Anda di halaman 1dari 12

1

FILSAFAT HUKUM PANCASILA:


ANTARA CITA IDEAL HUKUM DAN NILAI PRAKSIS

Oleh: Fokky Fuad*

ABSTRACT

Pancasila in giving meaning often changes according to time and space. For those
reasons, the Pancasila as part of the School of Philosophy of Law is not to be in a vacuum.
He unearthed by our Founding Fathers thought that looking for the basic values for the
creation of the State of Indonesia from sediment values of the nation. The magical
religious values and solidarity expressed by the Bung Karno as mutual assistance has
undergone a shift in meaning according to time and space. The Clash that has occurred
creating adaptive values as a form of dialogue processes between the value.

Keywords: Pancasila, legal philosophy, core values, social change.

PENDAHULUAN menjadi hal yang menarik untuk dikaji


Pendekatan filsafat terhadap hukum setidaknya disebabkan oleh dua hal:
selalu mempertanyakan nilai yang mendasar Pertama, bahwa Pancasila dikatakan
dari hukum. Apakah hakikat hukum yang sebagai filosofi bangsa Indonesia. dalam
sesungguhnya, apakah kekuatan mengikat kerangka filsafat, Pancasila akan menerima
dari hukum, apakah tujuan hukum. Filsafat perubahan-perubahan pemaknaan mengingat
hukum Pancasila berupaya menggali apakah konsep filsafat adalah relatif dalam
kakikat hukum dalam kerangka filsafat memandang segala hal. Pemaknaan
hukum Pancasila. Apakah tujuan hukum Pancasila tentunya harus bersifat terbuka
dalam kerangka Pancasila. Jika dikatakan atas pemaknaan-pemaknaan baru
hukum memiliki tujuan mencapai keadilan, terhadapnya. Kebenaran akan Pancasila
lalu keadilan macam apa yang hendak tidak pernah dapat dinyatakan baku dan
dicapai dalam Mazhab Hukum Pancasila. absolut, melainkan kebenarannya selalu
Jika keadilan sebagai tujuan hukum, maka terus dibuka untuk mencari kebenaran-
Filsafat hukum alam telah memposisikan kebenaran yang baru. Pada saat yang sama
dirinya secara universal sebagai pendukung Pancasila juga dinyatakan sebagai ideologi.
konsep keadilan hukum. Kebenaran ideologis tentunya tidak sama
Pertanyaan bersifat radikal atas dengan kebenaran filsafat, karena kebenaran
makna-makna hukum menurut Pancasila ideologis akan menerima kebenaran
sebagaimana adanya. Kebenaran ideologis
* Dosen pada Fakultas Hukum Universitas Al Azhar Indonesia. Memperoleh gelar doktor dari Universitas
Indonesia dengan konsentrasi antropologi hukum
2

diyakini sebagai hal yang benar tanpa Pancasila sebagai seumber dari segala
mempertanyakan hakikat segala sesuatu, ia sumber hukum hanya dapat diberlakukan
dianggap benar karena ia diterima sebagai pada negara yang berfilsafat Pancasila yang
yang benar (Kaelan 2010:117). Dalam tentunya hanya Indonesia. Mazhab Filsafat
konteks filsafat hukum akankah juga hukum Pancasila dengan demikian tidak
melihatnya sebagai sebuah kebenaran tanpa dapat memberikan warna bagi masyarakat
mempertanyakan nilai kebenaran tersebut. hukum Internasional mengingat sifatnya
Kedua, bahwa Pancasila diletakkan yang hanya hanya berlaku pada
sebagai sumber dari segala sumber hukum, lingkungannya yaitu Indonesia. jika dilihat
maka setiap aturan hukum yang memiliki dari Mazhab Hukum Sosialis, Mazhab
posisi di bawah Pancasila sebagai Hukum alam, Mazhab Hukum Faminisme,
grundnorm harus mendasarkan rasio Mazhab Hukum Islam, dan sebagainya yang
logisnya pada Pancasila dan tidak boleh berlaku tanpa melihat batas-batas budaya
bertentangan dengannya. Dalam konteks dan religi.
penerapan nilai-nilai filsafat hukum
Pancasila pada setiap aturan hukum dan DILEMATIK FILSAFAT HUKUM
perundangan di Indonesia, segenap aturan PANCASILA
hukum Indonesia berinteraksi dengan isme-
isme yang berlaku pada masyarakat Hukum hingga kini belum
Internasional. Interaksi tersebut juga menemukan pengertian yang tunggal, setiap
bermakna terjadinya proses interaksi antara orang dapat memberikan warna, pengertian,
Filsafat Hukum Pancasila dengan Filsafat dan pemaknaan atas arti hukum. Perbedaan
Hukum lainnya, yaitu filsafat hukum cara pandang terhadap hukum melahirkan
Sosialisme, filsafat hukum alam, filsafat beragam mazhab atau aliran dalam hukum,
hukum murni. Dimanakah letak filsafat dimana masing-masing mazhab berusaha
hukum alam dalam inetraksi tersebut. untuk meberikan tafsiran-tafsiran
Ketiga, bahwa Filsafat Hukum terhadapnya. Mazhab filsafat hukum
Pancasila digali dari nilai-nilai luhur Bangsa Pancasila juga berupaya untuk memberikan
Indonesia yang telah ada sejak ribuan tahun pemaknaan-pemaknaan atas arti hukum.
yang lalu. Filsafat hukum Pancasila dengan Disinilah dimulai sebuah ontologi atas
demikian lahir dari perasaan dan hukum dengan sudut pandang Pancasila.
pengetahuan Bangsa Indonesia atas diri dan Pancasila mengandung lima sila
lingkungannya. Dengan demikian akankah sebagai landasan falsafah bangsa Indonesia.
dapat dinyatakan bahwa Filsafat Hukum Pancasila terdiri atas lima nilai, yaitu: nilai
3

ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai lain terdorong oleh jiwa yang duduk sama
persatuan, nilai permusyawaratan, dan nilai rendah dan berdiri sama tinggi
keadilan sosial. Nilai-nilai Pancasila itu (Koentjaraningrat 2000:62). Hukum yang
menjadi ruh dari hukum yang akan terbentuk tentunya mencerminkan nilai-nilai
dibentuk, sehingga hukum yang berlaku gotong-royong yang telah dianut selama
memuat kesadaran akan bertuhan, berabad-abad ini.
memuliakan manusia, mempersatukan Jika Pancasila menjadi sumber dari
beragam golongan, mengutamakan segala sumber hukum, maka Pancasila
musyawarah, dan adil. Jika kelima nilai ditempatkan sebagai landas etik dari hukum.
dasar pembentuk hukum disatukan, lalu Pancasila tergali dari beragam nilai budaya
apakah wujud dari hukum tersebut? bangsa dan kemudian menjadi bahan dasar
Kesemua nilai menyatu menjadi sebuah pembentuk hukum yang ideal. Filsafat
nilai utama yaitu gotong-royong. Hukum hukum Pancasila tentunya secara logis
yang tercipta akan diartikan sebagai hukum mengutamakan sifat komunal dibandingkan
gotong-royong, sebuah hukum yang sifat individual. Penciptaan hukum
membangun segenap komponen bangsa bertujuan untuk melindungi masyarakat luas
dalam sebuah kerjasama tradisional berupa dan bukan mengutamakan kepentingan
gotong-royong (Soekarno 2005:2-3). Jika individu. Jika kepentingan individu
pemaknaan atas mazhab filsafat hukum diutamakan maka nilai itu bertentangan
menjadi hukum gotong-royong, akankah dengan landasan etik hukum Pancasila yaitu
nilai-nilai itu masih ada dalam situasi zaman gotong-royong. Hukum yang tercipta
yang telah berubah? menjadi gugur, ketika ia bertentangan
Gotong-royong bermakna adanya dengan landas etik utamanya.
kebersamaan dan sikap saling tolong- Nilai-nilai komunal berupa
menolong diantara individu dalam kebersamaan yang kuat bermuara pada
masyarakatnya. Manusia memahami bahwa sebuah perasaan yang sama sederajat pada
dirinya tidak dapat hidup sendiri tanpa sesama. Konsep hidup ini dianut oleh
bantuan orang lain, manusia akan selalu masyarakat pedesaan yang merasa senasib,
hidup bersama dengan manusia yang lain. dan semua beban harus dibagi diantara
Ketika ia menyadari bahwa dirinya tidak anggota-anggota masyarakatnya. Nilai-nilai
dapat hidup sendiri dan bergantung pada komunal ini juga diikat oleh nilai religius,
orang lain, maka ia wajib menjalin dimana setiap orang merasa bahwa
hubungan baik dengan sesamanya. Dalam perbuatan yang ia lakukan tidak lepas dari
berbuat ia berbuat bersama dengan orang adanya kekuatan-kekuatan magis yang
4

