MANAJEMEN LOGISTIK
Kelas : V AKK
Alifah Padang
2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, kami tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah “Metode Pembiayaan Logistik, Sumber - sumber Supply Logistik dan
Penetapan Supplier.” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Logistik. Kami berharap makalah tentang Metode Pembiayaan Logistik, Sumber -
sumber Supply Logistik dan Penetapan Supplier. ini dapat menjadi referensi bagi masyarakat.
Kami menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan
kekurangan. Kami terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten,
kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
a. pengertian metode pembiayaan manajemen logistic ...................................................
b. Memahami bentuk dari metode pembiayaan manajemen logistic ...............................
c. Mengetahui sumber dari supplier logistic ....................................................................
d. Mengetahui bagaimana penetapan dalam supplier ......................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagian penting logistik seperti transportasi, inventaris, penyimpanan sudah sebagai
elemen fundamental dari sistem ekonomi dan industri bertahun tahun yang lalu, namun dalam
20 tahun terakhir ini logistik telah diakui sebagai fungsi penting dalam kehidupan industri dan
ekonomi.. Penghargaan terhadap cakupan, manfaat logistik sertai rantai pasok telah mengarah
pada pendekatan yang lebih ilmiah dalam permasalah industri dan ekonomi. Pendekatan ini
bertujuan kepada konsep umum manfaati logistik secara menyeluruh, tetapi yang paling
penting mencakup keterkaitan dari masing-masing subsistem dalam logistik dan rantai pasok.
Sebagian besar pendekatan ini membahas kebutuhan, sarana dalam merencanakan logistik
serta rantai pasokan, dan juga harus mempertimbangkan permasalahan operasional yang
utama.
Manajemen logistik adalah bagian dari manajemen rantai pasokan yang merencanakan,
mengimplementasikan dan mengendalikan aliran dan penyimpanan yang efisien dan efektif
dari aliran dan penyimpanan barang, jasa, dan informasi terkait antara titik asal dan titik
konsumsi untuk memenuhi persyaratan pelanggan (García, Hernández, & Hernández, 2013)
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian metode pembiayaan logistik?
2. Bagaimana metode dari pembiayaan manajemen logistik?
3. Apa saja sumber supply logistik?
4. Bagamana penetapan dari supplier?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian metode pembiayaan manajemen logistik
2. Memahami bentuk dari metode pembiayaan manajemen logistik
3. Mengetahui sumber dari supplier logistik
4. Mengetahui bagaimana penetapanerdalam supplier
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi formal Supply chain financing dikemukakan oleh Aberdeen Group sebagai
berikut : Supply Chain Finance (SCF) as “a combination of Trade Financing provided by a
financial institution, a third-party vendor, or a corporation itself, and a technology platform
that unites trading partners and financial institutions electronically and provides the financing
triggers based on the occurrence of one or several supply chain events.” Dari penjelasan
tersebut dapat dipahami bahwa supply chain finance merupakan suatu kombinasi perdagangan
pembiayaan oleh institusi keuangan, sebuah kerjasama triparty vendor, atau perusahaan itu
sendiri dan sebuah platform teknologi yang mempersatukan mitra dagang dan institusi
keuangan secara elektronis dan menyediakan pemicu pembiayaan berdasarkan pada
keterlibatan dari satu atau beberapa titik rantai pasokan.
Killen & Associates (2001), menyatakan supply chain finance "sejajar dengan rantai
pasokan fisik atau material dan mewakili kegiatan transaksi semua yang berhubungan dengan
aliran kas dari pesanan awal pelanggan melalui rekonsiliasi dan pembayaran kepada penjual."
Definisi lain yang mencakup ketiga aspek adalah Manajemen rantai suplai Keuangan (FSCM)
adalah holistik dan perencanaan yang komprehensif dan pengendalian semua proses keuangan
yang relevan dalam perusahaan dan untuk berkomunikasi dengan perusahaan lain. Tujuan dari
FSCM adalah untuk meningkatkan transparansi dan tingkat otomatisasi proses bisnis
sepanjang rantai nilai finansial. Tujuannya adalah untuk menghemat biaya pengolahan dan
mengurangi modal kerja perusahaan. Definisi ini tidak mempertimbangkan dimana rantai
pasokan keuangan sebenarnya mulai dan berakhir, karena ada juga proses analitis yang tidak
langsung terkait dengan proses bisnis, tetapi yang termasuk tetap ke rantai pasokan keuangan.
