INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 2021 1. Jelaskan definisi obat rasional ? Jawaban : Menurut WHO Penggunaan Obat Rasional adalah apabila pasien menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan, dalam periode waktu yang sesuai dan dengan biaya yang terjangkau oleh dirinya dan kebanyakan masyarakat. 2. Uraikan kriteria yang digunakan untuk mengukur penggunaan obat rasional ? Jawaban : a. Tepat diagnosis Penggunaan obat disebut rasional jika diberikan untuk diagnoa yang tepat. Jika diagnose tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihan obat akan terpaksa mengacu pada diagnose yang kliru tersebut. Akibatnya obat yang diberikan juga tidak akan sesuai dengan yang seharusnya (Anonima,2006). b. Tepat indikasi Penyakit Ketepatan indikasi berkaitan dengan penentuan perlu tidaknya suatu obat diberikan pada suatu kasus tertentu (sastramihardja,1997). c. Tepat pemilihan obat (khasiat, keamanan, mutu, biaya) Berkaitan dengan pemilihan kelas terapi dan jenis obat berdasarkan pertimbangan manfaat, keamnan, harga, dan mutu (sastramihardja,1997). d. Tepat dosis, cara dan lama pemberian Dosis, cara dan lama pemberian obat sangat berpengaruh terhadap efek terapi obat. pemberian dosis yeng berlebihan, khususnya untuk obat yang dengan rentang terapi yang sempit sangat resiko timbulnya efek samping. Sebaiknya dosis yeng terlalu kecil tidak akan menjamin tercapinya kadar terapi yang diharapkan. e. Tepat cara pemberiaan Obat Antasida seharusnya dikunyah dulu baru ditelan. Demikian pula antibiotik tidak boleh dicampur dengan susu, karena akan membentuk ikatan, sehingga menjadi tidak dapat diabsorpsi dan menurunkan efektivtasnya. f. Tepat waktu interval pemberiaan Cara pemberian obat hendaknya dibuat sesederhana mungkin dan praktis, agar mudah ditaati oleh pasien. Makin sering frekuensi pemberian obat per hari (misalnya 4 kali sehari), semakin rendah tingkat ketaatan minum obat. Obat yang harus diminum 3 x sehari harus diartikan bahwa obat tersebut harus diminum dengan interval setiap 8 jam. g. Tepat lama pemberiaan Lama pemberian obat harus tepat sesuai penyakitnya masingmasing. Untuk Tuberkulosis dan Kusta, lama pemberian paling singkat adalah 6 bulan. Lama pemberian kloramfenikol pada demam tifoid adalah 10-14 hari. Pemberian obat yang terlalu singkat atau terlalu lama dari yang seharusnya akan berpengaruh terhadap hasil pengobatan. h. Tepat penilaian terhadap kondisi pasien Respon individu terhadap efek obat sangat beragam. Hal ini lebih jelas terlihat pada bebrapa jenis obat seperti teofilin dan aminiglikosida. i. Tepat informasi Informasi yang tepat dan benar dalam penggunaan obat sangat penting dalam menunjukan keberhasilan terapi j. Kepatuhan pasien Ketidak taatan minum obat umumnya terjadi pada kejadian berikut: Jenis dan atau jumlah obat yang diberkan terlalu banyak Frekuensi pemberiaan obat perhari selalu sering Jenis sediaan obat terlalu beragam Pemberiaan obat dalam jangka panjang tanpa informasi Pasien tidak mendapatkan informasi/penjelasan yang cukup mengenai cara minum/menggunakan obat Timbulnya efek samping (mislanya ruam kulit dan nyeri lambung), atau efek ikatan (urin menjadi merah karena minum rifamisin) tanpa diberikan penjelasan terlebih dahulu k. Tepat dalam melakukan upaya tindak lanjut Pada saat memutuskan pemberian terapi harus sudh dipertimbangkan upaya tindak lanjut yang diperlukan, misalnya jika pasien tidak sembuh atau mengalami efek samping. Jika hal ini terjadi maka dosis obat perlu ditinjau ulang atau bias saja obatnya diganti (Anonima,2006) l. Tepat dispensing dan penyerahan obat Penggunaan obat rasional melibatkan juga dispenser sebagai penyerah obat dan pasien sebagai konsumen. Pada saat resep dibawa ke apotek untuk tempat penyerahan obat di puskesmas, apoteker/asisten apoteker/petugas penyerah obat akan melaksanakan perintah dokter/peresepan yang tertulis pada lembar resep untuk kemudiaan diberikan kepada pasien (Anonima,2006). m. Waspada efek samping Pemberian obat potensial menimbulkan efek samping, yaitu efek tidak diinginkan yang timbul pada pemberiaan obat dengan dosis terapi (Anonima,2006). n. Efektif, aman , mutu tercapa Untuk efektif dan aman, dan terjangkau digunakan obat-obat dalam daftar oabt esensial. Pemilihan obat dalam daftar obat esensial didahulukan dengan mempertimbangkan efektivitas, keamanan dan harganya oleh para pakar dibanding pengobatan dan klinis (Anonima,2006) 3. Bagaimana upaya yang perlu dilakukan tenaga kesehatan dalam meningkatkan penggunaan obat rasional ? Jawaban : Tenaga kesehatan melakukan strategi peningkatan penggunaan obat rasional. Dalam rangka pengendalian resistensi antimikroba, misalnya, telah dilakukan pembatasan penyediaan antimikroba (khususnya antibiotika) melalui kebijakan Formularium Nasional (Fornas), penetapan standar dan pedoman terkait penggunaan antibiotika. Selain itu, dilakukan pula edukasi dan pembinaan masyarakat melalui peningkatan peran tenaga kesehatan, penyebaran informasi melalui berbagai media, workshop dan seminar. 4. Jelaskan tujuan dari monitoring penggunaan obat rasional ? Jawaban : 1. Untuk menilai apakah kenyataan praktek penggunaan obatyang dilakukan telah sesuai dengan pedoman yang disepakati 2. Manfaat Pemantauan: Dengan pemantauan ini dapat dideteksi adanya kemungkinan pemakaian obat yang berlebih (over prescribing), kurang (under prescribing), boros (extravagant prescribing), maupun tidak tepat (incorrect prescribing). 3. Perencanaan obat. Perencanaan obat dapat dilakukan dengan cara pemantauan penggunaan obat secara langsung, mulai dari anamnesis sampai penyerahan obat. Pantau kecocokan antara gejala/tandatanda (symptoms/signs), diagnosis dan pengobatan yang diberikan 4. Kesesuaian pengobatan yang diberikan dengan pengobatan yang ada Pemakaian obat tanpa indikasi yang jelas (antibiotik untuk ISPA non peneumonia) 5. Praktek polifarmasi 6. Ketepatan indikasi 7. Ketepatan jenis, jumlah, cara dan lama pemberian. 8. Monitoring dan evaluasi 5. Jelaskan hubungan medication error dan obat rasional ? Jawaban : Dengan adanya penggunaan obat secara rasional diharapkan peluang pasien untuk sembuh menjadi semakin besar untuk kebutuhan klinis, dalam dosis yang memenuhi kebutuhan untuk jangka waktu yang cukup dan terhindar dari efek yang merugikan dapat dihindari yang dapat menyebabkan atau berakibat pada pelayanan obat yang tidak tepat atau membahayakan pasien.