Anda di halaman 1dari 73

PEDOMAN MAGANG

(VERSI KEBIASAAN BARU)

Oleh:

TIM PENYUSUN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Panduan magang ini disusun berdasarkan kebutuhan yang dirasakan oleh


civitas akademika Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Masyarakat (FKM) UNISKA dalam pelaksanaan magang khususnya dalam rangka
menerapkan kebiasaan baru dalam upaya menjaga protokol kesehatan dan
keamanan di masa pandemi Covid-19.
Pedoman ini adalah pedoman resmi yang harus diikuti oleh segenap civitas
akademika FKM UNISKA dalam melaksanakan kegiatan program magang. Pada
Pedoman magang ini terdapat beberapa perubahan dari Pedoman magang yang lalu
dimana adanya penyesuain-penyesuaian tertentu baik dalam pelaksanaan maupun
pembuatan laporan magang oleh mahasiswa. Pada panduan ini juga diharapkan
adanya keseragaman antara dosen pembimbing dengan mahasiswa untuk mengacu
dalam hal penulisan laporan kegiatan magang.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan buku pedoman ini,
namun bukan mustahil dalam pedoman ini masih terdapat kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan komentar yang dapat
dijadikan masukan dalam menyempurnakan pedoman ini di masa yang akan datang.
Semoga pedoman ini bermanfaat bagi para civitas akademika FKM UNISKA.

Wassalamu’alaikum wr. Wb.

Banjarmasin, Februari 2021

TIM PENYUSUN

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
II. TUJUAN ...................................................................................... 2
III. SASARAN ................................................................................... 3
IV. ORGANISASI PELAKSANA ..................................................... 3
V. BEBAN STUDI DAN WAKTU MAGANG................................ 4
VI. PERSYARATAN MENGIKUTI MAGANG ............................... 5
VII. LOKASI ....................................................................................... 5
VIII. PELAKSANAAN MAGANG ..................................................... 5
IX. MONITORING DAN EVALUASI ..................................................21
X. LAPORAN MAGANG ................................................................ 22
XI. SEMINAR .................................................................................... 24
XII. LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................... 26

iii
I. PENDAHULUAN
Program studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
(FKM) Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin merupakan Lembaga
intitusi Pendidikan sarjana kesehatan masyarakat. Salah satu misinya adalah
menyelenggarakan pengabdian yang mendukung upaya pemecahan masalah
kesehatan di intansi/lingkungan/masyarakat sebagai sarana pembangunan
kesehatan masyarakat. Dalam menjalankan misi tersebut, program studi
mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sebagai
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012, dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Kurikulum program magang bagi mahasiswa FKM UNISKA adalah untuk
memberi bekal pengalaman dan keterampilan kerja praktis, penyesuaian sikap di
dunia kerja sebelum mahasiswa dilepas untuk bekerja sendiri. FKM UNISKA
melaksanakan program magang karena mengharap para lulusan tetap
mempunyai kemampuan yang bersifat akademik dan profesional.
Pengertian magang adalah kegiatan mandiri mahasiswa yang dilaksanakan
di luar lingkungan kampus untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis yang
sesuai dengan bidang peminatannya melalui metode observasi dan partisipasi.
Kegiatan magang dilaksanakan sesuai dengan formasi struktur dan fungsional
pada instansi tempat magang baik pada lembaga pemerintahan maupun
perusahan swasta atau lembaga lain yang relevan.
Salah satu hasil kekaryaan mahasiswa secara praktis dan akademis dapat
dilihat dan atau dinilai melalui program magang pada instansi pemerintah dan
swasta. Harapan yang diinginkan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Islam Kalimantan (FKM UNISKA) Banjarmasin dalam program
magang ini adalah untuk melihat kemampuan mahasiswa dalam
mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah kesehatan dengan
pendekatan manajemen berbasis kesehatan masyarakat.
Hasil rumusan akhir definisi kesehatan masyarakat sebagai ilmu adalah
“kombinasi dari ilmu pengetahuan, keterampilan, moral dan etika, yang
diarahkan pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan semua orang,
memperpanjang hidup melalui tindakan kolektif atau tindakan sosial, untuk

1
mencegah penyakit dan memenuhi kebutuhan menyeluruh dalam kesehatan,
dengan menggunakan strategi pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat
secara mandiri”, perspektif yang digunakan dalam kesehatan masyarakat adalah
kelompok atau masyarakat dan inilah yang menjadi esensi dari ilmu kesehatan
masyarakat.
Adapun kompetensi yang telah ditetapkan menjadi kompetensi dasar
dengan mengacu pada hasil dari Council on Linkages Acamedia and Public
Health Practice (2001) bagi lulusan tenaga kesehatan masyarakat yaitu:
1. Kemampuan untuk melakukan kajian dan analisis
2. Kemampuan untuk mengembangkan kebijakan dan perencanaan
program kesehatan
3. Kemampuan untuk melakukan komunikasi
4. Kemampuan untuk memahami budaya lokal
5. Kemampuan untuk melakukan pemberdayaan masyarakat
6. Memahami dasar-dasar ilmu kesehatan masyarakat
7. Kemampuan untuk merencanaan dan mengelola sumber dana
8. Kemampuan untuk memimpin dan berfikir sistim
Bidang keilmuan kesehatan masyarakat yang dapat mahasiswa jadikan
sebagai masalah kesehatan meliputi administrasi kebijakan kesehatan, gizi
masyarakat, kesehatan lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja, kesehatan
ibu dan anak, epidemiologi, biostatistik dan promosi kesehatan.
Namun dengan merebaknya kejadian Pandemi Covid-19 yang saat ini
sedang melanda hampr di seluruh kawasan dunia, maka tentunya dianggap perlu
adanya penyesuaian kegiatan bidang akademik termasuk di dalamnya program
magang mahasiswa FKM UNISKA MAB. Hal ini diperlukan untuk senantiasa
tetap menjaga kesehatan dan keamanan setiap individu yang dapat terlibat baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan program magang
tersebut.

II. TUJUAN
Secara umum tujuan program magang FKM UNISKA MAB adalah
untuk memberikan pengalaman bekerja dan kesempatan untuk
mengaplikasikan ilmu kesehatan masyarakat agar dapat melakukan intervensi
dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi instansi tempat magang

2
dengan metode problem solving. Dari kegiatan ini juga diharapkan terjalin
kerjasama yang baik antara FKM UNISKA MAB dan Instansi tempat magang
sebagai stakeholder. Selain itu kegiatan magang versi kebiasaan baru ini juga
bertujuan untuk dapat melatih mahasiswa dalam menyusun laporan secara
terstruktur meskipun tidak harus langsung menjalani magang di instansi
kesehatan secara intensif.

Secara khusus tujuan program magang adalah


a. Mahasiswa mampu mengobservasi dan mengidentifikasi prosedur
kerja/Standard Operating Procedure (SOP) di tempat magang/institusi
kesehatan/lingkungan masyarakat dan melakukan analisis situasi.
b. Mahasiswa dapat berperan aktif dengan cara memberikan sumbangsih
ide/pemikiran/gagasan terkait kegiatan program kesehatan masyarakat
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah, menganalisis dan memberi
altenatif pemecahan masalah.

III. SASARAN
Atas dasar hal-hal yang telah dikemukakan di atas, maka magang
mempunyai dua kelompok sasaran, yaitu mahasiswa dan instansi tempat
magang. Masing-masing sasaran magang ini akan memperoleh manfaat dari
pelaksanaan magang, sebagai berikut :
1. Mahasiswa
a. Memperdalam aplikasi ilmu kesehatan, pola pikir, inovasi, kreatifitas
dan cara kerja yang komprehensif, sehingga dapat memahami suatu
permasalahan kesehatan yang dihadapi di instansi tempat magang
b. Memperdalam wawasan keilmuan tentang pemahaman ilmu kesehatan
masyarakat yang sudah dipelajarinya.
c. Mendewasakan pola pikir serta meningkatkan daya nalar dan kreatifitas
dalam melakukan penelaahan, perumusan dan pemecahan masalah
kesehatan masyarakat.
2. Instansi Magang/Masyarakat Umum
Memperoleh bantuan pemikiran dan tenaga, serta ilmu dalam pemecahan
masalah kesehatan sesuai bidang dan latar belakang tertentu.

3
IV. ORGANISASI PELAKSANA
- Pembina : Dekan FKM UNISKA
- Penanggungjawab : Wakil Dekan I FKM UNISKA
- Ketua Pelaksana : Ketua Program Studi FKM UNISKA
- Pelaksana Harian : Koordinator Magang FKM UNISKA
- Dosen Pembimbing Magang
- Pembimbing Magang di Instansi

V. BEBAN STUDI DAN WAKTU MAGANG


Magang merupakan kegiatan kurikulum wajib dengan beban studi
sebesar 3 SKS yang dilaksanakan selama +4 minggu dengan rincian sebagai
berikut :
1. Persiapan, orientasi lapangan dan pembekalan selama 1 minggu (+40 jam
kerja).
2. Pelaksanaan kerja magang selama 3 minggu efektif di lapangan bagi yang
magang secara langsung di instansi magang (+160 jam kerja), pelaksanaan
di lapangan disesuaikan dengan jam kerja di tempat magang. Agar efektif
dan terarah dalam pelaksanaan magang maka mahasiswa membuat rincian
kegiatan yang sudah disusun dan disepakati dengan dosen pembimbing dan
pembimbing di instansi.
3. Pelaksanaan kerja magang “khusus” selama 3 minggu dengan melakukan
kegiatan baik observasi lapangan, mengumpulkan data, menganalisis data
maupun kajian literatur bagi mahasiswa yang tidak langsung mengikuti
magang di instansi.
4. Konsultasi/bimbingan laporan magang kepada dosen pembimbing dapat
dilaksanakan setelah mendapatkan SK pembimbing magang
5. Seminar laporan magang dilaksanakan setelah magang berakhir dan sudah
disetujui oleh dosen pembimbing dan/atau pembimbing Instansi untuk
diseminarkan
Adapun secara lebih rinci, tahapan kegiatan magang dapat dilihat pada tabel
berikut Ini:

4
Tabel 1. Rincian kegiatan magang berdasarkan waktu (tahapan minggu)
Kegiatan Minggu ke -
I II III IV V
Persiapan dan
Pembekalan
Pelaksanaan program
magang
Konsultasi
Pembuatan laporan
Seminar laporan magang
Revisi

VI. PERSYARATAN MENGIKUTI MAGANG


1. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif di FKM Uniska pada Tahun Akademik
pelaksanaan program magang.
2. Telah menempuh sebanyak 80% dari total SKS Mata Kuliah yang
ditawarkan/disediakan.

VII. LOKASI MAGANG


Lokasi atau tempat magang adalah institusi baik pemerintah maupun
swasta terutama yang bergerak di bidang kesehatan. Bersedia dan mampu
menerima mahasiswa magang serta dapat menyediakan tenaga instruktur atau
pembimbing dengan latar belakang pendidikan minimal strata 1 (S1). Lokasi
magang dapat ditentukan oleh Tim FKM Uniska melalui kesepakatan bersama dengan
institusi tempat magang. Tempat magang dapat pula berasal dari usulan
mahasiswa dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Ketua Pelaksana
Program Magang. Bagi mahasiswa yang tidak melaksanakan program magang
secara langsung di instansi terkait, dapat menentukan sendiri
lokasi/instansi/media yang akan digunakan untuk memfasiliasi kegiatan
magangnya.

VIII. PELAKSANAAN LAPANGAN


A. Waktu Pelaksanaan
Penyelenggaraan magang dilaksanakan pada semester Gasal dan/atau Genap

5
B. Pelaksanaan Lapangan
Dalam pelaksanaan magang di lapangan mahasiswa aktif dan
berperan sebagai tenaga kerja sesuai dengan bidang peminatan yang
dimilikinya pada instansi tempat magang, sehingga mahasiswa wajib
mengikuti segala aturan atau tata tertib yang berlaku pada tempat magang.
Sedangkan untuk mahasiswa yang memilih untuk tidak melaksanakan
kegiatan magang secara langsung di instansi terkait, dapat melakukan
alternatif kegiatan berupa observasi dan pengumpulan data sekunder pada
instansi kesehatan dan menyusun laporan dalam bentuk kajian analisis
kuantitatif. Selain itu mahasiswa juga dapat membuat sebuah kajian berupa
studi literatur dari jurnal-jurnal penelitian terdahulu.

Prosedur pelaksanaan magang:


1. Pada minggu I, mahasiswa melakukan observasi lapangan ke seluruh unit
kerja yang ada di tempat magang. Bagi yang melaksanakan kegiatan
berupa pengolahan data sekunder juga dapat langsung mengobservasi
target lokasi dan mengurus perizinannya. Kemudian bagi yang memilih
untuk melakukan studi literatur dapat mulai menentukan topik dan
mencari jurnal-jurnal penelitian yang akan direview dengan
menganalisis secara kritis, konstruktif dari literatur dalam bidang
tertentu melalui ringkasan, klasifikasi, analisis, bahkan perbandingan.
2. Minggu II dan III, mahasiswa sudah menentukan bidang kasus yang
dinilai dapat dijadikan suatu topik dalam laporang magang. Mahasiswa
melakukan kegiatan kerja di instansi tempat magang, dan memfokuskan sesuai
bidang keilmuan kesehatan masyarakat yang menjadi peminatannya, dan
menganalisis data yang terkait. Selanjutnya hasil kegiatan akan dituangkan
dalam bentuk laporan dan diseminarkan di FKM UNISKA pada akhir kegiatan.
Sedangkan yang tidak praktek magang secara langsung di instansi terkait,
dapat langsung melakukan/membuat laporan hasil analisis datanya.
Kelas Peminatan mahasiswa adalah :
1. Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
2. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
3. Kesehatan Reproduksi dan Gizi
4. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
5. Epidemiologi dan Biostatistik

6
C. Analisis Situasi
Kegiatan mengumpulkan dan memahami informasi tentang suatu
situasi yang berguna untuk menetapkan masalah.
Tujuan Analisis Situasi:
1. Memahami masalah kesehatan secara jelas dan spesifik
2. Mempermudah penentuan prioritas
3. Mempermudah penentuan alternatif pemecahan masalah

Beberapa contoh Lahan Praktik untuk Magang Mahasiswa Fakultas


Kesehatan Masyarakat :
1. Dinas Kesehatan Provinsi
2. Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten
3. Dinas Ketenagakerjaan/UPT Balai Hiperkes
4. Puskesmas/Rumah Sakit/Poliklinik
5. Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Perusahaan/Industri
6. Lembaga BUMN (BPJS Kesehatan/Ketenagakerjaan, PDAM, PD PAL,
PLN, dst)
7. Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang kesehatan
8. Kantor Kesehatan Pelabuhan
9. Dan lain-lain (Bidang kesehatan yang disepakati)

D. Deskripsi Kerja Magang Peminatan


1. Kesehatan Lingkungan
Setelah mengikuti magang, mahasiswa peminatan K3KL mampu
melakukan kajian dan analisis mengenai konsep K3 dan Kesehatan
Lingkungan dalam rangka penyelesaian masalah terkait K3 dan
Kesehatan Lingkungan dengan melakukan identifikasi masalah,
penentuan prioritas masalah dan pemecahan masalah.

