Sofyan Jailani
Mahasiswa Bagian Hukum Tata Negara FH Unila
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk memaparkan apa yang dimaksud Kemerdekaan pada
Kekuasaan Kehakiman yang dijalankan Mahkamah Agung dan Mahkamah
Konstitusi Pendekatan secara normatif serta dengan analisis Perspektif mampu
menjabarkan Kemerdekaan pada Kekuasaan Kehakiman yakni kemerdekaan
dalam memberikan putusan, internal hakim, serta sistem dalam rangka menegakan
keadilan dan kepastian hukum. Karena independensi kekuasaan kehakiman
merupakan salah satu dasar untuk terselenggaranya pemerintah yang demokratis
di bawah rule of law.
1
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No.3 Sept.-Desember 2012, ISSN 1978-5186
2
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No.3 Sept.-Desember 2012, ISSN 1978-5186
3
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No.3 Sept.-Desember 2012, ISSN 1978-5186
4
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No.3 Sept.-Desember 2012, ISSN 1978-5186
5
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No.3 Sept.-Desember 2012, ISSN 1978-5186
negara yang berdaulat. Salah satu atasan dan rekan kerja,; kemerdekaan
elemen pengadilan adalah dalam partisipasi pengadilan
menyangkut faktor adanya termasuk dalam hal budget
pengadilan yang merdeka.18 pengadilan; Kemudian independensi
Mengenai kebebasan hakim, yang tak kalah pentingnya ialah
hakim itu pada asasnya bebas, tetapi kebebasan atau kemerdekaan hakim
kebebasanya tidak mutlak karna dalam menfsirkan hukum. Dan
kebebasan hakim tersebut diabatasi independensi kekuasaan kehakiman
baik secara makro maupun secara merupakan salah satu dasar untuk
mikro, faktor-faktor yang membatasi terselenggaranya pemerintah yang
secara makro ialah sistem politik, demokratis di bawah rule of law.20
sistem pemerintahan, sistem Dan mengingat profesi hakim
ekonomi, dan sebagainya faktor yang merupakan suatu profesi officium
membatasi hakim secara mikro ialah nobile maka harapanya dasar-dasar
Pancasila, UUD, Undang-Undang, independensi yang diagungkan
Kepentingan umum, Kesusilaan, dan dalam menegakan hukum dan
kepentingan para pihak jadi Hakim keadilan dipertegas dalam konstitusi
didalam memeriksa dan memutus sebagai grandnorm dalam
perkara tidak boleh bertentangan pelaksanaan kekuasaan Kehakiman.
dengan Pancasila, UUD, Undang-
Undang, Kepentingan umum, Daftar Pustaka
Kesusilaan, dan kepentingan para Hr, Ridwan, 2002 Hukum
pihak19 Administrasi Negara, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
III. Penutup Azhary, H.M. Tahir, 2003, Negara
Hukum: Suatu Studi tentang
Makna kemerdekaan
Prinsip-Prinsipnya, Dilihat
Kekuasaan Kehakiman baik pada
dari Segi Hukum Islam,
Mahkamah Agung maupun
Implementasinya pada Periode
Mahkamah Konstitusi dalam
Negara Madinah dan Masa
menegakan Kepastian dan Keadilan
Kini. Kencana, Bogor.
Hukum adalah kemerdekaan untuk
Asshiddiqie, Jimly, 2007, Pokok-
memutus perkara menurut
pokok Hukum Tata Negara
pandangan hukum hakim tanpa
Indonesia, PT Bhuana ilmu
intervensi; kemerdekaan secara
popular, Jakarta.
personal dalam hal jabatan dan hak
------------------------2010, Konstitusi
yang harus diperoleh oleh hakim,;
dan Konstitusionalisme
kemerdekaan secara internal
Indonesia, Sinar Grafika,
Kekuasaan Kehakiman seperti pada
Jakarta.
18
Artidjo Alkostar, Membangun Pengadilan
Daud Busroh, Abu , 2001, Sistem
Berarti Membangun Peradaban Bangsa, Pemerintahan Republik
dalam Majalah Hukum (Jakarta: Varia Indonesia, Bina Aksara,
Peradilan, 2005), No. 238 Jakarta.
19
Sudikno Mertokusumo, Kemandirian Muhtadi, 2008, Pengawasan Hakim
Hakim ditinjau dari struktur lembaga
kehakiman, sebagaimana diposting dalam
Indonesia, Tesis Magister
http://sudiknoartikel.blogspot.com/2008/03/ Hukum Universitas Andalas.
kemandirian-hakim-ditinjau-dari-
struktur.html diakses pada tanggal 4 juni
20
2012 pukul 23:22 wib Opcit hlm 85
6
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No.3 Sept.-Desember 2012, ISSN 1978-5186