Anda di halaman 1dari 7

Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No.3 Sept.

-Desember 2012, ISSN 1978-5186

Independensi Kekuasaan Kehakiman Berdasar Undang-Undang Dasar 1945

Sofyan Jailani
Mahasiswa Bagian Hukum Tata Negara FH Unila

Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk memaparkan apa yang dimaksud Kemerdekaan pada
Kekuasaan Kehakiman yang dijalankan Mahkamah Agung dan Mahkamah
Konstitusi Pendekatan secara normatif serta dengan analisis Perspektif mampu
menjabarkan Kemerdekaan pada Kekuasaan Kehakiman yakni kemerdekaan
dalam memberikan putusan, internal hakim, serta sistem dalam rangka menegakan
keadilan dan kepastian hukum. Karena independensi kekuasaan kehakiman
merupakan salah satu dasar untuk terselenggaranya pemerintah yang demokratis
di bawah rule of law.

Key word: Kekuasaan Kehakiman, Kemerdekaan, dan Hakim

I. Pendahuluan wenang (absence of arbitrary


power). Adapula konsep negara
Pasal 1 ayat (3) Undang-
hukum pancasila2 dimana ciri-ciri
undang Dasar Negara Republik
hubungan yang erat antara agama
Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945)
dan negara yang bertumpu pada
menegaskan bahwa Negara Kesatuan
ketuhanan yang Maha Esa kebebasan
Republik Indonesia adalah negara
agama dalam arti positif ateisme
hukum.
tidak dibenarkan dan komunisme
UUD tahun 1945 merupakan
dilarang asas kekeluargaan dan
sumber dari hukum positif yang
kerukunan dengan unsur utamanya
berlaku di indonesia. Dengan
adalah sistem konstitusi, persamaan
munculnya konsep rechstaat dari
dan peradilan yang bebas.
Freidrich Julius Stahl, yang diilhami
Salah satu materi muatan atau
oleh Immanuel Kant. Menurut Stahl
bidang yang diatur dalam bidang
unsur-unsur negara hukum
1 UUD tahun 1945 adalah mengenai
(rechstaat) adalah 1). Perlindungan
kekuasaan kehakiman. Sejalan
Hak-hak Asasi Manusia; 2)
dengan ketentuan tersebut maka
Pemisahan atau Pembagian
salah satu prinsip penting dari negara
Kekuasaan untuk menjamin hak-hak
hukum adalah adanya jaminan
itu.
penyelenggaraan kekuasaan
Pada waktu yang hampir
kehakiman yang merdeka, bebas dari
bersamaan muncul pula konsep
pengaruh kekuasaan lainya untuk
negara hukum (rule of law) dari A.V.
Dicey yang mengemukakan unsur
dari pada rule of law adanya
supremasi aturan-aturan hukum
(supremacy of the law) yaitu tidak 2
Azhary, H.M. Tahir, Negara Hukum:
adanya kekuasaan yang sewenang- Suatu Studi tentang Prinsip-Prinsipnya,
Dilihat dari Segi Hukum Islam,
1
Ridwan Hr, Hukum Administrasi Negara, Implementasinya pada Periode Negara
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Madinah dan Masa Kini. ( Bogor: Kencana,
hlm 3. 2003)

1
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No.3 Sept.-Desember 2012, ISSN 1978-5186