7
No Kompetensi Deskripsi Kegiatan
Sikap
Bertakwa kepada Allah Subhanallahuta’ala dan Sholat berjama’ah dan tepat waktu
mampu menunjukkan sikap
1
religius

Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan Bersikap sopan santun di tempat kerja


dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,
2
moral, dan etika

Menunjukkan sikap Melaksanakan instruksi


3 bertanggungjawab atas pekerjaan di pembimbing lapangan dengan
bidang keahliannya secara mandiri seksama
Pengetahuan
Memahami alur produksi perusahaan Menggambarkan SOP Produksi perusahaan/RS
1
Memahami alur pengolahan limbah 1. Mempelajari SOP Pengolahan limbah
2 perusahaan/Rumah sakit 2. Mempelajari peraturan yang digunakan oleh
perusahaan/RS
Memahami kebijakan, regulasi, dan prosedur alur 1. Mempelajari dokumen SOP dan kebijakan di
produksi produksi dan yang dialukan perusahaan
3
perusahaan/Rumah Sakit 2. Mengidentifikasi penerapan kebijakan yang
dilakukan
Memahami pengendalian dan pemberantasan
Vektor di perusahaan/Rumah Sakit 1. Melakukan analisis dokumen pengendalian
4 yang telah dilakukan
2. Mengidentifikasi vektor penyakit di
perusahaan/Rumah sakit
Memahami manajemen lingkungan yang Mempelajari dokumen manajemen lingkungan
5
diterapkan oleh perusahaan yang dilakukan oleh perusahaan

Keterampilan
Mampu mengidentifikasi berbagai pajanan 1. Mengidentifikasi pajanan fisik
lingkungan (fisik, kimia, mikro organisme, dan 2. Mengidentifikasi pajanan kimia
1 radiasi) 3. Mengidentifikasi pajanan mikroorganisme
4. Menganalisis hasil pengukuran pajanan

Mampu mengukur besaran risiko kesehatan 1. Melakukan wawancara terhadap pekerja dan
masyarakat sekitar dan pegawai masyarakat sekitar
perusahaan/Rumah Sakit 2. Mempelajari dokumen pengukuran
2
lingkungan yang dilakukan perusahaan
3. Menganalisis risiko kesehatan dari paparan
hazard
Mampu melaksanakan program pengendalian dan 1. Mengidentifikasi vektor penyakit di sekitar
pemberantasan vektor perusahaan
2. Mengidentifikasi sarana prasarana yang ada di
perusahaan untuk mengendalian vektor
penyakit
3
3. Melakukan program fogging
4. Melakukan program pengendalian tikus
5. Melakukan evalusi program yang telah
dilakukan

8
Mampu melakukan inspeksi Higine sanitasi 1. Mengidentifikasi dokumen higiene sanitasi
makanan dan minuman di perusahaan/Rumah Sakit yang dilkaukan perusahaan
2. Mengidentifikasi kantin dan catering
perusahaan
3. Mengidentifikasi dokumen kesehatan
4
karyawan
4. Melakukan inspeksi higiene sanitasi makanan
dan minuman
5. Mengevaluasi hasil inspeksi

Mmapu melaksanankan Hazard Critical Control 1. Mengidentifikasi dokumen HACCP


Point (HACCP) di industri makanan dan perusahaan/RS
minuman/Rumah Sakit 2. Mengidentifikasi bahan baku produksi
3. Melaksanakan HACCP
4. Mengevaluasi hasil inspeksi

2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Setelah mengikuti magang, mahasiswa peminatan K3KL mampu


melakukan kajian dan analisis mengenai konsep K3 dan Kesehatan
Lingkungan dalam rangka penyelesaian masalah terkait K3 dan
Kesehatan Lingkungan dengan melakukan identifikasi masalah,
penentuan prioritas masalah dan pemecahan masalah.

No Kompetensi Deskripsi Kegiatan Topik Area Magang


Sikap
1 Bertakwa kepada Allah Sholat berjama’ah dan 1. Manajemen 1. Lab K3 UPT
Subhanallahuta’ala dan tepat waktu Kesehatan dan Disnankertrans
mampu menunjukkan Keselamatan 2. BPJS
sikap Kerja (OHSAS) Ketenagakerjaan
religius 2. Sistem 3. Industri/ perusahaan
Kompensasi dan 4. Rumah sakit
2 Menjunjung tinggi nilai Bersikap sopan santun di Jaminan 5. Klinik perusahaan
kemanusiaan tempat kerja Kesehatan dan 6. Puskesmas
dalam menjalankan Keselamatan 7. Dinas Kesehatan
tugas berdasarkan Tenaga Kerja
agama, moral, dan etika 3. Aplikasi
Ergonomi di
3 Menunjukkan sikap Melaksanakan instruksi Tempat Kerja
bertanggungjawab atas pembimbing lapangan 4. Penilaian dan
pekerjaan di dengan Pengendalian
bidang keahliannya seksama Hazard di
secara mandiri Tempat Kerja
Pengetahuan 5. Epidemiologi

9
Menguasai konsep dan Mengidentifikasi proses Penyakit Akibat
teknik kerja di Kerja
analisis masalah perusahaan/instansi
kesehatan di bidang
keselamatan dan
kesehatan kerja

2 Menguasai konsep Menganalisis


kebijakan dan pelaksanaan
perencanaan program SMK3
keselamatan
dan kesehatan kerja

3 Menguasai konsep dan Melakukan,


teknik komunikasi mempersiapkan dan
efektif mengikuti safety talk,
safety int

4 Memahami konsep Melakukan,


budaya mempersiapkan dan
keselamatan dan mengikuti safety talk,
kesehatan kerja yang safety
mempengaruhi introduction, perilaku k3.
kesehatan
pekerja
5 Menguasai konsep Mengindentifikasi
investigasi kecelakaan penyebab
kecelakaan kerja dari
faktor
manusia, peralatan,
bahan dan
lingkungan
Keterampilan
1 Mampu menerapkan 1.Mengkaji penyakit
konsep dasar akibat
keselamatan dan kerja.
kesehatan kerja 2. Mengkaji higiene
untuk meningkatkan industri di
status kesehatan perusahaan.
pekerja 3. Mengkaji bahaya
dispersi,
kebakaran dan ledakan.
4. Menerapkan teknik
dalam
analIsis masalah seperti
fishbone

10
2 Mampu melakukan 1. Mengkaji manajemen
kajian dan analisis risiko
masalah risiko 2. Mengkaji data
keselamatan dan kecelakaan
kesehatan kerja dan kesehatan tenaga
kerja
3. Mengkaji hasil
pengukuran
lingkungan kerja
(kebisingan, ergonomi,
suhu, kadar bahan kimia
dan
sebagainya)
4. Mengkaji pelaksanaan
SMK3/ISO
5. Mengkaji telaah
dokumen
audit K3

3 Mampu Merekomendasikan suatu


mengkomunikasikan kegiatan pencegahan dan
bahaya keselamatan dan evaluasi di tempat kerja
kesehatan kerja.

4 Mengusai konsep Melakukan pengukuran


pengukuran di lingkungan kerja
tempat kerja (kebisingan,
ergonomi, suhu, kadar
bahan
kimia dan sebagainya)

11
3. Kesehatan Reproduksi
Setelah mengikuti magang, mahasiswa peminatan Kesehatan
Reproduksi dapat memiliki kompetensi sebagai berikut :

a. Mampu melakukan kajian dan analisis


1. Ketepatan dalam mengidentifikasi masalah seperti
Kesehatan reproduksi remaja, Kesehatan Ibu dan Anak,
Aborsi, Kehamilan, Pencegahan dan penanggulangan
Komplikasi, Infertilitas, Kanker pada usia lanjut dan atau
osterioporosis.
2. Kemampuan dalam mengevaluasi masalah tersebut secara
relevan untuk dijadikan pemecahan masalah program
b. Mampu melakukan komunikasi
1. Dapat melakukan komunikasi lisan untuk mendapatkan
input informasi, data dan masalah
2. Mampu melakukan interaksi individu, maupun kelompok
c. Mampu melakukan pemberdayaan masyarakat
1. Mampu memahami pola kebiasaan masyarakat setempat
2. Mampu menggali potensi alam, sarana, dan kemasyarakatan
yang dapat meningkatkan derajat terkait kesehatan
reproduksi
d. Mampu memahami dasar-dasar ilmu kesehatan masyarakat
1. Mampu memahami materi kesehatan reproduksi
2. Mampu memaparkan mempresentasikan materi yang
sedang diangkat dalam program magang
3. Mampu melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk
menunjang peningkatan derajat kesehatan
e. Mampu merencanakan dan mengelola sumber dana
Mampu menyebutkan keperluan dan mengklasifikasikan
anggaran yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan
pemecahan masalah

12
f. Mampu memimpin dan berfikir sistim
1. Mampu memecahkan masalah dengan melihat komponen
lain yang dapat terkoneksi pada masalah yang sedang
ditangani
2. Mampu merumuskan suatu kegiatan untuk memecahkan
beberapa masalah

4. Gizi
Setelah mengikuti magang, mahasiswa peminatan Gizi dapat memiliki
kompetensi sebagai berikut :

a. Mampu melakukan kajian dan analisis


1. Ketepatan dalam mengidentifikasi masalah seperti Asi
eksklusif, MP ASI, Tablet besi bumil dan remaja, PMT
keluarga miskin, Pemantauan tumbuh kembang BB,
Konseling gizi, Hipertensi atau Anemia Ibu hamil,
Hipertensi pada lansia dan lain sebagainya.
2. Kemampuan dalam mengevaluasi masalah tersebut secara
relevan untuk dijadikan pemecahan masalah program.
b. Mampu melakukan komunikasi
1. Dapat melakukan komunikasi lisan untuk mendapatkan
input informasi, data dan masalah
2. Mampu melakukan interaksi individu, maupun kelompok
c. Mampu melakukan pemberdayaan masyarakat
1. Mampu memahami pola kebiasaan masyarakat setempat
2. Mampu menggali potensi alam, sarana, dan kemasyarakatan
yang dapat meningkatkan derajat terkait kesehatan
reproduksi
d. Mampu memahami dasar-dasar ilmu kesehatan masyarakat
1. Mampu memahami materi gizi
2. Mampu memaparkan mempresentasikan materi yang sedang
diangkat dalam program magang

13
3. Mampu melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk
menunjang peningkatan derajat kesehatan
e. Mampu merencanakan dan mengelola sumber dana
Mampu menyebutkan keperluan dan mengklasifikasikan
anggaran yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan
pemecahan masalah
f. Mampu memimpin dan berfikir system
1. Mampu memecahkan masalah dengan melihat komponen
lain yang dapat terkoneksi pada masalah yang sedang
ditangani
2. Mampu merumuskan suatu kegiatan untuk memecahkan
beberapa masalah

5. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan


a. Mampu melakukan kajian dan analisis masalah kesehatan
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan, mutu pelayanan,cakupan
program, dan data trend penyakit.
2) Menerapkan diagram pareto, fishbone, berpikir sistem (input,
proses, output) dalam menyelesaikan masalah kesehatan
3) Menerapkan proses pengumpulan data dan aplikasi teknologi
informasi
b. Mampu mengembangkan kebijakan dan perencanaan program
kesehatan
1) Menyusun program di Puskesmas (contoh bidang perencanaan ,
KIA, Kesling, Promkes).
2) Menyusun program layanan rumah sakit (mutu layanan, logistik,
anggaran rumah sakit, diklat)
3) Memutuskan tindakan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi
4) Mengembangkan suatu perencanaan untuk
mengimplementasikan kebijakan

14
5) Mengevaluasi pelaksanaan kebijakan dan program kesehatan
yang ada di institusi magang ataupun di masyarakat
c. Mampu melakukan komunikasi secara efektif
1) berkoordinasi antar unit kerja
2) bekerjasama dalam tim
3) Memahami tupoksi, pendelegasian wewenang
4) Melakukan advokasi untuk program dan sumber daya kesehatan
5) Mampu menyusun alur pelayanan
d. Mampu memahamim kajian terhadap budaya kerja.
1) Memahami adanya dinamika yang berkontribusi terhadap
keragaman
2) budaya menganalisis apa saja budaya kerja yg mempengaruhi
kinerja organisasi
e. Mampu melakukan pemberdayaan masyarakat
1) Menggabungkan berbagai strategi untuk berinteraksi dengan
orang dari berbagai latar belakang.
2) Mengidentifikasi peran faktor budaya, sosial dan perilaku dalam
pelayanan kesehatan
3) Mampu mengidentifi kasi dan menjaga hubungan dengan
berbagai pemangku kepentingan
4) Menghimpun masukan dari masyarakat sebagai bahan
pertimbangan dalam pengembangan kebij akan dan program
kesehatan.
5) Menginformasikan kebijakan program dan sumber daya kepada
masyarakat
f. Mampu memahami dasar-dasar ilmu kesehatan masyarakat
1) Memahami perkembangan sejarah, struktur, dan interaksi antara
kesehatan masyarakat dan Sistem pelayanan kesehatan.
2) Mengidentifikasi dan mengaplikasikan metode riset dasar yang
digunakan dalam kesehatan masyarakat
3) Mengidentifikasi keterbatasan riset dan pentingnya observasi
dan kesaling-hubungan (interrelationship)

15
g. Mampu dalam merencanakan keuangan dan terampil dalam bidang
manajemen
1) Menghitung kapitasi berbasisi komitmen pelayanan
2) Mampu menghitung angka utilisasi, unit cost, perencaaan
kebutuhan logistik dll
h. Mampu memimpin dan berfikir system
1) Mengidentifikasi isu internal dan eksternal yang dapat
berdampak terhadap penerapan pelayanan esensial kesehatan
masyarakat (menyusun Rencana Strategis)
2) Memfasilitasi kerja sama kelompok internal dan eksternal untuk
menjamin partisipasi dari pemangku kepentingan kunci
3) Menganalisis masalah dalam mutu pelayanan kesehatan melalui
cari pendekatan system
4) Mengaplikasikan teori dari struktur organisasi terhadap praktek
profesional
6. Epidemiologi
a. Mampu melakukan kajian dan analisis masalah kesehatan
dengan pendekatan epidemiologi penyakit menular maupun
penyakit tidak menular.
b. Mampu mengembangkan kebijakan dan perencanaan program
kesehatan dengan menyediakan data yang berkualitas sebagai
dasar dalam pembuatan kebijakan program kesehatan.
c. Mampu melakukan komunikasi dengan baik kepada masyarakat
maupun pemerintah untuk menseminasikan data atau hasil
penelitian yang telah dilakukan
d. Mampu memahami budaya lokal agar bias melakukan
pendekatan yang tepat dalam menunjang keberhasilan kegiatan
penelitian dalam masyarakat

e. Mampu melakukan pemberdayaan masyarakat sehingga


meningkatkan partisipasi masyarakat dalam setiap kegiatan termasuk
kegiatan penelitian.
f. Mampu memahami dasar-dasar ilmu kesehatan masyarakat
sebagai modal penting dalam merencanakan dan melakukan
identifikasi dan kajian masalah kesehatan.

16
g. Mampu merencanakan dan mengelola sumber dana, membuat
Rencana Anggaran Belanja (RAB) penelitian serta
mengalokasikan dengan tepat untuk kebutuhan penelitian.
h. Mampu memimpin dan berfikir system dalam melakukan suatu
projek penelitian.