mempengaruhinya. Dua sifat dasar manusia dimanakah letak hak individu juga
pedesaan tercermin dalam semangat gotong- penghormatan atas hak azasi manusia dalam
royong, dan inilah yang menjadi bahan sebuah negara bangsa yang religius dan
utama filsafat hukum Pancasila: religiusitas mengutamakan nilai kebersamaan ini?
dan kebersamaan. Nilai religiusitas Hak individu memperoleh tempatnya
(Ketuhanan) dan kebersamaan tampaknya dalam hukum Pancasila, hak individu tetap
memunculkan sebuah kemiripan ataupun dihormati dan tidak kehilangan tempatnya.
persamaan tertentu dengan mazhab hukum Jika Ketuhanan adalah basis utama dalam
Islam: Ketuhanan (habluminallah) dan membentuk Hukum Pancasila, maka secara
kemanusiaan dalam kebersamaan logis Tuhan menjadi tauladan masyarakat
(habluminallah). hukum Pancasila. Tuhan menerima amal
Jika Mazhab Hukum Pancasila kebajikan baik secara individu, maupun
memberikan arti bahwa hukum yang benar secara berkelompok (jamaah). Tuhan akan
adalah hukum yang memuat nilai-nilai memeriksa amal kebaikan setiap
religiusitas (Kartohadiprodjo 2010:248) dan makhlukNya secara adil. Maka nilai-nilai
nilai-nilai kebersamaan, lalu darimanakah individu memperoleh kekuatannya disini.
hukum Pancasila memperoleh daya Ketika Tuhan menerima kebajikan setiap
mengikatnya? Daya pengikat hukum anak cucu Adam, maka masyarakat Hukum
diperoleh dari sebuah kekuatan Negara Pancasila menilai setiap kebajikan dan juga
sebagai bentuk kesatuan individu-individu. amal bakti individu-individu. Hak individu
Dalam konteks masyarakat pedesaan, harus dihormati karena Tuhan menghormati
gotong-royong merupakan nilai utama setiap hak individu. Ketika hak individu
membangun diri mereka. Penguasa desa juga diakui dan dihormati, sedangkan hak
yaitu kepala desa memerintah mereka komunal juga menjadi landasan hukum
dengan nilai-nilai yang berlaku. Dalam Pancasila, lalu bagaimana hubungan antara
konteks bangsa, maka kekuasaan untuk hak individu dan hak komunal?
memaksa diserahkan kepada negara sebagai Pancasila sebagai pandangan hidup
sebuah kekuatan luhur yang bangsa Indonesia digali dari nilai-nilai
mempersonifikasi moral religius dan budaya bangsa Indonesia yang
kebersamaan. Negara bangsa dalam hal ini mengutamakan nilai kegotong-royongan.
sebagai kesatuan individu-individu Dalam keadaan ini, maka Pancasila
membangun bangsa menerapkan hukum merupakan sebuah ideologi bangsa. Dalam
dengan nilainya yang religius dan tataran ideologi maka kita menerima sebagai
mengutamakan nilai kebersamaan. Lalu sebuah hal yang bersifat benar apa adanya.
5

