada
sub-sub file yang dapat dipilih sendiri, animasi apa yang ingin
ditampilkan. Dalam media ini dapat menampilkan suatu materi yang bersifat
abstrak dan dapat dijelaskan dengan gamblang oleh media ini sehingga peserta
didik dengan mudah memahami materi tersebut. Didalam PhET terdapat
simulasi yang bersifat teori dan percobaan yang melibatkan pengguna secara
aktif. Pengguna dapat memanipulasi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
eksperimen. Sehingga selain dapat membangun konsep, PhET juga dapat
digunakan untuk memunculkan keterampilan proses sains.
e. Tujuan artikel :
- Penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen yang bertujuan untuk: (1)
mengetahui hasil belajar fisika peserta didik sebelum diajar dengan media
simulasi menggunakan PhET, (2) mengetahui hasil belajar fisika peserta didik
setelah diajar dengan media simulasi menggunakan PhET (3) mengetahui
bagaimana peningkatan hasil belajar fisika peserta didik sebelum dan setelah
diajar dengan media simulasi menggunakan PhET.
f. Metode Penelitian :
- Metode penelitian ini adalah penelitian pre-experimental dengan design
penelitian One-Group pretest-Posttest Design.
g. Hasil Penelitian :
- Hasil analisis deskriptif menunjukkan skor rata-rata hasil belajar fisika kelas X
SMA Muhammadiyah Limbung sebelum diajar dengan media simulasi
menggunakan PhET sebesar 10,88 dan setelah diajar dengan media simulasi
menggunakan PhET sebesar 15,19. Dari hasil analisis uji n-gain diperolah
N=0,4 yang menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar fisika peserta
didik kelas X SMA Muhammadiyah Limbung Tahun Ajaran 2014/2015 dalam
kategori sedang

9. Artikel 9
a. Judul : Pengembangan bahan ajar materi impuls dan momentum
berbasis edmodo dan berpikir kritis
b. Penulis : Marina Chandramidi
c. Alamat URL :file:///C:/Users/ASUSPC~1/AppData/Local/Temp/771018509-
1-SM.pdf
d. Latar belakang masalah : Pemanfaatan teknologi informasi melalui internet akhir-
akhir ini sudah meluas ke berbagai kalangan, terutama di kalangan siswa.
Internet cepat memasyarakat karena informasi tentang berbagai bidang dapat
diperoleh dengan mudah melalui internet. Penggunaan internet terutama pada
aplikasi jejaring sosial sudah menjamur di kalangan siswa. Keadaan inilah
yang dimanfaatkan peneliti untuk mengembangkan model pembelajaran yang
menggunakan aplikasi jejaring sosial. Edmodo adalah platform media sosial
bagi guru dan pesera didik yang sering digambarkan sebagai facebook untuk
sekolah dan dapat berfungsi lebih banyak lagi sesuai
dengan kebutuhan. Dengan memanfaatkan Edmodo, diharapkan siswa dapat ikut
serta aktif dalam pembelajaran. Belajar Fisika dengan memanfaatkan Edmodo
dapat menjadi daya tarik siswa yang kurang menyukaipelajaran Fisika.
e. Tujuan artikel : Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan desain model
pembelajaran Fisika berbasis Edmodo dan berpikir kritis yang relevan dengan
materi Impuls dan Momentum untuk siswa kelas XI SMA
f. Metode Penelitian : Metode eksperimen. Instrumen yang digunakan pada
penelitian ini adalah instrumen tes dan non tes. Instrumen tes berupa soal pilihan
ganda dan soal uraian. Instrumen tes divalidasi menggunakan program anates.
g. Hasil Penelitian : Edmodo sebagai media juga diukur efektivitas dan
efisiensinya menggunakan angket pengguna media, dengan responden empat
orang guru. Berdasarkan angket tersebut, empat orang guru atau 100% guru
menyatakan setuju bahwa model materi pembelajaran yang
diuji cobakan efisien untuk digunakan. 58% menyatakan setuju bahwa model
materi pembelajaran yang diuji cobakan efektif untuk digunakan dalam proses
pembelajaran dan 42% menyatakan sangat setuju. 60% guru menyatakan setuju
bahwa model pembelajaran yang digunakan efektif dalam pencapaian hasil
belajar siswa. 20% menyatakan sangat setuju, dan 20% lainnya menyatakan
kurang setuju. Siswa memiliki minat yang tinggi, aktif, responsif dan senang
dalam pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil poolingyang dilakukan
melalui Edmodo, 60 dari 64 siswa (93.75%) menyatakan bahwa pembelajaran
melalui Edmodo menyenangkan dan 4 siswa (6,25%) menyatakan tidak
menyenangkan.