menyelenggarakan peradilan guna Penegasan bahwa kekuasaan


menegakan hukum dan keadilan3. kehakiman ialah kekuasaan yang
Pembagian kekuasaan negara merdeka artinya terlepas dari
kedalam lembaga-lembaga negara pengaruh kekuasaan pemerintah
juga sejalan dengan logika demokrasi berhubung dengan hal itu harus
yang menghendaki diferensiasi peran termaktub dalam Undang-Undang
antarlembaga negara dan situasi tentang kedudukan para hakim, bila
saling mengawasi antarlembaga dihubungkan dengan asas negara
negara guna menghindari pemusatan hukum maka adanya badan
dan penyalahgunaan kekuasaan, pemegang kekuasaan kehakiman
pengaturan dan pembatasan seperti Mahkamah Agung dan
kekuasaan itu juga menjadi ciri Mahkamah Konstitusi tak lain
konstitusionalisme dan juga sebagai penegasan bahwa Indonesia
merupakan tugas dari konstitusi adalah negara hukum.
sehingga kemungkinan kesewenang- Seperti diketahui syarat sebagai
wenangan kekuasaan dapat negara hukum ialah adanya peradilan
4
dikendalikan. yang bebas dan tidak terpengaruh
Kekuasaan kehakiman sejak kekuasaan lain serta tidak memihak,7
awal kemerdekaan diniatkan sebagai yang berwenang memeriksa dan
cabang kekuasaan yang terpisah dari mengadili serta memberikan putusan
lembaga-lembaga politik seperti atas perkara-perkara yang diserahkan
Legislatif dan Presiden serta kepadanya untuk menegakan hukum
memiliki hak untuk menguji yakni dan keadilan berdasarkan peraturan
hak menguji formil (formele perundang-undangan.
toetsingrecht) dan hak menguji Badan pemegang kekuasaan
meteril (materiele toetsingrecht).5 kehakiman harus dapat bekerja
Sebelum eksisnya negara dengan baik dalam tugas-tugasnya
hukum modern Imanuel kant sehingga dihasilkan suatu putusan
menyebutkan bahwa disamping yang obyektif dan tidak memihak
adanya perlindungan Hak Asasi dan senantiasa menjunjung tinggi
Manusia, juga terdapat pemisahan hukum dan keadilan karna sejatinya
kekuasaan dalam negara yang kekuasaan ini adalah kekuasaan yang
menjamin keberadaan lembaga yang bebas dari pengaruh kekuasaan lain.
berfungsi memisahkan persengketaan Namun dilema yang terjadi di
warga dalam negara penjaga malam Indonesia dengan system rekrutmen
(klassiekerechtstaat).6 Hakim Agung yang terkontaminasi
dengan unsur politis atau masuknya
3
politisi kedalam jajaran Hakim
Jimly Asshiddiqie, Pokok-pokok Hukum Agung, seperti halnya Hakim yang
Tata Negara Indonesia, (Jakarta: PT Bhuana
ilmu populer, 2007), hlm 512
berasal dari Politisi seperti Gayus
4
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Lumbun. Karena perekrutan yang
Konstitusionalisme Indonesia, (Jakarta: terjadi melalui suatu komisi dan
Sinar Grafika, 2010), hlm 138 diusulkan kepada lembaga politik
5
Abu Daud Busroh, Sistem Pemerintahan maka penegakan hukum oleh
Republik Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara,
2001)
Kekuasaan Kehakiman yang
6
Sudargo Gautama. Pengertian tentang
7
negara hukum, dalam Muhtadi .Pengawasan Moh mahfud MD, Dasar dan Struktur
Hakim Indonesia,universitas andalas, 2008, Ketatanegaraan Indonesia, (Jakarta: Rineka
hlm 122 Cipta, 2000), hlm 117

2
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No.3 Sept.-Desember 2012, ISSN 1978-5186

