b. Kepemimpinan
Kepemimpinan atau leadership termaksuk kelompok ilmu terapan atau
applied sciences dari ilmu-ilmu sosial,sebab prinsip-prinsip dan rumusan-
rumusannya bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan manusia.
Secara harfiah kepemimpinan atau leadership berarti adalah sifat, kapasitas
dan kemampuan seseorang dalam memimpin.
Robbins(2006:432) kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran . kouzes dan posner
(2004:3), mengatakan kepemimpinan adalah penciptaan cara bagi orang untuk
ikut berkontribusi dalam mewujudkan sesuatu yang luar biasa. Boone dan Kurtz
(1984) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah tindakan memotivasi yang
lain atau menyebabkan orang lain melakukan tugas tertentu dengan tujuan untuk
mencapai tujuan spesifik. Sedangkan Tzu dan cleary (2005:5), berpendapat
kepemimpinan sebuah persoalan kecerdasan, kelayakan untuk dipercaya,
kelembutan, keberanian, dan ketegasan. Kartono(2005:153) kepemimpinan
adalah kemampuan untuk memberikan pengaruh yang konstruktif kepada orang
lain untuk melakukan satu usaha kooperatif mencapai tujuan yang sudah
direncanakan.Dari beberapa penjelasan defenisi tentang kepemimpinan tersebut
dapat ditarik beberapa kesimpulan,yaitu bahwa:
1. Kepemimpinan meliputi penggunaan pengaruh dan bahwa semua
hubungan dapat melibatkan pimpinan.
2. Kepemimpinan mencakup pentingnya proses komunikasi.Kejelasan dan
keakuratan dari komunikasi mempengaruhi perilaku dan kinerja
pengikutnya.
3. Kepemimpinan memfokuskan pada tujuan yang dicapai.Pemimpin yang
efektif harus berhubungan dengan tujuan-tujuan individu,kelompok dan
organisasi.
2.2. Teori Pemimpin dan Kepemimpinan
Gary Yulk (1998) melakukan klasifikasi definisi pemimpin dan kepemimpinan,
yaitu:
1. Fungsi Tugas
Fungsi ini berhubungan dengan sesuatu yang harus dilaksankan untuk
memilih dan mencapai tujuan–tujuan secara rasional, adapun fungsi tugas
seorang pemimpin adalah :
a. Menciptkan kegiatan : tugas pemimpin adalah menetapkan deskripsi
pekerjaan secara jelas untuk pegawainya.
b. Mencari informasi : tugas pemimpin adalah mencari informasi tersebut
secara cepat, tepat dan akurat.
c. Memberi informasi : informasi yang diperoleh kemudian didistribusikan
kepada bawahannya sehingga semua karyawan mendapatkan
informasi yang dibutuhkannya.
d. Member pendapat : tugas pemimpin memberikan pendapat dan
nasihat kepada bawahannya, baik diminta maupun diminta jika
memang dirasa perlu.
e. Member penjelasan : tugas pemimpin adalah menjelaskan apa saja
yang dirasa belum jelas oleh bawahannya, misalnya tentang tugas,
kewajiban dan hak–hak bawahan.
f. Mengoordinasikan : tugas ini penting karena tanpa koordinasi yang
baik yang dilakukan pemimpin maka organisasi bisa dapat berjalan
secara efesien dan efektif dalam mencapai tujuan–tujuannya.
g. Meringkas : menyimpulkan semua yang telah disepakati sehingga
bawahan bisa mencapai pemahaman yang sama tentang sesuatu hal.
h. Menguji kelayakan : organisasi berencana untuk melaksankan
berbagai program, terlebih dahulu pemimpin harus menguji layak /
tidaknya program tersebut.
i. Mengevaluasi : mengevaluasi atau mengendalikan orang atau kegiatan
dengan harapaan semua kegiatan/orang dalam organisasi bergerak
ketujuan yang telah ditetapkan dalam tahap perencanaan dan dapat
segera di tanggulangi jika ada penyimpangan.
j. Mendiagnosis : pemimpin terlebih dahulu harus mampu mendisgnosis
gejalanya sehingga tindakan preventif dilakukan mengingat tindakan
prenventif jauh lebih efisien daripada tindakan kuratif.