10. Artikel 10
a. Judul : Pengembangan Alat Peraga Momentum dengan Sistem Sensor
b. Penulis : Upik Rahma Fitri, Desnita, Raihanati
c. Alamat URL :
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpppf/article/view/114/75
d. Latar belakang masalah : Kemajuan teknologi memfasilitasi pembentukan unsur
kreatif dan inovatif dalam pembelajaran fisika. Media pembelajaran berupa alat
peraga momentum yang sudah ada belum memenuhi kebutuhan siswa akan
pembelajaran yang interaktif. Maka cara menghasilkan media pembelajaran fisika
yang mendukung adalah dengan mengembangkan produk yang sudah ada berupa
alat peraga pada bentuk tampilan alat, sistem pengambilan data, dan keakuratan
hasil data.
e. Tujuan artikel : Penelitian ini bertujuan mengembangkan alat peraga dengan
konsep momentum dengan menggunakan sensor gerak
f. Metode Penelitian : Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
pengembangan (Research and Development).
g. Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa,
pengembangan alat peraga momentum dengan sistem sensor telah memenuhi
keriteria alat peraga sebagai media pembelajaran fisika.

11. Artikel 11
a. Judul : Tingkat Pemahaman Konsep Mahasiswa Pendidikan Fisika
Universitas Sebelas Maret pada Materi Momentum
b. Penulis : Geraldin Cintia Rosa, C. Cari, Nonoh Siti Aminah
c. Alamat URL : file:///C:/Users/ASUSPC~1/AppData/Local/Temp/16368-
33796-1-PB.pdf
d. Latar Belakang Masalah :
- Pemahaman konsep pada materi momentum yang dimiliki mahasiswa
berbeda-beda. Sebagian mahasiswa sudah memahami konsep sesuai dengan
kebenaran ilmiah, namun ada juga yang belum. Kendala yang dialami
mahasiswa dalam pemahaman konsep tersebut dapat menimbulkan terjadinya
miskonsepsi.
e. Tujuan Artikel :
- Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pemahaman konsep
mahasiswa pada materi momentum dengan menggunakan metode deskriptif
kualitatif.
f. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif
g. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan 77,27% mahasiswa
mengalami miskonsepsi pada transfer energi benda yang saling bertumbukan
12. Artikel 12
a. Judul : Pengaruh inkuiri bebrasis pictorial riddle berbantuan phet
simulation untuk meningkatkan kompetensi kognitif peserta didik kelas X SMAN
13 Padang pada materi omentum, impuls, dan getaran harmonis sederhana
b. Penulis : Arifaldi1), Ramli, Yenni Darvina, dan Silvi Yulia Sari
c. Alamat URL :
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pfis/article/view/6943/3499
d. Latar belakang masalah : Pendidikan merupakan suatu aspek yang tidak
pernah terlepas dari kehidupan manusia sejak lahir hingga akhir hayatnya.
Pendidikan memegang peranan penting dalam usaha meningkatkan sumber
daya manusia yang dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pendidikan di-harapkan mampu mewujudkan tujuan pendidikan itu