7. Biostatistik
a. Mampu melakukan kajian dan analisis
1. Mengidentifikasi masalah serta melakukan analysis
pemecahan masalah
2. Melakukan kajian data hasil lapangan serta melakukan
analisis data menggunakan epidata dan Aplikasi Komputer
b. Mampu melakukan komunikasi
1. Mampu berkomunikasi dengan baik kepada komunitas
masyarakat
2. Mampu menginterpretasi hasil kajian data, sehingga
menjadi informasi yang benar dan tepat
c. Mampu melakukan pemberdayaan masyarakat
1. Mampu melakukan kajian dan teknik analisis demografi
d. Mampu memahami dasar-dasar ilmu kesehatan masyarakat
1. Mampu memahami secara komprehensif mengenai
permasalahan kesehatan di masyarakat dan analisis
berdasarkan data kesehatan masyarakat
e. Mampu memimpin dan berfikir system
1. Mampu menganalisis masalah kesehatan berdasarkan data
kependudukan

2. Mampu berfikir system terhadap masalah kesehatan,


sehingga mampu mendapatkan akar masalah kesehatan

8. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Fokus pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat


serta upaya promotif dan preventif. Upaya penyelesaian masalah
kesehatan yang ada solusi utama dengan perubahan perilaku. Oleh karena
itu, memerlukan perhatian serius pada pelaksanaan strategi promosi

17
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, dan tentunya sangat
memerlukan tenaga promotor kesehatan yang professional.

a. Mampu melakukan kajian, analisis & identifikasi masalah-


masalah kesehatan yang ada
1) Mengidentifikasi dan merumuskan secara tepat masalah
perilaku berisiko terhadap kesehatan
2) Pelaksana untuk mengorganisasikan dan mendayagunakan
sumber daya masyarakat agar mau dan mampu menolong
dirinya sendiri menggunakan berbagai teori dan teknik
perubahan perilaku(implementing)
b. Mampu mengaplikasikan pengembangan kebijakan dan
perencanaan program kesehatan
1) Sebagai Advokator promosi kesehatan
2) Sebagai pengembang media promosi kesehatan
3) Mengadvokasi program perubahan perilaku agar dapat di
didukung menjadi kebijakan yang mendukung kesehatan
(advocating)
c. Mampu melakukan komunikasi, baik promosi kesehatan &
penyuluhan
1) Terampil merancang media cetak untuk promosi & pencegahan
masalah kesehatan
2) Mampu memilih dan menggunakan dan menciptakan alat bantu
Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) yang tepat dan inovatif
(developing media)
d. Mampu memahami budaya local
1) Mampu menggunakan strategi promkes kepada individu,
kelompok dan masyarakat sesuai dengan sosial budaya
masyarakat untuk mewujudkan perilaku hidup sehat
2) Mampu untuk mengorganisasikan dan mendayagunakan
sumberdaya lokal yang ada (empowering)
e. Mampu memberdayakan potensi di lingkungan masyarakat
1) Mampu untuk membentuk kerja tim atau berkoordinasi dengan
tim lain (teamworking)

18
2) Sebagai Fasilitator Tim Promosi Kesehatan (Team builder)
f. Mampu memahami dasar-dasar ilmu kesehatan masyarakat
1) Mampu menerapkan strategi dasar promosi kesehatan untuk
mengatasi masalah kesehatan
2) Sebagai Asisten peneliti promosi kesehatan
g. Mampu merencanakan dan mengelola sumber dana secara tepat
guna
1) Mampu melakukan penelitian dan pelatihan promosi
kesehatan
2) Merencanakan strategi untuk mengubah kebiasaan atau ide
dan praktek manajemen teknologi pemasaran sosial dalam
promosi kesehatan.
h. Mampu memimpin, berfikir sistem & inovatif
1) Terampil dalam melaksanakan program promosi kesehatan
2) Mampu menjelaskan pelaksanaan kegiatan dan pembuatan
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) kesehatan
3) Sebagai Impelementator promosi kesehatan

E. Bimbingan Lapangan
1. Fungsi Bimbingan Lapangan
Bimbingan mahasiswa di lapangan dimaksudkan agar kegiatan
mahasiswa selama magang dapat berjalan dengan lancar, baik dalam hal
pencapaian tujuan belajar mahasiswa maupun bantuan teknis yang
mungkin dapat diberikan kepada instansi tempat magang.
Pembimbingan di lapangan diserahkan sepenuhnya kepada pihak
instansi dalam hal sikap dan penampilan seseuai norma yang berlaku,
metode, materi serta frekuensi bimbingan. Oleh karena itu pembimbing
dari instansi berhak untuk memberikan penilaian bagi mahasiswa sesuai
dengan format penilaian dan format penulisan pembuatan laporan
magang yang sudah ditentukan.

2. Supervisi
Supervisi pada pelaksanaan lapangan merupakan tahapan penting
jika memang diperlukan untuk dilakukan. Dilaksanakan oleh pihak
pelaksana magang, atau dosen pembimbing yang bertanggungjawab.

19
lnformasi yang dikumpulkan pada kegiatan supervisi ini adalah :
a. Kehadiran mahasiswa, serta perilaku umum mahasiswa di lokasi
magang.
b. Kerjasama dan keaktifan mahasiswa.
c. Hambatan yang dihadapi mahasiswa dan pembimbing dari pihak
instansi magang.
Hambatan atau permasalahan diperoleh dari hasil laporan instansi tempat
magang, penggalian atau pendalaman yang dilakukan supervisor, dan
permasalahan-permasalahan yang secara kebetulan ditemukan.
Hasil supervisi dibawa dalam rapat akademik, baik yang telah diberikan
saran pemecahan ataupun yang belum. Kegiatan supervisi magang minimal
dilakukan 2 kali dalam satu periode magang jika diperlukan.

3. Tata Tertib dan Sanksi


a. Pentingnya Tata Tertib
Guna mencapai keberhasilan pelaksanaan magang, diperlukan suatu "tata
tertib" sebagai suatu pedoman dan pengarah, dimaksudkan untuk :

i. Memberi jaminan keberhasilan kegiatan magang dan nama baik


almamater.
ii. Mempertahankan citra magang dan menjaga nama baik FKM
UNISKA MAB.
iii. Meminimalisir kemungkinan adanya dampak negatif dari kegiatan
magang.
Bagi mahasiswa peserta magang, tata tertib bersifat mengikat dan wajib
dipatuhi, baik selama mengikuti pembekalan ataupun di dalam
pelaksanaan magang.

b. Tata Tertib Selama Pembekalan


Selama mengikuti pembekalan mahasiswa wajib
1. Mengikuti semua acara pembekalan, sebagai satu kesatuan utuh
dengan kegiatan magang.
2. Mengisi daftar hadir sendiri (tidak boleh diwakilkan orang lain) pada
setiap acara pembekalan.

20
c. Tata Tertib Selama Kegiatan Magang
Selama kegiatan magang, mahasiswa wajib
1. Mengikuti seluruh ketentuan yang berlaku pada instansi tempat
magangnya.
2. Menjaga dan memelihara nama baik almamater, serta menjunjung
tinggi nilai-nilai budaya, etika, dan sopan santun.

Sanksi Terhadap Pelanggaran Tata Tertib


Sanksi pelanggaran terhadap tata tertib bertingkat dari sanksi ringan
(teguran lisan maupun tertulis oleh pembimbing di lapangan) sampai
dengan sanksi berat (ditarik dari kegiatan magang dan atau ditambah sanksi
akademis dari pihak Fakultas).
Sangsi ringan akan berpengaruh terhadap nilai keberhasilan magang
sedangkan sangsi berat berarti tidak lulus magang yang diputuskan oleh
organisasi pelaksana program magang setelah mendengar laporan dari
Koordinator Magang.

Ketentuan yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diatur
kemudian dalam rapat organisasi pelaksana program magang.

IX. MONITORING DAN EVALUASI


Selama pelaksanaan magang, dilakukan pemantauan atau supervisi
oleh dosen pembimbing FKM UNISKA MAB. Dalam kegiatan magang
didampingi dan dipantau oleh dosen pembimbing dan/atau pembimbing
instansi tempat magang. Demikian juga akan dilakukan penilaian yang
meliputi beberapa aspek antara lain:
1. Kedisiplinan
2. Penampilan
3. Kerjasama
4. Kreativitas
5. Aktivitas
6. Seminar Hasil
7. Laporan Hasil Akhir

21
Bobot penilaian adalah
50 % pembimbing di instansi
50 % pembimbing Fakultas

Ketentuan nilai magang adalah sebagai berikut:


Nilai Huruf Nilai Mentah
A 80 – 100
B+ 75 – 79
B 70 – 74
C+ 65 – 69
C 61- 64
D (tidak Lulus) ≤60

Penilaian tersebut juga diperhitungkan kehadiran mahasiswa di tempat


magang. Persentase kehadiran minimal yang harus dipenuhi adalah 90%,
dalam periode magang yang ditentukan. Apabila kurang dari 90% maka
mahasiswa dianggap gugur dan harus menempuh magang kembali.

22
X. LAPORAN MAGANG (Magang Langsung Penuh Waktu di Instansi)
Mahasiswa peserta (secara individu) di akhir pelaksanaan magang harus
membuat laporan dengan sistematika sebagai berikut :
1. Kertas yang digunakan adalah jenis HVS putih tanpa garis minimum 70 gr,
dengan ukuran A4 (21 x 30 cm)
2. Laporan magang diketik dengan pilihan huruf “Times New Roman”
berukuran (font) :
- Naskah 12
- Judul bab 12
- Judul laporan : 14-16 (tergantung panjang pendeknya judul)
3. Pengetikan dilakukan pada satu sisi halaman saja dengan jarak ketikan 1,5
spasi, dengan batas pengetikan 4 cm dari tepi kiri, 3 cm dari tepi kanan, 4
cm dari tepi atas dan 3 cm dari tepi bawah
4. Pada penomoran halaman ; Bagian pendahuluan diberi nomor halaman
dengan angka romawi kecil (missal, i, ii, iii, dst.), sedangkan bagian
naskah/isi dan bagian akhir laporan dengan angka (missal 1,2,3, dst). Nomor
halaman diletakkan disebelah kanan atas, kecuali untuk halaman bab baru
di bagian tengah bawah naskah
5. Pemberian tanda pada judul sub-bab atau anak sub-bab harus tetap
konsisten. Bila menggunakan angka harus tetap demikian sampai akhir
naskah. bila menggunakan gabungan dari angka romawi dan abjad, cara
yang lazim digunakan adalah sebagai berikut :
A
1
a
1)
a)
(1)
(a)
6. Penulisan daftar pustaka yang digunakan merujuk pada system Harvard
dan kepustakannya maksimal 10 tahun terakhir.

23
Halaman Sampul
1. Tempat dan waktu magang
2. Judul
3. Logo UNISKA MAB
4. Nama, NPM
5. Prodi, Fakultas, Universitas
6. Tahun
Halaman Pengesahan: Ditandatangani oleh Dosen Pembimbing, Pembimbing
Instansi, yang diketahui Kepala/Pimpinan Instansi tempat magang dan Ketua
Program Studi Kesehatan Masyarakat.
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel (jika ada)
Daftar Gambar (jika ada)
Daftar Lampiran
BAB I. PENDAHULUAN (di tengah)
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
1. Instansi magang
2. Mahasiswa
BAB II. Gambaran Umum Tempat Magang
A. Analisis Situasi Umum (Geografi, Demografi, Visi Misi, Profil
Instansi Tempa Magang)
B. Analisis Situasi Khusus (gambaran mengenai bidang peminatan
yang ditentukan, prosedur pelayanan (untuk di Puskesmas dan RS)
/ struktur organisasi bidang / tugas, tanggung jawab bidang / proses
produksi (untuk di perusahaan), data terkait dengan bidang yang
ditentukan (berdasar target dan capaian)
BAB III. Hasil Kegiatan
A. Uraian Kegiatan (berisi uraian pelaksanaan magang di instansi,
dokumentasi kegiatan yang dilakukan, beserta waktu pelakasanaan)

24
B. Identifikasi masalah (berisi masalah yang ditentukan sesuai bidang
keilmuan, kemudian didukung oleh data yang tersedia di instansi
tempat magang)
C. Alternatif Pemecahan Masalah (dapat menggunakan analisis
SWOT, atau penyampaian program yang direncanakan)
D. Rencana Kegiatan
BAB IV. Kesimpulan dan saran
Kepustakaan (minimal 5 buah)
Lampiran:
1. Lembar Evaluasi Magang oleh Pembimbing Instansi
2. Lembar Penilaian Seminar/Laporan Magang
3. Lembar Rekapitulasi Penilaian Magang
4. Lembar persetujuan Untuk Presentasi Magang
5. Lembar Bimbingan/Konsultasi
6. Lembar Kehadiran (Kehadiran pada saat magang minimal 90%)

XI. LAPORAN (Pengolahan Analisis Data Sekunder)

Metode Analisis Data Sekunder (kadang disebut dengan Metode


Penelitian Sekunder) merupakan salah satu metode penelitian. oleh karena
namanya yang berbunyi “analisis data sekunder” sering kali disalahpahami
sebagai teknik menganalisis data sekunder. Analisis Data Sekunder itu metode
penelitian juga. Artinya ada prosedur pengumpulan data dan analisis data.
Analisis Data Sekunder (ADS) merupakan suatu strategi penelitian yang
memanfaatkan data kuantiatif ataupun kualitatif yang sudah ada untuk
menemukan permasalahan baru atau menguji hasil penelitian terdahulu.
ADS mempergunakan atau memanfaatkan data sekunder, yaitu data
yang sudah ada. Dalam hal ini peneliti ADS tidak mengumpukan data sendiri,
baik dengan wawancara, penyebaran angket atau daftar isian, melakukan tes,
menggunakan skala penilaian atau skala semacam skala likert, ataupun
observasi. Data sekunder itu dapat berupa data hasil penelitian, dapat pula
berupa data dokumenter administratif kelembagaan. Data sekunder itu dapat
dibedakan menjadi dua macam. Pertama data hasil penelitian (orang lain), dan
kedua data administratif kelembagaan. Data administratif kelembagaan

25
dimaksudkan yaitu data yang dikumpulkan oleh sesuatu lembaga, misalnya
Rumah Sakit atau Dinas Kesehatan, yang berupa data-data administratif
semisal data lengkap pasien yang mendaftar dan dirawat, data lengkap riwayat
penyakit, data status kesehatan, data nilai hasil survei, data kepegawaian dan
sebagainya.
Data sekunder, seperti juga data primer, bisa bersifat “kuantitatif”
(berupa bilangan), misalnya statistik pasien, tenaga kesehatan dan pegawai,
bisa pula “kualitatif” (bukan berupa bilangan), misalnya peraturan, hasil
wawancara penelitian, rekaman video, berita surat kabar, artikel majalah, dan
sebagainya. Dalam penelitian sekunder (analisis data sekunder) langkah
penelitiannya sebagai berikut:
1. Menetapkan (menemukan) sumber data/informasi (instansi kesehatan)
2. Mengumpulkan data yang sudah tersedia (dalam “dokumen”)
3. Menormalisasikan data jika diperlukan dan memungkinkan (membuat data
dari berbagai sumber sesetara mungkin “menjadi satu bentuk yang sama”)
4. Menganalisis data (misalnya menghitung, mentabulasi, memetakan data-
data kuantiatif, atau membandingkan berbagai peraturan dan menelaahnya)

Format Laporan

Halaman Sampul
1. Tempat dan waktu pengumpulan data sekunder
2. Judul
3. Logo UNISKA MAB
4. Nama, NPM
5. Prodi, Fakultas, Universitas
6. Tahun
Halaman Pengesahan: ditandatangani oleh Dosen Pembimbing,
Kepala/Pimpinan Instansi tempat sumber data, dan Ketua Program Studi
Kesehatan Masyarakat.
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel (jika ada)
Daftar Gambar (jika ada)
Daftar Lampiran

26
BAB I. Gambaran Umum Tempat/Sumber Pengumpulan Data
Ringkasan Profil Instansi
BAB II. Hasil Kegiatan
Berupa naskah laporan dalam bentuk artikel/draft jurnal, berikut
tautan untuk mengunduh format penulisan artikelnya:
http://bit.ly/format-artikel
(contoh artikel/jurnal terlampir)

Lampiran:
1. Lembar Izin Pengumpulan Data Dari Instansi Terkait
2. Lembar Penilaian Seminar/Laporan
3. Lembar persetujuan Untuk Presentasi
4. Lembar Bimbingan/Konsultasi
5. Lembar Pernyataan Bebas Plagiarisme (bermaterai)

XII. LAPORAN (Studi Literatur / Literature Review)

Studi literatur (Literature Review) dilakukan dengan melakukan pencarian


terhadap berbagai sumber tertulis, baik berupa buku-buku, arsip, majalah, artikel, dan
jurnal, atau dokumen-dokumen yang relevan dengan permasalahan yang dikaji.
Sehingga informasi yang didapat dari studi kepustakaan tersebut dijadikan rujukan
untuk memperkuat argumentasi-argumentasi yang ada. Studi literatur ini dilakukan
oleh peneliti setelah menentukan topik penelitian dan ditetapkannya rumusan
permasalahan, sebelum mengumpulkan data (jurnal) yang diperlukan. Dalam laporan
magang pada opsi ini, mahasiswa hanya diperkenankan untuk mengolah analisis kajian
khusus jurnal online saja sebanyak minimal 5 (lima) jurnal. Adapun cara
mengorganisasikan studi literatur yaitu:
1. Kronologi. Pada struktur ini, peneliti akan mengelompokkan dan mendiskusikan
sumber-sumber publikasi sesuai urutan kemunculannya, menyoroti perubahan
dalam penelitian di bidang tertentu dan topik spesik dari waktu ke waktu. Metode
ini berguna untuk paper yang berfokus pada metodologi penelitian, makalah
historiografi, dan tulisan lain di mana waktu menjadi unsur penting.
2. Tematik. Dalam struktur ini, peneliti akan mengelompokkan dan mendiskusikan
sumber-sumber riset sesuai tema atau topiknya. Cara ini lebih kuat secara
pengorganisasian, dan membantu menahan keinginan penulis untuk merangkum
sumber-sumber pustaka. Dengan mengelompokkan tema atau topik penelitian

27
bersama, penulis dapat menunjukkan jenis topik yang penting dalam penelitian.
Secara spesifik penjelasan mengenai penyusunan studi literatur/literature
review tersebut dapat dipelajari dengan mengunduh dokumen pada tautan berikut ini:
http://bit.ly/panduan-literature-review

Format Laporan

Halaman Sampul
1. Judul
2. Logo UNISKA MAB
3. Nama, NPM
4. Prodi, Fakultas, Universitas
5. Tahun
Halaman Pengesahan: ditandatangani oleh Dosen Pembimbing, dan Ketua
Program Studi Kesehatan Masyarakat.
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel (jika ada)
Daftar Gambar (jika ada)
Daftar Lampiran
ISI LAPORAN (Artikel)
Berupa naskah laporan dalam bentuk artikel/draft jurnal dengan
minimal 5 (lima) jurnal yang dikaji, berikut tautan untuk mengunduh
format penulisan artikelnya: http://bit.ly/template-studi-literatur
(contoh artikel/jurnal terlampir)

Kepustakaan (minimal 15 buah) Buku Referensi 10 tahun terakhir, Jurnal 5


tahun terakhir
Lampiran:
1. Lembar Penilaian Seminar/Laporan
2. Lembar persetujuan Untuk Presentasi
3. Lembar Bimbingan/Konsultasi
4. Lembar Pernyataan Bebas Plagiarisme (bermaterai)

28
XIII. SEMINAR
Syarat Maju Seminar
1. Mengumpul Laporan Magang lengkap ke Sekretariat FKM melalui
daring sebanyak 1 (satu) berkas (format pdf)
2. Berkas yang dikumpul sudah disetujui / ditanda tangani oleh Dosen
Pembimbing Fakultas untuk diseminarkan
3. Berkas yang dikumpul sudah dinilai oleh pembimbing Instansi tempat
magang (khusus untuk yang magang penuh waktu)
4. Saat mengumpulkan berkas, Waktu dan Hari sudah disetujui oleh
Pembimbing Fakultas dan Mahasiswa
5. Pengumpulan laporan kepada sekretariat FKM minimal 1 hari sebelum
maju seminar magang
6. Seminar magang dilaksanakan secara daring (melalui aplikasi online)
dengan dihadiri minimal 5 (lima) orang audiens mahasiswa.