merupakan kekuasaan yang merdeka belakangan ini terjadi perubahan


untuk menyelenggarakan peradilan kembali dengan UU No. 3/200912
akan semakin sulit. Dengan demikian tentang perubahan kedua dari UU
berdasarkan hal tersebut maka No.14/1985 tentang kekuasaan
apakah yang dimaksud Kemerdekaan kehakiman. Dengan demikian, telah
Hakim menurut Undang-Undang berkali-kali perubahan undang-
Dasar tahun 1945 dalam undang kehakiman bahkan
menjalankan tugasnya. perubahan terjadi pada grand norm
atau Konstitusi.
II. Pembahasan Untuk memastikan
terwujudnya kekuasaan kehakiman
Dalam usaha untuk
yang merdeka diperlukan jaminan
memperkuat prinsip kekuasaan
yang tegas dalam konstitusi, langkah
kehakiman yang merdeka berarti
besar yang dihasilkan dalam
suatu Kekuasaan yang berdiri sendiri
amandemen UUD 1945 tidak hanya
dan tidak dalam intervensi dari
menyebutkan secara eksplisit
kekuasaan lainya dalam menjalankan
kekuasaan kehakiman yang merdeka,
tugasnya untuk menegakan hukum
Pasal 24 Ayat (1) UUD 1945
dan keadilan8 maka sesuai dengan
menegaskan bahwa : “...kekuasaan
tuntutan reformasi di bidang hukum
kehakiman merupakan kekuasaan
telah dilakukan perubahan terhadap
yang merdeka untuk
Undang-undang Nomor 14/19709
menyelenggarakan peradilan guna
tentang ketentuan-ketentuan pokok
menegakkan hukum dan keadilan.”
kekuasaan kehakiman dengan
Tidak hanya itu, Pasal 24 Ayat
perubahan menjadi Undang-undang
(2) UUD 1945 mengamanatkan
Nomor 35/199910 melalui perubahan
bahwa kekuasaan kehakiman tidak
tersebut telah diletakan kebijakan
hanya dilakukan oleh sebuah
bahwa segala urusan mengenai
Mahkamah Agung tetapi juga oleh
peradilan baik yang menyangkut
sebuah Mahkamah Konstitusi.
teknis yudisial maupun urusan
Bahkan bagi seorang hakim, Pasal
organisasi dan finansial berada
24A Ayat (2) UUD 1945 secara
dibawah satu atap yakni Mahkamah
eksplisit menentukan, hakim agung
Agung, yang harus dilaksanakan
harus memiliki integritas dan
paling lambat lima tahun sejak
kepribadian yang tidak tercela, adil,
diundangkanya UU No. 35/1999
profesional, dan berpengalaman di
yang berarti bahwa sejak
bidang hukum Khusus untuk
diundangkanya undang-undang ini
menjaga kemandirian dan integritas
pembinaan badan peradilan umum,
hakim, amandemen UUD 1945 juga
badan peradilan agama, badan
memunculkan sebuah lembaga baru,
peradilan militer, dan badan
yaitu Komisi Yudisial namun apakah
peradilan tata usaha negara berada
kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman
dibawah Mahkamah Agung yang
oleh Mahkamah Agung dan
kemudian kembali diubah dengan
Mahkamah Konstitusi telah berjalan
UU No. 4/200411 dan kemudian
tanpa intimidasi dari lembaga lain.
8
Sudarsono. Kamus Hukum, (Jakarta:
Kekuasaan Kehakiman yang
Penerbit Rineka Cipta,1992), hlm 274 dilaksanakan oleh sebuah Mahkamah
9
LNRI 74 tahun 1970
10
LNRI 147 tahun 1999
11 12
LNRI 08 tahun 2004 LNRI 03 tahun 2009

3
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No.3 Sept.-Desember 2012, ISSN 1978-5186