Ada berbagai Indikator Kinerja Kunci (Key performance indicator) yang relevan untuk
mengukur manajemen rantai pasokan keuangan. Salah satu kunci metrik adalah siklus arus
kas, yang merupakan periode dari pengiriman oleh pemasok sampai penerimaan kas piutang
dari pelanggan. Ini adalah periode waktu yang diperlukan bagi perusahaan untuk menerima
dana yang diinvestasikan kembali dalam bentuk uang tunai. Siklus arus kas dapat dibagi ke
dalam siklus operasi yang merupakan periode waktu antara pengiriman dengan pemasok dan
pengumpulan piutang kas yang sebenarnya, dan aliran siklus kas yang merupakan periode
waktu antara pembayaran tunai untuk persediaan dan penerimaan kas piutang . Semakin lama
siklus arus kas, semakin besar kebutuhan modal kerja dari sebuah perusahaan, yang berarti
bahwa pengurangan dari siklus arus kas akan segera membebaskan likuiditas. Menurut
Hausman dalam siklus arus kas kita bisa membedakan parameter sebagai berikut :
a. Persediaan harian (days of inventory). Ini adalah lama waktu antara pengiriman
barang dan faktur dari pemasok, dan penjualan barang dan faktur kepada pelanggan.
Ini menggambarkan rata-rata jumlah barang per hari dari perusahaan dalam
persediaan sebelum dijual. Metrik ini adalah fokus untuk semua kegiatan di sekitar
manajemen rantai pasokan klasik.
b. Hari dalam hutang. Ini adalah lama waktu antara pengiriman barang dan faktur dari
pemasok, dan pembayaran aktual untuk persediaan. Angka ini menggambarkan rata-
rata waktu yang dibutuhkan untuk membayar pemasok. Parameter menganggap
piutang perusahaan, dan merupakan metrik penting bagi debitur berkonsentrasi pada
upaya mereka untuk mengoptimalkan pembelian untuk membayar siklus.
c. Hari penjualan yang beredar. Ini adalah lama waktu antara penjualan barang dan
faktur kepada pelanggan, dan tanggal pembayaran aktual dari pelanggan. Metrik ini
mengukur rata-rata jumlah perusahaan hari harus mengumpulkan pendapatan setelah
penjualan telah dibuat. Sejumlah DSO tinggi berarti bahwa suatu perusahaan menjual
ke pelanggan pada kredit dan mengambil lebih lama untuk mengumpulkan uang.
Angka tersebut adalah tokoh penting bagi kreditor, untuk mengoptimalkan siklus
pesanan ke kas
d. Hari dalam piutang. Ini adalah lama waktu antara penjualan barang dan faktur kepada
pelanggan, dan tanggal pembayaran yang diharapkan. Indikator kinerja utama mirip
dengan DSO, dan menunjukkan waktu rata-rata, dalam hari, bahwa piutang yang
beredar. Hari dalam piutang juga dapat disebut DSO terbaik, karena perusahaan akan
mengumpulkan seluruh piutang sebelum tanggal jatuh tempo. Beberapa permasalahan
dalam pengelolaan arus kas dan akibatnya ditunjuk.
C. Penetapan Supplier
Beberapa kriteria dalam penetapan supplier yaitu :
1. Mengenal Karakteristik Supplier
Setiap supplier pada umumnya hampir sama, namun karakteristik yang dimiliki
oleh masing-masing supplier bisa berbeda. Pemilihan supplier merupakan kegiatan
strategis, terutama jika supplier tersebut memasok item yang kritis atau untuk
digunakan dalam jangka panjang. Karakteristik supplier sangat penting untuk
keberhasilan menciptakan produk dengan mutu yang sempurna. Karakteristik bisa
dilihat dari suatu persepsi atas penilaian perusahaan yang kasat mata dan bersifat
lebih objektif terhadap supplier dengan standar atau perjanjian yang telah ditentukan
bersama antara supplier dan perusahaan.