Di akhir kegiatan program magang mahasiswa wajib menyerahkan


laporan magang (dijilid) yang telah diseminarkan dan direvisi serta telah
ditanda tangani/disahkan oleh Ketua Program Studi sebanyak 1 buah ke
Sekretariat FKM UNISKA Banjarmasin. Nilai magang harus sudah masuk
ke Sekretariat FKM UNISKA paling lama 1 (satu) minggu setelah
pelaksanaan seminar magang selesai.

29
XIV. LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1:
LEMBAR EVALUASI MAGANG OLEH PEMBIMBING INSTANSI

Nama Mahasiswa :
NPM :
Tempat Magang :

No. Aspek Yang dinilai Nilai (0-100)


I. Kedisiplinan
2. Penampilan
3. Kerjasama
4. Kreativitas
5. Aktivitas
6. Laporan Magang
TOTAL

Rata-rata = =
6 Banjarmasin, …………………
Pembimbing Instansi

(………………………..)
NIP.
Keterangan :

1. Kedisplinan : Ketepatan waktu, kehadiran, taat pada peraturan


2. Penampilan : Cara berpakaian, keramahan, sopan santun
3. Kerjasama : Kerjasama antar teman magang (bila ada),
karyawan di instansi, atasan dan pembimbing
4. Kreativitas : Pengungkapan ide-ide yang kreatif, inovatif, baik
untuk instansi maupun FKM
5. Aktifitas : Banyaknya kegiatan yang bermanfaat yang telah
dilaksanakan selama magang
6. Laporan Magang : Bukti tertulis yang dibuat oleh peserta setelah magang
sesuai dengan format yang telah ditentukan

30
LAMPIRAN 2:
LEMBAR EVALUASI MAGANG OLEH DOSEN PEMBIMBING

Nama Mahasiswa :
NPM :
Tempat Magang :

No. Aspek Yang dinilai Nilai (60-100)


I. Kedisiplinan
2. Penampilan
3. Kerjasama
4. Kreativitas
Laporan Magang :
- Penulisan / Isi
5.
- Penyajian
- Tanya Jawab
TOTAL

Rata-rata = =
5 Banjarmasin, ……………………
Dosen Pembimbing

(………………………..)
NIDN.
Keterangan :

1. Kedisplinan : Ketepatan waktu, kehadiran dan kejujuran


2. Penampilan : Cara berpakaian (aturan yg berlaku di fakultas),
keramahan dan sopan santun
3. Kerjasama : Kerjasama saat penulisan/pembuatan laporan
4. Kreativitas : Pengungkapan ide-ide yang kreatif dan inovatif
Pada saat pembuatan laporan
5. Laporan Magang : Kesesuaian penulisan, pemahaman, sikap dan
Perilaku pada saat seminar

31
LAMPIRAN 3 :
LEMBAR REKAPITULASI PENILAIAN MAGANG

Nama Mahasiswa :
NPM :
Tempat Magang :
PENILAI NILAI ANGKA BOBOT
I. Dosen Pembimbing 50% = ….
2. Pembimbing Instansi 50% = ….
Jumlah 100% = ….
Nilai Huruf : Nilai Mentah :

Dosen Pembimbing, Pembimbing Instansi,

(........................................ ) (………………………....)
NIDN. NIP.

32
LAMPIRAN 4 :

LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK PRESENTASI MAGANG

Laporan Magang Oleh


Nama :
NPM :
Tempat Magang :
Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan pada :
Hari :
Tanggal :
Jam :
Tempat :

Banjarmasin, ...............................
Dosen Pembimbing,

(Nama Lengkap)
NIDN.

33
LAMPIRAN 5 :

FORMULIR BIMBINGAN MAGANG

Nama Mahasiswa :
NPM :
Tempat Magang :

Paraf Paraf
Bimbingan Pembimbing Dosen
Ke Tanggal Pokok Bahasan
Instansi Pembimbing

34
LAMPIRAN 6 :

LEMBAR KEHADIRAN MAHASISWA MAGANG DI INSTANSI

Nama Mahasiswa :
NPM :
Tempat Magang :
Pembimbing Instansi :

Tanda Tangan
No Tanggal Jam masuk - pulang Uraian Kegiatan Pembimbing
Instansi Magang

Mengetahui,
Kepala Bagian Instansi Tempat Magang

(Nama Lengkap)
NIP.

35
LAMPIRAN 7 :

LEMBAR PESERTA
YANG AKAN MENGHADIRI SEMINAR LAPORAN MAGANG

Penyaji
Nama :
NPM :
Judul Laporan :
Hari/Jam :

Tanda
No Nama NPM
Tangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Banjarmasin, 2021

Dosen Pembimbing Penyaji

.............................. ............................

36
CONTOH

ARTIKEL/JURNAL UNTUK
ANALISIS DATA SEKUNDER,
DAN STUDI LITERATUR

37
Pedoman Penulisan Artikel (Analisis Data Sekunder dan Studi Literatur)

Judul dalam Bahasa Indonesia (≤ 15 kata, Times New Roman-TNR 14, Center,
Cetak Tebal, 1 Spasi)
Penulis pertama1, penulis kedua2 ( Nama Lengkap Tanpa Gelar) (TNR 12, Center, 1 spasi)
Institusi penulis pertama. (jika berasal dari Instirusi yang sama, ditulis satu kali)
Lembaga penulis pertama
Alamat e-mail penulis bertama, alamat email penulis kedua
(TNR 11, Center, 1 spasi)

ABSTRACT
Abstrak berbahasa Inggris ditulis dengan italic style. Jumlah kata dalam abstrak 200-250 kata yang terdiri dari latar
belakang, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan dalam artikel ini. Abstrak ditulis menggunakan TNR 12, 1 spasi. Abstrak
ditulis dengan ketentuan penulisan berikut: Pendahuluan: terdiri dari latar belakang, masalah utama, dan tujuan penelitian.
Metode: terdiri dari desain penelitian, populasi, sampel, metode sampling, variabel penelitian, alat untuk pengumpulan data
dan metode analisis data. Hasil: terdiri dari hasil penelitian. Simpulan: menulis kesimpulan dengan bahasa sendiri yang
bertujuan untuk menjawab tujuan penelitian.

Kata kunci: Kata kuci dalam bahasa Inggris minimal 3-5 kata yang diurut sesuai alfabet, ditulis dalam lowercase style,
dipisahkan dengan koma dan di akhir kata tanpa menggunakan titik

ABSTRAK
Abstrak berbahasa Indonesia. Jumlah kata dalam abstrak 200-250 kata yang terdiri dari latar belakang, tujuan, metode, hasil
dan kesimpulan dalam artikel ini. Abstrak ditulis menggunakan TNR 12, 1 spasi. Abstrak ditulis dengan ketentuan penulisan
berikut: Pendahuluan: terdiri dari latar belakang, masalah utama, dan tujuan penelitian. Metode: terdiri dari desain
penelitian, populasi, sampel, metode sampling, variabel penelitian, alat untuk pengumpulan data dan metode analisis data.
Hasil: terdiri dari hasil penelitian. Simpulan: menulis kesimpulan dengan bahasa sendiri yang bertujuan untuk menjawab
tujuan penelitian.

Kata kunci: Kata kunci dalam bahasa Indonesia minimal 3-5 kata yang diurut sesuai alfabet,, dipisahkan dengan koma dan
di akhir kata tanpa menggunakan titik

PENDAHULUAN Tulisan “Pendahuluan” dan subjudul lainnya


menggunakan TNR 12 tebal, Isi pendahuluan
Semua isi naskah ditulis menggunakan TNR 12, 1
menggunakan TNR 12 normal, margin kiri dan kanan
spasi. Pendahuluan ditulis tanpa subtitle, termasuk
lurus dengan spasi 1,15pt dibuat dua kolom. Tulisan
latar belakang, masalah inti, dan tujuan penelitian. Isi
keseluruhan dalam bentuk paragraf tanpa numbering,
pendahuluan mengungkapkan (1) latar belakang
dan bulleting. Numbering bisa diganti pertama, …
penelitian, (2) penelitian-penelitian terkait yang
kedua, …. atau (1)…, (2)… dalam bentuk paragraf.
pernah ada, (3) tujuan penulisan, Pendahuluan
Ukuran kertas format A4 dengan margin normal (atas,
diawali (secara singkat, misal maksimum 1 paragraf)
bawah, kiri, kanan 1 inchi atau 2,54 cm).
dengan latar belakang umum kajian; dengan tujuan
menjustifikasi/menguatkan alasan melakukan NB: Tidak ada subjudul "Tinjauan Pustaka",
penelitian. Sebelum menuliskan tujuan penelitian, atau "Kajian Literatur", atau lainnya yang bersifat
harus ada Gap Analysis atau pernyataan kesenjangan teori dan definisi. Kalimat-kalimat yang terkesan
secara jelas dan eksplisit. definisi-definisi yang sudah umum tidak perlu
dituliskan. Jika memang memerlukan penulisan atau
mengaitkan dengan konsep/teori, sebaiknya dituliskan Umur Status Usus
langsung di Pembahasan saja (misal dengan mengutip (tahun) Normal Abnormal
n % n %
secara langsung). 20-29 #.# x.x #.# x.x
30-39 #.# x.x #.# x.x
Total #.# x.x #.# x.x
METODE (ukuran font dalam tabel 10 pt)

Metode ini dijelaskan secara rinci. Berisi


Deskripsi atau judul gambar berada di bawah
penjelasan tentang desain penelitian, lokasi dan
gambar yang sesuai. Gambar tidak berwarna, hanya
waktu, populasi, sampel, metode pengambilan
gradasi hitam dan putih.
sampel, variabel penelitian, pengumpulan data dan
analisis data
PEMBAHASAN
Diskusi/pembahasan bukanlah penulisan ulang
HASIL hasil penelitian, tetapi harus berisi ringkasan singkat
dari hasil penelitian utama, argumen pendukung,
Bagian ini berisi hasil penelitian yang
diskusi hasil penelitian lain yang relevan dan
disampaikan dalam bentuk narasi, tabel, dan atau
kontribusi temuan untuk pengayaan dan
gambar dan hasil uji statistik dengan penjelasan tanpa
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
diskusi. Judul tabel tertulis di atasnya sementara judul
masyarakat.
gambar ditulis di bawahnya.
Isi pembahasan menguraikan dengan jelas dan
Pada Hasil setidaknya memuat unsur what/how
tajam, diperkuat dengan analisa argumen penulis
apakah data yang disajikan telah diolah (bukan data
berdasarkan temuan penelitian dengan teori dan hasil
mentah), dituangkan dalam bentuk tabel atau gambar
penelitian terdahulu. Pada bagian pembahasan terlihat
(pilih salah satu), maupun deskriptif penelitian serta
adanya kaitan antara hasil yang diperoleh dan konsep
diberi keterangan yang mudah dipahami. Tuliskan
dasar dan/atau hipotesis? Pembahasan yang dibuat
temuan atau finding-nya, tetapi jangan dibahas
harus ditunjang fakta yang nyata dan jelas; dan
pembahasannya di sini.
Pembahasan apakah ada kesesuaian atau pertentangan
dengan hasil penelitian orang lain?

KESIMPULAN
Kesimpulan hanya cukup menjawab
permasalahan atau tujuan penelitian, atau dapat juga
Sub Bagian menghasilkan sebuah teori/konsep baru berdasarkan
fakta/analisis yang ada; Jangan terkesan membahas
Berisi penjelasan tentang bagian ini tanpa diskusi
lagi di bagian Simpulan. Boleh ditambahkan implikasi
atau saran.
Sub Sub Bagian
Berisi penjelasan tentang bagian ini tanpa diskusi UCAPAN TERIMAKASIH

Judul tabel ditempatkan di atas tabel sementara Jika perlu berterima kasih kepada pihak
judul gambar ditulis di bawahnya. Setiap tabel dan tertentu, mislnya seponsor penelitian, tempat
gambar harus diberi nomor sesuai dengan judul artikel penelitian, responden, hindari pernyataan
(seperti: "Tabel 1", "Gambar 1"). Tabel hanya terimakasih yang berbunga-bunga.
menunjukkan garis horizontal. Tabel tidak boleh
terpotong dan gaya landscape
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 1. Distribusi Usia pada …… dalam …… Daftar pustaka ditulis dalam urutan abjad
(TNR 11) menggunakan aturan Gaya Harvard. Nama keluarga
didahulukan dan ditulis lengkap, sedangkan namanya
disingkat (ditulis hanya huruf pertama). Jika nama Book
belakang tidak dikenal, kata terakhir dari nama Adriani, M. and Bambang, W. (2012) Introduction to
tersebut dianggap sebagai nama keluarga. Daftar Public Nutrition. Jakarta: Kencana Prenada
pustaka hanya berisi referensi yang dikutip dalam Media Group.
artikel. Semua referensi yang dikutip dalam artikel
harus dimasukkan dalam daftar pustaka. Untuk Tarwaka (2013) Industrial Ergonomics, Basics of
menjaga konsistensi rujukan, kutipan, dan daftar Ergonomic Knowledge and Applications at
pustaka, kami sarankan untuk menggunakan aplikasi Workplace. Surakarta: Harapan Press.
referensi standar seperti Mendeley. Referensi standar
menggunakan "format referensi Harvard 1". Jumlah Thesis, Desertation
rujukan di daftar pustaka minimal 15 pustaka acuan Mauludi, M. N. (2010) Associated Factors with
Fatigue in Workers in the Cement Bag
Report Production Process PBD (Paper Bag Division)
Health Research and Development Agency (2018) PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Riskesdas National Report. Jakarta: Publishing Citeureup-Bogor in 2010. Undergraduate
Agency for Health Research and Development Thesis. Jakarta: Faculty of Medicine and Health
Agency. Sciences Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Journal
Deyulmar, B. A., Suroto and Wahyuni, I. (2018) Saosa, M. (2013) Relationship between Individual
‘Analysis of Factors Associated with Fatigue in Factors and Work Exhaustion in Unloading
Opak Crackers in Ngadikerso Village, Worker at Manado Port. Undergraduate Thesis.
Semarang City, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Manado: Faculty of Publich Health Universitas
6(4), pp. 278–285. Sam Ratulangi.