Agung dan badan peradilan yang pada apapun, sedangkan makna


berada dibawahnya dalam bertanggungjawab justru menunjuk-
lingkungan peradilan umum, kan sebaliknya dalam perkataan lain,
lingkungan peradilan agama, kekuasaan kehakiman yang merdeka
lingkungan peradilan militer, dan bermakna kekuasaan yang tidak
lingkungan peradilan tata usaha terikat, lepas, dan tunduk pada
negara, dan oleh Mahkamah kekuasaan yang lain, sedangkan
Konstitusi sebagaimana termaktub kekuasaan kehakiman yang
ketentuan Pasal 24C ayat (1) UUD bertanggungjawab justru bermakna
Tahun 194513 yang memiliki kekuasaan kehakiman berada dalam
wewenang mengadili pada tingkat kaitan dengan dan tunduk pada
pertama dan terakhir dan bersifat kekuasaan yang lain dengan
final dalam menguji undang-undang demikian, terdapat kontradiksi antara
terhadap UUD Tahun 1945. kekuasaan kehakiman yang merdeka
Hal ini berarti kekuasaan dan kekuasaan kehakiman yang
kehakiman di Indonesia dilaksanakan bertanggungjawab.
oleh Mahkamah Agung dan Apabila secara esensial
Mahkamah Konstitusi dan diawasi kekuasaan kehakiman adalah
oleh Komisi Yudisial dimana merdeka, apakah kekuasaan
kekuasaan kehakiman tersebut kehakiman harus tetap
merupakan kekuasaan kehakiman bertanggungjawab dan apabila
yang merdeka dan bertanggung kekuasaan kehakiman bertanggung
jawab yang merupakan perwujudan jawab, maka kepada siapa dan dalam
dari asas kedaulatan rakyat, negara hal apa kekuasaan kehakiman
hukum, dan pemisahan kekuasaan. bertanggungjawab harus dilakukan
namun demikian, terdapat perbedaan dalam beberapa literatur ilmu
diametral antara konsep merdeka dan hukum, dikenal adanya judicial
bertanggungjawab dari kekuasaan independence (kemerdekaan
kehakiman. yudisial) dan judicial Kemerdekaan
Makna merdeka menunjukkan yudisial adalah accountability
tidak adanya ikatan dan tidak tunduk (akuntabilitas yudisial).
Kemerdekaan dari segala
13
macam bentuk pengaruh dan campur
UUD tahun 1945 amandemen ketiga, tangan kekuasaan lembaga lain, baik
Pasal 1 ayat (2) dan (3); pasal 3 ayat (1),(3),
dan (4); pasal 6 ayat (1) dan (2); pasal 6A
eksekutif maupun legislatif.
ayat (1),(2),(3); dan (5); pasal 7A, pasal 7B Independen dapat pula diartikan
ayat (1),(2),(3),(4),(5),(6), dan (7); pasal 7C; sebagai “The state of quality of being
pasal 8 ayat (1) dan (2); pasal 11 ayat (2) independent, esp a country freedom
dan (3); pasal 17 ayat( 4); BAB VIIA, pasal to manage all its affair, whether
22C ayat (1),(2),(3) dan (4); pasal 22D, ayat
(1),(2),(3), dan (4); BAB VIIB, pasal 22E
external or internal, without countrol
ayat (1),(2),(3),(4),(5), dan (6) pasal 23 by another country.14
ayat(1),(2),(3); pasal 23A; pasal 23C;Bab Jadi kemerdekaan yudisial
VIIIA; pasal 23E ayat (1),(2), dan( 3) pasal lebih bersifat struktural
23F; ayat (1) dan (2); pasal 23G ayat (1) dan kelembagaan, yakni dalam hubungan
(2), pasal 24 ayat (1)dan( 2); pasal 24A ayat
(1),(2),(3),(4), dan (5), pasal 24B pasal
antar lembaga kenegaraan atau
(1),(2),(3), dan (4); pasal 24C ayat cabang kekuasaan.
(1),(2),(3),(4),(5),dan (6) Undang-Undang
14
Dasar Negara Republik Indonesia tahun Blacks law Dictionary, Seven edition
1945 (USA: West group, 1999), hlm 774

4
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No.3 Sept.-Desember 2012, ISSN 1978-5186