sendiri, yaitu dapat mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik sescara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara. Dalam pembelajaran guru masih menggunakan model dan metode
konvensional yang membuat siswa pasif dalam pembelajaran. Hal ini berdampak
negatif terhadap hasil belajar siswa dan belum tercapainya tujuan tahun 2013
kurikulum yang menuntut siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran.
e. Tujuan artikel : Pembelajaran inkuiri berbasis gambar sederhana diharapkan
mampu melatih siswa untuk mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasikan
dan berkomunikasi, dengan itu peningkatannya dalam hasil siswa tersebut akan
meningkat
f. Metode Penelitian : metode penelitian ini adalah pre-experimental design. Bentuk
dari Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest Design.
g. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata
pengetahuan pada post-test adalah 78,6 lebih tinggi dari pada pre-test sebesar
31,1. Hasil hipotesis diperoleh hasil penelitian memiliki t hitung > t tabel. Dan
perbedaan kemampuan siswa signifikan pada tingkat signifikan 0,05. Hal ini
menunjukkan penggunaan model inkuiri berbasis teka-teki bergambar berbantuan
simulasi PhET pada materi sederhana momentum, impuls dan getaran harmonis
terhadap hasil belajar siswa kelas X SMAN 13 Padang Mampu memberikan
kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
13. Artikel 13
a. Judul : Pengembangan Program Pembelajaran Berbasis
Aktivitas pada Materi Momentum Impuls untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa
b. Penulis : Nur Khasanah, Ellianawati Ellianawati, Agus Yulianto
c. Alamat URL :
file:///C:/Users/ASUSPC~1/AppData/Local/Temp/35626-Article%20Text-85362-
2-10-20191121-1.pdf
d. Latar Belakang Masalah :
- Berpikir kritis menjadi salah satu dari sejumlah aspek penting yang dilatihkan
dalam pembelajaran dan merupakan keterampilan inovasi yang dibutuhkan
untuk mempersiapkan siswa menjadi lulusan yang dapat bersaing dalam pasar
kerja (Rahma, 2012).
e. Tujuan Artikel : Untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa
melalui progra pembelajaran berbasis aktifitas
f. Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
pengembangan.
g. Hasil Penelitian :
- Hasil analisis menunjukkan bahwa PPBA sangat layak digunakan dengan
pemenuhan kriteria sebesar 85,9 % dan dapat meningkatkan keterampilan
berpikir kritis siswa dengan rata-rata faktor N-gain sebesar 0,65 dengan
kategori sedang. Peningkatan terbesar disumbangkan oleh model PBL dengan
faktor N-gain sebesar 0,66 dengan kategori sedang. PPBA mendapat respon
tinggi dengan skor 3,2 dari skor maksimal 4. Berdasarkan hasil analisis
tersebut dapat disimpulkan bahwa PPBA layak dan dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa.