Gurusinga, D., Camelia, A. and Purba, I. G. (2015) Laws, Regulations, Ministerial Decrees
‘Analysis of Associated Factors with Work Minister of Manpower Regulation (2018) Number 5
Fatigue at Sugar Factory Operators PT. PN VII Year 2018. Concerning Safety and Health.
Cinta Manis in 2013’, Jurnal Ilmu Kesehatan Jakarta: Ministry of Manpower Republic of
Masyarakat, 6(2), pp. 83–91. Indonesia.
Pedoman Penulisan Artikel (Studi Literatur/Literature Review)

Judul dalam Bahasa Indonesia (≤ 15 kata, Times New Roman-TNR 14, Center,
Cetak Tebal, 1 Spasi)
Penulis pertama1, penulis kedua2 ( Nama Lengkap Tanpa Gelar) (TNR 12, Center, 1 spasi)
Institusi penulis pertama. (jika berasal dari Instirusi yang sama, ditulis satu kali)
Lembaga penulis pertama
Alamat e-mail penulis bertama, alamat email penulis kedua
(TNR 11, Center, 1 spasi)

ABSTRACT
Abstrak berbahasa Inggris ditulis dengan italic style. Jumlah kata dalam abstrak 200-250 kata yang terdiri dari latar
belakang, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan dalam artikel ini. Abstrak ditulis menggunakan TNR 12, 1 spasi. Abstrak
ditulis dengan ketentuan penulisan berikut: Pendahuluan: terdiri dari latar belakang, masalah utama, dan tujuan penelitian.
Metode: terdiri dari desain penelitian, populasi, sampel, metode sampling, variabel penelitian, alat untuk pengumpulan data
dan metode analisis data. Hasil: terdiri dari hasil penelitian. Simpulan: menulis kesimpulan dengan bahasa sendiri yang
bertujuan untuk menjawab tujuan penelitian.

Kata kunci: Kata kuci dalam bahasa Inggris minimal 3-5 kata yang diurut sesuai alfabet, ditulis dalam lowercase style,
dipisahkan dengan koma dan di akhir kata tanpa menggunakan titik

ABSTRAK
Abstrak berbahasa Indonesia. Jumlah kata dalam abstrak 200-250 kata yang terdiri dari latar belakang, tujuan, metode, hasil
dan kesimpulan dalam artikel ini. Abstrak ditulis menggunakan TNR 12, 1 spasi. Abstrak ditulis dengan ketentuan penulisan
berikut: Pendahuluan: terdiri dari latar belakang, masalah utama, dan tujuan penelitian. Metode: terdiri dari desain
penelitian, populasi, sampel, metode sampling, variabel penelitian, alat untuk pengumpulan data dan metode analisis data.
Hasil: terdiri dari hasil penelitian. Simpulan: menulis kesimpulan dengan bahasa sendiri yang bertujuan untuk menjawab
tujuan penelitian.

Kata kunci: Kata kunci dalam bahasa Indonesia minimal 3-5 kata yang diurut sesuai alfabet,, dipisahkan dengan koma dan
di akhir kata tanpa menggunakan titik

PENDAHULUAN Tulisan “Pendahuluan” dan subjudul lainnya


menggunakan TNR 12 tebal, Isi pendahuluan
Semua isi naskah ditulis menggunakan TNR 12, 1
menggunakan TNR 12 normal, margin kiri dan kanan
spasi. Pendahuluan ditulis tanpa subtitle, termasuk
lurus dengan spasi 1,15pt dibuat dua kolom. Tulisan
latar belakang, masalah inti, dan tujuan penelitian. Isi
keseluruhan dalam bentuk paragraf tanpa numbering,
pendahuluan Mencakup latar belakang masalah,
dan bulleting. Numbering bisa diganti pertama, …
rumusan masalah, tujuan dari literature review dan
kedua, …. atau (1)…, (2)… dalam bentuk paragraf.
manfaat penelitian. Pendahuluan dalam literature
Ukuran kertas format A4 dengan margin normal (atas,
review mengikuti topik utama yang ditulis dan
bawah, kiri, kanan 1 inchi atau 2,54 cm).
gambaran umum topik yang akan dibahas. Secara
umum pendahuluan mencakup latar belakang NB: Tidak ada subjudul "Tinjauan Pustaka",
masalah, tujuan mengulas tema/topik yang dipilih dan atau "Kajian Literatur", atau lainnya yang bersifat
ringkasan (ikhtisar) dari masalah. teori dan definisi. Kalimat-kalimat yang terkesan
definisi-definisi yang sudah umum tidak perlu
dituliskan. Jika memang memerlukan penulisan atau
mengaitkan dengan konsep/teori, sebaiknya dituliskan
langsung di Pembahasan saja (misal dengan mengutip
secara langsung).

METODE
Jelaskan bagaimana prosedur pencarian sumber
(jurnal/artikel ilmiah, buku dll) termasuk tools yang
digunakan, search engine, keyword yang dicari
sehingga dipilih beberapa artikel yang diulas. Metode
harus mencakup desain penelitian, kriteria screening
jurnal, dan strategi mencari jurnal. Perhatikan diagram
prima dibawah ini.

HASIL
Berisi hasil penelusuran sumber artikel yang
digunakan yang dimasukan dalam tabel karakteristik
studi, setelah itu dijelaskan satu persatu artikel yang
digunakan dalam literature review.
Bagian ini berisi hasil penelitian yang
disampaikan dalam bentuk narasi, tabel, dan/atau
gambar serta hasil uji statistik dengan penjelasan
tanpa diskusi.
Pada Hasil setidaknya memuat unsur what/how
apakah data yang disajikan telah diolah (bukan data
mentah), dituangkan dalam bentuk tabel atau gambar
(pilih salah satu), maupun deskriptif penelitian serta
diberi keterangan yang mudah dipahami. Tuliskan
temuan atau finding-nya, tetapi jangan dibahas
pembahasannya di sini.

Sub Bagian
Berisi penjelasan tentang bagian ini tanpa diskusi

Sub Sub Bagian


Berisi penjelasan tentang bagian ini tanpa diskusi
Judul tabel ditempatkan di atas tabel sementara UCAPAN TERIMAKASIH
judul gambar ditulis di bawahnya. Setiap tabel dan
gambar harus diberi nomor sesuai dengan judul artikel Jika perlu berterima kasih kepada pihak
(seperti: "Tabel 1", "Gambar 1"). Tabel hanya tertentu, mislnya seponsor penelitian, tempat
menunjukkan garis horizontal. Tabel tidak boleh penelitian, responden, hindari pernyataan
terpotong dan gaya landscape
terimakasih yang berbunga-bunga.
Tabel 1. Distribusi Usia pada …… dalam ……
(TNR 11) DAFTAR PUSTAKA

Umur Status Usus Daftar pustaka ditulis dalam urutan abjad


(tahun) Normal Abnormal menggunakan aturan Gaya Harvard. Nama keluarga
n % n % didahulukan dan ditulis lengkap, sedangkan namanya
20-29 #.# x.x #.# x.x disingkat (ditulis hanya huruf pertama). Jika nama
30-39 #.# x.x #.# x.x belakang tidak dikenal, kata terakhir dari nama
Total #.# x.x #.# x.x
(ukuran font dalam tabel 10 pt)
tersebut dianggap sebagai nama keluarga. Daftar
pustaka hanya berisi referensi yang dikutip dalam
Deskripsi atau judul gambar berada di bawah artikel. Semua referensi yang dikutip dalam artikel
gambar yang sesuai. Gambar tidak berwarna, hanya harus dimasukkan dalam daftar pustaka. Untuk
gradasi hitam dan putih. menjaga konsistensi rujukan, kutipan, dan daftar
pustaka, kami sarankan untuk menggunakan aplikasi
referensi standar seperti Mendeley. Referensi standar
PEMBAHASAN
menggunakan "format referensi Harvard 1". Jumlah
Diskusi/pembahasan bukanlah penulisan ulang rujukan di daftar pustaka minimal 15 pustaka acuan
hasil penelitian, tetapi harus berisi penjabaran
ringkasan singkat dari hasil penelitian utama, Report
argumen pendukung, diskusi hasil penelitian lain yang Health Research and Development Agency (2018)
relevan dan kontribusi temuan untuk pengayaan dan Riskesdas National Report. Jakarta: Publishing
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk Agency for Health Research and Development
masyarakat. Agency.
Menjelaskan bagaimana literature review yang
dilaporkan dapat memecahkan masalah, serta Journal
perbedaan dan kesamaan-kesamaan dengan studi Deyulmar, B. A., Suroto and Wahyuni, I. (2018)
sebelumnya. Bagian ini harus mencakup kelebihan, ‘Analysis of Factors Associated with Fatigue in
kekurangan dan kesimpulan dari hasil penelitian. Opak Crackers in Ngadikerso Village,
Dalam pembahasan juga mencakup kelebihan dan Semarang City, Jurnal Kesehatan Masyarakat,
kekurangan artikel yang direview dan implikasi dalam 6(4), pp. 278–285.
praktik keperawatan.
Gurusinga, D., Camelia, A. and Purba, I. G. (2015)
KESIMPULAN ‘Analysis of Associated Factors with Work
Fatigue at Sugar Factory Operators PT. PN VII
Kesimpulan hanya cukup menjawab Cinta Manis in 2013’, Jurnal Ilmu Kesehatan
permasalahan atau tujuan penelitian, atau dapat juga Masyarakat, 6(2), pp. 83–91.
menghasilkan sebuah teori/konsep baru berdasarkan
fakta/analisis yang ada; Jangan terkesan membahas Book
lagi di bagian Simpulan. Boleh ditambahkan implikasi Adriani, M. and Bambang, W. (2012) Introduction to
atau saran. Public Nutrition. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Tarwaka (2013) Industrial Ergonomics, Basics of
Ergonomic Knowledge and Applications at Saosa, M. (2013) Relationship between Individual
Workplace. Surakarta: Harapan Press. Factors and Work Exhaustion in Unloading
Worker at Manado Port. Undergraduate Thesis.
Thesis, Desertation Manado: Faculty of Publich Health Universitas
Mauludi, M. N. (2010) Associated Factors with Sam Ratulangi.
Fatigue in Workers in the Cement Bag
Production Process PBD (Paper Bag Division) Laws, Regulations, Ministerial Decrees
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Minister of Manpower Regulation (2018) Number 5
Citeureup-Bogor in 2010. Undergraduate Year 2018. Concerning Safety and Health.
Thesis. Jakarta: Faculty of Medicine and Health Jakarta: Ministry of Manpower Republic of
Sciences Universitas Islam Negeri Syarif Indonesia.
Hidayatullah.
Health Information : Jurnal Penelitian
Volume 10 Nomor 1, Juni 2018 p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905

ANALISI DATA HASIL PEMANTAUAN STATUS GIZI DARI FAKTOR DETERMINAN


KEJADIAN STUNTING PADA BALITA
Hariani1, I Made Rai Sudarsono 1, Yeni sostinengari1
1
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Kendari

( Email : anigizi68@gmail.com )

ABSTRACT

Background: Short child problems (stunting) are one of the nutritional problems faced in the world,
especially in poor and developing countries. Based on the results of the nutritional status assessment
in 2016, the national nutritional status of children under five years old TB / U or PB / U in the
stunting category reached 27.5% in Southeast Sulawesi Province, the prevalence of stunting under
five reached 29.5%. Based on the results of the nutritional status assessment of the province of
Southeast Sulawesi 2016, the prevalence of Konawe Regency reached 25.5% above the national
prevalence.
Research Objective: This study aims to determine the relationship between, parental height,
exclusive breastfeeding, giving MP-ASI with stunting.
Research Methods: This type of research is an observational study with the design of a cross
sectional study with a sample of 116 toddlers based on the analysis of nutritional status monitoring
data in Konawe District, 2016. The independent variables in this study were exclusive breastfeeding,
mother height, giving MP-ASI and stunting as the dependent variable. The type of data used in this
study is secondary data from the results of monitoring nutritional status in Konawe Regency of
Southeast Sulawesi Province in 2016.
Research Results: Stunting prevalence in Konawe Kepualauan 2016 reached 28,5%. There is no
relationship between Asi exclusively with stunting (p = 0.941). There was no relationship between
maternal height and stunting (p= 1,000). There was no relationship between administration of MP-ASI
with stunting (p = 0.941).
Conclusion:. There is no relationships between giving MP-ASI, maternal height exclusive,
breastfeeding with the incidence of stunting.

Keywords: stunting, Asi exclusive, maternal height, giving MP-ASI.

PENDAHULUAN
Memasuki era teknologi yang semakin pembagian untuk kategori sangat pendek
Stunting atau pendek pada anak merupakan 19,2% dan pendek 18,1% artinya diperkirakan
salah satu bentuk malnutrisi akibat lebih dari sepertiga (± 8,9 juta) anak usia
keterbatasan keadaan sosial ekonomi secara dibawah 5 tahun di Indonesia mengalami
keseluruhan di masa lampau. Stunting pertumbuhan yang tidak sesuai ukuran standar
didefinisikan sebagai indeks tinggi badan internasional untuk tinggi badan berbanding
menurut umur (TB/U) kurang dari minus dua usia. Selain itu, untuk anak Indonesia yang
standar deviasi (<-2 SD) atau tinggi badan dalam keadaan kurus, diperkirakan ada sekitar
balita itu lebih pendek dari yang seharusnya 3,3 juta anak. Hasil Riskesdas tahun 2007 di
bisa dicapai pada umur tertentu (Kemenkes Provinsi Sulawesi Tenggara mencatat
2010). prevalensi stunting sebesar 32% dan
Berdasarkan data Riset Kesehatan meningkat dari tahun 2010 yang angkanya
Dasar (Riskesdas) tahun 2007 di Indonesia sebesar 34% dan pada tahun 2013 di sebesar
mencatat bahwa prevalensi stunting sebesar 41%. Berdasarkan hasil penilaian status gizi
35,6% meningkat dari tahun 2010 36,8% dan provinsi Sulawesi tenggara Prevalensi kejadian
tahun 2013 37,2%. Persentase tersebut dengan

62
Health Information : Jurnal Penelitian
Volume 10 Nomor 1, Juni 2018 p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905

stunting di konawe kepulauan tahun 2016 Pengolahan dan Analisis Data


yaitu sebesar 30,7 %. Analisis univariat yang dilakukan
Dengan demikian dapat disimpulkan terhadap tiap variable dengan menggunakan
bahwa di Kabupaten Konawe Kepulauan tabel distribusi frekuensi sehingga
stunting masih menjadi masalah yang seriun menghasilkan distribusi dan persentasi setiap
kerena prevalensi stunting > 20%. Berdasarkan variabel. Analisis univariat digunakan untuk
data tersebut, maka peneliti tertarik untuk menggambarkan kejadian stunting pada balita
meneliti faktor determinan kejadian stunting di tinggi badan orang tua, riwayat asi ekslusif,
Kabupaten Konawe Kepulauan berdasarkan MP-ASI dini dan panjang badan lahir.
data hasil pemantauan status gizi (PSG) 2016. Analisis bivariat yang digunakan
adalah uji chi square untuk melihat hubungan
METODE kejadian stunting pada balita dengan tinggi
Jenis penelitian badan orang tua, riwayat asi ekslusif, MP-ASI
Jenis penelitian yang digunakan dini dan panjang badan lahir dalam bentuk
adalah penelitian observasional analitik tabulasi silang (crosstab) dengan
dengan desaincrosssectionalstudy. menggunakan program komputer. Kriteria
Lokasi dan Waktu Penelitian keputusan pengujian hipotesis terdapat
Penelitian ini menggunakan data hubungan antara variabel bebas dengan
sekunder berasal dari Pemantauan Status Gizi variabel terikat jika nilai p < (0,05)
(PSG) oleh dinas kesehatan provinsi Sulawesi
Tenggara pada tahun 2016 dari data kabupaten
HASIL
Konawe Kepulauan.
Kabupaten Konawe Kepulauan terbentuk
Populasi dan Sampel
berdasarkan Undang- Undang Republik
Populasi penelitian ini adalah seluruh
Indonesia Nomor 13 Tahun 2013 tentang
KK (kepala keluarga) yang memiliki balita
pembentukan daerah Tk. II di Sulawesi
yang terdapat dalam data Pemantauan Status
Tenggara yang merupakan daerah kabupaten
Gizi di Kabupaten Konawe Kepulauan
otonom baru dari Kabupaten Konawe
sebanyak 300 KK.
sebelumnya. Kabupaten Konawe Kepulauan
Sampel yang digunakan dalam
terdiri dari 7 wilayah kecamatan dengan 95
penelitian ini adalah 91 sampel balita yang ada
desa/kelurahan. Kabupaten Konawe
di rumah tangga terpilih dalam setiap klaster di
Kabupaten Konawe Kepuluan. Kepulauan memiliki luas wilayah 295,89 Km2,
Pengumpulan Data terdiri dari 7 kecamatan dan 95
Data ini merupakan data sekunder dari kelurahan/desa. Wilayah kecamatan yang
paling luas adaah Kecamatan Wawonii
hasil kegiatan pemantauan status gizi oleh
Tenggara yaitu 14.700, Ha (16,94%) dari luas
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Kabupaten Konawe Kepulauan sedangkan
pada tahun 2017. Data yang akan dikumpulkan
wilayah kecamatan dengan luas wilayah paling
oleh peneliti adalah Data stunting, Data
kecil adalah Kecamatan Wawonii Timur Laut
karakteristik keluarga, Data tinggi badan orang yaitu sebesar 9.058 Ha (10,44%)
ibu, Data Riwayat Asi Ekslusif, Data MP-ASI
dini.