2. Fungsi Pemeliharaan
Berhubung dengan kepuasan emosi yang diperlukan untuk mengembangkan
dan memelihara kelompok, masyarakat atau untuk keberadaan organisasi,
adapun fungsi pemeliharaan seorang pemimpin adalah :
a. Mendorong semangat: memotivasi karyawan agar selalu bergairah dan
bersemangat dalam bekerja, dengan demikian karyawan yang
berkinerja baik menjadi tugas pemimpin, di samping juga tugas
karyawan secara pribadi.
b. Menetapkan standar: standar kinerja harus ditetapkan dari awal dan
hal ini merupakan tugas pemimpin, tanpa standar kinerja yang jelas,
karyawan tidak akan tahu apakah dia sudah bekerjadengan baik atau
belum.
c. Mengikuti: pemimpin tidak boleh lepas tangan begitu saja setelah
tugas didistribusikan, dia tetap harus memantau anak buahnya.
d. Mengekspresikan perasaan: perasaan senang atau tidak senang
dengan apa yang dilakukan oleh bawahan perlu diekspresikan si
pemimpin dengan baik sehingga bawahan bisa menangkapn maksud
dan keinginan pemimpinnya dengan baik.
e. Mengambil konsensus: tugas pemimpin adalah menetapkan konsesus
walaupun prosesnya melibatkan banyak orang
f. Menciptakan keharmonisan
g. Mengurangi ketegangan: keteganganyang berlebihan akan berdampak
negatif terhadap kinerja, baik kinerja individu, kelompok maupun
organisasi.
Metode kepemimpinan
Ordweay Tead (Kartini Kartino, 2001:56) mengemukakan 7 metode
kepemimpinan yang telah mempengaruhi tindakan-tindakan setiap pimpinan
yang sukses yaitu:
1. Metode yang pertama adalah memberi perintah, perintah itu timbul dari
situasi formal dan informal, karena itu perintah adalah fakta fungsional
pada organisasi, kedinasan atau jawatan pemerintah dan swasta,
berbentuk instruksi, komando, peraturan tata tertib, standar praktek atau
perilaku yang harus dipatuhi. Perintah biasanya sudah tercakup dalam
tugas, kewajiban, dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh setiap
individu anggota kelompok.
2. Metode kedua adalah memberikan celaan atau pujian. Celaan harus
diberikan secara objektif dan tidak bersifat subjektif, juga tidak disertai
emosi-emosi yang negatif (benci, dendam, curiga, dan lain-lain). Celaan
itu sebaiknya berupa teguran, dan dilakukan secara rahasia, tidak secara
terbuka dimuka orang banyak. Celaan diberikan dengan maksud agar
orang yang melanggar atau berbuat kesalahan menyadari kekeliruannya,
dan bersedia memperbaiki perilakunya. Celaan juga diberikan dengan
nada suara yang menyenangkan agar tidak menimbulkan rasa dendam
dan sakit hati. Sebaliknya pujian supaya diberikan, sebab pribadi yang
bersangkutan telah melakukan tugasnya dengan baik, dan mampui
berprestasi. Pujian ini bisa memberikan semangat, kegairahan kerja,
tenaga baru, dan dorongan emosional yang segar.
3. Metode ketiga adalah memupuk tingkah laku pribadi dengan benar, yaitu
pemimpin harus besifat objektif dan jujur. Ia juga harus menjauhkan diri
dari rasa pilih kasih atau favoritisme, karena hal ini bisa menurunkan
moral anggota masyarakat lainnya, selain itu juga masyarakat akan
melihat segala sikap dan tingkah laku pemimpinnya dari kebiasaan yang
setiap saat dilakukan hingga hal-hal yang tidak dilakukan sekalipun
masyarakat akan selalu mengikutinya.