Menurut Bagir manan, 3. internal independence (misalnya


Kekuasaan Kehakiman memang independensi dari atasan dan
lemah dibandingkan dengan rekan kerja) dan
kekuasaan legislatif karna secara 4. collective independence
konseptual tatanan politik. Dalam (misalnya adanya partisipasi
kenyataan yang terjadi kehakiman pengadilan dalam administrasi
selalu tidak berdaya menghadapai pengadilan, termasuk dalam
tekanan politik untuk menjaga agar penentuan budget pengadilan).
kekuasaan kehakiman yang merdeka Kemudian independensi yang
tetap utuh atau tanpa campur tangan tak kalah pentingnya ialah kebebasan
pihak/lembaga lain serta sistem atau kemerdekaan hakim dalam
administrasi, misalnya anggaran menfsirkan hukum, karna Mahkamah
belanja. Selama sistem anggaran Konstitusi sebagai salah satu
belanja kekuasaan kehakiman instrumen dalam menjalankan
tergantung pada kebaikan hati Kekuasaan Kehakiman memiliki
pemerintah sebagai pemegang kas suatu putusan yang bersifat final, hal
negara, maka berbagai upaya ini tentunya tidak ada upaya hukum
memperkuat kekuasaan kekuasaan lain maka pembatasan dan
kehakiman akan mengalami berbagai pemantauan Mahkamah Konstitusi
hambatan.15 agar tujuanya tidak keluar dari tujuan
Karena berbagai penyebab di utama penyelenggaraan kekuasaan
atas, upaya membebaskan kekuasaan kehakiman yakni menegakan hukum
kehakiman dari pengaruh kekuasaan dan keadilan.17
lain merupakan perjuangan terus- Prinsip kekuasaan kehakiman
menerus. Bagaimanapun, kekuasaan yang merdeka menghendaki agar
kehakiman yang merdeka merupakan hakim terbebas dari campur tangan,
salah satu prinsip penting dalam tekanan atau paksaan, baik langsung
negara demokrasi. Shimon Shetreet maupun tidak langsung dari
dalam Judicial Independence: New kekuasaan lembaga lain, teman
Conceptual Dimentions and sejawat, atasan, serta pihak-pihak
Contemporary Challenges membagi lain di luar peradilan. Sehingga
independence of the judiciary Hakim dalam memutus perkara
menjadi empat hal yaitu16: hanya demi kadilan berdasarkan
1. Substantive independence hukum dan hati nurani sulit memang
(independensi dalam memutus tapi bukanlah merupakan yang hal
perkara); tak mungkin bagi tegaknya
2. Personal independence (misalnya Kemerdekaan Kekuasaan
adanya jaminan masa kerja dan Kehakiman.
jabatan); Dalam pandangan Hakim
Agung Artidjo Alkostar, tidak ada
bangsa yang beradab tanpa adanya
pengadilan yang merdeka dan
15
bermartabat. Fungsi pengadilan
Bagir Manan, Restrukturisasi Badan merupakan salah satu tiang tegaknya
Peradilan, dalam Majalah Hukum Varia
Peradilan Tahun XX. No. 239,(
17
Jakarta,2005 ) Zulkarnain Rildwan, dalam Jurnal
16
Saldi isra, Kekuasaan Kehakiman Yang Konstitusi, Kompetensi Hakim Konstitusi
Merdeka dan Bertanggung Jawab di dalam penafsiran konstitusi ( Jakarta: MK,
Mahkamah Agung( 2010) 2011), hlm 85

5
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No.3 Sept.-Desember 2012, ISSN 1978-5186