Tabel 1. Distribusi karakteristik keluarga balita di kabupaten konawe kepulauan

No Kategori n %
1. Pendidikan ayah
a. tidak tamat SD 5 5,5
b. tamat SD 12 13,2
c. tamat SLTP 30 33,0
d. tamat SLTA/MA 35 38,5
e. tamat d1/d2/d3 3 3,3
f. tamat PT 6 6,6

63
Health Information : Jurnal Penelitian
Volume 10 Nomor 1, Juni 2018 p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905

Jumlah 91 100
2. Pendidikan ibu
a. Tidak/belum pernah sekolah 3 2,6
b. tidak tamat SD 2 2,2
c. tamat SD 14 15,4
d. tamat SLTP 25 27,5
e. tamat SLTA/MA 38 41,8
f. tamat d1/d2/d3 4 4,4
g. tamat PT 5 5,5
Jumlah 91 100
3. Pekerjaan ayah
a. PNS/TNI/POLRI/BUMN/BUMD 2 2,2
b. pegawai swasta 10 11,0
c. Wiraswasta 36 39,6
d. Petani 30 33,0
e. Nelayan 9 9,9
f. Buruh 4 4,4
Jumlah 91 100
4. Pekerjaan ibu
a. Ibu rumah tangga 71 78,0
b. PNS/TNI/POLRI/BUMN/BUMD 1 1,1
c. pegawai swasta 1 1,1
d. Wiraswasta 8 98,8
e. Petani 9 9,9
f. Buruh 1 1,1
Jumlah 91 100

Dari tabel 1 menunjukan bahwa pernah sekolah. Sedangkan untuk pekerjaan


pendidikan orang tua, khususnya pendidikan ayah balita sebagian besar berprofesi sebagai
ayah balita dapat dilihat sebagian besar telah petani sebesar 33,0% meskipun daerah
menempuh pendidikan dijenjang SLTA/MA kepulauan akan tetapi masyarkatnya yang
38,5% dan yang tamat perguruan tinggi berprofesi sebagai nelayan hanya 9,9% dan
sebesar 6,6% dan untuk pendidikan ibu balita untuk pekerjaan ibu balita ternyata sebagian
sebagian besar juga berpendidikan tamat besar sebagai ibu rumah tangga yaitu 78,0%
SLTA/MA 41,8% akan tetapi masih terdapat dan sebanyak 9,9% bekerja sebagai petani.
sebesar 3,3% ibu balita yang Tidak/belum

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Balita Di Kabupaten Konawe Kepulu

Jenis Kelamin Balita n %


Laki ± Laki 50 54,9
Perempuan 41 45,1
Total 91 100

Tabel 2 menunjukan sebagian besar dalam penelitian ini adalah laki-laki yaitu
sampel berdasarkan jenis kelamin pada balita 54,9%.

64
Health Information : Jurnal Penelitian
Volume 10 Nomor 1, Juni 2018 p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Status Umur Balita Di Kabupaten Konawe Kepuluan

Kelompok Umur Balita n %


6 - 12 bulan 28 30,7
12 ± 24 bulan 40 43,9
24 ± 59 bulan 23 25,2
Total 91 100
(Sumber : Data Sekunder PSG Tahun 2016)

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Stunting Pada Balita Di Kabupaten Konawe Kepulauan


Status Gizi n %
Normal 65 71,4
Stunting 26 28,57
Total 91 100
(Sumber : Data Sekunder PSG Tahun 2016)

Prevalensi Stunting pada balita bahwa prevalensi stunting di Kabupaten


ternyata sebesar 28,5%. Hal ini menunjukan Konawe Kepulauan dikategorikan sedang.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Stunting Menurut kelompok umur Pada Balita Di Kabupaten
Konawe Kepulauan

Kelompok umur Stu nting No rmal Total


n % n % n %
6 ± 12 bulan 4 14,2 24 85,7 28 100
12 ± 24 bulan 13 46,4 27 67,5 40 100
24 ± 59 bulan 9 39,1 14 60,8 23 100
(Sumber : Data Sekunder PSG Tahun 2016)

Tabel 5 menunjukan prevalensi (n=13) sedangkan terrendah berada pada


stunting menurut kelompok umur terlihat kelompok umur 6 ± 12 bulan yaitu 14%.
bahwa prevalensi stunting tertinggi berada Semakin bertambah umur prevalensi stunting
pada kelompok umur 12-24 bulan yaitu 46,4% cenderung meningkat.

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tinggi Badan Ibu Di Kabupaten Konawe Kepuluan Tahun 2016

Tinggi badan ibu n %


Pendek < 150 Cm 35 38,4
Normal > 150 Cm 56 61,5
Total 91 100

Tabel 6 menunjukan prevalensi ibu dengan dengan ibu yang pendek ( 62,6% > 38,4%)
tinggi badan normal lebih besar dibandingkan

65
Health Information : Jurnal Penelitian
Volume 10 Nomor 1, Juni 2018 p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Ekslusif Balita Di Kabupaten Konawe


Kepulauan

Pemberian Asi Ekslusif n %


ASI Ekslusif 25 27,5
ASI Non Eksklusif 66 72,5
Total 91 100

Tabel 7 menunjukan Prevalensi balita dibandingan dengan balita yang mendapatkan


yang non Asi Eksklusif lebih besar Asi Ekslusif (72,5% > 27,5%)

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Pemberian MP-ASI pada Balita di Kabupaten


Konawe Kepulauan Tahun 2016

Pemberian MP-ASI n %
Ideal 25 27,5
MP-ASI Dini 66 72,5
Total 91 100

Tabel 8 menunjukan prevalensi lebih besar dibandingkan dengan pemberian


Pemberian MP-ASI terlalu Dini Pada balita MP-ASI ideal pada balita (72,5% > 27,5%).

Tabel 9.Hubungan Antara Tinggi Badan Ibu, Pemberian MP-ASI, Pemberian ASI Ekslusif
Dengan Stunting Pada Balita Di Kabupaten Konawe Kepulaua

Variabel

Stunting normal Total X2 P

n % n % n % value
Tinggi Badan Ibu

Pendek < 150 cm 10 28,6 24 71,6 35 100 0,000 1.000


Normal > 150 cm 16 28,6 40 71,2 56 100
Pemberian MP-ASI
Ideal
7 28,0 18 72,0 25 100 0.006 0.941
MP- ASI DINI 19 28,8 47 71,2 66 100

Pemberian Asi Ekslusif


ASI Ekslusif
7 28,0 18 72,0 25 100 0.006 0.941

ASI Non Ekslusif 19 28,8 47 71,2 66 100

66
Health Information : Jurnal Penelitian
Volume 10 Nomor 1, Juni 2018 p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905

Berdasarkan hasil analisis statistik chi memperlihatkan proporsi balita stunting dari
square diketahui bahwa variabel Tinggi badan tinggi badan ibu yang normal dan tinggi badan
ibu, Asi Ekslusif dan Pemberian MP-ASI tidak ibu yang pendek sama dengan yaitu sebesar
berhubungan secara signifikan (p>0,05) 28,6% di bandingkan dengan balita dengan
dengan kejadian stunting. Berdasarkan data tinggi badan ibu pendek. Diperolah nilai
pada tabel 14 dapat dipahami bahwa p=1,000 (• GHQJDQ GHPLNLDQ WLGDN
prevalensi stunting pada balita terjadi sama berhubungan yang bermakna antara tinggi
besar antara tinggu badan ibu yang pendek badan ibu dengan kejadian stunting pada
dengan tinggi badan ibu yang normal balita. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
(28,6=28,6%). Sedangkan untuk Asi Ekslusif yang dilakukan oleh Atika Rahayu, dkk panel
dan Pemberian MP-ASI prevalensi stunting gizi makan desember (2014) yang menunjukan
pada balita terjadi lebih tinggi pada balita yang bahwa hasil uji statistik p-value adalah 0,488
Asi non ekslusif dan pemberian MP-ASI menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan
terlalu dini (28,8%>28,0%). Data kejadian yang bermakna antara tinggi badan ibu dengan
stunting menurut Tinggi badan ibu, Asi kejadian stunting pada balita. Begitu pula
Ekslusif dan Pemberian MP-ASI berbanding dengan penelitian yang dilakukan oleh dewi
terbalik dengan harapan. Ngasyah,dkk Yogyakarta (2014) menunjukan
hasil XML FKL VTXDUH SDGD . GLSHURODK
PEMBAHASAN p=value sebesar 0,195 hal ini menunjukan
Stunting bahwa tidak ada hubungan antara tinggi badan
Stunting merupakan salah satu bentuk ibu dengan kejadian stunting pada balita.
kurang gizi kronis yang ditandai dengan tinggi Berbeda dengan Penelitian yang dilakukan
badan balita menurut umur diukur dengan oleh Nasikhah (2012) yang menunjukan
standar deviasi menurut standar WHO 2005 <- bahwa anak yang dilahirkan dari ibu yang
2 SD. pendek beresiko menjadi stunting. Salah satu
Pada penelitian ini, prevalensi stunting atau kedua orang tua yang pendek akibat
balita di Kabupaten Konawe Kepuluan tahun kondisi patofisiologi (seperti defesiensi
2016 ditemukan prevalensi stunting usia 6-59 hormone pertumbuhan) memiliki gen dalam
bulan sebesar 28,57%. Berdasarkan standar kromosom yang membawa sifat pendek
WHO 1997 menunjukan bahwa apabila status sehingga memperbesar peluang ini mewarisi
gizi stunting berada pada kisaran 20-29% gen tersebut menjadi stunting. Akan tetapi,
termasuk ketegori sedang. Sehingga, bila orang tua pendek akibat kekurangan zat
prevalensi stunting di Kabupaten Konawe gizi atau penyakit, kemungkinan anak dapat
Kepuluan termasuk dalam kategori sedang. tumbuh dengan tinggi badan normal selama
Dengan demikian masalah stunting di anak tersebut tidak terpapar faktor resiko lain.
Kabupaten Konawe pada tahun 2016 masih
menjadi masalah kesehatan dimasyarakat. Hubungan Pemberian MP-ASI dengan
Stunting pada perlu mendapatkan Stunting
perhatian khusus termasuk pada anak balita Hubungan Pemberian MP-ASI dengan
usia 6-59 bulan. Proses pertumbuhan anak Stunting Pemberian MP-ASI Berdasarkan
cenderung perlambatan sehingga peluang analisis statistik chi square memperlihatkan
untuk terjadinya kejar tumbuh lebih rendah. proporsi balita yang mendapat MP-ASI terlalu
Usia balita 6 ± 59 bulan merupakan usia anak Dini memiliki status gizi stunting lebih banyak
mengalami perkembangan yang pesat dalam yaitu sebesar 28,8% dibandingkan dengan
kemampuan kognitif dan motorik. balita yang pemberian Pemberian MP-ASI
Diperkulukan kondisi fisik yang maksimal ideal (tabel 14). Diperolah nilai p=0,941
untuk mendukung perkembangan ini, dimana (” GHQJDQ GHPLNLDQ WLGDN DGD KXEXQJDQ
pada anak yang stunting perkembangan antara Pemberian MP-ASI dengan kejadian
kemampuan motoric maupun kognitif dapat stunting pada balita. Penelelitian ini sejalan
tertanggu. dengan Penelitian yang dilakukan oleh Friska
Hubungan Tinggi Badan Ibu dengan meilyasari,dkk dipenogoro (2014) menunjukan
Stunting tidak ada hubungan antara MP-ASI Dini
Hubungan Tinggi Badan Ibu dengan dengan kejadian stunting hasil uji statistic
Stunting Tinggi badan ibu Berdasarkan p=value (>0,05). Berbeda dengan penelitian
analisis statistik chi square pada tabel 14 yang dilakukan oleh Dwi puji Khasanah

67
Health Information : Jurnal Penelitian
Volume 10 Nomor 1, Juni 2018 p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905

menemukan ada hubungan bermakna (p=0,02) 95% 1.434-6.835). Terdapat hubungan


antara waktu pertama kali pemberian MP-ASI pemberian Asi Ekslusif dengan kejadian
dengan status gizi anak usis 6-23 bulan stunting pada balita 2-3 tahun, dimana
mempengaruhi kejadian stunting. diperolah nilai p-value= 0,000 dengan taraf
Pemberian MP-ASI terlalu dini signifikan 5% p-value (0,000 ”
meningkatkan resiko penyakit infeksi seperti (Indrawati,2016)
diare kerna MP-ASI yang diberikan tidak Pemberian ASI Ekslusif tidak
sebersih dan mudah dicerna seperti ASI. Diare memiliki hubungan dengan kejadian stunting
dihubungkan dengan gagal tumbuh karna pada anak usia 6-59 bulan. Hal ini terjadi
terjadi malabsorbsi zat gizi selama diare. Jika karena sebagian besar Ibu balita tidak
zat gizi seperti zink dan tembaga serta air yang memberikan. Stunting dipengaruhi oleh
hilang selama diare tidak diganti maka akan riwayat pemberian ASI eksklusif dan penyakit
timbul dehidrasi parah, malnutrisi, gagal infeksi, seperti diare dan Infeksi Saluran
tumbuh bahkan kematian. Selain pemberian Pernafasan Akut (ISPA). Kebutuhan zat gizi
MP-ASI yang terlalu dini terlambatnya pada usia 0-6 bulan dapat dipenuhi dari ASI.
memberikan MP-ASI juga menyebabkan Anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif
pertumbuhan dan perkembangan balita berisiko lebih tinggi untuk kekurangan zat
menjadi terhambat karna kebutuhan balita gizi yang diperlukan untuk proses
tidak tercukupi. Keluarga yang memberikan pertumbuhan. Begitu juga anak yang
pola asuh baik terutama terhadap kebutuhan mengalami infeksi rentan terjadi status gizi
zat gizi, maka akan mempengaruhi status gizi kurang. Anak yang mengalami infeksi jika
anak. Pemberian MP-ASI yang tepat pada dibiarkan maka berisiko terjadi stunting. ASI
anak usia 12-24 bulan akan menurunkan risiko eksklusif dapat menurunkan risiko kejadian
malnutrisi, karena pada usia tersebut stunting, karena kandungan kalsium pada ASI
kebutuhan zat gizi anak tidak dapat tercukupi mempunyai bioavailabilitas yang tinggi
hanya dari ASI saja. sehingga dapat diserap dengan optimal
Hubungan ASI Ekslusif dengan Stunting terutama dalam fungsi pembentukan tulang
Pemberian Asi Ekslusif pada balita anak.
Berdasarkan analisis statistik chi square pada
tabel 14 memperlihatkan proporsi yang tidak KESIMPULAN DAN SARAN
mendapatkan Asi Ekslusif memiliki status gizi Dari hasil penelitian dapat
stunting lebih banyak yaitu sebesar 28,8% disimpulkan yaitu Tidak terdapat hubungan
dibandingkan dengan balita yang diberi Asi yang signifikan antara Tinggi Badan Ibu
Ekslusif. Diperolah nilai p=0,941 (>0,05) dengan kejadian stunting pada balita usia 6-59
dengan demikian tidak ada hubungan antara bulan di Kabupaten Konawe Kepulauan. Tidak
Pemberian Asi Ekslusif dengan kejadian ada hubungan antara Pemberian ASI Ekslusif
stunting. Penelitian ini sejalan dengan dengan kejadian stunting pada balita usia 6-59
penelitian yang dilakukan oleh syifa bulan di Kabupaten Konawe Kepulauan. Tidak
Vaozia,dkk diponegoro (2016), hasil ada hubungan antara pemberian MP-ASI
penelitiannya menunjukan bahwa riwayat asi dengan kejadian stunting pada balita usia 6-59
ekslusif bukan merupakan faktor resiko bulan di Kabupaten Konawe Kepulauan.
kejadian stunting pada anak usia 1-3 tahun Diharapkan peneliti selanjutnya dapat
dengan uji statistik p=value 0,058. memperluas penelitian dengan menambah
Berbeda dengan penelitian yang variabel lain yang memiliki pengaruh dan
dilakukan oleh Hidayah tahun 2013 yang menggunakan data primer dalam melakukan
menemukanan bahwa ada hubungan bermakna penelitian stunting pada balita sehingga
antara ASI eksklusif dengan kejadian stunting diperoleh suatu perbandingan hasil penelitian
pada anak balita. Demikian juga penelitian terhadap variabel independen dan dependen
sebelumnya oleh Arifin (2012) yang berjudul yang diteliti. Selain itu, diharapkan juga untuk
analisis sebaran faktor resiko stunting pada penelitian selanjutnya dapat melanjutkan
balita di kabupaten purwakarta 2012, hasil dengan metode penelitian dan analisis yang
penelitian diperoleh hasil multivariate faktor lebih tingkat ke validitasnya (mengurangi bias)
yang paling dominan adalah pemberian ASI dalam penelitian, seperti metode kohort, dan
yang mempengaruhi stunting 3,1% (OR 3,1 lain±lain.