Sebuah kebenaran yang datang karena kesesuaian atau ketidaksesuaian, melainkan


besarnya keyakinan seseorang atas terdapatnya landasan logika atas penerimaan
kebenaran itu sendiri. Ketika Pancasila Pancasila sebagai sebuah Filsafat, sehingga
diletakkan sebagai landasan filsafat, maka kemudian ia dijadikan muara atas segenap
terbuka kesempatan untuk menerima hukum yang berlaku di Indonesia.
kebenaran yang baru, karena sifat dari Filsafat hukum Pancasila meng-
kebenaran Filsafat yang relatif. Ketika ia andung makna gotong-royong, gotong-
diletakkan sebagai fondasi ideologi ia tak royong adalah keadaan dimana setiap
berubah, tetapi ketika ia berada dalam ranah komponen bersatu untuk mencapai tujuan
filsafat ia akan menerima dan terbuka yang didambakan bersama. Tujuan bangsa
terhadap hal yang baru. ini tertuang dalam Konstitusi Negara
Filsafat hukum mengajarkan setiap Republik Indonesia 1945: memajukan
pihak untuk bijaksana atas setiap nilai kesejahteraan umum, mencerdaskan
kebenaran. Filsafat hukum Pancasila sebagai kehidupan bangsa, ikut menjaga ketertiban
landasan filsafat yang benar karena ia sesuai dunia. Mengapa bangsa ini ada adalah untuk
dengan budaya asli bangsa yaitu kegotong- mewujudkan ketiga tujuan itu dengan cara
royongan. Jika gotong-royong adalah kegotong-royongan diantara anak-anak
budaya ideal yang menyatukan berbagai bangsa. Kita adalah bagian dari masyarakat
komponen anak bangsa, maka setiap cita internasional, dan kita memandang bahwa
ideal hukumpun mengacu pada semangat diri kita bersama dengan bangsa-bangsa lain
kegotong-royongan tersebut. Pertanyaan bersama-sama mewujudkan masyarakat
selanjutnya adalah: apakah Pancasila yang damai dengan menghapus segala
diterima secara filosofis hukum hanya bentuk penjajahan karena tidak sesuai
karena adanya kesesuaian-kesesuaian dengan perikemanusiaan dan peri keadilan.
semata pada akar budaya? Budaya adalah Semangat nilai kegotong-royongan ini kita
struktur organis manusia, budaya diterima jadikan sebagai cara membangun hubungan
dengan sikap pasif, dan dengan demikian dengan bangsa lain, bahwa dalam
maka budaya mendekati sebuah kebenaran menyelesaikan permasalahan internasional,
ideologis dibandingkan kebenaran filosofis. selayaknya kita melakukannya secara
Dalam tataran filosofis kita terus bergotong-royong. Kita menyadari bahwa
mempertanyakan makna-makna, kita tanpa adanya semangat kegotong-royongan
mempertanyakan mengapa kita menerima ini tak mungkin kita mampu menyelesaikan
Pancasila sebagai sebuah kebenaran beragam masalah.
filosofis? Tentunya hal ini bukan sekedar
6

Dalam masyarakat hukum Pancasila, rasional. Nilai-nilai religiusitas ini kemudian


hukum-hukum yang melindungi hak-hak dicoba untuk dituangkan dalam bentuk
komunal lebih utama dibandingkan hak-hak hukum sebagai sarana wujud pencapaian
individu (Kartohadiprodjo 2010:247). Setiap keadilan dan ketertiban manusia Indonesia.
pembentukan hukum dengan demikian harus Nilai-nilai religius yang tertuang dalam
mengarah pada nilai dasarnya sebagai bahan setiap bentuk hukum kemudian bertemu
baku hukum yang utama, yaitu: dengan nilai-nilai individualisme sebagai
kebersamaan. Pertanyaan selanjutnya yang bentuk konsekuensi logis manusia Indonesia
sangat krusial adalah apakah hukum-hukum menyatakan dirinya bagian dari masyarakat
dan peraturan perundangan harus Internasional. Nilai-nilai tradisional yang
beradaptasi dengan nilai dasar filsafat magis religius sebagai bahan bakar utama
hukum Pancasila sedangkan kondisi realitas pembentuk hukum Indonesia mewarnai
begitu berbeda dengan adanya perubahan hukum-hukum internasional, demikian pula
zaman dengan masuknya nilai nilai-nilai yang terkandung dalam hukum
individualisme? Benturan-benturan ini internasionalpun mewarnai nilai dan norma
dicoba dibahas dalam pembahasan berikut. hukum Indonesia. Nilai materialisme
memasuki ruang-ruang ide dan cita hukum
BENTURAN NILAI DAN IDE AKIBAT yang bersifat magis religius. Nilai-nilai
PERUBAHAN SOSIAL magis religius yang mengakui kebenaran
Benturan nilai luhur Pancasila immateriil bertemu, sekaligus berdialog
dimaksudkan sebagai masuknya nilai-nilai dengan nilai-nilai materialisme.
baru ke dalam nilai-nilai luhur Pancasila, Penolakan dan penerimaan akan
beberapa benturan nilai tersebut, yaitu: nilai-nilai baru turut mewarnai nilai filsafat
hukum Pancasila. Pemaknaan Pancasila
1. Benturan nilai religiusitas dengan sebagai satu-satunya yang benar dalam
nilai materialisme. sistem hukum Indonesia mulai berubah,
Nilai religius bersumber pada hukum Indonesia pun akhirnya mencoba
pengakuan adanya kekuatan Tuhan yang beradaptasi dengan pergaulan hukum
mengendalikan segenap perilaku manusia. Internasional. Hukum-hukum yang
Manusia Indonesia menyadari bahwa segala melindungi hak-hak individu secara kuat
bentuk perbuatan adalah atas perkenannya, mencoba mendominasi dan mempengaruhi
dan untuk itu maka dorongan untuk selalu nilai-nilai hukum yang bersifat immateriil.
menempatkanNya dalam ruang hidup Menjadi logis ketika terdapat nilai
manusia Indonesia adalah hal yang logis dan kebenaran yang baru kemudian mengganti
7

nilai-nilai kebenaran lama. Nilai dasar bersaing di tataran global. Pembangunan


materialisme mulai menggusur ide-ide manusiaini menunjukkan sebuah konsep
hukum religius. membangun alam fikir manusia Indonesia.
Pada satu titik maka kebenaran baru membangun alam fikir bukanlah mem-
akan menggusur kebenaran lama secera bangun dan menciptakan sebuah produk
penuh, apakah hal itu juga melanda cita kebendaan materi. Ia tidak tampak sebagai
hukum Pancasila sebagai sebuah hukum produk fisik melainkan akan nyata dalam
yang ideal bagi Bangsa Indonesia? Secara bentuk pola kerangka fikir. Pembangunan
empiris hukum-hukum baru yang bernuansa manusia ketika bersentuhan dengan nilai-
immateri mulai tergantikan walau tidak nilai materi, maka akan berubah menjadi
sepenuhnya tergantikan. Hukum-hukum pembangunan manusia sebagai produk
ekonomi sebagai bentuk perwujudan kebendaan untuk meraih nilai-nilai
kesejahteraan rakyat mendominasi sistem kebendaan materi. Pendidikan berubah
hukum Indonesia. Masuknya investasi guna menjadi industri, ilmu dipersonifikasikan
mempercepat proses-proses pembangunan dalam bentuk gelar untuk memenuhi
Negara Indonesia menciptakan hukum standarisasi mutu tertentu. Menentukan
investasi yang mendukung prediktibilitas kemampuan fikir manusia kemudian dilihat
berinvestasi di Indonesia. Secara konkrit dari seberapa tinggi ia meraih gelar-gelar
hukum adat yang mengusung gagasan akademis, sehingga pendidikan adalah
hukum yang magis religius tidak lagi memproduk gelar. Menerapkan ilmu sesuai
mampu membendung masuknya ide-ide dengan kebutuhan industri berarti
hukum yang baru. Begitu sulitnya menyerahkan ilmu pengetahuan pada
meletakkan Hukum Ekonomi dalam ranah permintaan pasar. Hukum ekonomi
hukum yang bercorak magis religius, atau menentukan isi dari kualitas manusia,
bahkan dikatakan mustahil. keberhasilan akan dilihat dari pencapaian
Pembangunan manusia Indonesia gelar serta besaran uang yang akan
adalah pembangunan materiil dan sipritaul. diperoleh.
Pembangunan materiil secara nyata tampak Pendekatan hukum atas manusia
pada pembangunan eknomi, pembangunan tentunya tidak menyalahkan nilai-nilai
immatiriil tampak nyata pada pembangunan kebendaan sepenuhnya, karena manusia
manusia Indonesia melalui pendidikan. terdiri atas unsur materi dan immateri. Pada
Pembangunan pendidikan tentunya benturan nilai religius dengan immateri ini
mengharapkan hasil berupa peningkatan adalah ketika terjadi penemtan nilai manusia
manusia yang berkualitas yang mampu sebagai unsur benda satu-satunya. Marwah
8

ide dan cita hukum Pancasila menghadapi manusia. Eropa mengalami kehancuran
sempitnya ruang gerak dinamika sosial ekonomi, karena terbukti hukum ekonomi
dalam persaingan merebut setiap ide-ide kapitalisme gagal membangun kesejahteraan
kemanusiaan itu sendiri. Manusia sebagai yang diharapkan.
unsur immateri-materi-psikologis menjadi Penjajahan pada hakikatnya
manusia materi semata, dan hukum merupakan perwujudan semangat materi
mendorong penciptaan kondisi-kondisi kebendaan untuk memperoleh kekuasaan
tersebut. Bahwa grundnorm Pancasila atas nilai-nilai materi kebendaan: tanah-
dijadikan sumber dari segala sumber hukum tanah jajahan dan penghisapan manusia atas
sesuai dengan ajaran stufentheorie hanya manusia. Pancasila dan penolakan atas
menjadi ide dan cita hukum ideal. Ia hanya penjajahan dengan menunjung tinggi
menjadi kristal indah milik para dewa yang kemerdekaan sebagai hak segala bangsa
sulit untuk diwujudkan dalam ruang-ruang menunjukkan adanya penolakan atas
sosial manusia Indonesia. kebendaan materi sebagai upaya
Ketika dorongan materi menemukan dehumanisasi. Kemerdekaan adalah hak
titik pemenuhan kepuasan optimum, maka manusia, dan kemanusiaan menolak
manusia memiliki sifat dasar untuk mencoba penjajahan. Ide dan cita hukum gotong-
kembali kepada nilai dasarnya. Begitu royong dicoba kembali untuk diaktualisasi
banyak desakan masyarakat kemudian diterapkan dalam hukum undang-undang.
menyadari bahwa diperlukan nilai-nilai Dalam konteks ini maka moral wajib
immateri pada sosok manusia dan hukum. mendapatkan posisi dalam hukum undang-
Hukum menjadi sebuah kekuatan yang tidak undang. Moral sebagai ide immateri
semata-mata berbahan baku materi manusia akan menentukan berjalannya
kebendaan semata, hukum juga akhirnya hukum sesuai dengan ide dan cita Hukum
disadari memerlukan nilai-nilai immateri Pancasila.
(Faiz al Jawahir 2012). Ketika hukum hanya
memiliki ide materi, maka terjadi 2. Benturan Nilai Gotong-Royong
kehancuran nilai-nilai kemanusiaan, dan dengan Nilai Individualisme
manusia menyadari perlu mengembalikan Gotong-royong adalah ide
nilai kemanusiaan pada tempat yang kebersamaan, persatuan. Hukum Pancasila
semestinya. Disinilah Filsafat Hukum membangun manusia sebagai satu kesatuan,
Pancasila memperoleh momentumnya kebersamaan dan tentunya dalam perjalanan
kembali, ketika ide-ide materialisme membangun sebuah sistem hukum yang
menemukan kegagalan dalam membangun mendukung ide dan cita hukum tersebut
9

akan bertemu dengan nilai hukum Nilai-nilai individual melihat bahwa


individualisme. Kebersamaan membentuk manusia dilahirkan bebas dan sederajat free
perilaku dan rasa kebersamaan diantara and equal. Dalam konsep bebas dan
anggota-anggotanya, hukum bertindak untuk sederajat ini, maka manusia sebagai sumber
menyelamatkan kebersamaan tersebut. Ide dari kehidupan alam. Alam diciptakan untuk
Hak Azasi Manusia merupakan ide manusia, dan sekaligus ditundukkan
individualisme secara historis. Ketika ia kepadanya. Manusia menjadi pusat dari
bertemu dengan nilai gotong-royong, maka alam semesta (antroposentris). Nilai-nilai
iapun mewarnai hukum tersebut. Ide hak ide memuliakan manusia dalam
azasi manusia dalam ranah budaya selalu kemanusiaannya mendorong semangat
berada dalam posisi inferior ketika manusia sebagai individu. Masyarakat harus
berhadapan dengan ide-ide masyarakat menghormati hak-hak individu, karena ia
komunal. ada untuk mencipta masyarakat. Individu
Hak azasi manusia dalam bentuk adalah bahan utama penciptaan masyarakat,
masyarakat komunal diakui sepanjang ia sehingga secara logis nilai-nilai individu
mampu mendorong stabilitas sosial menempati posisi tertinggi. Konsep
komunal. Pada kaitan ini terjadi pewarnaan persamaan hak, persamaan kedudukan laki-
atas nilai-nilai komunal yang meng- laki dan perempuan, persamaan atas segala
utamakan ide dan cita hukum komunal aspek kehidupan menuntut penciptaan
gotong royong dengan ide dan cita hukum kesetaraan berbagai bidang.
individu melalui perlindungan individu- Nilai-nilai ini tertuang dalam piagam
individu. Manusia dalam masyarakat hak azasi manusia PBB sebagai bentuk
komunal menyadari bahwa hidupnya penindasan manusia atas manusia yang lain.
bersama dengan orang lain, ia hidup untuk Nazisme menciptakan dehumanisasi atas
bersama dengan sesamanya. Ia bukanlah kelompok Yahudi di Eropa. Konsep
makhluk tunggal yang hanya mementingkan pembangunan manusia yang mengususng
kesadaran diri sebagai titik awal berbuat dan ide dan gagasan individu ini segera
bertindak. Ketika ia sadar bahwa dirinya menempati tempatnya yang terhormat dalam
bagian dari yang lebih luas, ia bagian dari masyarakat. Manusia terdiri atas fisik
alam semesta. Bahkan ia menyadari bahwa jasmani, jiwa yang merasa, akal yang
setiap tindakan yang ia lakukan selalu berfikir. Ketiga menyatu dalam diri
dikaitkan dengan manusia yang lain maupun manusia. Dalam pemaknaan fisik, maka
alam lain. Ia adalah gabungan dari makhluk manusia terdiri atas berkumpulnya daging
sosial dan makhluk religi. dan darah yang merasakan sakit secara fisik.
10