negara yang berdaulat. Salah satu atasan dan rekan kerja,; kemerdekaan
elemen pengadilan adalah dalam partisipasi pengadilan
menyangkut faktor adanya termasuk dalam hal budget
pengadilan yang merdeka.18 pengadilan; Kemudian independensi
Mengenai kebebasan hakim, yang tak kalah pentingnya ialah
hakim itu pada asasnya bebas, tetapi kebebasan atau kemerdekaan hakim
kebebasanya tidak mutlak karna dalam menfsirkan hukum. Dan
kebebasan hakim tersebut diabatasi independensi kekuasaan kehakiman
baik secara makro maupun secara merupakan salah satu dasar untuk
mikro, faktor-faktor yang membatasi terselenggaranya pemerintah yang
secara makro ialah sistem politik, demokratis di bawah rule of law.20
sistem pemerintahan, sistem Dan mengingat profesi hakim
ekonomi, dan sebagainya faktor yang merupakan suatu profesi officium
membatasi hakim secara mikro ialah nobile maka harapanya dasar-dasar
Pancasila, UUD, Undang-Undang, independensi yang diagungkan
Kepentingan umum, Kesusilaan, dan dalam menegakan hukum dan
kepentingan para pihak jadi Hakim keadilan dipertegas dalam konstitusi
didalam memeriksa dan memutus sebagai grandnorm dalam
perkara tidak boleh bertentangan pelaksanaan kekuasaan Kehakiman.
dengan Pancasila, UUD, Undang-
Undang, Kepentingan umum, Daftar Pustaka
Kesusilaan, dan kepentingan para Hr, Ridwan, 2002 Hukum
pihak19 Administrasi Negara, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
III. Penutup Azhary, H.M. Tahir, 2003, Negara
Hukum: Suatu Studi tentang
Makna kemerdekaan
Prinsip-Prinsipnya, Dilihat
Kekuasaan Kehakiman baik pada
dari Segi Hukum Islam,
Mahkamah Agung maupun
Implementasinya pada Periode
Mahkamah Konstitusi dalam
Negara Madinah dan Masa
menegakan Kepastian dan Keadilan
Kini. Kencana, Bogor.
Hukum adalah kemerdekaan untuk
Asshiddiqie, Jimly, 2007, Pokok-
memutus perkara menurut
pokok Hukum Tata Negara
pandangan hukum hakim tanpa
Indonesia, PT Bhuana ilmu
intervensi; kemerdekaan secara
popular, Jakarta.
personal dalam hal jabatan dan hak
------------------------2010, Konstitusi
yang harus diperoleh oleh hakim,;
dan Konstitusionalisme
kemerdekaan secara internal
Indonesia, Sinar Grafika,
Kekuasaan Kehakiman seperti pada
Jakarta.
18
Artidjo Alkostar, Membangun Pengadilan
Daud Busroh, Abu , 2001, Sistem
Berarti Membangun Peradaban Bangsa, Pemerintahan Republik
dalam Majalah Hukum (Jakarta: Varia Indonesia, Bina Aksara,
Peradilan, 2005), No. 238 Jakarta.
19
Sudikno Mertokusumo, Kemandirian Muhtadi, 2008, Pengawasan Hakim
Hakim ditinjau dari struktur lembaga
kehakiman, sebagaimana diposting dalam
Indonesia, Tesis Magister
http://sudiknoartikel.blogspot.com/2008/03/ Hukum Universitas Andalas.
kemandirian-hakim-ditinjau-dari-
struktur.html diakses pada tanggal 4 juni
20
2012 pukul 23:22 wib Opcit hlm 85

6
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No.3 Sept.-Desember 2012, ISSN 1978-5186

Mahfud MD, Moh, 2000, Dasar dan


Struktur Ketatanegaraan
Indonesia, Rineka Cipta,
Jakarta.
Sudarsono. 1992, Kamus Hukum,
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Blacks law Dictionary, Seven edition
(USA: West group, 1999
Majalah Hukum (Jakarta: Varia
Peradilan, 2005), No. 238.
Sudikno Mertokusumo,
http://sudiknoartikel.blogspot.c
om/2008/03/kemandirian-
hakim-ditinjau-dari-
struktur.html
Majalah Hukum Varia Peradilan,
Tahun XX. No. 239, (Jakarta,
2005)
Saldi Isra, Kekuasaan Kehakiman
Yang Merdeka dan
Bertanggung Jawab di
Mahkamah Agung, Jakarta
2010
Jurnal Konstitusi, PKKPUU-MKRI,
Vol. 2, 2011.

Anda mungkin juga menyukai