68
Health Information : Jurnal Penelitian
Volume 10 Nomor 1, Juni 2018 p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905

DAFTAR PUSTAKA Karangrejek Wonosari Gunungkidul.


Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Arsyad, A. (2011) Media pembelajaran. Afia, Kementerian kesehatan RI. 2013. Riset
Amin Nur. Dkk. 2014. Faktor kesehatan dasar. Jakarta
Sosiodemografi dan Tinggi Badan Kusuma, E.K. 2013. Faktor Resiko Kejadian
Orang Tua Serta Hubungannya dengan Stunting Pada Anak Usia 2-3 Tahun.
Kejadian Stunting pada Balita Usia 6 ± Universitas Di Ponegoro. Artikel
23 Bulan. Jurnal Gizi Dan Dietetika Penelitian.
Indonesia. Edisi September 2014 Vol Marquis, G.S.Habicth, J.P.
2, No. 3 : 170 ± 177 Lanata,
Abdulah, A.Z. 2012. Survey Pertumbuhan C.F.Black,E.R.Rasmussen,K.M.1997.
Anak Melalui Pendekatan Learning Association Of Breastfeeding And
Organization. Pustaka Timur. Stunting In Peruvian Toddlers : An
Yogyakarta. Example Of Reverse Causality.
Anisa, P. 2012. Faktor ± Faktor yang International Journal Of
Berhubungan dengan Kejadian Epidemiology. Vol. 26, No. 2.
Stunting pada Balita Usia 25 ± 60 Meilyasari, F, Isnawati, M. 2014. Faktor
Bulan Di Kelurahan Kalibaru Depok. Resiko Kejadian Stunting Pada Balita
Universitas Indonesia. Skripsi Usia 12 ± 36 Bulan Di Desa
Arifin. 2012. Faktor ± Faktor Penyebab Purwokerto Kecamatan Patebon,
Kegagalan Pemberian ASI Ekslusif. Kabupaten Kendal. Journal Of
Medical Journal Of Lampung Nutrition College. Vol. 3, No. 2.
University. Volume 2 No 4 Februari Mendez, M. A. & Adair, L.S. 1999. Severty
2013. And Timing In The Frist Two Year Of
Atika rahayu, laily khairiyati. 2014. Resiko Life Affect Performance On
pendidikan ibu terhadap kejadian Congnitive Tests I Late Childhood,
stunting pada anak 6-23 bulan The Journal Of Nutrition, 129 : 1555-
(meternal education as risk faktor 1562.
stunting of child 6-23 months - Maharsiwi, Anggar. 2014. Hubungan Antara
old).fakultas kesehatan masyarakat, Pemberian MP-ASI Dini dengan
universitas lampung mangkurat. Kejadian Stunting Gizi Lebih pada
Volume 37 Bayi Usia 6 ± 24 Bulan Di Wilayah
Bunga astria paramashanti,dkk. 2015. Kerja Puskesmas Kartasura,
Pemberian asi ekslusif tidak Sukoharjo. Universitas Muhamadiah
berhubungan dengan stunting pada Surakarta. Skripsi
anak usia 6-23 bulan di Monica, Dalimunthe Shella. 2015. Gambaran
Indonesia.stikes alma ata Yogyakarta. Faktor ± Faktor Stunting pada Balita
Jurna gizi dan dietetik Indonesia. Usia 24 ± 59 Bulan di Provinsi Nusa
Ernawati, F. Dkk. 2013. Pengaruh Asupan Tenggara Barat Tahun (2010) (
Protein Ibu Hamil dan Panjang Badan Analisis Data Sekunder Riskesdas
Bayi Lahir terhadap Kejadian Stunting 2010). Universitas Islam Negri Syarif
pada Anak Usia 12 Bulan Di Hidayahtullah. Skripsi
Kabupaten Bogor. Penelitian Gizi Dan Nadiyah, R. 2012. Faktor resiko kejadian
Makanan. Edisi juni 2013 vol. 36 (1) : stunting pada balita usia 24-59 bulan
1±11. di kecamatan semarang timur.
Friska meilyasari,dkk. 2014. Faktor resiko universitas diponegoro. Artikel
kejadian stunting pada balita usia 12 penelitian
bulan di desa purwokerto kecamatan Nasikhah, R. 2012. Faktor Resiko Kejadian
patebon, kabupaten Kendal. fakultas Stunting Pada Balita Usia 24 ± 36
kedokteran universitas diponegoro Bulan Di Kecamatan Semarang Timur.
Volume 3, nomor 2 Universitas Diponegoro . Artikel
Indrawati Sri, 2016. Hubungan Pemberian Asi Penelitian.
Ekslusif Dengan Kejadian Stunting Rahayu, B. Dkk. 2011. Pengaruh BBLR dan
Pada Anak Usia 2-3 Tahun Di Desa Pemberian Asi Ekslusif Terhadap
Perubahan Status Gizi Stunting Pada

69
Health Information : Jurnal Penelitian
Volume 10 Nomor 1, Juni 2018 p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905

Balita Di Kota Dan Anak Usia 12 ± 60 Bulan Diwilayah


Kabupaten Kerja Puskesmas Pauh. Fakultas
Tangerang Provinsi Banten. Kesehatan Masyarakat Universitas
Universitas Muhamadiyah Prof. Dr. Andalas. Padang.
HAMKA. Nasikhah Rounhotun. 2012. Faktor Resiko
Rr dewi ngaisyah dkk. 2014. Hubungan tinggi Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24
badan orang tua dengan kejadian ± 36 Bulan Di Kecamatan Semarang
stunting. Universitas respatih Timur. Universitas Diponerogo
Yogyakarta. Jurnal ilmu kebinanan, Semarang. Artikel penelitian.
jilid 3 nomor 1 Syifa voazia, dkk. 2016. Faktor resiko
Siahaan, Novita. Dkk. 2013. Faktor ± Faktor kejadian stunting pada anak usia 1-3
yang Berhubungan dengan Kejadian tahun (studi di desa menduren
Stunting Pada Balita di Wilayah Kerja kecamatan brati kabupaten
Puskesmas Tanjung Tiram Kecamatan grobogan.fakultas kedokteran
Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara. universitas diponegoro. Volume 5,
Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. nomor 4.
Prasetyono, 2009. Buku Pintar ASI Ekslusif Trihono, Atmarita, Tjandraini, DH, irmawati,
Pengenalan, Praktik Dan A, Utami.N.H, tejayanti. T.
Kemanfaatan- Kemanfaatannya. Nurlinawati,L. 2015. Pendek
Yogyakrta : Diva press. (stunting) di Indonesia masalah dan
Putra Onetusfifsi. 2016. Pengaruh BBLR solusinya. Balitbengkes. Jakarta.
Terhadap Kejadian Stunting Pada

62
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

STUDI LITERATUR HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SARAPAN


DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA ANAK SEKOLAH DASAR

Elisa Christy Simanjuntak1, Tariana Ginting2, Perry Boy Siahaan3, Buenita4

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Prima Indonesia
Jl. Sekip Jl. Sikambing No.simpang, Sei Putih Tim. I, Kec. Medan Petisah, Kota
Medan, Sumatera Utara
Email: elisasimanjuntak22@gmail.com

DOI : https://doi.org/10.35451/jkg.v3i1.481

ABSTRACT
School children are the nation's next generation. Therefore, it is necessary
to improve human resources from an early age. Providing good nutrition, will affect
the growth and development of a child. The purpose of this study was to determine
the relationship between eating and breakfast patterns and learning achievement
of elementary school children. The type of research used is quantitative research
with a literature study design. The literature used is literature published from 2013
to 2020. The results of data analysis show that there is a relationship between
eating and breakfast patterns and learning achievement of elementary school
children. The results of data analysis showed that there were 3 research locations,
namely in Java 60% (6 articles), Sulawesi 30% (3 articles), Kalimantan 10% (1
article). Using correlation research 50%, analytic survey research 20%, and 30%
other research. Data analysis was made in univariate and bivariate ways. The
variables used in each study were diet, breakfast, and learning achievement. From
this research, it can be concluded that there is a relationship between eating and
56
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

breakfast patterns and learning achievement of elementary school children. So


further research is expected to develop other factors that can affect student
achievement.
Key words: diet, breakfast, elementary school students
Masalah pada gizi timbul akibat pola
PENDAHULUAN makan yang salah seperti makan yang
Anak sekolah merupakan generasi berlebih ataupun tidak seimbangnya
penerus bangsa. Oleh karena itu, dalam mengkonsumsi makanan. Berbagai
perlunya meningkatkan sumber daya penyakit degeneratif yang ditimbulkan
manusia sejak dini. Pemberian nutrisi oleh pola makan yang tidak baik
yang baik akan memengaruhi tumbuh diantaranya diabetes militus, kanker,
kembang seorang anak. Pola makan anak hipertensi, dan penyakit jantung. Untuk
sekolah harus diperhatikan apabila terjadi menghindarinya, perlu edukasi kepada
penyimpangan akan mengakibatkan masyarakat tentang pola makan yang
gangguan pada tumbuh kembang anak. baik. Dalam pembentukan pola makan
Sejak dini anak sekolah harus yang baik, harus diterapkan dari sejak
dibiasakan sarapan karena sarapan dini (Rowa, 2015). Dalam meningkatkan
sangatlah penting dalam memenuhi perilaku, kognitif, dan prestasi belajar
energi yang dibutuhkan anak saat anak di sekolah, sarapan pagi sangat
melakukan aktifitas di sekolah. Jumlah dianjurkan (Adolphus, 2013).
kalori yang disarankan dalam sarapan Hasil penelitian Maulana, dkk
sebanyak 300-500 kalori per hari. Dengan (2015), tentang hubungan antara
tidak memberikan anak sarapan pagi kebiasaan sarapan pagi dengan anak SD
sebaiknya anak dibekali dengan di sekolah SDN 1 Karangasem Surakarta.
makanan/ snack yang berat dengan gizi Menemukan 50% dari 80 anak melakukan
lengkap dan (Mutiara, 2017). sarapan pagi, 36 anak (45%)
Pola makan merupakan salah satu mendapatkan prestasi belajar baik, dan
cara yang dapat dilakukan untuk anak yang mendapatkan prestasi belajar
mengurangi terjadinya masalah gizi. kurang baik sebanyak 4 (5%) anak. Anak
Untuk mencegah penyakit dan menjaga yang tidak selalu melakukan sarapan pagi
kesehatan gizi sangat diperlukan. sebanyak 40 (50%) dimana 29 anak

57
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

(36,5%) mendapatkan prestasi belajar Sehingga anak tersebut susah memahami


baik, sedangkan anak yang mendapatkan pelajaran yang diajarkan guru,
prestasi belajar kurang sebanyak 11 prestasinya juga tidak baik di lihat dari
(13,75%) anak. Hasil penelitian nilai harian di sekolah (Anasiru, 2017).
menunjukkan nilai p=0.045 untuk Beberapa anak yang memiliki pola
kebiasaan sarapan pagi dan prestasi makan yang tidak baik mengatakan
belajar anak SD, dimana p<0.05. bahwa tidak tersedianya makanan
Terdapat hubungan yang bermakna dirumah, orangtua tidak dapat memenuhi
antara kebiasaan sarapan pagi dan gizi dari anak tersebut sehingga
prestasi belajar anak SD (Maulana et al., berpengaruh terhadap prestasi anaknya
2015). (Murjani, 2018).
Dari hasil penelitian Septianto, Anak yang memiliki pola makan
dkk (2017), tentang hubungan sarapan yang baik dan memiliki kebiasaan sarapan
pagi dengan prestasi belajar anak usia 7- pagi terlihat sangat aktif belajar
8 tahun di SDN Merjosari 02 Kecamatan disekolah, dan hasil prestasi belajarnya
Lowokwaru Malang. Menemukan sebagian juga bagus dilihat dari nilai raport di
besar (72,5%) sarapan pagi yang sekolah (Mutiara, 2017).
dilakukan responden dengan baik
sebanyak 29 orang, dan sebagian besar METODE PENELITIAN
(60%) prestasi belajar pada responden Jenis penelitian ini adalah
masuk kategori baik sebanyak 24 orang. penelitian studi literatur (library
nilai p= 0,00< α (0.05). Dapat research). Metode pengumpulan data
disimpulkan bahwa adanya hubungan yang dilakukan dalam penelitian ini
antara sarapan pagi dengan prestasi adalah dengan menggunakan bahan
belajar (Cahyani, 2018). kepustakaan seperti jurnal, artikel, atau
Anak yang memiliki pola makan karya ilmiah lainnya. Data-data yang
yang tidak baik dan memiliki kebiasaan digunakan dalam penelitian ini berupa
tidak sarapan pagi terlihat lesu, gampang jurnal yang telah dipublikasi.Populasi dan
sekali mengantuk dikelas, dan sulit sampel penelitian adalah 10 jurnal yang
konsentrasi pada saat jam pelajaran. telah dipublikasi.
HASIL

58
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

Berdasarkan hasil review 10 literatur yang telah memenuhi kriteriamaka didapatkan hasil
sebagai berikut :
Tabel 1. Ringkasan dari literatur tentang hubungan pola makan dan sarapan dengan
prestasi belajar anak sekolah dasar

N PenulisLoka Popul Sampel Metode Hasil Kesimpulan Saran


o. si asi
Pola makan Ada Bagi
siswa keahlian pengaruh guru/pendidik
75 tata boga antara pola disarankan
1 Wija 310 sis Expost SMKN 3 Pati makan untuk selalu
yanti Pati siswa wa; facto; termasuk dengan mendukung dan
(201 Pro korelasi dalam kategori prestasi memotivasi
4) pos ; sedang (44%). belajar. siswa untuk
ion Dari analisis Semakin selalu
al diperoleh rxy= baik pola menjalankan
sa 0,874 makannya pola makan
mpl Sedangkan semakin yang baik.
e hasil dari baik pula Bagi siswa, agar
perhitungan prestasi lebih
koefisien belajarnya. memperhatikan
determinan kebiasaan pola
(R2) diperoleh makan yang
hasil 0,765 baik.
atau 76,5%

Ada Bagi peneliti


hubungan selanjutnya
Ke 54 Korela Pola makan pola makan, diharapkan
diri siswa; si siswa kategori kebiasaan dapat

59
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

2 Nurwij 63 Simple analiti cukup 46.3% sarapan dan mengembangk


ayanti siswa rando k; ,kebiasaan status gizi. an penelitian
(2017) m pende sarapan sering Harus ini dengan
sampli katan siswa 55.6%, diperhatikan faktor-faktor
ng Cross- status gizi dengan baik yang lain yang
sectio siswa kategori untuk dapat
nal nnormal meningkatk mempengaruhi
68.5% an prestasi belajar
konsentrasi siswa.
siswa
sehingga
dapat
meningkatk
an prestasi
belajarnya.
Terdapat Terdapat Bagi peneliti
hubungan yang hubungan selanjutnya
Ba 112 Deskri signifikan antara disarankan
Am nd 112 siswa; ptif (p<0.05) kebiasaan untuk meneliti
3 alia, un siswa total Analiti antara sarapan faktor lain
dkk g sampli k; kebiasaan dengan yang
201 ng cross- sarapanDengan prestasi mempengaruhi
6) sectio prestasi belajar pada prestasi belajar
nal belajar. siswa,Anak pada siswa.
Terdapat nilai dengan
PRR 9.879 sarapan
9.879 kali yang
daripada anak tiidakteratur
yang sering mendapatka
sarapan. n prestasi
yang kurang

60
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

baik 9.879
kali lebih
tinggi dari
yang
sarapan.
Anak yang Lebih dari Bagi peneliti
memiliki separuh selanjutnya
Mal 40 Korela kategori responden dapat
Sep an 40 siswa si;cros sarapan baik kategori menggunakan
4 tian g siswa Total s- 29 siswa sarapan penelitiaan ini
to, sampli sectio (72.5%), anak yang baik sebagai salah
dkk ng nal yang memiliki 72.5%, satu acuan
(20 prestasi belajar lebih dari untuk
17) baik 24 siswa separuh mendapatkan
(60%) p value responden hasil yang lebih
= 0.00 yang maksimal.
<α(0.05) memiliki
sehingga dapat prestasi
disimpulkan belajar yang
ada hubungan baik 60%,
sarapan terdapat
dengan hubungan
prestasi antara
belajar. sarapan
dengan
prestasi
belajar.