14. Artikel 14
a. Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Berbantuan Media
Laboratorium Virtual Terhadap Penguasaan Konsep Fisika Siswa pada Materi
Momentum dan Impuls
b. Penulis : I Nyoman Sugiana, Ahmad Harjono, Hairunnisyah Sahidu,
Gunawan
c. Alamat URL :
https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPFT/article/view/290
d. Latar belakang masalah :
- Model pembelajaran merupakan disain yang menggambarkan suatu proses
rincian kegiatan pembelajaran dan penciptaan situasi lingkungan secara
sistematis yang memungkinkan siswa berinteraksi, sehingga terjadi perubahan
atau perkembangan dalam diri siswa. Pemilihan suatu model pembelajaran
yang tepat dalam proses pembelajaran fisika akan berpengaruh terhadap minat
serta kemampuan siswa. Salah satu model pembelajaran yang didesain dimana
siswa secara aktif berpartisipasi secara langsung dalam proses
pembelajaran dan mengkonstruksi makna dari informasi pengetahuan awal
dan pengalaman yang dimiliki siswa adalah model pembelajaran generatif.
Model pembelajaran generatif merupakan model pembelajaran yang
membimbing siswa dalam mengeksplorasi pengetahuan siswa untuk
memperoleh pengetahuan baru. Wena membagi model pembelajaran generatif
menjadi empat tahap, yaitu (a) pendahuluan (persiapan), (b) pemfokusan,
(c) tantangan (pengenalan konsep), dan (d) Aplikasi
e. Tujuan artikel : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh
model pembelajaran berbasis generatif menggunakan media laboratorium virtual
terhadap konsep siswa penguasaan dan kreativitas dalam fisika.
f. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan
menggunakan desain penelitian yaitu “non-equivalent control group design”.
g. Hasil Penelitian : Hasilnya menunjukkan bahwa nilai rata-rata post-test untuk
penguasaan konsep adalah 43 untuk eksperimen kelompok dengan skor tertinggi
56. Sedangkan skor rata-rata kelompok kontrol adalah 36 dengan skor tertinggi
52. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan t-test pooled variances. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai ttab adalah lebih tinggi dari tarit nilainya
adalah 3,42 > 2,00 untuk penguasaan konsep. Sebagai kesimpulan, penelitian ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh terhadap penguasaan konsep dan kreativitas
siswa kelompok eksperimen dalam fisika yang diperlakukan menggunakan model
pembelajaran berbasis generatif dengan menggunakan media laboratorium virtual.
15. Artikel 15
a. Judul : Pengembangan kuis interaktif tipe multiple choice materi
impuls dan momentum
b. Penulis : Nurul Rahma Octavia, I Dewa Putu Nyeneng, Wayan Suana
c. Alamat URL :
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPF/article/view/11838/8481
d. Latar belakang masalah : Pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan
dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan,
mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode,
sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien
untuk mencapai hasil yang optimal. Suatu proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik atau tidak, dapat dilihat dari tercapai atau tidaknya tujuan pem-
belajaran yang ditetapkan. Risqiyah (2011) menyatakan bahwa “Kuis interaktif
merupakan sebuah aplikasi yang me-muat materi pembelajaran dalam ben-tuk
soal atau pertanyaan. Yang me-mungkinkan peserta didik untuk meningkatkan
wawasan mengenai materi pembelajaran secara mandiri hanya dengan
sekali menekan tombol pada tampilan aplikasi.” Berdasarkan hasil observasi
dalam pembelajaran fisika di sekolah SMA Global Madani Bandarlampung, guru
masih kurang variatif dalam menggunakan instrumen evaluasi pem-
belajaran, karena guru lebih menekankan kepada instrumen evaluasi
menggunakan paper based test atau tes tulis, belum menggunakan kuis in-teraktif
dalam instrumen evaluasi pembelajaran.
e. Tujuan artikel : Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk: (1) Membuat
instrumen penilaian hasil belajar fisika SMA materi pokok Impuls dan Momentum
berbentuk kuis interaktif, dan (2) Mendeskripsikan reliabilitas, validitas, daya
beda, dan tingkat kesukaran instrumen.
f. Metode Penelitian : Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan
pengembangan (Research and Development).
g. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan program kuis interaktif reliabel
dengan indeks reliabilitas 0,80; indeks validitas 0,79 dalam uji ahli dan 0,67,
dalam anates; rata-rata indeks daya beda dan tingkat kesukaran, yaitu 0,26 dan
0,8125. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disimpulkan
bahwa adalah kuis interaktif memiliki kriteria baik serta layak digunakan sebagai
instrumen penilaian pembelajaran fisika SMA.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Metode Penelitian
Jurnal yang digunakan untuk diresume sebanyak 15 jurnal. Metode penelitian
yang digunakan pada analisis artikel ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu metode
penelitian yang menggambarkan karakteristik populasi atau fenomena yang sedang
diteliti.