Supplier menyiapkan dan menawarkan input yang diperlukan untuk memproduksi
barang oleh perusahaan. Dengan demikian, karakteristik dari supplier adalah
kemampuan dalam mengendalikan perusahaan. Jika supplier mampu mengendalikan
perusahaan dalam hal penyediaan input dan perusahaan tidak mempunyai
kemampuan untuk mengendalikan supply, maka perusahaan tidak akan bisa
memaksimalkan sumber daya yang dimiliki.
Agar tidak terjadi masalah yang lebih rumit dalam Supply Chain management,
maka diperlukan beberapa tips memilih supplier dengan karakteristik quick respon
yang jeli terhadap perubahan yang terjadi di pasar. Supplier seperti ini akan
berkonsentrasi dan merespon dengan cepat ketika menghadapi keterbatasan bahan
pasokan. Biasanya, supplier akan bisa segera mencarikan bahan pengganti untuk
perusahaan.
3. Mempertimbangkan Harga
Harga bahan pasokan dari supplier merupakan salah satu faktor utama yang
menentukan harga produk yang dijual. Perusahaan harus sadar bahwa, minat
konsumen adalah produk yang berkualitas dengan harga yang murah. Harga bahan
pasokan tentu akan mempengaruhi harga produk karena perusahaan tidak ingin
menjual dengan nominal yang menyebabkan kerugian. Semakin tinggi harga bahan
pasokan, maka harga produk yang dijual tentu akan semakin tinggi. Selanjutnya,
kecenderungan terhadap minat konsumen untuk membeli produk akan semakin
melemah.
Selain Harga, perusahaan juga perlu mempertimbangkan biaya yang akan
menentukan efisiensi melalui pengadaan bahan pasokan dari supplier. Biaya yang
dimaksud antara lain biaya pemeliharaan, biaya penyimpanan, biaya transportasi, dan
biaya lainya yang terkait dengan penyediaan bahan pasokan. Dengan pertimbangan
harga dan efisiensi biaya, maka perusahaan bisa menentukan harga yang tepat, layak,
dan adil bagi perusahaan dan konsumen.
A. Kesimpulan
Pada taraf kehidupan global yang penuh dengan kompetisi dalam segala bidang saat ini,
manajemen sumber daya manusia merupakan langkah strategis guna memenangkan
persaingan antar negara dan antar organisasi.Dengan demikian, peranan pekerja dalam
suatu organisasi sangatlah vital, karena mampu menentukan hidup matinya organisasi
yang bersangkutan. Untuk mendapatkan sumber daya yang berkualitas prima, maka
proses pembinaannya tidak bisa hanya sebatas selama masa kerja, melainkan harus
dimulai sejak proses rekrutmen. Rekrutmen yang tepat akan memudahkan proses
penempatan yang tepat, dan pada akhirnya akan melancarkan proses pencapaian tujuan
organisasi. Oleh karena itu, masalah-masalah dan kendala-kendala yang dihadapi pada
tingkat rekrutmen harus diantisipasi dan dipecahkan secara memuaskan dengan tetap
berorientasi kepada tujuan organisasi.
B. Saran
Semoga hasil makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca baik di masa
yang sekarang maupun masa yang akan datang. Penulis memohon maaf apabila
terdapat kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, karena penulis pun masih dalam
tahap pembelajaran. Penulis memohon kritik dan saran kepada pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hayati, Enty Nur. 2014. “Supply Chain Management ( Scm ) Dan Logistic Management.”
Siahaya, W. (2013). Sukses Supply Chain Management Akses Demand Chain Management.
Media, Jakarta.
Sarwoko, W. (2019). Rancang Ulang Rantai Pasok Bahan Baku Untuk Industri Minuman Sari
Buah Di Pasar Horeka Studi Kasus Pt. Amanah Prima Indonesia Tangerang. Jitmi
(Jurnal Ilmiah Teknik Dan Manajemen Industri), 2(1), 11-17.