P Ada Bagi
61 Obs value= hubung peneliti

61
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

Murja 156 siswa ; ervas 0.002, an yang selanju


ni,d Kab. siswa probabi ional nilai signifika tnya
kk Tanah litysam analit p<0.05 n antara dapat
(2018 bumbu pling iik, yang kebiasa mengg
) (kalsel cross berarti an unakan
) - Ho sarapan peneliti
sectio ditolak. pagi an ini
nal Maka dengan sebaga
dapat prestasi. i salah
disimp satu
ulkaan acuan
ada untuk
hubung menda
an patkan
yang hasil
signifik yang
an maksi
antara mal
kebiasa
an
sarapa
n
dengan
prestas
i
belajar.
Berdasa Kategori Bagi
rkan sarapan sekolah
analisis sering ,
10 Surv uji 66 diharap
Anasir Goron 137 2 ey kuadrat siswa, kan

62
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

6 u, dkk talo siswa sis analit dengan kategori agar


(2017 wa ik;cro taraf prestasi mempe
) Simple ss- signifika belajar rtahan
random sectio n 0,05 kurang kan
sampli nal didapatk 50 dan
ng an siswa, mening
x2hitun kateori katkan
g prestasi kualita
10,935 belajar s
>9,488. cukup pembel
Maka Ha 45 ajaan
diterima siswa, sekolah
. Yang dan ada dan
artinya hubung dapat
ada an membe
hubung antara rikan
an kebiasa inform
sarapan an asi
pagii sarapan tentan
dengan dengan g
prestasi prestasi sarapa
belajar belajar. n.
siswa.
Sebagia Hasil Penting
n besar penelitia nya
anak n ini kebiasa
75 Des sekolah menunj an
Mahbu Band Siswa siswa; kriptf memiliki ukkan sarapa
7 b,dkk ung kelas 4 conveni korel kebiasa adanya n pagi
(2018 dan 5 ent asi; an hubung dengan
samplig uji sarapan an yang kandun

63
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

korel pagi signifika gan


asi yang n antara gizi
spear baik kebiasa yang
men (73,3%) an baik
rank dan sarapan pada
memiliki dengan anak
prestasi prestasi usia
sedang belajar sekolah
(58,67 anak. harus
%) disosial
serta isasika
terdapat n
hubung kepada
an yang guru,m
signifika urid,
n antara dan
kebiasa orangt
an pagi ua
dengan agar
prestasi pertum
belajar buhan
anak dan
sekolah perkem
p=0,048 bangan
fisik
dan
mental
anak
menjad
i
optimal

64
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

Domina Terdapa Mahasi


n t swa
mahasis hubung dihara
177 Surv wa an yang pkan
Purna Mana Kelas Mahasi ei jarang sangat akan
8 winadi do Englis swa, Analit sarapan lemah kesad
dan 1 puposivik;cro (39%) namun aran
christa Semest e ss- dan bermak pentin
, er sampli sectio konsent na gnya
(2020 Genap ng nal; rasi antara sarapa
) 2019- uji belajar kebiasa n,
2020 korel tinggi an bukan
asi (56,5%) sarapan hanya
spear . dengan seked
men Terdapa tingkat ar
t konsent sarapa
hubung rasi n
an yang belajar tetapi
sangat mahasis perlu
lemah wa. diperh
namun atikan
bermak kualita
na s
antara giziny
kebiasa a.
an Bagi
sarapan Peneliti
dengan selanjut
tingkat nyadiha
konsent rapkan
rasi mengan
belajar alisis

65
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

mahasis kandung
wa. (r = an gizi
0,162 pada
dan p = makana
0,031). n yang
dikonsu
msi
pada
saat
sarapan
sebagai
variabel
penelitia
n.
Kategori Mayorita Bagi
Winart Klate 30 30 Deskript sarapan s Siswa pihak
9 i dan n Siswa siswa, if pagi SDN sekolah
Nur, total korelasi sering Jombora khususn
(2015 sampli onal; (86,7%) n1 ya pada
) ng cross- , Klaten pengaja
sectiona Kategori mempu r di
l; uji Prestasi unyai bidang
chi- Belajar kebiasa pendidik
square baik an an
(76,7%) sarapan jasmani
, dan sering dan
kategori dan kesehat
Prestasi memiliki an agar
Belajar prestasi member
cukup belajar i
(23,3%) yang pengeta

66
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

baik huan
mengen
ai
peningk
atan gizi
yang
baik
melalui
makan
pagi.
Dan
bagi
siswa
menjadi
masuka
n agar
membia
sakan
makan
pagi
sehingg
a dapat
meningk
atkan
prestasi
belajar
dan
konsent
rasi
belajar
siswa.

67
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

P= Perlu
Syahn Maka 33 33 Non 0,015 < adany
10 ur, ssar Siswa siswa, eksperi α = a
dkk total men; 0,05 Ada peneli
(2013 sampli cross- yang hubung tian
) ng sectiona menunj an lanjut
l; uji ukkan sarapan yang
chi- adanya dengan terkai
square penolak prestasi t
an belajar. denga
terhada n
p Ho faktor
dan -fktor
penerim yang
aan memp
terhada engar
p Ha. uhi
Yang kebias
artinya aan
ada sarap
hubung an
an
sarapan Perlunya
dengan sosialisa
prestasi si
belajar. kepada
orangtu
a murid
tentang
penting
nya
sarapan

68
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

pagi
anak
sekolah

PEMBAHASAN (2016) (Amalia, 2016). Menggunakan


Setelah melakukan pengkajian penelitian Observasional Analitik 1 artikel
data sampel penelitian didapatkan yaitu Murjani,dkk (2018) (Murjani, 2018).
gambaran umum dari penelitian- Dan yang menggunakan penelitian Non
penelitian tersebut yakni sebagai berikut eksperimen yaitu Syahnur, dkk (2013)
: Berdasarkan hasil analisis terhadap (Syahnur, 2013).
semua sumber artikel penelitian Pola Instrument dalam mengukur
makan dan Sarapan menujukkan hasil variabel setiap penelitian yakni pola
bahwa pada lokasi yang paling banyak makan daan sarapan menggunakan
dijadikan sebagi tempat penelitian adalah kuesioner, wawancara ataupun angket.
Pulau Jawa dengan 6 artikel. Penelitian dengan Instrumen Kuesioner
Pola makan dan Sarapan dalam 10 ada 8 Artikel yaitu Septianto, dkk (2017)
artikel yang direview menggunakan , Murjani, dkk (2018), Purnawinadi dan
penelitian Korelasi sebanyak 5 artikel Christa, (2020), Mahbub, dkk (2018),
yaitu Wijayanti (2014), Nurwijayanti Anassiru, dkk (2018), Amalia, dkk (2016),
(2017), Septianto, dkk (2017), Mahbub, Nurwijayanti, (2017) dan Syahnur, dkk
dkk (2018), dan Winarti dan Nur (2015) (2013). Penelitian dengan instrumen
(Mahbub, 2018; Nurwijayanti, 2018; Wawancara 1 Artikel yaitu Wijayanti,
Septianto, 2017; Wijayanti, 2014; (2014). Penelitian dengan instrumen
Winarti, 2015). Menggunakan Survei Angket 1 Artikel yaitu Winarti dan Nur,
Analitik 2 artikel yaitu Anasiru, dkk (2015).
(2017), dan Purnawinadi dan Christa Variabel penelitian dalam artikel
Mustar, (2020) (Anasiru, 2017; yang direview ada 3 yaitu pola makan,
Purnawinadi & Christa, 2020). sarapan dan prestasi belajar. Penelitian
Menggunakan Penelitian Deskriptif yang memiliki 4 variabel penelitian (Pola
Analititik 1 Artikel yaitu Amalia, dkk makan, Sarapan, Status Gizi dan Prestasi

69
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

Belajar) ada 1 artikel yaitu Nurwijayanti Sarapan pagi memberikan dampak


(2017). 7 artikel yang meneliti 2 variabel baik bagi anak. Anak yang memiliki
penelitian (Sarapan dan Prestasi Belajar) kebiasaan sarapan maka anak itu akan
Amalia, dkk (2016), Anasiru, dkk (2017), lebih mudah menyerap pelajaran yang
Mahbub, dkk (2018), Purnawinadi dan diberikan oleh gurunya yang akan
Christa, (2020), Murjani, dkk (2018), berdampak pada prestasi belajarnya.
Septianto, dkk (2017), Winarti dan Nur, Anak yang tidak sarapan akan mengalami
(2015). Ada 1 artikel yang meneliti 2 gangguan dalam melaksanakan aktifitas
variabel (pola makan dan prestasi belajar) sehari-hari (Nurwijayanti, 2018).
yaitu Wijayanti, (2014). Dan ada 1 artikel Siswa yang tidak melakukan
yang meneliti 3 variabel (Sarapan, status sarapan mengatakan setiap pelajaran
gizi, dan prestasi belajar) yaitu Syahnur, berlangsung akan mudah merasa bosan,
dkk (2013). mengantuk, dan sulit berkonsentrasi saat
Berdasarkan artikel yang direview dalam pelajaran. Banyak faktor yang
didapatkan hasil penelitian dari 10 artikel menyebabkan tidak melakukan sarapan
penelitian tentang hubungan pola makan yaitu karena keterlambatan bangun
dan sarapan dengan prestasi belajar sehingga tidak sempat sarapan karena
semua memiliki hubungan yang kongkrit. buru-buru berangkat sekolah, tidak biasa
Berdasarkan beberapa penelitian dapat sarapan, dan kurangnya kemampuan
disimpulkan bahwa semuanya finansial orangtua dalam menyediakan
menunjukkan ada hubungan yang sarapan (Nurwijayanti, 2018).
signifikan dari pola makan dan sarapan KESIMPULAN
terhadap prestasi belajar siswa. Pola Studi Literature ini menunjukkan
makan yang baik dan sarapan berperan bahwa ada hubungan pola makan dan
sangat penting untuk pemenuhan gizi sarapan dengan prestasi belajar anak
yang berguna memenuhi kebutuhan sekolah. Dari 10 artikel yang dikaji
energi tubuh dalam melakukan aktivitas menggunakan instrumen kuesioner 80%,
yang optimal. Kegiatan tersebut sangat wawancara 10% dan angket 10% . Jenis
penting bagi para siswa karena dapat penelitian yang digunakan adalah korelasi
mendukung pertumbuhan dan 50%, Survey analitik 20%, Penelitian
perkembangan serta berbagai aktivitas yang lainnya 30%. Pola makan yang baik
dalam pendidikan (Mutiara, 2017). akan mempengaruhi prestasi belajar dan

70
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

membiasakan sarapan sebelum Maulana, F., Juni, N., & Basuki, S. W.


berangkat sekolah akan mempengaruhi (2015). Hubungan antara Kebiasaan
konsentrasi pada saat pelajaran sehingga Sarapan Pagi dan Prestasi belajar
dapat mempengaruhi prestasi belajar di anak SDN 1 Karangasem Surakarta.
sekolah. Murjani. (2018). Hubungan Kebiasaan
Sarapan Pagi dengan Prestasi Belajar
DAFTAR PUSTAKA Pada Siswa SDN 1 Batuah
Adolphus. (2013). The effects of Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten
Breakfeast on Behavior and Tanah Bumbu. Jurkessia, IX(1).
Academic Peformance in Children Mutiara. (2017). Pola Makan, Status Gizi,
and Adolescents. Hum Neurosci. dan Prestasi Belajar Siswa kelas III
Amalia. (2016). Hubungan Kebiasaan dan Kelas IV di SDN Pabelan 2
Sarapan dengan Prestasi belajar Magelang. Universitas Negeri
pada Siswa Kelas 4 dan 5 SD Pertiwi Yogyakarta.
Kota Bandung Tahun 2016. Prosiding Nurwijayanti. (2018). Pola makan,
Pendidikan Dokter, 2. kebiasaan sarapan, dan status gizi
Anasiru. (2017). Hubungan Kebiasaan berhubungan dengan prestasi belajar
Sarapan dengan Prestasi Belajar siswa SMK di kota Kediri. Jurnal care,
SiswaSekolah Dasar Negeri 13 Kabila 6(1).
Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Purnawinadi, & Christa, V. L. (2020).
Bolango. Health and Nutritions Kebiasaan Sarapan dan Konsentrasi
Journal, 3(1). Belajar Mahasiswa. Nutrix Journal,
Cahyani, I. S. D. (2018). Pemanfaatan 4(1).
Pelayanan Antenatal Care di Rowa, S. S. (2015). Media Gizi Pangan.
Puskesmas. Higeia Journal of Public Pola Makan dan Status Gizi pada
Health Research and Development, Anak SDN 203 Inpres Binanga
1(3), 84–94. Sangkara di Desa Ampekale
Mahbub. (2018). Hubungan kebiasaan Kecamatan Bontoa Kabupaten
sarapan pagi dengan prestasi belajar Maros. XIX(1), 67–72.
anak usia Sekolah di sekolah Dasar Septianto. (2017). Hubungan sarapan
Negeri Kota Bandung. Jurnal pagi dengan prestasi belajar anak
Kesehatan Budi Luhur Cimahi, 11(2). usia 7-8 tahun di SDN Merjosari 02

71
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 22 September 2020 :: Accepted: 25 September 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

Kecamatan Lowokwaru Malang. Siswa bidang Keahlian Tata boga Di


Nursing News, 2(1). Sekolah Menengah Kejuruan [SMK]
Syahnur. (2013). Hubungan Kebiasaan Negeri 3 Pati Tahun Pelajaran 2010-
Sarapan Pagi dan Status Gizi dengan 2011. Teknobuga Jurnal, 1(2).
Prestasi Belajar anak Di SDN 20 Winarti, N. K. (2015). Hubungan makan
Pangkajene Sidrap. Jurnal Stikesnh, Pagi dengan Prestasi belajar anak
2(1). kelas v sekolah dasar negeri 1
Wijayanti, H. (2014). Pengaruh Pola Jomboran Klaten. Jurnal Motorik,
Makan terhadap Prestasi belajar 10(20).

72

Anda mungkin juga menyukai