B. Hasil Analisis

Momentum sebuah benda didefinisikan sebagai hasil kali sebuah benda dengan
kecepatan benda itu pada suatu saat. Momentum merupakan besaran vektor yang
arahnya searah dengan kecepatannya. Sedangkan, impuls adalah hasil kali gaya
dengan waktu yang ditempuhnya. Impuls merupakan besaran vektor yang arahnya
searah dengan arah gayanya.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa momentum adalah
hasil kali sebuah benda dengan kecepatan benda itu pada suatu saat. Momentum
merupakan besaran vektor yang arahnya searah dengan kecepatannya. Satuan dari
momentum adalah kg m/det atau gram cm/det.
Sedangkan, impuls adalah hasil kali gaya dengan waktu yang ditempuhnya.
Impuls merupakan besaran veketor yang arahnya searah dengan arah gayanya.
Perubahan momentum adalah akibat adanya impuls dan nilainya sama dengan
impuls.
Hukum kekekalan momentum suatu benda dapat diturunkan dari persamaan
hukum kekekalan energi mekanik suatu benda tersebut. Apabila dua buah benda
bertemu dengan kecepatan relatif maka benda tersebut akan bertumbukan dan
tumbukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu lenting sempurna dan tak lenting.
Pada tumbukan lenting sempurna energi kinetik benda tidak ber kurang atau
berubah menjadi energi lain, pada tumbukan tak lenting energi kinetik benda
sebagian berubah menjadi energi lain seperti energi bunyi, energi panas, dll.
Penggunaan simulasi PhET mampu meningkatkan hasil belajar siswa baik dari
segi kognitif, psikomotorik, dan afektif.

B. Saran

Diharapkan dengan adanya resume ini, pihak sekolah dapat menerapkan


model pembelajaran khususnya simulasi PhET dalam pembelajaran fisika karena
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari segi afektif lebih baik dari kelas
kontrol.

DAFTAR PUSTAKA

- Sudjana, N. & Rivai, I. (2007). Media pengajaran. Bandung : Sinar Baru


Algesindo.
- Sihaloho, Y. E. M., Suana, W., & Suyatna, A. 2017. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Flipped Classroom pada Materi Momentum dan impuls.
- Suryani, N., Setiawan, A., & Putria, A. (2018). Media Pembelajaran Inovatif
dan Pengembangannya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
- Fery, S. (2021). Perbandingan pemahaman konsep peserta didik dengan
menggunakan media pembelajaran crocodile physic dan media pembelajaran
phet simulation
- Sutrisno, A. D., Samsudin, A., Liliawati, W., Kaniawati, I., dan Suhendi, E.
2015. Model pembelajaran two stay two stray(tsts) dan pemahaman siswa
tentang konsep momentum dan impuls. Jurnal Pengajaran MIPA. 20(1): 38-42
- Elisa, Mardiyah, A., Ariaji, R., (2017). “Peningkatan Pemahaman Konsep
Fisika dan Aktivitas Mahasiswa Melalui Phet Simulation”. Jurnal Penelitian
Tindakan Kelas dan Pengembangan Pembelajaran. FKIP Universitas
Muhammadiyah Tapanuli Selatan. p-ISSN: 2599-1914, e-ISSN: 2599-1132 1,
(1), 15-20.
- . M. Tegeh, I. N. Jampel and K. Pudjawan, Model Penelitian Pengembangan,
Jogjakarta: Graha Ilmu, 2014
- Agustin, D. K., L. Yuliati, & S. Zulaikah. (2016). Kesalahan Siswa SMA
dalam Memecahkan Masalah Momentum-Impuls. Pros. Semnas Pend. IPA
Pascasarjana UM. 1: 174-183.
- Rusman. 2013. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Jakarta : Rajagrafindo Persada
- Sundari, Asih. 2015. Pengembangan Kuis Interaktif Tipe Multiple Respon
Untuk Melatih Kemampuan Eksplorasi Fenomena Fisika. Jurnal Pembelajaran
Fisika, Vol. 3 (1), 69-79.
- Suryani, Nunuk dan Agung, Leo. 2012. Strategi Belajar Mengajar.
Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Anda mungkin juga menyukai