Secara fisik manusia membutuhkan pelacuran, perdagangan minuman keras, dan


perlindungan sehingga kemudian akalnya obat bius telah menjadi keuntungan yang
bergerak untuk menciptakan produk-produk tinggi, dan kesemuanya ini bersumber pada
yang mampu melindungi fisiknya. Proses nilai-nilai individualisme. Mengutamakan
berfikir akal dengan kekuatannya tersebut “aku” dalam semangat kehidupan ini akan
menimbulkan kebudayaan. Manusia juga berimbas pada kekosongan jiwa karena
terdiri komponen jiwa yang merasakan nilai hilangnya ruh dan semangat ketuhanan
salah dan benar, baik dan buruk. Salah satu dalam diri (Hasibuan 2013).
komponen lainnya yaitu ruh yang Nilai-nilai individualisme yang
merupakan ide kreasi Tuhan dalam diri mengusung ide kebebasan tanpa batas perlu
manusia (Albert Y. Dien 2009). dikawal oleh ide dan cita hukum
Nilai-nilai individualisme meng- kebersamaan. Kebebasan manusia tanpa
usung sebuah kemandirian bangsa. batas perlu dibatasi, bahwa kebebasan
Kemandirian ini sangat dibutuhkan dalam seseorang dibatasi oleh kebebasan orang
proses-proses persaingan bangsa Indonesia lain. Manusia sebagai makhluk Tuhan,
dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Nilai- menyadari bahwa ia hidup bersama dengan
nilai kemandirian dalam artian positif makhluk Tuhan yang lain. Disinilah
menjadikan sebuah bangsa menjadi bangsa munculnya nilai kesadaran bahwa ia juga
yang unggul dalam berkompetisi, karena ia sebagai manusia religius sekaligus. Terdapat
akan mengoptimalkan segenap kemampuan dua komponen utama dalam diri manusia
bangsa tersebut untuk bersaing secara Indonesia: komponen individu sebagai
global. Nilai-nilai individualisme juga makhluk Tuhan yang mandiri dan
memiliki sisi negatif bagai dua sisi mata komponen sosial sebagai bagian dari
uang, seperti yang terjadi pada Bangsa masyarakat. Manusia menyadari dirinya
Amerika. bahwa ia sebagai mahluk Individu
Nilai-nilai individualisme sangat merupakan bagian dari masyarakat
terasa dalam semangat membangun jiwa (makhluk sosial) dan makhluk individu.
bangsa Amerika. Pencarian kebahagiaan the Manusia selalu terus berupaya untuk
pursuit of happiness oleh bangsa Amerika mencari kebenaran melalui akal fikirnya.
melalui Deklarasi Kemerdekaan melahirkan Tarik-menarik antara kepentingan individu
pendewaan kebendaan. Bangsa Amerika dan kepentingan sosial terus menciptakan
individualisme, materialisme, serta tesa dan antitesa. Disinilah perlu diciptakan
sekularisme merupakan jati diri Bangsa sebuah sintesa sebagai hasil dari proses-
Amerika. Kejahatan seperti perjudian,
11

proses dialogis antar nilai individu dan nilai dipersatukan dengan ide gotong-royong
kegotong-royongan. dicoba secara aktual dalam penerapan setiap
Pembangunan manusia adalah aturan hukum di Indonesia. Penghormatan
pembangunan manusia sebagai mahluk terhadap hak azasi manusia telah tercermin
individu dan juga makhluk sosial. Tekanan dalam Pembukaan UUD Negara Republik
akan kedua hal bukanlah yang mudah. Indonesia 1945 alenia pertama.
Benturan nilai-nilai Pancasila yang Penghormatan hak azasi manusia juga
mengusung ide gotong-royong, keber- terdapat dalam Pasal Konstitusi dan
samaan, kekeluargaan, komunalisme dan ide Undang-undang, maka tentunya perlu pula
individualisme mandiri menciptakan sebuah ditanamkan nilai kebersamaan dan
proses-proses dialog dalam ruang filsafat kekeluargaan sebagai sebuah bangsa. Kita
hukum. Pembentukan hukum dalam ranah berbeda dalam persatuan, menyadari bahwa
cita dan ide Pancasila berupaya untuk kita memiliki hak individu yang dihormati,
mengadopsi dua sistem tata nilai dalam tetapi pada sisi lain kita juga menyadari
sebuah sistem hukum. Pada konstitusi bahwa kita bersatu sebagai bangsa
Indonesia sebagai grundnorm dari segenap Indonesia.
peraturan hukum Indonesia meletakkan
sebuah penghargaan atas hak azasi manusia. PENUTUP
Aktualisasi nilai Pancasila Pancasila disadari merupakan hasil
selayaknya mengadopsi setiap pembaruan- dari pemikiran para Bapak Bangsa untuk
pembaruan yang muncul dan mewarnainya. menggali dan merumuskan nilai-nilai
Sebagai landasan filosofis, Pancasila tertinggi bangsa Indonesia. Pancasila digali
bersikap terbuka dan pemaknaan nilai-nilai dari endapan-endapan filosofis bangsa,
Pancasila harus melihat keragaman dan untuk itu ia dibutuhkan sebagai kendali
bukan diinterpretasikan sesuai kehendak bertindak bagi segenap warga bangsa.
rezim-rezim yang berkuasa. Pancasila Indonesia sebagai Negara telah mampu
sebagai sebuah filsafat maka ia akan membuktikan Pancasila yang telah mampu
menerima pemaknaan-pemaknaan sesuai menjaga bangsanya dari perpecahan karena
dengan kondisi kultur masyarakat Indonesia nilai-nilai luhur yang ada padanya. Sebagai
yang beragam. Nilai-nilai Pancasila yang filsafat hukum, Pancasila menjadi landasan
digali oleh Bung Karno dari kebudayaan bagi terbentuknya aturan-aturan hukum
bangsa, tentunya dikembalikan lagi kepada yang ada di bawahnya. Masuknya ide
bangsa yang beragam budaya ini sebagai hukum yang materialistik serta individualis
pemilik ide Pancasila. Nilai-nilai keragaman turut pula mewarnai ide hukum Pancasila.
12

Pancasila sebagai sebuah Filsafat DAFTAR RUJUKAN


Hukum terus berupaya mencari pemaknaan-
pemaknaan baru, ia berada dalam ruang Albert Y Dien. Aliran Filsafat
Materialisme,Jurnal Supremasi
relatif sehingga Pancasila selalu mampu
Hukum, Vol.5 No.2,Juli 2009.
mewarnai dan juga diwarnai oleh nilai-nilai
Faiz al Jawahir, Komersialisasi
baru yang masuk ke dalam jiwa Bangsa
Pendidikan. Sumber:
Indonesia. Perubahan-perubahan sosial yang http://edukasi.kompasiana.com/201
2/05/15/komersialisasi-pendidikan-
terjadi di Indonesia membuktikan sebuah
463180.html,>, diakses pada
perubahan terhadap pemaknaan Pancasila tanggal 26 Pebruari 2013.
sebagai sebuah filsafat. Pancasila sebagai
Filsafat Moral Aristoteles, sumber:
sebuah mazhab dalam filsafat hukum selama <http://www.scribd.com/doc/48583
70/Filsafat-Moral-Aristoteles>,
ini diartikan sebagai hukum gotong-royong
diakses pada tanggal 26 Pebruari
oleh Bung Karno sangat mengutamakan 2013.
semangat komunal dibandingkan semangat
Hasibuan, Sofia Rangkuti, “Individualisme
individual. Dalam perubahan sosial, terjadi berkemandirian dalam Sejarah
Amerika”, sumber:
tarik-menarik antara dua nilai: nilai
http://repository.ui.ac.id/contents/k
kebersamaan gotong-royong dengan nilai oleksi/16/6d010bb7a907ae16ecf7b9
24b3a53cc4887e3382.pdf,>,
individualisme, nilai magis religius dengan
diakses pada tanggal 26 Pebruari
nilai materialisme. Pancasila harus mampu 2013.
secara terbuka mengadopsi dua nilai
Kaelan, Pendidikan Pancasila, Yogjakarta:
tersebut sebagai sebuah mazhab filsafat Penerbit Paradigma, 2010.
hukum.
Kartohadiprodjo, Soediman, Pancasila
sebagai Pandangan Hidup Bangsa,
Jakarta: Gatra Pustaka, 2010.

Koentjaraningrat, Kebudayaan,
Mentalitas, dan Pembangunan,
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2000.

Soekarno, Di Bawah Bendera Revolusi, Jilid


1 Jakarta: Yayasan Bung Karno,
2005.

Anda mungkin juga menyukai