4. Metode yang keempat adalah peka terhadap saran-saran. Sfita pemimpin
itu harus luwes dan terbuka, dan peka pada saran-saran eksternal yang
positif sifatnya. Dia harus menghargai pendapat-pendapat orang lain,
untuk kemudian mengombinasikan inisiatif anggota masyarakat untuk
memberikan saran-saran yang baik.
5. Metode yang kelima adalah memperkuat rasa kesatuan kelompok. Tik
kerja merupakan kunci untuk menuju operasi yang sukses, diawali mulai
unit terkecil hingga terbesar harus menjadi satu kesatuan hingga memiliki
satu visi dan misi yang pada akhirnya akan mempermudah pencapaian
yang diinginkan.
6. Metode yang keenam adalah kembangkan rasa tanggung jawab
dikalangan masyarakat. Penyampain kekuasaan yang disertai dengan
pertanggungjawaban akan mengembangkan rasa kepercayaan bersama
dan rasa hormat di antara yang dipimpin dan yang memimpin.
7. Metode yang ketujuh dalah buat putusan yang bernilai dan tepat pada
waktunya, seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan dalam
ramalan yang cepat dari suatu situasi sampai keputusan yang bernilai.
Seorang pemimpin harus dapat berfikir logis pada keadaan yang sangat
gawat dan memutuskan dengan cepat suatu tindakan yang diperlukan
untuk mengambil kesempatan yang ada pada waktu itu.
Jenis kepemimpinan
1. Kepemimpinan transaksional
Kepemimpinan ini berfokus pada transaksi antar pribadi, antara manajemen
dan karyawan, dua karakteristik yang melandasi kepemimpinan
transaksinal, yaitu:
a. Para pemimpin menggunakan penghargaan kontigensi untuk memotivasi
para karyawan.
b. Para pemimpin melaksanakan tindakan korelatif hanya ketika para
bawahannya gagal mencapai tujuan kinerja.
2. Kepemimpinan kharismatik
Kepemimpinan ini menekankan perilaku pemimpin yang simbolis, pesan-
pesan mengenai visi dan memberikan inspirasi, komunikasi non verbal,
daya tarik terhadap nilai-nilai ideologis, stimulasi intelektual terhadap para
pengikut oleh pemimpin, penampilan kepercayaan diri sendiri dan untuk
kinerja yang melampaui panggilan tugas.
3. Kepemimpinan visioner
Kepemimpinan ini merupakan kemampuan untuk menciptakan dan
mengartikulasikan suatu visi yang realitis, dapat dipercaya, atraktif dengan
masa depan bagi suatu organisasi atau unit organisasi yang terus tumbuh
dan meningkat.
4. Kepemimpinan Tim
Menjadi pemimpin efektif harus mempelajari keterampilan seperti kesabaran
untuk membagi informasi, kepercayaan kepada orang lain, menghentikan
otoritas dan memahami kapan harus melakukan intervensi.
Gaya kepemimpinan
Macam-macam gaya kepemimpinan menurut House (Robbins 2001:52) antara
lain:
1. Kepemimpinan direktif
Kepemimpinan ini membuat bawahan agar tahu apa yang di harapkan
pimpinan dari mereka, menjadwalkan kerja untuk dilakukan, dan memberi
bimbingan khusus mengenai bagaimana menyelesaikan tugas.
2. Kepemimpinan yang mendukung
Kepemimpinan ini bersifat ramah dan menunjukkan kepedulian akan
kebutuhan bawahan.
3. Kepemimpinan partisipatif
Kepemimpinan ini berkonsultasi dengan bawahan dan menggunakan saran
mereka sebelum mengambil suatu keputusan.
4. Kepemimpinan berorientasi prestasi
Kepemimpinan ini menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan
bawahan untuk berprestasi pada tingkat tertinggi mereka.
Burt Nanus (1992), menyatakan ada empat peran yang harus dimainkan oleh
pemimpin visioner dalam melaksanakan kepemimpinanya, yaitu: